10 malam terakhir ramadhan disebut

Liputan6.com, Jakarta Bulan Ramadhan tidak terasa hampir tiba di penghujung hari. Kini umat Islam akan memasuki 10 malam terakhir Ramadhan untuk sampai di hari kemenangan. Keistimewaan 10 hari terakhir di bulan Ramadhan bahkan telah dijelaskan Rasulullah SAW dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.

“Dari Aisyah RA, Rasulullah SAW sangat bersungguh-sungguh (beribadah) pada 10 hari terakhir (bulan Ramadan), melebihi kesungguhan beribadah di selain (malam) tersebut,” (HR. Muslim).

Dilansir dari laman Kemenag, hadis tersebut menunjukkan keutamaan semangat beribadah di 10 hari terakhir Ramadan. Hadis ini menceritakan sosok Nabi Muhammad SAW sebagai manusia yang paling giat dalam meraih ridho Allah SWT dengan bersungguh-sungguh memanfaatkan waktu di Bulan Ramadhan.

Rasulullah bersungguh-sungguh meningkatkan kualitas ibadah dan ketaatan selama bulan yang mulia ini. Kesungguhan beliau beribadah di 10 hari terakhir Ramadan melebihi kesungguhan beribadah di waktu lainnya.

Kesungguhan Rasulullah di 10 malam terakhir di bulan Ramadhan ini didasari beberapa faktor. Pertama, sepuluh hari terakhir merupakan penutup bulan Ramadan yang penuh berkah. Dan setiap amalan manusia dinilai dari amalan penutupnya.

Kedua, 10 malam terakhir adalah malam-malam yang paling dicintai oleh Rasulullah SAW. Ketiga, kerinduan akan keindahan lailatul qadar atau malam kemuliaan yang keutamaan beribadahnya melebihi beribadah sepanjang 1000 bulan.

Keempat, beliau memberikan contoh kepada umatnya agar tidak terlena dalam kesibukan mempersiapkan kebutuhan hari raya sehingga melupakan keutamaan beribadah di 10 hari terakhir.

Terdapat banyak keutamaan pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Karena itu, Rasulullah pun mengencangkan ibadahnya. Berikut ini adalah amalan yang dianjurkan Rasulullah pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan:

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Page 2

Oleh:

Lailatul qadar

Bisnis.com, JAKARTA - Bulan Ramadan sudah memasuki hari ke 20, artinya tersisa 10 hari lagi jelang hari raya Idulfitri.

Di sepuluh malam terakhir Ramadan, dikenal sebagai momen terbaik yang dikenal sebagai malam lailatul qadar.

Lantas apa sebenarnya keutamaan 10 hari terakhir ramadan atau lailatul qadar itu?

Baca Juga : Wapres Ma'ruf Amin: Perbanyak Amal Saleh, Kejar Lailatul Qadar

Dikutip dari Nu.or.id, bulan Ramadhan dibagi menjadi tiga fase. Fase pertama adalah sepuluh hari pertama yang merupakan fase rahmat dan kasih sayang Allah. Fase sepuluh hari kedua dinamakan fase maghfirah yakni ampunan dari Allah SWT, dan Fase sepuluh hari ketiga adalah Fase Itqun minan Nar yakni pembebasan dari api neraka.   

Fase 10 hari terakhir menjadi sangat istimewa dan selalu menjadi malam-malam favorit Rasulullah SAW. Beliau sudah memberikan contoh bagaimana memaksimalkan hari spesial 10 malam terakhir Ramadhan ini.   

Disebutkan dalam Kitab Fathul Mu’in tiga amalan utama yang mesti dilakukan pada sepuluh akhir Ramadhan adalah pertama memperbanyak sedekah, mencukupi kebutuhan keluarga, dan berbuat baik kepada karib-kerabat dan tetangga.   

Baca Juga : Ini Doa Saat Malam Lailatul Qadar

Kedua, memperbanyak membaca Al-Quran. Imam An-Nawawi menjelaskan, membaca Al-Quran di akhir malam lebih baik ketimbang awal malam dan membaca Al-Quran yang paling baik di siang hari adalah setelah shalat shubuh. Ketiga, memperbanyak i’tikaf di sepuluh terakhir Ramadhan.   

Kondisi pandemi Covid-19 saat ini tidak menghalangi umat Islam untuk melaksanakan ibadah i’tikaf. Menurut pandangan sebagian ulama mazhab Syafi’i, diperbolehkan i'tikaf  di ruangan dalam rumah yang dikhususkan untuk shalat. Hal ini disepadankan dengan prinsip "jika shalat sunnah saja yang paling utama dilakukan di rumah, maka i’tikaf di rumah semestinya bisa dilakukan”.   

Sementara Guru Besar tetap Universitas Indonesia Prof H Dadang Hawari menyatakan bahwa i’tikaf memiliki manfaat bukan hanya untuk kesehatan rohani. I'tikaf juga memiliki manfaat jasmani di antaranya mampu meningkatkan daya tahan tubuh dan mampu membangkitkan kekuatan baru. Itikaf juga mampu menghidupkan kembali hati, mendatangkan ketenangan dan ketentraman   

Baca Juga : Kapan Sebenarnya Malam Lailatul Qadar itu Datang?

Yang menjadikan lebih mulianya sepuluh malam terakhir ramadhan adalah malam Lailatul Qadar yang keutamaannya lebih baik dari 1000 bulan (83 tahun). Biasanya jika ingin meraihnya, Lailatul Qadar jatuh pada malam ganjil.    

Oleh karenanya i'tikaf di setiap 10 malam akhir bulan Ramadhan menjadi cara meraih malam mulia itu.   Prof Quraish Shihab dalam buku Membumikan Al-Qur’an (1999)  memaknai kata qadar pada lailatul qadar dengan tiga makna yakni pertama bermakna penetapan atau pengaturan, kedua berarti kemuliaan, ketiga berarti sempit. Dimaknai sempit karena banyaknya malaikat yang turun ke bumi untuk mengatur segala urusan.   

Pada malam ini, Allah menurunkan Al-Qur'an, menakdirkan segala urusan, hukum, rezeki dan ajal untuk jangka selama setahun. Malam Lailatul Qadar ditandai dengan situasi langit bersih, udara tidak dingin atau panas, langit tidak berawan, tidak ada hujan, bintang tidak nampak dan pada siang harinya matahari bersinar tidak begitu panas.  

Imam Al-Ghazali menyebutkan bahwa cara untuk mengetahui Lailatul Qadar bisa dilihat dari hari pertama dari bulan Ramadhan. Jika awalnya jatuh pada hari Ahad atau Rabu, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-29.   

Jika awalnya jatuh pada hari Senin maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-21. Jika awalnya jatuh pada hari Selasa atau Jum'at maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-27.

Jika awalnya jatuh pada hari Kamis maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-25. Jika awalnya jatuh pada hari Sabtu maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-23.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini : Ramadan, lailatul qadar

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Editor: Mia Chitra Dinisari

JawaPos.com – Bulan Ramadan kini sudah memasuki malam ke-22. Itu artinya kita melaksanakan ibadah puasa mulai memasuki 10 hari ketiga atau 10 hari terakhir bulan Ramadan di tahun ini.

Keistimewaan yang terkandung dalam 10 hari terakhir sangat besar adanya kemungkinan malam lailatul qadar. Meskipun tak diketahui secara pasti kapan persisnya malam yang lebih baik dari 1000 bulan ini datang, Rasulullah yang meningkatkan ibadah dan rutin melakukan iktikaf di masjid mengindikasikan malam lailatul qadar ada pada 10 hari terakhir.

Pada 10 hari terakhir bulan Ramadan, disebut sebagai pembebasan dari api neraka atau itqun minan nar sesuai dengan hadits Nabi. 10 hari pertama rahmat, 10 hari kedua maghfirah dan 10 hari terakhir itqun minan nar.

Keistimewaan Salat Tarawih Malam ke-22 Bulan Ramadan

Dosen Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al Qur’an (PTIQ), Dr. Abdul Muid Nawawi mengatakan, antara rahmat, maghfirah dan itqun minan nar adalah satu kesatuan yang berkelanjutan.  Untuk mendapatkan ketiganya sekaligus harus dimulai dari keseriusan kita sejak awal Ramadan sampai akhir dalam melaksanakan ibadah dan menempa diri dengan amalan kebaikan.

Selain melaksanakan ibadah puasa dan amalan ibadah lainnya di 10 hari pertama bulan Ramadan, juga membuka diri kita untuk memberikan rahmat, kasih sayang ke orang-orang.

Demikian juga pada 10  hari kedua bulan Ramadan, untuk mendapatkan maghfirah atau ampunan dari Allah, kita juga mensucikan diri kita dari penyakit hati seperti iri, dengki, sombong, jahat ke orang lain, dan sejenisnya. Sebaliknya kita berusaha membuka diri kita memberikan maaf ke orang orang dengan harapan kita juga mendapatkan ampunan dari Allah.

Otoritas Xinjiang Jamin Kebebasan Ibadah Ramadan Muslim Uighur

Dan di 10 hari terakhir bulan Ramadan, level mental dan spiritual kita seharusnya naik lagi. Untuk dapat terbebas dari api neraka, kita harus memiliki sifat penyayang, suci dari penyakit hati, membuka seluas luasnya pintu maaf ke orang lain dan melakukan hal-hal yang dapat membebaskan penderitaan atau kesusahan orang lain. Menurut Abdul Muid Nawawi,  neraka tidak hanya diartikan di akhirat kelak. Segala bentuk kesusahan di dunia juga termasuk neraka.

“Mau kah kita mendapatkan pembebasan dari api neraka di akhirat? Bebaskan neraka atau kesusahan orang di bumi ini. Untuk mampu membebaskan orang dari kesusahan, orangnya harus penyayang penuh rahmat, harus pemaaf, baru dia akan mampu punya kekuatan untuk membebaskan kesusahan- kesusahan orang,” tutur Abdul Muid Nawawi. “Kita tidak perlu banyak bermimpi terbebas dari neraka ketika di dunia ini sering membuat neraka bagi orang lain,” imbuhnya. (*)

Editor : Dinarsa Kurniawan

Reporter : Abdul Rahman

10 malam terakhir Ramadhan adalah babak paling penting di bulan mulia ini. Di 10 hari terakhir ini terdapat kemuliaan yaitu adanya lailatul qadar. Tips mendapatkan lailatul qadar jelang 10 hari terakhir Ramadhan tentu menjadi hal yang banyak dicari oleh kaum muslim. Adapun malam-malam lailatul qadar memang kerap disebut hadir pada malam-malam ganjil, seperti tanggal 21, 23, 25, 27 dan 29 Ramadhan.

10 malam terakhir Ramadhan sepatutnya membuat seorang hamba semakin termotivasi dalam beribadah. Sebab, tak ada lagi yang paling diinginkan bagi seorang hamba di dalam Ramadhan selain mendapatkan kemuliaan lailatul qadar. Kenapa mulia? Karena pada malam tersebut, Allah Subhanahu Wa Ta’ala anugerahkan kemuliaan serta kebaikan berlipat disbanding 1000 bulan.

Keistimewan lailatul qadar telah disebutkan dalam Al-Qur’an, Allah Ta’ala berfirman,

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al Qadar: 3).

An Nakho’i mengatakan, “Amalan di lailatul qadar lebih baik dari amalan di 1000 bulan.” (Lihat Latho-if Al Ma’arif, hal. 341). Segala amalan pada lailatul qadar lebih baik dari ibadah di 1000 bulan yang bukan lailatul qadar. Tentunya ini adalah hal yang luar biasa.

Baca juga: Amalan yang Bisa Dilakukan pada Malam Lailatul Qadar

10 Malam Terakhir Ramadhan Inilah Pesan Imam Masjidil Haram

Berikut adalah pesan penting Syaikh Maher bin Hamad Al Mu’aiqly (Imam Masjidil Haram) memberikan beberapa nasehat praktis agar kita   bisa meraih keutamaan dan keberkahan malam lailatul qadar di bulan Ramadhan, yaitu:

  1. Sedekahkan kepada siapa saja setiap hari minimal Rp 1.000 dalam 10 malam terakhir ini sehingga apabila Lailatul Qadar jatuh pada 10 malam terakhir maka sama dengan engkau menyedekahkan sebanyak Rp 1.000 selama 84 tahun atau Rp 1.000 x 365 hari x 84 tahun. Sedekah mudah di sini.
  2. Kerjakan shalat sunah minimal 2 rakaat tiap malam sehingga jika Lailatul Qadar jatuh pada 10 malam terakhir maka sama dengan engkau shalat 2 rakaat selama 84 tahun atau 2 rakaat x 365 hari x 84 tahun.
  3. Bacalah surat Al Ikhlas minimal 3 kali setiap malam hingga apabila Lailatul Qadar jatuh pada 10 malam terakhir maka sama dengan engkau mengkhatamkan Quran selama 84 tahun.
  4. Bacalah tafsir surat Al-Qadar, dan pahami apa yang sesungguhnya terjadi pada Lailatul Qadar. Kau akan merasakan keagungan dan kekuatannya, insya Allah.
  5. Jangan menunggu hingga malam ke 27 untuk memperbanyak amal shaleh dan beribadah semaksimal mungkin. Karena seluruh malam dari sepuluh malam terakhir seharusnya jadi targetmu. Bangunlah setiap malamnya. Jangan sampai kesempatan meraih Lailatul Qadar terlewati begitu saja.
  6. Hafalkan doa malam Lailatul Qadar yang diajarkan oleh baginda Rasulullaah shalallaahu ‘alaihi wasallam ini:

ALLAAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN, TUHIBBUL ‘AFWA FA’ FU’ANNI

(Ya Allah, Engkau maha pengampun dan menyukai pengampunan, maka ampunilah aku)

7. Sempatkan tidur siang (qailulah) sejenak jika memungkinkan.

8. Jangan lupakan keluargamu! Nabi Muhammad senantiasa membangunkan para istrinya pada malam-malam ini. Anak-anak pun bisa diajak beribadah untuk beberapa saat, walau mungkin tidak selama orang dewasa.   semangati dan berilah motivasi pada mereka!

9. Cara kita berpakaian dan mempersiapkan diri akan berpengaruh secara psikologis. Pakailah pakaian yang  bagus dan wewangian yang syar’i ketika beribadah

10. Jagalah perut agar tidak terlalu kenyang dan tidurlah segera setelah isya dan tarawih sekadar untuk            menyegarkan diri. Lalu bangunlah untuk mendirikan sholat malam.

11. Seluruh ibadah di bulan Ramadhan ini bukan lah ajang untuk pasang status (misalnya: “Alhamdulillaah,  nikmatnya bermunajat kepada-Nya malam ini” dsb) di Facebook atau media sosial lainnya Biarlah itu jadi rahasia indah antara engkau dengan Allah.

12. Banyak bersabar adalah kunci untuk mendapatkannya. 10 malam terakhir mungkin akan sangat melelahkan. Di siang hari anda mungkin masih harus bekerja, sekolah atau aktifitas lainnya. Ini adalah saat untuk mengerahkan   kesabaran semaksimal mungkin. Ingatlah Allah telah memberi kita kesempatan berharga (akan luasnya  ampunan) yang mungkin saja tidak datang lagi.

13.  Berbaik sangka kepada Allah. Ketika bermunajat, ingatlah kau sedang meminta  pada  Raja Yang Maha Pemurah dan Pengampun. Jika kau berharap yang terbaik, Dia akan memberimu yang  terbaik. Jangan ragu-ragu, yakinlah dan tumpahkan seluruh isi hatimu di hadapan-Nya. Jangan biarkan keragu-raguan dan prasangka buruk menjauhkanmu dari-Nya.

Baca juga: Gapai Keberkahan Lailatul Qadar dengan Sedekah Seribu Bulan

Berburu Kemuliaan di 10 Malam Terakhir Ramadhan

yang demikian adalah alternatif sekaligus tips yang bisa seorang muslim amalkan agar mendapat lailatul qadar di 10 malam terakhir ramadhan. Tentunya selain di atas, masih banyak lagi cara-cara yang bisa didapat dalam memperoleh kemuliaan malam 1000 bulan. Yang terpenting adalah tidak melewatkan malam-malam 10 hari terakhir Ramadhan tanpa mengisinya dengan ibadah dan amal sholeh. Semoga kita semua mendapatkan keberkahan dan kemuliaan lailatul qadar dengan sebaik-baiknya.