10 sutradara musik teratas di hollywood 2022

10 sutradara musik teratas di hollywood 2022
10 Film Tentang Musik dan Musisi yang Wajib Ditonton!

Ribuan judul film yang telah dirilis oleh di berbagai belahan dunia banyak membahas tentang musik atau musisi. Tak jarang film-film tersebut menceritakan perjalanan seorang musisi nyata ataupun mengisahkan sebuah kisah fiksi yang tidak kalah menguras emosi. Redaksi The Display tentu saja memiliki film favorit masing-masing yang membicarakan tentang musik, musisi, ataupun industri musik. Kami mengurasi 10 judul film yang wajib ditonton oleh penikmat musik di manapun kamu berada. Tidak peduli preferensi genre musikmu di dunia nyata, film-film ini menawarkan lebih dari sekadar iringan soundtrack yang memukau namun cerita yang mungkin inspiratif. Berapa judul yang kira-kira sudah kamu tonton? Yuk cek dulu daftar selengkapnya di bawah ini…

1. Inside Llewyn Davis

Film yang dibintangi oleh Oscar Isaac ini disutradarai oleh Coen bersaudara. Di tahun 1960-an, New York menjadi kota impian para musisi untuk mewujudkan karir mereka. Salah satu musisi yang sedang merintis karir adalah musisi folk bernama Llewyn Davis (Oscar Isaac). Setelah merampungkan rekaman satu album penuh, tidak disangka album tersebut tidak laku di pasaran. Label yang merilis karyanya pun sudah kehabisan akal untuk memasarkan album tersebut. Lama kelamaan, Llewyn Davis kehabisan uang yang menyebabkan ia harus hidup di jalanan. Menginap dari satu tempat seorang kawan ke kawan lainnya, Llewyn Davis harus menghadapi kenyataan pahit kerasnya industri musik Amerika Serikat. Di kehidupan pribadinya pun, sang musisi juga tidak terlalu beruntung. Kisah Llewyn Davis yang sedikit terinspirasi oleh biografi musisi Dave Van Rock terlihat sangat jujur, apa adanya, dan performa akting Oscar Isaac benar-benar intens. Dia bisa terlihat lemah di satu adegan, namun berubah begitu arogan dan menyebalkan di adegan lain. Judul pembuka yang tepat sebelum kamu menyelami 9 judul lainnya.

2. Almost Famous

Judul ini sepertinya sudah merupakan judul klasik yang tidak boleh dilewatkan penikmat musik ataupun penikmat film. Melalui film ini, para penonton diajak menyelami kehidupan ala rockstar lewat sudut pandang seorang jurnalis musik amatir. Cameron Crowe sebagai sutradara mampu membuat topik yang kelihatannya begitu berat terasa ringan lewat jokes dan respon polos sang jurnalis remaja – William Miller. Memiliki kemampuan di atas rata-rata anak seusianya, ia ingin membuktikan pada pihak kampus bahwa ia mampu menulis suatu karya yang fenomenal kepada profesornya. Maka ia memutuskan untuk ikut serta dalam tur sebuah band rock, Stillwater dan menulis untuk publikasi musik kenamaan Rolling Stone yang percaya bahwa sang jurnalis amatir sudah dewasa. Petualangannya dalam tur band tersebut membuka mata tentang realita di balik megahnya sebuah panggung rock. Film ini menjadi salah satu favorit kami, ditambah adegan super konyol saat pesawat band Stillwater mengalami turbulensi hebat.

3. A Star Is Born

“A Star Is Born” adalah judul film dengan premis sederhana yang mengisahkan begitu buruknya industri musik dan Hollywood. Setelah di remake beberapa kali, tahun 2018 lalu kami menyaksikan versi terbaru yang disutradarai Bradley Cooper. Cooper menggandeng penyanyi pop Lady Gaga. Diceritakan Ally (Lady Gaga) adalah seorang musisi dengan bakat terpendam yang belum tersalurkan dengan benar. Saat penyanyi rock terkenal Jackson Maine (Bradley Cooper) mengunjungi sebuah bar, ia bertemu Ally dan kagum dengan penampilannya yang memukau. Ally dan Jackson jatuh cinta dan mencoba bersama-sama membangun karir di dunia musik sebelum Jackson terlibat dengan penggunaan obat-obatan terlarang, alkohol, dan menderita depresi. Film ini menguak lebih dari sekedar dunia showbiz, namun juga kondisi mental para pekerja di dalamnya.

4. Amy

Salah satu film favorit redaksi The Display yang berbicara tentang musik adalah sebuah film dokumenter berjudul “Amy” yang mengisahkan hidup dari penyanyi Inggris, Amy Winehouse. Meninggal di usia muda yakni 27 tahun, kisah Amy Winehouse yang terlibat obat-obatan terlarang dan depresi ternyata bermula dari hubungannya yang tidak sehat dengan keluarga, pasangan, dan industri musik secara keseluruhan. Narator banyak menuturkan sosok Amy Winehouse sebelum ia populer, dan bagaimana popularitas serta pemberitaan media mampu mengubah narasi kepribadiannya yang sebenarnya lembut dan penuh passion atas musik menjadi sosok yang bermasalah. Masa lalu yang kelam dan pasangannya yang benar-benar abusive membuat depresi Amy semakin tidak tertahankan, dan film ini menguras air mata terutama jika kamu fans berat penyanyi blues yang gaya rambutnya khas banget ini.

5. The Sound of Music

Film ini bisa dimasukkan ke dalam kategori ‘old but gold’ karena memang masih relevan kalaupun ditonton di masa sekarang. “The Sound of Music” adalah sebuah drama musikal yang mengisahkan jalan hidup seorang gadis bernama Maria yang suka kebebasan dan tentu saja, musik. Tumbuh dewasa di sebuah biara, ia kemudian menjadi guru dari 7 orang anak yang ia ajari menyanyi dan berharmonisasi. Kagum pada hasil pengajaran Maria, sang ayah memuji kehebatan sang guru dan ikut menyanyi bersama anak-anak setelah lama dirundung kesedihan setelah kepergian sang istri. Film ini tidak hanya mengajarkan kekuatan musik sebagai pengobat luka, namun juga menyajikan semangat kekeluargaan dan kehidupan yang tidak selalu mulus, serta cinta yang bisa ditemukan di tempat yang paling tidak diharapkan.

6. Whiplash

“Whiplash”mengisahkan perjuangan seorang drummer musik jazz, Andrew Neiman yang kesulitan dalam memenuhi standard seorang instruktur jazz ternama. Mempunyai metode pengajaran yang dikenal keras, Andrew yang sangat percaya diri akan kemampuannya menjadi pesimis bisa memenuhi ekspektasi sang instruktur yang menuntut kesempurnaan. Film arahan Damien Chazelle ini menunjukkan bahwa kesombongan bisa mencegah seseorang untuk menjadi yang terbaik. Serta pencarian tiada henti pada kesempurnaan justru mematikan kreativitas yang sebenarnya sangat membebaskan. Akhir dari film juga menyeret kembali penonton pada realita yang kadang tidak sesuai dengan pengharapan.

7. Frank

Suka dengan tontonan yang cukup nyeleneh? “Frank”bisa jadi pilihan yang tepat untuk asupan film harianmu karena mengisahkan sekelompok musisi yang menderita berbagai gangguan mental. Seorang musisi bertalenta bernama Jon akhirnya memutuskan bergabung ke dalam sebuah band yang dimotori oleh Frank, yang selalu menggunakan topeng saat tampil. Menjalani tur bersama band ini serta berusaha membuat lagu dengan metode yang aneh, Jon menemukan kejanggalan dalam diri berbagai anggota band terutama sang pemimpin, Frank yang sangat misterius. Film ini lagi-lagi menempatkan musik sebagai perlindungan dari berbagai kecamuk yang melintas di kejiwaan para anggota band. Komedi satir yang ditampilkan juga cukup mengocok perut dan sarkasme khas Inggris juga mewarnai berbagai adegannya.

8. Control

Penggemar musik post-punk terutama band Joy Division kami rasa wajib menonton film “Control”. Film ini terinspirasi oleh kisah hidup frontman dari Joy Division yakni Ian Curtis. Ian Curtis yang memulai karir bermusiknya setelah menikah dan bekerja sebagai pegawai kantoran diceritakan kesulitan dalam membagi waktu untuk keluarganya dan band yang ia bangun. Menderita penyakit yang membuatnya kejang-kejang, Ian Curtis yang diperankan aktor Sam Riley banyak terlibat permasalahan dengan depresi, obat-obatan, dan rumah tangga yang di ujung tanduk. Film ini mengisahkan kegetiran hidup sang frontman dengan segala kekurangannya yang sungguh manusiawi.

9. High Fidelity

Nick Hornby adalah penulis dan novelis yang seringkali menjadikan musik menjadi basis dari narasi yang dibangunnya dan salah satu novel yang diadaptasi ke layar lebar adalah “High Fidelity”.  Mengubah lokasi cerita dari London ke Chicago, film ini menceritakan seorang penggemar musik, Rob Gordon (John Cusack), yang tidak begitu beruntung dalam urusan cinta. Ia memiliki sebuah toko rilisan fisik dan dibantu dengan duo Dick dan Barry seringkali mengolok-olok selera musik para pengunjung yang dianggap rendahan dan mereka membuat daftar putar khusus Rob untuk membantunya mengingat-ingat kesalahan yang ia lakukan sehingga dicampakkan oleh Laura. Kecintaannya pada musik ternyata tidak ditranslasikan dengan baik dan setara dengan cintanya pada Laura, sang kekasih yang menganggap Rob tidak memikirkan masa depan bagi hubungan mereka. Film ini mengajarkan bagaimana obsesi, hobi, dan hati harus dijalankan secara seimbang.

10. Amadeus

Penggemar musik klasik pasti akan sangat menikmati film drama “Amadeus”. Film yang dirilis tahun 1984 ini mengisahkah rivalitas antar para komposer yang hidup di jaman yang sama dengan Wolfgang Amadeus Mozart. Antonio Salieri, seorang seniman Italia digambarkan sebagai tokoh antagonis yang iri dengan kesuksesan Mozart dan merumuskan rencana licik untuk mensabotase karirnya hingga membunuhnya. Film ini dikisahkan dari sudut pandang Salieri dan bagaimana kesuksesan Mozart dan gaya hidupnya yang penuh hedonisme menimbulkan keirian mendalam di hati para seniman sezamannya. Ternyata industri musik di jaman tersebut sudah menunjukkan persaingan keras!

Rekomendasi tambahan yang bisa kamu simak:

  • Straight Outta Compton
  • Begin Again
  • School of Rock
  • Hustle & Flow
  • Phantom of The Paradise

Siapa sutradara terkenal di Indonesia?

7 Sutradara Terbaik Indonesia, Berprestasi hingga Internasional.
Mira Lesmana. Mira Lesmana, salah satu sutradara dan produser yang berhasil menghidupkan kembali perfilman di Indonesia tahun 2000-an. ... .
3. Garin Nugroho. ... .
4. Teguh Karya. ... .
Mouly Surya. ... .
6. Arifin C Noer. ... .
7. Joko Anwar..

Berapa Kekayaan James Cameron?

Kabarnya, James Cameron telah memperoleh lebih dari USD1,9 miliar atau setara dengan Rp27,4 triliun dari film-film yang digarapnya sepanjang karirnya sebagai sutradara. Sementara itu, total kekayaan bersihnya saat ini adalah sebesar USD700 juta atau setara dengan Rp10,1 triliun.

Siapakah sutradara teater dan film Indonesia yang sangat terkenal?

Inilah 10 sutradara terbaik Indonesia yang harus kamu tonton karya-karya filmnya!.
Usmar Ismail. * Nama Usmar Ismail sangat populer dalam dunia perfilman Indonesia. ... .
2. Teguh Karya. * ... .
3. Arifin C Noer. * ... .
4. Garin Nugroho. * ... .
Riri Riza. * ... .
6. Joko Anwar. * ... .
7. Hanung Bramantyo. * ... .
Angga Dwimas Sasongko. *.

Karya komposer film, jika semuanya berjalan sesuai rencana, dimaksudkan untuk tidak diketahui. Skor sebuah film dimaksudkan untuk mendukung adegan dan karakter dengan cara yang hampir tidak sadar, untuk menggerakkan penonton tanpa mereka mengetahui bahwa mereka sedang dipindahkan. Tentu saja, skor film yang bagus tidak bisa diketahui - mereka tak terlupakan. Tetapi seringkali pekerjaan seorang komposer adalah & nbsp; undervalued. Ini adalah aspek penting dari pembuatan film, dan yang dapat membuat semua perbedaan antara adegan yang terhubung dengan audiens atau tidak.

Jadi, dalam semangat upaya Collider yang berkelanjutan dari & NBSP; menyoroti semua aspek pembuatan film, saya telah menyusun daftar beberapa komposer film terbaik yang bekerja hari ini. Ini termasuk veteran yang sangat jelas dan pendatang baru dengan mungkin hanya beberapa karya di bawah ikat pinggang mereka, karena masing-masing dan setiap komposer yang disorot di sini membawa sesuatu yang istimewa bagi komunitas pembuatan film. Jadi lihatlah (dan dengarkan) di bawah ini.

Hans Zimmer

Pekerjaan terkenal: The Dark Knight, The Thin Red Line, Gladiator

Hans Zimmer tentu saja merupakan salah satu komposer paling terkenal yang bekerja saat ini, tetapi selama tiga dekade karirnya lebih, ia juga terbukti menjadi salah satu yang paling fleksibel. Dia selalu memiliki titik lemah untuk elektronik, seperti yang didengar dalam karya -karya awalnya seperti hari -hari guntur dan romansa sejati, tetapi dia mulai bercabang secara signifikan, berbalik dalam pekerjaan luar biasa pada raja singa, gladiator, dan garis merah tipis yang tak terlupakan - yang tak terlupakan - yang tipis - hal itu - yang tak terlupakan itu - garis merah tipis - hal itu - yang tak terlupakan - red red yang tipis - yang tak terlupakan - yang tipis - yang tipis - yang tipis - yang tipis - yang tidak terlupakan itu - yang tidak terlupakan - red red red - Tema yang masih digunakan dalam trailer film yang berlimpah. Dia sekarang menjadi kolaborator dekat Christopher Nolan, mengaduk -aduk beberapa skor yang benar -benar eksperimental dan menarik seperti Inception dan The Dark Knight, tetapi dia terus mengejutkan dengan beragam tema dalam film seperti 12 tahun seorang budak, Sherlock Holmes, dan Kung Fu Panda. Meskipun pasti ada keakraban bagi seseorang yang sama produktifnya dengan Zimmer, Anda tidak pernah tahu apa yang akan Anda dapatkan. is certainly one of the most well-known composers working today, but over the course of his three decades-plus career, he’s also proven to be one of the most versatile. He’s always had a soft spot for electronics, as heard in his early works like Days of Thunder and True Romance, but he began branching out significantly, turning in incredible work on The Lion King, Gladiator, and the unforgettable The Thin Red Line—his theme for which is still used in movie trailers galore. He’s now become a close collaborator of Christopher Nolan’s, churning out some truly experimental and exciting scores like Inception and The Dark Knight, but he continues to surprise with diverse themes in films like 12 Years a Slave, Sherlock Holmes, and Kung Fu Panda. While there’s certainly a familiarity to someone as prolific as Zimmer, you never quite know what you’re going to get.

John Williams

Pekerjaan terkenal: Star Wars, Indiana Jones, Harry Potter

Maksudku, jelas. John Williams adalah salah satu komposer terhebat sepanjang masa. Tidak ada seorang pun dalam sejarah yang bertanggung jawab atas tema yang lebih ikonik daripada dia, dan saya ragu siapa pun yang akan mendekati. Hanya satu Star Wars atau Indiana Jones akan cukup untuk membuat karier seseorang, tetapi Williams menumpuk mereka di atas yang lain - mis., Superman, Jaws, bahkan di rumah sendirian! Orang akan berpikir seseorang yang bertanggung jawab atas banyak karya ikonik itu pada akhirnya akan kehabisan tenaga, tetapi Williams secara konsisten menemukan ruang untuk bermain, baik itu jazz-nya menangkap saya jika Anda bisa mencetak gol, tema daftar Schindler yang menghantui, atau horor-nya yang diresapi horornya Soundtrack Jurassic Park. Dia tidak menunjukkan tanda -tanda melambat— "Tema Rey" di The Force Awakens adalah hebat - dan dia sekarang bertanggung jawab untuk mencetak masa kecil beberapa generasi dengan tema Harry Potter yang abadi.John Williams is one of the greatest composers of all time. No one in history is responsible for more iconic themes than he, and I’m doubtful anyone will ever come close. Just one Star Wars or Indiana Jones would be enough to make somebody’s career, but Williams stacked them one on top of the other—E.T., Superman, Jaws, even Home Alone! One would think someone responsible for that many iconic works would eventually run out of steam, but Williams has consistently found room to play, be it his jazz-infused Catch Me If You Can score, his haunting Schindler’s List theme, or his horror-infused Jurassic Park soundtrack. He’s showing no signs of slowing down—“Rey’s Theme” in The Force Awakens is terrific—and he’s now responsible for scoring the childhoods of multiple generations with his enduring Harry Potter theme.

Harga Steven

Pekerjaan Terkemuka: Gravitasi, Akhir Dunia, Suicide Squad

Steven Price sudah terlalu lama berada di tempat kejadian, tetapi dia tentu saja membuat kesan yang kuat. Pelariannya adalah pukulan satu-dua serangan blok dan akhir dunia, yang keduanya menampilkan skor berdenyut yang menonjolkan ketegangan di masing-masing film fiksi ilmiah dengan sempurna, dan kemudian ia menangani gravitasi Alfonso Cuaron yang sangat ambisius ke Oscar- hasil yang menang. Baru-baru ini ia mencelupkan kakinya ke perairan blockbuster dengan Suicide Squad dan membawa sentuhan modern ke film Perang Dunia II Fury, dan kolaborasi berikutnya dengan Edgar Wright pada pengemudi bayi yang digerakkan oleh musik menjanjikan untuk diperhatikan. hasn’t been on the scene for too long, but he’s certainly made a strong impression. His breakout was the one-two punch of Attack the Block and The World’s End, both of which featured a pulsing score that accentuated the tension in each of the sci-fi films perfectly, and then he tackled Alfonso Cuaron’s wildly ambitious Gravity to Oscar-winning results. Recently he’s dipped his toe into blockbuster waters with Suicide Squad and brought a modern twist to the World War II film Fury, and his next collaboration with Edgar Wright on the music-driven Baby Driver promises to be noteworthy.

Trent Reznor & Atticus Ross

Pekerjaan Terkenal: Jejaring Sosial, Gone Girl, The Girl with the Dragon Tattoo

Ketika diumumkan bahwa David Fincher akan mengarahkan "The Facebook Movie" jejaring sosial, ada banyak reaksi WTF. Jadi sudah sepantasnya bahwa pilihan komposernya adalah keputusan yang sama-sama menggaruk kepala. Trent Reznor dan Atticus Ross dari ketenaran Nine Inch Nails tentu saja berprestasi, tetapi tidak terlalu akrab dengan dunia penilaian film. Tampaknya itu tidak masalah, karena pekerjaan pemenang Oscar mereka di jejaring sosial memperkuat mereka sebagai komposer baru yang luar biasa (dan sangat menarik) di tempat kejadian. Lagu -lagu es mereka untuk The Girl With the Dragon Tattoo membawa pulang lanskap keras adaptasi buku terlaris Fincher, dan pekerjaan mereka tentang Gone Girl melampaui isyarat musik sederhana untuk menjadi sesuatu yang benar -benar lucu. Memang, karya mereka tentang Gone Girl mencerminkan aspek dikotomi dari cerita dengan skor romantis yang lengket untuk babak pertama film diikuti oleh twist yang gelap dan kejam. Meskipun tidak produktif, setiap kali Reznor dan Ross setuju untuk mencetak film adalah alasan untuk merayakannya.David Fincher would be directing “the Facebook movie” The Social Network, there were plenty of WTF reactions. So it was only fitting that his choice of composer was a similarly head-scratching decision. Trent Reznor and Atticus Ross of Nine Inch Nails fame were certainly accomplished musicians, but hadn’t been too familiar with the world of film scoring. That didn’t seem to matter, as their Oscar-winning work on The Social Network solidified them as incredible (and incredibly exciting) new composers on the scene. Their icy tracks for The Girl with the Dragon Tattoo drove home the harsh landscape of Fincher’s bestseller adaptation, and their work on Gone Girl transcends simple music cues to become something downright funny. Indeed, their work on Gone Girl mirrors the dichotomy aspect of the story with a gooey, romantic score for the film’s first half followed by a dark, violent twist. While not prolific, every time Reznor and Ross agree to score a film is reason to celebrate.

Jóhann Jóhannsson

Pekerjaan Terkenal: Sicario, Teori Segalanya, Kedatangan

Seberapa sering Anda mendengarkan musik yang benar -benar membuat Anda takut? Itu adalah skor komposer Islandia Jóhann Jóhannsson untuk drama Denis Villeneuve Sicario. Ini adalah film tentang banyak hal - tentang bagaimana Amerika merespons kekerasan di luar negeri, tentang kebijakan luar negeri, tentang apa artinya menjadi wanita di dunia pria - dan karya Jóhannsson semakin mengutam Skor yang benar -benar menghantui Anda saat Anda duduk di sana di teater yang gelap. Dan itu bukan sekali saja! Jóhannsson juga terbukti mahir dalam emosi yang lebih ringan, seperti skornya yang didorong oleh piano yang indah untuk teori segalanya. Reunionnya dengan Villeneuve untuk kedatangan drama sci-fi sama fantastisnya dengan yang Anda harapkan, dan ia membuat debut blockbuster di sekuel Villeneuve Blade Runner 2049.Jóhann Jóhannsson’s score for the Denis Villeneuve drama Sicario. It’s a film about many things—about how America responds to violence abroad, about foreign policy, about what it means to be a woman in a man’s world—and Jóhannsson’s work further bolsters the effectiveness of Villeneueve’s direction (and Roger Deakins’s cinematography) with a score that genuinely haunts you as you sit there in the darkened theater. And it’s not a one-off! Jóhannsson has also proved adept at lighter emotions, like his beautiful piano-driven score for The Theory of Everything. His reunion with Villeneuve for the sci-fi drama Arrival is just as fantastic as you’d expect, and he makes his blockbuster debut on Villeneuve’s sequel Blade Runner 2049.

Bear McCreary

Pekerjaan Terkenal: 10 Cloverfield Lane, Battlestar Galactica, The Walking Dead

Bear McCreary pertama kali membuat nama untuk dirinya sendiri di televisi, dengan pengantar banyak yang datang dengan judul pembuka yang tak terlupakan ke Battlestar Galactica. Sejak itu, ia mengambil moniker yang mirip dengan J.J. Abrams dari televisi, menyusun skor untuk berbagai acara hit smash seperti The Walking Dead, Outlander, dan Agents of S.H.I.E.L.D. Tapi karya filmnya mengambil lompatan besar ke depan dengan 10 Cloverfield Lane 2016. Karyanya pada thriller yang terkandung tidak hanya bagus untuk genre ini, atau bagus untuk 2016 - itu salah satu skor terbaik dalam beberapa tahun terakhir. Ada anggukan kuat pada karya Bernard Hermann di sini, sesuai dengan nada Hitchcockian film itu sendiri, tetapi berdiri sendiri sebagai karya yang benar -benar unik dan menyegarkan. Sementara tugas TV McCreary tidak diragukan lagi membuatnya sibuk, di sini berharap dia tetap satu kaki ditanam dengan kuat di dunia film fitur. first made a name for himself on television, with his introduction to many coming with the unforgettable opening titles to Battlestar Galactica. Since then, he’s taken on a moniker akin to the J.J. Abrams of television, composing the scores for various smash hit shows like The Walking Dead, Outlander, and Agents of S.H.I.E.L.D. But his feature film work took a massive leap forward with 2016’s 10 Cloverfield Lane. His work on the contained thriller is not just great for the genre, or great for 2016—it’s one of the best scores of the last few years. There’s a strong nod to the work of Bernard Hermann here, in keeping with the Hitchcockian tone of the film itself, but it stands on its own as a truly unique and refreshing piece of work. While McCreary’s TV duties no doubt keep him busy, here’s hoping he keeps one foot firmly planted in the feature film world.

Howard Shore

Pekerjaan Terkemuka: The Lord of the Rings, The Silence of the Lambs, Spotlight

Howard Shore telah memantapkan dirinya sebagai komposer yang luar biasa sebelum karya ikoniknya tentang trilogi Lord of the Rings dengan skor menghantui seperti Se7en dan The Silence of the Lambs, tetapi soundtrack ikoniknya untuk film Lord of the Rings adalah sesuatu yang lain. Fantasi hanya berfungsi jika suasananya sepenuhnya lengkap, dan tema -tema yang dibuat untuk Lord of the Rings sama integral dari cerita seperti sinematografi dan akting. Ini adalah pencapaian tengara (bahkan jika trilogi Hobbit secara keseluruhan kurang, pekerjaan pantai solid), dan bahkan lebih mengesankan ketika Anda melihat apa yang dilakukan Shore setelah waralaba itu. The Departed, Hugo, Twilight - pria itu serba guna, dan dia masih mengaduk -aduk pekerjaan yang menakjubkan seperti skornya yang minimal namun memengaruhi untuk pemenang gambar terbaik terbaru, Spotlight. had already established himself as an incredible composer before his iconic work on the Lord of the Rings trilogy with haunting scores like Se7en and The Silence of The Lambs, but his iconic soundtrack for the Lord of the Rings films is something else. Fantasy only works if the atmosphere is wholly complete, and the themes Shore crafted for Lord of the Rings are as integral to the story as the cinematography and acting. It’s a landmark achievement (even if The Hobbit trilogy as a whole is lacking, Shore’s work is solid), and it’s even more impressive when you look at what Shore did after that franchise. The Departed, Hugo, Twilight—the guy is versatile, and he’s still churning out stunning work like his minimal yet affecting score for the most recent Best Picture winner, Spotlight.

Danny Elfman

Pekerjaan terkenal: Beetlejuice, Edward Scissorhands, Good Will Hunting

Tidak seperti David Fincher meyakinkan Trent Reznor dan Atticus Ross untuk mencoba menulis film mereka, pembuat film Tim Burton merayu musisi Oingo Boingo Danny Elfman ke dunia film fitur dengan petualangan besar Pee-Wee dan keluar dari gerbang Suara unik. Kolaborasinya dengan Burton sangat bermanfaat, dari kesenangan jahat Beetlejuice hingga Edward Scissorhand yang emosional hingga Batman dan Batman yang benar -benar menarik. Tapi karyanya terpisah dari Burton, pada film-film yang bervariasi seperti Spider-Man dan Milk, juga sangat menarik. Beberapa sentuhan khasnya pasti telah melunakkan dalam dekade terakhir ini, tetapi dia masih suara yang menarik dan unik.David Fincher convincing Trent Reznor and Atticus Ross to try their hand at film composing, filmmaker Tim Burton wooed Oingo Boingo musician Danny Elfman to the feature film world with Pee-wee’s Big Adventure and right out of the gate, Elfman established himself as a unique voice. His collaborations with Burton have been incredibly fruitful, from the devilish playfulness of Beetlejuice to the emotional Edward Scissorhands to the downright exciting Batman and Batman Returns. But his work apart from Burton, on films as varied as Spider-Man and Milk, is mighty exciting as well. Some of his signature touches have certainly been toned down in the past decade or so, but he’s still an exciting and unique voice.

Alexandre Desplat

Pekerjaan Terkenal: The Grand Budapest Hotel, kasus penasaran Benjamin Button, Godzilla

Komposer Prancis Alexandre Desplat mengancam akan menjadi komposer paling produktif dalam waktu terpendek dengan banyak karya selama lima tahun terakhir, dan satu -satunya hal yang lebih mengesankan daripada volume skor Desplat adalah kualitasnya. Dia memiliki cara untuk mengatasi skor orkestra dari sudut pandang unik yang membuat mereka benar -benar menonjol, baik itu karyanya pada film -film Hallows Deathly dari franchise Harry Potter atau kesenangan dari kehidupan rahasia hewan peliharaan. Pekerjaan drama prestise -nya luar biasa - dari pidato raja ke Philomena kepada gadis Denmark - tetapi dia mampu mengubah segalanya secara signifikan agar sesuai dengan sutradara. Kolaborasinya dengan Wes Anderson di Fantastic Mr. Fox, Moonrise Kingdom, dan Grand Budapest Hotel sangat berbeda, dan ia cocok dengan nada menyedihkan dari The Curious Case of Benjamin Button karya David Fincher dengan sempurna. Salah satu karya yang menonjol adalah pada Gareth Edwards yang unik dari Godbuster Godzilla, dan itu adalah bukti keserbagunaannya bahwa ia mampu menghasilkan sesuatu yang berkualitas tinggi untuk film itu, kemudian berbelok tepat dan menangani permainan imitasi dengan penuh percaya diri.Alexandre Desplat threatened to become the most prolific composer in the shortest amount of time with a flurry of works over the past five years, and the only thing more impressive than the volume of Desplat scores is the quality. He has a way of tackling orchestral scores from unique points of view that makes them really stand out, be it his work on the Deathly Hallows films of the Harry Potter franchise or the playfulness of The Secret Life of Pets. His prestige drama work is tremendous—from The King’s Speech to Philomena to The Danish Girl—but he’s capable of switching things up significantly to suit his director. His collaborations with Wes Anderson on Fantastic Mr. Fox, Moonrise Kingdom, and Grand Budapest Hotel are remarkably distinct, and he matched the wistful tone of David Fincher’s The Curious Case of Benjamin Button perfectly. One of his standout works is on Gareth Edwards’ unique blockbuster Godzilla, and it’s a testament to his versatility that he’s capable of churning out something of such high quality for that film, then turning right around and tackling The Imitation Game with similar aplomb.

Carter Burwell

Notable Works: Fargo, Carol, In Bruges

While many composers have distinct voices, it’s hard to mistake a Carter Burwell score. His work with the Coen Brothers is particularly striking (I mean, that Fargo theme), but throughout films as varied as Kinsey, In Bruges, and Twilight his solitary piano is unmistakable. There’s an intimacy to Burwell’s work that suits particular films extremely well, and no one does lonely quite as well as Carter Burwell. Of course, he’s nowhere near burning out, as his score for 2015’s Carol is absolutely one of his best works yet. What other treasures lay on the horizon? We’ll surely find out.

Rich Vreeland/Disasterpeace

Notable Works: It Follows

Is one score enough to qualify as one of the most exciting composers working today? If that score is for It Follows then the answer is yes. Rich Vreeland (who sometimes goes by Disasterpeace) crafted a wonderful soundtrack for the terrific David Robert Mitchell horror film It Follows that is a pitch-perfect fit for the film’s throwback vibe. The movie feels at once like it could’ve stepped right out of the 80s and also like a refreshing twist on the horror genre. Vreeland’s score could have easily just mimicked the work of 80s Amblin movies or slasher pics, but instead he evokes that music without copying it. His score is wholly its own, pulsing, distressing, and entrancing all at the same time. And I can’t wait to see what he does next.

Johnny Greenwood

Notable Works: There Will Be Blood, The Master, We Need to Talk About Kevin 

Following in the tradition of plucking musicians from popular bands and thrusting them into the film music world, Radiohead guitarist made his narrative film composing debut on Paul Thomas Anderson’s masterful There Will Be Blood, and the result was something truly disturbing. Greenwood’s score echoes the loneliness and ugliness of Daniel Plainview, alternating between hypnotic strings and violent strumming, only adding to the tension of the film as a whole. His work on The Master was similarly unsettling, albeit a bit more esoteric, and his 70s-infused guitar-driven Inherent Vice score is rambling, just like the film’s protagonist. Greenwood doesn’t compose many films, but when he does, you best pay attention. You’re in for something different.

Thomas Newman

Notable Works: WALL-E, The Shawshank Redemption, Skyfall

With 13 Oscar nominations under his belt, Thomas Newman is certainly one of the most celebrated composers on this list—and for good reason. Newman’s career spans a vast array of films, but it was his beautiful score for The ShawshankRedemption with which he really broke through, toeing the line between foreboding and imposing. That would become a hallmark of his career, especially in his many collaborations with filmmaker Sam Mendes and his work on the critically acclaimed HBO miniseries Angels in America, but Newman has also proved capable of branching out, as with his dreamlike score for the Pixar masterpiece WALL-E. It’s this latter work that may be one of his best so far, but as of late Newman has had more than a few surprises up his sleeve, which makes the future of his career that much more exciting.

Dustin O'Halloran

Notable Works: Equals, Transparent, Lion 

The hypnotic piano tones of Dustin O’Halloran first came to light with Drake Doremus’ achingly intimate love story Like Crazy, and the guy has only refined his approach over time. There’s a trancelike quality to O’Halloran’s work, which was vital to Doremus’ underseen follow-up feature Breathe In as well as the sci-fi Equals, but also permeates in O’Halloran’s score for the acclaimed TV series Transparent. In the world of film composing, many can get caught up in massive orchestrations or experimental electronics, but with a simple piano O’Halloran works wonders.

Clint Mansell

Notable Works: Requiem for a Dream, Stoker, Black Swan

Clint Mansell’s theme for Requiem for a Dream remains, to this day, one of the most unsettling pieces of film music ever composed. That alone is enough to warrant consideration as one of the most exciting composers working today, but his continued collaboration with Darren Aronofsky on films like Black Swan and The Fountain has produced similarly fascinating results, not to mention his stirring work with Park Chan-wook on the sumptuous thriller Stoker.

Jon Brion

Notable Works: Eternal Sunshine of the Spotless Mind, Step Brothers, Punch-Drunk Love

For proof of Jon Brion’s talent, one need only look at Step Brothers. This incredibly silly comedy has no reason having a score this good, but Brion approaches the film just like any other, and it goes a long way towards humanizing the ridiculous characters played by Will Ferrell and John C. Reilly. Of course, Brion’s meandering piano also captures melancholy like nobody’s business in films like Eternal Sunshine of the Spotless Mind and ParaNorman, and his arresting score for the Paul Thomas Anderson romance Punch-Drunk Love is unforgettable.

James Newton Howard

Pekerjaan Terkenal: The Dark Knight, Michael Clayton, King Kong

James Newton Howard telah menjadi semacam tujuan bagi Hollywood, menangani skor untuk blockbuster seperti The Hunger Games, Batman Begins, King Kong, dan hampir setiap film M. Night Shyamalan. Karyanya di tahun 90 -an sama mengesankannya dengan outputnya hari ini, dengan skor buronnya masih bertahan dengan sangat baik, tetapi selalu menarik untuk melihat apa yang mungkin dia bawa ke meja selanjutnya, dengan bola curveball seperti Nightcrawler atau Charlie Wilson yang dilemparkan masuk untuk ukuran baik. has become something of a go-to for Hollywood, handling the scores for blockbusters like The Hunger Games, Batman Begins, King Kong, and just about every M. Night Shyamalan film. His work in the 90s is just as impressive as his output today, with his The Fugitive score still holding up incredibly well, but it’s always fascinating to see what he might bring to the table next, with curveballs like Nightcrawler or Charlie Wilson’s War thrown in for good measure.

Nick Cave & Warren Ellis

Pekerjaan Terkenal: Pembunuhan Jesse James oleh The Coward Robert Ford, Hell atau High Water

Ada alasan mengapa TCM mengadopsi tema dari pembunuhan Jesse James oleh The Coward Robert Ford untuk sebagian besar pemrogramannya - itu luar biasa. Memang, Nick Cave dan Warren Ellis bertanggung jawab atas beberapa skor yang benar -benar mencengangkan selain pekerjaan musik mereka yang lain, terutama dalam genre Barat. Baru tahun ini, mereka menyusun skor untuk neraka neo-barat yang hebat atau air tinggi, dan pendekatan atmosfer mereka sangat efektif dalam jenis film yang berpusat pada karakter ini.The Assassination of Jesse James by the Coward Robert Ford for much of its programming—it’s incredible. Indeed, Nick Cave and Warren Ellis have been responsible for some truly astonishing scores in addition to their other music work, especially within the Western genre. Just this year, they composed the score for the terrific neo-Western Hell or High Water, and their atmospheric approach is mighty effective in these character-centric kinds of films.

Mica Levi

Pekerjaan Terkenal: Di Bawah Kulit, Jackie

Tidak ada yang membuat musik seperti Mica Levi. Bukannya dia menggunakan instrumen yang sepenuhnya unik atau menciptakan cara -cara baru untuk membuat musik. Itu adalah bahwa pendekatannya untuk menyusun film adalah mencakup semua. Karyanya menyapu Anda seperti banjir emosi, dan sementara itu mungkin tidak cocok untuk setiap film, komposisinya untuk di bawah kulit adalah salah satu musik film yang paling mempengaruhi yang kami dengar dalam hal yang sangat, sangat lama waktu. Skornya mengalir seperti gelombang, naik dan turun, dan itu menghasilkan pengalaman menonton yang agak dunia lain. Sementara ini melayani kisah alien di bawah kulit dengan sangat baik, itu juga terbukti menjadi gelombang besar bagi Jackie, film pembuat film Pablo Larrain tentang Jackie Kennedy pada jam dan hari setelah pembunuhan suaminya. Sekali lagi, musik Levi membanjiri pemirsa, dan film ini lebih baik untuk itu.Mica Levi. It’s not that she’s using wholly unique instruments or is inventing new ways of making music. It’s that her approach to film composing is all-encompassing. Her work washes over you like a flood of emotions, and while that may not be the right fit for every film, her composition for Under the Skin was one of the most affecting pieces of film music we’d heard in a very, very long time. Her scores flow like waves, rising and falling, and it results in a viewing experience that’s somewhat otherworldly. While this served the alien story of Under the Skin extremely well, it also proves to be a swell fit for Jackie, filmmaker Pablo Larrain’s artful film about Jackie Kennedy in the hours and days following her husband’s assassination. Once again, Levi’s music overwhelms the viewer, and the film is all the better for it.

Dario Marianelli

Pekerjaan terkenal: Penebusan, Kubo dan Two Strings, V untuk Vendetta

Dario Marianelli adalah salah satu entri yang lebih menarik dalam daftar ini. Dia memenangkan Oscar untuk skor pendamaiannya yang luar biasa, namun dia masih merasa seperti dia terbang sedikit di bawah radar. Skornya untuk Jane Eyre dari Cary Fukunaga sangat indah, dan karyanya pada Anna Karenina yang ambisius di Joe Wright dengan sempurna menangkap teater film dengan twist Rusia. Tapi Marianelli baru-baru ini menjalin hubungan dengan orang-orang di Laika dengan pekerjaan luar biasa pada dua fitur animasi stop-motion yang sangat berbeda. Untuk Boxtrolls, Marianelli menyulap kerusakan dan nada aural yang membangkitkan dendam, sementara skornya untuk Kubo dan dua senar benar-benar mendebarkan. Fleksibilitas ini membuat saya semakin bersemangat untuk melihat apa yang dia lakukan selanjutnya. is one of the more fascinating entries on this list. He won an Oscar for his incredible typewriter-infused Atonement score, and yet he still feels like he’s flying a bit under the radar. His score for Cary Fukunaga’s Jane Eyre is devastatingly beautiful, and his work on Joe Wright’s ambitious Anna Karenina perfectly captures the film’s theatricality with a Russian twist. But Marianelli has recently struck up a relationship with the folks at LAIKA with incredible work on two very different stop-motion animated features. For The Boxtrolls, Marianelli conjures mischief and gluttony-evoking aural tones, while his score for Kubo and the Two Strings is downright thrilling. This versatility makes me all the more eager to see what he does next.

Siapakah 10 sutradara musik teratas di dunia?

Joe Hisaishi (B1950)..
Erich Korngold (1897-1957).
Howard Shore (lahir 1946).
John Barry (1933-2011).
Max Steiner (1888-1971).
Danny Elfman (lahir 1953).
Rachel Portman (lahir 1960).
Jerry Goldsmith (1929-2004).
3. Bernard Herrmann (1911-1975).

Siapakah 10 sutradara musik teratas di dunia?

John Barry (1933-2011).
Joe Hisaishi (B1950).
Ar Rahman (B1967).
Ennio Morricone (1928-2020).
4. Bernard Herrmann (1911-75).
Hans Zimmer (B1957).
John Williams (B1932).
Max Steiner (1888-1971).

Siapakah Direktur Musik No 1 di Dunia?

Komposer terlaris di dunia box OfficeBeta.

Siapa sutradara musik terbaik di dunia 2022?

2022 Oscar: Adam Blackstone bernama Direktur Musik - Billboard.Adam Blackstone Named Music Director – Billboard.