Nilai Investasi Korea Selatan di Indonesia (2010-2022*)
- A Font Kecil
- A Font Sedang
- A Font Besar
Menurut Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, pada awal Agustus 2022 pemerintah mengantongi komitmen investasi dari sejumlah perusahaan Korea Selatan, dengan nilai total mencapai Rp100,69 triliun atau sekitar US$6,78 miliar.
Seandainya terealisasi, nilai investasi tersebut merupakan yang paling masif sejak 2010.
Menurut data BKPM, pada 2010 nilai investasi dari Korea Selatan baru sebesar US$328,50 juta. Kemudian jumlahnya meningkat drastis di 2011 menjadi US$1,21 miliar.
Nilai investasi tertinggi dari Korea Selatan sebelumnya tercatat pada 2013, yaitu sebesar US$2,2 miliar. Kemudian di tahun-tahun berikutnya nilainya berfluktuasi hingga menjadi US$1,64 miliar pada 2021.
Selama periode 2010-2021 terdapat total 24.579 proyek investasi Korea Selatan di Indonesia. Proyek dari Negeri K-Pop ini paling banyak masuk pada 2020, yakni 5.468 proyek.
Adapun pada kuartal I 2022 investasi dari Korea Selatan ke Indonesia sudah mencapai US$445,6 juta, terbesar ke-7 setelah Singapura, Hongkong, Tiongkok, Jepang, Amerika Serikat, dan Malaysia.
(Baca: Ini Nilai Investasi dari Tiongkok, Jepang, dan Korsel ke RI)
YG Entertainment (Foto: Wikimedia Commons)
Kabar baik datang dari salah satu agensi hiburan terbesar di Korea Selatan, YG Entertainment. Agensi yang menaungi Lee Hi ini terpilih sebagai salah satu tempat kerja terbaik di Korea Selatan.
Dilansir Soompi, YG Entertainment masuk dalam 100 perusahaan terbaik versi Kementerian Tenaga Kerja Korea Selatan, yang mana mereka menjadi satu-satunya agensi hiburan yang masuk dalam daftar tersebut.
Adapun, daftar ini merupakan bagian dari inisiatif Presiden Moon Jae-in untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kerja. Selama satu tahun, Kementerian Tenaga Kerja melakukan penilaian berdasarkan beberapa indikator, termasuk upah dan jam kerja. Selain itu, otoritas juga melakukan survei terhadap beberapa pekerja dan meminta pendapat serikat pekerja sebelum menyelesaikan daftar.
Artis YG Entertainment (Foto: Berbagai sumber)
YG Entertainment dianggap pemerintah konsisten melibatkan anak muda dan perempuan dalam membangun industri kreatif serta punya peran langsung dalam penyebaran budaya Korea Selatan.
"Sebagai perusahaan maju yang akan terus menyebarkan budaya pop kita (K-Pop) ke seluruh dunia, kami akan bekerja dengan rasa tanggung jawab yang lebih besar. Kami berencana untuk terus mempekerjakan orang-orang berbakat di Korea Selatan dan tumbuh bersama," ungkap CEO YG Entertainment Yang Min-suk.
Jumlah karyawan YG Entertainment sendiri telah meningkat hingga 60 persen dan memiliki lebih dari 154 karyawan baru. Dari total karyawan agensi tersebut, 88 persen di antaranya masih berusia muda.
Yang Hyun-suk, yang menjadi pendiri dari YG Entertainment merasa bangga mampu membuat agensinya masuk dalam daftar perusahaan terbaik. Melalui media sosial Instagram, ia pun berkomitmen untuk menjadi perusahaan yang mencetak sosok-sosok yang berpengaruh di industri kreatif. Tak ketinggalan, dalam tulisan di unggahannya itu, Hyun-suk juga menyinggung soal album solo Seung Ri 'BIGBANG'.
Jakarta, CNBC Indonesia - Sektor jasa keuangan Indonesia yang tumbuh pesat dan memiliki potensi besar di masa depan tampaknya menjadi sasaran empuk bagi pelaku bisnis.
Tidak hanya konglomerasi lokal, investor raksasa finansial dunia pun tak mau ketinggalan, termasuk korporasi/perbankan Korea Selatan (Korsel). Hal ini terlihat dari cukup ramainya penetrasi bank/institusi keuangan asal Negeri K-Pop tersebut ke sejumlah perbankan dan jasa keuangan RI.
Masuknya lembaga keuangan global ke pasar finansial domestik juga diutarakan dalam riset Morgan Stanley yang menyebut bahwa tren merger dan akuisisi (M&A) akhir-akhir ini menunjukkan bahwa Indonesia membuka lebih banyak peluang kepada bank asing.
Dalam laporan bertajuk "M&A: Higher Foreign Participation to Enhance Capital Base and Efficiency," Morgan Stanley meyakini akselerasi akuisisi belakangan ini didorong oleh regulator yang lebih akomodatif dengan kebijakan relaksasi permodalan dan juga minat tinggi dari investor asing.
Salah satu yang paling gencar melakukan penetrasi di pasar keuangan Indonesia adalah investor yang berasal dari negeri Ginseng. Tercatat sejumlah perusahaan baru-baru ini mengakuisisi perbankan dalam negeri, sementara itu beberapa lainnya sudah lebih dulu masuk dan menjadi pemain di Indonesia.
Berikut adalah daftar institusi keuangan Korea Selatan yang melebarkan sayapnya hingga ke Nusantara.
1. Hanwha Life masuk ke Lippo Insurance
Perusahaan asuransi jiwa dari Korea, PT Hanwha Life Insurance Indonesia disebut akan mengambil alih asuransi milik Grup Lippo, PT Lippo General Insurance Tbk (LPGI) alias Lippo Insurance.
Berdasarkan Conditional Sale and Purchase Agreement (Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat) tanggal 1 April lalu, diketahui Hanwha Life akan berencana untuk membeli 42,79% saham Inti Anugerah Pratama (IAP) di LPGI dan dan 4,9% saham Star Pacific (LPLI) di LPGI.
Hanwha Life merupakan perusahaan asuransi jiwa pertama di Korea Selatan yang didirikan tahun 1946. Hanwha Life sendiri hanya kalah dari anak usaha raksasa teknologi Korea Selatan, Samsung Life Insurance dan tercatat sebagai perusahaan asuransi jiwa terbesar nomor dua di negara tersebut.
2. Woori Card ambil alih Batavia Prosperindo Finance
Pada Maret 2022 lalu, PT Batavia Prosperindo Internasional Tbk (BPII) dilaporkan akan menjual seluruh kepemilikan sahamnya di PT Batavia Prosperindo Finance Tbk (BPFI) kepada perusahaan asal Korea, Woori Card Co., Ltd.
Dengan demikian, akan terjadi perubahan pemegang saham pengendali pada BPFI.
Pada pengumuman terbaru, BPFI mengumumkan akan melaksanakan RUPSLB tanggal 16 Agustus mendatang. Salah satu mata acaranya adalah terkait persetujuan atas rencana perubahan pemegang saham pengendali perseroan.
Dalam pengumuman tersebut, manajemen BPFI juga menyampaikan bahwa perubahan pengendali terjadi karena adanya rencana pengambilalihan atas sebanyak 2.193.552.006 saham atau setara dengan 82,03%.
Dalam keterangan sebelumnya awal Maret lalu, perusahaan menyebut nilai keseluruhan Saham Yang Dijual sekurang-kurangnya adalah Rp 1 triliun.
Woori Card Co., Ltd sendiri merupakan perusahaan yang berbasis di Korea Selatan dan didirikan pada tahun 2013. Perusahaan utamanya bergerak dalam bisnis kartu kredit dan pembiayaan angsuran.
Dari bisnis kartu kredit, perusahaan diketahui menyediakan jasa penerbitan kartu kredit, sementara dari bisnis angsuran perusahaan menyediakan jasa angsuran dan cicilan mobil serta penyewaan mobil.
3. KB Kookmin Bank akuisisi Bank Bukopin dan Valbury Sekuritas
KB Kookmin masuk ke Bank Bukopin sejak Juli 2018 lewat rights issue dan menggenggam 22% saham perseroan. Kemudian menjadi pengendali tunggal BBKP pada September 2020 dengan menguasai 67% saham pasca private placement.
Pada Desember 2020 RUPS menyetujui pergantian nama dan pada Februari tahun lalu resmi berganti nama menjadi Bank KB Bukopin (BBKP).
Awal tahun ini anak usaha perusahaan yakni KB Securities juga mengakuisisi PT Valbury Sekuritas Indonesia yang berganti nama menjadi PT KB Valbury Sekuritas.
Selain di Bukopin dan Valbury, laman KB Kookmin juga mencatat, perbankan ini juga masuk ke perusahaan pembiayaan (multifinance) PT Finansia Multi Finance pada Juli 2020 dan mengubah namanya menjadi PT KB Finansia Multi Finance.
Sebelumnya lagi, pada awal 2019, KB Kookmin, lewat KB Capital mencaplok PT Sunindo Parama Finance dan mengubahnya menjadi PT KB Capital Sunindo Kookmin Best Finance.
Di samping itu, KB Kookmin juga punya lengan usaha di sektor asuransi, di bawah nama PT KB Insurance Indonesia yang termasuk KB Insurance Group. Perusahaan ini didirikan pada 1997 dengan nama PT LG Simas Insurance Indonesia dan berganti nama menjadi KB Insurance Indonesia pada 2015.
Dari Bank BUMN Korsel Hingga Hana Bank Masuk ke RI
4. The Korea Development Bank (KDB) akuisisi Tifa Finance
Pada September 2020, KDB berhasil mengambil alih mayoritas kepemilikan saham emiten pembiayaan Tifa Finance (TIFA) dan kemudian berganti nama menjadi KDB Tifa Finance.
KDB adalah bank BUMN Korsel yang didirikan sejak 1954 untuk membiayai dan mengelola proyek industri utama untuk meluaskan pengembangan industri dan ekonomi nasional Negeri Ginseng.
5. APRO Financial caplok Bank Dinar
APRO Financial adalah perusahaan pembiayaan dari Korea Selatan yang berfokus di sektor pinjaman konsumer. Perusahaan ini mengakuisisi ke Bank Dinar Indonesia (DNAR) pada 25 Oktober 2018 dengan membeli 77,38% saham perusahaan.
Kemudian, pada 8 Juli 2019 Bank Dinar melakukan penggabungan usaha (merger) dengan PT Bank Oke Indonesia (Bank Oke) yang juga dimiliki oleh APRO sebesar 99% (pada Mei 2017).
Pasca merger nama perusahaan berubah menjadi Bank Oke Indonesia (DNAR) dan APRO finansial saat ini menguasai 90,47% saham perusahaan dan bertindak sebagai pengendali.
6. Hana Financial Group
Pada tahun 2007, Hana Financial Group asal Korea Selatan mengakuisisi Bank Bima dan mengubah namanya menjadi PT Bank Hana. PT Bank Hana kemudian melakukan penggabungan usaha dengan PT Bank KEB Indonesia pada tahun 2013 sehingga berubah menjadi PT Bank KEB Hana.
Hana Bank juga ikut meramaikan kontestasi perbankan digital Tanah Air lewat Line Bank, bekerja sama dengan penyedia layanan pengiriman pesan dan sosial media Line.
Hana Financial Group sendiri didirikan pada 1971 dan saat ini memiliki 1.009 kantor cabang domestik dan luar negeri dan berada di peringkat ke-81 dalam daftar bank global.
7. Woori Bank Korea
Woori Bank Korea, bersama anak usahanya PT Bank Woori Indonesia, masuk ke PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk (SDRA) dengan mengakuisisi 33% saham bank pada Januari 2014.
Dengan masuknya Woori Bank, saham pengusaha Arifin Panigoro (pemilik Bank Himpunan Saudara) dan PT Medco Intidinamika dialihkan kepada Woori Bank Korea dan Bank Woori Indonesia.
Pasca merger akhir tahun 2014, nama perusahaan berubah menjadi PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (SDRA).
Woori Bank Korea sendiri, yang didirikan sejak 1899, memiliki 862 kantor cabang domestik dan beroperasi di 20 negara, termasuk Indonesia.
8. Industrial Bank of Korea (IBK)
Pada 28 Januari 2019, IBK mencaplok 71,68% saham PT Bank Mitraniaga Tbk (NAGA). Sebelumnya, pada 17 Januari 2019, IBK juga mengakuisisi 95,79% saham PT Bank Agris Tbk (AGRS) dan menjadi investor pengendali.
Kemudian, IBK melebur kedua bank tersebut serta secara resmi mengubah namanya menjadi PT Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS) pada 22 Agustus 2019.
Industrial Bank of Korea merupakan sebuah bank komersial yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Korea Selatan. Didirikan pada tahun 1961, bank yang berpusat di Seoul tersebut utamanya menyalurkan pembiayaan bagi pengusaha kecil dan menengah.
Intitusi Keuangan Kosel Juga Ramai-Ramai Bisnis Sekuritas
9. Shinhan Financial Group
Shinhan Financial Group juga merupakan salah satu grup finansial terbesar di Korsel. Di Indonesia, Shinhan Group masuk melalui Shinhan Bank Co. Ltd, dan mulai melakukan proses M&A pada 2007. Pada Maret 2015, bank mengakuisisi PT Bank Metro Express (BME) secara bertahap, yakni 40% saham pada Agustus dan 50% pada November.
Pada tahun yang sama, tepatnya 6 Desember 2016, bank melakukan merger dengan bank asal Surabaya PT Centratama Nasional Bank (CNB) pasca diakuisisi sepenuhnya oleh Shinhan.
Selain memiliki Shinhan Bank Indonesia, konglomerasi tersebut juga punya lini bisnis sekuritas, yakni lewat PT Shinhan Sekuritas Indonesia pasca akuisisi perusahaan lokal.
Shinhan Financial Group bermula dari Shinhan Bank, yang diluncurkan pada Juli 1982. Bank ini adalah bank pertama di Korea yang didanai secara eksklusif dengan modal swasta. Kemudian, Shinhan Financial Group diresmikan pada tahun 2001 dan kini memiliki 17 anak perusahaan, yang bergerak di industri perbankan, kartu kredit, sekuritas, asuransi, dan manajemen aset.
10. Mirae Asset Financial Group
Mirae Asset Financial Group, yang didirikan oleh Hyeon Joo Park pada Juli 1997, memiliki lini bisnis di Indonesia dengan mengendalikan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia.
Pada mulanya, Mirae Asset Sekuritas Indonesia didirikan pada 2002 dengan nama PT Monas Buana Securities dan mulai beroperasi sebagai sekuritas e-Trading pada 2003 lalu berganti nama menjadi PT Daewoo Securities Indonesia pada 2013 setelah 80% saham perusahaan dikendalikan.
Selanjutnya, pada 2016 Mirae Asset mengakuisisi Daewoo Securities dan menjadi pemegang saham pengendali dan akhirnya berubah nama menjadi Mirae Asset Sekuritas.
Sebagai informasi, Mirae Asset Financial Group saat ini telah berekspansi di 15 negara dengan modal ekuitas sebesar US$ 14,5 miliar dan total dana kelolaan (asset under management/AUM) per akhir Desember 2020 sebesar US$ 554 miliar. Selain di Indonesia, Mirae Asset Financial juga masuk ke pasar Singapura, Hongkong, Jepang, India, Australia, AS, sampai Brasil.
11. Korea Investment Holdings
Korea Investment Holdings menjejakkan kaki di Indonesia lewat Korea Investment & Securities Co., Ltd (KIS) dengan mengakuisisi perusahaan broker PT DANPAC Sekuritas pada Juli 2018. Seturut dengan itu, DANPAC berganti nama menjadi PT Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI).
Kemudian, pada April 2019 KISI mendirikan anak usaha, sebuah perusahaan manajer investasi (MI), dengan nama PT KISI Asset Management.
Saat ini, Korea Investment Holdings beroperasi di 10 kota besar di sejumlah negara, termasuk Jakarta, Singapura, Hong Kong, Beijing, London, sampai New York.
12. Nonghyup (NH) Financial Group
Group keuangan Korsel lainnya yang menceburkan diri ke bisnis sekuritas Tanah Air adalah Nonghyup Financial Group. Di Indonesia, NH Group masuk ke broker NH Korindo Sekuritas Indonesia lewat anak usahanya NH Investment & Securities (NHIS).
Mulanya, NH Korindo Sekuritas Indonesia didirikan pada 1990 di bawah nama Clemont Securities Indonesia sebelum diakuisisi 100% oleh Korindo Group yang merupakan salah satu perusahaan perkebunan di Indonesia yang merupakan anak usaha perusahaan asal Korsel Dongwha Enterprise.
Pada 2009, Woori Financial Group membeli 60% saham Clemont Securities dan mengubah namanya menjadi Woori Korindo Securities Indonesia. Lima tahun berselang, giliran NH Investment & Securities mengakuisisi 80% saham Woori Korindo Securities Indonesia dan akhirnya berganti nama kembali dengan menggunakan nama saat ini.
NH Investment & Securities didirikan pada 1969 dan saat ini memiliki 75 jaringan cabang domestik dengan 2 kantor perwakilan di luar Korsel.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Suram! Bank Berusia 2 Abad Hancur di Tangan Anak Muda
(fsd/vap)
Apa agensi terbesar di Korea Selatan?
PT apa saja yang ada di Korea Selatan?
Apa perusahaan terbesar di dunia?
Berapa jumlah perusahaan Korea di Indonesia?
Samsung Electronics dan SK Hynix adalah satu -satunya dua perusahaan Korea Selatan yang termasuk dalam 100 perusahaan TIK teratas global.
Federasi industri Korea mengumumkan pada 12 Juli bahwa 100 perusahaan TIK teratas global dalam hal kapitalisasi pasar hanya mencakup dua perusahaan Korea Selatan dan mereka adalah Samsung Electronics dan SK Hynix di masing -masing tempat kesembilan dan ke -56.
"100 perusahaan termasuk 56 AS, sembilan Cina, delapan Jepang, empat India dan tiga orang Taiwan," Federasi menjelaskan, menambahkan, "Mereka juga termasuk dua Korea Selatan, dua Kanada, dua AS dan dua perusahaan Jerman."
Menurut Federasi, daftar 200 teratas hanya mencakup lima perusahaan Korea Selatan dan tiga lainnya adalah Samsung SDI (114), Naver (120) dan Kakao (133). Di sisi lain, sebanyak 27 perusahaan Cina dan 17 Jepang ditemukan dalam daftar.
Ketika datang ke 100 teratas di industri semikonduktor, hanya SK Hynix dan SK Square yang berada di tempat ke -11 dan ke -63 sedangkan entri Cina, AS dan Taiwan masing -masing adalah 41, 31 dan 15. "Jumlah aktual Korea Selatan adalah salah satu di SK Square adalah perusahaan investasi dan perusahaan induk untuk SK Hynix," kata federasi, menambahkan, "jumlah perusahaan Korea Selatan dalam daftar 100 teratas di sektor ini berdiri di tiga bahkan jika Samsung Electronics, yang diklasifikasikan sebagai produsen perangkat keras, termasuk dalam daftar. "
Federasi ini juga menunjukkan bahwa rasio investasi-terhadap-penjualan perusahaan Korea Selatan relatif rendah. "Rasio mereka adalah 7,4 persen sedangkan angkanya adalah 17,1 persen, 15,4 persen, 13 persen dan 9,5 persen di Amerika Serikat, Belanda, Jepang dan Taiwan, masing -masing," katanya.
Simmtech Holdings
Simmtech
24%
Apakah Dongseo
Mineral non-energi
5%
TAMPAN
and M&A DB
Teknik Hansol
- 1%
- Top Eng
- 0%
- Sejong
4%
- Partron Private Equity Firms
- 16% M&A Transactions
- Biologi Samsung Companies Involved in M&A
(Buyer, Seller, or Target) - Teknologi Kesehatan M&A Advisors
(Investment Banks and Law Firms) - LX Semicon M&A Contacts
(PE and M&A Advisors)
39%
Shinsung Tongsang
15%
TAMPAN 9% Teknik Hansol 1% 4%
Produsen ManufakturTop Eng 0% Sejong Produsen Manufaktur 4% Partron 1 16% Biologi Samsung Proses industri 0.06 14% 2 Ts Konsumen tidak tahan lama 6% 1.32 14% 3 Ts Konsumen tidak tahan lama 6% 1.02 14% 4 Ts Konsumen tidak tahan lama 6% 0.56 3% 5 Simmtech Holdings Teknologi Elektronik 6% 0.28 3% 6 Simmtech Holdings Teknologi Elektronik Konsumen tidak tahan lama 1.17 3% 7 Dongbu Corporation Layanan Industri Layanan Industri 0.45 14% 8 Ts Konsumen tidak tahan lama Proses industri 1.03 14% 9 Ts Konsumen tidak tahan lama Layanan Industri 0.10 3% 10 Dongbu Corporation Layanan Industri 14% 2.73 14% 11 Ts Konsumen tidak tahan lama 6% 0.93 6% 12 Simmtech Holdings Teknologi Elektronik Proses industri 0.99 3% 13 Dongbu Corporation Teknologi Elektronik Proses industri 0.27 3% 14 Dongbu Corporation Layanan Industri Proses industri 0.10 3% 15 14% Layanan Industri Proses industri 0.62 14% 16 Ts Konsumen tidak tahan lama Keuangan 0.42 4% 17 Shinhan Financial Gr $ 25 miliar Keuangan 2.68 9% 18 CJ Cheiljedang $ 22 miliar Konsumen tidak tahan lama 0.94 8% 19 Tampilan LG $ 22 miliar Konsumen tidak tahan lama 0.93 8% 20 Tampilan LG $ 22 miliar Konsumen tidak tahan lama 0.59 8% 21 Tampilan LG Teknologi Elektronik 13% 0.75 Kt 22 Komunikasi Teknologi Elektronik 13% 1.33 9% 23 CJ Cheiljedang Teknologi Elektronik Keuangan 0.01 8% 24 Tampilan LG Teknologi Elektronik 13% 3.02 Kt 25 Komunikasi Teknologi Elektronik Keuangan 0.83 Kt 26 Komunikasi 7% 13% 1.28 Kt 27 Komunikasi 7% Konsumen tidak tahan lama 0.50 8% 28 Tampilan LG 7% Emart 0.75 $ 20 miliar 29 Perdagangan eceran 15% Posco International 0.25 Produsen Manufaktur 30 Samsung F&M In 15% Konsumen tidak tahan lama 1.30 8% 31 Tampilan LG Teknologi Elektronik 13% 0.88 Kt 32 Komunikasi Teknologi Elektronik 13% 0.62 8% 33 Tampilan LG Teknologi Elektronik Keuangan 0.22 13% 34 Kt Teknologi Elektronik 13% 1.34 Kt 35 Komunikasi 7% 13% 0.82 13% 36 Kt 7% Keuangan 2.61 Emart 37 $ 20 miliar 7% 13% 1.04 Kt 38 Komunikasi 7% 13% 0.46 Kt 39 Komunikasi 7% Keuangan 0.41 8% 40 Tampilan LG Teknologi Elektronik Konsumen tidak tahan lama 0.87 $ 20 miliar 41 Perdagangan eceran 15% Posco International 0.23 8% 42 Tampilan LG 15% Keuangan 2.86 8% 43 Tampilan LG 15% Keuangan 4.50 Posco International 44 Produsen Manufaktur Samsung F&M In Konsumen tidak tahan lama 0.28 8% 45 Tampilan LG Samsung F&M In Kogas 0.80 $ 19 miliar 46 Keperluan Samsung F&M In Kogas 0.06 8% 47 Tampilan LG Samsung F&M In 13% 1.03 Kt 48 Komunikasi Samsung F&M In Kogas 2.19 $ 19 miliar 49 Keperluan Samsung F&M In Keuangan 7.81 8% 50 Tampilan LG Samsung F&M In 13% 1.08 8% 51 Tampilan LG Teknologi Elektronik Posco International 0.80 8% 52 Tampilan LG Teknologi Elektronik Keuangan 0.47 13% 53 Kt Teknologi Elektronik Konsumen tidak tahan lama 0.62 8% 54 Tampilan LG Teknologi Elektronik Posco International 0.71 8% 55 Tampilan LG Teknologi Elektronik Konsumen tidak tahan lama 0.63 $ 19 miliar 56 Keperluan Teknologi Elektronik 13% 0.69 Kt 57 Komunikasi Teknologi Elektronik 13% 0.67 Kt 58 Komunikasi Teknologi Elektronik Konsumen tidak tahan lama 0.21 $ 19 miliar 59 Keperluan 6% Posco International 0.63 $ 19 miliar 60 Keperluan 6% 13% 2.28 8% 61 Tampilan LG 6% Konsumen tidak tahan lama 0.10 $ 19 miliar 62 Keperluan 6% Kogas 1.41 8% 63 Tampilan LG 6% 13% 2.22 Kt 64 Komunikasi 6% Emart 0.04 Emart 65 $ 20 miliar Perdagangan eceran 13% 20.68 Kt 66 Komunikasi Perdagangan eceran 13% 1.55 8% 67 Tampilan LG Perdagangan eceran 13% 1.38 Kt 68 Komunikasi Perdagangan eceran Posco International 0.02 Kt 69 Komunikasi Perdagangan eceran 13% 0.74 Kt 70 Komunikasi Perdagangan eceran 15% 0.23 9% 71 Posco International Perdagangan eceran 13% 2.12 Kt 72 Komunikasi Perdagangan eceran 13% 0.03 Kt 73 Komunikasi Perdagangan eceran Keuangan 0.10 8% 74 Tampilan LG Teknologi Elektronik Keuangan 0.25 9% 75 13% Teknologi Elektronik 13% 1.38 Kt 76 Komunikasi Teknologi Elektronik Keuangan 0.55 8% 77 13% Teknologi Elektronik Keuangan 0.00 8% 78 Tampilan LG Teknologi Elektronik 15% 0.05 8% 79 Tampilan LG Teknologi Elektronik Konsumen tidak tahan lama 0.74 8% 80 Tampilan LG Teknologi Elektronik Kogas 0.15 8% 81 Tampilan LG Teknologi Elektronik Konsumen tidak tahan lama 0.02 8% 82 Tampilan LG Teknologi Elektronik Emart 0.87 Kt 83 Komunikasi Teknologi Elektronik Posco International 0.84 Produsen Manufaktur 84 Samsung F&M In Teknologi Elektronik Kogas 2.86 $ 19 miliar 85 Keperluan Teknologi Elektronik Posco International 0.94 Kt 86 Komunikasi Teknologi Elektronik Konsumen tidak tahan lama 0.08 $ 20 miliar 87 Perdagangan eceran 15% Posco International 0.22 Produsen Manufaktur 88 Samsung F&M In 15% Posco International 1.45 Kt 89 Komunikasi 15% 13% 0.83 8% 90 Tampilan LG 15% Kogas 3.00 Kt 91 Komunikasi 15% Posco International 0.92 9% 92 Produsen Manufaktur 15% Keuangan 2.38 8% 93 Tampilan LG 15% Konsumen tidak tahan lama 0.08 4% 94 Posco International 15% 13% 1.11 13% 95 Kt 15% 13% 0.47 9% 96 Kt 15% Emart 0.46 $ 20 miliar 97 Perdagangan eceran 15% Kogas 0.22 Kt 98 Komunikasi 15% 13% 0.38 Kt 99 Komunikasi 15% Posco International 0.76 8% 100 HDC Holdings $ 4 miliar Keuangan 0.72 8% 101 Kolonglobal $ 4 miliar Keuangan 1.32 8% 102 Kolonglobal $ 4 miliar Keuangan 1.33 8% 103 Kolonglobal $ 4 miliar Layanan Industri -11.47 25% 104 E1 Keperluan 12% 0.87 8% 105 Kolonglobal Keperluan 12% 1.05 Asiana Airlines 106 Angkutan Keperluan Keuangan 0.64 8% 107 Kolonglobal Keperluan Keuangan 2.68 12% 108 Asiana Airlines Keperluan 12% 0.30 Asiana Airlines 109 Angkutan Keperluan Keuangan 2.16 12% 110 Asiana Airlines Keperluan 12% 0.07 Asiana Airlines 111 Angkutan Keperluan 12% 0.47 Asiana Airlines 112 Angkutan Keperluan Keuangan 0.89 8% 113 Kolonglobal Keperluan 12% 2.74 Asiana Airlines 114 Angkutan Keperluan 12% 0.08 Asiana Airlines 115 Angkutan Keperluan 12% 0.84 12% 116 Asiana Airlines Keperluan 12% 0.19 Asiana Airlines 117 Angkutan Keperluan 12% 0.36 Asiana Airlines 118 Angkutan Keperluan 12% 0.83 8% 119 Asiana Airlines Keperluan Keuangan 4.53 8% 120 Kolonglobal Keperluan 12% 1.16 Asiana Airlines 121 Angkutan Keperluan 12% 1.26 Asiana Airlines 122 Angkutan Keperluan 12% 1.06 Asiana Airlines 123 Angkutan Keperluan 12% 2.51 Asiana Airlines 124 Angkutan Keperluan 12% 0.84 Asiana Airlines 125 Angkutan Keperluan 12% 0.10 8% 126 Kolonglobal Keperluan 12% 0.14 8% 127 Asiana Airlines Keperluan 12% 0.92 Asiana Airlines 128 Angkutan Keperluan 12% 2.07 Asiana Airlines 129 Angkutan Keperluan Keuangan 0.80 12% 130 Asiana Airlines Keperluan 12% 0.83 Asiana Airlines 131 Angkutan Keperluan 12% 1.11 Asiana Airlines 132 Angkutan Keperluan 12% 0.09 Asiana Airlines 133 Angkutan Keperluan 12% 0.15 Asiana Airlines 134 Angkutan Keperluan 12% 0.40 Asiana Airlines 135 Angkutan Keperluan Keuangan 0.28 Asiana Airlines 136 Angkutan Keperluan Keuangan 5.67 12% 137 Asiana Airlines Angkutan 12% 1.23 8% 138 Asiana Airlines Angkutan 12% 0.06 Asiana Airlines 139 Angkutan Angkutan 12% 2.03 Asiana Airlines 140 Angkutan Angkutan 12% 0.67 Asiana Airlines 141 Angkutan Angkutan 12% 0.44 8% 142 Asiana Airlines Angkutan & nbsp; 0.58 Daesang Holdings 143 $ 3 miliar Angkutan 12% 1.69 8% 144 Asiana Airlines Angkutan & nbsp; 0.39 Daesang Holdings 145 $ 3 miliar Angkutan 12% 0.25 12% 146 Asiana Airlines Angkutan Layanan Industri 0.63 12% 147 Asiana Airlines Angkutan 12% 0.13 Asiana Airlines 148 Angkutan Angkutan 12% 2.00 Asiana Airlines 149 Angkutan Angkutan 12% 0.50 Asiana Airlines 150 Angkutan Angkutan 12% 0.14 8% 151 Kolonglobal Angkutan 12% 0.25 8% 152 Kolonglobal Angkutan 12% 0.50 8% 153 Kolonglobal Angkutan 12% 2.41 Asiana Airlines 154 Angkutan Angkutan Keuangan 3.54 & nbsp; 155 Daesang Holdings Angkutan & nbsp; 0.92 Daesang Holdings 156 $ 3 miliar Angkutan 12% 1.51 Asiana Airlines 157 Angkutan Angkutan & nbsp; 0.58 & nbsp; 158 Daesang Holdings Angkutan Keuangan 2.64 Asiana Airlines 159 Angkutan Angkutan 12% 0.09 Asiana Airlines 160 Angkutan Angkutan 12% 0.56 8% 161 Kolonglobal Angkutan 12% 0.43 Asiana Airlines 162 Angkutan Angkutan Keuangan 2.78 & nbsp; 163 Daesang Holdings Angkutan 12% 1.33 12% 164 Asiana Airlines Angkutan 12% 1.09 Asiana Airlines 165 Angkutan Angkutan Keuangan 3.34 Asiana Airlines 166 Angkutan Angkutan 12% 1.01 Asiana Airlines 167 Angkutan Angkutan 12% 0.71 Asiana Airlines 168 Angkutan Angkutan 12% 0.12 8% 169 & nbsp; Angkutan 12% 0.04 8% 170 Kolonglobal Angkutan Layanan Industri 1.30 Asiana Airlines 171 Angkutan Angkutan Keuangan 1.03 & nbsp; 172 Daesang Holdings Angkutan Keuangan 0.50 Asiana Airlines 173 Angkutan Angkutan 12% 1.62 Asiana Airlines 174 Angkutan Angkutan Keuangan 5.99 Daesang Holdings 175 $ 3 miliar Angkutan 12% 0.10 8% 176 Asiana Airlines Angkutan Keuangan 1.97 Asiana Airlines 177 Angkutan Angkutan 12% 0.63 Asiana Airlines 178 Angkutan Angkutan 12% 0.34 & nbsp; 179 Daesang Holdings Angkutan Keuangan 0.59 12% 180 Asiana Airlines Angkutan 12% 0.66 Asiana Airlines 181 Angkutan Angkutan 12% 0.59 8% 182 Asiana Airlines Angkutan 12% 0.67 Asiana Airlines 183 Angkutan Angkutan 12% 0.81 8% 184 Kpic $ 2 miliar Proses industri 0.03 11% 185 Celltrion $ 2 miliar Proses industri 0.19 11% 186 Celltrion $ 2 miliar Proses industri 0.24 11% 187 Celltrion $ 2 miliar Proses industri 0.54 11% 188 Celltrion $ 2 miliar Proses industri 3.63 11% 189 Celltrion $ 2 miliar Proses industri 0.83 11% 190 Celltrion $ 2 miliar Teknologi Kesehatan 0.03 16% 191 Kumho Ind $ 2 miliar Durables konsumen 3.14 19% 192 Hyundai Eleve $ 2 miliar Produsen Manufaktur 0.17 6% 193 Hyosung Chemical $ 2 miliar Proses industri 0.61 11% 194 Celltrion $ 2 miliar Teknologi Kesehatan 0.32 16% 195 Kumho Ind $ 2 miliar Teknologi Kesehatan 0.71 16% 196 Kumho Ind $ 2 miliar Teknologi Kesehatan 1.35 16% 197 Kumho Ind $ 2 miliar Proses industri 0.84 11% 198 Celltrion $ 2 miliar Produsen Manufaktur 3.43 6% 199 Hyosung Chemical $ 2 miliar 20% 0.01 Hyundai Electric 200 1% $ 2 miliar Taekwang Ind 0.05 11% 201 Celltrion $ 2 miliar Taekwang Ind 0.04 Hyundai Electric 202 1% $ 2 miliar Teknologi Kesehatan 0.52 16% 203 Kumho Ind $ 2 miliar Proses industri 0.53 11% 204 Celltrion $ 2 miliar Durables konsumen 4.41 6% 205 Hyosung Chemical $ 2 miliar 20% 0.07 16% 206 Kumho Ind Durables konsumen Proses industri 0.15 19% 207 Hyundai Eleve Durables konsumen 20% 0.62 Hyundai Electric 208 1% Durables konsumen Proses industri 0.07 11% 209 Celltrion Durables konsumen Teknologi Kesehatan 0.44 16% 210 Kumho Ind Durables konsumen Proses industri 1.12 11% 211 19% Durables konsumen 20% 1.16 Hyundai Electric 212 1% Durables konsumen Proses industri 1.70 19% 213 Hyundai Eleve Durables konsumen 19% 0.67 11% 214 Celltrion Durables konsumen 19% 0.44 8% 215 Hyundai Eleve Durables konsumen Produsen Manufaktur 0.66 Hyundai Electric 216 1% Durables konsumen Produsen Manufaktur 1.35 19% 217 Hyundai Eleve Durables konsumen Taekwang Ind 0.14 16% 218 Kumho Ind Durables konsumen Produsen Manufaktur 1.21 Hyundai Electric 219 1% Durables konsumen 20% 0.12 11% 220 Celltrion Durables konsumen 19% 0.37 11% 221 Celltrion Durables konsumen 19% 0.51 11% 222 Celltrion Durables konsumen Proses industri 1.30 11% 223 Celltrion Durables konsumen 19% 2.09 Hyundai Eleve 224 Produsen Manufaktur Durables konsumen Proses industri 0.46 8% 225 19% Durables konsumen 19% 0.75 Hyundai Eleve 226 Produsen Manufaktur Durables konsumen Proses industri 2.21 11% 227 Celltrion Durables konsumen Teknologi Kesehatan 0.58 16% 228 Kumho Ind Durables konsumen Proses industri 1.85 11% 229 19% Durables konsumen 19% 0.87 16% 230 Kumho Ind Durables konsumen Proses industri 0.00 8% 231 19% Durables konsumen Proses industri 0.22 8% 232 19% Durables konsumen Proses industri 0.16 19% 233 Hyundai Eleve Durables konsumen Teknologi Kesehatan 1.29 11% 234 16% Durables konsumen Proses industri 0.40 11% 235 19% Durables konsumen Proses industri 1.47 6% 236 Hyosung Chemical Durables konsumen Proses industri 1.68 11% 237 19% Durables konsumen 19% 0.49 Hyundai Eleve 238 Produsen Manufaktur Durables konsumen 19% 0.88 16% 239 Kumho Ind Durables konsumen Teknologi Kesehatan 0.69 16% 240 Kumho Ind Durables konsumen Proses industri 1.34 19% 241 Hyundai Eleve Durables konsumen Proses industri 3.40 19% 242 Hyundai Eleve Durables konsumen 20% 0.34 16% 243 Kumho Ind Durables konsumen 19% 0.01 11% 244 Hyundai Eleve Durables konsumen Proses industri 0.42 19% 245 Hyundai Eleve Durables konsumen Proses industri 1.03 11% 246 19% Durables konsumen Proses industri 1.49 11% 247 Celltrion Durables konsumen Proses industri 2.33 11% 248 Celltrion Durables konsumen 19% 0.06 Hyundai Eleve 249 Produsen Manufaktur Durables konsumen Produsen Manufaktur 0.34 6% 250 Hyosung Chemical Durables konsumen Durables konsumen 6.55 19% 251 Hyundai Eleve Durables konsumen Proses industri 0.01 19% 252 Hyundai Eleve Durables konsumen Proses industri 0.22 16% 253 Kumho Ind Durables konsumen Proses industri 0.25 11% 254 Celltrion Durables konsumen 20% 0.68 11% 255 Hyundai Electric Durables konsumen 19% 1.48 Hyundai Eleve 256 Produsen Manufaktur Durables konsumen 19% 0.14 19% 257 Hyundai Eleve Durables konsumen Proses industri 1.88 19% 258 Hyundai Eleve Durables konsumen Proses industri 0.20 19% 259 Hyundai Eleve Durables konsumen Produsen Manufaktur 0.60 Hyundai Electric 260 1% Durables konsumen Teknologi Kesehatan 0.87 11% 261 16% Durables konsumen 20% 0.29 Hyundai Electric 262 1% Durables konsumen 20% 0.36 19% 263 Hyundai Eleve Durables konsumen 19% 0.97 11% 264 Celltrion Durables konsumen Teknologi Kesehatan 0.07 9% 265 Teknik Hansol $ 1 miliar Teknologi Elektronik 0.79 1% 266 Top Eng $ 1 miliar Teknologi Elektronik 0.30 1% 267 Top Eng $ 1 miliar Teknologi Elektronik 0.79 1% 268 Top Eng $ 1 miliar Teknologi Elektronik 0.23 1% 269 Top Eng $ 1 miliar Teknologi Elektronik 0.24 9% 270 1% $ 1 miliar Teknologi Elektronik 0.01 1% 271 Top Eng $ 1 miliar Teknologi Elektronik 1.66 1% 272 Top Eng $ 1 miliar Teknologi Elektronik 0.33 1% 273 Top Eng $ 1 miliar 0% 0.52 Sejong 274 Produsen Manufaktur $ 1 miliar Teknologi Elektronik 0.78 1% 275 Top Eng $ 1 miliar 0% 0.30 Sejong 276 Produsen Manufaktur $ 1 miliar 4% 0.56 Partron 277 16% $ 1 miliar Teknologi Elektronik 0.12 1% 278 Top Eng $ 1 miliar 0% 0.75 Sejong 279 Produsen Manufaktur $ 1 miliar Teknologi Elektronik 1.53 1% 280 Top Eng $ 1 miliar 0% 0.54 Sejong 281 Produsen Manufaktur $ 1 miliar 0% 0.07 1% 282 Top Eng $ 1 miliar Teknologi Elektronik 0.00 1% 283 Top Eng $ 1 miliar 0% 0.06 1% 284 Top Eng $ 1 miliar Teknologi Elektronik 1.43 1% 285 Top Eng $ 1 miliar Teknologi Elektronik 0.78 Sejong 286 Produsen Manufaktur $ 1 miliar 4% 0.96 1% 287 Top Eng $ 1 miliar Teknologi Elektronik 0.82 Sejong 288 Produsen Manufaktur $ 1 miliar Teknologi Elektronik 0.01 1% 289 Top Eng $ 1 miliar 0% 0.92 Sejong 290 Produsen Manufaktur $ 1 miliar Teknologi Elektronik 0.66 1% 291 Top Eng $ 1 miliar Teknologi Elektronik 0.40 0% 292 Sejong $ 1 miliar 4% 2.38 1% 293 Top Eng $ 1 miliar 4% 0.32 1% 294 Partron $ 1 miliar 4% 0.64 1% 295 Top Eng $ 1 miliar Teknologi Elektronik 3.60 0% 296 Sejong $ 1 miliar 0% 0.36 1% 297 Top Eng $ 1 miliar Teknologi Elektronik 0.26 Sejong 298 Produsen Manufaktur $ 1 miliar Teknologi Elektronik 0.38 1% 299 Top Eng $ 1 miliar 4% 1.97 1% 300 Top Eng $ 1 miliar 0% 0.01 Sejong