2 apa contoh perilaku yang bisa dilakukan oleh seorang guru penggerak terkait nilai inovatif?

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (Mendikbud) yaitu Nadiem Anwar Makarim, telah mengemukakan konsep kurikulum baru pada akhir tahun 2019. Konsep yang diberi nama ‘Merdeka Belajar’ ini diyakini menjadi solusi untuk reformasi sistem pendidikan Indonesia. Melalui Merdeka Belajar, siswa diharapkan menjadi seorang yang mandiri, berani, pintar bersosialisasi, sopan, beradab, dan berkompetensi.

Konsep Merdeka Belajar memiliki beberapa perbedaan dengan konsep pendidikan yang sebelumnya.

Konsep ini akan merubah sistem pengajaran yang biasanya terpaku di dalam kelas, kini dapat memasukkan instrumen lain di luar kelas sebagai bahan ajar seperti observasi lingkungan maupun pencarian daring. Keaktifan siswa dalam mencari ilmu baru dari sumber yang semakin beragam diharapkan dapat meningkatkan kualitas siswa.

Peningkatan kualitas siswa tentunya diiringi peningkatan kualitas tenaga pendidik. Sesuai dengan motto Merdeka Belajar yang digunakan yaitu ‘Merdeka Belajar, Guru Penggerak’, konsep ini juga menuntut inisiatif guru sebagai tangan pertama pemberi materi dan contoh bagi murid. Menurut Pak Nadiem, pembelajaran tidak akan pernah terjadi jika dalam prosesnya tidak ada proses penerjemahan dari kompetensi dasar dan kurikulum yang ada oleh guru dalam kompetensi di level apapun.

Motto Merdeka Belajar: ‘Merdeka Belajar, Guru Penggerak’

Oleh karena itu, tepatnya pada tanggal 3 Juli 2020, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (Kemendikbud) meluncurkan rangkaian Merdeka Belajar yang ke lima yaitu Guru Penggerak. Melalui video yang diupload di kanal media sosial resmi Kemendikbud RI, Pak Nadiem selaku Mendikbud menjelaskan tujuan dari Guru Penggerak dalam konsep kurikulum buatannya.

Sebelum kita mengetahui tujuan dari Guru Penggerak, kita harus mengetahui terlebih dahulu definisi dari Guru Penggerak itu sendiri.

Guru Penggerak : Program untuk Membentuk Pemimpin-Pemimpin Pendidikan Indonesia

Guru Penggerak merupakan suatu program pelatihan, identifikasi, atau pembibitan calon pemimpin-pemimpin pendidikan Indonesia di masa depan. Program ini bertujuan untuk mencari agen-agen perubahan yang di masa depan akan memberikan dampak besar bagi institusi pendidikan guna melahirkan generasi penerus unggul Indonesia. Program ini sangat penting dan diharapkan sukses agar masa depan unit pendidikan Indonesia dapat terjaga.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ketika kita ingin meningkatkan kualitas siswa maka kita juga harus meningkatkan kualitas tenaga pendidiknya. Tenaga pendidik atau guru menjadi tombak utama dari kegiatan belajar mengajar. Program Guru Penggerak dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kemampuan para guru demi memenuhi konsep kurikulum Merdeka Belajar.

Konsep Merdeka Belajar berkaitan dengan Profil Pelajar Pancasila, dimana ada enam aspek yang perlu diperhatikan.

Enam aspek dari Profil Pelajar Pancasila harus dimiliki oleh siswa dan guru guna mencapai tujuan Merdeka Belajar. Hal tersebut juga menjadi alasan keberadaan program Guru Penggerak karena pembentukannya bertujuan untuk memenuhi enam aspek tersebut.

Enam aspek Profil Pelajar Pancasila yang dirumuskan Kemendikbud yaitu: 1) Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia, 2) Kreatif, 3) Gotong Royong, 4) Berkebinekaan Global, 5) Bernalar Kritis, 6) Mandiri.

Setelah mengetahui penjelasan dari Guru Penggerak kemudian timbul pertanyaan. Jika ada Guru Penggerak, apa perbedaan peran guru yang telah ada sekarang dan Guru Penggerak?

Guru yang Baik Belum Tentu Guru Penggerak, Tetapi Guru Penggerak Sudah Pasti Guru yang Baik

Dalam video tersebut, Pak Nadiem menjelaskan perbedaan peran guru yang telah ada sekarang dan Guru Penggerak. Sekilas, perbedaan keduanya tidak begitu signifikan. Tetapi ada batasan yang jelas bahwa Guru Penggerak dituntut memiliki kapabilitas yang lebih dari guru pada umumnya. Seorang Guru Penggerak harus mempunyai karakteristik sebagai guru yang baik, namun guru yang baik belum tentu adalah seorang Guru Penggerak.

Guru yang baik yaitu guru dengan kinerja baik tetapi hanya di dalam kelas saja. Mereka mampu meningkatkan prestasi muridnya, mengajar dengan kreatif dan inovatif, serta mengembangkan kompetensi dirinya. Sedangkan peran Guru Penggerak tak hanya sebatas sukses dalam mengurus kelas yang diampunya. Selain menjadi guru yang baik, Guru Penggerak juga harus memiliki kemauan untuk memimpin, berinovasi, melakukan perubahan. Atas dasar tersebut maka kejarcita hadir untuk mendukung para guru agar menjadi guru penggerak.

Berikut 6 peran Guru Penggerak dalam program Merdeka Belajar:

1. Mendorong Peningkatan Prestasi Akademik Murid

Peran ini merupakan peran yang dimiliki oleh kedua jenis guru, baik itu Guru Penggerak maupun guru dengan definisi baik. Peran mendorong peningkatan prestasi akademik murid selaras dengan tujuan Merdeka Belajar yaitu menciptakan generasi hebat di masa yang akan datang. Peran ini juga sesuai dengan aspek Profil Pelajar Pancasila yang mengharuskan siswa untuk bernalar kritis dan berakhlak mulia agar prestasi akademiknya meningkat.

2. Mengajar dengan Kreatif

Guru yang baik mampu menemukan metode yang tepat dalam penyampaian materi belajar, begitu juga Guru Penggerak. Terkadang siswa merasa jenuh ketika bahan ajar yang dijelaskan guru hanya disampaikan dengan metode tradisional semacam penyalinan buku teks. Melalui pengajaran dengan metode yang kreatif, guru secara tidak langsung telah memberi contoh kepada siswa untuk selalu berinovasi dalam mencari ilmu.

3. Mengembangkan Diri Secara Aktif

Mengembangkan diri secara aktif tak hanya menjadi sebuah keharusan untuk siswa, tetapi berlaku juga untuk Guru Penggerak maupun guru dengan definisi baik. Mengembangkan diri secara aktif berarti selalu berinovasi serta mampu berusaha sendiri dalam meningkatkan kemampuan yang dimiliki. Hal ini sejalan dengan salah satu aspek Profil Pelajar Pancasila yaitu mandiri.

4. Mendorong Tumbuh Kembang Murid Secara Holistik

Mulai dari poin ke-4 hingga ke-6 adalah peran yang hanya dimiliki oleh Guru Penggerak. Mereka mendorong tumbuh kembang murid secara holistik mengikuti seluruh aspek Profil Pelajar Pancasila, bukan hanya di kelasnya tetapi juga di kelas lain. Guru Penggerak tidak terpaku dengan kurikulum yang ditentukan. Mereka juga melihat standar pencapaian Profil Pelajar Pancasila dan mencocokkan dengan metode pengajarannya.

5. Menjadi Pelatih (Coach/Mentor) Bagi Guru Lain untuk Pembelajaran yang Berpusat Pada Murid

Guru Penggerak memiliki program untuk melatih potensi mentorshipdan kepemimpinan mereka untuk mampu membantu guru-guru lain. Guru Penggerak memiliki tempat pelatihannya berbentuk sekolah, sehingga para guru yang lulus baru bisa menjadi Guru Penggerak. Jalur karir dari Guru Penggerak yaitu menjadi kepala sekolah, pengawas sekolah, serta instruktur pelatihan guru. Ketiga posisi tersebut membutuhkan skill kepemimpinan yang tinggi.

Guru Penggerak diharapkan mampu untuk melakukan perubahan di masing-masing institusi pendidikan mereka. Dalam mewujudkannya, Kemendikbud akan berkolaborasi dengan semua kepala dinas dan pemerintah daerah untuk memastikan hal ini terjadi, sehingga peran Guru Penggerak dapat mencakup seluruh wilayah Indonesia.

6. Menjadi Teladan dan Agen Transformasi Bagi Ekosistem Pendidikan

Perbedaan yang mendasar dari guru pada umumnya dan Guru Penggerak yaitu besaran dampak yang dibuat. Guru Penggerak diharapkan menjadi teladan dan agen perubahan di dalam ekosistem pendidikan. Mereka harus mempunyai dampak lain selain perubahan positif di kelasnya sendiri. Guru Penggerak harus memberikan dampak kepada guru-guru lain serta dampak kepada sekolahnya. Mereka layaknya lilin/obor perubahan di masing-masing unit pendidikannya, bahkan di luar unit pendidikannya.

Guru Penggerak Adalah Ujung Tombak Reformasi Pendidikan Indonesia

Pak Nadiem berpesan bahwa kepemimpinan adalah segala-galanya bagi masing-masing unit pendidikan kita. Tanpa kepemimpinan, masing-masing unit pendidikan yang kita miliki hanya terpaku pada penyelesaian tugas-tugas struktural saja. Ketika kepala sekolah dan pengawas sekolah dapat berfokus pada kualitas pembelajaran dan peningkatan kemampuan masing-masing guru di sekolahnya, barulah transformasi pendidikan akan terjadi.

Demikian artikel mengenai 6 peran guru penggerak dalam Program Merdeka Belajar. Ikuti blog.kejarcita.id untuk mendapatkan kumpulan artikel seputar pendidikan jarak jauh, usaha sosial dan inovasi teknologi.

Yuk tonton video inspiratif kejarcita mengenai Kisah Guru Penggerak! Jangan lupa tonton video kejarcita lainnya ya!

2 apa contoh perilaku yang bisa dilakukan oleh seorang guru penggerak terkait nilai inovatif?

Bagian kedua dalam alur MERRDEKA adalah Eksplorasi Konsep. Pada bagian ini, CGP diajak mencermati video tentang karakter dan cara kerja otak. CGP juga diajak membaca naskah Profil Pelajar Pancasila dan Peran Guru Penggerak. Pada bagian lain, CGP diberikan pertanyaan-pertanyaan terkait nilai-nilai Guru Penggerak yang bersumber dari pengalaman di sekolah.

I Made Adi Ismaya-CGP Angkatan 4 Kab. Karangasem, Bali

Berikut ini ringkasan kegiatan Eksplorasi Konsep Nilai dan Peran Guru Penggerak.

Bagian A:

Dengan menggunakan bahasa Anda sendiri, jelaskan apa yang Anda pahami mengenai Profil Pelajar Pancasila!

Jawab:

Profil Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia yang memiliki karakter dan kompetensi yang diharapkan dan mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila, yaitu ⟮1⟯ beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, ⟮2⟯ berkebinekaan global, ⟮3⟯ bergotong royong, ⟮4⟯ mandiri, ⟮5⟯ bernalar kritis, dan ⟮6⟯ kreatif. Profil Pelajar Pancasila dapat diwujudkan melalui penerapan Merdeka Belajar.

Bagian B

  1. Berdasarkan pengalaman Anda, peran apa yang sejauh ini Anda sering lakukan? Berikan contoh untuk memperjelas peran tersebut!
  2. Berdasarkan pengalaman Anda, peran apa yang sejauh ini Anda jarang lakukan? jelaskan.
  3. Ceritakan pengalaman yang paling Anda ingat terkait dengan Peran ini! Anda dapat memilih salah satu saja untuk diceritakan.
Jawab:

Peran yang sering  saya lakukan adalah Menjadi Pemimpin Pembelajaran dan Mendorong Kolaborasi Antar Guru. Menjadi Pemimpin Pembelajaran, misalnya saya lakukan dengan cara menciptakan ekosistem pembelajaran yang berpihak pada murid. Mendiagnosis kebutuhan, potensi, minat, bakat, dan cara belajar murid yang berbeda-beda kemudian mengarahkan pembelajaran sesuai hasil diagnosis. Dalam Mendorong Kolaborasi Antar Guru, saya lakukan ketika menemukan siswa yang dianggap bermasalah secara akademik maupun kepribadian. Saya mengajak rekan guru untuk mendalami latar belakang siswa, orang tua, dan lingkungannya, untuk mengetahui penyebab masalah. Dalam menentukan solusi, saya mengajak rekan guru dan siswa bersama-sama. Kolaborasi antar guru juga saya lakukan ketika menemukan topik materi lintas mata pelajaran, maka saya mengajak rekan guru untuk berdiskusi, menyelesaikan masalah, dan mencari ide baru. 

Sejauh ini, peran yang jarang saya lakukan adalah menggerakkan komunitas praktisi dan menjadi coach bagi guru lain. Karena saya masih fokus pada pembelajaran, dan belum mengetahui bagaimana menggerakkan komunitas praktisi dan merasa belum mampu menjadi coach bagi guru lain.

Pengalaman yang paling saya ingat adalah ketika menghadapi siswa dengan nilai-nilai yang rendah pada beberapa mata pelajaran. Beberapa guru meta pelajaran mengatakan siswa jarang hadir, sering terlambat, mengantuk di kelas, dan tidak mengerjakan tugas. Saya bersama-sama guru BK mencari penyebab nilai siswa ini rendah. Setelah dilakukan home visit, diketahui bahwa ada beberapa faktor penyebab, yaitu siswa harus membantu orang tuanya bekerja di ladang, yaitu mencari nira di pohon kelapa. Hal inilah penyebab siswa sering terlambat, kelelahan, dan tidak sempat mengerjakan tugas. Melalui konseling, siswa membuat kesepakatan bahwa akan berusaha membagi waktu untuk belajar dan bekerja, serta mengerjakan tugas. Siswa juga diusulkan agar memperoleh beasiswa. Di kelas, saya berupaya membuat suasana belajar yang nyaman, dengan cara melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran.

Bagian C1.

  1. Berdasarkan pemahaman Anda, apa saja kata kunci dari dari nilai Mandiri? Anda dapat menemukan kata kunci berdasarkan bacaan ataupun kata-kata lainnya yang mempunyai makna sesuai dengan nilai tersebut.
  2. Apa contoh perilaku yang bisa dilakukan oleh seorang Guru Penggerak terkait nilai mandiri?
  3. Silakan Anda ceritakan secara singkat pengalaman Anda yang terkait dengan nilai Mandiri ini!
Jawab:

Kata kunci dari nilai mandiri adalah Prakarsa, Motivasi, Inisiatif, Resilien, Pemahaman Diri, Menetapkan Tujuan, dan Reflektif. 

Contoh perilaku yang bisa dilakukan oleh seorang Guru Penggerak terkait nilai mandiri adalah mengembangkan diri untuk meningkatkan penguasaan teknologi pembelajaran tanpa menunggu penugasan dari kepala sekolah. Misalnya mengikuti pelatihan membuat video pembelajaran, animasi, blog, dan kuis, maupun mempelajari tutorial dari web atau youtube secara mandiri.

Ketika siswa mengikuti Praktik Kerja Lapangan ⟮PKL⟯ selama 6 bulan, siswa tetap belajar secara mandiri menggunakan modul cetak yang dibagikan guru. Pada Tahun 2017/2018, saya berinisiatif menggunakan pembelajaran jarak jauh google classroom ⟮GC⟯ ketika siswa mengikuti PKL. Penggunaan GC ini memudahkan siswa mengakses materi, mengerjakan tugas, diskusi, dan mengerjakan kuis di manapun dan kapanpun melalui HP mereka, tanpa perlu membawa modul cetak.

Bagian C2.

  1. Berdasarkan pemahaman Anda, apa saja kata kunci dari dari nilai Reflektif? Anda dapat menemukan kata kunci berdasarkan bacaan ataupun kata-kata lainnya yang mempunyai makna sesuai dengan nilai tersebut.
  2. Apa contoh perilaku yang bisa dilakukan oleh seorang Guru Penggerak terkait nilai Reflektif?
  3. Silahkan Anda ceritakan secara singkat pengalaman Anda yang terkait dengan nilai Reflektif ini!
Jawab:

Kata kunci dari nilai reflektif adalah: membuka diri, evaluasi, pertimbangan aktif, cermat, menganalisis fakta, mempertimbangkan bukti, menghubungkan, menyimpulkan, dan perbaikan.

Contoh perilaku yang bisa dilakukan oleh seorang Guru Penggerak terkait nilai Reflektif adalah ⟮a⟯ bertanya kepada siswa apakah pembelajaran yang dilaksanakan membantu pemahaman siswa, menyenangkan, dan tidak membosankan?, ⟮b⟯ bertanya kepada diri apa yang akan saya lakukan untuk memperbaiki pembelajaran?, dan ⟮c⟯ bertanya kepada rekan tentang pengalaman dalam memfasilitasi siswa belajar.

Pada tahun 2019, saya menghadapi situasi siswa yang tidak aktif di kelas, tidak mau bertanya, dan tidak memperhatikan. Dari situasi itu, saya bertanya pada rekan guru tentang pengalaman memfasilitasi siswa. Saya juga bertanya pada diri sindiri, apa yang dapat saya lakukan untuk membuat suasana yang nyaman dan menyenangkan. Selain itu, saya meminta pendapat siswa dalam bentuk angket. Dari sana saya merancang pembelajaran yang diinginkan siswa.

Bagian C3.

  1. Berdasarkan pemahaman Anda, apa saja kata kunci dari dari nilai Kolaboratif? Anda dapat menemukan kata kunci berdasarkan bacaan ataupun kata-kata lainnya yang mempunyai makna sesuai dengan nilai tersebut.
  2. Apa contoh perilaku yang bisa dilakukan oleh seorang Guru Penggerak terkait nilai Kolaboratif?
  3. Silahkan Anda ceritakan secara singkat pengalaman Anda yang terkait dengan nilai Kolaboratif ini!
Jawab:

Kata kunci dari nilai kolaboratif adalah kerja sama, komunikasi, dan ketergantungan positif.

Contoh perilaku yang bisa dilakukan oleh seorang Guru Penggerak terkait nilai Kolaboratif adalah bersama-sama guru lain mencari solusi permasalahan yang ditemui siswa, baik masalah akademik maupun non akademik. 

Ada seorang siswa yang kemampuan akademiknya rendah. Beberapa guru meta pelajaran mengatakan siswa jarang hadir, sering terlambat, mengantuk di kelas, dan tidak mengerjakan tugas. Saya bersama-sama guru BK mencari penyebab nilai siswa ini rendah. Setelah dilakukan home visit, diketahui bahwa ada beberapa faktor penyebab, yaitu siswa harus membantu orang tuanya bekerja di ladang, yaitu mencari nira di pohon kelapa. Hal inilah penyebab siswa sering terlambat, kelelahan, dan tidak sempat mengerjakan tugas. Melalui konseling, siswa membuat kesepakatan bahwa akan berusaha membagi waktu untuk belajar dan bekerja, serta mengerjakan tugas. Siswa juga diusulkan agar memperoleh beasiswa. Di kelas, saya berupaya membuat suasana belajar yang nyaman, dengan cara melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran.

Bagian C4.

  1. Berdasarkan pemahaman Anda, apa saja kata kunci dari dari nilai Inovatif? Anda dapat menemukan kata kunci berdasarkan bacaan ataupun kata-kata lainnya yang mempunyai makna sesuai dengan nilai tersebut.
  2. Apa contoh perilaku yang bisa dilakukan oleh seorang Guru Penggerak terkait nilai Inovatif?
  3. Silahkan Anda ceritakan secara singkat pengalaman Anda yang terkait dengan nilai Inovatif ini!

Jawab:

Kata kunci nilai inovatif adalah kreatif, ide baru, adatasi, dan modifikasi. 

Contoh perilaku inovatif seorang Guru Penggerak adalah menerapkan pembelajaran yang bermakna bagi siswa, menggunakan berbagai sumber belajar, menyenangkan, dan sesuai dengan cara belajar siswa.

Pada pembelajaran statistika, siswa dihadapkan pada penyajian data dalam diagram. Biasanya siswa diberikan data kemudian membuat diagramnya. Kali ini, saya meminta siswa meneliti, untuk mengambil data pekerjaan, penghasilan, harga kebutuhan pokok, dan tingkat kelahiran. Data bisa diambil di kantor Desa, pasar, maupun warung sekitar sekolah. Dari data yang dikumpulkan siswa, diminta menyajikan dalam diagram yang dipilih siswa.

Bagian C5.

  1. Berdasarkan pemahaman Anda, apa saja kata kunci dari dari nilai Berpihak pada murid? Anda dapat menemukan kata kunci berdasarkan bacaan ataupun kata-kata lainnya yang mempunyai makna sesuai dengan nilai tersebut.
  2. Apa contoh perilaku yang bisa dilakukan oleh seorang Guru Penggerak terkait nilai Berpihak pada Murid?
  3. Silahkan Anda ceritakan secara singkat pengalaman Anda yang terkait dengan nilai Berpihak pada Murid ini!
Jawab:

Kata kunci Berpihak pada murid adalah: Potensi, Minat, Bakat, Kebutuhan Murid, Guru sebagai fasiltator, dan Peran serta murid.

Contoh perilaku yang Berpihak pada murid adalah melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan sesuai kebutuhan, potensi, minat, dan bakat murid, serta mengembangkan potensi murid supaya tumbuh optimal.

Pembelajaran matematika di SMK jurusan Otomotif terasa membosankan, karena minat siswa cenderung pada bidang otomotif. Dengan memperhatikan minat siswa, materi pelajaran dikaitkan dengan dunia otomotif sehingga siswa merasa tidak jauh dari bidang yang diminatinya. Siswa diberi kebebasan memilih sumber belajar dan cara belajar, misalnya menggunakan data hasil pengukuran tegangan aki, tebal kanvas rem, dan diameter mur untuk materi statistika. Siswa bisa memilih penyajian data yang disukai, misanya diagram, gambar, atau poster. Pembelajaran menjadi menyenangkan dan bermakna karena dilakukan sesuai kebutuhan dan cara belajar siswa.

Eksplorasi Konsep-Nilai dan Peran Guru Penggerak ⟮Diskusi Mandiri⟯

Pada sesi Diskusi Mandiri, CGP diajak mendiskusikan Nilai dan Peran Guru Penggerak berkaitan dengan Profil Pelajar Pancasila. Berikut pertanyaan yang didiskusikan:

  1. Menurut Anda, Apa hubungan antara Profil Pelajar Pancasila, dengan Peran serta Nilai Guru Penggerak yang sudah Anda pelajari? 
  2. Jika ada rekan Guru ataupun Kepala Sekolah yang kurang mendukung Anda dalam menjalankan peran sebagai Guru Penggerak, Apa yang bisa Anda lakukan? Gunakan pengetahuan Anda terkait nilai dan peran seorang Guru Penggerak!

Jawab:

Profil pelajar Pancasila merupakan kondisi ideal pelajar Indonesia. Guru Penggerak dengan nilai-nilai yang dimilikinya berperan dalam mewujudkan merdeka belajar. Guru Penggerak, melalui perannya sebagai Pemimpin Pembelajaran, berperan mewujudkan ekosistem pembelajarna yang nyaman, berpihak pada murid, dan mengembangkan potensi murid. Guru Penggerak dapat menggerakkan komunitas praktisi dalam berbagi praktik baik, inspirasi, dan kiat-kiat melaksanakan pembelajaran. Guru Penggerak dapat menjadi pelatih bagi guru lain dalam mengembangkan diri. Dalam menyelesaikan masalah, Guru Penggerak dapat berkolaborasi dengan guru lain. Guru Penggerak dapat melatih dan membiasakan karakter siswa sehingga jiwa kepemimpinannya terbentuk. Dengan nilai-nilai yang dimilikinya, Guru Penggerak dapat melaksanakan Peran Guru Penggerak sehingga dapat mewujudkan tercapainya Profil Pelajar Pancasila.

Hal-hal yang dilakukan jika ada rekan guru ataupun kepala sekolah yang kurang mendukung peran sebagai Guru Penggerak adalah sebagai berikut.

  • Melakukan komunikasi intensif dengan rekan guru dan kepala sekolah, tentang pentingnya mewujudkan merdeka belajar melalui penerapan Peran Guru Penggerak.
  • Berkolaborasi dengan pihak yang mendukung dalam menerapkan Peran Guru Penggerak. Kolaborasi ini akan memberikan hasil positif terhadap siswa.
  • Menerapkan nilai-nilai Guru Penggerak dalam kegiatan sehari-hari. Dengan menerapkan nilai-nilai Guru Penggerak, akan terjadi perubahan dalam pembelajaran, karakter, dan sikap siswa. Perubahan ini akan dirasakan oleh siswa, guru, maupun kepala sekolah. Dengan adanya perubahan, akan membuka wawasan rekan guru ataupun kepala sekolah yang awalnya kurang mendukung.

Jawaban di atas adalah pengalaman pribadi, berdasarkan pemahaman dan pengetahuan penulis.