20 film action terbaik sepanjang masa 2022

Film action atau laga merupakan salah satu genre film dengan ciri khas yang menawarkan ketegangan dan efek spesial yang oke banget bagi para penontonnya. Berbekal jalan cerita yang menarik dan penampilan para aktornya yang apik, sebagian film action pun kini banyak yang telah berhasil meraih sejumlah penghargaan bergengsi dan respon masyarakat yang luar biasa.

Nah, beberapa diantaranya ShopBack rangkum dalam artikel kali ini. Penasaran apa sajakah itu? berikut ulasan 17 film action terbaik sepanjang masa yang wajib kamu tonton!

• 1. Die Hard (1998)
• 2. Terminator 2: Judgment Day
• 3. John Wick
• 4. The Matrix
• 5. Avengers: Infinity War
• 6. 300
• 7. Casino Royale
• 8. The Raid 2: Berandal
• 9. The Raid: Redemption
• 10. The Dark Knight
• 11. The Bourne Identity
• 12. The Equalizer 2
• 13. Black Panther
• 14. Mission: Impossible – FallOut
• 15. Inception
• 16. Lord of The Rings: The Return of The King
• 17. Kill Bill volume 1

1. Die Hard (1998)

Buat kamu yang senang dengan penampilan dari aktor Bruce Willis, maka Die Hard patut menjadi salah satu film yang wajib banget untuk kamu tonton. Pasalnya pada film seri pertama ini, aksi yang diperlihatkan oleh John McClane (Bruce Willis) sebagai tokoh utama sangatlah luar biasa menegangkan.

Hal ini karena ia harus setengah mati berjuang sendirian melawan para teroris dalam sebuah perayaan festival natal. Pokoknya mantul deh alias mantap betul.

2. Terminator 2: Judgment Day

Siapa yang tidak kenal dengan sosok Arnold Schwarzenegger? Yup, sosok yang pernah menyabet gelar Mr. Olympia selama tujuh kali berturut-turut itu juga merupakan seorang pemain film Hollywood yang terkenal.

Diantara sekian banyak film yang dia mainkan, salah satunya adalah Terminator. Nah pada seri film keduanya ini (Judgment Day), sang terminator (Arnold Scwarzenegger) memiliki misi untuk melindungi Sarah Connor dan anaknya sekaligus juga mengalahkan satu terminator lainnya yang diperankan oleh Robert Patrick.

Sebagai seorang robot terminator, Arnold berhasil memainkan perannya dengan baik dengan tidak memperlihatkan emosi sama sekali.

3. John Wick

Jika kamu suka dengan film aksi yang lebih dominan menggunakan tangan kosong daripada senjata, maka John Wick bisa menjadi salah satu pilihan film action yang patut kamu tonton.

Pasalnya di film ini kamu akan dihibur dengan aksi balas dendam John Wick (Keanu Reeves) terhadap anak dari seorang bos mafia yang telah mencuri mobil dan membunuh anjing pemberian almarhum istrinya.

Berbekal keahlian bela diri yang mumpuni, John Wick menyingkirkan siapa saja yang coba menghalangi jalannya untuk membalas dendam tanpa ampun.

4. The Matrix

Jika kamu pernah berpura-pura melakukan perkelahian dengan adegan lambat alias slow motion, maka secara tidak langsung sebetulnya kamu telah terpengaruh oleh film The Matrix.

Mengapa? ya karena dari film inilah pertama kali diperkenalkan efek ’bullet time’ dimana si Neo (Keanu Reeves) menampilkan adegan slow motion saat coba menghindari setiap peluru yang ditembakkan ke arahnya.

Walaupun sudah banyak dibuat serinya, sampai saat ini film The Matrix tetap menjadi salah satu film action terbaik sepanjang masa.

5. Avengers: Infinity War

Buat kamu pecinta film superhero dengan adegan-adegan aksi yang lucu dan menegangkan, maka film Avengers: Infinity War ini wajib untuk kamu saksikan sampai tuntas.

Avengers: Infinity War sendiri merupakan seri ketiga dari film Avengers setelah The Avengers pada tahun 2012 dan Avengers: Age of Ultron pada tahun 2015. Film ini menceritakan tentang usaha dari sosok mahluk luar angkasa bernama Thanos yang berniat untuk menghapus separuh kehidupan di dunia.

Demi mencapai tujuannya itu, ia pun mati-matian mengincar 6 buah batu sakti (infinity stones) yang memiliki kekuatan luar biasa jika bersatu. Nah untuk mencegah impian gila Thanos itu terwujud, maka para Avengers pun berusaha untuk menghentikannya.

Baca juga: Inilah Daftar 17 Film Hacker Terbaik Sepanjang Masa, Wajib Ditonton!

6. 300

Tidak! 300 disini tidak hanya berarti sebuah angka belaka, melainkan merupakan sebuah judul dari film action terbaik yang melegenda sampai sekarang.

Film 300 ini mengisahkan tentang pertarungan 300 tentara Sparta yang sangat tangguh dan kompak dalam melawan jutaan tentara Persia pada tahun 480 sebelum masehi.

Cerita pada film ini juga diangkat dari kisah nyata yang dulunya terjadi di Thermopylae. Dengan colour grading-nya yang khas dan efek visualnya yang lumayan, berbagai adegan pertempuran yang ditampilkan dalam film ini pun terlihat seolah benar-benar terjadi.

7. Casino Royale

Bagi kamu pecinta serial film James Bond pasti tidak akan asing lagi dengan film yang satu ini. Yup, ialah Casino Royale, salah satu film action terbaik yang sayang sekali jika kamu lewatkan. Dan sama seperti film James Bond pada umumnya, seri Casino Royale ini dijamin juga dapat memberikan kamu tontonan berbagai adegan yang penuh aksi dan menegangkan.

Pada seri yang satu ini, Bond (Daniel Crieg) diceritakan sedang memiliki sebuah misi untuk mengungkap kasus kejahatan mafia. Dan demi mewujudkan tujuan tersebut, ia pun terpaksa harus mengikuti turnamen kasino.

8. The Raid 2: Berandal

Beralih ke film tanah air, ada film The Raid 2: Berandal  yang juga pantas dimasukkan ke dalam daftar film action terbaik sepanjang masa.

Film ini diperankan oleh seorang ahli beladiri silat asal Indonesia bernama Iko Uwais. Berbeda dari seri sebelumnya, The Raid 2: Berandal menghadirkan lebih banyak aksi baku hantam dan adegan yang kian brutal dan menegangkan.

Sehingga pastinya dijamin membuat kamu makin greget.

9. The Raid: Redemption

Film ini merupakan seri pertama The Raid yang mengisahkan tentang sebuah tim elit kepolisian yang terperangkap di gedung pusat gembong penjahat. Adalah Rama (Iko Uwais) dan teman-temannyalah yang mesti berjuang untuk selamat dan menyelesaikan misi mereka.

The Raid sendiri merupakan film besutan sutradara Gareth Evans yang berhasil menarik perhatian dunia dengan menampilkan kembali konsep film laga dengan koreografi yang minim efek visual.

10. The Dark Knight

“Why so serious?”

Itulah kalimat khas yang diucapkan oleh Joker dalam film The Dark Knight.

Film fiksi superhero karya Christopher Nolen ini sendiri mengisahkan tentang sosok Batman (Christian Bale) yang membantu Letnan Jim Gordon (Gary Oldman) dan Harvey Dent (Aaron Eckhart) dalam menghentikan rencana jahat milik Joker (Heath Ledger).

11. The Bourne Identity

Bukanlah penggemar film action bila kamu tidak familiar dengan nama Jason Bourne.

Yup, Bourne adalah tokoh utama yang diperankan oleh Matt Damon dalam salah satu sekuel film action terbaik sepanjang masa.

Diantara seluruh sekuelnya, seri The Bourne Identity –lah  yang paling menarik perhatian para penonton. Film ini mengisahkan tentang Bourne yang mencoba kembali menemukan jati dirinya setelah sempat mengalami amnesia.

12. The Equalizer 2

Merupakan lanjutan dari seri pertamanya, film The Equalizer 2 menampilkan kembali sosok Robert McCall yang sangat tenang dan fokus dalam menyelesaikan pekerjaannya.

Masih diperankan oleh Denzel Washington, disini McCall dikisahkan harus menghabisi anggota geng yang mana merupakan kenalan lamanya saat di kampung halamannya sendiri.

13. Black Panther

Pernahkah kamu mendengar temanmu mengatakan kalimat “Wakanda Forever”?.

Jika iya, maka tidak salah lagi temanmu pasti telah selesai menonton film Black Panther. Pasalnya kata wakanda dalam kalimat tersebut tidak lain adalah nama kota asal T-Challa yang merupakan tokoh utama dari film Black Panther.

Kota ini merupakan kota tersembunyi di pedalaman afrika dan memiliki banyak cadangan vibranium yang dapat memberikan kekuatan super bagi penggunanya.

14. Mission: Impossible – FallOut

Rilis pada pertengahan tahun 2018 kemarin, Film Mission: Impossible – Fallout menampilkan kembali tokoh Ethan Hunt (Tom Cruise) yang kembali menjalankan salah satu misi mustahilnya.

Pada film ini Ethan dikisahkan tengah menghadapi situasi sulit dimana dia harus menghentikan aksi sindikat berbahaya yang berniat mencuri nuklir untuk memicu perang.

Sebetulnya setiap seri dari sekuel film Mission Impossible adalah penuh dengan berbagai macam adegan aksi yang berbahaya dan menegangkan. Dan karena itu semua serinya layak dimasukkan ke dalam daftar film action terbaik sepanjang masa, termasuk film Mission Impossible: Fallout.

15. Inception

Inception merupakan film karya Christopher Nolan yang mengisahkan tentang seorang Dom Cobb (Leonardo DiCaprio) yang seringkali masuk ke mimpi seseorang untuk memperoleh informasi rahasia.

Dom Cobb sendiri merupakan seorang pencuri yang menggunakan kemampuan uniknya itu untuk memudahkan dia dalam melangsungkan sejumlah aksi kejahatannya seperti spionase.

16. Lord of The Rings: The Return of The King

Buat kamu yang mengikuti sekuel film ini pasti setuju jika Lord of The Rings dijadikan sebagai salah satu film action terbaik sepanjang masa.

Terutama untuk seri The Return of The King yang menceritakan tentang kembalinya Aragorn sebagai raja Gondor sekaligus juga menandakan akhir perjalanan dari Frodo dan Sam di Mordor.

Film Lord of The Rings: The Return of The King sendiri adalah seri puncak dari trilogi film Lord of The Rings. Jadi kalau mau ceritanya nyambung, pastikan kamu nonton dari seri pertama ya.

17. Kill Bill volume 1

Terakhir ada film Kill Bill volume 1 yang juga patut menjadi salah satu film action terbaik sepanjang masa yang wajib kamu tonton. Film ini sendiri menceritakan tentang kebangkitan The Bride (Uma Thurman) usai koma beberapa tahun akibat usaha pembunuhan yang dilakukan oleh Bill.

Setelah pulih, The Bride pun segera membalas dendamnya dengan membunuh sejumlah anak buah Bill yang merupakan anggota pembunuh bayaran satu demi satu.

Demikianlah penjelasan daftar 17 film action terbaik sepanjang masa. Nah sudahkah kamu menonton semuanya? Kalau belum, yuk ditonton dulu.

“Ingin terus hemat saat belanja di e-commerce favorit? Jangan lupa belanja lewat ShopBack dapatkan promo dan cashback terbaiknya. Klik di sini untuk daftar!”

Featured image: Black Girl Nerd

Apa saja film action terbaik?

Apa saja judul film action?

Film action itu seperti apa?

Film apa yang lebih bagus?

Tidak ada yang mengalahkan aliran adrenalin dari bioskop aksi murni-film-film blockbuster besar yang dikemas dengan adegan pertarungan punchy, urutan pengejaran epik, tembak-menembak tegang, dan ledakan yang mengisi setiap sudut layar. Ini adalah genre yang membuat bintang (lihat Arnold Schwarzenegger, Sylvester Stallone, Dwayne Johnson, dan Uma Thurman) dan menempatkan mereka melalui neraka di layar, memberikan sensasi yang muncul di layar lebar dan merasa tidak kalah berdampak di rumah. Dan jika Hollywood adalah rumah bagi banyak raksasa aksi, itu adalah arena di mana sinema dunia juga memegangnya sendiri.

Hampir sehari berlalu di kantor kekaisaran tanpa seseorang meneriakkan "Dip-lo-mat-ic-imm-un-it-y!" Dalam aksen Afrikaans yang buruk: ini adalah film yang telah memasuki kesadaran publik. Ada pembantaian inventif, konspirasi, orang jahat yang benar -benar mendesis (Joss Ackland dan Derrick O'Connor), dan fakta bahwa itu benar -benar berhasil mengejutkan kita dengan membunuh Patsy Kensit. Tepi yang lebih kasar dari senjata mematikan pertama telah diampelas: Ini lebih menuju ke wilayah aksi-komedi. Tapi itu menjadi lebih brutal dalam aksi terakhir yang gelap di mana para pemain menipis secara dramatis.

Kisah di sekitarnya mungkin sesekali sedikit goyah, tetapi tidak dapat disangkal bahwa David Leitch dan tim 87elevennya membuktikan bahwa mereka dapat melakukannya untuk Charlize Theron apa yang mereka lakukan untuk Keanu Reeves. Theron membawa ke dunia yang kasar dan jatuh seperti pro, berurusan dengan siku dan mengambil benjolannya. Bentrokan tangga adalah sorotan khusus.

Film terakhir Bruce Lee (tidak menghitung yang berturut-turut setelah kematiannya yang tidak tepat waktu) bisa dibilang yang "memulai semuanya", menendang Jones untuk Kung-Fu yang menyapu budaya arus utama di Barat pada tahun 1970-an. Bahkan ikatan Roger Moore mencoba masuk dalam kegilaan. Lee memerankan seorang seniman bela diri Shaolin yang bekerja menyamar sebagai intelijen Inggris untuk menjatuhkan Shih Kien yang jahat. Secara budaya itu menarik, tetapi murni sebagai pengalaman film itu masih memotong mustard lebih dari 40 tahun. Ini bukti kekuatan dan karisma Lee.

Tidak banyak film animasi Barat yang akan membuat daftar ini, tetapi kami menambahkan dua! Pertama, film pertama Brad Bird yang memecahkan format untuk Pixar lebih dari yang memenuhi syarat. Meskipun ini lebih tentang drama keluarga, ketika Supers melakukan hal pahlawan mereka, itu menyilaukan dan memuaskan, terutama ketika Dash muda menyadari bahwa ia dapat berlari cukup cepat untuk bepergian melintasi air.

Vol. 2 lebih dari yang diukur, dialog yang didorong oleh dialog. Tapi Bunuh Bill Vol. 1 adalah timur Quentin Tarantino, dengan penuh kasih menyalurkan film -film seni marshal yang paling ia kagumi. Bahkan ada Sonny Chiba di dalamnya. Plotnya hampir asal -asalan: "The Bride" karya Uma Thurman hampir dibunuh pada hari pernikahannya, tetapi pulih untuk membalas dendam pada para pelaku, termasuk tagihan tujuan akhir. Kami akan sampai padanya lain kali, tetapi untuk Vol. 1 Ini semua tentang perjalanan daripada tujuan. Tetap saja, ia mengelola urutan pertarungan yang sangat koreografi, ketika pengantin wanita meretas jalannya melalui puluhan lawan dalam perjalanannya ke ISHII O-Ren Lucy Liu yang tangguh.

Sementara David Lynch bisa dibilang memiliki pegangan yang lebih baik tentang bagaimana mimpi sebenarnya berfungsi, tidak ada yang berdebat dengan brio dan tontonan film perampokan sci-fi yang membingungkan Christopher Nolan. Dunia mimpinya ditumpuk lapisan di atas lapisan, memungkinkan untuk beberapa plot yang sangat rumit. Pertunjukan yang kuat juga, dari Leonardo DiCaprio, Ellen Page, Michael Caine dan khususnya Tom Hardy dalam peran pelariannya. Tapi set-piece yang tetap bersama Anda, seperti pemindahan kota, urutan salju, dan urutan pertarungan di gedung dengan titik gravitasi yang bergeser.

Seperti The Incredibles, Lord dan Miller yang diproduksi ini (meskipun kredit sutradara diberikan kepada Bob Persichetti, Peter Ramsey dan Rodney Rothman) __ Multi-universe yang mencakup Spidey Adventure tahu cara menggunakan animasi untuk menghidupkan aksi superhero. Visual akan membuat rahang Anda jatuh, potongan -potongannya bagus dan ada hati dan humor yang benar mendukung semuanya.

Jika Anda telah melihat Brooklyn, Lady Bird atau Little Women, Anda tahu Saoirse Ronan dapat melakukan drama. Tapi sebelum semua itu, dia membuktikan dirinya seorang penendang keledai, berkat giliran mengejutkan dari Joe Wright ini. Mengejutkan sebagian besar karena dia juga lebih dikenal karena sopan santun atas senapan mesin. Mereka berdua melakukan pekerjaan sterling pada ini, memadukan pekerjaan karakter dengan adegan pertarungan cepat.

Sebuah mahakarya konsep tinggi, upaya kontroversial ini (beberapa upaya dilakukan untuk melarang film dan novel sumbernya di Jepang) dari Kinji Fukasaku terus memicu diskusi dengan premisnya yang menghancurkan: kelas remaja dibawa ke sebuah pulau, dilengkapi dengan bahan peledak kerah dan disuruh membunuh satu sama lain sampai hanya satu yang tersisa. Ini berdarah - tapi ini bukan kekerasan demi dirinya sendiri. Fukasaku memiliki sesuatu yang kuat untuk dikatakan tentang ketidakpercayaan antargenerasi, masyarakat modern, sikap kita terhadap kekerasan dan satu sama lain dan Jepang modern secara keseluruhan.

Terkenal dibuat ulang oleh Sergio Leone sebagai Barat dengan segenggam dolar, mungkin kurang dikenal bahwa Yojimbo sendiri merupakan adaptasi dari sumber Amerika: novel Red Harvest Red Dashiel Hammett tahun 1929. Namun dengan mudah ditransfer ke idiom Samurai, namun, dengan bintang reguler Akira Kurosawa yang kasar Toshiro Mifune kadang-kadang meletus ke dalam semburan aksi yang menggunakan pedang saat ia memainkan dua klan saingan satu sama lain untuk tujuannya sendiri. Mifune kembali sebagai karakter yang sama dalam tindak lanjut Sanjuro.

Mixing Action Thriller dengan kiasan film bencana dalam cara mati yang telah dilakukan sebelumnya, kecepatan pada dasarnya dapat dijelaskan dalam hal setpieces: lift, bus dan kereta. Bagian tengah adalah yang utama, tentu saja: Keanu Reeves berada di bus dengan bom di atasnya, yang akan meledak dan membunuh semua penumpangnya jika kecepatannya turun di bawah 50 mph. Dennis Hopper adalah orang jahat yang dirugikan di telepon memberikan instruksi, dan Sandra Bullock, dengan enggan tetapi berani, di kemudi. Getaran! Tumpahan! Hampir Nona! Romantis, bahkan! Yang paling mengesankan adalah cara yang, meskipun ada pilihan yang tampaknya terbatas untuk drama di ruang tertutup, bagian bus tidak pernah menyambutnya. Hanya urutan kereta terakhir yang terasa sedikit ditempelkan. Sutradara Jan De Bont telah menjadi sinematografer Hard, jelas menonton John McTiernan dengan cermat untuk beberapa tips ketegangan.

Technophobe Man menghadapi preman. Technophobe Man dipukuli hampir mati. Technophobe Man dilengkapi dengan teknologi pendarahan dalam bentuk chip super-pintar di lehernya. Technophobe Man menciptakan banyak tepi pendarahan untuk preman dan lainnya. Aksi Pulp Throwback Leigh Whannell tidak takut untuk sepenuhnya merangkul buburnya, akar berbiaya rendah, mendapatkan hasil paling besar, tabrakan dan Wallop untuk uangnya.

Tren modern untuk membuat sekuel "lebih gelap" pasti berasal dari upaya yang direndam darah ini, dengan pengorbanan manusianya, perbudakan anak dan Indy sendiri dirasuki oleh sisi gelap. Ini benar -benar terjadi sebelum _Raiders dari The Lost Ark_) - yang berarti lelucon pistol/pedang yang berulang tidak benar -benar masuk akal secara kronologis - dan melihat Indy di India, mencoba mendapatkan batu -batu suci dari sekte Thuggee jahat untuk menyelamatkan desa yang terkepung. Sementara Bookends of the Original Trilogy lebih lucu, yang ini tetap bersamamu lebih lama, meskipun dalam mimpi buruk.

Mad Max asli memiliki bagian dari urutan pengejaran kendaraan yang luar biasa, tetapi tidak ada yang cukup mempersiapkan audiens untuk apa yang harus diikuti. Plotnya sederhana: Max Mel Gibson terikat untuk membantu komunitas yang terkepung melarikan diri dari para perampok di luar. Tapi itu adalah dunia yang gila dan pengembangan karakter, desain kendaraan, dan aksi pedal-ke-logam yang penting: momentum maju yang tak terhentikan dan visi terik yang fokus.

Sutradara S. Craig Zahler dengan cepat mengembangkan reputasi untuk brutal, mengetahui tindakan apakah itu dalam tulangnya yang berdarah Barat Tomahawk atau ini, di mana Vince Vaughn mengeluarkan lebih banyak cedera daripada paksa tontonan pasangan retret. Zahler tidak menggunakan pemotongan cepat dalam adegan pertarungan, alih -alih dengan senang hati menempatkan kameranya dan membiarkan aktornya melanjutkannya. Dan bagaimana.

Tanda air yang tinggi dari tugas John Woo di Hollywood, Face/Off penuh dengan semua permainan tembak aksi slo-mo dan merpati yang Anda harapkan. Kisah-COP dan Gangster menukar wajah dan hidup selama permainan berlarut-larut kucing-dan-tikus-konsep tinggi yang berbatasan dengan tidak masuk akal. Tapi yang membuatnya bekerja adalah Nicolas Cage dan John Travolta, tidak hanya bermain karakter mereka sendiri tetapi pada dasarnya satu sama lain. Travolta sebenarnya lebih bersenang -senang, dipotong longgar sebagai salah satu orang jahat Cage yang gila. Cage, setelah beberapa kegilaan pada awalnya, harus memerintah sedikit untuk bermain Travolta. Itu mungkin yang terbaik.

Sebelum dia membantu memberikan pukulan pada Ordo Pertama, John Boyega berjuang melawan intergalaksi yang salah 'uns in Joe Cornish yang tahu, campuran amblin dan alien. Tindakannya menyenangkan dan didorong oleh komedi dan drama, dan ada perasaan bahaya yang nyata dalam adegan di mana Boyega dan gangster mudanya mengambil sampah alien. Kami akan mengizinkannya.

Selalu satu untuk mencoba-coba dalam genre yang berbeda, Steven Soderbergh mengambil celah pada aksi dengan kisah licik yang berhidung keras tentang Ops Bad-Ass (Gina Carano, mematahkan hidung bahkan saat dia pecah besar) yang dikhianati dan melanjutkan pelarian. Soderbergh membangun gips yang fantastis di sekitar wanita terkemuka, dan menyiapkan beberapa ketukan besar (dan pemukulan).

Tamasya Marvel yang paling ambisius hingga saat ini mengatur super-super favorit semua orang satu sama lain-dan mengirim beberapa dari mereka pulang untuk menambal pakaian mereka. Gagasan pitching 673 (atau sekitar) pahlawan super satu sama lain adalah gagasan yang memusingkan, tetapi saudara-saudara Russo menariknya dengan penuh percaya diri, memperkenalkan bayi Spidey yang menyenangkan oleh orang banyak dalam prosesnya. Khawatir tentang kelelahan superhero? Ketakutan itu benar -benar hilang pada saat Anda mencapai Opus Pertempuran Bandara Film.

Grit Inggris dari tahun 1957, dengan kru orang -orang keras yang bersaing untuk mendorong beban berbahaya di sepanjang jalan berbahaya dalam waktu yang mungkin. Itu semua terjadi di lokasi yang sangat suram, dan urutan pengejaran - yang terakhir khususnya - mendebarkan, berkat arah Hollywood yang masuk daftar hitam, Cy Endfield. Dan para pemeran, untuk mata modern, luar biasa: dipimpin oleh Stanley Baker dan ditumpuk dengan orang -orang tangguh Inggris yang pergi ke ketenaran yang lebih besar. Carilah (Deep Breath) Sean Connery, Patrick McGoohan, William Hartnell, David McCallum, Gordon Jackson, Herbert Lom dan Sid James.

Judulnya mengacu pada patung Buddhisst yang, dalam tindakan vandalisme yang mengejutkan, memiliki kepala yang digergaji oleh antek -antek pengusaha jahat. Terserah bintang utama dan bertarung dengan koreografer Tony Jaa untuk mengambilnya: Sebuah pencarian yang ia lakukan dengan gaya brutal yang menghukum. Ini adalah plot film-B, tetapi Ong-Bak naik di atasnya dengan menghindari pekerjaan kawat untuk pemukulan Muay-Thailand yang lebih gitrier dan lebih banyak orang. Tim pertarungan yang berdedikasi semuanya siap untuk melakukan pukulan nyata. Rasa sakit mereka adalah keuntungan penonton.

Antara ini dan sepak bola Shaolin, Stephen Chow memperkuat dirinya sebagai pengganti Jackie Chan, memadukan adegan pertarungan longgar dengan waktu komik yang kuat. Hustle menemukannya sebagai bernyanyi, seorang gangster wannabe yang masuk ke air panas dengan geng kapak. Dan kemudian ada penyewa rumah petak lokal yang memiliki keterampilan seni bela diri yang luar biasa.

Plotnya, yang melibatkan pemulihan pedang curian dan beberapa pasang kekasih, mungkin tampak agak jauh terkadang, dan dialog subtitle sentuhan terlalu megah, tetapi skala semata -mata dari pengaturan harimau, sinematografi dan koreografi bertarung akan will Biarkan semua kecuali yang paling kuat terkesan. Adegan yang halus dan berat dialog terkoyak oleh Chow Yun-Fat, Michelle Yeoh dan Zhang Ziyi saat mereka meledak dan melewati puncak pohon, di udara, dan ke musuh-musuh mereka dengan rahmat balet yang seperti itu, Anda hampir tidak bisa mempercayai mata Anda.

Harrison Ford berada dalam bentuk aksi ayah terbaiknya-lihat juga The Jack Ryan Films-dalam remake layar lebar tahun 90-an dari serial TV yang terhormat ini. Seperti dalam pertunjukan itu, dia berada di jalan setapak pria bersenjata misterius yang membunuh istrinya dan membuat Ford berbingkai karena kejahatan itu. Dalam pelarian - sebuah perjalanan termasuk set spektakuler Ford melemparkan dirinya ke saluran pembuangan badai - ia harus berurusan dengan keuletan hebat mengejar agen Tommy Lee Jones. Persona layar Jones yang mantap dan lucu di sini sangat sukses sehingga ia mendaur ulang untuk sejumlah film selanjutnya, termasuk sekuel buron resmi Ford-less US Marshals.

Filosofi COD-Zen yang konyol berbenturan dengan cepat dengan aksi yang berderak tulang dalam klasik tahun 80-an ini. "Tidak ada yang pernah menang," Patrick Swayze intones dengan sungguh -sungguh ... tapi dia cenderung keluar dari mereka dengan cukup baik. Pengaturan ini memiliki Swizzle sebagai penjaga di pendirian tituler kumuh, deuce ganda. Tetapi upayanya untuk membersihkan sendi membawanya ke konfrontasi dengan kekerasan dengan Ben Gazzara yang berat dan premannya. Sepanjang jalan Swayze bisa melakukan tempat yang lebih kotor - kali ini dengan Kelly Lynch - dan sedikit robek tenggorokan. Ini Tosh, tapi Tosh yang mulia.

2018 melihat kolaborasi Christopher McQuarrie dan Tom Cruise di The_M: I_ Movies Blossom menjadi entri paling sukses. Ini penuh dengan aksi yang diketahui oleh Cruise dalam waralaba ini; Secara harfiah melemparkan dirinya ke jalan bahaya untuk mencari momen aksi terbaik. Mungkin tidak banyak membantu tingkat stres McQuarrie (atau tubuh Cruise), tetapi tentu saja menghibur untuk penonton.

Adaptasi Alex Proyas dari novel grafis James O'Barr layak mendapatkan penghargaan yang jauh lebih banyak daripada ketenaran yang tidak penting yang dikumpulkannya dari kematian tragis Brandon Lee di lokasi syuting. Dengan cerdik mentransposisi High Plains Drifter ke dystopian Urban Detroit, itu adalah kisah tentang pembunuh balas dendam yang tak terhentikan dari luar kuburan yang sangat simpatik berkat kinerja Lee. Dan meskipun gelap dan kejam dengan cara yang jarang diizinkan oleh film-film buku komik, itu masih ragi dengan jahitan humor yang suram. Tiba di puncak grunge itu juga ditempatkan dengan sempurna untuk mengendarai gelombang alt-rock, dan melakukannya tanpa pernah merasa seperti upaya studio yang memalukan untuk menarik gerakan yoot: gagak mengamuk ke soundtrack yang masih terasa kredibel dua dekade kemudian .

Barat Sam Peckinpah yang ganas menulis ulang buku aturan untuk kekerasan di layar: Film ini dipesan oleh serangan yang terkenal tentang pembantaian darah dan pembantaian yang lambat. Ini dimulai dengan perampokan yang gagal, berkembang menjadi satu pekerjaan terakhir mencuri senapan dari Angkatan Darat AS untuk panglima perang umum Mapache Meksiko, dan klimaks dengan stand terakhir apokaliptik di hacienda Mapache. Tesisnya adalah bahwa kelompok itu adalah orang -orang yang keluar dari waktu, tertinggal ketika pawai kemajuan membuat mereka usang di Amerika Barat yang sedang berkembang. Tetapi sementara film ini brutal nihilistik, itu juga anehnya sentimental: Peckinpah membeli mitos-mitos barat jauh lebih dari pendahulunya yang legendal barat John Ford.

Lima tahun dari perkenalannya di Bourne Identity, super-agen Amnesia Matt Damon Jason Bourne mencapai akhir perjalanannya (setidaknya sampai ia melanjutkan pelarian lagi pada 2016). Kesimpulan dari trilogi Bourne asli adalah film thriller ketat yang akhirnya memberikan beberapa penutupan untuk eksperimen Treadstone yang paling sukses namun tidak dapat diprediksi saat ia memulai tur dunia yang sangat besar. Pukulan terbesar dari ketiganya, itu juga membentuk Paul Greengrass sebagai direktur thriller utama yang saat ini menggerakkan perdagangannya.

Menambahkan 37 persen lebih lambat untuk dekade ini, John Woo meledak keluar dari Hong Kong Action Cinema dan menjadi sorotan internasional dengan serangkaian film kejahatan badass di mana Chow Yun-Fat menyia-nyiakan gangster yang kejam dengan jaket besar dan sering ada DOVES DOVES dengan orang-orang yang kejam dengan jaket besar dan akan ada DOVES DOVES DI DOVES . Mengikuti hari esok yang lebih baik, Woo yang memelopori penggunaan senjata-fu, pesona keberuntungan di Yun-Fat dan para merpati itu semuanya datang bersama-sama di crescendo yang ditetapkan di gereja yang berkobar ke pusaran triad pembantaian yang menarik perhatian ini. Terletak di tengah-tengah kembang api yang luar biasa adalah tema kehormatan dan penebusan yang layak untuk pengaruh utama Woo, Martin Scorsese dan Jean-Pierre Melville.

Kirk Douglas lahir pada tahun 1916. Setengah dari kehidupan yang luar biasa yang lalu ia adalah Einar Lodbrok yang tidak mungkin tetapi mengesankan, mengesankan buku komik Richard Fleischer Norse Epic bersama dengan Curtis yang sama-sama nak, Ernest Borgnine dan Janet Leigh. Mead adalah quaffed, wench buxom goosed, dan nadanya ... haruskah kita mengatakan "luas". Tapi pemandangannya yang spektakuler, langkahnya cepat dan koreografi aksi memuaskan (Outlander "Howard McCain-VS-Alien Sci-Fi" Homaged "itu grosir). Dan prajurit satu-mata Douglas sangat sengit.

Yang pertama dari enam (tujuh jika Anda termasuk seorang polisi), tetapi masih yang terbaik dari mereka: tamasya yang bersemangat untuk Jackie Chan di puncak kekuatan penutihan pantatnya yang kecil. Misi Chan adalah untuk melindungi saksi penting bagi kejahatan, Er, kejahatan. Tapi itu semua menjadi agak rumit oleh fakta bahwa dia memiliki agendanya sendiri. Sepanjang jalan ada pengejaran mobil yang sangat besar melalui kota gubuk dan urutan di mana Chan harus menghentikan bus besar hanya dengan pistol. Semuanya berakhir dengan gemuruh besar di pusat perbelanjaan. Keunggulan komedi aksi slapstick murni.

Technicolor swashbucklery, ketika lelaki yang disentuh hijau Errol Flynn mengambil kekuatan pengecut dari Gisbourne Basil Rathbone, dalam pelayanan raja Waspish Claude Raines John. Itu benar -benar terkenal sebagai kejar -kejaran yang benar -benar periang, tetapi ada baja untuk pisau Flynn yang berkedip yang sering ia lewatkan. Dia dapat menukar sindiran, menampar paha, bentrok foil, membungkuk busur dan roister renang dengan yang terbaik dari mereka, tetapi dia juga seorang romantis yang hebat dan seorang pemimpin pemberontak yang menggugah.

Tentu saja, sebagian besar bintang era yang sunyi menampilkan aksi mereka sendiri, dari film -film Keystone Mack Sennet, hingga Charlie Chaplin dan, yang terbaik, Buster Keaton. Tapi bisa dibilang citra yang paling terkenal dari lot adalah Harold Lloyd menggantung wajah jam pada klimaks ke tempat yang aman. Tembakan panjang dari Lloyd memanjat bangunan itu sebenarnya adalah ganda, tetapi bidikan tengah dan close-up semuanya adalah Lloyd, seperti halnya rendaman jam dan semua peniknya di atas gedung-dan itu benar-benar Bagian atas bangunan dan bukan studio mock-up. Tidak ada senar yang melekat, dan dia hanya memiliki tiga jari di tangan kanannya. Masih secara vertif, mendebarkan secara visual, dengan cara yang tidak akan pernah bisa dicapai oleh CG.

Pengaturan (mereka membunuh anjingnya dan sekarang dia marah sekali) mendekati parodi, dan plotnya (pria bersenjata terus bekerja dengan rantai organisasi oposisi) sebagai asal-asalan seperti mereka datang. Tapi John Wick adalah klasik instan, menendang seri yang terus mendapatkan momentum. Sebagian humor sadar diri; sebagian keren dan karisma Keanu; dan sebagian brio dari urutan aksi: seperti RAID dalam fokus mereka yang berpikiran tunggal dan haus darah. Semua orang takut pada John Wick, dan saat dia mem-shoot dan mengeksekusi ke bodycount yang benar-benar membingungkan, Anda dapat melihat alasannya.

Aksi Michael Bay yang mengkilap dari hari -hari ketika itu berarti sesuatu selain Transformers. Ini hanya film keduanya-mengikuti Bad Boys asli-tetapi ini adalah sepotong aksi macho yang percaya diri, menempel: benang pria-di-misi tentang mantan con yang masuk kembali ke Alcatraz untuk melawan sandera-pengambil Ed Harris. Sean Connery, yang membangkitkan kekuatan bintang yang mengerikan, adalah mantan agen yang kesal (ikatan yang hampir tua, jenis penahanan nomor 6) yang dipaksakan kembali beraksi. Nic Cage adalah setelan muda yang dikirim ke pendampingnya. Keduanya dalam bentuk terbaik mereka, dalam salah satu film aksi yang benar -benar hebat di tahun 90 -an - dan memang sepanjang masa.

Film James Bond ketiga dan mungkin yang klasik. Ikatan Connery berada padanya yang paling menawan dan mematikan, meskipun belum menjadi kartun yang menyindirnya. Connery masih diinvestasikan dalam materi; Ada penjahat megalomaniac yang hebat dengan skema konyol; Dan ada Aston Martin DB5 dengan "Modifikasi", mengantarkan di era yang meningkatkan omong kosong cabang-Q. Menyenangkan, lucu, dan bahkan adaptasi yang cukup dekat dari novel Ian Fleming, itu adalah film Bond pertama yang benar -benar memaku formula yang sedang berlangsung. Untuk lebih baik atau lebih buruk…

Tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa ada beberapa kegembiraan yang lebih besar dalam hidup daripada The General Buster Keaton. Bersamaan dengan kemungkinan Sherlock Jr dan Steamboat Bill, Jr., Jenderal menandai titik tertinggi karier sutradara Keaton. Pertama kali dirilis pada tahun 1926, awalnya disambut dengan ketidakpedulian oleh penonton bioskop dan paduan suara penghinaan dari para kritikus. Petualangan Perang Sipil membuat Keaton memar secara fisik dan dihancurkan secara finansial, dengan loco tua itu meninggalkan ngarai dan wajah batu tua dibelenggu ke MGM dan terhalang secara kreatif. Sejak itu, sang jenderal telah memperoleh status mahakarya diam yang layak. Jika Anda tidak tahu ceritanya, cukup untuk mengatakan bahwa Keaton adalah seorang kereta api yang terjebak di antara dua pasukan yang bertikai, dengan gadis kesayangannya (Marion Mack) untuk dipertahankan dan kereta harganya yang berharga untuk diselamatkan. Hal -hal tidak berjalan dengan lancar.

So much more than a high-concept action movie about a cyborg policeman, RoboCop is also a savage satire and a religious parable, with its structural narrative nicked from folk mythology. The deeper you go into it, the more you find. But it works as a shoot 'em up too. Its gonzo violence perhaps functions so well because it's from an outsider's skewed perspective: Dutch director Paul Verhoeven, here only making his second English-language film. The sequels (and remake) increasingly missed the point. Verhoeven's later Starship Troopers is RoboCop's real spiritual successor.

Jason Statham already had an action franchise in the Transporter films, but Crank was the one that really cemented him as the Stath we know and love today. Neveldine/Taylor’s berserk high-concept takes the DOA model of a poisoned hero up against a very personal time limit, but amps it up so that he constantly needs adrenaline surges to survive on the way to finding the antidote. Hence car chases through shopping malls, impromptu sex, copious fights... Statham is the granite centre of the madness: almost Buster Keaton-like in his stoic single note of constant simmering annoyance.

The idea of Jean Reno as a taciturn, super-efficient "cleaner" (of crime scenes) first show’s up in Luc Besson’s Nikita, where he appears for a single eccentric sequence as Vincent. Four years later he was Leon: essentially the same character (Besson has suggested they’re cousins) but this time front and centre, with some actual dialogue. It remains an extraordinary film, for its violence, its insane performance from Gary Oldman as villain Stansfield, and for the queasy pseudo-romance at its centre between Leon and stray waif Mathilda (the then 12-year-old Natalie Portman).

Pretty much the apotheosis of the lunkheaded ‘80s one-man-army action subgenre, Commando pits Arnold Schwarzenegger against the entire military force of Dan Hedaya’s corrupt South American general. Many explosions, machine-gunnings and knifings later, Arnold is, of course, unscratched. Hooray! There’s a also a great bit when he escapes from a plane by jumping off its undercarriage; the whole business with killing David Patrick Kelly last; and – who could possibly forget? – Vernon Wells sporting a Village People moustache and a chainmail wifebeater. For decades only available in the UK in a heavily censored version, you can now buy a fully unadulterated director’s cut on Blu-ray. What times we live in.

Seemingly from out of nowhere came the sudden arrival of one of the most blistering action films of the 21st century to date: a ferocious curio stemming from Indonesia but written and directed by Welshman Gareth Evans. The premise is simplicity itself: Iko Uwais’s greenhorn cop and a small SWAT team are sent into the deadliest housing project in Jakarta, the kind of place that’d give even Snake Plissken second thoughts: a labyrinth of Silat-skilled villains and big bosses... oh, and guns. Lots of guns. They have to fight their way to the top of a tower block and back out again. And that’s pretty much it. But it’s not so much the destination as the journey, which is so intense it’ll leave you with actual bruises. The Raid 2 – a massive and unexpected expansion, keeping the extreme violence but adding a level of Once Upon A Time In Indonesia-style epic drama – followed two years later. The third in the projected trilogy has been promised but has yet to materialise.

Two trucks. Four men. Enough nitroglycerine to blow up South America. These are heady ingredients for any thriller, but the genius of Henri George Clouzot's downbeat stunner lies in its murky, masterful characterisation. He invests the first half in developing his quartet of desperate men, each willing to risk it all for a stack of oil company greenbacks, so that by the second, a nerve-ripping ride up mountain passes and through tortuous jungles, we're right there in the cab with them.

The moment when the Fast & Furious franchise suddenly grew wings and flew. The first trilogy had petered out with the almost straight-to-video Tokyo Drift. The comeback fourth instalment had re-grouped and rebooted but hadn’t got anybody particularly excited. But then there was this: a holiday in the Rio sun that wasn’t over-reliant on series continuity. Fast Five reimagines the brand as a ridiculously high-octane Italian Job-style crime caper – climaxing with a vault robbery in which massive safes are dragged round busy streets by Dodge Chargers, causing maximum destruction. And of course, this was the first of the Fasts to drop The Rock on proceedings. Which is always an excellent idea.

Finally able to adapt the first of Ian Fleming’s Bond novels (after decades of rights issues), the Bond franchise’s gatekeepers took the bold move of re-starting the entire elderly franchise. Although Judi Dench remains from the Pierce Brosnan era as MI6 chief M, this is a younger Bond’s first mission, in which we see him earn his 00 status with his first kill, and in which the gadgets are kept to a minimum (a defibrillator in the Aston; Q doesn’t even show up for another two films). The controversy about Daniel Craig’s casting seems quaint now (a toxic fan made a whiney website – imagine the furore on social media that'll meet the next Bond), and it’s fascinating to look back, post Craig’s bored-looking turn in Spectre, and see the fire with which he absolutely owns the role, from the opening free-running chase to the airport battle and the climactic destruction in Venice. And yet, the film’s most thrilling sequence, somehow, is a lengthy card game. It’s a fascinating franchise that can count its 21st film as one of its very best.

John Woo's later work might have tailed off somewhat (see Mission: Impossible II – or, if you prefer, don't), but his super-stylish Hong Kong period remains virtually untouchable, and Hard Boiled is the best of the lot. Even if it does sacrifice emotional development in Chow Yun-Fat's kick-ass cop Tequila on the altar of gun porn, it remains a guns-a-blazing, walls-exploding, tea-room-destroying, hospital-devastating triumph, and a must-have for every action fan. It's so influential that it took Woo global and slung Chow into the big time, all whilst carrying a shotgun in one hand and a surprisingly large baby in the other.

Pared down neo-noir from Walter Hill: the action director’s action director. Immense car chases are the order of the day, peppering a lean storyline about Bruce Dern’s cop on the trail of Ryan O’Neal’s getaway driver. Heavily influenced by Jean-Pierre Melville’s classic Le Samourai, The Driver is so stark that it doesn’t even name its characters, simply giving us The Driver, The Detective, The Player and so on. And the minimalism also extends to the dialogue, of which O’Neal has practically none. Not a success on its initial release (Hill believes if he hadn’t already had The Warriors set up, his career wouldn’t have survived it), it casts a long shadow: most recently on Nicolas Winding Refn’s Drive.

Kathryn Bigelow’s surfing-and-skydiving extravaganza remains as preposterous as it is glorious. Keanu Reeves’ undercover agent infiltrates the cult-like bank-robber gang of Patrick Swayze’s action-zen guru Bodhi... and comes to question his life choices. The truly breathtaking action spectacle coupled with the bollocks macho-grunge philosophising (to which Swayze was no stranger, having already done Road House) make it a classic already, but with Bigelow at the helm there’s a whole other level of genre critiquing, embodied wonderfully by Lori Petty’s character, constantly exasperated at the idiocy all around her. The remake dutifully piled on the action but missed that aspect entirely. Petty’s feisty Tyler got replaced by Teresa Palmer’s vapid, floaty hipster chick.

Rambo was forced into the role of one-man-army superhero for the daft sequels, so it's refreshing to revisit First Blood and find a thrilling pulp drama about a PTS sufferer driven over the edge by bullying small-town petty-mindedness. Sylvester Stallone is a decent actor when given the opportunity, and John Rambo in this film, crucially, is almost believable: the crunchy action kept under tight control by director Ted Kotcheff. It's a decent adaptation of David Morrell's page-turning novel too, although Brian Dennehy's Sheriff Teasle gets shorter shrift, and the devastating ending is changed so that Rambo lives.

Almost unbelievably this is a studio movie: Warner Bros. trusting a significant budget (estimated at $150m) to George Miller’s undiluted, berserk vision. That vision includes vehicles fuelled with blood, 'Doof Warriors' playing flaming guitars as they hurtle into battle, CG used in respectful subservience to jaw-dropping practical stunts, and Hugh Keays-Byrne’s Immortan Joe presiding over a religious cult seemingly inspired by a Duran Duran song that was inspired by the original Mad Max films ("Wild Boys always shine", remember). Fury Road takes notes from John Ford’s Stagecoach and Sergio Leone’s Dollars films while forging its own route, and sits alongside the previous Max films while paying no attention to continuity whatsoever. This is filmmaking as myth, legend, campfire tale. Sequels have been mooted but it’s hard to imagine ever experiencing anything like Fury Road again.

Aneh bagaimana pahlawan aksi terbesar dalam dekade ini mendapatkan penghargaan itu dengan memainkan salah satu penjahat terbesar dekade yang sama. Bahkan orang asing ketika Anda mempertimbangkan pahlawan aksi tersebut bahkan tidak cocok secara fisik untuk bagian itu, seperti yang awalnya dibayangkan oleh James Cameron. Lagi pula, cyborg T-800 seharusnya berbaur, menjadi pembunuh tersembunyi, terlihat ... normal. Tidak, misalnya, seperti binaragawan Austria yang raksasa terakhir kali melihat orang -orang dengan pedang broads di Conan the Barbarian. Tetap saja, Terminator memukul besar dan memberi kami dua ikon tahun 80-an dalam satu: Arnold Schwarzenegger yang lebih besar dari kehidupan, dengan slogannya, otot-ototnya yang beriak dan persenjataannya yang luas dan ledakan. Dan mimpi buruk yang menyeringai baja, bermata merah dari masa depan, yang sampai tindakan terakhir Firey bersembunyi di bawah fisik yang terpahat itu.

Jenius khusus Christopher Nolan terletak pada membangun film buku komiknya di sekitar tema dan membuat mereka lebih kuat untuk itu. Tema Batman Begins adalah respons kota terhadap ketakutan (permainan minum yang baik: hitung penggunaan kata / variasi itu selama dimulai). Kali ini, ini tentang keseimbangan yang baik dalam kehidupan kita antara kontrol dan kekacauan. Oh, dan Joker Heath Ledger di sana sangat menyeimbangkan Batman yang sangat dikendalikan oleh Christian Bale.

Sesekali sebuah film datang yang dijuluki "pengubah permainan". Beberapa layak mendapatkannya lebih dari yang lain, tetapi efek matriks pada sinema aksi abad ke -21 tidak dapat dikecilkan. Wachowskis tidak bisa dikreditkan dengan menciptakan bahasa visual baru (pria FX John Gaeta memuji Michel Gondry dan Katsuhiro Otomo dengan efek "waktu peluru" asli), tetapi penggunaan yang mereka katakan begitu mendebarkan dan mengolok-oloknya sehingga memukau sehingga memukau sehingga memukau sehingga memukau sehingga memukau sehingga memukau sehingga memukau sehingga memukau sehingga memukau sehingga menarik sehingga memukau sehingga menarik sehingga menarik sehingga memukau sehingga menarik sehingga menarik sehingga menarik sehingga menarik sehingga menarik sehingga menarik sehingga menarik begitu mata sehingga mengejutkan sehingga membingungkan dengan eye Tampaknya sepenuhnya asli. Mencadangkan tontonan yang luar biasa adalah mash-up dari ide-ide tinggi yang dikelilingi dari William Gibson dan Jean Baudrillard: The Matrix terasa seperti memiliki otak dan juga bola. Dan casting itu juga dicatat sempurna, mengubah persepsi publik tentang Keanu Reeves semalam dari red-bulb stoner menjadi mesin pembunuh datar (peran yang terus ia nikmati dalam orang-orang seperti Man of Tai-Chi dan John Wick). Ditiru sampai kelelahan penonton oleh film -film berikutnya (termasuk sekuelnya sendiri), tampaknya masih segar hampir 20 tahun kemudian.

Fitur kedua John McTiernan adalah bukti bahwa generik yang biasa -biasa saja dapat diangkat ke kebesaran yang konyol oleh sutradara dan pemain yang tepat. Sebuah mash-up dari film perang pria-di-misi dan horor alien / saat itu-tidak ada horor slasher, McTiernan tergelincir dalam beberapa gesekan licik pada genre aksi bersama dengan beberapa homoeroticism yang layak-tetapi lebih atau lebih Lebih sedikit menjaga wajah lurus. Ini penuh dengan momen ikonik seperti kehancuran hutan yang tidak menyakitkan dan pertarungan lumpur satu-man-mani terakhir. Dan Arnold, bisa dibilang, tidak pernah lebih baik.

Perpaduan yang sempurna antara aksi dan karakter, Timur dan Barat, Blockbuster dan Arthouse, entri pertama Akira Kurosawa ke dalam genre Samurai adalah salah satu karya besar dalam bahasa apa pun. Sutradara hebat menciptakan karakter yang berbeda dan berkesan dari tujuh samurai yang tidak beruntung yang disewa untuk membela desa pertanian yang buruk dari para bandit perampok, menampilkan pahlawannya sebagai orang buangan yang bulat tetapi bermartabat - pemimpin mulia Takashi Shimura dan rumah tangga gila Toshiro Mifune adalah yang menonjol. Semua kehidupan manusia ada di sini, seperti halnya adegan pertempuran terbesar di sinema: The Climactic Showdown in the Rain adalah hal -hal dari legenda sinematik.

Nazi, staf Ra dan sebuah batu seukuran rumah kecil adalah urutan hari itu untuk Harrison Ford dalam tamasya Indy pertamanya. Seorang protagonis arkeolog (proteologi?) Mungkin tidak terdengar sangat menarik, tetapi Steven Spielberg dan George Lucas 'tindak lanjut dari Star Wars berhasil di setiap level, tidak terkecuali tidak menganggap dirinya terlalu serius. Prekuel dan sekuel yang lebih rendah diikuti, tetapi [Raiders] mengokohkan Ford sebagai kelas berat Hollywood. Barang-barang bagus yang meleleh.

Tindakannya, kecepatan, bisep Sarah Connor, switcheroo awal yang cerdas di mana Anda berpikir Arnie adalah orang jahat dan Robert Patrick adalah orang baik - hanya Anda yang salah - dan pertimbangan lebih lanjut tentang apa arti perjalanan waktu untuk saat ini semuanya efektif adalah efektif . Tapi itu FX dan set piece yang benar -benar meniup kaus kaki kolektif kami. Hebatnya, mereka hampir tidak berkencan sama sekali.

Bayangkan alien diumumkan di era media sosial kami saat ini. "Alien sempurna - tinggalkan saja!" Internet akan memegangi. "Dapatkan beberapa ide orisinal, Hollywood!" Dan tentu saja, internet akan salah. James Cameron, pada masa itu seorang mantan lelaki FX yang mengarahkan kultus-fi fiksi beranggaran rendah yang disebut Terminator (ditambah Piranha 2: Flying Killers) membawa horor ruang gothic Ridley Scott dan mengekstrapolasi ke dalam film perang, memperluas The mitologi dalam prosesnya. Kami telah melihat wajah Huggers dan Xenomorphs sebelumnya. Tapi sekarang, dalam salah satu pengungkapan kejutan terbesar bioskop, kami memiliki seorang ratu ...

Pada 1980-an, film aksi cenderung melestarikan pria otot, rantai-gorakan jalan mereka menuju penghitungan tubuh tak terhingga. Pada penutupan dekade, bintang komedi TV dan sutradara sci-fi/horor membuat film aksi tentang Schmoe reguler di tempat yang salah pada waktu yang salah ... dan secara tidak sengaja membuat film aksi terbesar sepanjang masa. Kadang -kadang mudah untuk melupakan bahwa John McClane adalah produk tahun 1980 -an (hanya rambut Holly McClane dan kebiasaan Ellis Coke benar -benar menandai era), tapi itulah yang Anda dapatkan karena menjadi klasik abadi. Yippee Ki, dan memang, yay.

Hanya agar Anda tahu, sementara kami dapat menerima komisi atau kompensasi lain dari tautan di situs web ini, kami tidak pernah mengizinkan ini untuk mempengaruhi pilihan produk - baca mengapa Anda harus mempercayai kami

Apa film aksi No 1 di dunia?

Apa 10 film aksi terbaik?

Apa 10 Film Terbaik Terbaik?

Siapa film aksi terbaik di Hollywood?