4 Faktor apa sajakah yang bisa meningkatkan frekuensi denyut nadi?

Berolahraga

Semakin tinggi denyut jantung, semakin tinggi tekanan darah kamu. Nah, saat berolahraga, tubuh memerlukan suplai oksigen yang lebih banyak. Itulah mengapa denyut jantung akan meningkat untuk memenuhi kebutuhan oksigen tersebut. Akibatnya, tekanan darah normal kamu akan meningkat.

19 jul 2019

Halodoc, Jakarta – Denyut nadi adalah salah satu cara yang kerap dilakukan untuk memastikan jantung bekerja dengan baik. Jumlah denyut yang dihasilkan oleh nadi dapat menjadi respons terhadap detak jantung. Namun, kamu mungkin saja mengalami denyut nadi yang tidak seperti biasa. Jika ini terjadi, hati-hati apabila faktanya kamu mengidap aritmia. Berikut ulasan lengkapnya!

Baca juga: 5 Jenis Penyakit yang Berhubungan dengan Jantung

Hubungan Antara Aritmia dengan Denyut Nadi Tidak Normal

Denyut nadi pada setiap orang dapat berbeda-beda dan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Diantaranya adalah usia, aktivitas fisik, tingkat kebugaran, suhu udara, emosi, posisi dan ukuran tubuh, serta konsumsi obat-obatan tertentu. Namun, denyut nadi orang dewasa umumnya di kisaran antara 60–100 kali per menit.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengukur denyut nadi pada tubuh, salah satunya di pergelangan tangan. Denyut nadi bukan sekadar menggambarkan frekuensi arteri yang mengembang dan berkontraksi, melainkan bisa menggambarkan kondisi kesehatan seseorang. Alasannya, denyut nadi tidak normal bisa menjadi tanda gangguan pada irama jantung, yaitu aritmia.

Apa Itu Aritmia?

Melansir dari MedlinePlus, aritmia adalah ketidakteraturan irama jantung, yaitu kondisi saat irama jantung berdetak terlalu cepat ataupun terlalu lambat. Kondisi ini terjadi akibat impuls elektrik yang berfungsi mengatur detak jantung tidak bekerja dengan baik. Aritmia terbagi dalam beberapa jenis. Berikut ini adalah jenis aritmia yang perlu diwaspadai:

  1. Bradikardia. Kondisi ini terjadi ketika jantung pengidapnya berdetak lebih lambat dari kondisi normal, yaitu di bawah 60 kali per menit.
  2. Blok jantung (AV block). Kondisi ini terjadi ketika sinyal listrik tidak berjalan normal di jantung. Jantung masih bisa memompa darah, namun detaknya lebih lambat dan kurang efisien dibanding jantung yang normal.
  3. Takikardia supraventrikular. Kondisi ini disebabkan ketidaknormalan rangkaian hantaran elektrik pada jantung (umumnya sudah terjadi ketika lahir).
  4. Fibrilasi atrium. Kondisi ini terjadi ketika detak jantung berdetak sangat cepat, bahkan pada saat sedang beristirahat. Kondisi ini terjadi akibat kacaunya impuls elektrik pada atrium (serambi) jantung.
  5. Fibrasi ventrikel. Ini adalah jenis aritmia yang menyebabkan pengidapnya kehilangan kesadaran atau kematian mendadak akibat detak jantung yang tidak teratur dan terlalu cepat.

Baca juga: Aritmia Bisa Sebabkan Kematian Mendadak?

Apa Saja Tanda dan Gejala Aritmia?

Aritmia bisa terjadi tanpa disertai tanda dan gejala. Namun secara umum, tanda dan gejala aritmia berupa jantung berdetak lebih cepat (takikardia) atau lebih lambat dari biasanya (bradikardia), kelelahan, pusing, sesak napas, nyeri dada, hingga kehilangan kesadaran (pingsan).

Jika kamu merasakan gejala tersebut, segera periksakan dokter. Aritmia yang tidak segera ditangani bisa menyebabkan komplikasi berupa: gagal jantung, stroke, bahkan bisa berujung kematian. Itulah risiko aritmia akibat denyut nadi yang tidak normal.

Jika kamu berencana mengunjungi rumah sakit, kini kamu bisa membuat janji dengan dokter terlebih dahulu melalui aplikasi Halodoc. Tinggal pilih dokter di rumah sakit yang tepat sesuai dengan kebutuhan kamu lewat aplikasi.

Apa Penyebab Aritmia?

Gangguan apa pun yang memengaruhi impuls listrik dapat merangsang kontraksi pada jantung sehingga terjadi masalah detak jantung tidak normal atau aritmia. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan jantung tidak dapat bekerja dengan semestinya, antara lain:

  • Ketidakseimbangan kadar elektrolit dalam darah.
  • Gaya hidup tidak sehat, seperti kebiasaan merokok, terlalu banyak minum kafein dan alkohol, efek samping obat-obatan, dan penggunaan narkoba.
  • Masalah kesehatan tertentu, seperti gangguan kelenjar tiroid, sleep apnea, diabetes, hipertensi, hingga penyakit jantung koroner.

Seseorang dengan kesehatan jantung yang baik kemungkinannya sangat kecil untuk mengalami aritmia dalam jangka panjang, kecuali adanya pemicu eksternal, seperti gangguan penggunaan zat atau sengatan listrik. Masalah jantung yang paling umum mengartikan jika impuls listrik tidak mengalir melalui jantung dengan benar. Hal ini dapat meningkatkan risiko dari aritmia.

Baca juga: Aritmia Bisa Jadi Pemicu Gagal Jantung Kongestif

Pengobatan dan Pencegahan Aritmia

Diagnosis dari gangguan detak jantung tidak normal didasarkan pada pemeriksaan denyut jantung ataupun pemeriksaan fisik khusus. Diagnosis ini dilakukan untuk memudahkan dokter dalam menentukan jenis pengobatan yang sesuai. Melansir dari NHS, pengobatan aritmia secara umum dilakukan dengan pemberian obat-obatan khusus, pemasangan alat picu jantung dan implantable cardioverter defibrillator (ICD), kardioversi (pengobatan dengan aliran listrik), hingga ablasi kateter (prosedur non-bedah).

Pencegahan aritmia bisa dilakukan dengan menerapkan gaya hidup sehat, antara lain dengan menghindari atau mengurangi stres, menjaga berat badan ideal, mengonsumsi makanan sehat, membatasi konsumsi alkohol, berolahraga teratur, dan berhenti merokok.

4 Faktor apa sajakah yang bisa meningkatkan frekuensi denyut nadi?

Referensi :
MedlinePlus. Diakses pada 2021. Arrhythmia.
NHS. Diakses pada 2021. Arrhythmia.
Web MD. Diakses pada 2021. Arrhythmia.
Medical News Today. Diakses pada 2021. What to know about arrhythmia.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi istirahat yaitu jenis kelamin, umur, posisi tubuh, dan aktivitas fisik. Peningkatan intensitas latihan akan meningkatkan frekuensi denyut nadi, begitu juga sebaliknya akan terjadi penurunan apabila intensitas latihan diturunkan.

Apakah usia mempengaruhi denyut jantung?

Usia seseorang sangat berpengaruh terhadap denyut nadi, denyut nadi maksimum pada orang lanjut usia sangat menurun (penurunan 50% dari usia remaja pada usia 80 tahun).

Bagaimana suhu tubuh dapat mempengaruhi denyut jantung?

Suhu tubuh Perubahan suhu yang mendadak juga dapat mempengaruhi denyut jantung dan membuat jadi lebih cepat. Sebab, darah akan bergegas ke permukaan kulit untuk mendinginkan atau menghangatkan tubuh.

Bagaimana Umur dapat mempengaruhi denyut jantung dan denyut nadi pada seseorang?

Semakin bertambah usia seseorang, semakin rendah frekuensi denyut jantung. Hal ini sangat erat hubungannya dengan kurangnya proporsi kebutuhan energi dalam tubuh.

Selain jenis kelamin dan umur adakah faktor lain yang berpengaruh terhadap frekuensi denyut nadi jelaskan?

Faktor-faktor yang memengaruhi frekuensi denyut nadi dan jantung antara lain: Perbedaan jenis kelamin, berat badan dan usia. Berat ringannya aktivitas yang dilakukan. Kondisi psikologis seseorang.

Apakah ada perbedaan denyut nadi dari segi usia?

Usia 3 sampai 4 tahun: detak jantung normal 80 sampai 120 kali per menit. Usia 5 sampai 6 tahun: detak jantung normal 75 sampai 115 kali per menit. Usia 7 sampai 9 tahun: detak jantung normal 70 sampai 110 kali per menit. Usia di atas 10 tahun: detak jantung 60 sampai 100 kali per menit.

Apakah jenis kelamin berpengaruh terhadap denyut nadi?

Karena denyut jantung perempuan pada umumnya lebih cepat dibandingkan denyut jantung laki laki. Hal ini terjadi karena ukuran jantung perempuan lebih kecil daripada ukuran jantung laki laki.

Menurutmu apakah jenis kelamin umur jenis aktivitas dan intensitas dalam beraktivitas memengaruhi frekuensi denyut jantung jelaskan?

Ya, jenis kelamin, jenis dan intensitas dalam beraktivitas memengaruhi frekuensi denyut jantung, karena frekuensi denyut jantung ditentukan oleh hormon (yang berbeda antara jenis kelamin) dan kebutuhan oksigen tubuh (yang meningkat saat beraktivitas denga intensitas tinggi seperti saat berolah raga).