Adanya anggapan bahwa suku bangsa sendiri lebih baik sehingga merendahkan suku bangsa lain disebut

Adanya anggapan bahwa suku bangsa sendiri lebih baik sehingga merendahkan suku bangsa lain disebut

Adanya anggapan bahwa suku bangsa sendiri lebih baik sehingga merendahkan suku bangsa lain disebut
Lihat Foto

freepik.com/ilixe48

Ilustrasi sikap etnosentris

KOMPAS.com - Sikap etnosentris atau etnosentrisme tentunya pernah atau sering terjadi dalam kehidupan sosial masyarakat.

Etnosentris menilai jika budaya, agama, ras atau golongan kelompoknya jauh lebih baik dibanding kelompok lainnya.

Apa itu etnosentris?

Pengertian etnosentris

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), etnosentris diartikan sebagai bersifat etnosentrisme atau sikap yang berlandaskan pada kelompok atau kebudayaannya sendiri. 

Umumnya sikap etnosentris juga diikuti dengan sikap atau pandangan yang meremehkan kelompok lainnya, karena menggangap kelompoknya jauh lebih baik.

Mengutip dari Cambridge Dictionary, etnosentris atau yang dalam Bahasa Inggris dikenal sebagai ethnocentric ialah rasa percaya jika orang, adat istiadat, tradisi, ras atau kebangsaan miliknya jauh lebih baik dibanding lainnya.

Baca juga: Arti Penting Melaksanakan Sikap Toleransi

Penyebab etnosentris

Menurut Diana Ariswanti Triningtyas dalam buku Konseling Lintas Budaya (2019), etnosentris atau etnosentrisme terjadi ketika seseorang melihat kebudayaan lain melalui kebudayaan orang itu sendiri. Sehingga timbul perbandingan dan kesan merendahkan kebudayaan lainnya.

Ada dua penyebab utama etnosentris atau etnosentrisme, yakni:

Sejarah bisa mempengaruhi sikap kelompok tertentu dalam memandang kelompok lainnya. Misalnya rasa nasib sepenanggungan atau ternyata dahulu antar kelompok pernah terlibat konflik atau lain sebagainya.

Tidak hanya itu sejarah juga bisa membentuk identitas suatu kelompok. Identitas ini kemudian menjadi ciri khas suatu kelompok dan membedakannya dengan kelompok lain. Contohnya kebiasaan, tata cara berbahasa, dan lain sebagainya.

Pluralitas bisa diartikan sebagai kemajemukan. Artinya dalam satu bangsa masyarakatnya berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda. Misalkan dari suku, agama, kelompok sosial atau golongan yang berbeda.

Tanpa disadari, kemajemukan ini bisa menimbulkan sikap etnosentris. Karena perbedaan sering membuat orang merasa bahwa kelompoknya jauh lebih baik dibanding kelompok lainnya. Sehingga konflik lebih sering terjadi jika tidak disikapi dengan baik.

Baca juga: Contoh Pelaksanaan Toleransi

Dampak etnosentris

Dilansir dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), etnosentris atau etnosentrisme sebenarnya tidak bisa selalu dipandang buruk atau memberi dampak negatif. Karena ada kalanya sikap ini bisa membawa dampak positif pula.

Contohnya saat terjadi konflik antar kelompok, adanya etnosentrisme bisa menguatkan dengan memberi dukungan pada satu kelompok dengan kelompok lainnya.

Selain itu, etnosentris juga memiliki dampak positif dan negatif lainnya. Berikut penjelasannya:

Dampak positif etnosentrisme Dampak negatif etnosentrisme
Menguatkan suatu kelompok yang sama karena memiliki latar belakang sejarah yang serupa Sering menyebabkan konflik antar individu atau antarkelompok karena memandang rendah kelompok lainnya
Menumbuhkan semangat mencintai kebudayaan sendiri Menghambat proses asimilasi atau peleburan kebudayaan
Menjaga keaslian dan keutuhan budaya Terjadinya diskriminasi pada bidang tertentu
Meningkatkan persatuan dan kesatuan dalam suatu kelompok Bisa memunculkan aliran politik tertentu

Contoh sikap etnosentris

Berikut beberapa contoh sikap etnosentris, yaitu:

  1. Adanya kebudayaan Carok yang berasal dari Madura.
  2. Adanya konflik antara suku Madura dan Dayak.
  3. Tindakan bullying jika ada teman yang berasal dari luar pulau Jawa.
  4. Kebiasaan memakai pakaian adat di beberapa daerah di Indonesia.
  5. Terjadinya perang antara suku Asmat dan suku Dani.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



      

Adanya anggapan bahwa suku bangsa sendiri lebih baik sehingga merendahkan suku bangsa lain disebut

   1. SUKUISME


a.       Paham atau praktik yang mementingkan suku bangsa sendiri (Menurut KBBI).

b.      Sukuisme adalah suatu paham yang memandang bahwa suku bangsanya lebih baik dibandingkan dengan suku bangsa yang lain, atau rasa cinta yang berlebihan terhadap suku bangsa sendiri.

      2. PRIMORDIALISME


a.       Perasaan kesukuan yg berlebihan (Menurut KBBI).

b.      Primordialisme adalah sebuah pandangan atau paham yang memegang teguh hal-hal yang dibawa sejak kecil, baik mengenai tradisi, adat-istiadat, kepercayaan, maupun segala sesuatu yang ada di dalam lingkungan pertamanya.

     3. CHAUVINISME

Chauvinisme adalah rasa cinta tanah air yang berlebihan dengan mengagungkan bangsa sendiri, dan merendahkan bangsa lain.

   4. PROVINSIALISME

Provinsialisme adalah paham (gerakan dsb) yang bersifat kedaerahan (Menurut KBBI).

   5. EKSTRIMISME

a.       Ekstrimisme adalah bentuk penyalahgunaan kegiatan berpolitik yang memanfaatkan kelompok atau organisasi minoritas (PM Inggris, David Cameron).

b.      Istilah yang digunakan untuk menggambarkan sebuah doktrin atau sikap baik politik maupun agama dalam menyerukan aksi dengan segala cara untuk mencapai tujuannya.  

  • ·         EKSTRIMISME KANAN (Fundamentalis Agama)

Ekstrimisme kanan adalah istilah yang mengacu kepada segmen spektrum politik yang biasanya dihubungkan dengan konservatisme, liberalisme klasik, kelompok kanan agama.

  • ·         EKSTRIMISME KIRI (Komunis)

            Kelompok yang biasanya dihubungkan dengan aliran sosialis atau demokrasi sosial.

    6. SEKULARISME/SEKUNDER

a.       Paham atau pandangan yg berpendirian bahwa moralitas tidak perlu didasarkan pd ajaran agama (Menurut KBBI)

b.      Sekularisme adalah sebuah ideologi yang menyatakan bahwa sebuah institusi atau harus berdiri terpisah dari agama atau kepercayaan.

Terima kasih telah membaca. Kalau kamu suka, jangan lupa share ya!

Adanya anggapan bahwa suku bangsa sendiri lebih baik sehingga merendahkan suku bangsa lain disebut

Ilustrasi keanekaragaman budaya Indonesia. Credit: pexels.com/Artem

Bola.com, Jakarta - Etnosentrisme adalah praktik memandang dan menilai budaya orang lain berdasarkan nilai dan kepercayaannya sendiri. Etnosentrisme adalah bagian dari ilmu sosial dasar.

Istilah etnosentrisme berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu 'ethnos' yang berarti bangsa, dan 'kentron', yang berarti pusat. Hal ini berarti etnosentrisme adalah bangsa yang menjadi sebuah pusat.

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), etnosentrisme adalah sikap atau pandangan yang berpangkal pada masyarakat dan kebudayaan sendiri, biasanya disertai dengan sikap dan pandangan yang meremehkan masyarakat dan kebudayaan lain.

Unsur kebudayaan menjadi suatu hal yang seringkali diunggulkan oleh seseorang atau kelompok dengan menonjolkan sikap etnosentrisme. Beberapa unsur kebudayaan tersebut antara lain seperti bahasa, perilaku, kebiasaan, hingga agama.

Secara lebih spesifik, etnosentrisme merupakan suatu pandangan atau persepsi yang dimiliki oleh seorang individu atau kelompok mengenai penilaian kebudayaan lain.

Individu atau kelompok tersebut menganggap bahwa kebudayaan miliknya diyakini lebih unggul dan baik daripada budaya lainnya. Prinsip yang satu ini lebih merujuk pada rasa bangga seorang individu atau pun kelompok secara berlebihan.

Untuk memahami lebih dalam tentang etnosentrisme, penting mengetahui pengertian dari para ahli, faktor hingga dampaknya.

Berikut ini rangkuman tentang pengertian etnosentrisme dari para ahli, faktor penyebab hingga dampaknya, seperti dikutip dari laman Dosensosiologi dan Merdeka, Jumat (19/2/2021).

Adanya anggapan bahwa suku bangsa sendiri lebih baik sehingga merendahkan suku bangsa lain disebut

Ilustrasi budaya masyarakat Indonesia. Credit: unsplash.com/Ruben

Coleman dan Cressey

Etnosentrisme adalah seseorang yang berasal dari kelompok etnis yang cenderung melihat budaya mereka sebagai yang terbaik dibandingkan dengan sifat kebudayaan yang lainnya.

Hogg

Etnosentrisme merupakan kegiatan yang melibatkan atribusi internal dan eksternal dalam kehidupan masyarakat.

Taylor, Peplau dan Sears

Etnosentrisme merupakan sesuatu hal yang mengacu pada kepercayaan kelompok masyarakat, bahwa kebudayaannya selalu superior daripada kebudayaan yang lain.

Hariyono

Hariyono memberikan makna pada istilah etnosentrisme sebagai suatu perasaan in group dan out group dalam dasar sikap yang dilakukan oleh seseorang.

Harris

Etnosentrisme adalah kecenderungan seseorang yang menganggap kelompoknya lebih baik dibandingkan kelompok yang lain sehingga hal ini mendorong tindakan-tindakan yang tidak rasional, seperti melakukan kekerasan, peperangan, tawuran, dan lain sebagainya.

Zastrow

Etnosentrisme ialah suatu sikap yang dilakukan oleh kelompok etnis secara tertutup tanpa mempertimbangkan keadaan kelompok sosial lainnya.

Levine dan Campbell

Etnosentrisme merupakan pandangan kelompok tertentu di mana yang berasal dari satu budaya untuk menilai budaya yang lain yang memiliki nilai sosial berbeda dengan kebudayaannya.

Adanya anggapan bahwa suku bangsa sendiri lebih baik sehingga merendahkan suku bangsa lain disebut

Ilustrasi budaya Indonesia. Credit: pexels.com/Vision

Sejarah

Sejarah kelompok di masa lalu bisa berubah menjadi sebuah identitas. Hal ini membuat individu atau kelompok tersebut merasa memiliki kebudayaan dan sejarah tersebut.

Berbagai identitas tersebut, yakni berupa bahasa, kebiasaan, hingga peristiwa masa lalu yang berasal dari nenek moyang.

Pluralitas Bangsa

Bangsa Indonesia mempunyai banyak suku, ras, agama, dan golongan. Dengan kondisi bangsa yang plural tersebut seringkali memicu dan memunculkan banyak konflik.

Hal itu dikarenakan masing-masing agama, suku, ras, dan suatu golongan akan selalu berusaha untuk mereka mendapatkan kekuasaan dengan menguasai yang lain.

Politik

Ketika individu atau kelompok ingin mencapai suatu kekuasaan yang dilegitimasi, biasanya akan timbul dengan sendirinya perasaan fanatisme terhadap identitas yang melekat padanya.

Hal ini lantaran politik seringkali dianggap sebagai suatu wadah yang tepat untuk melancarkan kepentingan pribadi hingga kelompok.

Adanya anggapan bahwa suku bangsa sendiri lebih baik sehingga merendahkan suku bangsa lain disebut

Ilustrasi budaya Indonesia. Credit: unsplash.com/Artem

1. Menyebabkan konflik horizontal

Membanggakan budaya sendiri dan melihat rendah budaya lain dapat memicu konflik sesama warga negara. Terlebih jika paham etnosentrisme tersebut tidak hanya melekat pada seorang individu saja.

2. Menghambat integrasi

Etnosentrisme dapat menghambat tumbuhnya integrasi suatu budaya. Padahal, berbagai budaya tersebut dapat saling melengkapi satu sama lain sehingga tidak tercipta suatu konflik yang berarti.

3. Menurunkan objektivitas ilmu

Etnosentrisme dapat menurunkan perkembangan ilmu pengetahuan. Sebab, seorang individu tersebut akan lebih mengedepankan sisi subjektivitas dibandingkan dengan objektivitas dalam menilai sesuatu.

Adanya anggapan bahwa suku bangsa sendiri lebih baik sehingga merendahkan suku bangsa lain disebut

Ilustrasi budaya Indonesia. Credit: unsplash.com/Jeremy

1. Menumbuhkan Jiwa Patriotisme

Saat seorang individu berpaham etnosentrisme, secara otomatis dirinya akan memiliki jiwa yang kuat untuk membela identitasnya. Hal ini secara umum disebut dengan istilah patriotisme.

2. Meningkatkan Kecintaan terhadap Budaya Sendiri

Etnosentrisme dibutuhkan agar tercipta suatu rasa yang utuh saat mengenal hingga memiliki suatu kebudayaan. Dengan sikap etnosentrisme, kebudayaan dapat dipertahankan, sebab kini rentan tergilas oleh proses globalisme serta modernisasi.

3. Menjaga Keutuhan Multikulturalisme di Tanah Air

Dampak positif berikutnya adalah dapat menjaga multikulturalisme sebagai identitas suatu bangsa. Sebab, Indonesia tak lain berdiri dengan adanya falsafah berbeda, tetapi tetap satu jua.

Sumber: Dosensosiologi dan Merdeka.com (Reporter: Mutia Anggraini. Published: 4/11/2020).