Adzan pertama kali dikumandangkan oleh sahabat Nabi yang bernama

 Azan yang pertama kali dikumandangkan di dunia terjadi pada tahun pertama Hijriyah. Di masa ini, dakwah Islam telah cukup besar ketika melakukan hijrah dari Mekkah ke Madinah.

Azan pertama kali dikumandangkan oleh sahabat Rasulullah bernama Bilal bin Rabbah yang memiliki suara merdu. Saking indahnya suara yang dimiliki Bilal bin Rabbah, setiap orang yang mendengar azan dari yang dilafalkan Bilal sangat terenyuh dan bergetar hebat.

Namun sebelum umat Muslim kala itu sepakat untuk menjadikan azan sebagai penanda waktu shalat, sejumlah diskusi mengenai penanda waktu shalat yang seperti apa yang akan digunakan terjadi.

SETIAP umat Islam pasti sudah mengenal sosok Bilal bin Rabah. Ya, dia adalah sahabat Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam yang diangkat menjadi muazin atau pengumandang azan pertama dalam sejarah agama Islam.

Panggilan azan untuk menunaikan sholat pertama kali ada pada awal-awal Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam dan para sahabat hijrah ke Kota Madinah yang dulu bernama Yastrib. Saat di Makkah, kaum Muslimin beribadah secara sendiri-sendiri tanpa ada seruan azan.

Baca juga: Kisah Bilal bin Rabah Bikin Penduduk Madinah Menangis saat Kumandangkan Azan 

Ustadz Dr Khalid Basalamah Lc MA mengungkapkan, berdasarkan riwayat dari Ibnu Umar Radhiyallahu anhu, dijelaskan bahwa para Muhajirin dari Kota Makkah yang baru tiba di Madinah berkumpul dengan masyarakat Ansar, penduduk asli Madinah, yang sudah memeluk Islam.

Ansar terdiri dari Suku Aus dan Khazraj. Kedua suku berasal dari Yaman itu tinggal di Gurun Yastrib dan sering berperang sebelum datangnya Islam. Aus dan Khazraj tidak pernah akur karena kerap diadu adu domba oleh Yahudi dari Bani Quraizah, Qainuq, dan Nazir yang tinggal di Yastrib saat itu.

Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam menyatukan Aus-Kazraj dan memberi gelar kepada mereka sebagai Ansarullah atau 'penolong agama Allah'. Kaum Ansar terkenal kuat sekaligus pemberani, sehingga Nabi dan para sahabat yang sebelumnya kerap disakiti kafir Quraisy di Makkah kini bisa hidup tenang dalam perlindungan mereka.

"Ketika kaum Muslimin tiba di Madinah, mereka (Muhajirin dan Ansar) berkumpul, mereka menunggu sholat tanpa ada panggilan khusus untuk itu," kata Ustadz Khalid Basalamah, seperti dikutip dari video kajian serial kisah sahabat Nabi berjudul 'Bilal bin Rabah sang Muadzin Nabi' di kanal YouTube Khalid Basalamah Official.

Baca juga: Sahabat Nabi Ini Hampir Meninggal Ditangan Perampok, Berkat Doanya Malaikat Datang Menolong 

Suatu hari mereka berbincang soal bagaimana agar ada panggilan khusus untuk sholat. Bangsa Romawi yang beragama Nasrani menggunakan lonceng sebagai tanda panggilan ibadah, sedang Yahudi memakai terompet. Bagaimana dengan Islam?

"Sebagian mereka berkata gunakan saja lonceng seperti lonceng orang-orang Nasrani, sebagian yang lain berkata gunakan saja terompet seperti yang digunakan orang-orang Yahudi," ujar Ustadz Khalid Basalamah.

Umar bin Khatab lalu menimpali, "Kenapa kalian tidak memilih seseorang untuk menyerukan sholat."

Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: //muslim.okezone.com/alquran

Mendengar hal itu, Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam menatap ke arah Bilal bin Rabah sambil berkata, "Wahai Bilal, berdirilah dan serukan panggilan sholat."

Riwayat lain menyebutkan, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam sempat mau menggunakan terompet untuk panggilan sholat, tapi beliau tidak suka. Kemudian Nabi menyuruh membuat lonceng seperti Nasrani dengan cara dipahat agar bisa dipukul sebagai tanda tibanya waktu sholat.

Baca juga: Kisah Sahabat Nabi, Abdullah bin Ummi Maktum Buta Namun Iblis Sangat Takut 

Namun belum sempat digunakan lonceng itu, ada seorang bernama Abdullah bin Zaid bin Salabah dari Bani Al Harits Suku Khazraj bermimpi. Setelah bangun, lelaki Ansar itu bergegas menemui Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam menceritakan yang dialaminya.

"Wahai Rasulullah, tadi malam dalam mimpi seseorang mengelilingiku, seorang laki-laki melewatiku, dia memakai dua kain hijau dan membawa lonceng di tangannya. Aku berkata kepadanya: 'Wahai hamba Allah, apakah engkau akan menjual lonceng ini untukku?'."

Lalu orang itu bertanya kepada Abdullah, "Apa yang akan engkau lakukan dengannya?"

"Kami menggunakannya untuk memanggil sholat," jawab Abdullah dalam mimpinya.

Baca juga: Kisah Sahabat Nabi, Abu Bakrah ats-Tsaqafi Bertemu Rasul dengan Bantuan Tali Sumur 

Maka orang itu berkata, "Maukah kau kutunjukkan yang lebih baik dari lonceng ini?"

"Apa itu?" tanya Abdullah lagi.

"Lalu orang itu mengajarkan kepadaku kalimat: Allaahu Akbar, Allaahu Akbar. Asyhadu anlaa ilaha illallaah, asyhadu anlaa ilaha illallaah. Asyhadu anna Muhammadan rasuulullah, asyhadu anna Muhammadan rasuulullah. Hayya 'alashshalaah, hayya 'alashshalaah. Hayya 'alalfalaah, hayya 'alalfalaah. Allaahu Akbar, Allaahu Akbar. Laa ilaaha illallaah," papar Abdullah.

Setelah mendengar perkataan Abdullah, Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bersabda, "Sesungguhnya ia adalah mimpi yang benar insya Allah, ajarkan kepada Bilal lafaz azan itu agar dia yang azan, karena Bilal lebih nyaring dan lebih bagus suaranya darimu."

Ketika Bilal bin Rabah mau mengumandangkan adzan, Umar bin Khatab dan beberapa sahabat yang lain berkata kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam, "Wahai Nabi Allah, demi zat yang mengutusmu dengan kebenaran sungguh aku juga bermimpi seperti ini."

Baca juga: Kisah Ali Bin Abi Thalib Pernah Duel dengan Jin? 

Mendengar perkataan Umar dan para sahabat lain, Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam berkata "Segala puji bagi Allah atas smua itu."

Setelah peristiwa itu, azan pun dijadikan sebagai panggilan ibadah bagi kaum Muslim sampai hari hingga kiamat kelak.

Bilal bin Rabah terus menjadi muazin, bahkan saat penaklukkan Kota Makkah, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam memerintahkan sahabatnya itu untuk mengumandangkan azan di atas Kakbah, sebuah kehormatan baginya.

Baca juga: Kisah Sa'id bin Zaid Sahabat Nabi yang Dijamin Masuk Surga Doanya Selalu Terkabul 

Penduduk Makkah saat itu tekagun-kagum dengan Bilal yang dulunya seorang budak dan kerap disiksa oleh kafir Quraisy, kini malah dipercaya naik ke Kakbah. Islam mengangkat derajat dan kedudukan Bilal.

Setelah Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam wafat, Bilal bin Rabah pun memohon kepada Khalifah Abu Bakar As Siddiq untuk tidak menjadi muazin lagi. Bilal kuat lagi mengumandang azan, karena tiap kali mencoba azan, beliau langsung menangis sesunggukan teringat Nabi Muhammad.

Wallahu a'lam bishawab.

  • #sejarah azan
  • #Kisah Sahabat Nabi
  • #Muazin
  • #sholat
  • #Azan
  • #Bilal Bin Rabah

Home Gaya Hidup Gaya Lainnya

KISAH SAHABAT NABI

CNN Indonesia

Minggu, 18 Apr 2021 17:00 WIB

Bilal bin Rabah adalah sahabat Nabi Muhammad SAW yang mengumandangkan azan pertama di dunia.(Foto: Diolah dari Istock)

Jakarta, CNN Indonesia --

Bilal bin Rabah adalah orang yang mengumandangkan azan pertama kali di dunia. Sebagai salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW, Bilal mendapat tugas sebagai muazin karena suara merdunya yang mampu membuat orang tergugah segera salat.

Bukan tanpa alasan Rasulullah menugaskan Bilal untuk mengumandangkan azan. Tugas mulia ini didapatkan berkat keteguhan iman Bilal kepada Allah SWT.

Bilal bin Rabah adalah seorang budak yang berasal dari Habasyah, saat ini adalah Ethiopia, negara di Afrika. Para perawi hadis menggambarkan sosok Bilal sebagai laki-laki yang hitam, kurus, tinggi, berambut lebat, dan bercambang tipis.


Bilal merupakan budak milik Umayah bin Khalaf dari Bani Jumah, Makkah. Saat menjadi budak, Bilal kerap mendengar cerita tentang Nabi Muhammad yang banyak dibicarakan penduduk Mekah karena mulai menyiarkan agama Islam.

Di tengah banyaknya perdebatan mengenai Rasulullah saat itu, Bilal dengan yakin pergi menemui Rasulullah dan menyatakan ingin memeluk Islam. Bilal pun mengucap dua kalimat syahadat sebagai pertanda masuk Islam.

Bilal bin Rabah adalah sahabat Nabi Muhammad SAW yang mengumandangkan azan pertama kali di dunia. Dia beriman kepada Allah SWT dengan mengucapkan dua kalimat syahadat. (Foto: ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)

Kabar keislaman Bilal tersebar ke seluruh negeri dan sampai ke telinga tuannya, Umayah. Bilal lalu siksa dengan besi dan di atas bara api agar mau keluar dari Islam. Kaum Kafir Quraisy juga ikut menyiksa Bilal.

Siksaan untuk Bilal bin Rabah saat itu sangat kejam. Dia bahkan diikat dan diarak mengelilingi jalanan Mekah. Siksaan hanya akan dihentikan jika Bilal keluar dari agama Islam dengan menyebut nama Lata dan Uzza, berhala saat itu.

Alih-alih mengikuti perkataan tuannya, Bilal justru bersenandung.

"Ahaad... Ahaad...," teriak Bilal dengan merdu. Ahad yang dimaksud Bilal adalah Tuhan yang Esa atau Tuhan yang Satu.

Berhari-hari Bilal disiksa, berkali-kali pula dia tetap teguh berteriak Ahaad.

Kabar Bilal bin Rabah yang disiksa sampai ke Abu Bakar ash-Shiddiq. Abu Bakar pun memerdekakan Bilal. Khulafaur rasyidin pertama itu pun membeli Bilal. Kemerdekaan Bilal yang lepas dari budak disambut bahagia kaum Muslimin.

Bilal lalu ikut bersama Nabi Muhammad hijrah ke Madinah. Hingga suatu hari Rasulullah mensyariatkan untuk mengumandangkan azan sebelum salat wajib.

Nabi Muhammad teringat dengan sosok Bilal yang setiap hari meneriakkan Ahad dengan merdu.

Bilal pun ditunjuk untuk mengumandangkan azan pertama kalinya di dunia. Suara merdu Bilal berhasil membuat umat Islam bergetar.

Bilal jugalah yang mengumandangkan azan pertama saat menaklukkan Makkah.

s holiest shrine, at the Grand Mosque in Saudi Arabia's holy city of Mecca on August 15, 2018, prior to the start of the annual Hajj pilgrimage in the holy city.The hajj, expected to draw more than two million pilgrims to Mecca this year, represents a key rite of passage for Muslims and a massive logistical challenge for Saudi authorities, with colossal crowds cramming into relatively small holy sites. / AFP PHOTO / Bandar Al-DANDANI" title="Ibadah Haji 2018" />Bilal bin Rabah adalah orang yang pertama kali mengumandangkan azan di dunia. Bilal bin Rabah juga mengumandangkan azan pertama saat penaklukan Makkah. (Foto: AFP PHOTO / Bandar Al-DANDANI)

"Aduhai betapa indahnya waktu itu. Kehidupan di Makkah berhenti bergerak dan ribuan kaum Muslimin berdiri laksana jasad mati. Dengan khusyuk dan berbisik, mereka tirukan kalimat azan mengikuti Bilal," tulis Khalil Muhammad Khalid dalam bukunya Biografi 60 Sahabat Rasulullah SAW tentang suara Bilal nan merdu.

Meski mendapat tugas mulia, Bilal tak pernah tinggi hati.

"Aku tiada lain hanya seorang laki-laki Habasyah yang dahulu adalah seorang budak," kata Bilal.

Tak hanya mengumandangkan azan, Bilal juga berhasil mengobarkan semangat umat Islam saat melawan kaum Quraisy dalam perang Badar.

Setelah Rasulullah meninggal, Bilal tak mampu lagi mengumandangkan azan. Dia tak sanggup menahan tangis karena teringat Rasulullah. Umat Islam saat itu pun rindu dengan suara Bilal.

Hingga suatu waktu saat Umar bin Khattab datang ke Syam, dia meminta Bilal untuk mengumandangkan azan kembali. Bilal pun bersedia. Saat dia menjadi muazin, semua orang tersentak dan menitikkan air mata.

"Para sahabat dan orang-orang di sekitar yang mendengarkan azan itu, semuanya menitikkan air mata,"tulis Muhammad Nassrulloh dalam buku Kisah-Kisah Inspiratif Sahabat Nabi.

Bilal pun tutup usia di Syam. Hingga kini Bilal bin Rabah dikenal sebagai sahabat nabi bersuara merdu dan orang yang mengumandangkan azan pertama kali.

(tim/ptj)

Saksikan Video di Bawah Ini:

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA