Alat musik tradisional yang berasal dari Sulawesi Utara

Cari soal sekolah lainnya

KOMPAS.com - Minahasa adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara yang mayoritas masyarakatnya dihuni oleh Suku Minahasa.

Suku Minahasa adalah suku yang muncul dari peleburan berbagai Suku Bangsa yang masuk ke Sulawesi Utara.

Suku Minahasa memiliki kebudayaannya sendiri dimulai dari bahasa, adat istiadat, dan kesenian seperti tari serta alat musik. Salah satu alat musik tradisional Suku Minahasa Sulawesi Utara yang sangat terkenal adalah kolintang.

Ada suatu cerita rakyat Suku Minahasa tentang asal-mula ditemukannya alat musik kolintang. Dalam suatu desa di Minahasa terdapat seorang gadis yang sangat cantik dan pandai bernyanyi bernama Lintang.

Suatu hari Lintang dilamar oleh Makasiga seorang pemuda dan pengukir kayu. Dilansir dari Indonesia Kaya, Lintang menerima lamaran Makasiga dengan satu syarat yaitu Makasiga harus menemukan alat musik yang bunyinya lebih merdu dari seruling emas.

Baca juga: Daftar Alat Musik Tradisional di Indonesia

Makasiga berhasil menemukan alat musik tersebut yaitu cikal bal dari kolintang. Kolintang atau Kulintang adalah alat musik pukul khas Suku Minahasa yang terbuat dari kayu.

Raditya Wahyu Indariayana dalam skripsi berjudul Strategi Pembelajaran Musik Kolintang Bagi lansia di Desa Nyemoh Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang (2013), menyebutkan bahwa nama kolintang berasal dari bunyi tong (nada rendah), ting )nada tinggi), dan tang (nada tengah) yang dihasilkan instrument musik tersebut.

Sehingga orang-orang Minahasa menggunakan kata tong tong tang untuk menyebut alat musik tersebut, dari situlah lahir nama Kolintang.

Kolintang terdiri dari beberapa potongan kayu yang ringan (kayu bandaran, kayu kakinik, dan kayu telur). Kayu-kayu tersebut disusun berdasarkan panjangnya diatas sebuah rak kayu.

Kolintang dimainkan dengan cara dipukul oleh pemukul kayu dan akan menghasilkan bunyi-bunyi yang merdu. Kolintang biasanya tidak dimainkan sendiri melainkan secara bersamaan.

Baca juga: Tuma, Alat Musik Khas Kalimantan Barat

Dominica Diniafiat dan Ambrosius M. Loho dalam jurnal berjudul Nilai Filosofis-Kulturan Musik Kolintang (2020), menyebutkan bahwa Kolintang yang dimainkan bersama-sama dan menghasilkan nada harmonis memiliki nilai filosofis budaya kehidupan berkelompok Suku Minahasa yang diperkuat oleh gotong-royong, kekeluargaan, dan keselarasan untuk hidup bersama.

Alat musik kolintang dalam budaya Suku Minahasa digunakan dalam ritual dan upacara adat yang bertujuan pada pemujaan leluhur Minahasa. Eksistensi Kolintang menghilang kurang lebih selama seratus tahun saat agama Kristen masuk ke daerah Minahasa dan dihidupkan kembali setelah perang dunia ke-2 oleh seorang tokoh bernama Nelwan Katuuk.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Cari soal sekolah lainnya

Sulawesi Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki ragam kekayaan alam yang melimpah, terutama kekayaan lautnya. Tidak hanya itu, provinsi ini juga digadang-gadang kaya akan budaya yang masih lestari hingga saat ini.

Salah satu kebudayaan di Sulawesi Utara yang menarik dan sayang untuk dilewatkan adalah alat musik tradisionalnya. Sama seperti provinsi lain, Sulawesi Utara juga memiliki ragam alat musik tradisional yang khas sesuai dengan karakteristik daerahnya.

Alat Musik Sulawesi Utara tidak hanya satu, lho. Memangnya, apa saja alat musik khas daerah yang berbatasan dengan Filipina tersebut? Yuk, simak pembahasannya berikut ini!

1. Kolintang

Alat musik tradisional yang berasal dari Sulawesi Utara

Nama Kolintang mungkin sudah tidak asing lagi di telinga beberapa dari kamu. Kenapa? Karena alat musik tradisional yang satu ini merupakan salah satu yang cukup ikonik di daerah Minahasa.

Secara umum, alat musik Kolintang terbuat dari kayu yang dibunyikan dengan cara dipukul. Hanya saja, terdapat tiga alat pemukul yang berbeda dengan pemain yang berbeda pula.

Selain perbedaan tersebut, Kolintang juga memiliki bunyi yang khas dan dapat berbunyi cukup lama. Biasanya, kolintang dimainkan dengan iringan gong yang dapat menghasilkan ritme yang khas dan mampu memanjakan telinga.

Alat musik tradisional Sulawesi Utara yang satu ini biasanya dibuat dengan bahan baku kayu lokal yang ringan namun tetap memiliki daya tahan yang kuat. Salah satu contoh jenis kayu yang paling umum digunakan untuk membuat Kolintang adalah kayu Cempaka dan Waru.

Pada zaman dahulu, Kolintang biasanya dimainkan pada acara-acara sakral dalam adat. Seperti untuk keperluan ritual pemujaan terhadap leluhur, pengantaran jenazah, dan lain sebagainya. Namun seiring berjalannya waktu, tradisi tersebut perlahan menghilang dan kini Kolintang dapat dimainkan siapa saja dan kapan saja.

2. Tetengkoren

Alat musik tradisional yang berasal dari Sulawesi Utara
Sumber: haipedia.com

Alat musik Sulawesi Utara yang berikutnya adalah Tetengkoren. Alat musik tradisional yang satu ini juga berasal dari daerah Minahasa. Tetengkoren ini terbuat dari bambu dan memiliki bentuk yang mirip dengan kentongan.

Dulunya, alat musik yang satu ini memang digunakan sebagai salah satu media komunikasi antar warga apabila terdapat ancaman atau bahaya tertentu. Selain itu, bentuknya yang mirip kentongan dan memiliki suara yang nyaring juga kerap digunakan oleh para petani dalam mengusir hama di lahan sawah mereka.

Tetengkoren dibunyikan dengan cara dipukul seperti membunyikan kentongan. Selain dapat digunakan sebagai pengusir hama di area persawahan, alat musik yang satu ini juga sering dipakai para petani dalam menghibur diri mereka ketika beristirahat di ladang.

Tak hanya menjadi nama sebuah alat musik, Tetengkoren juga merupakan nama tarian tradisional dari daerah Minahasa. Kedua komponen kebudayaan ini kini kerap ditampilkan untuk menyambut tamu-tamu besar atau pembukaan acara pemerintahan.

3. Salude

Alat musik tradisional yang berasal dari Sulawesi Utara
Sumber: indonesiakaya.com

Setelah Tetengkoren, kini kita beralih ke alat musik tradisional Sulawesi Utara lainnya yang bernama Salude. Alat musik ini terbuat dari bahan utama berupa bambu yang diberikan dua buah dawai yang terbuat dari kulit arinya.

Pada bagian tengah bambu tersebut, terdapat lubang yang berfungsi sebagai lubang resonansi. Oleh karena itu, Salude dapat mengeluarkan bunyi yang nyaring. Bagaimana cara memainkannya? Salude bisa dimainkan dengan cara dipetik dan dipukul bergantian menggunakan pelepah pinang. Sayangnya, saat ini Salude sudah jarang digunakan atau dimainkan dalam acara atau upacara adat di Sulawesi Utara.

4. Momongan

Alat musik tradisional yang berasal dari Sulawesi Utara
Sumber: bukabukumu.com

Sekilas, gambar di atas mirip dengan gamelan, bukan? Alat musik tersebut memiliki nama Momongan. Momongan merupakan alat musik dari Sulawesi Utara yang terbuat dari logam perunggu. Bentuknya mirip seperti Kenong (alat musik gamelan dari Jawa Tengah) dan cara memainkannya pun dengan dipukul menggunakan kayu atau tongkat yang sudah disediakan.

Sama seperti kegunaan gamelan dari Jawa Tengah yang digunakan untuk mengiringi tari atau sebuah acara adat tertentu. Momongan juga memiliki fungsi yang kurang lebih sama dengan hal tersebut. Ia kerap dipakai untuk memeriahkan sebuah acara hiburan maupun pengiring alunan tari adat dari Sulawesi Utara.

5. Oli

Alat musik tradisional yang berasal dari Sulawesi Utara
Sumber: dictio.id

Eits, Oli di sini bukan nama minyak pelumas kendaraan, ya! Nama Oli sebagai salah satu jenis alat musik tradisional Sulawesi Utara mungkin terdengar asing di telinga kita. Alat musik ini memang jarang dimainkan atau digunakan, kecuali dalam upacara adat tertentu yang harus menghadirkan alunan musik tradisional.

Oli terbuat dari sepotong bambu yang bentuknya mirip dengan suling. Cara memainkan Oli juga sama seperti memainkan suling, sama-sama ditiup. Selain digunakan sebagai nama alat musik, Oli juga merupakan jenis aliran musik yang berasal dari daerah Sangihe, Sulawesi Utara. Dulu, aliran musik Oli kerap digunakan oleh warga setempat dalam melakukan persembahan pada Yang Maha Kuasa.

Dalam genre Oli, terdapat beberapa alat musik lain selain Oli, yaitu Salude, Arababu, Sasaheng, dan Suling. Biasanya, genre ini dimainkan dalam acara Tulude, yaitu upacara religius tahunan yang digelar oleh masyarakat Sulawesi Utara, khususnya etnis Talaud dan Sangihe.