Kita telah tahu, bahwa banyak teknik pencarian kerusakan dapat diterapkan dalam bidang elektronika. Teknik tersebut antara lain: pengujian komponen, pemeriksaan input output tiap blok. Metoda lain yaitu melakukan sendiri dengan memeriksa input dan output dari tiap blok fungsi. Metoda manakah yang baik? Itu tergantung pada jenis kerusakan sistem yang sedang diamati. Yang perlu untuk diperhatikan adalah, bagaimana mencari kerusakan secara efisien (cepat dan tepat) karena disini berlaku, bahwa: waktu adalah uang. Metoda yang dipilih untuk mencari kerusakan akan dapat menentukan efisiensi kerja. Kita harus berusaha mencari sebanyak mungkin kerusakan atau ketidak-beresan itu sendiri. Untuk menghemat waktu, ada baiknya bila kita menanyakan kepada orang yang mengetahui adanya gangguan pada alat tersebut, melalui beberapa pertanyaan seperti ditunjukkan pada yang berikut ini.
- Apakah yang sebenarnya salah ?
- Bagaimana ciri fisik rusaknya?
- Apakah selalu terjadi demikian ?
- Jika memang benar, pada kondisi bagaimana?
- Adakah penyalah-gunaan? (getaran, goncangan, panas, dll).
- Apakah kerusakkan terjadi secara tiba-tiba atau berangsur-angsur ?
- Apakah kerusakkan terjadi selama pengoperasian perlengkapan ?
- Apakah kerusakkan terlihat mempengaruhi fungsi yang lain ?
- Adakah keterangan-keterangan tambahan ?
- Adakah orang yang telah mencoba memperbaikinya ?
- Saat bagaimana alat tidak bekerja dengan baik, atau bagian mana yang tidak baik? Misal: salah satu kanal sistem stereo lebih lemah dibanding yang lain. Ini akan mempersempit masalah hingga menuju kesalah satu penguat kanal untuk diukur.
- Pertanyaan kedua bertujuan untuk memfokuskan kesalahan. Pada contoh diatas, kita menanyakan pada pemilik apakah dia telah mencoba mengatur volume, pengatur loudness, tone control atau balance?.
- Pertanyaan ketiga bertujuan untuk mengetahui apakah kerusakan tersebut terjadi secara terus menerus atau kadang-kadang saja?, apakah tergantung pengaruh luar?, apakah rusaknya total?.
- Pertanyaan keempat, untuk mengetahui dalam kondisi bagaimana kerusakan itu muncul. Seringkali kerusakan terjadi pada saat terjadi getaran, suhu tinggi, mendapat kejutan (terjatuh, terbentur) atau beberapa efek lainnya.
- Pertanyaan kelima yaitu bantuan kita untuk mengetahui apakah kerusakan hanya tampak setelah jatuh, terkena getaran (saat dibawa dengan mobil), terkena suhu terlalu tinggi, atau dll.
- Pertanyaan keenam, membantu kita untuk menemukan apakah kerusakan tersebut disebabkan oleh usia, atau kerusakan tiba-tiba.
- Pertanyaan ketujuh, untuk mengetahui apakah kerusakan terjadi pada saat alat/sistem tersebut beroperasi atau mati.
- Pertanyaan kedelapan, kadang-kadang kerusakan pada salah satu fungsi juga dapat mempengaruhi bagian lainnya. Misalnya, gangguan pada catu daya (filter yang kurang baik) akan mempengaruhi bagian lain.
- Pertanyaan kesembilan akan membantu kita untuk menen tukan lokasi kerusakan, dengan menambahkan detail dari alat tersebut misalnya cacat gambar pada TV ada lah sejenis dengan operasi sebuah pembersih vakum (vacum cleaner).
- Akhirnya, pertanyaan kesepuluh adalah untuk mengatasi kerusakan.
- Symptom-function: untuk mengisolir kerusakan pada bagian tertentu.
- Signal-tracing: untuk menemukan blok tertentu penyebab kegagalan pemakaian.
- Metoda tegangan dan hambatan: untuk mengisolasi kerusakan komponen, atau daerah rangkaian tertentu.
- Metoda Half-splitting: untuk rangkaian dengan blok-blok tersusun seri.
- Metoda Pemutusan Lup: untuk sistem lup tertutup pada industri-industri.
- Metoda substitusi: mencoba menyolderkan komponen yang sama pada bagian yang rusak.
- Kabel powernya terhubung atau terputus,
- Lampunya mati atau hidup,
- jika masih tidak menyala mungkin switchnya tidak bekerja dengan baik, atau dan seterusnya.
- Dengan membandingkan pembacaan Vi dan Vo, kita dapat menentukan penguatannya. Metoda ini disebut juga Metoda Input-Output/Metoda Output-Input.
- Dengan merubah amplitudo keluaran dari generator sinyal, kita dapat melihat apakah penguat linear di daerah sinyal input.
- Dengan variasi impedansi beban (RL), kita dapat melihat apakah penguatan linear terhadap perubahan beban.
- Dengan merubah frekuensi generator sinyal, kita dapat menentukan respon frekuensi dari penguat.
- Tegangan jala-jala diukur dengan voltmeter AC pada stop kontak dinding, pada sekring, dan pada saklar. Bila ada tegangan AC 220 V pada ujung primer transformator, maka dapat dipastikan, bahwa plug, kabel, sekring dan saklar dalam kondisi baik.
- Sinyal AC pada sekunder trafo dapat diukur pada masing-masing sisi (sekunder trafo ada CT) terhadap ground. Bila ada tegangan pada sekunder trafo yang besarnya sesuai, maka dapat dipastikan bahwa trafo dalam keadaan baik.
- Selanjutnya, gunakan saklar meter pada skala DC. Ukur tegangan pada C1 dan pada C2. Bila tidak ada tegangan DC pada C1 maupun C2, berarti kapasitor tersebut terhubung singkat. Bila lilitan L terbuka, maka hanya ada tegangan DC pada C1, tetapi tak ada pada C2. Bila C1 dan C2 terbuka (putus), atau bila penye-arah CR1 dan CR2 terbuka, atau keduanya terhubung-singkat, maka tegangan DC yang terukur tidak benar. Dalam kondisi seperti itu, perlu dilakukan pengukuran resistansi untuk memastikan komponen yang rusak.
- Cara kedua merupakan kebalikan dari cara pertama, yakni dimulai dari pengukuran tegangan DC pada kapasitor C2, dilanjutkan dengan pengukuran tegangan DC pada kapasitor C1 dst. Hasilnya sama saja karena pengukuran hanya menggunakan voltmeter saja.
Cara pertama:
- Generator sinyal dihubungkan ke tuner RF, dan antena dilepas; generator sinyal dan tuner diatur pada frekuensi yang sama. Bila tidak terdengar sesuatu apapun di loudspeaker, pindahkan generator sinyal pada titik A. ubah frekuensi sinyal generator pada frekuensi 10.7 MHz (Standar untuk radio FM). Bila sekarang terdengar suara (tone dari sinyal generator), ini berarti kerusakan ada pada bagian RF tuner.
- Bila tidak terdengar sesuatu, pindahkan sinyal generator pada keluaran penguat tengah (IF amplifier), yakni pada titik B. Pada titik ini, amplitudo sinyal generator harus dinaikkan untuk mengkompensasi penguatan dari penguat tengah.
- Di titik C, sinyal normal berupa sinyal audio. Karena itu, sinyal generator yang dimasukkan melalui titik ini harus pada frekuensi audio.
- Pada titik D sinyal generator seharusnya cukup kuat untuk menggerakkan loudspeaker. Loudspeaker dapat diuji dengan memeriksa tegangan pada driver amplifier dan menguranginya sesaat dengan resistor yang sesuai antara tegangan dan ground. Hal ini harus menghasilkan suara klik pada loudspeaker.
Cara kedua:
- Pemeriksaan dilakukan dari speaker menuju ke tuner. Untuk menentukan apakah menggunakan cara pertama atau kedua dapat dilakukan pemeriksaan awal, misalnya: dengan menghubung-singkat masukan kepenguat audio dengan ground menggunakan obeng atau ujung klip, ini harus menghasilkan bunyi klik pada loudspeaker (bila loudspeaker dan penguat audio bekerja dengan baik).
- Bila tidak terdengar suara, maka cara kedua merupakan pilihan terbaik, karena kerusakan pasti ada di antara loudspeaker dan penguat audio.
- Bila terdengar bunyi klik, anda masih dapat meneruskan pemeriksaan dengan cara kedua mulai titik C, atau dengan cara pertama, karena keduanya mempunyai peluang kecepatan pemeriksaan yang sama.
- Pada umumnya pengukuran tegangan dan resistansi dilakukan untuk memeriksa jaringan atau komponen yang dicurigai rusak. Pengukuran tegangan memerlukan peralatan dengan kondisi ON, sedangkan pengukuran resistansi dilakukan pada saat peralatan dalam kondisi OFF.
- Biasanya diagram rangkaian dan lembar data menunjukkan tegangan yang diperlukan untuk kondisi operasi normal pada titik tes tertentu. Dengan melakukan pengukuran seperti itu, biasanya lokasi kerusakan pada jaringan dan komponen dapat diketahui.
- Pengukuran resistansi merupakan satu metoda yang sangat bermanfaat untuk memeriksa komponen elektronika. Suatu pengukuran resistansi sederhana dapat digunakan untuk meyakinkan kesinambungan pengawatan, pendekatan nilai yang benar dari transformator, induktor, lilitan sebagaimana pendekatan nilai pada kapasitor ukuran besar.
- Mayoritas resistor digunakan pada peralatan elektronik adalah tipe komposisi karbon dan mereka cenderung untuk berubah nilainya karena usia dan panas. Ketika ini sering terjadi mungkin pengukuran tahanan resistor atau komponen lain pada rangkaian, harus meyakinkan dengan pemeriksaan pada gambar rangkaian. Impedansi paralel tidak memberikan suatu pengukuran yang salah, ketika suatu resistor bertambah besar hambatannya maupun terbuka, tentu relatif sederhana untuk menentukan ini.
Kesimpulan:
- Metoda ini cocok digunakan untuk rangkaian dengan blok-blok yang seri (memanjang) karena akan menjadi sangat cepat saat mencari kerusakannya. Misalnya: rangkaian generator fungsi, pemancar/penerima radio, dsb.
- Langkahnya: dimulai dari bagian tengah sistem, dan berturut-turut pada setiap bagian tengah dari setengah bagian sistem yang telah dipisah sampai ditemukan kerusakannya.
- Cek keluaran blok 4, jika bekerja baik, berarti blok 1 sampai dengan 4 tidak ada masalah.
Apabila tidak bekerja, maka cek keluaran blok 2 (tengah-tengah blok 1– 4), dan kalau bagus berarti cek keluaran blok 3, dan kalau bagus berarti blok 4 rusak. - Cek Keluaran blok 8, jika bekerja baik, berarti blok 5 sampai dengan blok 8 tidak ada masalah.
Apabila tidak bekerja, maka cek keluaran blok 6 (tengah-tengah blok 1– 4), dan kalau bagus berarti cek keluaran blok 7, dan kalau bagus, berarti blok 8 rusak.
- Sistem atau sub-sistem elektronik dengan umpan-balik, sangat sulit dilacak kerusakannya tanpa memutus lup. Tegangan DC yang sesuai atau sinyal, harus diinjeksikan pada titik tempat lup diputus.
- Tegangan dan sinyal yang melalui rangkaian, seharusnya dapat digunakan untuk memonitor kesalahan.
- Tegangan atau sinyal yang diinjeksikan dapat diubah, untuk melihat perubahan respon rangkaian dari keadaan normal.
- Biasanya, lup diputus pada titik tempat sinyal dengan daya kecil, sehingga dapat diinjeksikan dengan baik.
- Dalam metoda ini biasanya diperlukan penyolderan atau pengganti an komponen sebagai tahap akhir dari proses pelacakan kerusakan.
- Ada dua tahap pokok dalam metoda substitusi yang harus dilakukan, yakni: gunakan komponen pengganti yang benar, dan hubungkan secara benar pada rangkaian.
- Sebelum melakukan penggantian, disarankan untuk melakukan pemeriksaan dengan metoda lain seperti yang telah diuraikan sebelumnya, sehingga yakin komponen mana yang mengalami kerusakan.
- Lakukan pengukuran tegangan untuk meyakinkan apakah tegangan yang seharusnya ada memang benar-benar ada?. Pemeriksaan tegangan yang dilakukan pada komponen gabungan resistor dan kapasitor, akan dapat menunjukkan apakah keduanya rusak atau hanya salah satu saja.
- Dalam praktek, biasanya kita sangat sulit mencari pengganti komponen berupa IC, transistor, dan dioda yang sama persis dengan komponen yang diganti. Untuk mengatasi hal ini, anda perlu mencari data ekivalen tipe IC, transistor, atau dioda pada buku petunjuk semikonduktor.
- Bila komponen yang diganti mempunyai tipe khusus, misalnya: transformator, coil-deflection yoke, dan komponen khusus lain, maka perlu dicari komponen pengganti yang benar-benar sesuai (tidak ada ekivalen-nya).