Apa dasar pengglongonan alga dan sebutkan penggolongannya

Siapa di antara Pahamifren yang suka makan es krim? Tahukah kamu kalau proses pembuatan es krim melibatkan peran protista? Apa itu? Nah, kali ini Mipi mau mengajak kamu untuk membahas Materi Biologi Kelas 10 mengenai kingdom protista. Jadi, simak artikel ini sampai selesai ya!

Apa itu Protista?

Sebelum lebih jauh mengulas tentang Kingdom Protista, ada baiknya jika kamu memahami dulu apa itu protista? Jadi, berdasarkan etimologinya, kata protista berasal dari kata “protos” dan kata “ksitos” dalam bahasa Yunani. Kata “protos” memiliki arti pertama atau mula-mula, sementara kata “ksitos” memiliki arti membuat atau menyusun.

Secara harfiah, protista dapat berarti “yang paling pertama” karena para ahli menduga merekalah makhluk hidup yang paling pertama ada di muka bumi ini. Para ahli memperkirakan protista sudah ada sejak sekitar 1–2 miliar tahun yang lalu, sebelum adanya organisme tingkat tinggi.

Bentuk protista terbilang unik, karena ada yang mirip dengan hewan, tumbuhan, dan jamur. Bentuk protista yang unik itu sempat membuat bingung para ahli taksonomi, lho. Maka dari itu, untuk mengatasi kebingungan ini, para ahli kemudian membuat kingdom protista.

Kingdom protista ini memiliki anggota makhluk-makhluk bersel tunggal (uniseluler), dan beberapa makhluk bersel banyak (multiseluler) yang tersusun secara sederhana. Namun, bila dibandingkan dengan monera, protista sudah lebih maju karena memiliki eukariota alias membran inti (seperti tumbuhan dan hewan tingkat tinggi).

Ciri-Ciri Protista

Setelah kamu memahami apa itu protista, sekarang Mipi mau membahas ciri-ciri dari protista. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:

Apa dasar pengglongonan alga dan sebutkan penggolongannya
Apa dasar pengglongonan alga dan sebutkan penggolongannya
Ilustrasi Euglena Spirogyra, spesies algae yang tergolong dalam Kingdom Monera. Sumber Gambar: Lebendkulturen.de | Shutterstock 

  • Protista terdiri dari makhluk bersel satu (uniseluler) dan makhluk bersel banyak (multiseluler).
  • Protista memiliki membran inti (eukariota).
  • Sebagian besar protista adalah aerob (membutuhkan oksigen), sebagian lainnya anaerob (tidak membutuhkan oksigen). Pada protista aerob, oksigen digunakan dalam proses respirasi pada bagian mitokondrianya, sementara protista anaerob melakukan respirasi melalui simbiosis dengan bakteri aerob.
  • Sebagian protista heterotrof (memperoleh makanan dengan mengabsorbsi molekul-molekul organik, baik secara fagotrof dan osmotrof), sebagian lagi fotoautotrof (membuat makanan sendiri dengan sinar matahari melalui kloroplas).
  • Habitat protista umumnya adalah tempat yang mengandung air (laut ataupun air tawar), tanah yang basah, dedaunan, sampah, dan habitat lain yang cukup lembab. Namun, beberapa protista lainnya hidup di jaringan organisme lain.
  • Protista ada yang hidup secara soliter, berkelompok, bersimbiosis mutualisme, parasitisme, dan komensalisme. Protista parasit bersifat patogen pada manusia dan hewan.
  • Beberapa jenis protista bersifat motil karena memiliki alat gerak flagel atau silia, sebagian lagi memiliki pseudopodia.

Protista berkembang biak dengan dua cara, yaitu aseksual dan seksual. Protista aseksual berkembang biak dengan cara membelah diri, seperti pembelahan biner. Sementara pada protista seksual, berkembang biak melalui tiga cara, yaitu:

  1. Isogami atau penyatuan dua gamet yang dapat bergerak (motil), yang memiliki bentuk dan ukuran yang sama.
  2. Oogami atau penyatuan dua gamet yang tidak bergerak (inmotil), yang memiliki ukuran dan bentuk yang berbeda.
  3. Anisogami atau penyatuan dua gamet yang bergerak (motil), yang memiliki ukuran dan bentuk yang berbeda.

Perbedaan Monera dan Protista

Protista dan Monera memiliki beberapa perbedaan, yaitu:

  • Membran inti: Protista memiliki membran inti, sementara Monera tidak memiliki membran inti.
  • Sel: Protista ada yang bersel tunggal (uniseluler) dan bersel lebih dari satu (multiseluler), sementara Monera hanya bersel tunggal (uniseluler).
  • Komposisi dinding sel: Protista memiliki komposisi dinding sel berupa selulosa, khususnya untuk Protista menyerupai tumbuhan atau algae (ganggang), tetapi Protista menyerupai hewan atau Protozoa tidak memiliki dinding sel. Semetara pada Monera, komposisi dinding selnya berupa peptidoglikan dan selulosa.
  • Tingkat kompleksitas: Protista memiliki struktur yang kompleks, sementara Monera hanya memiliki struktur yang sangat sederhana.
  • Isi: Protista memiliki isi organisme yang berukuran besar, sementara isi dari Monera adalah mikroorganisme kecil.
  • Mitokondria dan kloroplas: Protista memiliki mitokondria untuk melakukan respirasi sel dan kloroplas untuk melakukan kegiatan fotosintesis. Sementara Monera tidak memiliki keduanya.
  • Nukleus (inti sel): Protista memiliki nukleus yang dibatasi oleh membran inti, sementara Monera tidak memiliki nukleus.
  • Cara mendapatkan sumber makanan: Protista mendapatkan sumber makanannya melalui holozoic atau fotosintesis atau parasit. Sementara Monera mendapatkan sumber makanannya melalui autotrofik dan heterotrofik.
  • Alat gerak: Protista memiliki alat gerak semu berupa flagella dan silia, sebagian lagi memiliki pseudopodia. Sementara Monera tidak memiliki alat gerak.
  • Reproduksi: Protista bereproduksi secara aseksual dan seksual, semetara Monera hanya bereproduksi secara aseksual, yaitu melalui pembelahan biner atau tunas.
  • Habitat: Protista umumnya dapat ditemukan pada lingkungan akuatik atau lembap, sementara Monera dapat ditemukan di mana saja.

Peran Kingdom Protista dalam Kehidupan Manusia

Kingdom Protista memiliki dua bentuk peranan dalam kehidupan manusia, yaitu peran yang menguntungkan dan yang merugikan. Secara garis besar, peran yang menguntungkan dari kingdom Protista berasal dari Protista yang menyerupai tumbuhan atau Algae.

Seperti yang telah dibahas di awal, Algae atau ganggang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pemadat pembuatan es krim, selain itu ganggang produsen bagi organisme lain seperti di ekosistem perairan. Peranan menguntungkan lainnya dari Algae adalah sebagai alat gosok, isolator panas, bahan pangan, bahan obat-obatan, bahan dasar kosmetika, bahan pembuatan cat, dan bahan pembuatan odol.

Sementara peran kingdom Protista yang merugikan berasal dari Protista mirip hewan atau Protozoa. Sebagian besar spesies Protozoa adalah patogen bagi manusia dan hewan. Contoh kingdom Protista dari Protozoa yang menjadi patogen adalah Entamoeba dysentriae yang menyebabkan disentri, Entamoeba histolytica yang menyebabkan amebiasis, Trichomonas vaginalis yang menyebabkan penyakit kelamin pada perempuan, Trypanosoma gambiense yang menyebabkan penyakit tidur, dan Leishmania tropica yang menyebabkan penyakit kulit.

Apa dasar pengglongonan alga dan sebutkan penggolongannya
Apa dasar pengglongonan alga dan sebutkan penggolongannya
Ilustrasi Amoeba Proteus (kiri) dan Paramercium Bursaria. Sumber Gambar: Lebendkulturen.de | Shutterstock 

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, kingdom protista sempat membuat bingung para ahli taksonomi karena bentuk mereka ada yang mirip hewan, tumbuhan, dan fungi. Agar lebih memudahkan penelitan, para ahli melakukan klasifikasi kingdom protista menjadi tiga jenis. Apa saja itu? Yuk, kita bahas satu per satu:

Protista Mirip Hewan (Protozoa)

Protista mirip hewan disebut sebagai protozoa. Secara etimologis, kata “protozoa” ini berasal kata “proto” dan “zoa” dari bahasa Yunani. “Proto” memiliki arti pertama, sementara “zoa” memiliki arti hewan. Protozoa termasuk protista karena mereka memiliki ciri utama kingdom protista, yaitu memiliki tubuh yang terdiri dari satu sel dan eukariotik. Oleh karena itulah semua aktivitas protozoa ini dilakukan oleh satu sel tersebut, seperti bergerak, bereproduksi, makan, dan lain-lain.

Protozoa umumnya tidak berbahaya bagi manusia, tetapi ada beberapa jenis protozoa yang bersifat patogen bagi manusia, tumbuhan, dan hewan. Saat ini sudah lebih dari 64.000 spesies protozoa yang sudah dikenal para ahli. Diperkirakan 32.000 spesies tersebut sudah berupa fosil, 22.000 merupakan bentuk-bentuk yang bebas, dan 10.000 lainnya adalah spesies protozoa parasit.

Protozoa dapat hidup di daerah perairan (kolam, air laut, dan air tawar), lingkungan daratan yang basah, maupun sebagai parasit dalam tubuh manusia, tumbuhan, dan hewan. Oleh karena itulah protozoa termasuk kelompok kosmopolit atau makhluk hidup yang dapat ditemukan di berbagai tempat. Protozoa yang hidup di perairan memiliki peranan yang sangat penting dalam rantai makanan komunitas lingkungan akuatik.

Peranan protozoa sebagai zooplankton (organisme seperti hewan) yang memakan fitoplankton (organisme seperti tumbuhan yang fotosintetik), merupakan sumber makanan bagi hewan-hewan laut yang lebih besar. Sementara protozoa yang hidup di lingkungan daratan yang basah, memiliki peran sebagai pemakan bakteri atau cendawan dengan memanfaatkan substansi yang dihasilkan bakteri atau cendawan tersebut.

Jadi, setelah bakteri dan cendawan melakukan dekomposisi tubuh mati produsen dan konsumen beserta produk ekskresinya, bakteri dan cendawan tersebut akan dimakan oleh protozoa. Oleh karena itulah, protozoa ini memiliki peranan yang sangat penting dalam keseimbangan ekologi, Pahamifren.

Ciri-Ciri Protozoa

Sekarang kita pelajari ciri-ciri protista mirip hewan ini, yuk! Protozoa memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Protozoa bersel tunggal (uniseluler) dan memiliki membran inti (eukariota)
  • Protozoa tidak memiliki dinding sel.
  • Protozoa berukuran mikroskopis, sekitar 100 hingga 300 mikron.
  • Protozoa memiliki sel yang sangat bervariasi, ada yang bentuk selnya tetap dan ada yang bentuk selnya berubah-ubah.
  • Sebagian besar Protozoa memiliki alat gerak, sebagian lainnya tidak memiliki alat gerak.
  • Sebagian besar protozoa hidup bebas di air tawar dan air laut sebagai komponen biotik. Sebagian lainnya hidup di lingkungan dataran yang basah dan sebagian lagi hidup sebagai parasit pada manusia, hewan, dan tumbuhan.
  • Protozoa ada yang hidup soliter dan ada yang berkoloni.
  • Protozoa akan membentuk kista untuk melindungi dirinya saat lingkungan hidupnya tidak menguntungkan dan akan kembali aktif saat lingkungan hidupnya kembali normal.
  • Protozoa ada yang bersifat holozoik (memakan organisme yang berukuran lebih kecil), holofitik (mampu menghasilkan makanannya sendiri dengan proses fotosintesis), dan saprozoik (memakan organisme mati yang sudah membusuk).
  • Protozoa berkembang biak secara aseksual dan seksual. Secara aseksual, Protozoa melakukan pembentukan tunas dan pembelahan biner, sementara secara seksual, Protozoa melakukannya melalui konjungsi atau perpaduan individu yang belum diketahui jenis kelaminnya.

Penggolongan Protozoa

Apa dasar pengglongonan alga dan sebutkan penggolongannya
Apa dasar pengglongonan alga dan sebutkan penggolongannya
Ilustrasi Flagelata, protista mirip hewan. Sumber Gambar: news.psu.edu

Protozoa dibagi menjadi enam filum berdasarkan alat geraknya. Keenam filum tersebut adalah sebagai berikut:

  • Filum Rhizopoda (Sacordina)

Filum Rhizopoda memiliki alat gerak berupa pseudopodia (kaki semu) pada permukaannya. Contoh dari filum rhizopoda ini adalah Amoeba proteus, Entamoeba, Arcella, dan Difflugia. Beberapa jenis Entamoeba merupakan penyebab dari berbagai penyakit, seperti disentri (Entamoeba dysenteriae) dan amebiasis (Entamoeba histolytica). Protista patogen ini ditularkan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi protista tersebut.

  • Filum Actinopoda (Heliozoa dan Radiozoa)

Filum Actinopoda memiliki alat gerak pseudopodia berbentuk tipis menyerupai jarum dalam jumlah yang banyak dan menyebar. Sebagian besar filum ini adalah plankton. Terdapat dua jenis Actinopoda, yaitu Heliozoa yang hidup di air tawar dan Radiozoa yang hidup di air laut.

  • Filum Foraminifera (Polistomella dan Globigerina)

Filum Foraminifera memiliki alat gerak pseudopodia. Penamaan filum Foraminifera berasal dari kata foramen yang memiliki arti lubang. Sebagian besar filum Foraminifera hidup di laut dengan tubuh yang terlindung kerangka luar yang tersusun dari kalsium karbonat (CaCO3). Contoh dari filum Foraminifera adalah Polistomella dan Globigerina.

  • Filum Zooflagellata (Zoomastigophora)

Filum Zooflagellata memiliki alat gerak flagel (bulu cambuk). Zooflagellata ini biasanya hidup sebagai sel soliter, tetapi ada juga yang hidup berkoloni. Zooflagellata ada yang hidup secara bebas, ada yang hidup dengan melakukan simbiosis dengan makhluk hidup lainnya, dan ada juga yang menjadi parasit bagi makhluk hidup lainnya.

Contoh filum Zooflagellata yang bersimbiosis dengan makhluk hidup lainnya adalah Trichonympha campanula, yang hidup di usus rayap dan membantu rayap menguraikan molekul selulosa dari kayu.

Sementara contoh filum Zooflagellata yang parasit adalah Trypanosoma yang menyebabkan penyakit tidur di Afrika melalui gigitan lalat tse-tse dan Trichomonas vaginalis yang menyebabkan penyakit kelamin (trichomoniasis) ada perempuan dan penyakit saluran kelamin pada laki-laki.

  • Filum Ciliophora (Ciliata)

Filum Ciliophora memiliki alat gerak cilia (bulu getar). Cilia ini digunakan untuk mencari dan mengumpulkan makanan serta untuk bergerak. Sebagian besar anggota filum ini hidup soliter di perairan tawar, hidup bebas, dan jarang yang menjadi parasit bagi organisme lain.

Contoh dari filum Ciliophora adalah Paramaecium caudatum yang bisa ditemukan di perairan yang ada di sekitar kita, seperti di kolam atau sawah, Balantidium coli yang hidup sebagai parasit di dalam usus besar manusia dan menyebabkan balantidiasis (gangguan perut), Didinium, Stentor, Vorticella, dan Stylonychia. Oh iya, beberapa anggota Ciliophora ini juga bisa menjadi indikator pencemaran air tawar, loh, Pahamifren. Contohnya adalah Paramaecium dan Stentor.

  • Filum Apicomple (Sporozoa)

Filum Apicomple menjadi satu-satunya anggota protozoa yang tidak memiliki alat gerak. Seluruh anggota dari filum Apicomple ini merupakan parasit dalam tubuh organisme lain. Salah satu spesies Apicomple yang terkenal adalah Plasmodium. Plasmodium ini bisa menyebabkan penyakit malaria pada manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina.

Selain itu ada Plasmodium falciparum yang menjadi penyebab penyakit malaria tropikana dengan masa sporulasi (pembentukan spora aseksual) setiap 24 jam; Plasmodium Vivax yang menjadi penyebab malaria tertiana dengan sporulasi 48 jam. Penyakit malaria ini merupakan penyakit menahun karena Plasmodium bisa berada dalam darah inangnya selama bertahun-tahun.

Contoh filum Apicomple lainnya adalah Pneumocystis carinii yang menyebabkan penyakit pneumonia (paru-paru basah) yang sering terjadi pada pasien AIDS tahap awal dan Toxoplasma gondii yang menyebabkan toxoplasmosis pada perempuan hamil, yang membahayakan bayi yang dikandungnya.

Protista Mirip Tumbuhan (Algae)

Sebelumnya banyak ahli botani memasukkan Algae ke kelompok tumbuhan, tetapi karena Algae tidak memiliki ciri-ciri pokok tumbuhan, Algae pun dimasukkan ke kingdom protista. Algae ada yang bersel satu (uniseluler) dan ada juga yang bersel banyak (multiseluler). Algae memiliki klorofil yang memungkinkannya untuk melakukan fotosintesis dan memiliki beberapa pigmen warna lain, seperti fikoeritrin (merah), fikosianin (biru), xantofil (kuning), karotena (keemasan), dan fikosantin (cokelat).

Algae dapat melakukan reproduksi secara vegetatif maupun generatif. Reproduksi secara vegetatif dilakukan Algae melalui pembelahan diri, fragmentasi, atau membentuk spora. Sementara secara generatif, Algae bereproduksi dengan menyatukan dua sel gamet jantan dan betina.

Hasil dari penyatuan ini ada dua jenis, yaitu isogami dan anisogami. Pada isogami, gamet yang dileburkan berukuran sama, sementara pada anisogami, gamet yang dileburkan memiliki ukuran yang berbeda. Algae hidup dengan menempel pada makhluk hidup lain atau pada tempat-tempat basah dan lembab. Beberapa jenis Algae banyak ditemukan di perairan, baik di perairan tawar maupun perairan laut sebagai plankton.

Ciri-Ciri Algae

Algae memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Algae bersifat bersel tunggal (uniseluler) atau bersel banyak (multiseluler).
  • Tubuh algae bervariasi, ada algae mikroskopis yang memiliki tubuh berukuran 8 µm hingga algae makroskopis yang memiliki tubuh berukuran 60 m.
  • Algae mikroskopis memiliki ciri-ciri khusus, yaitu tersebar di hampir segala macam lingkungan yang terkena sinar matahari karena dapat berfotosintesis seperti tumbuhan.
  • Algae memiliki bentuk tubuh yang tetap karena memiliki dinding sel.
  • Algae termasuk tumbuhan bertalus karena tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati.
  • Algae bersel tunggal mampu hidup soliter ataupun berkoloni.
  • Di dalam kloroplas Algae terdapat beberapa jenis klorofil, yaitu klorofil a, klorofil b, klorofil c, dan klorofil d.
  • Algae memiliki pigmen fotosintetik selain klorofil (xantofil berwarna kuning, fukosantin berwarna cokelat, fikosianin berwarna biru, fikoeritrin berwarna merah, dan karotenoid).
  • Algae memiliki bentuk kloroplas yang bervariasi berupa cakram, spiral, bulat, jala, mangkung, dan lain sebagainya.
  • Algae dapat hidup seperti plankton, bentos, atau neuston.
  • Algae bereproduksi secara aseksual melalui pembelahan biner, pembentukan spora vegetatif, dan fragmentasi atau secara seksual melalui konjugasi, anisogami, dan singami.

Penggolongan Algae

Algae diklasifikasikan menjadi tujuh filum, yaitu:

  • Filum Euglenophyta (Euglenoid)

Memiliki ciri-ciri seperti hewan dan tumbuhan. Filum ini dapat bergerak aktif seperti hewan, tetapi juga memiliki kloroplas untuk melakukan proses fotosintesis karena mengandung klorofil a, b, karoten, dan terkadang pigmen xantofil. Anggota filum ini ada sekitar 800 spesies. Beberapa spesies Euglenophyta yang tidak memiliki kloroplas hidup secara heterotrof. Contoh filum Euglenophyta adalah Euglena viridis dan Colacium calvum.

  • Filum Chlorophyta (algae hijau)

Memiliki ciri khas berwarna hijau karena didominasi pigmen klorofil a, klorofil b, karoten, dan xantofil. Filum Chlorophyta memiliki anggota sekitar 7.000 spesies. Anggota filum Chlorophyta memiliki bentuk kloroplas yang bermacam-macam; ada yang berbentuk mangkok seperti pada Chlorella, ada yang berbentuk spiral seperti pada Spirogyra, dan ada yang berbentuk bintang seperti pada Zygnema.

Contoh dari filum Chlorophyta adalah Chlorella yang berbentuk bulat seperti bola, Spirogyra yang bentuk kloroplasnya menyerupai pita dan berukuran besar, dan Ulva yang sering disebut sebagai selada laut karena bentuknya mirip selada.

  • Filum Chrysophyta (algae keemasan)

Memiliki ciri khas berwarna keemasan karena didominasi klorofil a, klorofil c, karotenoid, dan xantofil. Filum Chrysophyta memiliki anggota sekitar 850 spesies. Pigmen yang paling dominan pada algae ini adalah pigmen karoten. Contoh dari filum Chrysophyta adalah Synura, Vaucheria, dan Mischococcus.

  • Filum Bacillariophyta (Diatom)

Memiliki ciri khas berwarna kuning kecokelatan dan memiliki dinding sel yang unik seperti gelas dari campuran silika dan bahan organik. Filum Bacillariophyta ini merupakan filum dengan anggota terbanyak, sekitar 10.000 spesies. Tubuh filum Bacillariophyta sangat khas karena memiliki dinding tubuh yang terdiri dari kotak (hipoteka) dan tutup (epiteka), dengan celah di antara keduanya yang disebut rafe.

Saat Diatom mati, cangkangnya akan menumpuk, lalu membentuk tanah diatom yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena dapat digunakan sebagai penyuling gasolin, bahan penggosok, bahan pembuatan jalan, dan bahan dinamit. Contoh dari filum Bacillariophyta ini adalah Pinnularia sp.

  • Filum Dinoflagellata (Pyrrophyta)

Memiliki anggota sekitar 1.100 spesies dan setiap spesiesnya memiliki bentuk tubuh yang berbeda-beda, yang terbuat dari dinding internal selulosa. Sebagian spesies Dinoflagellata bersimbiosis mutualisme dengan Cnidaria, sementara spesies yang tidak memiliki kloroplas hidup menjadi parasit pada hewan laut. Contoh dari filum Dinoflagellata adalah Gymnodinium dan Gambierdiscus toxicus.

Apa dasar pengglongonan alga dan sebutkan penggolongannya
Apa dasar pengglongonan alga dan sebutkan penggolongannya
Ilustrasi struktur Protista mirip tumbuhan. Sumber Gambar: lumenlearning

  • Filum Phaeophyta (Algae Cokelat)

Memiliki ciri khas berwarna cokelat karena memiliki pigmen fukosantin yang dominan. Filum Phaeophyta ini memiliki anggota sekitar 1.500 spesies, yang hampir seluruh anggotanya merupakan bersel banyak (multiseluler), sebagian besar habitatnya adalah laut, dan sebagian lainnya di perairan tawar. Bentuk tubuh Phaeophyta mirip dengan tumbuhan tingkat tinggi dengan struktur tubuh yang mirip akar, batang, dan daun. Contoh dari filum Phaeophyta adalah Fucus, Turbinaria, dan Sargassum.

  • Filum Rhodophyta (Algae merah)

Memiliki ciri khas berwarna merah karena memiliki pigmen fikoeritrin yang dominan. Filum Rhodophyta ini memiliki anggota sebanyak 4.000 spesies. Sebagian besar spesies tersebut hidup di laut, sebagian lagi hidup di perairan tawar. Contoh dari filum Rhodophyta ini adalah Corallina, Gelidum, Eucheuma, dan Mastocarpus stellatus.

Protista Mirip Fungi (Jamur Lendir)

Sebelumnya protista mirip fungi atau yang biasa disebut sebagai jamur lendir ini dikelompokkan ke dalam kingdom Fungi, tetapi karena zigot jamur lendir dapat bergerak (mortil) dengan flagelnya, tidak seperti zigot fungi yang tidak dapat bergerak (imotil), akhirnya para ahli mengelompok jamur lendir ke dalam kingdom Protista.

Jamur lendir sendiri disebut sebagai protista mirip fungi karena memiliki kemiripan morfologi dan sama-sama saprozoik. Perbedaan lainnya antara jamur lendir dengan fungi adalah perbedaan susunan sel, cara reproduksi, dan siklus hidup mereka.

Dilihat dari molekulnya, sekalipun jamur lendir tidak memiliki kloroplas, tetapi memiliki kemiripan dengan beberapa algae. Jamur lendir menghabiskan sebagian besar waktu hidupnya dalam bentuk bersel tunggal (uniseluler), tetapi mereka dapat bergabung dan berkelompok menjadi organisme bersel banyak (multiseluler). Pada saat itulah jamur lendir mengalami masa transisi dari bersel tunggal (uniseluler) ke bersel banyak (multiseluler).

Ciri-Ciri Jamur Lendir

Ciri-ciri protista mirip jamur atau jamur lendir ini adalah sebagai berikut:

  • Jamur lendir bersifat eukariotik.
  • Jamur lendir tidak memiliki klorofil.
  • Jamur lendir bersifat heterotrof.
  • Jamur lendir tidak dapat menghasilkan spora.
  • Zigot jamur lendir dapat bergerak (motil) karena memiliki bulu cambuk (flagellum).

Penggolongan Jamur Lendir

Jamur lendir dibagi ke dalam tiga filum, yaitu:

  • Filum Myxomycota (Jamur Lendir Plasmodium)

Semua anggota spesies Filum Myxomicota bersifat heterotrof dan tidak dapat melakukan fotosintesis. Beberapa jamur lendir Plasmodium memiliki pigmen warna yang terang, seperti kuning dan oranye. Tubuh jamur lendir Plasmodium tidak bersekat dan ada yang bersel tunggal serta ada yang bersel banyak.

Jamur lendir ini banyak ditemukan di tempat-tempat yang lembap, seperti pada batang pohon yang sudah membusuk, tanah lembap, serta dedaunan yang sudah mulai membusuk. Saat habitatnya sudah mulai mengering, pertumbuhan jamur lendir Plasmodium ini akan terhenti dan kembali lagi kepada tahap reproduksi seksualnya. Contoh dari filum Myxomycota adalah Physarium sp.

  • Filum Acrasiomycota (Jamur Lendir Selular)

Filum Acrasiomycota memiliki tubuh bersekat. Jamur Lendir Selular ini merupakan individu utuh yang dipisahkan oleh membran. Bentuk satu sel dari jamur ledir selular ini merupakan individu yang mandiri. Saat jamur lendir selular memasuki masa reproduksi, ia akan memiliki tubuh buah yang akan menghasilkan spora yang digunakan saat reproduksi aseksual.

Berbeda dengan filum Myxomycota, spesies filum Acrasiomycota tetap mempertahankan identitasnya sebagai satu sel. Selain itu Acrasiomycota ini didominasi fase haploid, berbeda dengan Myxomycota yang didominasi fase diploid. Contoh dari filum Acrasiomycota adalah Dictyostelium.

  • Filum Oomycota (Jamur Air)

Filum Oomycota memiliki arti telur jamur. Nama telur jamur ini diberikan kepada filum Oomycota karena bentuk reproduksi seksualnya. Sel telur spesies filum ini lebih besar dibandingkan spermanya. Dinding sel Oomycota tersusun atas selulosa. Saat Oomycota memasuki masa reproduksinya, ia akan menghasilkan spora yang berflagela. Contoh filum Oomycota adalah Saprolegnia, Lagenidium, Leptomitales, dan Albuginales.

Nah, itulah pembahasan Materi Biologi Kelas 10 tentang Kingdom Protista dan Klasifikasinya. Semoga artikel ini menambah pemahaman kamu mengenai klasifikasi kingdom Protista, ya, Pahamifren. Buat kamu yang ingin mendapatkan akses materi belajar menarik lainnya, kamu bisa mengunduh aplikasi bimbingan belajar online Pahamify di sini.

Khusus buat kamu yang lagi ngambis masuk PTN impian, kamu bisa mencoba fitur Live Class Pahamify dan latihan soal UTBK di fitur try out online gratis ini. Jangan lupa juga buat ngecek informasi promo menarik lainnya di sini https://pahamify.com/paket-belajar/.

Referensi:

Idun Kistinnah. (2009) Biologi 1 : Makhluk Hidup dan Lingkungannya Untuk SMA/MA Kelas X / Idun Kistinnah, Endang Sri Lestari ; editor, Santi Ariandi, Sri Iswanti Mutmainah; ilustrator, Bayu…[et al]. — Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

Moch Anshori. (2009) Biologi 1 : Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)-Madrasah Aliyah (MA) Kelas X / Penulis Moch Anshori, Djoko Martono; Editor Irwin Ardianto; Ilustrator Iwa. — Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

Rikky Firmansyah. (2009) Mudah dan Aktif Belajar Biologi 1 : untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam / penulis, Rikky Firmansyah, Agus Mawardi Hendrawan, M.Umar Riandi; penyunting, Dadan Nugraha, Andri Nurdiansyah. — Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

Subardi. (2009) Biologi 1: untuk Kelas X SMA/ MA / oleh Subardi, Nuryani, Shidiq Pramono editor, Yani Muharomah. — Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

Suwarno. (2009) Panduan Pembelajaran Biologi: Untuk SMA/MA Kelas X / Penulis Suwarno; Editor Riswanti; Ilustrator Adi Wahyono. — Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

Sri Widiyati. (2009) Biologi: SMA dan MA Kelas X /penulis, Sri Widiyati, Siti Nur Rochmah, Zubedi: editor, Eri Arinastiti, Yunita Retnosari, Arif Kurniawan; illustrator, Indradi Budi Santosa, Dwi Purwanto. — Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

Penulis: Salman Hakim Darwadi