Apa fungsi akar pada tumbuhan wortel

Fungsi Akar Pada Tumbuhan – Dalam hal ini setiap tumbuhan sejati pastilah memiliki 3 organ utama pada tubuhnya yakni akar, batang dan daun. Yang ketiga organ ini ialah organ yang paling vital peranannya bagi kelangsungan metabolisme tumbuhan.

Organ-organ tersebut memiliki fungsinya masing-masing. Nah pada artikel kali ini kita akan membahas mengenai fungsi dari salah satu organ tersebut. Kita akan membahas mengenai fungsi akar pada tumbuhan.

Fungsi Akar Pada Tumbuhan

Ada banyak fungsi akar pada tumbuhan, fungsi-fungsi akar tersebut antara lain sebagai penopang tumbuh tegaknya tanaman, sebagai organ penyerapan air dan hara tanah, penyimpan cadangan makanan, fotosintesis, respirasi, gerakan dan reproduksi “perkembangbiakan”.

Fungsi Penopang Tumbuh Tegaknya Tanaman

Fungsi akar yang paling utama ialah sebagai organ penopang tumbuh tegaknya tanaman. Akar tumbuh menembus tanah memanjang kemudian mengait tanah dan membuat tumbuhan kuat menahan terpaaan angin.

Dan semakin tumbuh memanjang dan membesar, kemampuan akar dalam menopang tanaman akan semakin kuat.

Fungsi Penyerapan Air Dan Hara

Fungsi akar bagi tanaman selanjutnya ialah sebagai organ penyerap air dan nutrisi tanah. Fungsi akar ini ditinjau terutama oleh rambut akar. Rambut akar mampu menyerap nutrisi organic dan anorganik dalam larutan dengan gradient konsentrasi tertentu.

Keberadaan air tanah sangat menunjang kemampuan dan fungsi akar yang satu ini. Dan pada tanah dengan kondisi titik layu permanen, fungsi akar dalam menyerap nutrisi tanah akan terhambat secara otomatis.

Baca Juga :  Ciri Ciri Tumbuhan Lumut Daun (Bryophyta)

Fungsi Penyimpanan Cadangan Makanan

Akr juga bisa berfungsi sebagai organ penyimpan cadangan karbohidrat dan air. Beberapa akar tanaman dengan kemampuan menyimpan cadangan makanan, misalnya akar wortel, ubi jalar dan bengkuang.

Adapun akar yang mampu menyimpan sejumlah besar air misalnya akar-akar dari tanaman gurun “higrofit”. Akar tanaman higrofit bahkan ada yang mampu menyimpan lebih dari 70 kg air dalam jaringannya.

Fungsi Melakukan Fotosintesis

Fitosintesis tidak hanya bisa dilakukan di daun. Beberapa akar tanaman yang mengandung klorofil juga diketahui dapat melakukan aktivitas metabolisme ini.

Tanaman-tanaman seperti anggrek epifit dan akar pohon bakau mengubah karbondioksida dan air menjadi karbohidrat. Kemampuan tanaman-tanaman tersebut juga merupakan salah satu fungsi akar pada tumbuhan yang tidak bisa dilupakan.

Fungsi Respirasi

Akar juga dapat berfungsi sebagai alat respirasi bagi tumbuhan. Fungsi akar satu ini dapat kita temukan pada akar tanaman beringin, akar tanaman bakau dan akar beberapa tanaman lain yang habitatnya tergenang air “hidrofit”.

Akar yang termodifikasi fungsinya sebagai alat respirasi disebut pneumatophores, struktur sel dan jaringan penyusun akar ini memungkinkan terjadinya di fusi udara.

Fungsi Gerakan Tanaman

Akar juga bisa membantu gerakan tanaman, melalui mekanisme gerak tropisme seperti geotropism, fototropisme tigmotropisme, kemotropisme dan hidrotropisme akar membantu tanaman untuk menemukan air dan hara dalam tanah. Fungsi akar bagi tanaman ini menunjang metabolisme tanaman untuk melakukan proses fotosintesis.

Fungsi Reproduksi

Pada beberapa tanaman, akar juga berfungsi sebagai organ reproduksi. Melalui perbanyakan vegetative stolon dan rhizome, tanaman memperbanyak dirinya, melakukan duplikasi dan berkembang biak. Pada tanaman dengan akar bebonggol seperti ubi jalar dan bengkeong, kemampuan dan fungsi akar ini juga dimiliki.

Semoga dengan adanya ulasan tersebut mengenai Fungsi Akar Pada Tumbuhan dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya.

Tags (tagged): akar, bagian, pokok, samping, batang, daun, bagi, terus, pada, ujungnya, tetapi, umumnya, pertumbuhannya, masih, cangkok, stek, fungsi, utama, serabut, , tempat, tubuh, tumbuhan, memerlukan, santo, ensiklopedi, dunia, naik, ke, atas, tanah, khususnya, air, seperti, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, bahasa, indonesia, ensiklopedi


Page 2

Tags (tagged): akar, bagian, pokok, samping, batang, daun, bagi, terus, pada, ujungnya, tetapi, umumnya, pertumbuhannya, masih, cangkok, stek, fungsi, utama, serabut, , tempat, tubuh, tumbuhan, memerlukan, santo, ensiklopedi, dunia, naik, ke, atas, tanah, khususnya, air, seperti, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, bahasa, indonesia, ensiklopedi


Page 3

Tags (tagged): akar, bagian, pokok, samping, batang, daun, bagi, terus, pada, ujungnya, tetapi, umumnya, pertumbuhannya, masih, cangkok, stek, fungsi, utama, serabut, , tempat, tubuh, tumbuhan, memerlukan, santo, ensiklopedi, dunia, naik, ke, atas, tanah, khususnya, air, seperti, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, bahasa, indonesia, ensiklopedi


Page 4

Tags (tagged): akar, bagian, pokok, samping, batang, daun, bagi, terus, pada, ujungnya, tetapi, umumnya, pertumbuhannya, masih, cangkok, stek, fungsi, utama, serabut, , tempat, tubuh, tumbuhan, memerlukan, santo, ensiklopedi, dunia, naik, ke, atas, tanah, khususnya, air, seperti, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, bahasa, indonesia, ensiklopedi


Page 5

Tags (tagged): root, unimus, bagian, pokok, samping, batang, daun, bagi, terus, pada, ujungnya, tetapi, umumnya, pertumbuhannya, masih, cangkok, stek, fungsi, utama, akar, serabut, tempat, tubuh, tumbuhan, memerlukan, santo, center, of, cyclopedia, naik, ke, atas, tanah, khususnya, air, seperti, root unimus, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, indonesian, encyclopedia


Page 6

Tags (tagged): root, unimus, bagian, pokok, samping, batang, daun, bagi, terus, pada, ujungnya, tetapi, umumnya, pertumbuhannya, masih, cangkok, stek, fungsi, utama, akar, serabut, tempat, tubuh, tumbuhan, memerlukan, santo, center, of, cyclopedia, naik, ke, atas, tanah, khususnya, air, seperti, root unimus, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, indonesian, encyclopedia


Page 7

Tags (tagged): root, unimus, bagian, pokok, samping, batang, daun, bagi, terus, pada, ujungnya, tetapi, umumnya, pertumbuhannya, masih, cangkok, stek, fungsi, utama, akar, serabut, tempat, tubuh, tumbuhan, memerlukan, santo, center, of, cyclopedia, naik, ke, atas, tanah, khususnya, air, seperti, root unimus, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, indonesian, encyclopedia


Page 8

Tags (tagged): root, unimus, bagian, pokok, samping, batang, daun, bagi, terus, pada, ujungnya, tetapi, umumnya, pertumbuhannya, masih, cangkok, stek, fungsi, utama, akar, serabut, tempat, tubuh, tumbuhan, memerlukan, santo, center, of, cyclopedia, naik, ke, atas, tanah, khususnya, air, seperti, root unimus, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, indonesian, encyclopedia


Page 9

Tokelau yaitu wilayah Selandia Baru di Samudra Pasifik Selatan yang terdiri dari tiga atol koral tropis. Wilayah ini kadang-kadang disebut dengan nama kolonialnya Kepulauan Union.

Daftar konten

  • 1 Sejarah
  • 2 Politik
  • 3 Geografi
  • 4 Ekonomi
  • 5 Demografi
  • 6 Pranala luar

Sejarah

Tokelau pertama kali dihuni oleh kaum emigran Polinesia yang bermula dari gugus pulau tetangga. Tokelau diteguhkan sebagai protektorat Britania pada 1889, dijadikan anggota dari Koloni Britania Kepulauan Gilbert & Ellice pada 1916, sebelum benar dalam administratif Selandia Baru pada 1925. Sekarang Tokelau masih berstatus wilayah Selandia Baru menurut UU Tokelau 1948. Sektor pertahanan dijadikan tanggung jawab negara induk. Seperti juga Niue dan Kepulauan Cook, warga Tokelau sedang menyusun konstitusi dan mengembangkan institusi dan pola pemerintahan sendiri bagi membentuk asosiasi bebas sama sekali (free association) dengan Selandia Baru.

Politik

Kepala negeri Tokelau yaitu Ratu Elizabeth II yang ditukar oleh Administrator Neil Walter. Letak kepala pemerintahan dipegang oleh Pio Tuia yang mengetuai Dewan Faipule, terdiri dari kabinet berupa tiga pemimpin terpilih yang bermula dari tiap atol. Monarkinya diwariskan secara turun-temurun, administrator dipilih oleh Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Selandia Baru, dan kepala pemerintahan dipilih dari anggota Dewan Faipule bagi saat letak satu tahun.

Pada 11 November 2004, Tokelau dan Selandia Baru mengambil langkah bagi membentuk sebuah kontrak yang akan mengubah status Tokelau dari wilayah Selandia Baru dijadikan daerah berasosiasi bebas sama sekali dengan Selandia Baru. Selain menyusun kontrak, sebuah UU ("act of self-determination") yang disponsori PBB perlu diberlakukan.

Geografi

Tokelau terdiri dari tiga pulau kecil di Samudra Pasifik Selatan yang adalah pertengahan selang Hawaii dan Selandia Baru, di rantai taifun Pasifik. Tokelau tidak memiliki pelabuhan atau dermaga.

Atol-atol koral membentuk ketiga pulau, yaitu Atafu (dulunya Duke of York Group), Nukunonu (dulunya Duke of Clarence Group), and Pulau Fakaofo (atau Bowditch). Total wilayah daratan sebesar 10,8 kilometer2.

Pulau keempat yang bukan milik Tokelau walaupun secara geografis adalah anggota dari gugus Tokelau yaitu Pulau Swains, anggota dari Samoa Amerika sejak 1935.

Ekonomi

Pendapatan pemerintah Tokelau yang berjumlah €410.000 per tahun tidak mencukupi pengeluaran lebih kurang €2,3 juta. Defisit itu disubsidi oleh dana bantuan Selandia Baru. Produk ekspor Tokelau senilai €80.000 berupa perangko, kopra, dan kerajinan tangan. Sedangkan produk impor senilai €245.000 berupa kebutuhan hidup, bahan kontruksi, dan BBM.

Industri lokal terdiri dari usaha-usaha kelas kecil seperti produksi kopra, kayu, kerajinan tangan, perangko, koin dan perikanan. Sektor pertanian dan peternakan berproduksi kelapa, kopra, buah keluak, pepaya dan pisang, babi, unggas dan kambing.

Demografi

Tokelau dihuni oleh lebih kurang 1.500 penduduk etnik Polinesia yang tersebar di tiga desa. Mereka menggunakan bahasa Tokelau dan Inggris. Keterpencilan dan kurangnya sumber daya sangat memperlambat pengembangan ekonomi dan memojokkan sektor pertanian yang hanya dapat mencukupi kebutuhan hidup petani dan keluarganya (subsistence level). Minimnya sumber daya dunia dan tingginya angka kepadatan penduduk dijadikan faktor pendorong emigrasi ke Selandia Baru, dampaknya laju pertumbuhan penduduk menurun 0,9% per tahun.

Di pulau Atafu, seluruh warga adalah anggota Gereja Kristen Kongregasi Samoa; di Nukunonu, seluruhnya beragama Katolik Roma; di Fakaofo, terdapat kedua saluran agama tersebut dengan mayoritas saluran Gereja Kristen Kongregasi. Keseluruhan proporsi agama di Tokelau adalah: Gereja Kristen Kongregasi 70%, Katolik Roma 28%, lainnya 2%.

Pranala luar


Sumber :
p2k.kurikulum.org, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, diskusi.biz, dsb.


Page 10

Tokelau yaitu wilayah Selandia Baru di Samudra Pasifik Selatan yang terdiri dari tiga atol koral tropis. Wilayah ini kadang-kadang disebut dengan nama kolonialnya Kepulauan Union.

Daftar konten

  • 1 Sejarah
  • 2 Politik
  • 3 Geografi
  • 4 Ekonomi
  • 5 Demografi
  • 6 Pranala luar

Sejarah

Tokelau pertama kali dihuni oleh kaum emigran Polinesia yang bermula dari gugus pulau tetangga. Tokelau diteguhkan sebagai protektorat Britania pada 1889, dijadikan anggota dari Koloni Britania Kepulauan Gilbert & Ellice pada 1916, sebelum benar dalam administratif Selandia Baru pada 1925. Sekarang Tokelau masih berstatus wilayah Selandia Baru menurut UU Tokelau 1948. Sektor pertahanan dijadikan tanggung jawab negara induk. Seperti juga Niue dan Kepulauan Cook, warga Tokelau sedang menyusun konstitusi dan mengembangkan institusi dan pola pemerintahan sendiri bagi membentuk asosiasi bebas sama sekali (free association) dengan Selandia Baru.

Politik

Kepala negeri Tokelau yaitu Ratu Elizabeth II yang ditukar oleh Administrator Neil Walter. Letak kepala pemerintahan dipegang oleh Pio Tuia yang mengetuai Dewan Faipule, terdiri dari kabinet berupa tiga pemimpin terpilih yang bermula dari tiap atol. Monarkinya diwariskan secara turun-temurun, administrator dipilih oleh Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Selandia Baru, dan kepala pemerintahan dipilih dari anggota Dewan Faipule bagi saat letak satu tahun.

Pada 11 November 2004, Tokelau dan Selandia Baru mengambil langkah bagi membentuk sebuah kontrak yang akan mengubah status Tokelau dari wilayah Selandia Baru dijadikan daerah berasosiasi bebas sama sekali dengan Selandia Baru. Selain menyusun kontrak, sebuah UU ("act of self-determination") yang disponsori PBB perlu diberlakukan.

Geografi

Tokelau terdiri dari tiga pulau kecil di Samudra Pasifik Selatan yang adalah pertengahan selang Hawaii dan Selandia Baru, di rantai taifun Pasifik. Tokelau tidak memiliki pelabuhan atau dermaga.

Atol-atol koral membentuk ketiga pulau, yaitu Atafu (dulunya Duke of York Group), Nukunonu (dulunya Duke of Clarence Group), and Pulau Fakaofo (atau Bowditch). Total wilayah daratan sebesar 10,8 kilometer2.

Pulau keempat yang bukan milik Tokelau walaupun secara geografis adalah anggota dari gugus Tokelau yaitu Pulau Swains, anggota dari Samoa Amerika sejak 1935.

Ekonomi

Pendapatan pemerintah Tokelau yang berjumlah €410.000 per tahun tidak mencukupi pengeluaran lebih kurang €2,3 juta. Defisit itu disubsidi oleh dana bantuan Selandia Baru. Produk ekspor Tokelau senilai €80.000 berupa perangko, kopra, dan kerajinan tangan. Sedangkan produk impor senilai €245.000 berupa kebutuhan hidup, bahan kontruksi, dan BBM.

Industri lokal terdiri dari usaha-usaha kelas kecil seperti produksi kopra, kayu, kerajinan tangan, perangko, koin dan perikanan. Sektor pertanian dan peternakan berproduksi kelapa, kopra, buah keluak, pepaya dan pisang, babi, unggas dan kambing.

Demografi

Tokelau dihuni oleh lebih kurang 1.500 penduduk etnik Polinesia yang tersebar di tiga desa. Mereka menggunakan bahasa Tokelau dan Inggris. Keterpencilan dan kurangnya sumber daya sangat memperlambat pengembangan ekonomi dan memojokkan sektor pertanian yang hanya dapat mencukupi kebutuhan hidup petani dan keluarganya (subsistence level). Minimnya sumber daya dunia dan tingginya angka kepadatan penduduk dijadikan faktor pendorong emigrasi ke Selandia Baru, dampaknya laju pertumbuhan penduduk menurun 0,9% per tahun.

Di pulau Atafu, seluruh warga adalah anggota Gereja Kristen Kongregasi Samoa; di Nukunonu, seluruhnya beragama Katolik Roma; di Fakaofo, terdapat kedua saluran agama tersebut dengan mayoritas saluran Gereja Kristen Kongregasi. Keseluruhan proporsi agama di Tokelau adalah: Gereja Kristen Kongregasi 70%, Katolik Roma 28%, lainnya 2%.

Pranala luar


Sumber :
p2k.kurikulum.org, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, diskusi.biz, dsb.


Page 11

Tokelau yaitu wilayah Selandia Baru di Samudra Pasifik Selatan yang terdiri dari tiga atol koral tropis. Wilayah ini kadang-kadang disebut dengan nama kolonialnya Kepulauan Union.

Daftar konten

  • 1 Sejarah
  • 2 Politik
  • 3 Geografi
  • 4 Ekonomi
  • 5 Demografi
  • 6 Pranala luar

Sejarah

Tokelau pertama kali dihuni oleh kaum emigran Polinesia yang bermula dari gugus pulau tetangga. Tokelau diteguhkan sebagai protektorat Britania pada 1889, dijadikan anggota dari Koloni Britania Kepulauan Gilbert & Ellice pada 1916, sebelum benar dalam administratif Selandia Baru pada 1925. Sekarang Tokelau masih berstatus wilayah Selandia Baru menurut UU Tokelau 1948. Sektor pertahanan dijadikan tanggung jawab negara induk. Seperti juga Niue dan Kepulauan Cook, warga Tokelau sedang menyusun konstitusi dan mengembangkan institusi dan pola pemerintahan sendiri bagi membentuk asosiasi bebas sama sekali (free association) dengan Selandia Baru.

Politik

Kepala negeri Tokelau yaitu Ratu Elizabeth II yang ditukar oleh Administrator Neil Walter. Letak kepala pemerintahan dipegang oleh Pio Tuia yang mengetuai Dewan Faipule, terdiri dari kabinet berupa tiga pemimpin terpilih yang bermula dari tiap atol. Monarkinya diwariskan secara turun-temurun, administrator dipilih oleh Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Selandia Baru, dan kepala pemerintahan dipilih dari anggota Dewan Faipule bagi saat letak satu tahun.

Pada 11 November 2004, Tokelau dan Selandia Baru mengambil langkah bagi membentuk sebuah kontrak yang akan mengubah status Tokelau dari wilayah Selandia Baru dijadikan daerah berasosiasi bebas sama sekali dengan Selandia Baru. Selain menyusun kontrak, sebuah UU ("act of self-determination") yang disponsori PBB perlu diberlakukan.

Geografi

Tokelau terdiri dari tiga pulau kecil di Samudra Pasifik Selatan yang adalah pertengahan selang Hawaii dan Selandia Baru, di rantai taifun Pasifik. Tokelau tidak memiliki pelabuhan atau dermaga.

Atol-atol koral membentuk ketiga pulau, yaitu Atafu (dulunya Duke of York Group), Nukunonu (dulunya Duke of Clarence Group), and Pulau Fakaofo (atau Bowditch). Total wilayah daratan sebesar 10,8 kilometer2.

Pulau keempat yang bukan milik Tokelau walaupun secara geografis adalah anggota dari gugus Tokelau yaitu Pulau Swains, anggota dari Samoa Amerika sejak 1935.

Ekonomi

Pendapatan pemerintah Tokelau yang berjumlah €410.000 per tahun tidak mencukupi pengeluaran lebih kurang €2,3 juta. Defisit itu disubsidi oleh dana bantuan Selandia Baru. Produk ekspor Tokelau senilai €80.000 berupa perangko, kopra, dan kerajinan tangan. Sedangkan produk impor senilai €245.000 berupa kebutuhan hidup, bahan kontruksi, dan BBM.

Industri lokal terdiri dari usaha-usaha kelas kecil seperti produksi kopra, kayu, kerajinan tangan, perangko, koin dan perikanan. Sektor pertanian dan peternakan berproduksi kelapa, kopra, buah keluak, pepaya dan pisang, babi, unggas dan kambing.

Demografi

Tokelau dihuni oleh lebih kurang 1.500 penduduk etnik Polinesia yang tersebar di tiga desa. Mereka menggunakan bahasa Tokelau dan Inggris. Keterpencilan dan kurangnya sumber daya sangat memperlambat pengembangan ekonomi dan memojokkan sektor pertanian yang hanya dapat mencukupi kebutuhan hidup petani dan keluarganya (subsistence level). Minimnya sumber daya dunia dan tingginya angka kepadatan penduduk dijadikan faktor pendorong emigrasi ke Selandia Baru, dampaknya laju pertumbuhan penduduk menurun 0,9% per tahun.

Di pulau Atafu, seluruh warga adalah anggota Gereja Kristen Kongregasi Samoa; di Nukunonu, seluruhnya beragama Katolik Roma; di Fakaofo, terdapat kedua saluran agama tersebut dengan mayoritas saluran Gereja Kristen Kongregasi. Keseluruhan proporsi agama di Tokelau adalah: Gereja Kristen Kongregasi 70%, Katolik Roma 28%, lainnya 2%.

Pranala luar


Sumber :
p2k.kurikulum.org, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, diskusi.biz, dsb.


Page 12

Tokelau yaitu wilayah Selandia Baru di Samudra Pasifik Selatan yang terdiri dari tiga atol koral tropis. Wilayah ini kadang-kadang disebut dengan nama kolonialnya Kepulauan Union.

Daftar konten

  • 1 Sejarah
  • 2 Politik
  • 3 Geografi
  • 4 Ekonomi
  • 5 Demografi
  • 6 Pranala luar

Sejarah

Tokelau pertama kali dihuni oleh kaum emigran Polinesia yang bermula dari gugus pulau tetangga. Tokelau diteguhkan sebagai protektorat Britania pada 1889, dijadikan anggota dari Koloni Britania Kepulauan Gilbert & Ellice pada 1916, sebelum benar dalam administratif Selandia Baru pada 1925. Sekarang Tokelau masih berstatus wilayah Selandia Baru menurut UU Tokelau 1948. Sektor pertahanan dijadikan tanggung jawab negara induk. Seperti juga Niue dan Kepulauan Cook, warga Tokelau sedang menyusun konstitusi dan mengembangkan institusi dan pola pemerintahan sendiri bagi membentuk asosiasi bebas sama sekali (free association) dengan Selandia Baru.

Politik

Kepala negeri Tokelau yaitu Ratu Elizabeth II yang ditukar oleh Administrator Neil Walter. Letak kepala pemerintahan dipegang oleh Pio Tuia yang mengetuai Dewan Faipule, terdiri dari kabinet berupa tiga pemimpin terpilih yang bermula dari tiap atol. Monarkinya diwariskan secara turun-temurun, administrator dipilih oleh Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Selandia Baru, dan kepala pemerintahan dipilih dari anggota Dewan Faipule bagi saat letak satu tahun.

Pada 11 November 2004, Tokelau dan Selandia Baru mengambil langkah bagi membentuk sebuah kontrak yang akan mengubah status Tokelau dari wilayah Selandia Baru dijadikan daerah berasosiasi bebas sama sekali dengan Selandia Baru. Selain menyusun kontrak, sebuah UU ("act of self-determination") yang disponsori PBB perlu diberlakukan.

Geografi

Tokelau terdiri dari tiga pulau kecil di Samudra Pasifik Selatan yang adalah pertengahan selang Hawaii dan Selandia Baru, di rantai taifun Pasifik. Tokelau tidak memiliki pelabuhan atau dermaga.

Atol-atol koral membentuk ketiga pulau, yaitu Atafu (dulunya Duke of York Group), Nukunonu (dulunya Duke of Clarence Group), and Pulau Fakaofo (atau Bowditch). Total wilayah daratan sebesar 10,8 kilometer2.

Pulau keempat yang bukan milik Tokelau walaupun secara geografis adalah anggota dari gugus Tokelau yaitu Pulau Swains, anggota dari Samoa Amerika sejak 1935.

Ekonomi

Pendapatan pemerintah Tokelau yang berjumlah €410.000 per tahun tidak mencukupi pengeluaran lebih kurang €2,3 juta. Defisit itu disubsidi oleh dana bantuan Selandia Baru. Produk ekspor Tokelau senilai €80.000 berupa perangko, kopra, dan kerajinan tangan. Sedangkan produk impor senilai €245.000 berupa kebutuhan hidup, bahan kontruksi, dan BBM.

Industri lokal terdiri dari usaha-usaha kelas kecil seperti produksi kopra, kayu, kerajinan tangan, perangko, koin dan perikanan. Sektor pertanian dan peternakan berproduksi kelapa, kopra, buah keluak, pepaya dan pisang, babi, unggas dan kambing.

Demografi

Tokelau dihuni oleh lebih kurang 1.500 penduduk etnik Polinesia yang tersebar di tiga desa. Mereka menggunakan bahasa Tokelau dan Inggris. Keterpencilan dan kurangnya sumber daya sangat memperlambat pengembangan ekonomi dan memojokkan sektor pertanian yang hanya dapat mencukupi kebutuhan hidup petani dan keluarganya (subsistence level). Minimnya sumber daya dunia dan tingginya angka kepadatan penduduk dijadikan faktor pendorong emigrasi ke Selandia Baru, dampaknya laju pertumbuhan penduduk menurun 0,9% per tahun.

Di pulau Atafu, seluruh warga adalah anggota Gereja Kristen Kongregasi Samoa; di Nukunonu, seluruhnya beragama Katolik Roma; di Fakaofo, terdapat kedua saluran agama tersebut dengan mayoritas saluran Gereja Kristen Kongregasi. Keseluruhan proporsi agama di Tokelau adalah: Gereja Kristen Kongregasi 70%, Katolik Roma 28%, lainnya 2%.

Pranala luar


Sumber :
p2k.kurikulum.org, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, diskusi.biz, dsb.


Page 13

Tokelau yaitu wilayah Selandia Baru di Samudra Pasifik Selatan yang terdiri dari tiga atol koral tropis. Wilayah ini kadang-kadang disebut dengan nama kolonialnya Kepulauan Union.

Daftar konten

  • 1 Sejarah
  • 2 Politik
  • 3 Geografi
  • 4 Ekonomi
  • 5 Demografi
  • 6 Pranala luar

Sejarah

Tokelau pertama kali dihuni oleh kaum emigran Polinesia yang bermula dari gugus pulau tetangga. Tokelau diteguhkan sebagai protektorat Britania pada 1889, dijadikan anggota dari Koloni Britania Kepulauan Gilbert & Ellice pada 1916, sebelum benar dalam administratif Selandia Baru pada 1925. Sekarang Tokelau masih berstatus wilayah Selandia Baru menurut UU Tokelau 1948. Sektor pertahanan dijadikan tanggung jawab negara induk. Seperti juga Niue dan Kepulauan Cook, warga Tokelau sedang menyusun konstitusi dan mengembangkan institusi dan pola pemerintahan sendiri bagi membentuk asosiasi bebas sama sekali (free association) dengan Selandia Baru.

Politik

Kepala negeri Tokelau yaitu Ratu Elizabeth II yang ditukar oleh Administrator Neil Walter. Letak kepala pemerintahan dipegang oleh Pio Tuia yang mengetuai Dewan Faipule, terdiri dari kabinet berupa tiga pemimpin terpilih yang bermula dari tiap atol. Monarkinya diwariskan secara turun-temurun, administrator dipilih oleh Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Selandia Baru, dan kepala pemerintahan dipilih dari anggota Dewan Faipule bagi saat letak satu tahun.

Pada 11 November 2004, Tokelau dan Selandia Baru mengambil langkah bagi membentuk sebuah kontrak yang akan mengubah status Tokelau dari wilayah Selandia Baru dijadikan daerah berasosiasi bebas sama sekali dengan Selandia Baru. Selain menyusun kontrak, sebuah UU ("act of self-determination") yang disponsori PBB perlu diberlakukan.

Geografi

Tokelau terdiri dari tiga pulau kecil di Samudra Pasifik Selatan yang adalah pertengahan selang Hawaii dan Selandia Baru, di rantai taifun Pasifik. Tokelau tidak memiliki pelabuhan atau dermaga.

Atol-atol koral membentuk ketiga pulau, yaitu Atafu (dulunya Duke of York Group), Nukunonu (dulunya Duke of Clarence Group), and Pulau Fakaofo (atau Bowditch). Total wilayah daratan sebesar 10,8 kilometer2.

Pulau keempat yang bukan milik Tokelau walaupun secara geografis adalah anggota dari gugus Tokelau yaitu Pulau Swains, anggota dari Samoa Amerika sejak 1935.

Ekonomi

Pendapatan pemerintah Tokelau yang berjumlah €410.000 per tahun tidak mencukupi pengeluaran lebih kurang €2,3 juta. Defisit itu disubsidi oleh dana bantuan Selandia Baru. Produk ekspor Tokelau senilai €80.000 berupa perangko, kopra, dan kerajinan tangan. Sedangkan produk impor senilai €245.000 berupa kebutuhan hidup, bahan kontruksi, dan BBM.

Industri lokal terdiri dari usaha-usaha kelas kecil seperti produksi kopra, kayu, kerajinan tangan, perangko, koin dan perikanan. Sektor pertanian dan peternakan berproduksi kelapa, kopra, buah keluak, pepaya dan pisang, babi, unggas dan kambing.

Demografi

Tokelau dihuni oleh lebih kurang 1.500 penduduk etnik Polinesia yang tersebar di tiga desa. Mereka menggunakan bahasa Tokelau dan Inggris. Keterpencilan dan kurangnya sumber daya sangat memperlambat pengembangan ekonomi dan memojokkan sektor pertanian yang hanya dapat mencukupi kebutuhan hidup petani dan keluarganya (subsistence level). Minimnya sumber daya dunia dan tingginya angka kepadatan penduduk dijadikan faktor pendorong emigrasi ke Selandia Baru, dampaknya laju pertumbuhan penduduk menurun 0,9% per tahun.

Di pulau Atafu, seluruh warga adalah anggota Gereja Kristen Kongregasi Samoa; di Nukunonu, seluruhnya beragama Katolik Roma; di Fakaofo, terdapat kedua saluran agama tersebut dengan mayoritas saluran Gereja Kristen Kongregasi. Keseluruhan proporsi agama di Tokelau adalah: Gereja Kristen Kongregasi 70%, Katolik Roma 28%, lainnya 2%.

Pranala luar


Sumber :
p2k.kurikulum.org, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, diskusi.biz, dsb.


Page 14

Untuk artikel mengenai suku Komoro yang berasal dari Papua, lihat Suku Komoro.

Apa fungsi akar pada tumbuhan wortel

Comores

Perserikatan Komoro (bahasa Arab: الاتحاد القمري) sampai 2002 bernama Republik Islam Federal Komoro (bahasa Arab: جمهورية القمر الإتحادية الإسلامية) yaitu sebuah negara kepulauan di Samudra Hindia. Komoro yaitu negara Arab terkecil kedua setelah Bahrain.[1]

Demografi

Kebiasaan istiadat Arab dan Islam sangat melekat di Komoro, bahasa Arab sendiri menjadi salah satu bahasa resmi dari tiga bahasa yang dipergunakan.[2] Negara ini yaitu anggota negara Liga Arab yang terselatan. Pada 1.862 km2 (719 mil²), [3] (tidak termasuk Mayotte) Komoro yaitu negara ketiga terkecil dari seluruh wilayah Afrika. Dan dengan banyak penduduk diperkirakan 798.000, hal tersebut menjadikan Komoro sebagai negara Afrika keenam terkecil menurut populasi, meskipun Komoro memiliki kepadatan penduduk terpadat di Afrika.

Kepulauan ini terkenal dengan beragam kebiasaan istiadat dan sejarah, sebagai bangsa yang terbentuk di persimpangan benua, negara ini memiliki tiga bahasa resmi, yaitu: Bahasa Komoro (Shikomor), Bahasa Arab dan Bahasa Perancis, namun di pulau Maori satu-satunya bahasa resmi yang dipergunakan hanyalah Bahasa Perancis.

Sekitar separuh penduduk Komoro berada di bawah garis kemiskinan dengan pendapatan sekitar US $ 1,25 dalam sehari. [4]

Etimologi

Nama Komoro diambil dari kosakata bahasa Arab yakni qamar (قمر) yang bermakna "bulan".[5]

Geografi

Komoro terletak di penghujung utara Selat Mozambik, di antara Madagaskar and Mozambik. Secara resmi negara Komoro terdiri daripada empat pulau di kepulauan gunung berapi Komoro, yaitu: Maori, Komoro Agung, Anjouan dan Moheli, dan juga banyak pulau kecil. Ibu kotanya ialah Moroni yang terletak di pulau Komoro Agung. Negara yang lapang wilayahnya semakin kecil dari pulau Alor ini melepaskan diri dari penjajahan Perancis tahun 1975 dan karena perbedaan agama maka beberapa yang beragama Kristen di pulau Maori memilih tetap bersama Perancis.[6][7]

Pulau Maori atau Mayotte yaitu satu-satunya pulau di kepulauan Komoro yang memilih menentang kemerdekaan dari Perancis untuk menjadi degara Kesatuan Komoro, pulau Maori semakin memilih untuk tetap menjadi yang dijajah Perancis daripada bergabung dengan Komoro. Namun Komoro masih tetap mengklaim Maori sebagai ronde dari negara tersebut. PBB telah menetapkan bahwa Maori yaitu ronde dari negara Komoro, namun Perancis telah memveto resolusi Majelis Keselamatan PBB yang akan meneguhkan kedaulatan Komoro terhadap pulau itu.[8][9] Di samping itu juga, pada 29 Maret 2009 referendum menyatakan bahwa Mayotte menjadi sebuah yang dijajah luar dari Perancis dan pada tahun 2011 disahkan oleh kebanyakan penduduk Mayotte, namun Presiden Komoro sendiri menolak hasil keputusan dari referendum ini.[10]

Sejarah

Sebelum penjajahan

Penduduk pertama yang menduduki Kepulauan Komoro diperkirakan yaitu penduduk, nelayan dan pedagang dari Afrika dan Austronesia, yang melakukan perjalanan dengan menggunakan perahu. Mereka datang di Komoro sekitar zaman keenam Masehi, pencatatan sejarah yang paling awal berupa jejak arkeologi yang dikenal ditemukan di Anjouan.[11] Sehingga Komoro direbut oleh penduduk dari beragam wilayah di pantai Afrika, Teluk Persia, Indonesia, dan Madagaskar.[2]

Pendudukan Arab

Pada zaman ke-10, para pedagang Arab yang pertama telah membawa pengaruh Islam ke pulau-pulau di Komoro. Salah satu fakta yang paling kuat yaitu jual beli para budak-budak dari Afrika, dan meningkatkan penyebaran dan dominasi kebiasaan istiadat Arab di penjuru dunia.[2]

Pemukim Arab tinggal bersama penduduk yang berasal dari Indonesia-Malaysia, serta penduduk asli yang berbicara Bantu, Swahili dan bahasa di Afrika Timur.[2]

Di samping jaraknya yang jauh dari pantai Afrika, Komoro terletak di sepanjang selat utama antara Afrika dan Mozambik. Kepulauan Komoro, seperti kawasan pesisir lain di kawasan itu, yaitu kawasan persinggahan yang penting di jalur perdagangan pada kala awal penyebaran agama Islam, jalur ini sering dilalui oleh pedagang-pedagang Persia dan Arab. Untuk penyebaran agama Islam di Komoro, penduduk Arab membangun masjid agung.[12]

Pada tahun 933, pengaruh berbahasa Arab Sunni Persia dari Shiraz, Iran, mendominasi pulau-pulau di Komoro. Syirazi barang-barang yang dijual di sepanjang pantai Afrika Timur dan Timur Tengah, mendirikan pemerintahan dan tanah yang dijajah di kepulauan Komoro.[2]

Selama 3 (tiga) zaman kemudian, keempat pulau (Maori, Komoro Agung, Anjouan dan Moheli), dan juga banyak pulau kecil di Komoro diduduki oleh bangsa Shiraz. Selama bertahun-tahun dibagi menjadi 11 kesultanan.

Pendudukan Arab di kawasan semakin meningkat bersamaan ketika Zanzibar jatuh pada kekuasaan bangsa Arab Oman, dan kebiasaan istiadat masyarakat Komoro, terutama sastra, kebiasaan istiadat dan agama juga semakin berada di bawah kekuasaan bangsa Arab menggantikan kebiasaan istiadat Swahili dan Afrika asli.[13]

Pendudukan Perancis dan Eropa

Para pelaut Portugis berlabuh di Komoro pada awal 1500-an. Perancis mengklaim pendudukan komoro pada tahun 1530, dan Inggris menyatakan klaim mereka pada tahun 1554.[2]

Pada zaman ke-17, bajak laut dari Madagaskar dan Eropa mengincar Komoro dan menjarah kapal-kapal yang berlayar menuju timur Samudra Hindia.[2] Pada tahun 1793, prajurit dari Madagaskar mulai menyerang pulau-pulau dikomoro untuk pertama kali, mereka mengambil penduduk Komoro untuk diproduksi menjadi sebagai budak, dan kemudian menetap dan merebut kekuasaan dari bangsa Arab di beragam wilayah. Di Komoro, diperkirakan pada tahun 1865, sebanyak 40% dari populasi penduduk Komoro terdiri dari para budak.[14] Perancis pertama kali mendirikan kolonial dan aturan di Komoro sekitar tahun 1841. Koloni Perancis terlebih dahdulu menduduki Maori, dan Andrian Tsouli, sebagai Raja Malagasi Mayotte, menandatangani Akad pada bulan April 1841, yang menyerahkan kekuasaan di pulau Mahori ke otoritas Perancis.[15]

Kemerdekaan

Pada tahun 1973 Komoro mengadakan sebuah kesepakatan dengan Perancis untuk kemerdekaan Komoro pada tahun 1978. Para wakil dari Mayotte abstain. Referendum diterapkan di empat pulau utama, tiga pulau sepakat untuk merdeka, sedangkan pulau Maori/Mayotte memilih untuk tetap di bawah pemerintahan Perancis.

Pada tanggal 6 Juli 1975 parlemen Komoro mengeluarkan resolusi sepihak untuk menyatakan kemerdekaan dari keempat pulau, Ahmed Abdallah memproklamasikan kemerdekaan Komoro menjadi Negara Merdeka Komoro daulat al qamar (bahasa Arab: دولة القمر) atau État comorien dalam bahasa Perancis, dan dia menjadi presiden pertama Komoro.[2]

Ketika kemerdekaan Komoro diakui oleh PBB, Perancis menarik dukungan ekonomi untuk Komoro sehingga terjadinya kekacauan ekonomi dan politik.[2]

Pariwisata

Seperti dilansir oleh Newser pada 31 Maret 2013, komoro termasuk ke dalam 10 negara di dunia yang paling jarang dikunjungi oleh wisatawan asing. Pada tahun 2010 negara ini ini sukses menarik sebanyak 15.000 wisatawan asing.[16][17]

Komoro dikenal dengan suasana yang tenang, terpencil dan tidak terikat dari minuman keras, pulau-pulau di Komoro menawarkan liburan yang magis dan natural untuk wisatawan. Vegetasi di Pulau-pulau Komoro kaya dan beragam: 65% dari esensi parfum dunia berasal dari sini, diproses dari bunga ylang-ylang, melati, dan jeruk. Rempah-rempah, termasuk pala, cengkeh, lada dan vanili, juga banyak ditemukan di kepulauan ini.[18]

Pulau-pulau di Komoro yaitu pulau vulkanik dan dikelilingi oleh terumbu karang, dan wisata yang semakin menantang bisa mengunjungi puncak Gunung Kartala, sebuah gunung berapi aktif di Komoro Agung, atau menikmati beragam jenis olahraga cairan.[18]

Untuk wisata religi, wisatawan bisa mengunjungi beberapa masjid agung yang adil di Pulau-pulau Komoro, seperti Masjid Agung Ancienne Mosquée du Vendredi atau Masjid Jumat Kuno menjadi tempat wisata andalan di kota Moroni.[19]

Media

Surat kabar

Meskipun negara ini tergabung dalam Liga Arab dan bahasa Arab menjadi salah satu bahasa resminya, surat kabar utama yang adil di negara ini menggunakan bahasa Perancis, bahasa peninggalan kolonial Perancis.[20]

Media massa yang terdapat di Komoro di antaranya ialah surat kabar utama milik pemerintah Komoro al-Watwan (الوط�) yang diterbitkan di Moroni,[21] surat kabar berbahasa Perancis yang terbit setiap minggu ini dipublikasikan sejak tahun 1985,[20] selain berbicara Perancis surat kabar ini juga menyediakan jurnal berbicara Arab yang bisa diunduh di laman resminya.[21]

Surat kabar utama independen yaitu La Gazette des Comores, surat kabar independen berbicara Perancis yang berpusat di Moroni, Komoro Agung. Surat kabar harian ini pertama kali dipublikasikan pada tahun 1999.[20]

Kashkazi yaitu surat kabar independen berbicara Perancis yang terbit setiap bulan. Surat kabar ini berbasis di Moroni, Komoro Agung ini pertama kali terbit pada tahun 2005 yang menyediakan berita nasional dan internasional, dan juga beberapa artikel investigasi. Surat kabar ini juga memiliki laman web yang tidak berat sebelah yang bisa dikunjungi oleh pembaca.[20][22][23]

Adil pula surat kabar Kwezi yang diterbitkan di Mayotte.

Radio

Seperti negara-negara di Afrika kebanyakan, radio yaitu media massa yang paling dominan. Radio milik pemerintah yaitu satu-satunya jaringan radio yang bisa mencakup seluruh kepulauan.[20]

Televisi

Komoro memiliki jaringan televisi yang lemah, dan memiliki sedikit sekali arus pribadi.[20]

Lihat pula

  • The Comoros Islands: Struggle Against Dependency in the Indian Ocean Malyn Newitt
  • Historical Dictionary of the Comoro Islands Martin and Harriet Ottenheimer
  • Shinzwani-English/English-Shinzwani Dictionary Harriet Ottenheimer
  • Lonely Planet World Guide: Madagascar and Comoros Gemma Pitcher and Patricia C. Wright

Catatan kaki

  1. ^ Source, unless otherwise specified: Demographic Yearbook—Table 3: Population by sex, rate of population increase, surface area and density (pdf). United Nations Statistics Division. 2008. Diakses 24 September 2010. 
    Entries in this table giving figures other than the figures given in this source are bracketed by asterisks () in the Notes field, and the rationale for the figure used are explained in the associated Note.
  2. ^ a b c d e f g h i (Inggris) "History of Comoro". Diakses 29-04-2013. 
  3. ^ Dominique and Michelle Frémy (2004).Quid 2005 Editions Robert Laffont. p.1175.
  4. ^ Human Development Indices, Table 3: Human and income poverty, p. 35. Retrieved on 1 June 2009
  5. ^ "islands of the moon". Diakses 12-4-30. 
  6. ^ The first UN General Assembly Resolution regarding the matter, "Question of the Comorian island of Mayotte (PDF)," United Nations General Assembly Resolution A/RES/31/4, (21 October 1976) states "the occupation by France of the Comorian island of Mayotte constitutes a flagrant encroachment on the national unity of the Comorian State, a Member of the United Nations," rejecting the French-administered referendums and condemning French presence in Mayotte.
  7. ^ As defined by the Organization of African Unity, the Movement of Non-Aligned Countries, the Organisation of the Islamic Conference, and the United Nations General Assembly: the most recent UN General Assembly Resolution regarding the matter, "Question of the Comorian island of Mayotte," United Nations General Assembly Resolution A/RES/49/18, (6 December 1994) states "the results of the referendum of 22 December 1974 were to be considered on a global basis and not island by island,...Reaffirms the sovereignty of the Islamic Federal Republic of the Comoros over the island of Mayotte". Several resolutions expressing similar sentiments were passed between 1977 (31/4) and 1994 (49/18).
  8. ^ "Subjects of UN Security Council Vetoes". Global Policy Forum. Diakses 2008-03-27. 
  9. ^ "Article 33" (PDF). UN Treaty. 
  10. ^ (Indonesia)"Presiden Komoro Seru Pemimpin Arab Tolak Hasil Referendum Mayotte Jadi Wilayah Perancis". Diakses 29-04-2013. 
  11. ^ Federal Research Division of the Library of Congress under the Country Studies/Area Handbook Program (August 1994). In Ralph K. Benesch. A Country Study: Comoros. Washington, D.C.: US Department of the Army. Diakses January 2007. 
  12. ^ Thomas Spear (2000). "Early Swahili History Reconsidered". The International Journal of African Historical Studies 33 (2): 264–5. 
  13. ^ Thomas Spear (1984). "The Shirazi in Swahili Traditions, Culture, and History". History in Africa 11: 291–305. doi:10.2307/3171638. 
  14. ^ "Comoros – Early Visitors and Settlers". Library of Congress Country Studies
  15. ^ Ottenheimer, Martin and Ottenheimer, Harriet (1994). Historical Dictionary of the Comoro Islands. African Historical Dictionaries; No. 59. Metuchen, N.J.: Scarecrow Press. hlm. 53–54. ISBN 978-0-585-07021-6. 
  16. ^ (Indonesia) Aceh Online "10 negara peling jarang dikunjungi". Diakses 15-5-2013. 
  17. ^ (Indonesia) merdeka.com "10 negara peling jarang dikunjungi". Diakses 15-5-2013. 
  18. ^ a b (Inggris) Komoro di Comoros Travel Guide
  19. ^ (Inggris) Wisata Komoro - A Friday Mosque overlooks Harbor Bay in Moroni, the capital.
  20. ^ a b c d e f (Inggris) "The Arab Press Network - Comoros". Diakses 20-5-2013. 
  21. ^ a b (Perancis)(Arab) Al-Watwan ' Al-Watwan, quotidien comorien, actualités et informations des Comores'
  22. ^ (Perancis) "Kashkazi". Diakses 20-5-2013. 
  23. ^ (Inggris) Hot Newspapers"Comoros Newspapers - Kashkazi, Online Newspaper from Comoros". Diakses 20-5-2013. 

Pranala luar

  • (Inggris) Informasi tentang Komoro
Apa fungsi akar pada tumbuhan wortel
Panduan wisata Comoros di Wikivoyage.

Sumber :
m.andrafarm.com, p2k.ptkpt.net, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb.


Page 15

Untuk artikel mengenai suku Komoro yang berasal dari Papua, lihat Suku Komoro.

Apa fungsi akar pada tumbuhan wortel

Comores

Perserikatan Komoro (bahasa Arab: الاتحاد القمري) sampai 2002 bernama Republik Islam Federal Komoro (bahasa Arab: جمهورية القمر الإتحادية الإسلامية) yaitu sebuah negara kepulauan di Samudra Hindia. Komoro yaitu negara Arab terkecil kedua setelah Bahrain.[1]

Demografi

Kebiasaan istiadat Arab dan Islam sangat melekat di Komoro, bahasa Arab sendiri menjadi salah satu bahasa resmi dari tiga bahasa yang dipergunakan.[2] Negara ini yaitu anggota negara Liga Arab yang terselatan. Pada 1.862 km2 (719 mil²), [3] (tidak termasuk Mayotte) Komoro yaitu negara ketiga terkecil dari seluruh wilayah Afrika. Dan dengan banyak penduduk diperkirakan 798.000, hal tersebut menjadikan Komoro sebagai negara Afrika keenam terkecil menurut populasi, meskipun Komoro memiliki kepadatan penduduk terpadat di Afrika.

Kepulauan ini terkenal dengan beragam kebiasaan istiadat dan sejarah, sebagai bangsa yang terbentuk di persimpangan benua, negara ini memiliki tiga bahasa resmi, yaitu: Bahasa Komoro (Shikomor), Bahasa Arab dan Bahasa Perancis, namun di pulau Maori satu-satunya bahasa resmi yang dipergunakan hanyalah Bahasa Perancis.

Sekitar separuh penduduk Komoro berada di bawah garis kemiskinan dengan pendapatan sekitar US $ 1,25 dalam sehari. [4]

Etimologi

Nama Komoro diambil dari kosakata bahasa Arab yakni qamar (قمر) yang bermakna "bulan".[5]

Geografi

Komoro terletak di penghujung utara Selat Mozambik, di antara Madagaskar and Mozambik. Secara resmi negara Komoro terdiri daripada empat pulau di kepulauan gunung berapi Komoro, yaitu: Maori, Komoro Agung, Anjouan dan Moheli, dan juga banyak pulau kecil. Ibu kotanya ialah Moroni yang terletak di pulau Komoro Agung. Negara yang lapang wilayahnya semakin kecil dari pulau Alor ini melepaskan diri dari penjajahan Perancis tahun 1975 dan karena perbedaan agama maka beberapa yang beragama Kristen di pulau Maori memilih tetap bersama Perancis.[6][7]

Pulau Maori atau Mayotte yaitu satu-satunya pulau di kepulauan Komoro yang memilih menentang kemerdekaan dari Perancis untuk menjadi degara Kesatuan Komoro, pulau Maori semakin memilih untuk tetap menjadi yang dijajah Perancis daripada bergabung dengan Komoro. Namun Komoro masih tetap mengklaim Maori sebagai ronde dari negara tersebut. PBB telah menetapkan bahwa Maori yaitu ronde dari negara Komoro, namun Perancis telah memveto resolusi Majelis Keselamatan PBB yang akan meneguhkan kedaulatan Komoro terhadap pulau itu.[8][9] Di samping itu juga, pada 29 Maret 2009 referendum menyatakan bahwa Mayotte menjadi sebuah yang dijajah luar dari Perancis dan pada tahun 2011 disahkan oleh kebanyakan penduduk Mayotte, namun Presiden Komoro sendiri menolak hasil keputusan dari referendum ini.[10]

Sejarah

Sebelum penjajahan

Penduduk pertama yang menduduki Kepulauan Komoro diperkirakan yaitu penduduk, nelayan dan pedagang dari Afrika dan Austronesia, yang melakukan perjalanan dengan menggunakan perahu. Mereka datang di Komoro sekitar zaman keenam Masehi, pencatatan sejarah yang paling awal berupa jejak arkeologi yang dikenal ditemukan di Anjouan.[11] Sehingga Komoro direbut oleh penduduk dari beragam wilayah di pantai Afrika, Teluk Persia, Indonesia, dan Madagaskar.[2]

Pendudukan Arab

Pada zaman ke-10, para pedagang Arab yang pertama telah membawa pengaruh Islam ke pulau-pulau di Komoro. Salah satu fakta yang paling kuat yaitu jual beli para budak-budak dari Afrika, dan meningkatkan penyebaran dan dominasi kebiasaan istiadat Arab di penjuru dunia.[2]

Pemukim Arab tinggal bersama penduduk yang berasal dari Indonesia-Malaysia, serta penduduk asli yang berbicara Bantu, Swahili dan bahasa di Afrika Timur.[2]

Di samping jaraknya yang jauh dari pantai Afrika, Komoro terletak di sepanjang selat utama antara Afrika dan Mozambik. Kepulauan Komoro, seperti kawasan pesisir lain di kawasan itu, yaitu kawasan persinggahan yang penting di jalur perdagangan pada kala awal penyebaran agama Islam, jalur ini sering dilalui oleh pedagang-pedagang Persia dan Arab. Untuk penyebaran agama Islam di Komoro, penduduk Arab membangun masjid agung.[12]

Pada tahun 933, pengaruh berbahasa Arab Sunni Persia dari Shiraz, Iran, mendominasi pulau-pulau di Komoro. Syirazi barang-barang yang dijual di sepanjang pantai Afrika Timur dan Timur Tengah, mendirikan pemerintahan dan tanah yang dijajah di kepulauan Komoro.[2]

Selama 3 (tiga) zaman kemudian, keempat pulau (Maori, Komoro Agung, Anjouan dan Moheli), dan juga banyak pulau kecil di Komoro diduduki oleh bangsa Shiraz. Selama bertahun-tahun dibagi menjadi 11 kesultanan.

Pendudukan Arab di kawasan semakin meningkat bersamaan ketika Zanzibar jatuh pada kekuasaan bangsa Arab Oman, dan kebiasaan istiadat masyarakat Komoro, terutama sastra, kebiasaan istiadat dan agama juga semakin berada di bawah kekuasaan bangsa Arab menggantikan kebiasaan istiadat Swahili dan Afrika asli.[13]

Pendudukan Perancis dan Eropa

Para pelaut Portugis berlabuh di Komoro pada awal 1500-an. Perancis mengklaim pendudukan komoro pada tahun 1530, dan Inggris menyatakan klaim mereka pada tahun 1554.[2]

Pada zaman ke-17, bajak laut dari Madagaskar dan Eropa mengincar Komoro dan menjarah kapal-kapal yang berlayar menuju timur Samudra Hindia.[2] Pada tahun 1793, prajurit dari Madagaskar mulai menyerang pulau-pulau dikomoro untuk pertama kali, mereka mengambil penduduk Komoro untuk diproduksi menjadi sebagai budak, dan kemudian menetap dan merebut kekuasaan dari bangsa Arab di beragam wilayah. Di Komoro, diperkirakan pada tahun 1865, sebanyak 40% dari populasi penduduk Komoro terdiri dari para budak.[14] Perancis pertama kali mendirikan kolonial dan aturan di Komoro sekitar tahun 1841. Koloni Perancis terlebih dahdulu menduduki Maori, dan Andrian Tsouli, sebagai Raja Malagasi Mayotte, menandatangani Akad pada bulan April 1841, yang menyerahkan kekuasaan di pulau Mahori ke otoritas Perancis.[15]

Kemerdekaan

Pada tahun 1973 Komoro mengadakan sebuah kesepakatan dengan Perancis untuk kemerdekaan Komoro pada tahun 1978. Para wakil dari Mayotte abstain. Referendum diterapkan di empat pulau utama, tiga pulau sepakat untuk merdeka, sedangkan pulau Maori/Mayotte memilih untuk tetap di bawah pemerintahan Perancis.

Pada tanggal 6 Juli 1975 parlemen Komoro mengeluarkan resolusi sepihak untuk menyatakan kemerdekaan dari keempat pulau, Ahmed Abdallah memproklamasikan kemerdekaan Komoro menjadi Negara Merdeka Komoro daulat al qamar (bahasa Arab: دولة القمر) atau État comorien dalam bahasa Perancis, dan dia menjadi presiden pertama Komoro.[2]

Ketika kemerdekaan Komoro diakui oleh PBB, Perancis menarik dukungan ekonomi untuk Komoro sehingga terjadinya kekacauan ekonomi dan politik.[2]

Pariwisata

Seperti dilansir oleh Newser pada 31 Maret 2013, komoro termasuk ke dalam 10 negara di dunia yang paling jarang dikunjungi oleh wisatawan asing. Pada tahun 2010 negara ini ini sukses menarik sebanyak 15.000 wisatawan asing.[16][17]

Komoro dikenal dengan suasana yang tenang, terpencil dan tidak terikat dari minuman keras, pulau-pulau di Komoro menawarkan liburan yang magis dan natural untuk wisatawan. Vegetasi di Pulau-pulau Komoro kaya dan beragam: 65% dari esensi parfum dunia berasal dari sini, diproses dari bunga ylang-ylang, melati, dan jeruk. Rempah-rempah, termasuk pala, cengkeh, lada dan vanili, juga banyak ditemukan di kepulauan ini.[18]

Pulau-pulau di Komoro yaitu pulau vulkanik dan dikelilingi oleh terumbu karang, dan wisata yang semakin menantang bisa mengunjungi puncak Gunung Kartala, sebuah gunung berapi aktif di Komoro Agung, atau menikmati beragam jenis olahraga cairan.[18]

Untuk wisata religi, wisatawan bisa mengunjungi beberapa masjid agung yang adil di Pulau-pulau Komoro, seperti Masjid Agung Ancienne Mosquée du Vendredi atau Masjid Jumat Kuno menjadi tempat wisata andalan di kota Moroni.[19]

Media

Surat kabar

Meskipun negara ini tergabung dalam Liga Arab dan bahasa Arab menjadi salah satu bahasa resminya, surat kabar utama yang adil di negara ini menggunakan bahasa Perancis, bahasa peninggalan kolonial Perancis.[20]

Media massa yang terdapat di Komoro di antaranya ialah surat kabar utama milik pemerintah Komoro al-Watwan (الوط�) yang diterbitkan di Moroni,[21] surat kabar berbahasa Perancis yang terbit setiap minggu ini dipublikasikan sejak tahun 1985,[20] selain berbicara Perancis surat kabar ini juga menyediakan jurnal berbicara Arab yang bisa diunduh di laman resminya.[21]

Surat kabar utama independen yaitu La Gazette des Comores, surat kabar independen berbicara Perancis yang berpusat di Moroni, Komoro Agung. Surat kabar harian ini pertama kali dipublikasikan pada tahun 1999.[20]

Kashkazi yaitu surat kabar independen berbicara Perancis yang terbit setiap bulan. Surat kabar ini berbasis di Moroni, Komoro Agung ini pertama kali terbit pada tahun 2005 yang menyediakan berita nasional dan internasional, dan juga beberapa artikel investigasi. Surat kabar ini juga memiliki laman web yang tidak berat sebelah yang bisa dikunjungi oleh pembaca.[20][22][23]

Adil pula surat kabar Kwezi yang diterbitkan di Mayotte.

Radio

Seperti negara-negara di Afrika kebanyakan, radio yaitu media massa yang paling dominan. Radio milik pemerintah yaitu satu-satunya jaringan radio yang bisa mencakup seluruh kepulauan.[20]

Televisi

Komoro memiliki jaringan televisi yang lemah, dan memiliki sedikit sekali arus pribadi.[20]

Lihat pula

  • The Comoros Islands: Struggle Against Dependency in the Indian Ocean Malyn Newitt
  • Historical Dictionary of the Comoro Islands Martin and Harriet Ottenheimer
  • Shinzwani-English/English-Shinzwani Dictionary Harriet Ottenheimer
  • Lonely Planet World Guide: Madagascar and Comoros Gemma Pitcher and Patricia C. Wright

Catatan kaki

  1. ^ Source, unless otherwise specified: Demographic Yearbook—Table 3: Population by sex, rate of population increase, surface area and density (pdf). United Nations Statistics Division. 2008. Diakses 24 September 2010. 
    Entries in this table giving figures other than the figures given in this source are bracketed by asterisks () in the Notes field, and the rationale for the figure used are explained in the associated Note.
  2. ^ a b c d e f g h i (Inggris) "History of Comoro". Diakses 29-04-2013. 
  3. ^ Dominique and Michelle Frémy (2004).Quid 2005 Editions Robert Laffont. p.1175.
  4. ^ Human Development Indices, Table 3: Human and income poverty, p. 35. Retrieved on 1 June 2009
  5. ^ "islands of the moon". Diakses 12-4-30. 
  6. ^ The first UN General Assembly Resolution regarding the matter, "Question of the Comorian island of Mayotte (PDF)," United Nations General Assembly Resolution A/RES/31/4, (21 October 1976) states "the occupation by France of the Comorian island of Mayotte constitutes a flagrant encroachment on the national unity of the Comorian State, a Member of the United Nations," rejecting the French-administered referendums and condemning French presence in Mayotte.
  7. ^ As defined by the Organization of African Unity, the Movement of Non-Aligned Countries, the Organisation of the Islamic Conference, and the United Nations General Assembly: the most recent UN General Assembly Resolution regarding the matter, "Question of the Comorian island of Mayotte," United Nations General Assembly Resolution A/RES/49/18, (6 December 1994) states "the results of the referendum of 22 December 1974 were to be considered on a global basis and not island by island,...Reaffirms the sovereignty of the Islamic Federal Republic of the Comoros over the island of Mayotte". Several resolutions expressing similar sentiments were passed between 1977 (31/4) and 1994 (49/18).
  8. ^ "Subjects of UN Security Council Vetoes". Global Policy Forum. Diakses 2008-03-27. 
  9. ^ "Article 33" (PDF). UN Treaty. 
  10. ^ (Indonesia)"Presiden Komoro Seru Pemimpin Arab Tolak Hasil Referendum Mayotte Jadi Wilayah Perancis". Diakses 29-04-2013. 
  11. ^ Federal Research Division of the Library of Congress under the Country Studies/Area Handbook Program (August 1994). In Ralph K. Benesch. A Country Study: Comoros. Washington, D.C.: US Department of the Army. Diakses January 2007. 
  12. ^ Thomas Spear (2000). "Early Swahili History Reconsidered". The International Journal of African Historical Studies 33 (2): 264–5. 
  13. ^ Thomas Spear (1984). "The Shirazi in Swahili Traditions, Culture, and History". History in Africa 11: 291–305. doi:10.2307/3171638. 
  14. ^ "Comoros – Early Visitors and Settlers". Library of Congress Country Studies
  15. ^ Ottenheimer, Martin and Ottenheimer, Harriet (1994). Historical Dictionary of the Comoro Islands. African Historical Dictionaries; No. 59. Metuchen, N.J.: Scarecrow Press. hlm. 53–54. ISBN 978-0-585-07021-6. 
  16. ^ (Indonesia) Aceh Online "10 negara peling jarang dikunjungi". Diakses 15-5-2013. 
  17. ^ (Indonesia) merdeka.com "10 negara peling jarang dikunjungi". Diakses 15-5-2013. 
  18. ^ a b (Inggris) Komoro di Comoros Travel Guide
  19. ^ (Inggris) Wisata Komoro - A Friday Mosque overlooks Harbor Bay in Moroni, the capital.
  20. ^ a b c d e f (Inggris) "The Arab Press Network - Comoros". Diakses 20-5-2013. 
  21. ^ a b (Perancis)(Arab) Al-Watwan ' Al-Watwan, quotidien comorien, actualités et informations des Comores'
  22. ^ (Perancis) "Kashkazi". Diakses 20-5-2013. 
  23. ^ (Inggris) Hot Newspapers"Comoros Newspapers - Kashkazi, Online Newspaper from Comoros". Diakses 20-5-2013. 

Pranala luar

  • (Inggris) Informasi tentang Komoro
Apa fungsi akar pada tumbuhan wortel
Panduan wisata Comoros di Wikivoyage.

Sumber :
m.andrafarm.com, p2k.ptkpt.net, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb.


Page 16

Untuk artikel mengenai suku Komoro yang berasal dari Papua, lihat Suku Komoro.

Apa fungsi akar pada tumbuhan wortel

Comores

Perserikatan Komoro (bahasa Arab: الاتحاد القمري) sampai 2002 bernama Republik Islam Federal Komoro (bahasa Arab: جمهورية القمر الإتحادية الإسلامية) yaitu sebuah negara kepulauan di Samudra Hindia. Komoro yaitu negara Arab terkecil kedua setelah Bahrain.[1]

Demografi

Kebiasaan istiadat Arab dan Islam sangat melekat di Komoro, bahasa Arab sendiri diproduksi menjadi salah satu bahasa resmi dari tiga bahasa yang dipergunakan.[2] Negara ini yaitu anggota negara Liga Arab yang terselatan. Pada 1.862 km2 (719 mil²), [3] (tidak termasuk Mayotte) Komoro yaitu negara ketiga terkecil dari seluruh wilayah Afrika. Dan dengan banyak penduduk diperkirakan 798.000, hal tersebut menjadikan Komoro sebagai negara Afrika keenam terkecil menurut populasi, meskipun Komoro memiliki kepadatan penduduk terpadat di Afrika.

Kepulauan ini terkenal dengan beragam kebiasaan istiadat dan sejarah, sebagai bangsa yang terbentuk di persimpangan benua, negara ini memiliki tiga bahasa resmi, yaitu: Bahasa Komoro (Shikomor), Bahasa Arab dan Bahasa Perancis, namun di pulau Maori satu-satunya bahasa resmi yang dipergunakan hanyalah Bahasa Perancis.

Sekitar separuh penduduk Komoro adil di bawah garis kemiskinan dengan pendapatan sekitar US $ 1,25 dalam sehari. [4]

Etimologi

Nama Komoro diambil dari kosakata bahasa Arab yakni qamar (قمر) yang bermakna "bulan".[5]

Geografi

Komoro terletak di penghujung utara Selat Mozambik, di antara Madagaskar and Mozambik. Secara resmi negara Komoro terdiri daripada empat pulau di kepulauan gunung berapi Komoro, yaitu: Maori, Komoro Agung, Anjouan dan Moheli, dan juga banyak pulau kecil. Ibu kotanya ialah Moroni yang terletak di pulau Komoro Agung. Negara yang lapang wilayahnya semakin kecil dari pulau Alor ini melepaskan diri dari penjajahan Perancis tahun 1975 dan karena perbedaan agama karenanya beberapa yang beragama Kristen di pulau Maori memilih tetap bersama Perancis.[6][7]

Pulau Maori atau Mayotte yaitu satu-satunya pulau di kepulauan Komoro yang memilih menentang kemerdekaan dari Perancis untuk diproduksi menjadi degara Kesatuan Komoro, pulau Maori semakin memilih untuk tetap diproduksi menjadi yang dijajah Perancis daripada bergabung dengan Komoro. Namun Komoro masih tetap mengklaim Maori sebagai ronde dari negara tersebut. PBB telah menetapkan bahwa Maori yaitu ronde dari negara Komoro, namun Perancis telah memveto resolusi Majelis Keselamatan PBB yang akan meneguhkan kedaulatan Komoro terhadap pulau itu.[8][9] Di samping itu juga, pada 29 Maret 2009 referendum menyatakan bahwa Mayotte diproduksi menjadi sebuah yang dijajah luar dari Perancis dan pada tahun 2011 disahkan oleh kebanyakan penduduk Mayotte, namun Presiden Komoro sendiri menolak hasil keputusan dari referendum ini.[10]

Sejarah

Sebelum penjajahan

Penduduk pertama yang menduduki Kepulauan Komoro diperkirakan yaitu penduduk, nelayan dan pedagang dari Afrika dan Austronesia, yang melakukan perjalanan dengan menggunakan perahu. Mereka datang di Komoro sekitar zaman keenam Masehi, pencatatan sejarah yang paling awal berupa jejak arkeologi yang diketahui ditemukan di Anjouan.[11] Sehingga Komoro direbut oleh penduduk dari beragam wilayah di pantai Afrika, Teluk Persia, Indonesia, dan Madagaskar.[2]

Pendudukan Arab

Pada zaman ke-10, para pedagang Arab yang pertama telah membawa pengaruh Islam ke pulau-pulau di Komoro. Salah satu fakta yang paling kuat yaitu jual beli para budak-budak dari Afrika, dan meningkatkan penyebaran dan dominasi kebiasaan istiadat Arab di penjuru dunia.[2]

Pemukim Arab tinggal bersama penduduk yang berasal dari Indonesia-Malaysia, serta penduduk asli yang berbicara Bantu, Swahili dan bahasa di Afrika Timur.[2]

Di samping jaraknya yang jauh dari pantai Afrika, Komoro terletak di sepanjang selat utama antara Afrika dan Mozambik. Kepulauan Komoro, seperti kawasan pesisir lain di kawasan itu, yaitu kawasan persinggahan yang penting di jalur perdagangan pada kala awal penyebaran agama Islam, jalur ini sering dilalui oleh pedagang-pedagang Persia dan Arab. Untuk penyebaran agama Islam di Komoro, penduduk Arab membangun masjid agung.[12]

Pada tahun 933, pengaruh berbahasa Arab Sunni Persia dari Shiraz, Iran, mendominasi pulau-pulau di Komoro. Syirazi barang-barang yang dijual di sepanjang pantai Afrika Timur dan Timur Tengah, mendirikan pemerintahan dan tanah yang dijajah di kepulauan Komoro.[2]

Selama 3 (tiga) zaman kemudian, keempat pulau (Maori, Komoro Agung, Anjouan dan Moheli), dan juga banyak pulau kecil di Komoro diduduki oleh bangsa Shiraz. Selama bertahun-tahun dibagi diproduksi menjadi 11 kesultanan.

Pendudukan Arab di kawasan semakin meningkat bersamaan ketika Zanzibar jatuh pada kekuasaan bangsa Arab Oman, dan kebiasaan istiadat masyarakat Komoro, terutama sastra, kebiasaan istiadat dan agama juga semakin adil di bawah kekuasaan bangsa Arab menggantikan kebiasaan istiadat Swahili dan Afrika asli.[13]

Pendudukan Perancis dan Eropa

Para pelaut Portugis berlabuh di Komoro pada awal 1500-an. Perancis mengklaim pendudukan komoro pada tahun 1530, dan Inggris menyatakan klaim mereka pada tahun 1554.[2]

Pada zaman ke-17, bajak laut dari Madagaskar dan Eropa mengincar Komoro dan menjarah kapal-kapal yang berlayar menuju timur Samudra Hindia.[2] Pada tahun 1793, prajurit dari Madagaskar mulai menyerang pulau-pulau dikomoro untuk pertama kali, mereka mengambil penduduk Komoro untuk diproduksi menjadi sebagai budak, dan kemudian menetap dan merebut kekuasaan dari bangsa Arab di beragam wilayah. Di Komoro, diperkirakan pada tahun 1865, sebanyak 40% dari populasi penduduk Komoro terdiri dari para budak.[14] Perancis pertama kali mendirikan kolonial dan aturan di Komoro sekitar tahun 1841. Koloni Perancis terlebih dahdulu menduduki Maori, dan Andrian Tsouli, sebagai Raja Malagasi Mayotte, menandatangani Akad pada bulan April 1841, yang menyerahkan kekuasaan di pulau Mahori ke otoritas Perancis.[15]

Kemerdekaan

Pada tahun 1973 Komoro mengadakan sebuah kesepakatan dengan Perancis untuk kemerdekaan Komoro pada tahun 1978. Para wakil dari Mayotte abstain. Referendum dilaksanakan di empat pulau utama, tiga pulau sepakat untuk merdeka, sedangkan pulau Maori/Mayotte memilih untuk tetap di bawah pemerintahan Perancis.

Pada tanggal 6 Juli 1975 parlemen Komoro mengeluarkan resolusi sepihak untuk menyatakan kemerdekaan dari keempat pulau, Ahmed Abdallah memproklamasikan kemerdekaan Komoro diproduksi menjadi Negara Merdeka Komoro daulat al qamar (bahasa Arab: دولة القمر) atau État comorien dalam bahasa Perancis, dan dia diproduksi menjadi presiden pertama Komoro.[2]

Ketika kemerdekaan Komoro diakui oleh PBB, Perancis menarik dukungan ekonomi untuk Komoro sehingga terjadinya kekacauan ekonomi dan politik.[2]

Pariwisata

Seperti dilansir oleh Newser pada 31 Maret 2013, komoro termasuk ke dalam 10 negara di dunia yang paling jarang dikunjungi oleh wisatawan asing. Pada tahun 2010 negara ini ini berhasil menarik sebanyak 15.000 wisatawan asing.[16][17]

Komoro dikenal dengan suasana yang tenang, terpencil dan tidak terikat dari minuman keras, pulau-pulau di Komoro menawarkan liburan yang magis dan natural untuk wisatawan. Vegetasi di Pulau-pulau Komoro kaya dan beragam: 65% dari esensi parfum dunia berasal dari sini, diproses dari bunga ylang-ylang, melati, dan jeruk. Rempah-rempah, termasuk pala, cengkeh, lada dan vanili, juga banyak ditemukan di kepulauan ini.[18]

Pulau-pulau di Komoro yaitu pulau vulkanik dan dikelilingi oleh terumbu karang, dan wisata yang semakin menantang dapat mengunjungi puncak Gunung Kartala, sebuah gunung berapi aktif di Komoro Agung, atau menikmati beragam jenis olahraga cairan.[18]

Untuk wisata religi, wisatawan dapat mengunjungi beberapa masjid agung yang adil di Pulau-pulau Komoro, seperti Masjid Agung Ancienne Mosquée du Vendredi atau Masjid Jumat Kuno diproduksi menjadi tempat wisata andalan di kota Moroni.[19]

Media

Surat kabar

Meskipun negara ini tergabung dalam Liga Arab dan bahasa Arab diproduksi menjadi salah satu bahasa resminya, surat kabar utama yang adil di negara ini menggunakan bahasa Perancis, bahasa peninggalan kolonial Perancis.[20]

Media massa yang terdapat di Komoro di antaranya ialah surat kabar utama milik pemerintah Komoro al-Watwan (الوط�) yang diterbitkan di Moroni,[21] surat kabar berbahasa Perancis yang terbit setiap minggu ini dipublikasikan sejak tahun 1985,[20] selain berbicara Perancis surat kabar ini juga menyediakan jurnal berbicara Arab yang dapat diunduh di laman resminya.[21]

Surat kabar utama independen yaitu La Gazette des Comores, surat kabar independen berbicara Perancis yang berpusat di Moroni, Komoro Agung. Surat kabar harian ini pertama kali dipublikasikan pada tahun 1999.[20]

Kashkazi yaitu surat kabar independen berbicara Perancis yang terbit setiap bulan. Surat kabar ini berbasis di Moroni, Komoro Agung ini pertama kali terbit pada tahun 2005 yang menyediakan berita nasional dan internasional, dan juga beberapa artikel investigasi. Surat kabar ini juga memiliki laman web yang baik yang dapat dikunjungi oleh pembaca.[20][22][23]

Adil pula surat kabar Kwezi yang diterbitkan di Mayotte.

Radio

Seperti negara-negara di Afrika kebanyakan, radio yaitu media massa yang paling dominan. Radio milik pemerintah yaitu satu-satunya jaringan radio yang dapat mencakup seluruh kepulauan.[20]

Televisi

Komoro memiliki jaringan televisi yang lemah, dan memiliki sedikit sekali arus pribadi.[20]

Lihat juga

  • The Comoros Islands: Struggle Against Dependency in the Indian Ocean Malyn Newitt
  • Historical Dictionary of the Comoro Islands Martin and Harriet Ottenheimer
  • Shinzwani-English/English-Shinzwani Dictionary Harriet Ottenheimer
  • Lonely Planet World Guide: Madagascar and Comoros Gemma Pitcher and Patricia C. Wright

Catatan kaki

  1. ^ Source, unless otherwise specified: Demographic Yearbook—Table 3: Population by sex, rate of population increase, surface area and density (pdf). United Nations Statistics Division. 2008. Diakses 24 September 2010. 
    Entries in this table giving figures other than the figures given in this source are bracketed by asterisks () in the Notes field, and the rationale for the figure used are explained in the associated Note.
  2. ^ a b c d e f g h i (Inggris) "History of Comoro". Diakses 29-04-2013. 
  3. ^ Dominique and Michelle Frémy (2004).Quid 2005 Editions Robert Laffont. p.1175.
  4. ^ Human Development Indices, Table 3: Human and income poverty, p. 35. Retrieved on 1 June 2009
  5. ^ "islands of the moon". Diakses 12-4-30. 
  6. ^ The first UN General Assembly Resolution regarding the matter, "Question of the Comorian island of Mayotte (PDF)," United Nations General Assembly Resolution A/RES/31/4, (21 October 1976) states "the occupation by France of the Comorian island of Mayotte constitutes a flagrant encroachment on the national unity of the Comorian State, a Member of the United Nations," rejecting the French-administered referendums and condemning French presence in Mayotte.
  7. ^ As defined by the Organization of African Unity, the Movement of Non-Aligned Countries, the Organisation of the Islamic Conference, and the United Nations General Assembly: the most recent UN General Assembly Resolution regarding the matter, "Question of the Comorian island of Mayotte," United Nations General Assembly Resolution A/RES/49/18, (6 December 1994) states "the results of the referendum of 22 December 1974 were to be considered on a global basis and not island by island,...Reaffirms the sovereignty of the Islamic Federal Republic of the Comoros over the island of Mayotte". Several resolutions expressing similar sentiments were passed between 1977 (31/4) and 1994 (49/18).
  8. ^ "Subjects of UN Security Council Vetoes". Global Policy Forum. Diakses 2008-03-27. 
  9. ^ "Article 33" (PDF). UN Treaty. 
  10. ^ (Indonesia)"Presiden Komoro Seru Pemimpin Arab Tolak Hasil Referendum Mayotte Jadi Wilayah Perancis". Diakses 29-04-2013. 
  11. ^ Federal Research Division of the Library of Congress under the Country Studies/Area Handbook Program (August 1994). In Ralph K. Benesch. A Country Study: Comoros. Washington, D.C.: US Department of the Army. Diakses January 2007. 
  12. ^ Thomas Spear (2000). "Early Swahili History Reconsidered". The International Journal of African Historical Studies 33 (2): 264–5. 
  13. ^ Thomas Spear (1984). "The Shirazi in Swahili Traditions, Culture, and History". History in Africa 11: 291–305. doi:10.2307/3171638. 
  14. ^ "Comoros – Early Visitors and Settlers". Library of Congress Country Studies
  15. ^ Ottenheimer, Martin and Ottenheimer, Harriet (1994). Historical Dictionary of the Comoro Islands. African Historical Dictionaries; No. 59. Metuchen, N.J.: Scarecrow Press. hlm. 53–54. ISBN 978-0-585-07021-6. 
  16. ^ (Indonesia) Aceh Online "10 negara peling jarang dikunjungi". Diakses 15-5-2013. 
  17. ^ (Indonesia) merdeka.com "10 negara peling jarang dikunjungi". Diakses 15-5-2013. 
  18. ^ a b (Inggris) Komoro di Comoros Travel Guide
  19. ^ (Inggris) Wisata Komoro - A Friday Mosque overlooks Harbor Bay in Moroni, the capital.
  20. ^ a b c d e f (Inggris) "The Arab Press Network - Comoros". Diakses 20-5-2013. 
  21. ^ a b (Perancis)(Arab) Al-Watwan ' Al-Watwan, quotidien comorien, actualités et informations des Comores'
  22. ^ (Perancis) "Kashkazi". Diakses 20-5-2013. 
  23. ^ (Inggris) Hot Newspapers"Comoros Newspapers - Kashkazi, Online Newspaper from Comoros". Diakses 20-5-2013. 

Pranala luar

  • (Inggris) Informasi tentang Komoro
Apa fungsi akar pada tumbuhan wortel
Panduan wisata Comoros di Wikivoyage.

Sumber :
m.andrafarm.com, p2k.ptkpt.net, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb.


Page 17

Untuk artikel mengenai suku Komoro yang berasal dari Papua, lihat Suku Komoro.

Apa fungsi akar pada tumbuhan wortel

Comores

Perserikatan Komoro (bahasa Arab: الاتحاد القمري) sampai 2002 bernama Republik Islam Federal Komoro (bahasa Arab: جمهورية القمر الإتحادية الإسلامية) yaitu sebuah negara kepulauan di Samudra Hindia. Komoro yaitu negara Arab terkecil kedua setelah Bahrain.[1]

Demografi

Kebiasaan istiadat Arab dan Islam sangat melekat di Komoro, bahasa Arab sendiri diproduksi menjadi salah satu bahasa resmi dari tiga bahasa yang dipergunakan.[2] Negara ini yaitu anggota negara Liga Arab yang terselatan. Pada 1.862 km2 (719 mil²), [3] (tidak termasuk Mayotte) Komoro yaitu negara ketiga terkecil dari seluruh wilayah Afrika. Dan dengan banyak penduduk diperkirakan 798.000, hal tersebut menjadikan Komoro sebagai negara Afrika keenam terkecil menurut populasi, meskipun Komoro memiliki kepadatan penduduk terpadat di Afrika.

Kepulauan ini terkenal dengan beragam kebiasaan istiadat dan sejarah, sebagai bangsa yang terbentuk di persimpangan benua, negara ini memiliki tiga bahasa resmi, yaitu: Bahasa Komoro (Shikomor), Bahasa Arab dan Bahasa Perancis, namun di pulau Maori satu-satunya bahasa resmi yang dipergunakan hanyalah Bahasa Perancis.

Sekitar separuh penduduk Komoro adil di bawah garis kemiskinan dengan pendapatan sekitar US $ 1,25 dalam sehari. [4]

Etimologi

Nama Komoro diambil dari kosakata bahasa Arab yakni qamar (قمر) yang bermakna "bulan".[5]

Geografi

Komoro terletak di penghujung utara Selat Mozambik, di antara Madagaskar and Mozambik. Secara resmi negara Komoro terdiri daripada empat pulau di kepulauan gunung berapi Komoro, yaitu: Maori, Komoro Agung, Anjouan dan Moheli, dan juga banyak pulau kecil. Ibu kotanya ialah Moroni yang terletak di pulau Komoro Agung. Negara yang lapang wilayahnya semakin kecil dari pulau Alor ini melepaskan diri dari penjajahan Perancis tahun 1975 dan karena perbedaan agama karenanya beberapa yang beragama Kristen di pulau Maori memilih tetap bersama Perancis.[6][7]

Pulau Maori atau Mayotte yaitu satu-satunya pulau di kepulauan Komoro yang memilih menentang kemerdekaan dari Perancis untuk diproduksi menjadi degara Kesatuan Komoro, pulau Maori semakin memilih untuk tetap diproduksi menjadi yang dijajah Perancis daripada bergabung dengan Komoro. Namun Komoro masih tetap mengklaim Maori sebagai ronde dari negara tersebut. PBB telah menetapkan bahwa Maori yaitu ronde dari negara Komoro, namun Perancis telah memveto resolusi Majelis Keselamatan PBB yang akan meneguhkan kedaulatan Komoro terhadap pulau itu.[8][9] Di samping itu juga, pada 29 Maret 2009 referendum menyatakan bahwa Mayotte diproduksi menjadi sebuah yang dijajah luar dari Perancis dan pada tahun 2011 disahkan oleh kebanyakan penduduk Mayotte, namun Presiden Komoro sendiri menolak hasil keputusan dari referendum ini.[10]

Sejarah

Sebelum penjajahan

Penduduk pertama yang menduduki Kepulauan Komoro diperkirakan yaitu penduduk, nelayan dan pedagang dari Afrika dan Austronesia, yang melakukan perjalanan dengan menggunakan perahu. Mereka datang di Komoro sekitar zaman keenam Masehi, pencatatan sejarah yang paling awal berupa jejak arkeologi yang diketahui ditemukan di Anjouan.[11] Sehingga Komoro direbut oleh penduduk dari beragam wilayah di pantai Afrika, Teluk Persia, Indonesia, dan Madagaskar.[2]

Pendudukan Arab

Pada zaman ke-10, para pedagang Arab yang pertama telah membawa pengaruh Islam ke pulau-pulau di Komoro. Salah satu fakta yang paling kuat yaitu jual beli para budak-budak dari Afrika, dan meningkatkan penyebaran dan dominasi kebiasaan istiadat Arab di penjuru dunia.[2]

Pemukim Arab tinggal bersama penduduk yang berasal dari Indonesia-Malaysia, serta penduduk asli yang berbicara Bantu, Swahili dan bahasa di Afrika Timur.[2]

Di samping jaraknya yang jauh dari pantai Afrika, Komoro terletak di sepanjang selat utama antara Afrika dan Mozambik. Kepulauan Komoro, seperti kawasan pesisir lain di kawasan itu, yaitu kawasan persinggahan yang penting di jalur perdagangan pada kala awal penyebaran agama Islam, jalur ini sering dilalui oleh pedagang-pedagang Persia dan Arab. Untuk penyebaran agama Islam di Komoro, penduduk Arab membangun masjid agung.[12]

Pada tahun 933, pengaruh berbahasa Arab Sunni Persia dari Shiraz, Iran, mendominasi pulau-pulau di Komoro. Syirazi barang-barang yang dijual di sepanjang pantai Afrika Timur dan Timur Tengah, mendirikan pemerintahan dan tanah yang dijajah di kepulauan Komoro.[2]

Selama 3 (tiga) zaman kemudian, keempat pulau (Maori, Komoro Agung, Anjouan dan Moheli), dan juga banyak pulau kecil di Komoro diduduki oleh bangsa Shiraz. Selama bertahun-tahun dibagi diproduksi menjadi 11 kesultanan.

Pendudukan Arab di kawasan semakin meningkat bersamaan ketika Zanzibar jatuh pada kekuasaan bangsa Arab Oman, dan kebiasaan istiadat masyarakat Komoro, terutama sastra, kebiasaan istiadat dan agama juga semakin adil di bawah kekuasaan bangsa Arab menggantikan kebiasaan istiadat Swahili dan Afrika asli.[13]

Pendudukan Perancis dan Eropa

Para pelaut Portugis berlabuh di Komoro pada awal 1500-an. Perancis mengklaim pendudukan komoro pada tahun 1530, dan Inggris menyatakan klaim mereka pada tahun 1554.[2]

Pada zaman ke-17, bajak laut dari Madagaskar dan Eropa mengincar Komoro dan menjarah kapal-kapal yang berlayar menuju timur Samudra Hindia.[2] Pada tahun 1793, prajurit dari Madagaskar mulai menyerang pulau-pulau dikomoro untuk pertama kali, mereka mengambil penduduk Komoro untuk diproduksi menjadi sebagai budak, dan kemudian menetap dan merebut kekuasaan dari bangsa Arab di beragam wilayah. Di Komoro, diperkirakan pada tahun 1865, sebanyak 40% dari populasi penduduk Komoro terdiri dari para budak.[14] Perancis pertama kali mendirikan kolonial dan aturan di Komoro sekitar tahun 1841. Koloni Perancis terlebih dahdulu menduduki Maori, dan Andrian Tsouli, sebagai Raja Malagasi Mayotte, menandatangani Akad pada bulan April 1841, yang menyerahkan kekuasaan di pulau Mahori ke otoritas Perancis.[15]

Kemerdekaan

Pada tahun 1973 Komoro mengadakan sebuah kesepakatan dengan Perancis untuk kemerdekaan Komoro pada tahun 1978. Para wakil dari Mayotte abstain. Referendum dilaksanakan di empat pulau utama, tiga pulau sepakat untuk merdeka, sedangkan pulau Maori/Mayotte memilih untuk tetap di bawah pemerintahan Perancis.

Pada tanggal 6 Juli 1975 parlemen Komoro mengeluarkan resolusi sepihak untuk menyatakan kemerdekaan dari keempat pulau, Ahmed Abdallah memproklamasikan kemerdekaan Komoro diproduksi menjadi Negara Merdeka Komoro daulat al qamar (bahasa Arab: دولة القمر) atau État comorien dalam bahasa Perancis, dan dia diproduksi menjadi presiden pertama Komoro.[2]

Ketika kemerdekaan Komoro diakui oleh PBB, Perancis menarik dukungan ekonomi untuk Komoro sehingga terjadinya kekacauan ekonomi dan politik.[2]

Pariwisata

Seperti dilansir oleh Newser pada 31 Maret 2013, komoro termasuk ke dalam 10 negara di dunia yang paling jarang dikunjungi oleh wisatawan asing. Pada tahun 2010 negara ini ini berhasil menarik sebanyak 15.000 wisatawan asing.[16][17]

Komoro dikenal dengan suasana yang tenang, terpencil dan tidak terikat dari minuman keras, pulau-pulau di Komoro menawarkan liburan yang magis dan natural untuk wisatawan. Vegetasi di Pulau-pulau Komoro kaya dan beragam: 65% dari esensi parfum dunia berasal dari sini, diproses dari bunga ylang-ylang, melati, dan jeruk. Rempah-rempah, termasuk pala, cengkeh, lada dan vanili, juga banyak ditemukan di kepulauan ini.[18]

Pulau-pulau di Komoro yaitu pulau vulkanik dan dikelilingi oleh terumbu karang, dan wisata yang semakin menantang dapat mengunjungi puncak Gunung Kartala, sebuah gunung berapi aktif di Komoro Agung, atau menikmati beragam jenis olahraga cairan.[18]

Untuk wisata religi, wisatawan dapat mengunjungi beberapa masjid agung yang adil di Pulau-pulau Komoro, seperti Masjid Agung Ancienne Mosquée du Vendredi atau Masjid Jumat Kuno diproduksi menjadi tempat wisata andalan di kota Moroni.[19]

Media

Surat kabar

Meskipun negara ini tergabung dalam Liga Arab dan bahasa Arab diproduksi menjadi salah satu bahasa resminya, surat kabar utama yang adil di negara ini menggunakan bahasa Perancis, bahasa peninggalan kolonial Perancis.[20]

Media massa yang terdapat di Komoro di antaranya ialah surat kabar utama milik pemerintah Komoro al-Watwan (الوط�) yang diterbitkan di Moroni,[21] surat kabar berbahasa Perancis yang terbit setiap minggu ini dipublikasikan sejak tahun 1985,[20] selain berbicara Perancis surat kabar ini juga menyediakan jurnal berbicara Arab yang dapat diunduh di laman resminya.[21]

Surat kabar utama independen yaitu La Gazette des Comores, surat kabar independen berbicara Perancis yang berpusat di Moroni, Komoro Agung. Surat kabar harian ini pertama kali dipublikasikan pada tahun 1999.[20]

Kashkazi yaitu surat kabar independen berbicara Perancis yang terbit setiap bulan. Surat kabar ini berbasis di Moroni, Komoro Agung ini pertama kali terbit pada tahun 2005 yang menyediakan berita nasional dan internasional, dan juga beberapa artikel investigasi. Surat kabar ini juga memiliki laman web yang baik yang dapat dikunjungi oleh pembaca.[20][22][23]

Adil pula surat kabar Kwezi yang diterbitkan di Mayotte.

Radio

Seperti negara-negara di Afrika kebanyakan, radio yaitu media massa yang paling dominan. Radio milik pemerintah yaitu satu-satunya jaringan radio yang dapat mencakup seluruh kepulauan.[20]

Televisi

Komoro memiliki jaringan televisi yang lemah, dan memiliki sedikit sekali arus pribadi.[20]

Lihat juga

  • The Comoros Islands: Struggle Against Dependency in the Indian Ocean Malyn Newitt
  • Historical Dictionary of the Comoro Islands Martin and Harriet Ottenheimer
  • Shinzwani-English/English-Shinzwani Dictionary Harriet Ottenheimer
  • Lonely Planet World Guide: Madagascar and Comoros Gemma Pitcher and Patricia C. Wright

Catatan kaki

  1. ^ Source, unless otherwise specified: Demographic Yearbook—Table 3: Population by sex, rate of population increase, surface area and density (pdf). United Nations Statistics Division. 2008. Diakses 24 September 2010. 
    Entries in this table giving figures other than the figures given in this source are bracketed by asterisks () in the Notes field, and the rationale for the figure used are explained in the associated Note.
  2. ^ a b c d e f g h i (Inggris) "History of Comoro". Diakses 29-04-2013. 
  3. ^ Dominique and Michelle Frémy (2004).Quid 2005 Editions Robert Laffont. p.1175.
  4. ^ Human Development Indices, Table 3: Human and income poverty, p. 35. Retrieved on 1 June 2009
  5. ^ "islands of the moon". Diakses 12-4-30. 
  6. ^ The first UN General Assembly Resolution regarding the matter, "Question of the Comorian island of Mayotte (PDF)," United Nations General Assembly Resolution A/RES/31/4, (21 October 1976) states "the occupation by France of the Comorian island of Mayotte constitutes a flagrant encroachment on the national unity of the Comorian State, a Member of the United Nations," rejecting the French-administered referendums and condemning French presence in Mayotte.
  7. ^ As defined by the Organization of African Unity, the Movement of Non-Aligned Countries, the Organisation of the Islamic Conference, and the United Nations General Assembly: the most recent UN General Assembly Resolution regarding the matter, "Question of the Comorian island of Mayotte," United Nations General Assembly Resolution A/RES/49/18, (6 December 1994) states "the results of the referendum of 22 December 1974 were to be considered on a global basis and not island by island,...Reaffirms the sovereignty of the Islamic Federal Republic of the Comoros over the island of Mayotte". Several resolutions expressing similar sentiments were passed between 1977 (31/4) and 1994 (49/18).
  8. ^ "Subjects of UN Security Council Vetoes". Global Policy Forum. Diakses 2008-03-27. 
  9. ^ "Article 33" (PDF). UN Treaty. 
  10. ^ (Indonesia)"Presiden Komoro Seru Pemimpin Arab Tolak Hasil Referendum Mayotte Jadi Wilayah Perancis". Diakses 29-04-2013. 
  11. ^ Federal Research Division of the Library of Congress under the Country Studies/Area Handbook Program (August 1994). In Ralph K. Benesch. A Country Study: Comoros. Washington, D.C.: US Department of the Army. Diakses January 2007. 
  12. ^ Thomas Spear (2000). "Early Swahili History Reconsidered". The International Journal of African Historical Studies 33 (2): 264–5. 
  13. ^ Thomas Spear (1984). "The Shirazi in Swahili Traditions, Culture, and History". History in Africa 11: 291–305. doi:10.2307/3171638. 
  14. ^ "Comoros – Early Visitors and Settlers". Library of Congress Country Studies
  15. ^ Ottenheimer, Martin and Ottenheimer, Harriet (1994). Historical Dictionary of the Comoro Islands. African Historical Dictionaries; No. 59. Metuchen, N.J.: Scarecrow Press. hlm. 53–54. ISBN 978-0-585-07021-6. 
  16. ^ (Indonesia) Aceh Online "10 negara peling jarang dikunjungi". Diakses 15-5-2013. 
  17. ^ (Indonesia) merdeka.com "10 negara peling jarang dikunjungi". Diakses 15-5-2013. 
  18. ^ a b (Inggris) Komoro di Comoros Travel Guide
  19. ^ (Inggris) Wisata Komoro - A Friday Mosque overlooks Harbor Bay in Moroni, the capital.
  20. ^ a b c d e f (Inggris) "The Arab Press Network - Comoros". Diakses 20-5-2013. 
  21. ^ a b (Perancis)(Arab) Al-Watwan ' Al-Watwan, quotidien comorien, actualités et informations des Comores'
  22. ^ (Perancis) "Kashkazi". Diakses 20-5-2013. 
  23. ^ (Inggris) Hot Newspapers"Comoros Newspapers - Kashkazi, Online Newspaper from Comoros". Diakses 20-5-2013. 

Pranala luar

  • (Inggris) Informasi tentang Komoro
Apa fungsi akar pada tumbuhan wortel
Panduan wisata Comoros di Wikivoyage.

Sumber :
m.andrafarm.com, p2k.ptkpt.net, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb.


Page 18

Untuk artikel mengenai suku Komoro yang berasal dari Papua, lihat Suku Komoro.

Apa fungsi akar pada tumbuhan wortel

Comores

Perserikatan Komoro (bahasa Arab: الاتحاد القمري) sampai 2002 bernama Republik Islam Federal Komoro (bahasa Arab: جمهورية القمر الإتحادية الإسلامية) yaitu sebuah negara kepulauan di Samudra Hindia. Komoro yaitu negara Arab terkecil kedua setelah Bahrain.[1]

Demografi

Kebiasaan istiadat Arab dan Islam sangat melekat di Komoro, bahasa Arab sendiri diproduksi menjadi salah satu bahasa resmi dari tiga bahasa yang dipergunakan.[2] Negara ini yaitu anggota negara Liga Arab yang terselatan. Pada 1.862 km2 (719 mil²), [3] (tidak termasuk Mayotte) Komoro yaitu negara ketiga terkecil dari seluruh wilayah Afrika. Dan dengan banyak penduduk diperkirakan 798.000, hal tersebut menjadikan Komoro sebagai negara Afrika keenam terkecil menurut populasi, meskipun Komoro memiliki kepadatan penduduk terpadat di Afrika.

Kepulauan ini terkenal dengan beragam kebiasaan istiadat dan sejarah, sebagai bangsa yang terbentuk di persimpangan benua, negara ini memiliki tiga bahasa resmi, yaitu: Bahasa Komoro (Shikomor), Bahasa Arab dan Bahasa Perancis, namun di pulau Maori satu-satunya bahasa resmi yang dipergunakan hanyalah Bahasa Perancis.

Sekitar separuh penduduk Komoro adil di bawah garis kemiskinan dengan pendapatan sekitar US $ 1,25 dalam sehari. [4]

Etimologi

Nama Komoro diambil dari kosakata bahasa Arab yakni qamar (قمر) yang bermakna "bulan".[5]

Geografi

Komoro terletak di penghujung utara Selat Mozambik, di antara Madagaskar and Mozambik. Secara resmi negara Komoro terdiri daripada empat pulau di kepulauan gunung berapi Komoro, yaitu: Maori, Komoro Agung, Anjouan dan Moheli, dan juga banyak pulau kecil. Ibu kotanya ialah Moroni yang terletak di pulau Komoro Agung. Negara yang lapang wilayahnya semakin kecil dari pulau Alor ini melepaskan diri dari penjajahan Perancis tahun 1975 dan karena perbedaan agama karenanya beberapa yang beragama Kristen di pulau Maori memilih tetap bersama Perancis.[6][7]

Pulau Maori atau Mayotte yaitu satu-satunya pulau di kepulauan Komoro yang memilih menentang kemerdekaan dari Perancis untuk diproduksi menjadi degara Kesatuan Komoro, pulau Maori semakin memilih untuk tetap diproduksi menjadi yang dijajah Perancis daripada bergabung dengan Komoro. Namun Komoro masih tetap mengklaim Maori sebagai ronde dari negara tersebut. PBB telah menetapkan bahwa Maori yaitu ronde dari negara Komoro, namun Perancis telah memveto resolusi Majelis Keselamatan PBB yang akan meneguhkan kedaulatan Komoro terhadap pulau itu.[8][9] Di samping itu juga, pada 29 Maret 2009 referendum menyatakan bahwa Mayotte diproduksi menjadi sebuah yang dijajah luar dari Perancis dan pada tahun 2011 disahkan oleh kebanyakan penduduk Mayotte, namun Presiden Komoro sendiri menolak hasil keputusan dari referendum ini.[10]

Sejarah

Sebelum penjajahan

Penduduk pertama yang menduduki Kepulauan Komoro diperkirakan yaitu penduduk, nelayan dan pedagang dari Afrika dan Austronesia, yang melakukan perjalanan dengan menggunakan perahu. Mereka datang di Komoro sekitar zaman keenam Masehi, pencatatan sejarah yang paling awal berupa jejak arkeologi yang diketahui ditemukan di Anjouan.[11] Sehingga Komoro direbut oleh penduduk dari beragam wilayah di pantai Afrika, Teluk Persia, Indonesia, dan Madagaskar.[2]

Pendudukan Arab

Pada zaman ke-10, para pedagang Arab yang pertama telah membawa pengaruh Islam ke pulau-pulau di Komoro. Salah satu fakta yang paling kuat yaitu jual beli para budak-budak dari Afrika, dan meningkatkan penyebaran dan dominasi kebiasaan istiadat Arab di penjuru dunia.[2]

Pemukim Arab tinggal bersama penduduk yang berasal dari Indonesia-Malaysia, serta penduduk asli yang berbicara Bantu, Swahili dan bahasa di Afrika Timur.[2]

Di samping jaraknya yang jauh dari pantai Afrika, Komoro terletak di sepanjang selat utama antara Afrika dan Mozambik. Kepulauan Komoro, seperti kawasan pesisir lain di kawasan itu, yaitu kawasan persinggahan yang penting di jalur perdagangan pada kala awal penyebaran agama Islam, jalur ini sering dilalui oleh pedagang-pedagang Persia dan Arab. Untuk penyebaran agama Islam di Komoro, penduduk Arab membangun masjid agung.[12]

Pada tahun 933, pengaruh berbahasa Arab Sunni Persia dari Shiraz, Iran, mendominasi pulau-pulau di Komoro. Syirazi barang-barang yang dijual di sepanjang pantai Afrika Timur dan Timur Tengah, mendirikan pemerintahan dan tanah yang dijajah di kepulauan Komoro.[2]

Selama 3 (tiga) zaman kemudian, keempat pulau (Maori, Komoro Agung, Anjouan dan Moheli), dan juga banyak pulau kecil di Komoro diduduki oleh bangsa Shiraz. Selama bertahun-tahun dibagi diproduksi menjadi 11 kesultanan.

Pendudukan Arab di kawasan semakin meningkat bersamaan ketika Zanzibar jatuh pada kekuasaan bangsa Arab Oman, dan kebiasaan istiadat masyarakat Komoro, terutama sastra, kebiasaan istiadat dan agama juga semakin adil di bawah kekuasaan bangsa Arab menggantikan kebiasaan istiadat Swahili dan Afrika asli.[13]

Pendudukan Perancis dan Eropa

Para pelaut Portugis berlabuh di Komoro pada awal 1500-an. Perancis mengklaim pendudukan komoro pada tahun 1530, dan Inggris menyatakan klaim mereka pada tahun 1554.[2]

Pada zaman ke-17, bajak laut dari Madagaskar dan Eropa mengincar Komoro dan menjarah kapal-kapal yang berlayar menuju timur Samudra Hindia.[2] Pada tahun 1793, prajurit dari Madagaskar mulai menyerang pulau-pulau dikomoro untuk pertama kali, mereka mengambil penduduk Komoro untuk diproduksi menjadi sebagai budak, dan kemudian menetap dan merebut kekuasaan dari bangsa Arab di beragam wilayah. Di Komoro, diperkirakan pada tahun 1865, sebanyak 40% dari populasi penduduk Komoro terdiri dari para budak.[14] Perancis pertama kali mendirikan kolonial dan aturan di Komoro sekitar tahun 1841. Koloni Perancis terlebih dahdulu menduduki Maori, dan Andrian Tsouli, sebagai Raja Malagasi Mayotte, menandatangani Akad pada bulan April 1841, yang menyerahkan kekuasaan di pulau Mahori ke otoritas Perancis.[15]

Kemerdekaan

Pada tahun 1973 Komoro mengadakan sebuah kesepakatan dengan Perancis untuk kemerdekaan Komoro pada tahun 1978. Para wakil dari Mayotte abstain. Referendum dilaksanakan di empat pulau utama, tiga pulau sepakat untuk merdeka, sedangkan pulau Maori/Mayotte memilih untuk tetap di bawah pemerintahan Perancis.

Pada tanggal 6 Juli 1975 parlemen Komoro mengeluarkan resolusi sepihak untuk menyatakan kemerdekaan dari keempat pulau, Ahmed Abdallah memproklamasikan kemerdekaan Komoro diproduksi menjadi Negara Merdeka Komoro daulat al qamar (bahasa Arab: دولة القمر) atau État comorien dalam bahasa Perancis, dan dia diproduksi menjadi presiden pertama Komoro.[2]

Ketika kemerdekaan Komoro diakui oleh PBB, Perancis menarik dukungan ekonomi untuk Komoro sehingga terjadinya kekacauan ekonomi dan politik.[2]

Pariwisata

Seperti dilansir oleh Newser pada 31 Maret 2013, komoro termasuk ke dalam 10 negara di dunia yang paling jarang dikunjungi oleh wisatawan asing. Pada tahun 2010 negara ini ini berhasil menarik sebanyak 15.000 wisatawan asing.[16][17]

Komoro dikenal dengan suasana yang tenang, terpencil dan tidak terikat dari minuman keras, pulau-pulau di Komoro menawarkan liburan yang magis dan natural untuk wisatawan. Vegetasi di Pulau-pulau Komoro kaya dan beragam: 65% dari esensi parfum dunia berasal dari sini, diproses dari bunga ylang-ylang, melati, dan jeruk. Rempah-rempah, termasuk pala, cengkeh, lada dan vanili, juga banyak ditemukan di kepulauan ini.[18]

Pulau-pulau di Komoro yaitu pulau vulkanik dan dikelilingi oleh terumbu karang, dan wisata yang semakin menantang dapat mengunjungi puncak Gunung Kartala, sebuah gunung berapi aktif di Komoro Agung, atau menikmati beragam jenis olahraga cairan.[18]

Untuk wisata religi, wisatawan dapat mengunjungi beberapa masjid agung yang adil di Pulau-pulau Komoro, seperti Masjid Agung Ancienne Mosquée du Vendredi atau Masjid Jumat Kuno diproduksi menjadi tempat wisata andalan di kota Moroni.[19]

Media

Surat kabar

Meskipun negara ini tergabung dalam Liga Arab dan bahasa Arab diproduksi menjadi salah satu bahasa resminya, surat kabar utama yang adil di negara ini menggunakan bahasa Perancis, bahasa peninggalan kolonial Perancis.[20]

Media massa yang terdapat di Komoro di antaranya ialah surat kabar utama milik pemerintah Komoro al-Watwan (الوط�) yang diterbitkan di Moroni,[21] surat kabar berbahasa Perancis yang terbit setiap minggu ini dipublikasikan sejak tahun 1985,[20] selain berbicara Perancis surat kabar ini juga menyediakan jurnal berbicara Arab yang dapat diunduh di laman resminya.[21]

Surat kabar utama independen yaitu La Gazette des Comores, surat kabar independen berbicara Perancis yang berpusat di Moroni, Komoro Agung. Surat kabar harian ini pertama kali dipublikasikan pada tahun 1999.[20]

Kashkazi yaitu surat kabar independen berbicara Perancis yang terbit setiap bulan. Surat kabar ini berbasis di Moroni, Komoro Agung ini pertama kali terbit pada tahun 2005 yang menyediakan berita nasional dan internasional, dan juga beberapa artikel investigasi. Surat kabar ini juga memiliki laman web yang baik yang dapat dikunjungi oleh pembaca.[20][22][23]

Adil pula surat kabar Kwezi yang diterbitkan di Mayotte.

Radio

Seperti negara-negara di Afrika kebanyakan, radio yaitu media massa yang paling dominan. Radio milik pemerintah yaitu satu-satunya jaringan radio yang dapat mencakup seluruh kepulauan.[20]

Televisi

Komoro memiliki jaringan televisi yang lemah, dan memiliki sedikit sekali arus pribadi.[20]

Lihat juga

  • The Comoros Islands: Struggle Against Dependency in the Indian Ocean Malyn Newitt
  • Historical Dictionary of the Comoro Islands Martin and Harriet Ottenheimer
  • Shinzwani-English/English-Shinzwani Dictionary Harriet Ottenheimer
  • Lonely Planet World Guide: Madagascar and Comoros Gemma Pitcher and Patricia C. Wright

Catatan kaki

  1. ^ Source, unless otherwise specified: Demographic Yearbook—Table 3: Population by sex, rate of population increase, surface area and density (pdf). United Nations Statistics Division. 2008. Diakses 24 September 2010. 
    Entries in this table giving figures other than the figures given in this source are bracketed by asterisks () in the Notes field, and the rationale for the figure used are explained in the associated Note.
  2. ^ a b c d e f g h i (Inggris) "History of Comoro". Diakses 29-04-2013. 
  3. ^ Dominique and Michelle Frémy (2004).Quid 2005 Editions Robert Laffont. p.1175.
  4. ^ Human Development Indices, Table 3: Human and income poverty, p. 35. Retrieved on 1 June 2009
  5. ^ "islands of the moon". Diakses 12-4-30. 
  6. ^ The first UN General Assembly Resolution regarding the matter, "Question of the Comorian island of Mayotte (PDF)," United Nations General Assembly Resolution A/RES/31/4, (21 October 1976) states "the occupation by France of the Comorian island of Mayotte constitutes a flagrant encroachment on the national unity of the Comorian State, a Member of the United Nations," rejecting the French-administered referendums and condemning French presence in Mayotte.
  7. ^ As defined by the Organization of African Unity, the Movement of Non-Aligned Countries, the Organisation of the Islamic Conference, and the United Nations General Assembly: the most recent UN General Assembly Resolution regarding the matter, "Question of the Comorian island of Mayotte," United Nations General Assembly Resolution A/RES/49/18, (6 December 1994) states "the results of the referendum of 22 December 1974 were to be considered on a global basis and not island by island,...Reaffirms the sovereignty of the Islamic Federal Republic of the Comoros over the island of Mayotte". Several resolutions expressing similar sentiments were passed between 1977 (31/4) and 1994 (49/18).
  8. ^ "Subjects of UN Security Council Vetoes". Global Policy Forum. Diakses 2008-03-27. 
  9. ^ "Article 33" (PDF). UN Treaty. 
  10. ^ (Indonesia)"Presiden Komoro Seru Pemimpin Arab Tolak Hasil Referendum Mayotte Jadi Wilayah Perancis". Diakses 29-04-2013. 
  11. ^ Federal Research Division of the Library of Congress under the Country Studies/Area Handbook Program (August 1994). In Ralph K. Benesch. A Country Study: Comoros. Washington, D.C.: US Department of the Army. Diakses January 2007. 
  12. ^ Thomas Spear (2000). "Early Swahili History Reconsidered". The International Journal of African Historical Studies 33 (2): 264–5. 
  13. ^ Thomas Spear (1984). "The Shirazi in Swahili Traditions, Culture, and History". History in Africa 11: 291–305. doi:10.2307/3171638. 
  14. ^ "Comoros – Early Visitors and Settlers". Library of Congress Country Studies
  15. ^ Ottenheimer, Martin and Ottenheimer, Harriet (1994). Historical Dictionary of the Comoro Islands. African Historical Dictionaries; No. 59. Metuchen, N.J.: Scarecrow Press. hlm. 53–54. ISBN 978-0-585-07021-6. 
  16. ^ (Indonesia) Aceh Online "10 negara peling jarang dikunjungi". Diakses 15-5-2013. 
  17. ^ (Indonesia) merdeka.com "10 negara peling jarang dikunjungi". Diakses 15-5-2013. 
  18. ^ a b (Inggris) Komoro di Comoros Travel Guide
  19. ^ (Inggris) Wisata Komoro - A Friday Mosque overlooks Harbor Bay in Moroni, the capital.
  20. ^ a b c d e f (Inggris) "The Arab Press Network - Comoros". Diakses 20-5-2013. 
  21. ^ a b (Perancis)(Arab) Al-Watwan ' Al-Watwan, quotidien comorien, actualités et informations des Comores'
  22. ^ (Perancis) "Kashkazi". Diakses 20-5-2013. 
  23. ^ (Inggris) Hot Newspapers"Comoros Newspapers - Kashkazi, Online Newspaper from Comoros". Diakses 20-5-2013. 

Pranala luar

  • (Inggris) Informasi tentang Komoro
Apa fungsi akar pada tumbuhan wortel
Panduan wisata Comoros di Wikivoyage.

Sumber :
m.andrafarm.com, p2k.ptkpt.net, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb.


Page 19

Untuk artikel mengenai suku Komoro yang berasal dari Papua, lihat Suku Komoro.

Apa fungsi akar pada tumbuhan wortel

Comores

Perserikatan Komoro (bahasa Arab: الاتحاد القمري) sampai 2002 bernama Republik Islam Federal Komoro (bahasa Arab: جمهورية القمر الإتحادية الإسلامية) yaitu sebuah negara kepulauan di Samudra Hindia. Komoro yaitu negara Arab terkecil kedua setelah Bahrain.[1]

Demografi

Kebiasaan istiadat Arab dan Islam sangat melekat di Komoro, bahasa Arab sendiri menjadi salah satu bahasa resmi dari tiga bahasa yang dipergunakan.[2] Negara ini yaitu anggota negara Liga Arab yang terselatan. Pada 1.862 km2 (719 mil²), [3] (tidak termasuk Mayotte) Komoro yaitu negara ketiga terkecil dari seluruh wilayah Afrika. Dan dengan banyak penduduk diperkirakan 798.000, hal tersebut menjadikan Komoro sebagai negara Afrika keenam terkecil menurut populasi, meskipun Komoro memiliki kepadatan penduduk terpadat di Afrika.

Kepulauan ini terkenal dengan beragam kebiasaan istiadat dan sejarah, sebagai bangsa yang terbentuk di persimpangan benua, negara ini memiliki tiga bahasa resmi, yaitu: Bahasa Komoro (Shikomor), Bahasa Arab dan Bahasa Perancis, namun di pulau Maori satu-satunya bahasa resmi yang dipergunakan hanyalah Bahasa Perancis.

Sekitar separuh penduduk Komoro berada di bawah garis kemiskinan dengan pendapatan sekitar US $ 1,25 dalam sehari. [4]

Etimologi

Nama Komoro diambil dari kosakata bahasa Arab yakni qamar (قمر) yang bermakna "bulan".[5]

Geografi

Komoro terletak di penghujung utara Selat Mozambik, di antara Madagaskar and Mozambik. Secara resmi negara Komoro terdiri daripada empat pulau di kepulauan gunung berapi Komoro, yaitu: Maori, Komoro Agung, Anjouan dan Moheli, dan juga banyak pulau kecil. Ibu kotanya ialah Moroni yang terletak di pulau Komoro Agung. Negara yang lapang wilayahnya semakin kecil dari pulau Alor ini melepaskan diri dari penjajahan Perancis tahun 1975 dan karena perbedaan agama maka beberapa yang beragama Kristen di pulau Maori memilih tetap bersama Perancis.[6][7]

Pulau Maori atau Mayotte yaitu satu-satunya pulau di kepulauan Komoro yang memilih menentang kemerdekaan dari Perancis untuk menjadi degara Kesatuan Komoro, pulau Maori semakin memilih untuk tetap menjadi yang dijajah Perancis daripada bergabung dengan Komoro. Namun Komoro masih tetap mengklaim Maori sebagai ronde dari negara tersebut. PBB telah menetapkan bahwa Maori yaitu ronde dari negara Komoro, namun Perancis telah memveto resolusi Majelis Keselamatan PBB yang akan meneguhkan kedaulatan Komoro terhadap pulau itu.[8][9] Di samping itu juga, pada 29 Maret 2009 referendum menyatakan bahwa Mayotte menjadi sebuah yang dijajah luar dari Perancis dan pada tahun 2011 disahkan oleh kebanyakan penduduk Mayotte, namun Presiden Komoro sendiri menolak hasil keputusan dari referendum ini.[10]

Sejarah

Sebelum penjajahan

Penduduk pertama yang menduduki Kepulauan Komoro diperkirakan yaitu penduduk, nelayan dan pedagang dari Afrika dan Austronesia, yang melakukan perjalanan dengan menggunakan perahu. Mereka datang di Komoro sekitar zaman keenam Masehi, pencatatan sejarah yang paling awal berupa jejak arkeologi yang dikenal ditemukan di Anjouan.[11] Sehingga Komoro direbut oleh penduduk dari beragam wilayah di pantai Afrika, Teluk Persia, Indonesia, dan Madagaskar.[2]

Pendudukan Arab

Pada zaman ke-10, para pedagang Arab yang pertama telah membawa pengaruh Islam ke pulau-pulau di Komoro. Salah satu fakta yang paling kuat yaitu jual beli para budak-budak dari Afrika, dan meningkatkan penyebaran dan dominasi kebiasaan istiadat Arab di penjuru dunia.[2]

Pemukim Arab tinggal bersama penduduk yang berasal dari Indonesia-Malaysia, serta penduduk asli yang berbicara Bantu, Swahili dan bahasa di Afrika Timur.[2]

Di samping jaraknya yang jauh dari pantai Afrika, Komoro terletak di sepanjang selat utama antara Afrika dan Mozambik. Kepulauan Komoro, seperti kawasan pesisir lain di kawasan itu, yaitu kawasan persinggahan yang penting di jalur perdagangan pada kala awal penyebaran agama Islam, jalur ini sering dilalui oleh pedagang-pedagang Persia dan Arab. Untuk penyebaran agama Islam di Komoro, penduduk Arab membangun masjid agung.[12]

Pada tahun 933, pengaruh berbahasa Arab Sunni Persia dari Shiraz, Iran, mendominasi pulau-pulau di Komoro. Syirazi barang-barang yang dijual di sepanjang pantai Afrika Timur dan Timur Tengah, mendirikan pemerintahan dan tanah yang dijajah di kepulauan Komoro.[2]

Selama 3 (tiga) zaman kemudian, keempat pulau (Maori, Komoro Agung, Anjouan dan Moheli), dan juga banyak pulau kecil di Komoro diduduki oleh bangsa Shiraz. Selama bertahun-tahun dibagi menjadi 11 kesultanan.

Pendudukan Arab di kawasan semakin meningkat bersamaan ketika Zanzibar jatuh pada kekuasaan bangsa Arab Oman, dan kebiasaan istiadat masyarakat Komoro, terutama sastra, kebiasaan istiadat dan agama juga semakin berada di bawah kekuasaan bangsa Arab menggantikan kebiasaan istiadat Swahili dan Afrika asli.[13]

Pendudukan Perancis dan Eropa

Para pelaut Portugis berlabuh di Komoro pada awal 1500-an. Perancis mengklaim pendudukan komoro pada tahun 1530, dan Inggris menyatakan klaim mereka pada tahun 1554.[2]

Pada zaman ke-17, bajak laut dari Madagaskar dan Eropa mengincar Komoro dan menjarah kapal-kapal yang berlayar menuju timur Samudra Hindia.[2] Pada tahun 1793, prajurit dari Madagaskar mulai menyerang pulau-pulau dikomoro untuk pertama kali, mereka mengambil penduduk Komoro untuk diproduksi menjadi sebagai budak, dan kemudian menetap dan merebut kekuasaan dari bangsa Arab di beragam wilayah. Di Komoro, diperkirakan pada tahun 1865, sebanyak 40% dari populasi penduduk Komoro terdiri dari para budak.[14] Perancis pertama kali mendirikan kolonial dan aturan di Komoro sekitar tahun 1841. Koloni Perancis terlebih dahdulu menduduki Maori, dan Andrian Tsouli, sebagai Raja Malagasi Mayotte, menandatangani Akad pada bulan April 1841, yang menyerahkan kekuasaan di pulau Mahori ke otoritas Perancis.[15]

Kemerdekaan

Pada tahun 1973 Komoro mengadakan sebuah kesepakatan dengan Perancis untuk kemerdekaan Komoro pada tahun 1978. Para wakil dari Mayotte abstain. Referendum diterapkan di empat pulau utama, tiga pulau sepakat untuk merdeka, sedangkan pulau Maori/Mayotte memilih untuk tetap di bawah pemerintahan Perancis.

Pada tanggal 6 Juli 1975 parlemen Komoro mengeluarkan resolusi sepihak untuk menyatakan kemerdekaan dari keempat pulau, Ahmed Abdallah memproklamasikan kemerdekaan Komoro menjadi Negara Merdeka Komoro daulat al qamar (bahasa Arab: دولة القمر) atau État comorien dalam bahasa Perancis, dan dia menjadi presiden pertama Komoro.[2]

Ketika kemerdekaan Komoro diakui oleh PBB, Perancis menarik dukungan ekonomi untuk Komoro sehingga terjadinya kekacauan ekonomi dan politik.[2]

Pariwisata

Seperti dilansir oleh Newser pada 31 Maret 2013, komoro termasuk ke dalam 10 negara di dunia yang paling jarang dikunjungi oleh wisatawan asing. Pada tahun 2010 negara ini ini sukses menarik sebanyak 15.000 wisatawan asing.[16][17]

Komoro dikenal dengan suasana yang tenang, terpencil dan tidak terikat dari minuman keras, pulau-pulau di Komoro menawarkan liburan yang magis dan natural untuk wisatawan. Vegetasi di Pulau-pulau Komoro kaya dan beragam: 65% dari esensi parfum dunia berasal dari sini, diproses dari bunga ylang-ylang, melati, dan jeruk. Rempah-rempah, termasuk pala, cengkeh, lada dan vanili, juga banyak ditemukan di kepulauan ini.[18]

Pulau-pulau di Komoro yaitu pulau vulkanik dan dikelilingi oleh terumbu karang, dan wisata yang semakin menantang bisa mengunjungi puncak Gunung Kartala, sebuah gunung berapi aktif di Komoro Agung, atau menikmati beragam jenis olahraga cairan.[18]

Untuk wisata religi, wisatawan bisa mengunjungi beberapa masjid agung yang adil di Pulau-pulau Komoro, seperti Masjid Agung Ancienne Mosquée du Vendredi atau Masjid Jumat Kuno menjadi tempat wisata andalan di kota Moroni.[19]

Media

Surat kabar

Meskipun negara ini tergabung dalam Liga Arab dan bahasa Arab menjadi salah satu bahasa resminya, surat kabar utama yang adil di negara ini menggunakan bahasa Perancis, bahasa peninggalan kolonial Perancis.[20]

Media massa yang terdapat di Komoro di antaranya ialah surat kabar utama milik pemerintah Komoro al-Watwan (الوط�) yang diterbitkan di Moroni,[21] surat kabar berbahasa Perancis yang terbit setiap minggu ini dipublikasikan sejak tahun 1985,[20] selain berbicara Perancis surat kabar ini juga menyediakan jurnal berbicara Arab yang bisa diunduh di laman resminya.[21]

Surat kabar utama independen yaitu La Gazette des Comores, surat kabar independen berbicara Perancis yang berpusat di Moroni, Komoro Agung. Surat kabar harian ini pertama kali dipublikasikan pada tahun 1999.[20]

Kashkazi yaitu surat kabar independen berbicara Perancis yang terbit setiap bulan. Surat kabar ini berbasis di Moroni, Komoro Agung ini pertama kali terbit pada tahun 2005 yang menyediakan berita nasional dan internasional, dan juga beberapa artikel investigasi. Surat kabar ini juga memiliki laman web yang tidak berat sebelah yang bisa dikunjungi oleh pembaca.[20][22][23]

Adil pula surat kabar Kwezi yang diterbitkan di Mayotte.

Radio

Seperti negara-negara di Afrika kebanyakan, radio yaitu media massa yang paling dominan. Radio milik pemerintah yaitu satu-satunya jaringan radio yang bisa mencakup seluruh kepulauan.[20]

Televisi

Komoro memiliki jaringan televisi yang lemah, dan memiliki sedikit sekali arus pribadi.[20]

Lihat pula

  • The Comoros Islands: Struggle Against Dependency in the Indian Ocean Malyn Newitt
  • Historical Dictionary of the Comoro Islands Martin and Harriet Ottenheimer
  • Shinzwani-English/English-Shinzwani Dictionary Harriet Ottenheimer
  • Lonely Planet World Guide: Madagascar and Comoros Gemma Pitcher and Patricia C. Wright

Catatan kaki

  1. ^ Source, unless otherwise specified: Demographic Yearbook—Table 3: Population by sex, rate of population increase, surface area and density (pdf). United Nations Statistics Division. 2008. Diakses 24 September 2010. 
    Entries in this table giving figures other than the figures given in this source are bracketed by asterisks () in the Notes field, and the rationale for the figure used are explained in the associated Note.
  2. ^ a b c d e f g h i (Inggris) "History of Comoro". Diakses 29-04-2013. 
  3. ^ Dominique and Michelle Frémy (2004).Quid 2005 Editions Robert Laffont. p.1175.
  4. ^ Human Development Indices, Table 3: Human and income poverty, p. 35. Retrieved on 1 June 2009
  5. ^ "islands of the moon". Diakses 12-4-30. 
  6. ^ The first UN General Assembly Resolution regarding the matter, "Question of the Comorian island of Mayotte (PDF)," United Nations General Assembly Resolution A/RES/31/4, (21 October 1976) states "the occupation by France of the Comorian island of Mayotte constitutes a flagrant encroachment on the national unity of the Comorian State, a Member of the United Nations," rejecting the French-administered referendums and condemning French presence in Mayotte.
  7. ^ As defined by the Organization of African Unity, the Movement of Non-Aligned Countries, the Organisation of the Islamic Conference, and the United Nations General Assembly: the most recent UN General Assembly Resolution regarding the matter, "Question of the Comorian island of Mayotte," United Nations General Assembly Resolution A/RES/49/18, (6 December 1994) states "the results of the referendum of 22 December 1974 were to be considered on a global basis and not island by island,...Reaffirms the sovereignty of the Islamic Federal Republic of the Comoros over the island of Mayotte". Several resolutions expressing similar sentiments were passed between 1977 (31/4) and 1994 (49/18).
  8. ^ "Subjects of UN Security Council Vetoes". Global Policy Forum. Diakses 2008-03-27. 
  9. ^ "Article 33" (PDF). UN Treaty. 
  10. ^ (Indonesia)"Presiden Komoro Seru Pemimpin Arab Tolak Hasil Referendum Mayotte Jadi Wilayah Perancis". Diakses 29-04-2013. 
  11. ^ Federal Research Division of the Library of Congress under the Country Studies/Area Handbook Program (August 1994). In Ralph K. Benesch. A Country Study: Comoros. Washington, D.C.: US Department of the Army. Diakses January 2007. 
  12. ^ Thomas Spear (2000). "Early Swahili History Reconsidered". The International Journal of African Historical Studies 33 (2): 264–5. 
  13. ^ Thomas Spear (1984). "The Shirazi in Swahili Traditions, Culture, and History". History in Africa 11: 291–305. doi:10.2307/3171638. 
  14. ^ "Comoros – Early Visitors and Settlers". Library of Congress Country Studies
  15. ^ Ottenheimer, Martin and Ottenheimer, Harriet (1994). Historical Dictionary of the Comoro Islands. African Historical Dictionaries; No. 59. Metuchen, N.J.: Scarecrow Press. hlm. 53–54. ISBN 978-0-585-07021-6. 
  16. ^ (Indonesia) Aceh Online "10 negara peling jarang dikunjungi". Diakses 15-5-2013. 
  17. ^ (Indonesia) merdeka.com "10 negara peling jarang dikunjungi". Diakses 15-5-2013. 
  18. ^ a b (Inggris) Komoro di Comoros Travel Guide
  19. ^ (Inggris) Wisata Komoro - A Friday Mosque overlooks Harbor Bay in Moroni, the capital.
  20. ^ a b c d e f (Inggris) "The Arab Press Network - Comoros". Diakses 20-5-2013. 
  21. ^ a b (Perancis)(Arab) Al-Watwan ' Al-Watwan, quotidien comorien, actualités et informations des Comores'
  22. ^ (Perancis) "Kashkazi". Diakses 20-5-2013. 
  23. ^ (Inggris) Hot Newspapers"Comoros Newspapers - Kashkazi, Online Newspaper from Comoros". Diakses 20-5-2013. 

Pranala luar

  • (Inggris) Informasi tentang Komoro
Apa fungsi akar pada tumbuhan wortel
Panduan wisata Comoros di Wikivoyage.

Sumber :
m.andrafarm.com, p2k.ptkpt.net, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb.


Page 20

Untuk artikel mengenai suku Komoro yang berasal dari Papua, lihat Suku Komoro.

Apa fungsi akar pada tumbuhan wortel

Comores

Perserikatan Komoro (bahasa Arab: الاتحاد القمري) sampai 2002 bernama Republik Islam Federal Komoro (bahasa Arab: جمهورية القمر الإتحادية الإسلامية) yaitu sebuah negara kepulauan di Samudra Hindia. Komoro yaitu negara Arab terkecil kedua setelah Bahrain.[1]

Demografi

Kebiasaan istiadat Arab dan Islam sangat melekat di Komoro, bahasa Arab sendiri menjadi salah satu bahasa resmi dari tiga bahasa yang dipergunakan.[2] Negara ini yaitu anggota negara Liga Arab yang terselatan. Pada 1.862 km2 (719 mil²), [3] (tidak termasuk Mayotte) Komoro yaitu negara ketiga terkecil dari seluruh wilayah Afrika. Dan dengan banyak penduduk diperkirakan 798.000, hal tersebut menjadikan Komoro sebagai negara Afrika keenam terkecil menurut populasi, meskipun Komoro memiliki kepadatan penduduk terpadat di Afrika.

Kepulauan ini terkenal dengan beragam kebiasaan istiadat dan sejarah, sebagai bangsa yang terbentuk di persimpangan benua, negara ini memiliki tiga bahasa resmi, yaitu: Bahasa Komoro (Shikomor), Bahasa Arab dan Bahasa Perancis, namun di pulau Maori satu-satunya bahasa resmi yang dipergunakan hanyalah Bahasa Perancis.

Sekitar separuh penduduk Komoro berada di bawah garis kemiskinan dengan pendapatan sekitar US $ 1,25 dalam sehari. [4]

Etimologi

Nama Komoro diambil dari kosakata bahasa Arab yakni qamar (قمر) yang bermakna "bulan".[5]

Geografi

Komoro terletak di penghujung utara Selat Mozambik, di antara Madagaskar and Mozambik. Secara resmi negara Komoro terdiri daripada empat pulau di kepulauan gunung berapi Komoro, yaitu: Maori, Komoro Agung, Anjouan dan Moheli, dan juga banyak pulau kecil. Ibu kotanya ialah Moroni yang terletak di pulau Komoro Agung. Negara yang lapang wilayahnya semakin kecil dari pulau Alor ini melepaskan diri dari penjajahan Perancis tahun 1975 dan karena perbedaan agama maka beberapa yang beragama Kristen di pulau Maori memilih tetap bersama Perancis.[6][7]

Pulau Maori atau Mayotte yaitu satu-satunya pulau di kepulauan Komoro yang memilih menentang kemerdekaan dari Perancis untuk menjadi degara Kesatuan Komoro, pulau Maori semakin memilih untuk tetap menjadi yang dijajah Perancis daripada bergabung dengan Komoro. Namun Komoro masih tetap mengklaim Maori sebagai ronde dari negara tersebut. PBB telah menetapkan bahwa Maori yaitu ronde dari negara Komoro, namun Perancis telah memveto resolusi Majelis Keselamatan PBB yang akan meneguhkan kedaulatan Komoro terhadap pulau itu.[8][9] Di samping itu juga, pada 29 Maret 2009 referendum menyatakan bahwa Mayotte menjadi sebuah yang dijajah luar dari Perancis dan pada tahun 2011 disahkan oleh kebanyakan penduduk Mayotte, namun Presiden Komoro sendiri menolak hasil keputusan dari referendum ini.[10]

Sejarah

Sebelum penjajahan

Penduduk pertama yang menduduki Kepulauan Komoro diperkirakan yaitu penduduk, nelayan dan pedagang dari Afrika dan Austronesia, yang melakukan perjalanan dengan menggunakan perahu. Mereka datang di Komoro sekitar zaman keenam Masehi, pencatatan sejarah yang paling awal berupa jejak arkeologi yang dikenal ditemukan di Anjouan.[11] Sehingga Komoro direbut oleh penduduk dari beragam wilayah di pantai Afrika, Teluk Persia, Indonesia, dan Madagaskar.[2]

Pendudukan Arab

Pada zaman ke-10, para pedagang Arab yang pertama telah membawa pengaruh Islam ke pulau-pulau di Komoro. Salah satu fakta yang paling kuat yaitu jual beli para budak-budak dari Afrika, dan meningkatkan penyebaran dan dominasi kebiasaan istiadat Arab di penjuru dunia.[2]

Pemukim Arab tinggal bersama penduduk yang berasal dari Indonesia-Malaysia, serta penduduk asli yang berbicara Bantu, Swahili dan bahasa di Afrika Timur.[2]

Di samping jaraknya yang jauh dari pantai Afrika, Komoro terletak di sepanjang selat utama antara Afrika dan Mozambik. Kepulauan Komoro, seperti kawasan pesisir lain di kawasan itu, yaitu kawasan persinggahan yang penting di jalur perdagangan pada kala awal penyebaran agama Islam, jalur ini sering dilalui oleh pedagang-pedagang Persia dan Arab. Untuk penyebaran agama Islam di Komoro, penduduk Arab membangun masjid agung.[12]

Pada tahun 933, pengaruh berbahasa Arab Sunni Persia dari Shiraz, Iran, mendominasi pulau-pulau di Komoro. Syirazi barang-barang yang dijual di sepanjang pantai Afrika Timur dan Timur Tengah, mendirikan pemerintahan dan tanah yang dijajah di kepulauan Komoro.[2]

Selama 3 (tiga) zaman kemudian, keempat pulau (Maori, Komoro Agung, Anjouan dan Moheli), dan juga banyak pulau kecil di Komoro diduduki oleh bangsa Shiraz. Selama bertahun-tahun dibagi menjadi 11 kesultanan.

Pendudukan Arab di kawasan semakin meningkat bersamaan ketika Zanzibar jatuh pada kekuasaan bangsa Arab Oman, dan kebiasaan istiadat masyarakat Komoro, terutama sastra, kebiasaan istiadat dan agama juga semakin berada di bawah kekuasaan bangsa Arab menggantikan kebiasaan istiadat Swahili dan Afrika asli.[13]

Pendudukan Perancis dan Eropa

Para pelaut Portugis berlabuh di Komoro pada awal 1500-an. Perancis mengklaim pendudukan komoro pada tahun 1530, dan Inggris menyatakan klaim mereka pada tahun 1554.[2]

Pada zaman ke-17, bajak laut dari Madagaskar dan Eropa mengincar Komoro dan menjarah kapal-kapal yang berlayar menuju timur Samudra Hindia.[2] Pada tahun 1793, prajurit dari Madagaskar mulai menyerang pulau-pulau dikomoro untuk pertama kali, mereka mengambil penduduk Komoro untuk diproduksi menjadi sebagai budak, dan kemudian menetap dan merebut kekuasaan dari bangsa Arab di beragam wilayah. Di Komoro, diperkirakan pada tahun 1865, sebanyak 40% dari populasi penduduk Komoro terdiri dari para budak.[14] Perancis pertama kali mendirikan kolonial dan aturan di Komoro sekitar tahun 1841. Koloni Perancis terlebih dahdulu menduduki Maori, dan Andrian Tsouli, sebagai Raja Malagasi Mayotte, menandatangani Akad pada bulan April 1841, yang menyerahkan kekuasaan di pulau Mahori ke otoritas Perancis.[15]

Kemerdekaan

Pada tahun 1973 Komoro mengadakan sebuah kesepakatan dengan Perancis untuk kemerdekaan Komoro pada tahun 1978. Para wakil dari Mayotte abstain. Referendum diterapkan di empat pulau utama, tiga pulau sepakat untuk merdeka, sedangkan pulau Maori/Mayotte memilih untuk tetap di bawah pemerintahan Perancis.

Pada tanggal 6 Juli 1975 parlemen Komoro mengeluarkan resolusi sepihak untuk menyatakan kemerdekaan dari keempat pulau, Ahmed Abdallah memproklamasikan kemerdekaan Komoro menjadi Negara Merdeka Komoro daulat al qamar (bahasa Arab: دولة القمر) atau État comorien dalam bahasa Perancis, dan dia menjadi presiden pertama Komoro.[2]

Ketika kemerdekaan Komoro diakui oleh PBB, Perancis menarik dukungan ekonomi untuk Komoro sehingga terjadinya kekacauan ekonomi dan politik.[2]

Pariwisata

Seperti dilansir oleh Newser pada 31 Maret 2013, komoro termasuk ke dalam 10 negara di dunia yang paling jarang dikunjungi oleh wisatawan asing. Pada tahun 2010 negara ini ini sukses menarik sebanyak 15.000 wisatawan asing.[16][17]

Komoro dikenal dengan suasana yang tenang, terpencil dan tidak terikat dari minuman keras, pulau-pulau di Komoro menawarkan liburan yang magis dan natural untuk wisatawan. Vegetasi di Pulau-pulau Komoro kaya dan beragam: 65% dari esensi parfum dunia berasal dari sini, diproses dari bunga ylang-ylang, melati, dan jeruk. Rempah-rempah, termasuk pala, cengkeh, lada dan vanili, juga banyak ditemukan di kepulauan ini.[18]

Pulau-pulau di Komoro yaitu pulau vulkanik dan dikelilingi oleh terumbu karang, dan wisata yang semakin menantang bisa mengunjungi puncak Gunung Kartala, sebuah gunung berapi aktif di Komoro Agung, atau menikmati beragam jenis olahraga cairan.[18]

Untuk wisata religi, wisatawan bisa mengunjungi beberapa masjid agung yang adil di Pulau-pulau Komoro, seperti Masjid Agung Ancienne Mosquée du Vendredi atau Masjid Jumat Kuno menjadi tempat wisata andalan di kota Moroni.[19]

Media

Surat kabar

Meskipun negara ini tergabung dalam Liga Arab dan bahasa Arab menjadi salah satu bahasa resminya, surat kabar utama yang adil di negara ini menggunakan bahasa Perancis, bahasa peninggalan kolonial Perancis.[20]

Media massa yang terdapat di Komoro di antaranya ialah surat kabar utama milik pemerintah Komoro al-Watwan (الوط�) yang diterbitkan di Moroni,[21] surat kabar berbahasa Perancis yang terbit setiap minggu ini dipublikasikan sejak tahun 1985,[20] selain berbicara Perancis surat kabar ini juga menyediakan jurnal berbicara Arab yang bisa diunduh di laman resminya.[21]

Surat kabar utama independen yaitu La Gazette des Comores, surat kabar independen berbicara Perancis yang berpusat di Moroni, Komoro Agung. Surat kabar harian ini pertama kali dipublikasikan pada tahun 1999.[20]

Kashkazi yaitu surat kabar independen berbicara Perancis yang terbit setiap bulan. Surat kabar ini berbasis di Moroni, Komoro Agung ini pertama kali terbit pada tahun 2005 yang menyediakan berita nasional dan internasional, dan juga beberapa artikel investigasi. Surat kabar ini juga memiliki laman web yang tidak berat sebelah yang bisa dikunjungi oleh pembaca.[20][22][23]

Adil pula surat kabar Kwezi yang diterbitkan di Mayotte.

Radio

Seperti negara-negara di Afrika kebanyakan, radio yaitu media massa yang paling dominan. Radio milik pemerintah yaitu satu-satunya jaringan radio yang bisa mencakup seluruh kepulauan.[20]

Televisi

Komoro memiliki jaringan televisi yang lemah, dan memiliki sedikit sekali arus pribadi.[20]

Lihat pula

  • The Comoros Islands: Struggle Against Dependency in the Indian Ocean Malyn Newitt
  • Historical Dictionary of the Comoro Islands Martin and Harriet Ottenheimer
  • Shinzwani-English/English-Shinzwani Dictionary Harriet Ottenheimer
  • Lonely Planet World Guide: Madagascar and Comoros Gemma Pitcher and Patricia C. Wright

Catatan kaki

  1. ^ Source, unless otherwise specified: Demographic Yearbook—Table 3: Population by sex, rate of population increase, surface area and density (pdf). United Nations Statistics Division. 2008. Diakses 24 September 2010. 
    Entries in this table giving figures other than the figures given in this source are bracketed by asterisks () in the Notes field, and the rationale for the figure used are explained in the associated Note.
  2. ^ a b c d e f g h i (Inggris) "History of Comoro". Diakses 29-04-2013. 
  3. ^ Dominique and Michelle Frémy (2004).Quid 2005 Editions Robert Laffont. p.1175.
  4. ^ Human Development Indices, Table 3: Human and income poverty, p. 35. Retrieved on 1 June 2009
  5. ^ "islands of the moon". Diakses 12-4-30. 
  6. ^ The first UN General Assembly Resolution regarding the matter, "Question of the Comorian island of Mayotte (PDF)," United Nations General Assembly Resolution A/RES/31/4, (21 October 1976) states "the occupation by France of the Comorian island of Mayotte constitutes a flagrant encroachment on the national unity of the Comorian State, a Member of the United Nations," rejecting the French-administered referendums and condemning French presence in Mayotte.
  7. ^ As defined by the Organization of African Unity, the Movement of Non-Aligned Countries, the Organisation of the Islamic Conference, and the United Nations General Assembly: the most recent UN General Assembly Resolution regarding the matter, "Question of the Comorian island of Mayotte," United Nations General Assembly Resolution A/RES/49/18, (6 December 1994) states "the results of the referendum of 22 December 1974 were to be considered on a global basis and not island by island,...Reaffirms the sovereignty of the Islamic Federal Republic of the Comoros over the island of Mayotte". Several resolutions expressing similar sentiments were passed between 1977 (31/4) and 1994 (49/18).
  8. ^ "Subjects of UN Security Council Vetoes". Global Policy Forum. Diakses 2008-03-27. 
  9. ^ "Article 33" (PDF). UN Treaty. 
  10. ^ (Indonesia)"Presiden Komoro Seru Pemimpin Arab Tolak Hasil Referendum Mayotte Jadi Wilayah Perancis". Diakses 29-04-2013. 
  11. ^ Federal Research Division of the Library of Congress under the Country Studies/Area Handbook Program (August 1994). In Ralph K. Benesch. A Country Study: Comoros. Washington, D.C.: US Department of the Army. Diakses January 2007. 
  12. ^ Thomas Spear (2000). "Early Swahili History Reconsidered". The International Journal of African Historical Studies 33 (2): 264–5. 
  13. ^ Thomas Spear (1984). "The Shirazi in Swahili Traditions, Culture, and History". History in Africa 11: 291–305. doi:10.2307/3171638. 
  14. ^ "Comoros – Early Visitors and Settlers". Library of Congress Country Studies
  15. ^ Ottenheimer, Martin and Ottenheimer, Harriet (1994). Historical Dictionary of the Comoro Islands. African Historical Dictionaries; No. 59. Metuchen, N.J.: Scarecrow Press. hlm. 53–54. ISBN 978-0-585-07021-6. 
  16. ^ (Indonesia) Aceh Online "10 negara peling jarang dikunjungi". Diakses 15-5-2013. 
  17. ^ (Indonesia) merdeka.com "10 negara peling jarang dikunjungi". Diakses 15-5-2013. 
  18. ^ a b (Inggris) Komoro di Comoros Travel Guide
  19. ^ (Inggris) Wisata Komoro - A Friday Mosque overlooks Harbor Bay in Moroni, the capital.
  20. ^ a b c d e f (Inggris) "The Arab Press Network - Comoros". Diakses 20-5-2013. 
  21. ^ a b (Perancis)(Arab) Al-Watwan ' Al-Watwan, quotidien comorien, actualités et informations des Comores'
  22. ^ (Perancis) "Kashkazi". Diakses 20-5-2013. 
  23. ^ (Inggris) Hot Newspapers"Comoros Newspapers - Kashkazi, Online Newspaper from Comoros". Diakses 20-5-2013. 

Pranala luar

  • (Inggris) Informasi tentang Komoro
Apa fungsi akar pada tumbuhan wortel
Panduan wisata Comoros di Wikivoyage.

Sumber :
m.andrafarm.com, p2k.ptkpt.net, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb.


Page 21

Untuk artikel mengenai suku Komoro yang berasal dari Papua, lihat Suku Komoro.

Apa fungsi akar pada tumbuhan wortel

Comores

Perserikatan Komoro (bahasa Arab: الاتحاد القمري) sampai 2002 bernama Republik Islam Federal Komoro (bahasa Arab: جمهورية القمر الإتحادية الإسلامية) yaitu sebuah negara kepulauan di Samudra Hindia. Komoro yaitu negara Arab terkecil kedua setelah Bahrain.[1]

Demografi

Kebiasaan istiadat Arab dan Islam sangat melekat di Komoro, bahasa Arab sendiri diproduksi menjadi salah satu bahasa resmi dari tiga bahasa yang dipergunakan.[2] Negara ini yaitu anggota negara Liga Arab yang terselatan. Pada 1.862 km2 (719 mil²), [3] (tidak termasuk Mayotte) Komoro yaitu negara ketiga terkecil dari seluruh wilayah Afrika. Dan dengan banyak penduduk diperkirakan 798.000, hal tersebut menjadikan Komoro sebagai negara Afrika keenam terkecil menurut populasi, meskipun Komoro memiliki kepadatan penduduk terpadat di Afrika.

Kepulauan ini terkenal dengan beragam kebiasaan istiadat dan sejarah, sebagai bangsa yang terbentuk di persimpangan benua, negara ini memiliki tiga bahasa resmi, yaitu: Bahasa Komoro (Shikomor), Bahasa Arab dan Bahasa Perancis, namun di pulau Maori satu-satunya bahasa resmi yang dipergunakan hanyalah Bahasa Perancis.

Sekitar separuh penduduk Komoro adil di bawah garis kemiskinan dengan pendapatan sekitar US $ 1,25 dalam sehari. [4]

Etimologi

Nama Komoro diambil dari kosakata bahasa Arab yakni qamar (قمر) yang bermakna "bulan".[5]

Geografi

Komoro terletak di penghujung utara Selat Mozambik, di antara Madagaskar and Mozambik. Secara resmi negara Komoro terdiri daripada empat pulau di kepulauan gunung berapi Komoro, yaitu: Maori, Komoro Agung, Anjouan dan Moheli, dan juga banyak pulau kecil. Ibu kotanya ialah Moroni yang terletak di pulau Komoro Agung. Negara yang lapang wilayahnya semakin kecil dari pulau Alor ini melepaskan diri dari penjajahan Perancis tahun 1975 dan karena perbedaan agama karenanya beberapa yang beragama Kristen di pulau Maori memilih tetap bersama Perancis.[6][7]

Pulau Maori atau Mayotte yaitu satu-satunya pulau di kepulauan Komoro yang memilih menentang kemerdekaan dari Perancis untuk diproduksi menjadi degara Kesatuan Komoro, pulau Maori semakin memilih untuk tetap diproduksi menjadi yang dijajah Perancis daripada bergabung dengan Komoro. Namun Komoro masih tetap mengklaim Maori sebagai ronde dari negara tersebut. PBB telah menetapkan bahwa Maori yaitu ronde dari negara Komoro, namun Perancis telah memveto resolusi Majelis Keselamatan PBB yang akan meneguhkan kedaulatan Komoro terhadap pulau itu.[8][9] Di samping itu juga, pada 29 Maret 2009 referendum menyatakan bahwa Mayotte diproduksi menjadi sebuah yang dijajah luar dari Perancis dan pada tahun 2011 disahkan oleh kebanyakan penduduk Mayotte, namun Presiden Komoro sendiri menolak hasil keputusan dari referendum ini.[10]

Sejarah

Sebelum penjajahan

Penduduk pertama yang menduduki Kepulauan Komoro diperkirakan yaitu penduduk, nelayan dan pedagang dari Afrika dan Austronesia, yang melakukan perjalanan dengan menggunakan perahu. Mereka datang di Komoro sekitar zaman keenam Masehi, pencatatan sejarah yang paling awal berupa jejak arkeologi yang diketahui ditemukan di Anjouan.[11] Sehingga Komoro direbut oleh penduduk dari beragam wilayah di pantai Afrika, Teluk Persia, Indonesia, dan Madagaskar.[2]

Pendudukan Arab

Pada zaman ke-10, para pedagang Arab yang pertama telah membawa pengaruh Islam ke pulau-pulau di Komoro. Salah satu fakta yang paling kuat yaitu jual beli para budak-budak dari Afrika, dan meningkatkan penyebaran dan dominasi kebiasaan istiadat Arab di penjuru dunia.[2]

Pemukim Arab tinggal bersama penduduk yang berasal dari Indonesia-Malaysia, serta penduduk asli yang berbicara Bantu, Swahili dan bahasa di Afrika Timur.[2]

Di samping jaraknya yang jauh dari pantai Afrika, Komoro terletak di sepanjang selat utama antara Afrika dan Mozambik. Kepulauan Komoro, seperti kawasan pesisir lain di kawasan itu, yaitu kawasan persinggahan yang penting di jalur perdagangan pada kala awal penyebaran agama Islam, jalur ini sering dilalui oleh pedagang-pedagang Persia dan Arab. Untuk penyebaran agama Islam di Komoro, penduduk Arab membangun masjid agung.[12]

Pada tahun 933, pengaruh berbahasa Arab Sunni Persia dari Shiraz, Iran, mendominasi pulau-pulau di Komoro. Syirazi barang-barang yang dijual di sepanjang pantai Afrika Timur dan Timur Tengah, mendirikan pemerintahan dan tanah yang dijajah di kepulauan Komoro.[2]

Selama 3 (tiga) zaman kemudian, keempat pulau (Maori, Komoro Agung, Anjouan dan Moheli), dan juga banyak pulau kecil di Komoro diduduki oleh bangsa Shiraz. Selama bertahun-tahun dibagi diproduksi menjadi 11 kesultanan.

Pendudukan Arab di kawasan semakin meningkat bersamaan ketika Zanzibar jatuh pada kekuasaan bangsa Arab Oman, dan kebiasaan istiadat masyarakat Komoro, terutama sastra, kebiasaan istiadat dan agama juga semakin adil di bawah kekuasaan bangsa Arab menggantikan kebiasaan istiadat Swahili dan Afrika asli.[13]

Pendudukan Perancis dan Eropa

Para pelaut Portugis berlabuh di Komoro pada awal 1500-an. Perancis mengklaim pendudukan komoro pada tahun 1530, dan Inggris menyatakan klaim mereka pada tahun 1554.[2]

Pada zaman ke-17, bajak laut dari Madagaskar dan Eropa mengincar Komoro dan menjarah kapal-kapal yang berlayar menuju timur Samudra Hindia.[2] Pada tahun 1793, prajurit dari Madagaskar mulai menyerang pulau-pulau dikomoro untuk pertama kali, mereka mengambil penduduk Komoro untuk diproduksi menjadi sebagai budak, dan kemudian menetap dan merebut kekuasaan dari bangsa Arab di beragam wilayah. Di Komoro, diperkirakan pada tahun 1865, sebanyak 40% dari populasi penduduk Komoro terdiri dari para budak.[14] Perancis pertama kali mendirikan kolonial dan aturan di Komoro sekitar tahun 1841. Koloni Perancis terlebih dahdulu menduduki Maori, dan Andrian Tsouli, sebagai Raja Malagasi Mayotte, menandatangani Akad pada bulan April 1841, yang menyerahkan kekuasaan di pulau Mahori ke otoritas Perancis.[15]

Kemerdekaan

Pada tahun 1973 Komoro mengadakan sebuah kesepakatan dengan Perancis untuk kemerdekaan Komoro pada tahun 1978. Para wakil dari Mayotte abstain. Referendum dilaksanakan di empat pulau utama, tiga pulau sepakat untuk merdeka, sedangkan pulau Maori/Mayotte memilih untuk tetap di bawah pemerintahan Perancis.

Pada tanggal 6 Juli 1975 parlemen Komoro mengeluarkan resolusi sepihak untuk menyatakan kemerdekaan dari keempat pulau, Ahmed Abdallah memproklamasikan kemerdekaan Komoro diproduksi menjadi Negara Merdeka Komoro daulat al qamar (bahasa Arab: دولة القمر) atau État comorien dalam bahasa Perancis, dan dia diproduksi menjadi presiden pertama Komoro.[2]

Ketika kemerdekaan Komoro diakui oleh PBB, Perancis menarik dukungan ekonomi untuk Komoro sehingga terjadinya kekacauan ekonomi dan politik.[2]

Pariwisata

Seperti dilansir oleh Newser pada 31 Maret 2013, komoro termasuk ke dalam 10 negara di dunia yang paling jarang dikunjungi oleh wisatawan asing. Pada tahun 2010 negara ini ini berhasil menarik sebanyak 15.000 wisatawan asing.[16][17]

Komoro dikenal dengan suasana yang tenang, terpencil dan tidak terikat dari minuman keras, pulau-pulau di Komoro menawarkan liburan yang magis dan natural untuk wisatawan. Vegetasi di Pulau-pulau Komoro kaya dan beragam: 65% dari esensi parfum dunia berasal dari sini, diproses dari bunga ylang-ylang, melati, dan jeruk. Rempah-rempah, termasuk pala, cengkeh, lada dan vanili, juga banyak ditemukan di kepulauan ini.[18]

Pulau-pulau di Komoro yaitu pulau vulkanik dan dikelilingi oleh terumbu karang, dan wisata yang semakin menantang dapat mengunjungi puncak Gunung Kartala, sebuah gunung berapi aktif di Komoro Agung, atau menikmati beragam jenis olahraga cairan.[18]

Untuk wisata religi, wisatawan dapat mengunjungi beberapa masjid agung yang adil di Pulau-pulau Komoro, seperti Masjid Agung Ancienne Mosquée du Vendredi atau Masjid Jumat Kuno diproduksi menjadi tempat wisata andalan di kota Moroni.[19]

Media

Surat kabar

Meskipun negara ini tergabung dalam Liga Arab dan bahasa Arab diproduksi menjadi salah satu bahasa resminya, surat kabar utama yang adil di negara ini menggunakan bahasa Perancis, bahasa peninggalan kolonial Perancis.[20]

Media massa yang terdapat di Komoro di antaranya ialah surat kabar utama milik pemerintah Komoro al-Watwan (الوط�) yang diterbitkan di Moroni,[21] surat kabar berbahasa Perancis yang terbit setiap minggu ini dipublikasikan sejak tahun 1985,[20] selain berbicara Perancis surat kabar ini juga menyediakan jurnal berbicara Arab yang dapat diunduh di laman resminya.[21]

Surat kabar utama independen yaitu La Gazette des Comores, surat kabar independen berbicara Perancis yang berpusat di Moroni, Komoro Agung. Surat kabar harian ini pertama kali dipublikasikan pada tahun 1999.[20]

Kashkazi yaitu surat kabar independen berbicara Perancis yang terbit setiap bulan. Surat kabar ini berbasis di Moroni, Komoro Agung ini pertama kali terbit pada tahun 2005 yang menyediakan berita nasional dan internasional, dan juga beberapa artikel investigasi. Surat kabar ini juga memiliki laman web yang baik yang dapat dikunjungi oleh pembaca.[20][22][23]

Adil pula surat kabar Kwezi yang diterbitkan di Mayotte.

Radio

Seperti negara-negara di Afrika kebanyakan, radio yaitu media massa yang paling dominan. Radio milik pemerintah yaitu satu-satunya jaringan radio yang dapat mencakup seluruh kepulauan.[20]

Televisi

Komoro memiliki jaringan televisi yang lemah, dan memiliki sedikit sekali arus pribadi.[20]

Lihat juga

  • The Comoros Islands: Struggle Against Dependency in the Indian Ocean Malyn Newitt
  • Historical Dictionary of the Comoro Islands Martin and Harriet Ottenheimer
  • Shinzwani-English/English-Shinzwani Dictionary Harriet Ottenheimer
  • Lonely Planet World Guide: Madagascar and Comoros Gemma Pitcher and Patricia C. Wright

Catatan kaki

  1. ^ Source, unless otherwise specified: Demographic Yearbook—Table 3: Population by sex, rate of population increase, surface area and density (pdf). United Nations Statistics Division. 2008. Diakses 24 September 2010. 
    Entries in this table giving figures other than the figures given in this source are bracketed by asterisks () in the Notes field, and the rationale for the figure used are explained in the associated Note.
  2. ^ a b c d e f g h i (Inggris) "History of Comoro". Diakses 29-04-2013. 
  3. ^ Dominique and Michelle Frémy (2004).Quid 2005 Editions Robert Laffont. p.1175.
  4. ^ Human Development Indices, Table 3: Human and income poverty, p. 35. Retrieved on 1 June 2009
  5. ^ "islands of the moon". Diakses 12-4-30. 
  6. ^ The first UN General Assembly Resolution regarding the matter, "Question of the Comorian island of Mayotte (PDF)," United Nations General Assembly Resolution A/RES/31/4, (21 October 1976) states "the occupation by France of the Comorian island of Mayotte constitutes a flagrant encroachment on the national unity of the Comorian State, a Member of the United Nations," rejecting the French-administered referendums and condemning French presence in Mayotte.
  7. ^ As defined by the Organization of African Unity, the Movement of Non-Aligned Countries, the Organisation of the Islamic Conference, and the United Nations General Assembly: the most recent UN General Assembly Resolution regarding the matter, "Question of the Comorian island of Mayotte," United Nations General Assembly Resolution A/RES/49/18, (6 December 1994) states "the results of the referendum of 22 December 1974 were to be considered on a global basis and not island by island,...Reaffirms the sovereignty of the Islamic Federal Republic of the Comoros over the island of Mayotte". Several resolutions expressing similar sentiments were passed between 1977 (31/4) and 1994 (49/18).
  8. ^ "Subjects of UN Security Council Vetoes". Global Policy Forum. Diakses 2008-03-27. 
  9. ^ "Article 33" (PDF). UN Treaty. 
  10. ^ (Indonesia)"Presiden Komoro Seru Pemimpin Arab Tolak Hasil Referendum Mayotte Jadi Wilayah Perancis". Diakses 29-04-2013. 
  11. ^ Federal Research Division of the Library of Congress under the Country Studies/Area Handbook Program (August 1994). In Ralph K. Benesch. A Country Study: Comoros. Washington, D.C.: US Department of the Army. Diakses January 2007. 
  12. ^ Thomas Spear (2000). "Early Swahili History Reconsidered". The International Journal of African Historical Studies 33 (2): 264–5. 
  13. ^ Thomas Spear (1984). "The Shirazi in Swahili Traditions, Culture, and History". History in Africa 11: 291–305. doi:10.2307/3171638. 
  14. ^ "Comoros – Early Visitors and Settlers". Library of Congress Country Studies
  15. ^ Ottenheimer, Martin and Ottenheimer, Harriet (1994). Historical Dictionary of the Comoro Islands. African Historical Dictionaries; No. 59. Metuchen, N.J.: Scarecrow Press. hlm. 53–54. ISBN 978-0-585-07021-6. 
  16. ^ (Indonesia) Aceh Online "10 negara peling jarang dikunjungi". Diakses 15-5-2013. 
  17. ^ (Indonesia) merdeka.com "10 negara peling jarang dikunjungi". Diakses 15-5-2013. 
  18. ^ a b (Inggris) Komoro di Comoros Travel Guide
  19. ^ (Inggris) Wisata Komoro - A Friday Mosque overlooks Harbor Bay in Moroni, the capital.
  20. ^ a b c d e f (Inggris) "The Arab Press Network - Comoros". Diakses 20-5-2013. 
  21. ^ a b (Perancis)(Arab) Al-Watwan ' Al-Watwan, quotidien comorien, actualités et informations des Comores'
  22. ^ (Perancis) "Kashkazi". Diakses 20-5-2013. 
  23. ^ (Inggris) Hot Newspapers"Comoros Newspapers - Kashkazi, Online Newspaper from Comoros". Diakses 20-5-2013. 

Pranala luar

  • (Inggris) Informasi tentang Komoro
Apa fungsi akar pada tumbuhan wortel
Panduan wisata Comoros di Wikivoyage.

Sumber :
m.andrafarm.com, p2k.ptkpt.net, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb.


Page 22

Oman ( /ˈmɑːn/ oh-MAHN; bahasa Arab: عما� ʻUmān), resminya Kesultanan Oman (bahasa Arab: سلط�ة عُما� Salṭanat ʻUmān), adalah sebuah negara Arab di Asia Barat Daya di pesisir tenggara Jazirah Arab. Oman bersamaan batasnya dengan Uni Emirat Arab (UEA) di barat-laut, Arab Saudi di barat, dan Yaman di barat-daya. Pesisir ini dibentuk oleh Laut Arab di tenggara dan Teluk Oman di timur-laut. Enklave Madha dan Musandam dikelilingi oleh UEA di perbatasan daratnya, dengan Selat Hormuz dan Teluk Oman membentuk perbatasan pantai Musandam.

Selama satu periode, Oman pernah dibuat menjadi kekuatan daerah yang moderat, pernah memiliki kesultanan melintasi Selat Hormuz sampai ke Iran, dan wilayah yang sekarang dinamakan Pakistan, dan selatan jauh sampai ke Zanzibar di pesisir tenggara Afrika. Waktupun berganti, kekuatannya melemah, kesultanan ini dibuat menjadi jadi di bawah pengaruh kuat Britania Raya, meskipun Oman secara resmi tidak pernah dibuat menjadi anggota Imperium Britania, tidak juga dibuat menjadi protektorat Britania. Oman pernah dikuasai oleh dinasti Al Said sejak tahun 1744, dan telah lama menjalin hubungan militer dan politik dengan Britania Raya, dan Amerika Serikat, meskipun Oman memelihara kebijakan luar negeri yang lepas sama sekali.[5]

Oman adalah sebuah monarki mutlak, di mana Sultan Oman menjalankan kewenangan paripurna, meskipun demikian parlemen memiliki beberapa kekuasaan legislatif dan pengawasan.[6] Pada bulan November 2010, Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) menyatakan bahwa Oman, di sela 135 negara sedunia, adalah negara yang paling terperbaiki dalam 40 tahun terakhir.[7] Menurut indeks-indeks internasional, Oman adalah salah satu negara yang paling maju dan stabil di Dunia Arab.[8]

Geografi

Pembagian administratif

Sejak 28 Oktober 2011, Oman dibagi ke dalam sebelas kegubernuran (muhafazah):[9][10][11]

Di bawah kegubernuran, Oman dibagi dibuat menjadi beberapa provinsi (wilayat).

Galeri gambar

Lihat juga

  • Daftar negara-negara di dunia
  • Siklon Gonu

Referensi

Pranala luar


Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, ilmu-pendidikan.com, p2k.program-reguler.co.id, dsb.


Page 23

Oman ( /ˈmɑːn/ oh-MAHN; bahasa Arab: عما� ʻUmān), resminya Kesultanan Oman (bahasa Arab: سلط�ة عُما� Salṭanat ʻUmān), adalah sebuah negara Arab di Asia Barat Daya di pesisir tenggara Jazirah Arab. Oman bersamaan batasnya dengan Uni Emirat Arab (UEA) di barat-laut, Arab Saudi di barat, dan Yaman di barat-daya. Pesisir ini dibentuk oleh Laut Arab di tenggara dan Teluk Oman di timur-laut. Enklave Madha dan Musandam dikelilingi oleh UEA di perbatasan daratnya, dengan Selat Hormuz dan Teluk Oman membentuk perbatasan pantai Musandam.

Selama satu periode, Oman pernah dibuat menjadi kekuatan daerah yang moderat, pernah memiliki kesultanan melintasi Selat Hormuz sampai ke Iran, dan wilayah yang sekarang dinamakan Pakistan, dan selatan jauh sampai ke Zanzibar di pesisir tenggara Afrika. Waktupun berproses dan berubah, kekuatannya melemah, kesultanan ini dibuat menjadi berada di bawah pengaruh kuat Britania Raya, meskipun Oman secara resmi tidak pernah dibuat menjadi anggota Imperium Britania, tidak juga dibuat menjadi protektorat Britania. Oman pernah diduduki oleh dinasti Al Said sejak tahun 1744, dan telah lama menjalin hubungan militer dan politik dengan Britania Raya, dan Amerika Serikat, meskipun Oman memelihara kebijakan luar negeri yang lepas sama sekali.[5]

Oman adalah sebuah monarki mutlak, di mana Sultan Oman menjalankan kewenangan paripurna, meskipun demikian parlemen memiliki beberapa kekuasaan legislatif dan pengawasan.[6] Pada bulan November 2010, Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) menyatakan bahwa Oman, di sela 135 negara sedunia, adalah negara yang paling terperbaiki dalam 40 tahun terakhir.[7] Menurut indeks-indeks internasional, Oman adalah salah satu negara yang paling maju dan stabil di Dunia Arab.[8]

Geografi

Pembagian administratif

Sejak 28 Oktober 2011, Oman dibagi ke dalam sebelas kegubernuran (muhafazah):[9][10][11]

Di bawah kegubernuran, Oman dibagi dibuat menjadi beberapa provinsi (wilayat).

Galeri gambar

Lihat juga

  • Daftar negara-negara di dunia
  • Siklon Gonu

Referensi

Pranala luar


Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, ilmu-pendidikan.com, p2k.program-reguler.co.id, dsb.


Page 24

Oman ( /ˈmɑːn/ oh-MAHN; bahasa Arab: عما� ʻUmān), resminya Kesultanan Oman (bahasa Arab: سلط�ة عُما� Salṭanat ʻUmān), adalah sebuah negara Arab di Asia Barat Daya di pesisir tenggara Jazirah Arab. Oman bersamaan batasnya dengan Uni Emirat Arab (UEA) di barat-laut, Arab Saudi di barat, dan Yaman di barat-daya. Pesisir ini dibentuk oleh Laut Arab di tenggara dan Teluk Oman di timur-laut. Enklave Madha dan Musandam dikelilingi oleh UEA di perbatasan daratnya, dengan Selat Hormuz dan Teluk Oman membentuk perbatasan pantai Musandam.

Selama satu periode, Oman pernah dibuat menjadi kekuatan daerah yang moderat, pernah memiliki kesultanan melintasi Selat Hormuz sampai ke Iran, dan wilayah yang sekarang dinamakan Pakistan, dan selatan jauh sampai ke Zanzibar di pesisir tenggara Afrika. Waktupun berproses dan berubah, kekuatannya melemah, kesultanan ini dibuat menjadi berada di bawah pengaruh kuat Britania Raya, meskipun Oman secara resmi tidak pernah dibuat menjadi anggota Imperium Britania, tidak juga dibuat menjadi protektorat Britania. Oman pernah diduduki oleh dinasti Al Said sejak tahun 1744, dan telah lama menjalin hubungan militer dan politik dengan Britania Raya, dan Amerika Serikat, meskipun Oman memelihara kebijakan luar negeri yang lepas sama sekali.[5]

Oman adalah sebuah monarki mutlak, di mana Sultan Oman menjalankan kewenangan paripurna, meskipun demikian parlemen memiliki beberapa kekuasaan legislatif dan pengawasan.[6] Pada bulan November 2010, Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) menyatakan bahwa Oman, di sela 135 negara sedunia, adalah negara yang paling terperbaiki dalam 40 tahun terakhir.[7] Menurut indeks-indeks internasional, Oman adalah salah satu negara yang paling maju dan stabil di Dunia Arab.[8]

Geografi

Pembagian administratif

Sejak 28 Oktober 2011, Oman dibagi ke dalam sebelas kegubernuran (muhafazah):[9][10][11]

Di bawah kegubernuran, Oman dibagi dibuat menjadi beberapa provinsi (wilayat).

Galeri gambar

Lihat juga

  • Daftar negara-negara di dunia
  • Siklon Gonu

Referensi

Pranala luar


Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, ilmu-pendidikan.com, p2k.program-reguler.co.id, dsb.


Page 25

Oman ( /ˈmɑːn/ oh-MAHN; bahasa Arab: عما� ʻUmān), resminya Kesultanan Oman (bahasa Arab: سلط�ة عُما� Salṭanat ʻUmān), adalah sebuah negara Arab di Asia Barat Daya di pesisir tenggara Jazirah Arab. Oman bersamaan batasnya dengan Uni Emirat Arab (UEA) di barat-laut, Arab Saudi di barat, dan Yaman di barat-daya. Pesisir ini dibentuk oleh Laut Arab di tenggara dan Teluk Oman di timur-laut. Enklave Madha dan Musandam dikelilingi oleh UEA di perbatasan daratnya, dengan Selat Hormuz dan Teluk Oman membentuk perbatasan pantai Musandam.

Selama satu periode, Oman pernah dibuat menjadi kekuatan daerah yang moderat, pernah memiliki kesultanan melintasi Selat Hormuz sampai ke Iran, dan wilayah yang sekarang dinamakan Pakistan, dan selatan jauh sampai ke Zanzibar di pesisir tenggara Afrika. Waktupun berganti, kekuatannya melemah, kesultanan ini dibuat menjadi jadi di bawah pengaruh kuat Britania Raya, meskipun Oman secara resmi tidak pernah dibuat menjadi anggota Imperium Britania, tidak juga dibuat menjadi protektorat Britania. Oman pernah dikuasai oleh dinasti Al Said sejak tahun 1744, dan telah lama menjalin hubungan militer dan politik dengan Britania Raya, dan Amerika Serikat, meskipun Oman memelihara kebijakan luar negeri yang lepas sama sekali.[5]

Oman adalah sebuah monarki mutlak, di mana Sultan Oman menjalankan kewenangan paripurna, meskipun demikian parlemen memiliki beberapa kekuasaan legislatif dan pengawasan.[6] Pada bulan November 2010, Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) menyatakan bahwa Oman, di sela 135 negara sedunia, adalah negara yang paling terperbaiki dalam 40 tahun terakhir.[7] Menurut indeks-indeks internasional, Oman adalah salah satu negara yang paling maju dan stabil di Dunia Arab.[8]

Geografi

Pembagian administratif

Sejak 28 Oktober 2011, Oman dibagi ke dalam sebelas kegubernuran (muhafazah):[9][10][11]

Di bawah kegubernuran, Oman dibagi dibuat menjadi beberapa provinsi (wilayat).

Galeri gambar

Lihat juga

  • Daftar negara-negara di dunia
  • Siklon Gonu

Referensi

Pranala luar


Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, ilmu-pendidikan.com, p2k.program-reguler.co.id, dsb.


Page 26

Oman ( /ˈmɑːn/ oh-MAHN; bahasa Arab: عما� ʻUmān), resminya Kesultanan Oman (bahasa Arab: سلط�ة عُما� Salṭanat ʻUmān), adalah sebuah negara Arab di Asia Barat Daya di pesisir tenggara Jazirah Arab. Oman bersamaan batasnya dengan Uni Emirat Arab (UEA) di barat-laut, Arab Saudi di barat, dan Yaman di barat-daya. Pesisir ini dibentuk oleh Laut Arab di tenggara dan Teluk Oman di timur-laut. Enklave Madha dan Musandam dikelilingi oleh UEA di perbatasan daratnya, dengan Selat Hormuz dan Teluk Oman membentuk perbatasan pantai Musandam.

Selama satu periode, Oman pernah dibuat menjadi kekuatan daerah yang moderat, pernah memiliki kesultanan melintasi Selat Hormuz sampai ke Iran, dan wilayah yang sekarang dinamakan Pakistan, dan selatan jauh sampai ke Zanzibar di pesisir tenggara Afrika. Waktupun berganti, kekuatannya melemah, kesultanan ini dibuat menjadi jadi di bawah pengaruh kuat Britania Raya, meskipun Oman secara resmi tidak pernah dibuat menjadi anggota Imperium Britania, tidak juga dibuat menjadi protektorat Britania. Oman pernah dikuasai oleh dinasti Al Said sejak tahun 1744, dan telah lama menjalin hubungan militer dan politik dengan Britania Raya, dan Amerika Serikat, meskipun Oman memelihara kebijakan luar negeri yang lepas sama sekali.[5]

Oman adalah sebuah monarki mutlak, di mana Sultan Oman menjalankan kewenangan paripurna, meskipun demikian parlemen memiliki beberapa kekuasaan legislatif dan pengawasan.[6] Pada bulan November 2010, Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) menyatakan bahwa Oman, di sela 135 negara sedunia, adalah negara yang paling terperbaiki dalam 40 tahun terakhir.[7] Menurut indeks-indeks internasional, Oman adalah salah satu negara yang paling maju dan stabil di Dunia Arab.[8]

Geografi

Pembagian administratif

Sejak 28 Oktober 2011, Oman dibagi ke dalam sebelas kegubernuran (muhafazah):[9][10][11]

Di bawah kegubernuran, Oman dibagi dibuat menjadi beberapa provinsi (wilayat).

Galeri gambar

Lihat juga

  • Daftar negara-negara di dunia
  • Siklon Gonu

Referensi

Pranala luar


Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, ilmu-pendidikan.com, p2k.program-reguler.co.id, dsb.