Apa fungsi biji pada buah

Apa fungsi biji pada buah

Kios buah di Barcelona, Spanyol.

Show

Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah kebanyakan membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan wujud buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni untuk pemencar biji tumbuhan.

Pengertian buah dalam lingkup pertanian (hortikultura) atau pangan adalah semakin lapang daripada pengertian buah di atas dan kebanyakan disebut untuk buah-buahan. Buah dalam pengertian ini tidak terbatas yang terbentuk dari bakal buah, melainkan dapat pula berasal dari perkembangan organ lainnya. Karena itu, untuk membedakannya, buah yang berlandaskan menurut pengertian botani biasa disebut buah sejati.

Buah seringkali memiliki nilai ekonomi untuk bahan pangan maupun bahan baku industri karena di dalamnya disimpan berbagai macam produk metabolisme tumbuhan, mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, alkaloid, sampai terpena dan terpenoid. Ilmu yang mempelajari segala hal tentang buah dinamakan pomologi.

Pengertian botani dan ilmu pangan

Kesenjangan pengertian "buah" secara botani dan pangan (buah-buahan) dapat diamankan dari tabel berikut ini:

Buah sejatiBukan buah sejati
Buah-buahanPerkembangan dari bakal buah dan dikonsumsi untuk buah-buahan.
Contoh: kelapa, jeruk, mangga
Bukan perkembangan dari bakal buah tetapi dikonsumsi untuk buah-buahan.
Contoh: apel,cempedak, tin (ara), jambu monyet
Bukan buah-buahanPerkembangan dari bakal buah tetapi dianggap bukan buah-buahan.
Contoh: tomat, padi, kacang mede
Bukan perkembangan dari bakal buah dan dianggap bukan buah-buahan.
Contoh: buah nangka muda, bongkol bunga matahari

Guna botani

Apa fungsi biji pada buah

Buah semu dari tin, Ficus carica. Dinding luar buah semu adalah landasan bunga majemuk yang menangkup, menutupi 'biji-biji' yang sebetulnya masing-masing adalah sebutir buah.

Dalam pandangan botani, buah adalah sebagaimana tercantum pada paragraf pertama di atas. Pada banyak spesies tumbuhan, yang disebut buah mencakup bakal buah yang telah mengembang lanjut beserta dengan jaringan yang mengelilinginya. Bagi tumbuhan berbunga, buah adalah alat untuk menyebar luaskan biji-bijinya; telah tersedianya biji di dalam dapat mengindikasikan bahwa organ tersebut adalah buah, meski telah tersedia pula biji yang tidak berasal dari buah.[1]

Dalam batas tersebut, variasi buah bisa sangat agung, mencakup buah mangga, buah apel, buah tomat, cabai, dsb-nya. Namun juga bulir (kariopsis) padi, 'biji' (juga merupakan bulir!) jagung, atau polong kacang tanah. Sementara, dengan batas ini, buah jambu monyet atau buah nangka tidak termasuk untuk buah sejati.

Guna hortikultura atau pangan

Buah dalam pengertian hortikultura atau pangan merupakan pengertian yang dipakai oleh masyarakat lapang. Dalam pengertian ini, batas buah diproduksi menjadi longgar. Istilah "buah-buahan" dapat dipergunakan untuk pengertian demikian. Buah-buahan adalah setiap anggota tumbuhan di permukaan tanah yang tumbuh membesar dan (biasanya) berdaging atau banyak mengandung cairan.

Dapat dijumpai, buah sejati (dalam pengertian botani) yang digolongkan untuk sayur-sayuran, seperti buah tomat, buah cabai, polong kacang panjang, dan buah ketimun. Namun demikian, dapat dijumpai pula, buah tidak sejati (buah semu) yang digolongkan untuk buah-buahan, seperti buah jambu monyet (yang sebetulnya merupakan pembesaran landasan bunga; buah yang sejati adalah anggota ujung yang telah tersedia wujud seperti monyet membungkuk), buah nangka (yakni pembesaran tongkol bunga; buah yang sejati adalah pokok buah nangka yang berwarna putih (Jw. beton), bergetah, sedangkan anggota 'daging buah' yang dimakan orang adalah tenda bunga), atau buah nanas.

Pembentukan buah

Apa fungsi biji pada buah

Urutan perkembangan sejenis buah persik, Prunus persica, mulai dari kuncup bunga di awal musim dingin sampai masaknya buah di pertengahan musim panas, semakin dari 7½ bulan kemudian.

Buah adalah pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap bakal buah mengandung satu atau semakin bakal biji (ovulum), yang masing-masing mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi melewati suatu proses yang diawali oleh peristiwa penyerbukan, yakni berpindahnya serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik. Setelah serbuk sari melekat di kepala putik, serbuk sari berkecambah dan pokoknya tumbuh diproduksi menjadi buluh serbuk sari yang mengandung sperma. Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai putik menuju bakal biji, di mana terjadi persatuan sela sperma yang berasal dari serbuk sari dengan sel telur yang berdiam dalam bakal biji, membentuk zigot yang bersifat diploid. Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan adil plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur dan sperma, dan kariogami, yakni persatuan inti sel keduanya.[2]

Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh diproduksi menjadi embrio (lembaga), bakal biji tumbuh diproduksi menjadi biji, dan dinding bakal buah, yang disebut perikarp, tumbuh diproduksi menjadi berdaging (pada buah batu atau drupa) atau membentuk lapisan pelindung yang kering dan keras (pada buah geluk atau nux). Sementara itu, kelopak bunga (sepal), mahkota (petal), benangsari (stamen) dan putik (pistil) akan gugur atau bisa jadi bertahan beberapa sampai buah diproduksi menjadi. Pembentukan buah ini terus berlaku sampai biji diproduksi menjadi masak. Pada beberapa buah berbiji banyak, pertumbuhan daging buahnya umumnya sebanding dengan banyak bakal biji yang terbuahi.[3]

Dinding buah, yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada bunga, dikenal untuk perikarp (pericarpium). Perikarp ini sering mengembang semakin jauh, sehingga dapat dibedakan atas dua lapisan atau semakin. Yang di anggota luar disebut dinding luar, eksokarp (exocarpium), atau epikarp (epicarpium); yang di dalam disebut dinding dalam atau endokarp (endocarpium); serta lapisan tengah (bisa beberapa lapis) yang disebut dinding tengah atau mesokarp (mesocarpium).[4]

Pada beberapa buah, khususnya buah tunggal yang berasal dari bakal buah tenggelam, kadang-kadang bagian-bagian bunga lainnya (umpamanya tabung perhiasan bunga, kelopak, mahkota, atau benangsari) bersatu dengan bakal buah dan ikut mengembang membentuk buah. Bila bagian-bagian itu merupakan anggota utama dari buah, maka buah itu lalu disebut buah semu. Itulah sebabnya diproduksi menjadi penting untuk mempelajari struktur bunga, dalam kaitannya untuk memahami bagaimana suatu jenis buah terbentuk.[4][5]

Apa fungsi biji pada buah

Apa fungsi biji pada buah

Buah kurung bunga pukul empat (Mirabilis jalapa)

Apa fungsi biji pada buah

Buah geluk sejenis berangan (Castanea sativa), dinding luarnya seperti kayu

Apa fungsi biji pada buah

Buah kotak durian lai (Durio kutejensis) beruang lima

Apa fungsi biji pada buah

Buah bumbung Sterculia balanghas, sejenis kepuh; diamankan dari bawah

Apa fungsi biji pada buah

Buah polong johar (Senna siamea)

Apa fungsi biji pada buah

Buah pala (Myristica fragrans) yang memecah

Apa fungsi biji pada buah

Buah buni sebangsa ceplukan (Physalis peruviana), terlindung oleh kelopak bunga yang ikut mengembang bersama buah

Apa fungsi biji pada buah

Buah batu embacang (Mangifera foetida), memperlihatkan endokarpnya yang liat keras, di sela daging yang berserabut

Tipe-tipe buah

Buah-buah itu sedemikian beragam, sehingga sukarlah rasanya untuk menyusun suatu skema pengelompokan yang dapat mencakup semua jenis buah yang telah dikenal orang. Belum lagi telah tersedianya kekeliruan-kekeliruan yang mempertukarkan pengertian biji dan buah (misal: 'biji' jagung, yang sesungguhnya adalah buah secara botani).

Adil buah sejati (yang merupakan perkembangan dari bakal buah) maupun buah semu, dapat dibedakan atas tiga tipe landasan buah, yakni:[4]

  • buah tunggal, yakni buah yang terbentuk dari satu bunga dengan satu bakal buah, yang mengandung satu biji atau semakin.
  • buah ganda, yakni bila buah terbentuk dari satu bunga yang memiliki banyak bakal buah. Masing-masing bakal buah tumbuh diproduksi menjadi buah tersendiri, lepas-lepas, namun kemudiannya diproduksi menjadi himpunan buah yang nampak seperti satu buah. Misalnya adalah sirsak (Annona).
  • buah majemuk, yakni bila buah terbentuk dari bunga majemuk. Dengan demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyak bakal buah), yang pada kemudiannya seakan-akan diproduksi menjadi satu buah saja. Misalnya adalah nanas (Ananas), bunga matahari (Helianthus).

Buah kering

Buah tunggal, atau tepatnya buah sejati tunggal, semakin jauh lagi dapat dibedakan atas bentuk-bentuk buah kering (siccus), yakni yang anggota luarnya keras dan mengayu atau seperti kulit yang kering; dan buah berdaging (carnosus), yang dinding buahnya tebal berdaging.

Buah kering kemudian dibedakan atas buah yang tidak memecah (indehiscens) dan yang memecah (dehiscens). Buah indehiscens mengandung satu biji, sehingga untuk memencarkan bijinya buah ini tidak perlu memecah. Yang termasuk ke dalam himpunan ini adalah buah tipe padi, tipe kurung, dan tipe keras.[4]

Buah padi (caryopsis)

Buah padi (caryopsis, atau bulir) memiliki dinding buah yang tipis, dan berlekatan menyatu dengan kulit biji. Kulit biji ini kadang-kadang berlekatan pula dengan biji. Buah terbungkus oleh sekam. Buah suku padi-padian (Poaceae) dan teki-tekian (Cyperaceae) termasuk ke dalam himpunan ini.

Bulir atau buah padi adalah buah sekaligus biji. Anggota buah terletak di sebelah luar, terdiri dari lemma, palea, dan skutelum (scutellum). Anggota biji terdiri dari lapisan aleuron (hanya setebal satu lapis sel), endospermia (tempat penyimpanan cadangan makanan), dan embrio.

Buah kurung (achenium)

Buah kurung (achenium) memiliki dinding buah yang tipis, berdempetan namun tidak berlekatan dengan kulit biji. Misalnya adalah buah ('biji') bunga pukul empat (Mirabilis). Buah kurung majemuk misalnya adalah (buah) bunga matahari.

Buah keras (nux)

Buah keras atau geluk (nux) terbentuk dari dua helai daun buah (carpel) atau lebih; bakal biji semakin dari satu, namun kebanyakan hanya satu yang diproduksi menjadi biji sempurna. Dinding buah keras, kadangkala mengayu, tidak berlekatan dengan kulit biji. Misalnya adalah buah sarangan (Castanopsis).

Beberapa jenis buah keras, kulitnya mengalami pelebaran sehingga membentuk semacam sayap yang berjasa untuk menerbangkan buah ini—jika masak—menjauh dari pohon induknya. Buah bersayap (samara) semacam ini misalnya adalah buah meranti (Shorea) dan kerabatnya dari suku Dipterocarpaceae.

Buah kering yang memecah (dehiscens) umumnya mengandung semakin dari satu biji, sehingga memecahnya buah nampaknya terkait dengan upaya untuk memencarkan biji, agar tidak terkumpul di suatu tempat. Misalnya adalah:

Buah berbelah (schizocarpium)

Buah berbelah (schizocarpium) memiliki dua ruang atau semakin, masing-masing dengan sebutir biji di dalamnya. Bila memecah, ruang-ruang itu terpisah namun bijinya masih terbawa di dalam ruang. Sehingga masing-masing ruang seolah buah kurung yang tersendiri. Misalnya adalah kemangi (Ocimum), beberapa jenis anggota Malvaceae, dsb-nya.

Buah kendaga

Buah kendaga (rhegma) seperti buah belah, namun ruang-ruang itu masing-masing memecah, sehingga bijinya terlempar keluar. Masing-masing ruang terbentuk dari satu daun buah. Contoh: para (Hevea), jarak (Ricinus).

Buah kotak

Terdiri atas satu atau beberapa daun buah, berbiji banyak. Buah ini memecah bila masak, namun kulit buah yang pecah sampai lama tidak terlepas dari tangkai buah. Telah tersedia banyak jenis buah kotak. Buah kotak sejati (capsula) terdiri atas dua daun buah atau lebih; banyak ruangannya berlandaskan dengan banyak daun buah asalnya. Buah ini buka dengan berbagai macam programa. Misalnya adalah durian (Durio), anggrek (Orchidaceae). 'Daging buah' durian yang dimakan sebetulnya adalah arilus (salut biji), perbesaran dari selaput penutup biji.

Selain itu, masih telah tersedia lagi beberapa jenis buah kotak seperti berikut ini:

Buah bumbung

Buah bumbung (folliculus) berasal dari bakal buah yang terdiri atas satu daun buah dengan banyak biji. Bila masak, kotak terbelah menurut salah satu kampuhnya, kebanyakan kampuh perut. Misalnya adalah widuri (Calotropis), kepuh (Sterculia).

Buah polong

Buah polong (legumen) terdiri atas satu daun buah dengan satu ruangan dan banyak biji; sering pula ruangan ini terpisah-pisah oleh sekat semu. Bila masak, ruangan akan buka menurut kedua kampuhnya yang memanjang. Misalnya adalah aneka jenis polong-polongan (Fabaceae, atau dahulu disebut Leguminosae).

Buah lobak

Buah lobak (siliqua) tersusun dari dua daun buah dengan satu ruangan yang tersekat oleh sekat semu. Buah terpecah menurut kedua kampuhnya ketika masak, namun ujungnya masih berlekatan. Biji sebentar masih melekat pada sekat semu, yang sebetulnya adalah tembuni, sebelum pada kemudiannya terlepas. Misalnya adalah jenis-jenis Cruciferae.

Buah berdaging

Buah-buah tunggal berdaging kebanyakan tidak memecah (membuka) ketika masak. Salah satu perkecualiannya adalah pala (Myristica). Beberapa wujud buah berdaging, di antaranya:

Buah buni

Buah buni (bacca) telah tersedia dinding buah terdiri dari dua lapisan, yakni lapisan luar (eksokarp atau epikarp) yang tipis dan lapisan dalam (endokarp) yang tebal, lunak dan berair. Biji-biji bebas dalam lapisan dalam tersebut. Misalnya adalah buni (marga Antidesma), belimbing (Averrhoa), jambu biji (Psidium), serta tomat dan terung (Solanum) .

Buah mentimun

Buah mentimun (pepo) serupa dengan buah buni, namun dengan dinding luar yang semakin tebal dan kuat. Pada buah yang masak, di tengahnya sering terdapat ruangan dan daging buahnya bersatu dengan banyak biji di dalam ruangan tersebut. Misalnya adalah mentimun (Cucurbita) dan kerabatnya.

Buah jeruk

Buah jeruk (hesperidium) adalah variasi dari buah buni dengan tiga lapisan dinding buah. Lapisan luar yang liat dan mengandung kelenjar minyak; lapisan tengah yang serupa jaringan bunga karang dan umumnya keputih-putihan; serta lapisan dalam yang bersekat-sekat, dengan gelembung-gelembung mengandung cairan di dalamnya. Biji-biji tersebar di sela gelembung-gelembung itu. Contoh: buah jeruk (Citrus).

Buah batu

Buah batu (drupa) memiliki tiga lapisan dinding buah. Eksokarp umumnya tipis menjangat (seperti kulit); mesokarp yang berdaging atau berserabut; dan endokarp yang liat, tebal dan keras, bahkan dapat amat keras seperti batu. Misalnya adalah mangga (Mangifera), dengan mesokarp berdaging; atau kelapa (Cocos), yang mesokarpnya berserabut

Buah delima

Dinding luarnya liat, keras atau kaku, nyaris seperti kayu; dinding dalam tipis, liat, bersekat-sekat. Masing-masing ruang dengan banyak biji. Selaput biji tebal berair dan dapat dimakan. Misalnya adalah delima (Punica).

Buah ganda

Buah berganda adalah buah yang terbentuk dari satu kuntum bunga yang memiliki banyak bakal buah. Tiap-tiap bakal buah itu tumbuh diproduksi menjadi buah yang tersendiri, lepas-lepas, namun kemudiannya diproduksi menjadi himpunan buah yang nampak seperti satu buah. Berlandaskan dengan bentuk-bentuk buah penyusunnya, maka dikenal beberapa jenis buah berganda. Misalnya:

  • buah kurung berganda, misalnya pada buah mawar (Rosa).
  • buah bumbung berganda, misalnya pada cempaka (Michelia).
  • buah buni berganda, misalnya pada sirsak (Annona).
  • buah batu berganda, misalnya pada murbei (Morus).

Buah majemuk

Apa fungsi biji pada buah

Pada beberapa jenis tumbuhan, seperti pace, bunga muncul secara teratur dan terus menerus sepanjang tahun, sehingga kita dapat melihat telah tersedianya bunga, pentil (buah muda) dan buah masak pada ketika yang bersamaan di satu pohon

Buah majemuk adalah buah hasil perkembangan bunga majemuk. Dengan demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyak bakal buah), yang tumbuh sedemikian sehingga pada kemudiannya seakan-akan diproduksi menjadi satu buah saja. Dikenal pula beberapa jenis buah majemuk, di antaranya:

  • buah padi majemuk, misalnya jagung (Zea). Tongkol jagung sebetulnya mengandung deretan buah-buah jagung, bukan biji jagung.
  • buah kurung majemuk, misalnya buah bunga matahari (Helianthus).
  • buah buni majemuk, misalnya buah nanas (Ananas).
  • buah batu majemuk, misalnya buah pandan (Pandanus), pace (Morinda).

Terlihat pada foto di kanan, tahap-tahap perkembangan buah majemuk pada pace. Bunga-bunga pace bersama-sama menjadi satu kumpulan dalam satu perbungaan (bunga majemuk) yang disebut bongkol. Setelah diserbuki dan dibuahi, setiap kuntum bunga mulai tumbuh diproduksi menjadi buah batu (drupa). Dalam perkembangannya, buah-buah batu ini pada kemudiannya saling luluh diproduksi menjadi sebutir buah batu majemuk.[6]

Berlandaskan dengan ruang lingkup, buah ganda dan buah majemuk sukar disebut buah sejati. Karena pada buah-buah tersebut terdapat bagian-bagian lain dari bunga –selain bakal buah– yang ikut bertumbuh dan mengembang diproduksi menjadi buah, adil bagian-bagian itu diproduksi menjadi anggota utama buah ataupun bukan.[4]

Buah tak berbiji

Apa fungsi biji pada buah

Jeruk sukun (tak berbiji)

Telah tersedianya tak berbiji merupakan salah satu ciri penting buah-buahan komersial. Kultivar-kultivar pisang dan nanas adalah misalnya. Demikian pula, buah-buah jeruk, anggur, dan semangka dari kultivar tak berbiji umumnya dihargai semakin mahal. Telah tersedianya tak berbiji demikian biasa pula disebut sukun.[7]

Pada sejumlah spesies, telah tersedianya tak berbiji merupakan hasil dari partenokarpi, yakni proses pembentukan buah tanpa terjadinya pembuahan sebelumnya. Buah partenokarpi bisa terbentuk dengan atau tanpa peristiwa penyerbukan. Kebanyakan kultivar jeruk sukun memerlukan penyerbukan untuk proses pembentukannya; namun pisang dan nanas tidak memerlukannya. Sementara itu, telah tersedianya tak berbiji pada anggur sebetulnya terjadi karena matinya atau tidak tumbuhnya embrio (dan biji) yang dihasilkan oleh pembuahan, telah tersedianya yang dikenal untuk stenospermokarpi, yang memerlukan proses penyerbukan dan pembuahan secara normal.[8]

Pemencaran biji

Variasi dalam wujud dan struktur buah terkait dengan upaya-upaya pemencaran biji. Pemencaran ini bisa terjadi dengan bantuan binatang, angin, arus cairan, atau proses pecahnya buah yang sedemikian rupa sehingga melontarkan biji-bijinya sampai jauh.[9]

Pemencaran oleh binatang (zookori)

Pemencaran oleh binatang biasa terjadi pada buah-buah yang memiliki bagian-bagian yang banyak mengandung gula atau bahan makanan lainnya. Musang, misalnya, menyukai buah-buah yang manis atau mengandung tepung dan minyak yang menghasilkan energi. Aneka jenis buah, termasuk pepaya, kopi dan aren, dimakannya namun biji-bijinya tidak tercerna dalam perutnya. Biji-biji itu, setelah terbawa ke mana-mana dalam tubuh musang, kemudiannya dikeluarkan bersama tinja, di tempat yang bisa jadi cukup jauh dari pohon asalnya. Demikian pula yang terjadi pada beberapa jenis biji-biji rumput dan semak yang dimakan oleh ruminansia. Pemencaran seperti itu disebut endozoik.[4] Dari golongan burung, telah dikenal sejak lama bahwa burung cabe (Dicaeidae) memiliki keterkaitan yang ketat dengan penyebaran beberapa jenis pasilan atau benalu (Loranthaceae); yang buah-buahnya diproduksi menjadi makanan burung tersebut dan bijinya yang amat lengket terbawa pindah ke pohon-pohon lain.[10][11]

Programa lain adalah apa yang disebut epizoik, yakni pemencaran dengan programa menempel di anggota luar tubuh binatang. Buah atau biji yang epizoik kebanyakan memiliki kait atau duri, agar remeh melekat dan terbawa pada rambut, kulit atau anggota badan binatang lainnya. Misalnya pada buah-buah rumput jarum (Andropogon), sangketan (Achyranthes), pulutan (Urena) dsb-nya.[4]

Pemencaran oleh angin (anemokori)

Di kawasan hutan hujan tropika, pemencaran oleh angin merupakan programa yang efektif untuk menyebarkan buah dan biji, nomor dua setelah pemencaran oleh binatang.[12] Tidak tidak seperti biasa bila Dipterocarpaceae, kebanyakan memiliki wujud buah samara, diproduksi menjadi salah satu suku pohon yang mendominasi tegakan hutan di Kalimantan dan Sumatra. Tumbuhan lain yang memanfaatkan angin, yang juga melimpah keberadaannya di hutan hujan ini, adalah jenis-jenis anggrek (Orchidaceae). Buah anggrek merupakan buah kotak yang memecah dengan celah-celah, untuk melepaskan biji-bijinya yang halus dan remeh diterbangkan angin.[4]

Alih-alih buahnya, pada jenis-jenis tumbuhan tertentu adalah bijinya yang memiliki sayap atau alat melayang lainnya. Biji-biji bersayap ini misalnya adalah biji bayur (Pterospermum), mahoni (Swietenia), atau tusam (Pinus). Biji kapas (Gossypium) dan kapok (Ceiba) memiliki serat-serat yang membantunya melayang bersama angin.

Pemencaran oleh cairan (hidrokori)

Buah-buah yang dipencarkan oleh cairan kebanyakan memiliki jaringan pengapung (seperti gabus) yang terisi udara atau jaringan yang tak basah oleh cairan. Misalnya adalah jaringan sabut pada buah-buah kelapa (Cocos), ketapang (Terminalia) atau putat (Barringtonia).[4]

Buah bakau (Rhizophora) telah berkecambah semasa masih melekat di batangnya (vivipar). Akar lembaga dan hipokotilnya tumbuh memanjang keluar dari buah dan menggantung di ujung ranting, sampai pada ketikanya kecambah terlepas dan jatuh ke lumpur atau cairan di bawahnya.[13] Kecambah yang jatuh ke lumpur mungkin langsung menancap dst-nya tumbuh di situ; namun yang jatuh ke cairan akan terapung dan bisa jadi terbawa arus cairan sungai atau laut sampai ke tempat yang baru, di mana kecambah itu tersangkut dan tumbuh diproduksi menjadi pohon.

Apa fungsi biji pada buah

Buah kotak sejenis pacar cairan (Impatiens walleriana)

Pemencaran sendiri

Beberapa banyak jenis buah, melemparkan sendiri biji-bijinya melewati berbagai mekanisme pecahnya dinding buah, yang beberapa agung berlandaskan pada peristiwa higroskopi atau turgesensi.[4] Buah-buah kering yang memecah sendiri (dehiscens), di ketika masak kehilangan kadar cairannya, sampai pada lengas tertentu bagian-bagian yang terkait melenting secara tiba-tiba, memecah kampuh, dan melontarkan biji-biji di dalamnya ke kejauhan. Misalnya adalah buah para (Hevea), yang sering terdengar 'meletus' di kala hari panas. Demikian pula berbagai macam polong-polongan (Fabaceae), yang dapat melontarkan biji sampai beberapa puluh meter jauhnya. Buah pacar cairan (Impatiens), karena sifat lentingnya, bahkan sering dipergunakan anak-anak untuk jadi pemain.

Lihat juga

Referensi

  1. ^ Lewis, Robert A. (January 1, 2002). CRC Dictionary of Agricultural Sciences. CRC Press. pp. 375–376. ISBN 0-8493-2327-4. 
  2. ^ Mauseth, James D. (2003). Botany: an introduction to plant biology. Boston: Jones and Bartlett Publishers. p. 258. ISBN 978-0-7637-2134-3. 
  3. ^ Mauseth. Botany. Chapter 9: Flowers and Reproduction. 
  4. ^ a b c d e f g h i j Tjitrosoepomo, Gembong (1989). Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah Mada Univ. Press. pp. 69–75. ISBN 979-420-084-0. 
  5. ^ Mauseth, James D. (April 1, 2003). Botany: An Introduction to Plant Biology. Jones and Bartlett. pp. 271–272. ISBN 0-7637-2134-4. 
  6. ^ Parker, Philip M. (December 1, 2004). Morinda Citrifolia - A Medical Dictionary, Bibliography, and Annotated Research Guide to Internet References. ICON Group. ISBN 0-497-00758-4. 
  7. ^ Pusat Bahasa (2001). Kamus Agung Bahasa Indonesia. Balai Pustaka - Jakarta. pp. hal.1099. ISBN 979-407-182-X. 
  8. ^ Spiegel-Roy, P.; E. E. Goldschmidt (August 28, 1996). The Biology of Citrus. Cambridge University Press. pp. 87–88. ISBN 0-521-33321-0. 
  9. ^ Capon, Brian (February 25, 2005). Botany for Gardeners. Timber Press. pp. 198–199. ISBN 0-88192-655-8. 
  10. ^ Docters van Leeuwen, W.M. (1933). Biology of plants and animals occuring in the higher parts of Mount Pangrango-Gedeh in West Java. Verhand. Konink. Akad. van Wetensch. Amsterdam afd. Natuurk. pp. 134–135. 
  11. ^ MacKinnon, J. (1993). Panduan Lapangan Pengenalan Burung-burung di Jawa dan Bali. Gadjah Mada University Press. pp. 363–364. ISBN 979-420-150-2. 
  12. ^ Whitmore, T.C. (1984). Tropical Rain Forest of the Far East. Clarendon Press]]. p. 75. ISBN 0-19-854136-8. 
  13. ^ Tjitrosoepomo (1989). Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). pp. hal. 66. 

Pranala luar

  • Guna Buah dan Sayuran (pdf)
  • Foto-foto perkembangan bunga diproduksi menjadi buah pada bioimages.vanderbilt.edu
  • Foto-foto pemencaran buah dan biji pada bioimages.vanderbilt.edu
  • Fakta tentang buah dari California Rare Fruit Growers, Inc.
  • Buah dalam Encyclopedia Britannica 1911

edunitas.com


Page 2

Apa fungsi biji pada buah

Kios buah di Barcelona, Spanyol.

Buah yaitu organ pada tumbuhan berbunga yang yaitu perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah kebanyakan membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan wujud buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sbg pemencar biji tumbuhan.

Pengertian buah dalam lingkup pertanian (hortikultura) atau pangan yaitu semakin lapang daripada pengertian buah di atas dan kebanyakan dinamakan sbg buah-buahan. Buah dalam pengertian ini tidak terbatas yang terbentuk dari bakal buah, melainkan bisa pula berasal dari perkembangan organ lainnya. Karena itu, sbg membedakannya, buah yang berlandaskan menurut pengertian botani biasa dinamakan buah sejati.

Buah seringkali mempunyai nilai ekonomi sbg bahan pangan maupun bahan baku industri karena di dalamnya disimpan bermacam jenis produk metabolisme tumbuhan, mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, alkaloid, sampai terpena dan terpenoid. Ilmu yang mempelajari segala hal tentang buah dinamakan pomologi.

Pengertian botani dan ilmu pangan

Kesenjangan pengertian "buah" secara botani dan pangan (buah-buahan) bisa dikawal dari tabel berikut ini:

Guna botani

Apa fungsi biji pada buah

Buah semu dari tin, Ficus carica. Dinding luar buah semu yaitu dasar bunga majemuk yang menangkup, menutupi 'biji-biji' yang sebetulnya masing-masing yaitu sebutir buah.

Dalam pandangan botani, buah yaitu sebagaimana tercantum pada paragraf pertama di atas. Pada banyak spesies tumbuhan, yang dinamakan buah mencakup bakal buah yang telah mengembang lanjut beserta dengan jaringan yang mengelilinginya. Untuk tumbuhan berbunga, buah yaitu alat sbg menyebar luaskan biji-bijinya; keadaan biji di dalam bisa mengindikasikan bahwa organ tersebut yaitu buah, meski mempunyai pula biji yang tidak berasal dari buah.[1]

Dalam batas tersebut, variasi buah bisa sangat mulia, mencakup buah mangga, buah apel, buah tomat, cabai, dan sbgnya. Namun juga bulir (kariopsis) padi, 'biji' (juga yaitu bulir!) jagung, atau polong kacang tanah. Sementara, dengan batas ini, buah jambu monyet atau buah nangka tidak termasuk sbg buah sejati.

Guna hortikultura atau pangan

Buah dalam pengertian hortikultura atau pangan yaitu pengertian yang dipakai oleh masyarakat lapang. Dalam pengertian ini, batas buah diproduksi menjadi longgar. Istilah "buah-buahan" bisa dipergunakan sbg pengertian demikian. Buah-buahan yaitu setiap anggota tumbuhan di permukaan tanah yang tumbuh membesar dan (biasanya) berdaging atau banyak mengandung cairan.

Bisa dijumpai, buah sejati (dalam pengertian botani) yang digolongkan sbg sayur-sayuran, seperti buah tomat, buah cabai, polong kacang panjang, dan buah ketimun. Namun demikian, bisa dijumpai pula, buah tidak sejati (buah semu) yang digolongkan sbg buah-buahan, seperti buah jambu monyet (yang sebetulnya yaitu pembesaran dasar bunga; buah yang sejati yaitu anggota ujung yang berwujud seperti monyet membungkuk), buah nangka (yakni pembesaran tongkol bunga; buah yang sejati yaitu pokok buah nangka yang berwarna putih (Jw. beton), bergetah, sedangkan anggota 'daging buah' yang dimakan orang yaitu tenda bunga), atau buah nanas.

Pembentukan buah

Apa fungsi biji pada buah

Urutan perkembangan sejenis buah persik, Prunus persica, mulai dari kuncup bunga di awal musim dingin sampai masaknya buah di pertengahan musim panas, semakin dari 7½ bulan kemudian.

Buah yaitu pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap bakal buah mempunyai isinya satu atau semakin bakal biji (ovulum), yang masing-masing mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi melalui suatu proses yang diawali oleh peristiwa penyerbukan, yakni berpindahnya serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik. Setelah serbuk sari melekat di kepala putik, serbuk sari berkecambah dan pokoknya tumbuh diproduksi menjadi buluh serbuk sari yang mempunyai isinya sperma. Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai putik menuju bakal biji, di mana terjadi persatuan antara sperma yang berasal dari serbuk sari dengan sel telur yang berdiam dalam bakal biji, membentuk zigot yang bersifat diploid. Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan sepatutnya plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur dan sperma, dan kariogami, yakni persatuan inti sel keduanya.[2]

Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh diproduksi menjadi embrio (lembaga), bakal biji tumbuh diproduksi menjadi biji, dan dinding bakal buah, yang dinamakan perikarp, tumbuh diproduksi menjadi berdaging (pada buah batu atau drupa) atau membentuk lapisan pelindung yang kering dan keras (pada buah geluk atau nux). Sementara itu, kelopak bunga (sepal), mahkota (petal), benangsari (stamen) dan putik (pistil) hendak gugur atau bisa jadi bertahan beberapa sampai buah diproduksi menjadi. Pembentukan buah ini terus berlanjut sampai biji diproduksi menjadi masak. Pada beberapa buah berbiji banyak, pertumbuhan daging buahnya umumnya sebanding dengan banyak bakal biji yang terbuahi.[3]

Dinding buah, yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada bunga, dikenal sbg perikarp (pericarpium). Perikarp ini sering mengembang semakin jauh, sehingga bisa dibedakan atas dua lapisan atau semakin. Yang di anggota luar dinamakan dinding luar, eksokarp (exocarpium), atau epikarp (epicarpium); yang di dalam dinamakan dinding dalam atau endokarp (endocarpium); serta lapisan tengah (bisa beberapa lapis) yang dinamakan dinding tengah atau mesokarp (mesocarpium).[4]

Pada beberapa buah, khususnya buah tunggal yang berasal dari bakal buah tenggelam, kadang-kadang bagian-bagian bunga lainnya (umpamanya tabung perhiasan bunga, kelopak, mahkota, atau benangsari) bersatu dengan bakal buah dan ikut mengembang membentuk buah. Bila bagian-bagian itu yaitu anggota utama dari buah, maka buah itu lalu dinamakan buah semu. Itulah sebabnya diproduksi menjadi penting sbg mempelajari struktur bunga, dalam kaitannya sbg memahami bagaimana suatu jenis buah terbentuk.[4][5]

Apa fungsi biji pada buah

Apa fungsi biji pada buah

Buah kurung bunga pukul empat (Mirabilis jalapa)

Apa fungsi biji pada buah

Buah geluk sejenis berangan (Castanea sativa), dinding luarnya seperti kayu

Apa fungsi biji pada buah

Buah kotak durian lai (Durio kutejensis) beruang lima

Apa fungsi biji pada buah

Buah bumbung Sterculia balanghas, sejenis kepuh; dikawal dari bawah

Apa fungsi biji pada buah

Buah polong johar (Senna siamea)

Apa fungsi biji pada buah

Buah pala (Myristica fragrans) yang memecah

Apa fungsi biji pada buah

Buah buni sebangsa ceplukan (Physalis peruviana), terlindung oleh kelopak bunga yang ikut mengembang bersama buah

Apa fungsi biji pada buah

Buah batu embacang (Mangifera foetida), memperlihatkan endokarpnya yang liat keras, di antara daging yang berserabut

Tipe-tipe buah

Buah-buah itu sedemikian beragam, sehingga sukarlah rasanya sbg menyusun suatu skema pengelompokan yang bisa mencakup semua jenis buah yang telah dikenal orang. Belum lagi keadaan kekeliruan-kekeliruan yang mempertukarkan pengertian biji dan buah (misal: 'biji' jagung, yang sesungguhnya yaitu buah secara botani).

Sepatutnya buah sejati (yang yaitu perkembangan dari bakal buah) maupun buah semu, bisa dibedakan atas tiga tipe dasar buah, yakni:[4]

  • buah tunggal, yakni buah yang terbentuk dari satu bunga dengan satu bakal buah, yang mempunyai isinya satu biji atau semakin.
  • buah ganda, yakni bila buah terbentuk dari satu bunga yang mempunyai banyak bakal buah. Masing-masing bakal buah tumbuh diproduksi menjadi buah tersendiri, lepas-lepas, namun hasilnya diproduksi menjadi himpunan buah yang nampak seperti satu buah. Contohnya yaitu sirsak (Annona).
  • buah majemuk, yakni bila buah terbentuk dari bunga majemuk. Dengan demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyak bakal buah), yang pada hasilnya seakan-akan diproduksi menjadi satu buah saja. Contohnya yaitu nanas (Ananas), bunga matahari (Helianthus).

Buah kering

Buah tunggal, atau tepatnya buah sejati tunggal, semakin jauh lagi bisa dibedakan atas bentuk-bentuk buah kering (siccus), yakni yang anggota luarnya keras dan mengayu atau seperti kulit yang kering; dan buah berdaging (carnosus), yang dinding buahnya tebal berdaging.

Buah kering kemudian dibedakan atas buah yang tidak memecah (indehiscens) dan yang memecah (dehiscens). Buah indehiscens mempunyai isinya satu biji, sehingga sbg memencarkan bijinya buah ini tidak perlu memecah. Yang termasuk ke dalam himpunan ini yaitu buah tipe padi, tipe kurung, dan tipe keras.[4]

Buah padi (caryopsis)

Buah padi (caryopsis, atau bulir) mempunyai dinding buah yang tipis, dan berlekatan menyatu dengan kulit biji. Kulit biji ini kadang-kadang berlekatan pula dengan biji. Buah terbungkus oleh sekam. Buah suku padi-padian (Poaceae) dan teki-tekian (Cyperaceae) termasuk ke dalam himpunan ini.

Bulir atau buah padi yaitu buah sekaligus biji. Anggota buah terletak di sebelah luar, terdiri dari lemma, palea, dan skutelum (scutellum). Anggota biji terdiri dari lapisan aleuron (hanya setebal satu lapis sel), endospermia (tempat penyimpanan cadangan makanan), dan embrio.

Buah kurung (achenium)

Buah kurung (achenium) mempunyai dinding buah yang tipis, berdempetan namun tidak berlekatan dengan kulit biji. Contohnya yaitu buah ('biji') bunga pukul empat (Mirabilis). Buah kurung majemuk contohnya yaitu (buah) bunga matahari.

Buah keras (nux)

Buah keras atau geluk (nux) terbentuk dari dua helai daun buah (carpel) atau lebih; bakal biji semakin dari satu, namun kebanyakan hanya satu yang diproduksi menjadi biji sempurna. Dinding buah keras, kadangkala mengayu, tidak berlekatan dengan kulit biji. Contohnya yaitu buah sarangan (Castanopsis).

Beberapa jenis buah keras, kulitnya merasakan pelebaran sehingga membentuk semacam sayap yang berjasa sbg menerbangkan buah ini—jika masak—menjauh dari pohon induknya. Buah bersayap (samara) semacam ini contohnya yaitu buah meranti (Shorea) dan kerabatnya dari suku Dipterocarpaceae.

Buah kering yang memecah (dehiscens) umumnya mempunyai isinya semakin dari satu biji, sehingga memecahnya buah nampaknya terkait dengan upaya sbg memencarkan biji, supaya tidak terkumpul di suatu tempat. Misalnya adalah:

Buah berbelah (schizocarpium)

Buah berbelah (schizocarpium) mempunyai dua ruang atau semakin, masing-masing dengan sebutir biji di dalamnya. Bila memecah, ruang-ruang itu terpisah namun bijinya masih terbawa di dalam ruang. Sehingga masing-masing ruang seolah buah kurung yang tersendiri. Contohnya yaitu kemangi (Ocimum), beberapa jenis anggota Malvaceae, dan sbgnya.

Buah kendaga

Buah kendaga (rhegma) seperti buah belah, namun ruang-ruang itu masing-masing memecah, sehingga bijinya terlempar keluar. Masing-masing ruang terbentuk dari satu daun buah. Contoh: para (Hevea), jarak (Ricinus).

Buah kotak

Terdiri atas satu atau beberapa daun buah, berbiji banyak. Buah ini memecah bila masak, namun kulit buah yang pecah sampai lama tidak terlepas dari tangkai buah. Mempunyai banyak jenis buah kotak. Buah kotak sejati (capsula) terdiri atas dua daun buah atau lebih; banyak ruangannya berlandaskan dengan banyak daun buah asalnya. Buah ini buka dengan bermacam-macam cara. Contohnya yaitu durian (Durio), anggrek (Orchidaceae). 'Daging buah' durian yang dimakan sebetulnya yaitu arilus (salut biji), perbesaran dari selaput penutup biji.

Selain itu, masih mempunyai lagi beberapa jenis buah kotak seperti berikut ini:

Buah bumbung

Buah bumbung (folliculus) berasal dari bakal buah yang terdiri atas satu daun buah dengan banyak biji. Bila masak, kotak terbelah menurut salah satu kampuhnya, kebanyakan kampuh perut. Contohnya yaitu widuri (Calotropis), kepuh (Sterculia).

Buah polong

Buah polong (legumen) terdiri atas satu daun buah dengan satu ruangan dan banyak biji; sering pula ruangan ini terpisah-pisah oleh sekat semu. Bila masak, ruangan hendak buka menurut kedua kampuhnya yang memanjang. Contohnya yaitu aneka jenis polong-polongan (Fabaceae, atau dahulu dinamakan Leguminosae).

Buah lobak

Buah lobak (siliqua) tersusun dari dua daun buah dengan satu ruangan yang tersekat oleh sekat semu. Buah terpecah menurut kedua kampuhnya ketika masak, namun ujungnya masih berlekatan. Biji sebentar masih melekat pada sekat semu, yang sebetulnya yaitu tembuni, sebelum pada hasilnya terlepas. Contohnya yaitu jenis-jenis Cruciferae.

Buah berdaging

Buah-buah tunggal berdaging kebanyakan tidak memecah (membuka) ketika masak. Salah satu perkecualiannya yaitu pala (Myristica). Beberapa wujud buah berdaging, di antaranya:

Buah buni

Buah buni (bacca) mempunyai dinding buah terdiri dari dua lapisan, yakni lapisan luar (eksokarp atau epikarp) yang tipis dan lapisan dalam (endokarp) yang tebal, lunak dan berair. Biji-biji tidak terikat dalam lapisan dalam tersebut. Contohnya yaitu buni (marga Antidesma), belimbing (Averrhoa), jambu biji (Psidium), serta tomat dan terung (Solanum) .

Buah mentimun

Buah mentimun (pepo) serupa dengan buah buni, namun dengan dinding luar yang semakin tebal dan kuat. Pada buah yang masak, di tengahnya sering terdapat ruangan dan daging buahnya bersatu dengan banyak biji di dalam ruangan tersebut. Contohnya yaitu mentimun (Cucurbita) dan kerabatnya.

Buah jeruk

Buah jeruk (hesperidium) yaitu variasi dari buah buni dengan tiga lapisan dinding buah. Lapisan luar yang liat dan mempunyai isinya kelenjar minyak; lapisan tengah yang serupa jaringan bunga karang dan umumnya keputih-putihan; serta lapisan dalam yang bersekat-sekat, dengan gelembung-gelembung mempunyai isinya cairan di dalamnya. Biji-biji tersebar di antara gelembung-gelembung itu. Contoh: buah jeruk (Citrus).

Buah batu

Buah batu (drupa) mempunyai tiga lapisan dinding buah. Eksokarp umumnya tipis menjangat (seperti kulit); mesokarp yang berdaging atau berserabut; dan endokarp yang liat, tebal dan keras, bahkan bisa amat keras seperti batu. Contohnya yaitu mangga (Mangifera), dengan mesokarp berdaging; atau kelapa (Cocos), yang mesokarpnya berserabut

Buah delima

Dinding luarnya liat, keras atau kaku, nyaris seperti kayu; dinding dalam tipis, liat, bersekat-sekat. Masing-masing ruang dengan banyak biji. Selaput biji tebal berair dan bisa dimakan. Contohnya yaitu delima (Punica).

Buah ganda

Buah berganda yaitu buah yang terbentuk dari satu kuntum bunga yang mempunyai banyak bakal buah. Tiap-tiap bakal buah itu tumbuh diproduksi menjadi buah yang tersendiri, lepas-lepas, namun hasilnya diproduksi menjadi himpunan buah yang nampak seperti satu buah. Berlandaskan dengan bentuk-bentuk buah penyusunnya, maka dikenal beberapa jenis buah berganda. Misalnya:

  • buah kurung berganda, misalnya pada buah mawar (Rosa).
  • buah bumbung berganda, misalnya pada cempaka (Michelia).
  • buah buni berganda, misalnya pada sirsak (Annona).
  • buah batu berganda, misalnya pada murbei (Morus).

Buah majemuk

Apa fungsi biji pada buah

Pada beberapa jenis tumbuhan, seperti pace, bunga muncul secara teratur dan terus menerus sepanjang tahun, sehingga kita bisa melihat keadaan bunga, pentil (buah muda) dan buah masak pada masa yang bersamaan di satu pohon

Buah majemuk yaitu buah hasil perkembangan bunga majemuk. Dengan demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyak bakal buah), yang tumbuh sedemikian sehingga pada hasilnya seakan-akan diproduksi menjadi satu buah saja. Dikenal pula beberapa jenis buah majemuk, di antaranya:

  • buah padi majemuk, misalnya jagung (Zea). Tongkol jagung sebetulnya mempunyai isinya deretan buah-buah jagung, bukan biji jagung.
  • buah kurung majemuk, misalnya buah bunga matahari (Helianthus).
  • buah buni majemuk, misalnya buah nanas (Ananas).
  • buah batu majemuk, misalnya buah pandan (Pandanus), pace (Morinda).

Terlihat pada foto di kanan, tahap-tahap perkembangan buah majemuk pada pace. Bunga-bunga pace bersama-sama menjadi satu kelompokan dalam satu perbungaan (bunga majemuk) yang dinamakan bongkol. Setelah diserbuki dan dibuahi, setiap kuntum bunga mulai tumbuh diproduksi menjadi buah batu (drupa). Dalam perkembangannya, buah-buah batu ini pada hasilnya saling luluh diproduksi menjadi sebutir buah batu majemuk.[6]

Berlandaskan dengan ciri utama, buah ganda dan buah majemuk sukar dinamakan buah sejati. Karena pada buah-buah tersebut terdapat bagian-bagian lain dari bunga –selain bakal buah– yang ikut bertumbuh dan mengembang diproduksi menjadi buah, sepatutnya bagian-bagian itu diproduksi menjadi anggota utama buah ataupun bukan.[4]

Buah tak berbiji

Apa fungsi biji pada buah

Jeruk sukun (tak berbiji)

Kondisi tak berbiji yaitu salah satu ciri penting buah-buahan komersial. Kultivar-kultivar pisang dan nanas yaitu contohnya. Demikian pula, buah-buah jeruk, anggur, dan semangka dari kultivar tak berbiji umumnya dihargai semakin mahal. Kondisi tak berbiji demikian biasa pula dinamakan sukun.[7]

Pada sejumlah spesies, kondisi tak berbiji yaitu hasil dari partenokarpi, yakni proses pembentukan buah tanpa terjadinya pembuahan sebelumnya. Buah partenokarpi bisa terbentuk dengan atau tanpa peristiwa penyerbukan. Kebanyakan kultivar jeruk sukun memerlukan penyerbukan sbg proses pembentukannya; namun pisang dan nanas tidak memerlukannya. Sementara itu, kondisi tak berbiji pada anggur sebetulnya terjadi karena matinya atau tidak tumbuhnya embrio (dan biji) yang dihasilkan oleh pembuahan, kondisi yang dikenal sbg stenospermokarpi, yang memerlukan proses penyerbukan dan pembuahan secara normal.[8]

Pemencaran biji

Variasi dalam wujud dan struktur buah terkait dengan upaya-upaya pemencaran biji. Pemencaran ini bisa terjadi dengan bantuan binatang, angin, arus cairan, atau proses pecahnya buah yang sedemikian rupa sehingga melontarkan biji-bijinya sampai jauh.[9]

Pemencaran oleh binatang (zookori)

Pemencaran oleh binatang biasa terjadi pada buah-buah yang mempunyai bagian-bagian yang banyak mengandung gula atau bahan makanan lainnya. Musang, misalnya, menyukai buah-buah yang manis atau mengandung tepung dan minyak yang menghasilkan energi. Aneka jenis buah, termasuk pepaya, kopi dan aren, dimakannya namun biji-bijinya tidak tercerna dalam perutnya. Biji-biji itu, setelah terbawa ke mana-mana dalam tubuh musang, hasilnya dikeluarkan bersama tinja, di tempat yang bisa jadi cukup jauh dari pohon asalnya. Demikian pula yang terjadi pada beberapa jenis biji-biji rumput dan semak yang dimakan oleh ruminansia. Pemencaran seperti itu dinamakan endozoik.[4] Dari golongan burung, telah dikenal sejak lama bahwa burung cabe (Dicaeidae) mempunyai keterkaitan yang ketat dengan penyebaran beberapa jenis pasilan atau benalu (Loranthaceae); yang buah-buahnya diproduksi menjadi makanan burung tersebut dan bijinya yang amat lengket terbawa pindah ke pohon-pohon lain.[10][11]

Cara lain yaitu apa yang dinamakan epizoik, yakni pemencaran dengan cara menempel di anggota luar tubuh binatang. Buah atau biji yang epizoik kebanyakan mempunyai kait atau duri, supaya remeh melekat dan terbawa pada rambut, kulit atau anggota badan binatang lainnya. Misalnya pada buah-buah rumput jarum (Andropogon), sangketan (Achyranthes), pulutan (Urena) dan sbgnya.[4]

Pemencaran oleh angin (anemokori)

Di kawasan hutan hujan tropika, pemencaran oleh angin yaitu cara yang efektif sbg menyebarkan buah dan biji, nomor dua setelah pemencaran oleh binatang.[12] Tidak mengherankan bila Dipterocarpaceae, kebanyakan mempunyai wujud buah samara, diproduksi menjadi salah satu suku pohon yang mendominasi tegakan hutan di Kalimantan dan Sumatra. Tumbuhan lain yang memanfaatkan angin, yang juga melimpah keberadaannya di hutan hujan ini, yaitu jenis-jenis anggrek (Orchidaceae). Buah anggrek yaitu buah kotak yang memecah dengan celah-celah, sbg melepaskan biji-bijinya yang halus dan remeh diterbangkan angin.[4]

Alih-alih buahnya, pada jenis-jenis tumbuhan tertentu yaitu bijinya yang mempunyai sayap atau alat melayang lainnya. Biji-biji bersayap ini misalnya yaitu biji bayur (Pterospermum), mahoni (Swietenia), atau tusam (Pinus). Biji kapas (Gossypium) dan kapok (Ceiba) mempunyai serat-serat yang menolongnya melayang bersama angin.

Pemencaran oleh cairan (hidrokori)

Buah-buah yang dipencarkan oleh cairan kebanyakan mempunyai jaringan pengapung (seperti gabus) yang terisi udara atau jaringan yang tak basah oleh cairan. Misalnya yaitu jaringan sabut pada buah-buah kelapa (Cocos), ketapang (Terminalia) atau putat (Barringtonia).[4]

Buah bakau (Rhizophora) telah berkecambah semasa masih melekat di batangnya (vivipar). Akar lembaga dan hipokotilnya tumbuh memanjang keluar dari buah dan menggantung di ujung ranting, sampai pada kalanya kecambah terlepas dan jatuh ke lumpur atau cairan di bawahnya.[13] Kecambah yang jatuh ke lumpur mungkin langsung menancap dst-nya tumbuh di situ; namun yang jatuh ke cairan hendak terapung dan bisa jadi terbawa arus cairan sungai atau laut sampai ke tempat yang baru, di mana kecambah itu tersangkut dan tumbuh diproduksi menjadi pohon.

Apa fungsi biji pada buah

Buah kotak sejenis pacar cairan (Impatiens walleriana)

Pemencaran sendiri

Beberapa banyak jenis buah, melemparkan sendiri biji-bijinya melalui bermacam mekanisme pecahnya dinding buah, yang beberapa mulia berlandaskan pada peristiwa higroskopi atau turgesensi.[4] Buah-buah kering yang memecah sendiri (dehiscens), di kala masak kehilangan kadar cairannya, sampai pada lengas tertentu bagian-bagian yang terkait melenting secara tiba-tiba, memecah kampuh, dan melontarkan biji-biji di dalamnya ke kejauhan. Contohnya yaitu buah para (Hevea), yang sering terdengar 'meletus' di kala hari panas. Demikian pula bermacam jenis polong-polongan (Fabaceae), yang bisa melontarkan biji sampai beberapa puluh meter jauhnya. Buah pacar cairan (Impatiens), karena sifat lentingnya, bahkan sering dipergunakan anak-anak sbg jadi pemain.

Lihat juga

Pustaka

  1. ^ Lewis, Robert A. (January 1, 2002). CRC Dictionary of Agricultural Sciences. CRC Press. pp. 375–376. ISBN 0-8493-2327-4. 
  2. ^ Mauseth, James D. (2003). Botany: an introduction to plant biology. Boston: Jones and Bartlett Publishers. p. 258. ISBN 978-0-7637-2134-3. 
  3. ^ Mauseth. Botany. Chapter 9: Flowers and Reproduction. 
  4. ^ a b c d e f g h i j Tjitrosoepomo, Gembong (1989). Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah Mada Univ. Press. pp. 69–75. ISBN 979-420-084-0. 
  5. ^ Mauseth, James D. (April 1, 2003). Botany: An Introduction to Plant Biology. Jones and Bartlett. pp. 271–272. ISBN 0-7637-2134-4. 
  6. ^ Parker, Philip M. (December 1, 2004). Morinda Citrifolia - A Medical Dictionary, Bibliography, and Annotated Research Guide to Internet References. ICON Group. ISBN 0-497-00758-4. 
  7. ^ Pusat Bahasa (2001). Kamus Mulia Bahasa Indonesia. Balai Pustaka - Jakarta. pp. hal.1099. ISBN 979-407-182-X. 
  8. ^ Spiegel-Roy, P.; E. E. Goldschmidt (August 28, 1996). The Biology of Citrus. Cambridge University Press. pp. 87–88. ISBN 0-521-33321-0. 
  9. ^ Capon, Brian (February 25, 2005). Botany for Gardeners. Timber Press. pp. 198–199. ISBN 0-88192-655-8. 
  10. ^ Docters van Leeuwen, W.M. (1933). Biology of plants and animals occuring in the higher parts of Mount Pangrango-Gedeh in West Java. Verhand. Konink. Akad. van Wetensch. Amsterdam afd. Natuurk. pp. 134–135. 
  11. ^ MacKinnon, J. (1993). Panduan Lapangan Pengenalan Burung-burung di Jawa dan Bali. Gadjah Mada University Press. pp. 363–364. ISBN 979-420-150-2. 
  12. ^ Whitmore, T.C. (1984). Tropical Rain Forest of the Far East. Clarendon Press]]. p. 75. ISBN 0-19-854136-8. 
  13. ^ Tjitrosoepomo (1989). Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). pp. hal. 66. 

Pranala luar

  • Guna Buah dan Sayuran (pdf)
  • Foto-foto perkembangan bunga diproduksi menjadi buah pada bioimages.vanderbilt.edu
  • Foto-foto pemencaran buah dan biji pada bioimages.vanderbilt.edu
  • Fakta tentang buah dari California Rare Fruit Growers, Inc.
  • Buah dalam Encyclopedia Britannica 1911

edunitas.com


Page 3

Apa fungsi biji pada buah

Kios buah di Barcelona, Spanyol.

Buah yaitu organ pada tumbuhan berbunga yang yaitu perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan wujud buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan.

Pengertian buah dalam lingkup pertanian (hortikultura) atau pangan yaitu lebih lapang daripada pengertian buah di atas dan biasanya disebut sebagai buah-buahan. Buah dalam pengertian ini tidak terbatas yang terbentuk dari bakal buah, melainkan bisa pula berasal dari perkembangan organ yang lain. Karena itu, sebagai membedakannya, buah yang berlandaskan menurut pengertian botani biasa disebut buah sejati.

Buah seringkali mempunyai nilai ekonomi sebagai bahan pangan maupun bahan baku industri karena di dalamnya disimpan bermacam jenis produk metabolisme tumbuhan, mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, alkaloid, sampai terpena dan terpenoid. Ilmu yang mempelajari segala hal tentang buah dinamakan pomologi.

Pengertian botani dan ilmu pangan

Kesenjangan pengertian "buah" secara botani dan pangan (buah-buahan) bisa dikawal dari tabel berikut ini:

Buah sejatiBukan buah sejati
Buah-buahanPerkembangan dari bakal buah dan dikonsumsi sebagai buah-buahan.
Contoh: kelapa, jeruk, mangga
Bukan perkembangan dari bakal buah tetapi dikonsumsi sebagai buah-buahan.
Contoh: apel,cempedak, tin (ara), jambu monyet
Bukan buah-buahanPerkembangan dari bakal buah tetapi diasumsikan bukan buah-buahan.
Contoh: tomat, padi, kacang mede
Bukan perkembangan dari bakal buah dan diasumsikan bukan buah-buahan.
Contoh: buah nangka muda, bongkol bunga matahari

Guna botani

Apa fungsi biji pada buah

Buah semu dari tin, Ficus carica. Dinding luar buah semu yaitu dasar bunga majemuk yang menangkup, menutupi 'biji-biji' yang sebetulnya masing-masing yaitu sebutir buah.

Dalam pandangan botani, buah yaitu sebagaimana tercantum pada paragraf pertama di atas. Pada banyak spesies tumbuhan, yang disebut buah mencakup bakal buah yang telah mengembang lanjut beserta dengan jaringan yang mengelilinginya. Untuk tumbuhan berbunga, buah yaitu alat sebagai menyebar luaskan biji-bijinya; keadaan biji di dalam bisa mengindikasikan bahwa organ tersebut yaitu buah, meski mempunyai pula biji yang tidak berasal dari buah.[1]

Dalam batas tersebut, variasi buah bisa sangat mulia, mencakup buah mangga, buah apel, buah tomat, cabai, dan lain-lain. Namun juga bulir (kariopsis) padi, 'biji' (juga yaitu bulir!) jagung, atau polong kacang tanah. Sementara, dengan batas ini, buah jambu monyet atau buah nangka tidak termasuk sebagai buah sejati.

Guna hortikultura atau pangan

Buah dalam pengertian hortikultura atau pangan yaitu pengertian yang dipakai oleh masyarakat lapang. Dalam pengertian ini, batas buah diproduksi menjadi longgar. Istilah "buah-buahan" bisa dipergunakan sebagai pengertian demikian. Buah-buahan yaitu setiap anggota tumbuhan di permukaan tanah yang tumbuh membesar dan (biasanya) berdaging atau banyak mengandung cairan.

Bisa dijumpai, buah sejati (dalam pengertian botani) yang digolongkan sebagai sayur-sayuran, seperti buah tomat, buah cabai, polong kacang panjang, dan buah ketimun. Namun demikian, bisa dijumpai pula, buah tidak sejati (buah semu) yang digolongkan sebagai buah-buahan, seperti buah jambu monyet (yang sebetulnya yaitu pembesaran dasar bunga; buah yang sejati yaitu anggota ujung yang berwujud seperti monyet membungkuk), buah nangka (yakni pembesaran tongkol bunga; buah yang sejati yaitu pokok buah nangka yang berwarna putih (Jw. beton), bergetah, sedangkan anggota 'daging buah' yang dimakan orang yaitu tenda bunga), atau buah nanas.

Pembentukan buah

Apa fungsi biji pada buah

Urutan perkembangan sejenis buah persik, Prunus persica, mulai dari kuncup bunga di awal musim dingin sampai masaknya buah di pertengahan musim panas, lebih dari 7½ bulan kemudian.

Buah yaitu pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap bakal buah mempunyai isinya satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-masing mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi melalui suatu proses yang diawali oleh peristiwa penyerbukan, yakni berpindahnya serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik. Setelah serbuk sari melekat di kepala putik, serbuk sari berkecambah dan pokoknya tumbuh diproduksi menjadi buluh serbuk sari yang mempunyai isinya sperma. Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai putik menuju bakal biji, di mana terjadi persatuan antara sperma yang berasal dari serbuk sari dengan sel telur yang berdiam dalam bakal biji, membentuk zigot yang bersifat diploid. Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan sepatutnya plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur dan sperma, dan kariogami, yakni persatuan inti sel keduanya.[2]

Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh diproduksi menjadi embrio (lembaga), bakal biji tumbuh diproduksi menjadi biji, dan dinding bakal buah, yang disebut perikarp, tumbuh diproduksi menjadi berdaging (pada buah batu atau drupa) atau membentuk lapisan pelindung yang kering dan keras (pada buah geluk atau nux). Sementara itu, kelopak bunga (sepal), mahkota (petal), benangsari (stamen) dan putik (pistil) hendak gugur atau bisa jadi bertahan beberapa sampai buah diproduksi menjadi. Pembentukan buah ini terus berlanjut sampai biji diproduksi menjadi masak. Pada beberapa buah berbiji banyak, pertumbuhan daging buahnya umumnya sebanding dengan jumlah bakal biji yang terbuahi.[3]

Dinding buah, yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada bunga, dikenal sebagai perikarp (pericarpium). Perikarp ini sering mengembang lebih jauh, sehingga bisa dibedakan atas dua lapisan atau lebih. Yang di anggota luar disebut dinding luar, eksokarp (exocarpium), atau epikarp (epicarpium); yang di dalam disebut dinding dalam atau endokarp (endocarpium); serta lapisan tengah (bisa beberapa lapis) yang disebut dinding tengah atau mesokarp (mesocarpium).[4]

Pada beberapa buah, khususnya buah tunggal yang berasal dari bakal buah tenggelam, kadang-kadang bagian-bagian bunga yang lain (umpamanya tabung perhiasan bunga, kelopak, mahkota, atau benangsari) bersatu dengan bakal buah dan ikut mengembang membentuk buah. Bila bagian-bagian itu yaitu anggota utama dari buah, maka buah itu lalu disebut buah semu. Itulah sebabnya diproduksi menjadi penting sebagai mempelajari struktur bunga, dalam kaitannya sebagai memahami bagaimana suatu jenis buah terbentuk.[4][5]

Apa fungsi biji pada buah

Apa fungsi biji pada buah

Buah kurung bunga pukul empat (Mirabilis jalapa)

Apa fungsi biji pada buah

Buah geluk sejenis berangan (Castanea sativa), dinding luarnya seperti kayu

Apa fungsi biji pada buah

Buah kotak durian lai (Durio kutejensis) beruang lima

Apa fungsi biji pada buah

Buah bumbung Sterculia balanghas, sejenis kepuh; dikawal dari bawah

Apa fungsi biji pada buah

Buah polong johar (Senna siamea)

Apa fungsi biji pada buah

Buah pala (Myristica fragrans) yang memecah

Apa fungsi biji pada buah

Buah buni sebangsa ceplukan (Physalis peruviana), terlindung oleh kelopak bunga yang ikut mengembang bersama buah

Apa fungsi biji pada buah

Buah batu embacang (Mangifera foetida), memperlihatkan endokarpnya yang liat keras, di antara daging yang berserabut

Tipe-tipe buah

Buah-buah itu sedemikian beragam, sehingga sukarlah rasanya sebagai menyusun suatu skema pengelompokan yang bisa mencakup semua jenis buah yang telah dikenal orang. Belum lagi keadaan kekeliruan-kekeliruan yang mempertukarkan pengertian biji dan buah (misal: 'biji' jagung, yang sesungguhnya yaitu buah secara botani).

Sepatutnya buah sejati (yang yaitu perkembangan dari bakal buah) maupun buah semu, bisa dibedakan atas tiga tipe dasar buah, yakni:[4]

  • buah tunggal, yakni buah yang terbentuk dari satu bunga dengan satu bakal buah, yang mempunyai isinya satu biji atau lebih.
  • buah ganda, yakni bila buah terbentuk dari satu bunga yang mempunyai banyak bakal buah. Masing-masing bakal buah tumbuh diproduksi menjadi buah tersendiri, lepas-lepas, namun hasilnya diproduksi menjadi himpunan buah yang nampak seperti satu buah. Contohnya yaitu sirsak (Annona).
  • buah majemuk, yakni bila buah terbentuk dari bunga majemuk. Dengan demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyak bakal buah), yang pada hasilnya seakan-akan diproduksi menjadi satu buah saja. Contohnya yaitu nanas (Ananas), bunga matahari (Helianthus).

Buah kering

Buah tunggal, atau tepatnya buah sejati tunggal, lebih jauh lagi bisa dibedakan atas bentuk-bentuk buah kering (siccus), yakni yang anggota luarnya keras dan mengayu atau seperti kulit yang kering; dan buah berdaging (carnosus), yang dinding buahnya tebal berdaging.

Buah kering kemudian dibedakan atas buah yang tidak memecah (indehiscens) dan yang memecah (dehiscens). Buah indehiscens mempunyai isinya satu biji, sehingga sebagai memencarkan bijinya buah ini tidak perlu memecah. Yang termasuk ke dalam himpunan ini yaitu buah tipe padi, tipe kurung, dan tipe keras.[4]

Buah padi (caryopsis)

Buah padi (caryopsis, atau bulir) mempunyai dinding buah yang tipis, dan berlekatan menyatu dengan kulit biji. Kulit biji ini kadang-kadang berlekatan pula dengan biji. Buah terbungkus oleh sekam. Buah suku padi-padian (Poaceae) dan teki-tekian (Cyperaceae) termasuk ke dalam himpunan ini.

Bulir atau buah padi yaitu buah sekaligus biji. Anggota buah terletak di sebelah luar, terdiri dari lemma, palea, dan skutelum (scutellum). Anggota biji terdiri dari lapisan aleuron (hanya setebal satu lapis sel), endospermia (tempat penyimpanan cadangan makanan), dan embrio.

Buah kurung (achenium)

Buah kurung (achenium) mempunyai dinding buah yang tipis, berdempetan namun tidak berlekatan dengan kulit biji. Contohnya yaitu buah ('biji') bunga pukul empat (Mirabilis). Buah kurung majemuk contohnya yaitu (buah) bunga matahari.

Buah keras (nux)

Buah keras atau geluk (nux) terbentuk dari dua helai daun buah (carpel) atau lebih; bakal biji lebih dari satu, namun biasanya hanya satu yang diproduksi menjadi biji sempurna. Dinding buah keras, kadangkala mengayu, tidak berlekatan dengan kulit biji. Contohnya yaitu buah sarangan (Castanopsis).

Beberapa jenis buah keras, kulitnya merasakan pelebaran sehingga membentuk semacam sayap yang berjasa sebagai menerbangkan buah ini—jika masak—menjauh dari pohon induknya. Buah bersayap (samara) semacam ini contohnya yaitu buah meranti (Shorea) dan kerabatnya dari suku Dipterocarpaceae.

Buah kering yang memecah (dehiscens) umumnya mempunyai isinya lebih dari satu biji, sehingga memecahnya buah nampaknya terkait dengan upaya sebagai memencarkan biji, supaya tidak terkumpul di suatu tempat. Misalnya adalah:

Buah berbelah (schizocarpium)

Buah berbelah (schizocarpium) mempunyai dua ruang atau lebih, masing-masing dengan sebutir biji di dalamnya. Bila memecah, ruang-ruang itu terpisah namun bijinya masih terbawa di dalam ruang. Sehingga masing-masing ruang seolah buah kurung yang tersendiri. Contohnya yaitu kemangi (Ocimum), beberapa jenis anggota Malvaceae, dan lain-lain.

Buah kendaga

Buah kendaga (rhegma) seperti buah belah, namun ruang-ruang itu masing-masing memecah, sehingga bijinya terlempar keluar. Masing-masing ruang terbentuk dari satu daun buah. Contoh: para (Hevea), jarak (Ricinus).

Buah kotak

Terdiri atas satu atau beberapa daun buah, berbiji banyak. Buah ini memecah bila masak, namun kulit buah yang pecah sampai lama tidak terlepas dari tangkai buah. Mempunyai banyak jenis buah kotak. Buah kotak sejati (capsula) terdiri atas dua daun buah atau lebih; jumlah ruangannya berlandaskan dengan jumlah daun buah asalnya. Buah ini buka dengan bermacam-macam cara. Contohnya yaitu durian (Durio), anggrek (Orchidaceae). 'Daging buah' durian yang dimakan sebetulnya yaitu arilus (salut biji), perbesaran dari selaput penutup biji.

Selain itu, masih mempunyai lagi beberapa jenis buah kotak seperti berikut ini:

Buah bumbung

Buah bumbung (folliculus) berasal dari bakal buah yang terdiri atas satu daun buah dengan banyak biji. Bila masak, kotak terbelah menurut salah satu kampuhnya, biasanya kampuh perut. Contohnya yaitu widuri (Calotropis), kepuh (Sterculia).

Buah polong

Buah polong (legumen) terdiri atas satu daun buah dengan satu ruangan dan banyak biji; sering pula ruangan ini terpisah-pisah oleh sekat semu. Bila masak, ruangan hendak buka menurut kedua kampuhnya yang memanjang. Contohnya yaitu aneka jenis polong-polongan (Fabaceae, atau dahulu disebut Leguminosae).

Buah lobak

Buah lobak (siliqua) tersusun dari dua daun buah dengan satu ruangan yang tersekat oleh sekat semu. Buah terpecah menurut kedua kampuhnya ketika masak, namun ujungnya masih berlekatan. Biji sebentar masih melekat pada sekat semu, yang sebetulnya yaitu tembuni, sebelum pada hasilnya terlepas. Contohnya yaitu jenis-jenis Cruciferae.

Buah berdaging

Buah-buah tunggal berdaging pada umumnya tidak memecah (membuka) ketika masak. Salah satu perkecualiannya yaitu pala (Myristica). Beberapa wujud buah berdaging, di antaranya:

Buah buni

Buah buni (bacca) mempunyai dinding buah terdiri dari dua lapisan, yakni lapisan luar (eksokarp atau epikarp) yang tipis dan lapisan dalam (endokarp) yang tebal, lunak dan berair. Biji-biji tidak terikat dalam lapisan dalam tersebut. Contohnya yaitu buni (marga Antidesma), belimbing (Averrhoa), jambu biji (Psidium), serta tomat dan terung (Solanum) .

Buah mentimun

Buah mentimun (pepo) serupa dengan buah buni, namun dengan dinding luar yang lebih tebal dan kuat. Pada buah yang masak, di tengahnya sering terdapat ruangan dan daging buahnya bersatu dengan banyak biji di dalam ruangan tersebut. Contohnya yaitu mentimun (Cucurbita) dan kerabatnya.

Buah jeruk

Buah jeruk (hesperidium) yaitu variasi dari buah buni dengan tiga lapisan dinding buah. Lapisan luar yang liat dan mempunyai isinya kelenjar minyak; lapisan tengah yang serupa jaringan bunga karang dan umumnya keputih-putihan; serta lapisan dalam yang bersekat-sekat, dengan gelembung-gelembung mempunyai isinya cairan di dalamnya. Biji-biji tersebar di antara gelembung-gelembung itu. Contoh: buah jeruk (Citrus).

Buah batu

Buah batu (drupa) mempunyai tiga lapisan dinding buah. Eksokarp umumnya tipis menjangat (seperti kulit); mesokarp yang berdaging atau berserabut; dan endokarp yang liat, tebal dan keras, bahkan bisa amat keras seperti batu. Contohnya yaitu mangga (Mangifera), dengan mesokarp berdaging; atau kelapa (Cocos), yang mesokarpnya berserabut

Buah delima

Dinding luarnya liat, keras atau kaku, nyaris seperti kayu; dinding dalam tipis, liat, bersekat-sekat. Masing-masing ruang dengan banyak biji. Selaput biji tebal berair dan bisa dimakan. Contohnya yaitu delima (Punica).

Buah ganda

Buah berganda yaitu buah yang terbentuk dari satu kuntum bunga yang mempunyai banyak bakal buah. Tiap-tiap bakal buah itu tumbuh diproduksi menjadi buah yang tersendiri, lepas-lepas, namun hasilnya diproduksi menjadi himpunan buah yang nampak seperti satu buah. Berlandaskan dengan bentuk-bentuk buah penyusunnya, maka dikenal beberapa jenis buah berganda. Misalnya:

  • buah kurung berganda, misalnya pada buah mawar (Rosa).
  • buah bumbung berganda, misalnya pada cempaka (Michelia).
  • buah buni berganda, misalnya pada sirsak (Annona).
  • buah batu berganda, misalnya pada murbei (Morus).

Buah majemuk

Apa fungsi biji pada buah

Pada beberapa jenis tumbuhan, seperti pace, bunga muncul secara teratur dan terus menerus sepanjang tahun, sehingga kita bisa melihat keadaan bunga, pentil (buah muda) dan buah masak pada saat yang bersamaan di satu pohon

Buah majemuk yaitu buah hasil perkembangan bunga majemuk. Dengan demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyak bakal buah), yang tumbuh sedemikian sehingga pada hasilnya seakan-akan diproduksi menjadi satu buah saja. Dikenal pula beberapa jenis buah majemuk, di antaranya:

  • buah padi majemuk, misalnya jagung (Zea). Tongkol jagung sebetulnya mempunyai isinya deretan buah-buah jagung, bukan biji jagung.
  • buah kurung majemuk, misalnya buah bunga matahari (Helianthus).
  • buah buni majemuk, misalnya buah nanas (Ananas).
  • buah batu majemuk, misalnya buah pandan (Pandanus), pace (Morinda).

Terlihat pada foto di kanan, tahap-tahap perkembangan buah majemuk pada pace. Bunga-bunga pace bersama-sama menjadi satu kelompokan dalam satu perbungaan (bunga majemuk) yang disebut bongkol. Setelah diserbuki dan dibuahi, setiap kuntum bunga mulai tumbuh diproduksi menjadi buah batu (drupa). Dalam perkembangannya, buah-buah batu ini pada hasilnya saling luluh diproduksi menjadi sebutir buah batu majemuk.[6]

Berlandaskan dengan ciri utama, buah ganda dan buah majemuk sukar disebut buah sejati. Karena pada buah-buah tersebut terdapat bagian-bagian lain dari bunga –selain bakal buah– yang ikut bertumbuh dan mengembang diproduksi menjadi buah, sepatutnya bagian-bagian itu diproduksi menjadi anggota utama buah ataupun bukan.[4]

Buah tak berbiji

Apa fungsi biji pada buah

Jeruk sukun (tak berbiji)

Kondisi tak berbiji yaitu salah satu ciri penting buah-buahan komersial. Kultivar-kultivar pisang dan nanas yaitu contohnya. Demikian pula, buah-buah jeruk, anggur, dan semangka dari kultivar tak berbiji umumnya dihargai lebih mahal. Kondisi tak berbiji demikian biasa pula disebut sukun.[7]

Pada sejumlah spesies, kondisi tak berbiji yaitu hasil dari partenokarpi, yakni proses pembentukan buah tanpa terjadinya pembuahan sebelumnya. Buah partenokarpi bisa terbentuk dengan atau tanpa peristiwa penyerbukan. Kebanyakan kultivar jeruk sukun memerlukan penyerbukan sebagai proses pembentukannya; namun pisang dan nanas tidak memerlukannya. Sementara itu, kondisi tak berbiji pada anggur sebetulnya terjadi karena matinya atau tidak tumbuhnya embrio (dan biji) yang dihasilkan oleh pembuahan, kondisi yang dikenal sebagai stenospermokarpi, yang memerlukan proses penyerbukan dan pembuahan secara normal.[8]

Pemencaran biji

Variasi dalam wujud dan struktur buah terkait dengan upaya-upaya pemencaran biji. Pemencaran ini bisa terjadi dengan bantuan binatang, angin, arus cairan, atau proses pecahnya buah yang sedemikian rupa sehingga melontarkan biji-bijinya sampai jauh.[9]

Pemencaran oleh binatang (zookori)

Pemencaran oleh binatang biasa terjadi pada buah-buah yang mempunyai bagian-bagian yang banyak mengandung gula atau bahan makanan lainnya. Musang, misalnya, menyukai buah-buah yang manis atau mengandung tepung dan minyak yang menghasilkan energi. Aneka jenis buah, termasuk pepaya, kopi dan aren, dimakannya namun biji-bijinya tidak tercerna dalam perutnya. Biji-biji itu, setelah terbawa ke mana-mana dalam tubuh musang, hasilnya dikeluarkan bersama tinja, di tempat yang bisa jadi cukup jauh dari pohon asalnya. Demikian pula yang terjadi pada beberapa jenis biji-biji rumput dan semak yang dimakan oleh ruminansia. Pemencaran seperti itu disebut endozoik.[4] Dari golongan burung, telah dikenal sejak lama bahwa burung cabe (Dicaeidae) mempunyai keterkaitan yang ketat dengan penyebaran beberapa jenis pasilan atau benalu (Loranthaceae); yang buah-buahnya diproduksi menjadi makanan burung tersebut dan bijinya yang amat lengket terbawa pindah ke pohon-pohon lain.[10][11]

Cara lain yaitu apa yang disebut epizoik, yakni pemencaran dengan cara menempel di anggota luar tubuh binatang. Buah atau biji yang epizoik biasanya mempunyai kait atau duri, supaya gampang melekat dan terbawa pada rambut, kulit atau anggota badan binatang lainnya. Misalnya pada buah-buah rumput jarum (Andropogon), sangketan (Achyranthes), pulutan (Urena) dan lain-lain.[4]

Pemencaran oleh angin (anemokori)

Di kawasan hutan hujan tropika, pemencaran oleh angin yaitu cara yang efektif sebagai menyebarkan buah dan biji, nomor dua setelah pemencaran oleh binatang.[12] Tidak mengherankan bila Dipterocarpaceae, kebanyakan mempunyai wujud buah samara, diproduksi menjadi salah satu suku pohon yang mendominasi tegakan hutan di Kalimantan dan Sumatra. Tumbuhan lain yang memanfaatkan angin, yang juga melimpah keberadaannya di hutan hujan ini, yaitu jenis-jenis anggrek (Orchidaceae). Buah anggrek yaitu buah kotak yang memecah dengan celah-celah, sebagai melepaskan biji-bijinya yang halus dan gampang diterbangkan angin.[4]

Alih-alih buahnya, pada jenis-jenis tumbuhan tertentu yaitu bijinya yang mempunyai sayap atau alat melayang yang lain. Biji-biji bersayap ini misalnya yaitu biji bayur (Pterospermum), mahoni (Swietenia), atau tusam (Pinus). Biji kapas (Gossypium) dan kapok (Ceiba) mempunyai serat-serat yang menolongnya melayang bersama angin.

Pemencaran oleh cairan (hidrokori)

Buah-buah yang dipencarkan oleh cairan pada umumnya mempunyai jaringan pengapung (seperti gabus) yang terisi udara atau jaringan yang tak basah oleh cairan. Misalnya yaitu jaringan sabut pada buah-buah kelapa (Cocos), ketapang (Terminalia) atau putat (Barringtonia).[4]

Buah bakau (Rhizophora) telah berkecambah semasa masih melekat di batangnya (vivipar). Akar lembaga dan hipokotilnya tumbuh memanjang keluar dari buah dan menggantung di ujung ranting, sampai pada kalanya kecambah terlepas dan jatuh ke lumpur atau cairan di bawahnya.[13] Kecambah yang jatuh ke lumpur mungkin langsung menancap dst-nya tumbuh di situ; namun yang jatuh ke cairan hendak terapung dan bisa jadi terbawa arus cairan sungai atau laut sampai ke tempat yang baru, di mana kecambah itu tersangkut dan tumbuh diproduksi menjadi pohon.

Apa fungsi biji pada buah

Buah kotak sejenis pacar cairan (Impatiens walleriana)

Pemencaran sendiri

Beberapa banyak jenis buah, melemparkan sendiri biji-bijinya melalui bermacam mekanisme pecahnya dinding buah, yang beberapa mulia berlandaskan pada peristiwa higroskopi atau turgesensi.[4] Buah-buah kering yang memecah sendiri (dehiscens), di kala masak kehilangan kadar cairannya, sampai pada lengas tertentu bagian-bagian yang terkait melenting secara tiba-tiba, memecah kampuh, dan melontarkan biji-biji di dalamnya ke kejauhan. Contohnya yaitu buah para (Hevea), yang sering terdengar 'meletus' di kala hari panas. Demikian pula bermacam jenis polong-polongan (Fabaceae), yang bisa melontarkan biji sampai beberapa puluh meter jauhnya. Buah pacar cairan (Impatiens), karena sifat lentingnya, bahkan sering dipergunakan anak-anak sebagai jadi pemain.

Lihat juga

Referensi

  1. ^ Lewis, Robert A. (January 1, 2002). CRC Dictionary of Agricultural Sciences. CRC Press. pp. 375–376. ISBN 0-8493-2327-4. 
  2. ^ Mauseth, James D. (2003). Botany: an introduction to plant biology. Boston: Jones and Bartlett Publishers. p. 258. ISBN 978-0-7637-2134-3. 
  3. ^ Mauseth. Botany. Chapter 9: Flowers and Reproduction. 
  4. ^ a b c d e f g h i j Tjitrosoepomo, Gembong (1989). Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah Mada Univ. Press. pp. 69–75. ISBN 979-420-084-0. 
  5. ^ Mauseth, James D. (April 1, 2003). Botany: An Introduction to Plant Biology. Jones and Bartlett. pp. 271–272. ISBN 0-7637-2134-4. 
  6. ^ Parker, Philip M. (December 1, 2004). Morinda Citrifolia - A Medical Dictionary, Bibliography, and Annotated Research Guide to Internet References. ICON Group. ISBN 0-497-00758-4. 
  7. ^ Pusat Bahasa (2001). Kamus Mulia Bahasa Indonesia. Balai Pustaka - Jakarta. pp. hal.1099. ISBN 979-407-182-X. 
  8. ^ Spiegel-Roy, P.; E. E. Goldschmidt (August 28, 1996). The Biology of Citrus. Cambridge University Press. pp. 87–88. ISBN 0-521-33321-0. 
  9. ^ Capon, Brian (February 25, 2005). Botany for Gardeners. Timber Press. pp. 198–199. ISBN 0-88192-655-8. 
  10. ^ Docters van Leeuwen, W.M. (1933). Biology of plants and animals occuring in the higher parts of Mount Pangrango-Gedeh in West Java. Verhand. Konink. Akad. van Wetensch. Amsterdam afd. Natuurk. pp. 134–135. 
  11. ^ MacKinnon, J. (1993). Panduan Lapangan Pengenalan Burung-burung di Jawa dan Bali. Gadjah Mada University Press. pp. 363–364. ISBN 979-420-150-2. 
  12. ^ Whitmore, T.C. (1984). Tropical Rain Forest of the Far East. Clarendon Press]]. p. 75. ISBN 0-19-854136-8. 
  13. ^ Tjitrosoepomo (1989). Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). pp. hal. 66. 

Pranala luar

  • Guna Buah dan Sayuran (pdf)
  • Foto-foto perkembangan bunga diproduksi menjadi buah pada bioimages.vanderbilt.edu
  • Foto-foto pemencaran buah dan biji pada bioimages.vanderbilt.edu
  • Fakta tentang buah dari California Rare Fruit Growers, Inc.
  • Buah dalam Encyclopedia Britannica 1911

edunitas.com


Page 4

Apa fungsi biji pada buah

Kios buah di Barcelona, Spanyol.

Buah yaitu organ pada tumbuhan berbunga yang yaitu perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan wujud buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan.

Pengertian buah dalam lingkup pertanian (hortikultura) atau pangan yaitu lebih lapang daripada pengertian buah di atas dan biasanya disebut sebagai buah-buahan. Buah dalam pengertian ini tidak terbatas yang terbentuk dari bakal buah, melainkan bisa pula berasal dari perkembangan organ yang lain. Karena itu, sebagai membedakannya, buah yang berlandaskan menurut pengertian botani biasa disebut buah sejati.

Buah seringkali mempunyai nilai ekonomi sebagai bahan pangan maupun bahan baku industri karena di dalamnya disimpan bermacam jenis produk metabolisme tumbuhan, mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, alkaloid, sampai terpena dan terpenoid. Ilmu yang mempelajari segala hal tentang buah dinamakan pomologi.

Pengertian botani dan ilmu pangan

Kesenjangan pengertian "buah" secara botani dan pangan (buah-buahan) bisa dikawal dari tabel berikut ini:

Buah sejatiBukan buah sejati
Buah-buahanPerkembangan dari bakal buah dan dikonsumsi sebagai buah-buahan.
Contoh: kelapa, jeruk, mangga
Bukan perkembangan dari bakal buah tetapi dikonsumsi sebagai buah-buahan.
Contoh: apel,cempedak, tin (ara), jambu monyet
Bukan buah-buahanPerkembangan dari bakal buah tetapi diasumsikan bukan buah-buahan.
Contoh: tomat, padi, kacang mede
Bukan perkembangan dari bakal buah dan diasumsikan bukan buah-buahan.
Contoh: buah nangka muda, bongkol bunga matahari

Guna botani

Apa fungsi biji pada buah

Buah semu dari tin, Ficus carica. Dinding luar buah semu yaitu dasar bunga majemuk yang menangkup, menutupi 'biji-biji' yang sebetulnya masing-masing yaitu sebutir buah.

Dalam pandangan botani, buah yaitu sebagaimana tercantum pada paragraf pertama di atas. Pada banyak spesies tumbuhan, yang disebut buah mencakup bakal buah yang telah mengembang lanjut beserta dengan jaringan yang mengelilinginya. Untuk tumbuhan berbunga, buah yaitu alat sebagai menyebar luaskan biji-bijinya; keadaan biji di dalam bisa mengindikasikan bahwa organ tersebut yaitu buah, meski mempunyai pula biji yang tidak berasal dari buah.[1]

Dalam batas tersebut, variasi buah bisa sangat mulia, mencakup buah mangga, buah apel, buah tomat, cabai, dan lain-lain. Namun juga bulir (kariopsis) padi, 'biji' (juga yaitu bulir!) jagung, atau polong kacang tanah. Sementara, dengan batas ini, buah jambu monyet atau buah nangka tidak termasuk sebagai buah sejati.

Guna hortikultura atau pangan

Buah dalam pengertian hortikultura atau pangan yaitu pengertian yang dipakai oleh masyarakat lapang. Dalam pengertian ini, batas buah diproduksi menjadi longgar. Istilah "buah-buahan" bisa dipergunakan sebagai pengertian demikian. Buah-buahan yaitu setiap anggota tumbuhan di permukaan tanah yang tumbuh membesar dan (biasanya) berdaging atau banyak mengandung cairan.

Bisa dijumpai, buah sejati (dalam pengertian botani) yang digolongkan sebagai sayur-sayuran, seperti buah tomat, buah cabai, polong kacang panjang, dan buah ketimun. Namun demikian, bisa dijumpai pula, buah tidak sejati (buah semu) yang digolongkan sebagai buah-buahan, seperti buah jambu monyet (yang sebetulnya yaitu pembesaran dasar bunga; buah yang sejati yaitu anggota ujung yang berwujud seperti monyet membungkuk), buah nangka (yakni pembesaran tongkol bunga; buah yang sejati yaitu pokok buah nangka yang berwarna putih (Jw. beton), bergetah, sedangkan anggota 'daging buah' yang dimakan orang yaitu tenda bunga), atau buah nanas.

Pembentukan buah

Apa fungsi biji pada buah

Urutan perkembangan sejenis buah persik, Prunus persica, mulai dari kuncup bunga di awal musim dingin sampai masaknya buah di pertengahan musim panas, lebih dari 7½ bulan kemudian.

Buah yaitu pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap bakal buah mempunyai isinya satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-masing mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi melalui suatu proses yang diawali oleh peristiwa penyerbukan, yakni berpindahnya serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik. Setelah serbuk sari melekat di kepala putik, serbuk sari berkecambah dan pokoknya tumbuh diproduksi menjadi buluh serbuk sari yang mempunyai isinya sperma. Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai putik menuju bakal biji, di mana terjadi persatuan antara sperma yang berasal dari serbuk sari dengan sel telur yang berdiam dalam bakal biji, membentuk zigot yang bersifat diploid. Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan sepatutnya plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur dan sperma, dan kariogami, yakni persatuan inti sel keduanya.[2]

Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh diproduksi menjadi embrio (lembaga), bakal biji tumbuh diproduksi menjadi biji, dan dinding bakal buah, yang disebut perikarp, tumbuh diproduksi menjadi berdaging (pada buah batu atau drupa) atau membentuk lapisan pelindung yang kering dan keras (pada buah geluk atau nux). Sementara itu, kelopak bunga (sepal), mahkota (petal), benangsari (stamen) dan putik (pistil) hendak gugur atau bisa jadi bertahan beberapa sampai buah diproduksi menjadi. Pembentukan buah ini terus berlanjut sampai biji diproduksi menjadi masak. Pada beberapa buah berbiji banyak, pertumbuhan daging buahnya umumnya sebanding dengan jumlah bakal biji yang terbuahi.[3]

Dinding buah, yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada bunga, dikenal sebagai perikarp (pericarpium). Perikarp ini sering mengembang lebih jauh, sehingga bisa dibedakan atas dua lapisan atau lebih. Yang di anggota luar disebut dinding luar, eksokarp (exocarpium), atau epikarp (epicarpium); yang di dalam disebut dinding dalam atau endokarp (endocarpium); serta lapisan tengah (bisa beberapa lapis) yang disebut dinding tengah atau mesokarp (mesocarpium).[4]

Pada beberapa buah, khususnya buah tunggal yang berasal dari bakal buah tenggelam, kadang-kadang bagian-bagian bunga yang lain (umpamanya tabung perhiasan bunga, kelopak, mahkota, atau benangsari) bersatu dengan bakal buah dan ikut mengembang membentuk buah. Bila bagian-bagian itu yaitu anggota utama dari buah, maka buah itu lalu disebut buah semu. Itulah sebabnya diproduksi menjadi penting sebagai mempelajari struktur bunga, dalam kaitannya sebagai memahami bagaimana suatu jenis buah terbentuk.[4][5]

Apa fungsi biji pada buah

Apa fungsi biji pada buah

Buah kurung bunga pukul empat (Mirabilis jalapa)

Apa fungsi biji pada buah

Buah geluk sejenis berangan (Castanea sativa), dinding luarnya seperti kayu

Apa fungsi biji pada buah

Buah kotak durian lai (Durio kutejensis) beruang lima

Apa fungsi biji pada buah

Buah bumbung Sterculia balanghas, sejenis kepuh; dikawal dari bawah

Apa fungsi biji pada buah

Buah polong johar (Senna siamea)

Apa fungsi biji pada buah

Buah pala (Myristica fragrans) yang memecah

Apa fungsi biji pada buah

Buah buni sebangsa ceplukan (Physalis peruviana), terlindung oleh kelopak bunga yang ikut mengembang bersama buah

Apa fungsi biji pada buah

Buah batu embacang (Mangifera foetida), memperlihatkan endokarpnya yang liat keras, di antara daging yang berserabut

Tipe-tipe buah

Buah-buah itu sedemikian beragam, sehingga sukarlah rasanya sebagai menyusun suatu skema pengelompokan yang bisa mencakup semua jenis buah yang telah dikenal orang. Belum lagi keadaan kekeliruan-kekeliruan yang mempertukarkan pengertian biji dan buah (misal: 'biji' jagung, yang sesungguhnya yaitu buah secara botani).

Sepatutnya buah sejati (yang yaitu perkembangan dari bakal buah) maupun buah semu, bisa dibedakan atas tiga tipe dasar buah, yakni:[4]

  • buah tunggal, yakni buah yang terbentuk dari satu bunga dengan satu bakal buah, yang mempunyai isinya satu biji atau lebih.
  • buah ganda, yakni bila buah terbentuk dari satu bunga yang mempunyai banyak bakal buah. Masing-masing bakal buah tumbuh diproduksi menjadi buah tersendiri, lepas-lepas, namun hasilnya diproduksi menjadi himpunan buah yang nampak seperti satu buah. Contohnya yaitu sirsak (Annona).
  • buah majemuk, yakni bila buah terbentuk dari bunga majemuk. Dengan demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyak bakal buah), yang pada hasilnya seakan-akan diproduksi menjadi satu buah saja. Contohnya yaitu nanas (Ananas), bunga matahari (Helianthus).

Buah kering

Buah tunggal, atau tepatnya buah sejati tunggal, lebih jauh lagi bisa dibedakan atas bentuk-bentuk buah kering (siccus), yakni yang anggota luarnya keras dan mengayu atau seperti kulit yang kering; dan buah berdaging (carnosus), yang dinding buahnya tebal berdaging.

Buah kering kemudian dibedakan atas buah yang tidak memecah (indehiscens) dan yang memecah (dehiscens). Buah indehiscens mempunyai isinya satu biji, sehingga sebagai memencarkan bijinya buah ini tidak perlu memecah. Yang termasuk ke dalam himpunan ini yaitu buah tipe padi, tipe kurung, dan tipe keras.[4]

Buah padi (caryopsis)

Buah padi (caryopsis, atau bulir) mempunyai dinding buah yang tipis, dan berlekatan menyatu dengan kulit biji. Kulit biji ini kadang-kadang berlekatan pula dengan biji. Buah terbungkus oleh sekam. Buah suku padi-padian (Poaceae) dan teki-tekian (Cyperaceae) termasuk ke dalam himpunan ini.

Bulir atau buah padi yaitu buah sekaligus biji. Anggota buah terletak di sebelah luar, terdiri dari lemma, palea, dan skutelum (scutellum). Anggota biji terdiri dari lapisan aleuron (hanya setebal satu lapis sel), endospermia (tempat penyimpanan cadangan makanan), dan embrio.

Buah kurung (achenium)

Buah kurung (achenium) mempunyai dinding buah yang tipis, berdempetan namun tidak berlekatan dengan kulit biji. Contohnya yaitu buah ('biji') bunga pukul empat (Mirabilis). Buah kurung majemuk contohnya yaitu (buah) bunga matahari.

Buah keras (nux)

Buah keras atau geluk (nux) terbentuk dari dua helai daun buah (carpel) atau lebih; bakal biji lebih dari satu, namun biasanya hanya satu yang diproduksi menjadi biji sempurna. Dinding buah keras, kadangkala mengayu, tidak berlekatan dengan kulit biji. Contohnya yaitu buah sarangan (Castanopsis).

Beberapa jenis buah keras, kulitnya merasakan pelebaran sehingga membentuk semacam sayap yang berjasa sebagai menerbangkan buah ini—jika masak—menjauh dari pohon induknya. Buah bersayap (samara) semacam ini contohnya yaitu buah meranti (Shorea) dan kerabatnya dari suku Dipterocarpaceae.

Buah kering yang memecah (dehiscens) umumnya mempunyai isinya lebih dari satu biji, sehingga memecahnya buah nampaknya terkait dengan upaya sebagai memencarkan biji, supaya tidak terkumpul di suatu tempat. Misalnya adalah:

Buah berbelah (schizocarpium)

Buah berbelah (schizocarpium) mempunyai dua ruang atau lebih, masing-masing dengan sebutir biji di dalamnya. Bila memecah, ruang-ruang itu terpisah namun bijinya masih terbawa di dalam ruang. Sehingga masing-masing ruang seolah buah kurung yang tersendiri. Contohnya yaitu kemangi (Ocimum), beberapa jenis anggota Malvaceae, dan lain-lain.

Buah kendaga

Buah kendaga (rhegma) seperti buah belah, namun ruang-ruang itu masing-masing memecah, sehingga bijinya terlempar keluar. Masing-masing ruang terbentuk dari satu daun buah. Contoh: para (Hevea), jarak (Ricinus).

Buah kotak

Terdiri atas satu atau beberapa daun buah, berbiji banyak. Buah ini memecah bila masak, namun kulit buah yang pecah sampai lama tidak terlepas dari tangkai buah. Mempunyai banyak jenis buah kotak. Buah kotak sejati (capsula) terdiri atas dua daun buah atau lebih; jumlah ruangannya berlandaskan dengan jumlah daun buah asalnya. Buah ini buka dengan bermacam-macam cara. Contohnya yaitu durian (Durio), anggrek (Orchidaceae). 'Daging buah' durian yang dimakan sebetulnya yaitu arilus (salut biji), perbesaran dari selaput penutup biji.

Selain itu, masih mempunyai lagi beberapa jenis buah kotak seperti berikut ini:

Buah bumbung

Buah bumbung (folliculus) berasal dari bakal buah yang terdiri atas satu daun buah dengan banyak biji. Bila masak, kotak terbelah menurut salah satu kampuhnya, biasanya kampuh perut. Contohnya yaitu widuri (Calotropis), kepuh (Sterculia).

Buah polong

Buah polong (legumen) terdiri atas satu daun buah dengan satu ruangan dan banyak biji; sering pula ruangan ini terpisah-pisah oleh sekat semu. Bila masak, ruangan hendak buka menurut kedua kampuhnya yang memanjang. Contohnya yaitu aneka jenis polong-polongan (Fabaceae, atau dahulu disebut Leguminosae).

Buah lobak

Buah lobak (siliqua) tersusun dari dua daun buah dengan satu ruangan yang tersekat oleh sekat semu. Buah terpecah menurut kedua kampuhnya ketika masak, namun ujungnya masih berlekatan. Biji sebentar masih melekat pada sekat semu, yang sebetulnya yaitu tembuni, sebelum pada hasilnya terlepas. Contohnya yaitu jenis-jenis Cruciferae.

Buah berdaging

Buah-buah tunggal berdaging pada umumnya tidak memecah (membuka) ketika masak. Salah satu perkecualiannya yaitu pala (Myristica). Beberapa wujud buah berdaging, di antaranya:

Buah buni

Buah buni (bacca) mempunyai dinding buah terdiri dari dua lapisan, yakni lapisan luar (eksokarp atau epikarp) yang tipis dan lapisan dalam (endokarp) yang tebal, lunak dan berair. Biji-biji tidak terikat dalam lapisan dalam tersebut. Contohnya yaitu buni (marga Antidesma), belimbing (Averrhoa), jambu biji (Psidium), serta tomat dan terung (Solanum) .

Buah mentimun

Buah mentimun (pepo) serupa dengan buah buni, namun dengan dinding luar yang lebih tebal dan kuat. Pada buah yang masak, di tengahnya sering terdapat ruangan dan daging buahnya bersatu dengan banyak biji di dalam ruangan tersebut. Contohnya yaitu mentimun (Cucurbita) dan kerabatnya.

Buah jeruk

Buah jeruk (hesperidium) yaitu variasi dari buah buni dengan tiga lapisan dinding buah. Lapisan luar yang liat dan mempunyai isinya kelenjar minyak; lapisan tengah yang serupa jaringan bunga karang dan umumnya keputih-putihan; serta lapisan dalam yang bersekat-sekat, dengan gelembung-gelembung mempunyai isinya cairan di dalamnya. Biji-biji tersebar di antara gelembung-gelembung itu. Contoh: buah jeruk (Citrus).

Buah batu

Buah batu (drupa) mempunyai tiga lapisan dinding buah. Eksokarp umumnya tipis menjangat (seperti kulit); mesokarp yang berdaging atau berserabut; dan endokarp yang liat, tebal dan keras, bahkan bisa amat keras seperti batu. Contohnya yaitu mangga (Mangifera), dengan mesokarp berdaging; atau kelapa (Cocos), yang mesokarpnya berserabut

Buah delima

Dinding luarnya liat, keras atau kaku, nyaris seperti kayu; dinding dalam tipis, liat, bersekat-sekat. Masing-masing ruang dengan banyak biji. Selaput biji tebal berair dan bisa dimakan. Contohnya yaitu delima (Punica).

Buah ganda

Buah berganda yaitu buah yang terbentuk dari satu kuntum bunga yang mempunyai banyak bakal buah. Tiap-tiap bakal buah itu tumbuh diproduksi menjadi buah yang tersendiri, lepas-lepas, namun hasilnya diproduksi menjadi himpunan buah yang nampak seperti satu buah. Berlandaskan dengan bentuk-bentuk buah penyusunnya, maka dikenal beberapa jenis buah berganda. Misalnya:

  • buah kurung berganda, misalnya pada buah mawar (Rosa).
  • buah bumbung berganda, misalnya pada cempaka (Michelia).
  • buah buni berganda, misalnya pada sirsak (Annona).
  • buah batu berganda, misalnya pada murbei (Morus).

Buah majemuk

Apa fungsi biji pada buah

Pada beberapa jenis tumbuhan, seperti pace, bunga muncul secara teratur dan terus menerus sepanjang tahun, sehingga kita bisa melihat keadaan bunga, pentil (buah muda) dan buah masak pada saat yang bersamaan di satu pohon

Buah majemuk yaitu buah hasil perkembangan bunga majemuk. Dengan demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyak bakal buah), yang tumbuh sedemikian sehingga pada hasilnya seakan-akan diproduksi menjadi satu buah saja. Dikenal pula beberapa jenis buah majemuk, di antaranya:

  • buah padi majemuk, misalnya jagung (Zea). Tongkol jagung sebetulnya mempunyai isinya deretan buah-buah jagung, bukan biji jagung.
  • buah kurung majemuk, misalnya buah bunga matahari (Helianthus).
  • buah buni majemuk, misalnya buah nanas (Ananas).
  • buah batu majemuk, misalnya buah pandan (Pandanus), pace (Morinda).

Terlihat pada foto di kanan, tahap-tahap perkembangan buah majemuk pada pace. Bunga-bunga pace bersama-sama menjadi satu kelompokan dalam satu perbungaan (bunga majemuk) yang disebut bongkol. Setelah diserbuki dan dibuahi, setiap kuntum bunga mulai tumbuh diproduksi menjadi buah batu (drupa). Dalam perkembangannya, buah-buah batu ini pada hasilnya saling luluh diproduksi menjadi sebutir buah batu majemuk.[6]

Berlandaskan dengan ciri utama, buah ganda dan buah majemuk sukar disebut buah sejati. Karena pada buah-buah tersebut terdapat bagian-bagian lain dari bunga –selain bakal buah– yang ikut bertumbuh dan mengembang diproduksi menjadi buah, sepatutnya bagian-bagian itu diproduksi menjadi anggota utama buah ataupun bukan.[4]

Buah tak berbiji

Apa fungsi biji pada buah

Jeruk sukun (tak berbiji)

Kondisi tak berbiji yaitu salah satu ciri penting buah-buahan komersial. Kultivar-kultivar pisang dan nanas yaitu contohnya. Demikian pula, buah-buah jeruk, anggur, dan semangka dari kultivar tak berbiji umumnya dihargai lebih mahal. Kondisi tak berbiji demikian biasa pula disebut sukun.[7]

Pada sejumlah spesies, kondisi tak berbiji yaitu hasil dari partenokarpi, yakni proses pembentukan buah tanpa terjadinya pembuahan sebelumnya. Buah partenokarpi bisa terbentuk dengan atau tanpa peristiwa penyerbukan. Kebanyakan kultivar jeruk sukun memerlukan penyerbukan sebagai proses pembentukannya; namun pisang dan nanas tidak memerlukannya. Sementara itu, kondisi tak berbiji pada anggur sebetulnya terjadi karena matinya atau tidak tumbuhnya embrio (dan biji) yang dihasilkan oleh pembuahan, kondisi yang dikenal sebagai stenospermokarpi, yang memerlukan proses penyerbukan dan pembuahan secara normal.[8]

Pemencaran biji

Variasi dalam wujud dan struktur buah terkait dengan upaya-upaya pemencaran biji. Pemencaran ini bisa terjadi dengan bantuan binatang, angin, arus cairan, atau proses pecahnya buah yang sedemikian rupa sehingga melontarkan biji-bijinya sampai jauh.[9]

Pemencaran oleh binatang (zookori)

Pemencaran oleh binatang biasa terjadi pada buah-buah yang mempunyai bagian-bagian yang banyak mengandung gula atau bahan makanan lainnya. Musang, misalnya, menyukai buah-buah yang manis atau mengandung tepung dan minyak yang menghasilkan energi. Aneka jenis buah, termasuk pepaya, kopi dan aren, dimakannya namun biji-bijinya tidak tercerna dalam perutnya. Biji-biji itu, setelah terbawa ke mana-mana dalam tubuh musang, hasilnya dikeluarkan bersama tinja, di tempat yang bisa jadi cukup jauh dari pohon asalnya. Demikian pula yang terjadi pada beberapa jenis biji-biji rumput dan semak yang dimakan oleh ruminansia. Pemencaran seperti itu disebut endozoik.[4] Dari golongan burung, telah dikenal sejak lama bahwa burung cabe (Dicaeidae) mempunyai keterkaitan yang ketat dengan penyebaran beberapa jenis pasilan atau benalu (Loranthaceae); yang buah-buahnya diproduksi menjadi makanan burung tersebut dan bijinya yang amat lengket terbawa pindah ke pohon-pohon lain.[10][11]

Cara lain yaitu apa yang disebut epizoik, yakni pemencaran dengan cara menempel di anggota luar tubuh binatang. Buah atau biji yang epizoik biasanya mempunyai kait atau duri, supaya gampang melekat dan terbawa pada rambut, kulit atau anggota badan binatang lainnya. Misalnya pada buah-buah rumput jarum (Andropogon), sangketan (Achyranthes), pulutan (Urena) dan lain-lain.[4]

Pemencaran oleh angin (anemokori)

Di kawasan hutan hujan tropika, pemencaran oleh angin yaitu cara yang efektif sebagai menyebarkan buah dan biji, nomor dua setelah pemencaran oleh binatang.[12] Tidak mengherankan bila Dipterocarpaceae, kebanyakan mempunyai wujud buah samara, diproduksi menjadi salah satu suku pohon yang mendominasi tegakan hutan di Kalimantan dan Sumatra. Tumbuhan lain yang memanfaatkan angin, yang juga melimpah keberadaannya di hutan hujan ini, yaitu jenis-jenis anggrek (Orchidaceae). Buah anggrek yaitu buah kotak yang memecah dengan celah-celah, sebagai melepaskan biji-bijinya yang halus dan gampang diterbangkan angin.[4]

Alih-alih buahnya, pada jenis-jenis tumbuhan tertentu yaitu bijinya yang mempunyai sayap atau alat melayang yang lain. Biji-biji bersayap ini misalnya yaitu biji bayur (Pterospermum), mahoni (Swietenia), atau tusam (Pinus). Biji kapas (Gossypium) dan kapok (Ceiba) mempunyai serat-serat yang menolongnya melayang bersama angin.

Pemencaran oleh cairan (hidrokori)

Buah-buah yang dipencarkan oleh cairan pada umumnya mempunyai jaringan pengapung (seperti gabus) yang terisi udara atau jaringan yang tak basah oleh cairan. Misalnya yaitu jaringan sabut pada buah-buah kelapa (Cocos), ketapang (Terminalia) atau putat (Barringtonia).[4]

Buah bakau (Rhizophora) telah berkecambah semasa masih melekat di batangnya (vivipar). Akar lembaga dan hipokotilnya tumbuh memanjang keluar dari buah dan menggantung di ujung ranting, sampai pada kalanya kecambah terlepas dan jatuh ke lumpur atau cairan di bawahnya.[13] Kecambah yang jatuh ke lumpur mungkin langsung menancap dst-nya tumbuh di situ; namun yang jatuh ke cairan hendak terapung dan bisa jadi terbawa arus cairan sungai atau laut sampai ke tempat yang baru, di mana kecambah itu tersangkut dan tumbuh diproduksi menjadi pohon.

Apa fungsi biji pada buah

Buah kotak sejenis pacar cairan (Impatiens walleriana)

Pemencaran sendiri

Beberapa banyak jenis buah, melemparkan sendiri biji-bijinya melalui bermacam mekanisme pecahnya dinding buah, yang beberapa mulia berlandaskan pada peristiwa higroskopi atau turgesensi.[4] Buah-buah kering yang memecah sendiri (dehiscens), di kala masak kehilangan kadar cairannya, sampai pada lengas tertentu bagian-bagian yang terkait melenting secara tiba-tiba, memecah kampuh, dan melontarkan biji-biji di dalamnya ke kejauhan. Contohnya yaitu buah para (Hevea), yang sering terdengar 'meletus' di kala hari panas. Demikian pula bermacam jenis polong-polongan (Fabaceae), yang bisa melontarkan biji sampai beberapa puluh meter jauhnya. Buah pacar cairan (Impatiens), karena sifat lentingnya, bahkan sering dipergunakan anak-anak sebagai jadi pemain.

Lihat juga

Referensi

  1. ^ Lewis, Robert A. (January 1, 2002). CRC Dictionary of Agricultural Sciences. CRC Press. pp. 375–376. ISBN 0-8493-2327-4. 
  2. ^ Mauseth, James D. (2003). Botany: an introduction to plant biology. Boston: Jones and Bartlett Publishers. p. 258. ISBN 978-0-7637-2134-3. 
  3. ^ Mauseth. Botany. Chapter 9: Flowers and Reproduction. 
  4. ^ a b c d e f g h i j Tjitrosoepomo, Gembong (1989). Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah Mada Univ. Press. pp. 69–75. ISBN 979-420-084-0. 
  5. ^ Mauseth, James D. (April 1, 2003). Botany: An Introduction to Plant Biology. Jones and Bartlett. pp. 271–272. ISBN 0-7637-2134-4. 
  6. ^ Parker, Philip M. (December 1, 2004). Morinda Citrifolia - A Medical Dictionary, Bibliography, and Annotated Research Guide to Internet References. ICON Group. ISBN 0-497-00758-4. 
  7. ^ Pusat Bahasa (2001). Kamus Mulia Bahasa Indonesia. Balai Pustaka - Jakarta. pp. hal.1099. ISBN 979-407-182-X. 
  8. ^ Spiegel-Roy, P.; E. E. Goldschmidt (August 28, 1996). The Biology of Citrus. Cambridge University Press. pp. 87–88. ISBN 0-521-33321-0. 
  9. ^ Capon, Brian (February 25, 2005). Botany for Gardeners. Timber Press. pp. 198–199. ISBN 0-88192-655-8. 
  10. ^ Docters van Leeuwen, W.M. (1933). Biology of plants and animals occuring in the higher parts of Mount Pangrango-Gedeh in West Java. Verhand. Konink. Akad. van Wetensch. Amsterdam afd. Natuurk. pp. 134–135. 
  11. ^ MacKinnon, J. (1993). Panduan Lapangan Pengenalan Burung-burung di Jawa dan Bali. Gadjah Mada University Press. pp. 363–364. ISBN 979-420-150-2. 
  12. ^ Whitmore, T.C. (1984). Tropical Rain Forest of the Far East. Clarendon Press]]. p. 75. ISBN 0-19-854136-8. 
  13. ^ Tjitrosoepomo (1989). Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). pp. hal. 66. 

Pranala luar

  • Guna Buah dan Sayuran (pdf)
  • Foto-foto perkembangan bunga diproduksi menjadi buah pada bioimages.vanderbilt.edu
  • Foto-foto pemencaran buah dan biji pada bioimages.vanderbilt.edu
  • Fakta tentang buah dari California Rare Fruit Growers, Inc.
  • Buah dalam Encyclopedia Britannica 1911

edunitas.com


Page 5

Buaya merupakan reptil bertubuh akbar yang hidup di cairan. Secara ilmiah, buaya mencakup seluruh spesies anggota suku Crocodylidae, termasuk pula buaya ikan (Tomistoma schlegelii). Meski demikian nama ini bisa pula dikenakan secara longgar untuk menyebut ‘buaya’ aligator, kaiman dan gavial; yakni kerabat-kerabat buaya yang berlainan suku.

Buaya umumnya menghuni habitat perairan tawar seperti sungai, danau, rawa dan lahan basah yang lain, namun berada pula yang hidup di cairan payau seperti buaya muara. Makanan utama buaya merupakan hewan-hewan bertulang belakang seperti bangsa ikan, reptil dan mamalia, kadang-kadang juga memangsa moluska dan krustasea bergantung pada spesiesnya. Buaya merupakan hewan purba, yang hanya sedikit berubah karena evolusi semenjak zaman dinosaurus.

Dikenal pula beberapa nama daerah untuk menyebut buaya, seperti misalnya buhaya (Sd.); buhaya (bjn); baya atau bajul (Jw.); bicokok (Btw.), bekatak, atau buaya katak untuk menyebut buaya bertubuh kecil gemuk; senyulong, buaya jolong-jolong (Mly.), atau buaya julung-julung untuk menyebut buaya ikan; buaya pandan, yakni buaya yang berwarna kehijauan; buaya tembaga, buaya yang berwarna kuning kecoklatan; dsb.

Apa fungsi biji pada buah

Distrubition of crocodiles

Dalam bahasa Inggris buaya dikenal sbg crocodile. Nama ini bermula dari penyebutan orang Yunani terhadap buaya yang mereka saksikan di Sungai Nil, krokodilos; kata bentukan yang berakar dari kata kroko, yang faedahnya ‘batu kerikil’, dan deilos yang faedahnya ‘cacing’ atau ‘orang’. Mereka menyebutnya ‘cacing bebatuan’ karena mengamati norma budaya buaya berpanas-panas di tepian sungai yang berbatu-batu.

Biologi dan perilaku

Apa fungsi biji pada buah

Buaya, seperti halnya dinosaurus, memiliki tulang-tulang iga yang termodifikasi dijadikan gastralia

Di luar bentuknya yang purba, buaya sesungguhnya merupakan hewan melata yang kompleks. Tak seperti lazimnya reptil, buaya memiliki jantung beruang empat, sekat rongga badan (diafragma) dan cerebral cortex. Pada bidang lain, morfologi luarnya memperlihatkan dengan jelas cara hidup pemangsa akuatik. Tubuhnya yang "streamline" memungkinkannya untuk berenang cepat. Buaya melipat kakinya ke belakang melekat pada tubuhnya, untuk mengurangi hambatan cairan dan memungkinkannya menambah kecepatan pada masa berenang. Jari-jari kaki belakangnya berselaput renang, yang meskipun tak digunakan sbg pendorong ketika berenang cepat, selaput ini amat berguna tatkala ia mesti mendadak berbalik atau menerapkan gerakan tiba-tiba di cairan, atau untuk memulai berenang. Kaki berselaput juga merupakan keuntungan manakala buaya perlu berkampanye atau berjalan di cairan dangkal.

Buaya bisa berkampanye dengan paling cepat pada jarak pendek, bahkan juga di luar cairan. Binatang ini memiliki rahang yang paling kuat, yang bisa menggigit dengan daya luar biasa, menjadikannya sbg hewan dengan daya gigitan yang paling akbar. Tekanan gigitan buaya ini tak kurang dari 5.000 psi (pounds per square inch; setara dengan 315 kg/cm²)[1]; bandingkan dengan daya gigitan anjing rottweiler yang hanya 335 psi, hiu putih raksasa sebesar 400 psi, atau dubuk (hyena) sekitar 800 – 1.000 psi. Gigi-gigi buaya runcing dan tajam, amat berguna untuk memegangi mangsanya. Buaya menyerang mangsanya dengan cara menerkam sekaligus menggigit mangsanya itu, kesudahan menariknya dengan kuat dan tiba-tiba ke cairan. Oleh karena itu otot-otot di sekitar rahangnya berkembang sedemikian adun sehingga bisa mengatup dengan amat kuat. Mulut yang telah mengatup demikian juga amat sukar dibuka, serupa dengan gigitan tokek. Akan tetapi sebaliknya, otot-otot yang berfungsi untuk membuka mulut buaya amat lemah. Para peneliti buaya cukup melilitkan pita perekat akbar (lakban) beberapa kali atau mengikatkan tali karet ban dalam di ujung moncong yang menutup, untuk menjaganya supaya mulut itu tetap mengatup sementara diterapkan pengamatan dan pengukuran, atau manakala akan mengangkut binatang itu dengan terjamin. Cakar dan kuku buaya pun kuat dan tajam, akan tetapi lehernya amat kaku sehingga buaya tidak begitu gampang menyerang ke samping atau ke belakang.

Buaya memangsa ikan, burung, mamalia, dan kadang-kadang juga buaya lain yang lebih kecil bahkan bangkai buaya dewasa. Reptil ini merupakan pemangsa penyergap; ia menunggu mangsanya hewan darat atau ikan mendekat, lalu menerkamnya dengan tiba-tiba. Sbg hewan yang berdarah dingin, predator ini bisa bertahan cukup lama tanpa makanan, dan jarang benar-benar perlu berkampanye untuk memburu mangsanya. Meskipun nampaknya lamban, buaya merupakan pemangsa puncak di anggota yang terkaitnya, dan beberapa macamnya teramati pernah menyerang dan membunuh ikan hiu.[2] Perkecualiannya merupakan burung cerek Mesir, yang dikenal memiliki hubungan simbiotik dengan buaya. Konon, burung ini biasa memakan hewan-hewan parasit dan sisa daging yang berdiam di mulut buaya, dan untuk itu sang raja sungai membuka mulutnya lebar-lebar serta membiarkan si cerek masuk untuk membersihkannya.

Apa fungsi biji pada buah

Patung Saint Theodore of Amasea menginjak seekor buaya (Venesia, Italia)

Pada musim kawin dan bertelur buaya bisa dijadikan paling sifat menyerang dan gampang menyerang manusia atau hewan lain yang mendekat. Di musim bertelur buaya amat buas menjaga sarang dan telur-telurnya. Induk buaya betina umumnya menyimpan telur-telurnya dengan dibenamkan di bawah gundukan tanah atau pasir bercampur dengan serasah dedaunan. Induk tersebut kesudahan menungguinya dari jarak sekitar 2 meter.

Embrio buaya tak memiliki kromosom seksual, yakni kromosom yang menentukan macam kelamin anak yang akan ditetaskan. Sah tak sebagaimana manusia, macam kelamin buaya tak ditetapkan secara genetik. Alih-alih, macam kelamin ini ditetapkan oleh suhu pengeraman atau suhu sarang tempat telur ditetaskan. Pada buaya muara, suhu sekitar 31,6°C akan menghasilkan hewan jantan, sedikit lebih rendah atau lebih tinggi dari angka itu akan menghasilkan buaya betina. Masa pengeraman telur merupakan sekitar 80 hari, tergantung pada suhu rata-rata sarang.[3]

Buaya ditengarai memiliki insting untuk kembali ke tempat tinggalnya semula (homing instinct).[4] [5] Tiga ekor buaya yang ganas di Australia Utara telah dipindahkan ke lokasinya yang baru, sejauh 400 km, dengan memakai helikopter. Akan tetapi dalam tiga ahad hewan-hewan ini dikenal telah tiba kembali di tempat asalnya. Perihal sahnya ini terpantau melewati peralatan pelacak yang dipasang pada tubuh reptil tersebut.

Menurut pengetahuan sekarang, buaya memiliki kekerabatan yang lebih ketat dengan burung dan dinosaurus, dibandingkan dengan biasanya reptil umumnya. Tiga gugusan yang pertama itu, ditambah dengan gugusan pterosaurus, digolongkan dijadikan grup akbar Archosauria (='reptil yang menguasai'[6]).[7]

Umur

Tidak berada cara yang meyakinkan untuk menghitung umur buaya, selain dengan mengetahui waktu penetasannya dahulu, meskipun berada beberapa teknik yang telah dikembangkan. Cara yang paling umum digunakan untuk menaksir umur hewan ini ialah dengan menghitung lingkaran tumbuh pada tulang dan gigi. Tiap-tiap lapis lingkaran menggambarkan beradanya perubahan pada laju pertumbuhan, yang mungkin disebabkan oleh perubahan musim kemarau dan hujan yang berulang setiap tahun. [3] Dengan tetap mengingat peluang ketidaktepatan cara ini, buaya yang tertua probabilitas merupakan spesies yang terbesar. Buaya muara (C. porosus) diperkirakan bisa hidup rata-rata hingga 70 tahun, dengan sedikit individu yang terbukti bisa melebihi umur abad. Salah satu buaya tertua yang tercatat, mati di kebun binatang Rusia pada usia sekitar 115 tahun.[3]

Seekor buaya cairan tawar jantan yang dipelihara di Kebun Binatang Australia diperkirakan berumur 130 tahun. Hewan ini diselamatkan Bob Irwin dan Steve Irwin dari dunia liar setelah ditembak dua kali oleh pemburu. Dampak tembakan senjata itu, buaya tersebut (yang sekarang dijuluki sbg "Mr. Freshy") kehilangan mata kanannya.[8]

Ukuran

Ukuran tubuh buaya paling bervariasi dari macam ke macam, mulai dari buaya kerdil hingga buaya muara raksasa. Spesies bertubuh akbar bisa tumbuh lebih panjang dari 5 m dan memiliki berat melebihi 1.200 kg. Walaupun demikian, bayi-bayi buaya hanya mempunyai ukuran sekitar 20 cm tatkala menetas dari telur. Spesies buaya terbesar merupakan buaya muara, yang hidup di wilayah Asia Tenggara hingga ke Australia utara.

Ukuran terbesar buaya muara hingga sekarang sedang diperdebatkan. Buaya terbesar yang pernah tercatat merupakan seekor buaya muara raksasa sepanjang 8,6 m, yang tertembak oleh seorang guru sekolah di Australia.[2] Sedangkan buaya terbesar yang sedang hidup merupakan seekor buaya muara sepanjang 7,1 m di Suaka Margasatwa Bhitarkanika, Orissa, India. Pada bulan Juni 2006, rekornya dicatat pada The Guinness Book of World Records.[9]

Dua catatan lain yang tepercaya mengenai ukuran buaya terbesar merupakan rekor dua ekor buaya sepanjang 6,2 m. Buaya yang pertama ditembak di Sungai Mary, Northern Territory, Australia pada 1974 oleh seorang pemburu gelap, yang kesudahan diukur oleh seorang petugas kehutanan. Sedangkan buaya yang kedua dibunuh di Sungai Fly, Papua Nugini. Ukuran buaya kedua ini sebetulnya diperoleh dari kulit, yang diukur oleh Jerome Montague, seorang peneliti margasatwa. Dan karena ukuran kulit selalu lebih kecil (menyusut) dari ukuran hewan aslinya, dipercaya bahwa buaya kedua ini sedikitnya mempunyai ukuran 10 cm lebih panjang ketika hidup.

Apa fungsi biji pada buah

Penangkaran Buaya Samutprakarn, Bangkok

Buaya terbesar yang pernah dipelihara di penangkaran merupakan seekor blasteran buaya muara dengan buaya Siam yang diberi nama Yai (Th.: ใหญ่, faedahnya akbar) (menetas pada 10 Juni 1972) di Kebun Penangkaran Buaya Samutprakarn yang terkenal di Thailand. Binatang melata ini memiliki panjang tubuh hingga 6 m dan berat mencapai 1.114,27 kg.

Buaya raksasa peliharaan yang lain merupakan seekor buaya muara yang bernama Gomek. Hewan ini ditangkap oleh George Craig di Papua Nugini dan kesudahan dijual ke St. Augustine Alligator Farm di Florida, Amerika. Buaya ini mati karena penyakit jantung pada Februari 1997 dalam usia yang cukup tua. Menurut catatan penangkaran tersebut, ketika mati Gomek memiliki panjang 5,5 m dan mungkin berusia selang 70–80 tahun.

Buaya Bhitarkanika yang terbesar diperkirakan sepanjang 7,62 m. Dugaan ini diperoleh para pakar sesuai ukuran sebuah tengkorak buaya yang disimpan oleh keluarga Kerajaan Kanika. Buaya tersebut probabilitas ditembak mati di dekat Dhamara sekitar tahun 1926 dan kesudahan tengkoraknya diawetkan oleh Raja Kanika ketika itu. Dugaan panjang di atas diperoleh melewati aturan, dengan mengingat bahwa panjang tengkorak buaya sekitar sepertujuh panjang total badannya.

Taksonomi dan penyebaran

Apa fungsi biji pada buah

Buaya moncong-ramping, Crocodylus cataphractus

Apa fungsi biji pada buah

Buaya-buaya tengah berpanas-panas

Apa fungsi biji pada buah

Buaya Amerika pada La Manzanilla, Jalisco, Mexico

Biasanya buaya tergolong ke dalam marga Crocodylus. Dua marga lain yang sedang hidup anggota suku Crocodylia ini merupakan Osteolaemus dan Tomistoma, masing-masingnya bersifat monotipik.

  • Suku Crocodylidae
    • Anak suku Mekosuchinae (punah)
    • Anak suku Crocodylinae
      • Marga Euthecodon (punah)
      • Marga Rimasuchus (punah, sebelumnya Crocodylus lloydi)
      • Marga Osteolaemus
        • Buaya kerdil, Osteolaemus tetraspis (para pakar berlainan argumen apakah spesies ini sebetulnya terdiri dari dua spesies. Biasanya berorientasi bahwa buaya kerdil merupakan satu spesies dengan dua anak macam (subspesies): O. tetraspis tetraspis & O. t. osborni)
      • Marga Crocodylus
        • Crocodylus acutus, buaya Amerika
        • Crocodylus cataphractus, Buaya moncong-ramping (kajian DNA terbaru menyarankan bahwa spesies ini mungkin lebih tepat digolongkan ke dalam marga tersendiri, Mecistops)
        • Crocodylus intermedius , buaya Orinoco
        • Crocodylus johnsoni, buaya air-tawar Australia
        • Crocodylus mindorensis, buaya Filipina
        • Crocodylus moreletii , buaya Meksiko
        • Crocodylus niloticus, buaya Nil atau buaya Afrika (anak macam Madagaskar kadang-kadang dinamai buaya hitam)
        • Crocodylus novaeguineae, buaya Irian
        • Crocodylus palustris, buaya India atau buaya rawa
        • Crocodylus porosus , buaya cairan asin
        • Crocodylus rhombifer , buaya Kuba
        • Crocodylus siamensis, buaya Siam atau buaya air-tawar Asia
    • Anak suku Tomistominae (kajian terbaru memperoleh bahwa gugusan ini sesungguhnya lebih dekat berkerabat dengan gavial, suku Gavialidae)
      • Marga Kentisuchus (punah)
      • Marga Gavialosuchus (punah)
      • Marga Paratomistoma (punah)
      • Marga Thecachampsa (punah)
      • Marga Rhamphosuchus (punah)
      • Marga Tomistoma
        • Tomistoma schlegelii, buaya senyulong atau gavial Malaya
        • Tomistoma lusitanica (punah)
        • Tomistoma cairense (punah)
        • Tomistoma machikanense (punah, spesies ketika Pleistosen dari Jepang)

Buaya di Indonesia

Sejauh ini dikenal sekitar tujuh spesies (atau subspesies) buaya yang ditemukan di Indonesia[10], yakni:

  • Buaya Mindoro atau buaya Filipina (Crocodylus mindorensis)
  • Buaya Irian (C. novaeguineae)
  • Buaya cairan asin (C. porosus)
  • Buaya Kalimantan (C. raninus)
  • Buaya cairan tawar atau buaya Siam (C. siamensis)
  • Buaya Sahul (Crocodylus sp.nov.), dan
  • Buaya senyulong (Tomistoma schlegelii)

Keberadaan buaya Mindoro di Indonesia (yakni di Sulawesi timur dan tenggara) baru dilaporkan semenjak 1996. Buaya Kalimantan (diketahui dari Kalimantan Barat dan Selatan) statusnya sedang diperdebatkan, mengingat macam ini serupa bentuk dan habitatnya dengan buaya cairan tawar, namun dengan beberapa ciri lain yang membedakannya. Demikian pula status buaya Sahul, yang selama ini dianggap identik dengan buaya Irian. Buaya Sahul menyebar terbatas di sebelah selatan Papua, sementara buaya Irian di sebelah utara pegunungan tengah. [10]

Kerabat dekat

Aligator dan kaiman (caiman atau cayman) merupakan kerabat dekat buaya yang termasuk suku Alligatoridae. Aligator memiliki tubuh mirip buaya, yang kadang-kadang dikelirukan satu sama lain. Bedanya, aligator memiliki moncong yang cenderung lebar ujungnya, bentuk huruf U apabila diamati dari atas; sedangkan buaya bermoncong lebih sempit meruncing, bentuk huruf V. Gigi ke-4 di rahang bawah buaya mempunyai ukuran akbar dan muncul di bidang luar rahang atas manakala moncongnya terkatup. Gigi-gigi rahang bawah aligator tersembunyi oleh bibir atasnya manakala moncongnya terkatup.

Gavial alias buaya julung-julung merupakan macam buaya lain lagi yang tergolong suku Gavialidae. Buaya ini memiliki tubuh yang gemuk, namun dengan moncong yang panjang dan kurus, bukan tak mirip dengan kepala ikan julung-julung. Buaya ini juga dikata buaya ikan, karena memang makanan utamanya merupakan ikan. Selain itu gavial juga hampir sepenuhnya akuatik, dan hanya sesekali naik ke darat untuk berpanas-panas. Crocodylidae, Alligatoridae dan Gavialidae tergolong ke dalam bangsa (ordo) Crocodilia.

Beberapa kerabat buaya yang telah punah, anggota gugusan yang lebih akbar lagi, yakni Crocodylomorpha, yang bersifat herbivora.

Buaya dan manusia

Serangan buaya

Jenis-jenis buaya bertubuh akbar bisa paling berbahaya untuk manusia. Buaya muara dan buaya Nil merupakan yang paling berbahaya, membunuh ratusan orang tiap tahun di berbagai daerah di Asia Tenggara dan Afrika. Buaya rawa dan mungkin pula kaiman hitam yang terancam punah, juga amat berbahaya. Aligator Amerika kurang sifat menyerang dan jarang menyerang manusia apabila tak diganggu.

Peristiwa serangan buaya yang paling banyak memakan jiwa probabilitas merupakan yang terjadi di Burma, 19 Februari 1945, semasa Perang Pulau Ramree. Sejumlah 900 orang tentara Kekaisaran Jepang, dalam upayanya untuk mundur dan bergabung dengan pasukan infantri yang lebih akbar, telah menyeberangi rawa-rawa bakau sepanjang 10 mil yang dihuni buaya-buaya muara. Dua puluh tentara akhir-akhirnya tertawan hidup-hidup oleh pasukan Inggris, dan hampir 500 orang lagi dikenal telah melarikan diri dari Pulau Ramree. Banyak tentara selebihnya yang tewas dimangsa oleh buaya, meskipun senjata tentara Inggris pun tak pelak lagi turut mempunyai peran menewaskan pasukan yang malang itu. Di samping nyamuk, buaya tercatat sbg hewan yang paling banyak menyebabkan kematian pada tahun 2001. [11]

Kulit buaya

Apa fungsi biji pada buah

Dompet kulit buaya, produk dari Bangkok Crocodile Farm

Meskipun buaya hidup ditakuti orang, namun produk-produk dari kulitnya banyak disukai dan bernilai mahal. Kulit buaya diolah untuk dijadikan aneka barang kerajinan kulit seperti dompet, tas, topi, ikat pinggang, sepatu dsb. Indonesia mengekspor cukup banyak kulit buaya, sekitar 15.228 potong pada tahun 2002, dengan negara-negara sasaran ekspor di selangnya ke Singapura, Jepang, Korea, Italia, dan beberapa negara yang lain. Empat perlimanya merupakan dari kulit buaya Irian, dan sekitar 90% di selangnya dibuat dari penangkaran buaya.[12].

Daging buaya juga dimakan di beberapa negara seperti di Australia, Etiopia, Thailand, Afrika Selatan, Kuba, dan juga di beberapa tempat di Indonesia dan Amerika Serikat.

Konservasi

Mengingat banyak populasinya yang terus menurun dan menuju kepunahan, banyak macam buaya di pelbagai negara yang diisikan ke dalam status dilindungi. Empat macam buaya yang berada di Indonesia, yakni Crocodylus novaeguineae (buaya Irian); C. porosus (buaya muara); C. siamensis (buaya Siam); dan Tomistoma schlegelii (buaya sinyulong) telah dilindungi oleh undang-undang.[13]

Untuk mengurangi tekanan terhadap populasi buaya di dunia, berbagai upaya penangkaran telah dikembangkan. Buaya muara dan buaya Nil merupakan jenis-jenis yang paling banyak ditangkarkan. Penangkaran buaya muara cenderung meningkat, terutama di Australia. Di Indonesia pun telah banyak diterapkan upaya penangkaran buaya ini, meskipun sedang setengah bergantung ke dunia, mengingat stok buaya yang dipelihara sedang mengandalkan pemungutan telurnya dari dunia, untuk kesudahan ditetaskan dan dibesarkan di penangkaran.

Rujukan

  1. ^ Film dokumenter National Geographic; "Bite Force", Brady Barr.
  2. ^ a b http://animals.nationalgeographic.com/animals/reptiles/saltwater-crocodile.html?nav=A-Z
  3. ^ a b c Britton, Adam. Crocodilian Biology Database, FAQ. "How long do crocodiles live for?". Diakses 9/11/2006.
  4. ^ Mercer, Phil (27 September 2007). "Homing crocodiles defy relocation". BBC News. Retrieved 2007-09-27. 
  5. ^ "Homesick crocs hightail it home". Sydney Morning Herald. 26 September 2007. Retrieved 2007-09-27. 
  6. ^ Karena gugusan reptil ini sukses mendominasi dunia pada ketika Mesozoikum
  7. ^ Zug, G.R. 1993. Herpetology. Academic Press, San Diego. p. 112. ISBN 0-12-782620-3
  8. ^ Profile of Mr Freshy at Australia Zoo website, diakses 01/02/2007
  9. ^ "Orissa crocodile recognised as world's largest". Reuters. 2006-06-16. Retrieved 2006-06-18. 
  10. ^ a b Iskandar, D.T. 2000. Kura-kura dan Buaya Indonesia dan Papua Nugini. Penerbit ITB, Bandung. 191 hal. ISBN 979-96100-0-1
  11. ^ Daily Telegraph - Crocodile girl told that lake was safe to swim in
  12. ^ Caldwell, J. 2004. World Trade in Crocodilian Skins, 2000–2002. WCMC – UNEP
  13. ^ Mumpuni. 2001. Reptilia. dalam M. Noerdjito dan I. Maryanto (eds.). Jenis-jenis Hayati yang Dilindungi Perundang-undangan Indonesia. Puslit Biologi LIPI – TNC – USAID, Bogor. hal. 112-113. ISBN 979-579-043-9

Tautan luar

  • (Indonesia) Macam Macam Buaya
  • (Inggris) Crocodilian Online
  • (Inggris) BBC news finds powerful agent in crocodile blood
  • (Inggris) Recent Crocodile Attacks in Australia
  • (Myanmar) Penduduk ketakutan, buaya serang lelaki di Sg Kelantan, berita MStar Online 24-07-2007 06:57:30 PM
  • Buaya 7 Meter Serang Tim Penyelamat, berita Harian Global, 15 Mei 2007
  • Buaya Teluk Cempi Serang Warga, berita pada Suara NTB Online, Rabu 16/08/06.
  • Buaya Ancam Pasokan Listrik PLTU Suralaya, berita TempoInteraktif hari Rabu, 13 Juni 2007 15:30 WIB
  • Merebut Pasar Ekspor dari Penangkaran Buaya, berita Kompas CyberMedia hari Jumat, 09 Januari 2004
  • (Inggris) Videos of Crocodile

edunitas.com


Page 6

Buaya merupakan reptil bertubuh akbar yang hidup di cairan. Secara ilmiah, buaya mencakup seluruh spesies anggota suku Crocodylidae, termasuk pula buaya ikan (Tomistoma schlegelii). Meski demikian nama ini bisa pula dikenakan secara longgar untuk menyebut ‘buaya’ aligator, kaiman dan gavial; yakni kerabat-kerabat buaya yang berlainan suku.

Buaya umumnya menghuni habitat perairan tawar seperti sungai, danau, rawa dan lahan basah yang lain, namun berada pula yang hidup di cairan payau seperti buaya muara. Makanan utama buaya merupakan hewan-hewan bertulang belakang seperti bangsa ikan, reptil dan mamalia, kadang-kadang juga memangsa moluska dan krustasea bergantung pada spesiesnya. Buaya merupakan hewan purba, yang hanya sedikit berubah karena evolusi semenjak zaman dinosaurus.

Dikenal pula beberapa nama daerah untuk menyebut buaya, seperti misalnya buhaya (Sd.); buhaya (bjn); baya atau bajul (Jw.); bicokok (Btw.), bekatak, atau buaya katak untuk menyebut buaya bertubuh kecil gemuk; senyulong, buaya jolong-jolong (Mly.), atau buaya julung-julung untuk menyebut buaya ikan; buaya pandan, yakni buaya yang berwarna kehijauan; buaya tembaga, buaya yang berwarna kuning kecoklatan; dan lain-lainnya.

Apa fungsi biji pada buah

Distrubition of crocodiles

Dalam bahasa Inggris buaya dikenal sbg crocodile. Nama ini bermula dari penyebutan orang Yunani terhadap buaya yang mereka saksikan di Sungai Nil, krokodilos; kata bentukan yang berakar dari kata kroko, yang faedahnya ‘batu kerikil’, dan deilos yang faedahnya ‘cacing’ atau ‘orang’. Mereka menyebutnya ‘cacing bebatuan’ karena mengamati adat buaya berpanas-panas di tepian sungai yang berbatu-batu.

Biologi dan perilaku

Apa fungsi biji pada buah

Buaya, seperti halnya dinosaurus, memiliki tulang-tulang iga yang termodifikasi dijadikan gastralia

Di luar bentuknya yang purba, buaya sesungguhnya merupakan hewan melata yang kompleks. Tak seperti lazimnya reptil, buaya memiliki jantung beruang empat, sekat rongga badan (diafragma) dan cerebral cortex. Pada bidang lain, morfologi luarnya memperlihatkan dengan jelas cara hidup pemangsa akuatik. Tubuhnya yang "streamline" memungkinkannya untuk berenang cepat. Buaya melipat kakinya ke belakang melekat pada tubuhnya, untuk mengurangi hambatan cairan dan memungkinkannya menambah kecepatan pada masa berenang. Jari-jari kaki belakangnya berselaput renang, yang meskipun tak digunakan sbg pendorong ketika berenang cepat, selaput ini amat berguna tatkala ia mesti mendadak berbalik atau menerapkan gerakan tiba-tiba di cairan, atau untuk memulai berenang. Kaki berselaput juga merupakan keuntungan manakala buaya perlu berkampanye atau berjalan di cairan dangkal.

Buaya bisa berkampanye dengan paling cepat pada jarak pendek, bahkan juga di luar cairan. Binatang ini memiliki rahang yang paling kuat, yang bisa menggigit dengan daya luar biasa, menjadikannya sbg hewan dengan daya gigitan yang paling akbar. Tekanan gigitan buaya ini tak kurang dari 5.000 psi (pounds per square inch; setara dengan 315 kg/cm²)[1]; bandingkan dengan daya gigitan anjing rottweiler yang hanya 335 psi, hiu putih raksasa sebesar 400 psi, atau dubuk (hyena) sekitar 800 – 1.000 psi. Gigi-gigi buaya runcing dan tajam, amat berguna untuk memegangi mangsanya. Buaya menyerang mangsanya dengan cara menerkam sekaligus menggigit mangsanya itu, akhir menariknya dengan kuat dan tiba-tiba ke cairan. Oleh karena itu otot-otot di sekitar rahangnya berkembang sedemikian adun sehingga bisa mengatup dengan amat kuat. Mulut yang telah mengatup demikian juga amat sukar dibuka, serupa dengan gigitan tokek. Akan tetapi sebaliknya, otot-otot yang berfungsi untuk membuka mulut buaya amat lemah. Para peneliti buaya cukup melilitkan pita perekat akbar (lakban) beberapa kali atau mengikatkan tali karet ban dalam di ujung moncong yang menutup, untuk menjaganya agar mulut itu tetap mengatup sementara diterapkan pengamatan dan pengukuran, atau manakala hendak mengangkut binatang itu dengan terjamin. Cakar dan kuku buaya pun kuat dan tajam, akan tetapi lehernya amat kaku sehingga buaya tidak begitu gampang menyerang ke samping atau ke belakang.

Buaya memangsa ikan, burung, mamalia, dan kadang-kadang juga buaya lain yang lebih kecil bahkan bangkai buaya dewasa. Reptil ini merupakan pemangsa penyergap; ia menunggu mangsanya hewan darat atau ikan mendekat, lalu menerkamnya dengan tiba-tiba. Sbg hewan yang berdarah dingin, predator ini bisa bertahan cukup lama tanpa makanan, dan jarang benar-benar perlu berkampanye untuk memburu mangsanya. Meskipun nampaknya lamban, buaya merupakan pemangsa puncak di anggota yang terkaitnya, dan beberapa macamnya teramati pernah menyerang dan membunuh ikan hiu.[2] Perkecualiannya merupakan burung cerek Mesir, yang dikenal memiliki hubungan simbiotik dengan buaya. Konon, burung ini biasa memakan hewan-hewan parasit dan sisa daging yang berdiam di mulut buaya, dan untuk itu sang raja sungai membuka mulutnya lebar-lebar serta membiarkan si cerek masuk untuk membersihkannya.

Apa fungsi biji pada buah

Patung Saint Theodore of Amasea menginjak seekor buaya (Venesia, Italia)

Pada musim kawin dan bertelur buaya bisa dijadikan paling sifat menyerang dan gampang menyerang manusia atau hewan lain yang mendekat. Di musim bertelur buaya amat buas menjaga sarang dan telur-telurnya. Induk buaya betina umumnya menyimpan telur-telurnya dengan dibenamkan di bawah gundukan tanah atau pasir bercampur dengan serasah dedaunan. Induk tersebut akhir menungguinya dari jarak sekitar 2 meter.

Embrio buaya tak memiliki kromosom seksual, yakni kromosom yang menentukan macam kelamin anak yang akan ditetaskan. Sah tak sebagaimana manusia, macam kelamin buaya tak dipastikan secara genetik. Alih-alih, macam kelamin ini dipastikan oleh suhu pengeraman atau suhu sarang tempat telur ditetaskan. Pada buaya muara, suhu sekitar 31,6°C akan menghasilkan hewan jantan, sedikit lebih rendah atau lebih tinggi dari angka itu akan menghasilkan buaya betina. Masa pengeraman telur merupakan sekitar 80 hari, tergantung pada suhu rata-rata sarang.[3]

Buaya ditengarai memiliki insting untuk kembali ke tempat tinggalnya semula (homing instinct).[4] [5] Tiga ekor buaya yang ganas di Australia Utara telah dipindahkan ke lokasinya yang baru, sejauh 400 km, dengan memakai helikopter. Akan tetapi dalam tiga ahad hewan-hewan ini dikenal telah tiba kembali di tempat asalnya. Perihal sahnya ini terpantau melewati peralatan pelacak yang dipasang pada tubuh reptil tersebut.

Menurut pengetahuan sekarang, buaya memiliki kekerabatan yang lebih ketat dengan burung dan dinosaurus, dibandingkan dengan biasanya reptil umumnya. Tiga gugusan yang pertama itu, ditambah dengan gugusan pterosaurus, digolongkan dijadikan grup akbar Archosauria (='reptil yang menguasai'[6]).[7]

Umur

Tidak berada cara yang meyakinkan untuk menghitung umur buaya, selain dengan mengetahui waktu penetasannya dahulu, meskipun berada beberapa teknik yang telah dikembangkan. Cara yang paling umum digunakan untuk menaksir umur hewan ini ialah dengan menghitung lingkaran tumbuh pada tulang dan gigi. Tiap-tiap lapis lingkaran menggambarkan beradanya perubahan pada laju pertumbuhan, yang mungkin disebabkan oleh perubahan musim kemarau dan hujan yang berulang setiap tahun. [3] Dengan tetap mengingat peluang ketidaktepatan cara ini, buaya yang tertua probabilitas merupakan spesies yang terbesar. Buaya muara (C. porosus) diperkirakan bisa hidup rata-rata hingga 70 tahun, dengan sedikit individu yang terbukti bisa melebihi umur 100 tahun. Salah satu buaya tertua yang tercatat, mati di kebun binatang Rusia pada usia sekitar 115 tahun.[3]

Seekor buaya cairan tawar jantan yang dipelihara di Kebun Binatang Australia diperkirakan berumur 130 tahun. Hewan ini diselamatkan Bob Irwin dan Steve Irwin dari dunia liar setelah ditembak dua kali oleh pemburu. Dampak tembakan senjata itu, buaya tersebut (yang sekarang dijuluki sbg "Mr. Freshy") kehilangan mata kanannya.[8]

Ukuran

Ukuran tubuh buaya paling bervariasi dari macam ke macam, mulai dari buaya kerdil hingga buaya muara raksasa. Spesies bertubuh akbar bisa tumbuh lebih panjang dari 5 m dan memiliki berat melebihi 1.200 kg. Walaupun demikian, bayi-bayi buaya hanya mempunyai ukuran sekitar 20 cm tatkala menetas dari telur. Spesies buaya terbesar merupakan buaya muara, yang hidup di wilayah Asia Tenggara hingga ke Australia utara.

Ukuran terbesar buaya muara hingga sekarang sedang diperdebatkan. Buaya terbesar yang pernah tercatat merupakan seekor buaya muara raksasa sepanjang 8,6 m, yang tertembak oleh seorang guru sekolah di Australia.[2] Sedangkan buaya terbesar yang sedang hidup merupakan seekor buaya muara sepanjang 7,1 m di Suaka Margasatwa Bhitarkanika, Orissa, India. Pada bulan Juni 2006, rekornya dicatat pada The Guinness Book of World Records.[9]

Dua catatan lain yang tepercaya mengenai ukuran buaya terbesar merupakan rekor dua ekor buaya sepanjang 6,2 m. Buaya yang pertama ditembak di Sungai Mary, Northern Territory, Australia pada 1974 oleh seorang pemburu gelap, yang akhir diukur oleh seorang petugas kehutanan. Sedangkan buaya yang kedua dibunuh di Sungai Fly, Papua Nugini. Ukuran buaya kedua ini sebetulnya diperoleh dari kulit, yang diukur oleh Jerome Montague, seorang peneliti margasatwa. Dan karena ukuran kulit selalu lebih kecil (menyusut) dari ukuran hewan aslinya, dipercaya bahwa buaya kedua ini sedikitnya mempunyai ukuran 10 cm lebih panjang ketika hidup.

Apa fungsi biji pada buah

Penangkaran Buaya Samutprakarn, Bangkok

Buaya terbesar yang pernah dipelihara di penangkaran merupakan seekor blasteran buaya muara dengan buaya Siam yang diberi nama Yai (Th.: ใหญ่, faedahnya akbar) (menetas pada 10 Juni 1972) di Kebun Penangkaran Buaya Samutprakarn yang terkenal di Thailand. Binatang melata ini memiliki panjang tubuh hingga 6 m dan berat mencapai 1.114,27 kg.

Buaya raksasa peliharaan yang lain merupakan seekor buaya muara yang bernama Gomek. Hewan ini ditangkap oleh George Craig di Papua Nugini dan akhir dijual ke St. Augustine Alligator Farm di Florida, Amerika. Buaya ini mati karena penyakit jantung pada Februari 1997 dalam usia yang cukup tua. Menurut catatan penangkaran tersebut, ketika mati Gomek memiliki panjang 5,5 m dan mungkin berusia selang 70–80 tahun.

Buaya Bhitarkanika yang terbesar diperkirakan sepanjang 7,62 m. Dugaan ini diperoleh para pakar sesuai ukuran sebuah tengkorak buaya yang disimpan oleh keluarga Kerajaan Kanika. Buaya tersebut probabilitas ditembak mati di dekat Dhamara sekitar tahun 1926 dan akhir tengkoraknya diawetkan oleh Raja Kanika ketika itu. Dugaan panjang di atas diperoleh melewati aturan, dengan mengingat bahwa panjang tengkorak buaya sekitar sepertujuh panjang total badannya.

Taksonomi dan penyebaran

Apa fungsi biji pada buah

Buaya moncong-ramping, Crocodylus cataphractus

Apa fungsi biji pada buah

Buaya-buaya tengah berpanas-panas

Apa fungsi biji pada buah

Buaya Amerika pada La Manzanilla, Jalisco, Mexico

Biasanya buaya tergolong ke dalam marga Crocodylus. Dua marga lain yang sedang hidup anggota suku Crocodylia ini merupakan Osteolaemus dan Tomistoma, masing-masingnya bersifat monotipik.

  • Suku Crocodylidae
    • Anak suku Mekosuchinae (punah)
    • Anak suku Crocodylinae
      • Marga Euthecodon (punah)
      • Marga Rimasuchus (punah, sebelumnya Crocodylus lloydi)
      • Marga Osteolaemus
        • Buaya kerdil, Osteolaemus tetraspis (para pakar berlainan argumen apakah spesies ini sebetulnya terdiri dari dua spesies. Biasanya berorientasi bahwa buaya kerdil merupakan satu spesies dengan dua anak macam (subspesies): O. tetraspis tetraspis & O. t. osborni)
      • Marga Crocodylus
        • Crocodylus acutus, buaya Amerika
        • Crocodylus cataphractus, Buaya moncong-ramping (kajian DNA terbaru menyarankan bahwa spesies ini mungkin lebih tepat digolongkan ke dalam marga tersendiri, Mecistops)
        • Crocodylus intermedius , buaya Orinoco
        • Crocodylus johnsoni, buaya air-tawar Australia
        • Crocodylus mindorensis, buaya Filipina
        • Crocodylus moreletii , buaya Meksiko
        • Crocodylus niloticus, buaya Nil atau buaya Afrika (anak macam Madagaskar kadang-kadang dinamai buaya hitam)
        • Crocodylus novaeguineae, buaya Irian
        • Crocodylus palustris, buaya India atau buaya rawa
        • Crocodylus porosus , buaya cairan asin
        • Crocodylus rhombifer , buaya Kuba
        • Crocodylus siamensis, buaya Siam atau buaya air-tawar Asia
    • Anak suku Tomistominae (kajian terbaru memperoleh bahwa gugusan ini sesungguhnya lebih dekat berkerabat dengan gavial, suku Gavialidae)
      • Marga Kentisuchus (punah)
      • Marga Gavialosuchus (punah)
      • Marga Paratomistoma (punah)
      • Marga Thecachampsa (punah)
      • Marga Rhamphosuchus (punah)
      • Marga Tomistoma
        • Tomistoma schlegelii, buaya senyulong atau gavial Malaya
        • Tomistoma lusitanica (punah)
        • Tomistoma cairense (punah)
        • Tomistoma machikanense (punah, spesies saat Pleistosen dari Jepang)

Buaya di Indonesia

Sejauh ini dikenal sekitar tujuh spesies (atau subspesies) buaya yang ditemukan di Indonesia[10], yakni:

  • Buaya Mindoro atau buaya Filipina (Crocodylus mindorensis)
  • Buaya Irian (C. novaeguineae)
  • Buaya cairan asin (C. porosus)
  • Buaya Kalimantan (C. raninus)
  • Buaya cairan tawar atau buaya Siam (C. siamensis)
  • Buaya Sahul (Crocodylus sp.nov.), dan
  • Buaya senyulong (Tomistoma schlegelii)

Keberadaan buaya Mindoro di Indonesia (yakni di Sulawesi timur dan tenggara) baru dilaporkan semenjak 1996. Buaya Kalimantan (diketahui dari Kalimantan Barat dan Selatan) statusnya sedang diperdebatkan, mengingat macam ini serupa bentuk dan habitatnya dengan buaya cairan tawar, namun dengan beberapa ciri lain yang membedakannya. Demikian pula status buaya Sahul, yang selama ini dianggap identik dengan buaya Irian. Buaya Sahul menyebar terbatas di sebelah selatan Papua, sementara buaya Irian di sebelah utara pegunungan tengah. [10]

Kerabat dekat

Aligator dan kaiman (caiman atau cayman) merupakan kerabat dekat buaya yang termasuk suku Alligatoridae. Aligator memiliki tubuh mirip buaya, yang kadang-kadang dikelirukan satu sama lain. Bedanya, aligator memiliki moncong yang cenderung lebar ujungnya, bentuk huruf U apabila diamati dari atas; sedangkan buaya bermoncong lebih sempit meruncing, bentuk huruf V. Gigi ke-4 di rahang bawah buaya mempunyai ukuran akbar dan muncul di bidang luar rahang atas manakala moncongnya terkatup. Gigi-gigi rahang bawah aligator tersembunyi oleh bibir atasnya manakala moncongnya terkatup.

Gavial alias buaya julung-julung merupakan macam buaya lain lagi yang tergolong suku Gavialidae. Buaya ini memiliki tubuh yang gemuk, namun dengan moncong yang panjang dan kurus, bukan tak mirip dengan kepala ikan julung-julung. Buaya ini juga dikata buaya ikan, karena memang makanan utamanya merupakan ikan. Selain itu gavial juga hampir sepenuhnya akuatik, dan hanya sesekali naik ke darat untuk berpanas-panas. Crocodylidae, Alligatoridae dan Gavialidae tergolong ke dalam bangsa (ordo) Crocodilia.

Beberapa kerabat buaya yang telah punah, anggota gugusan yang lebih akbar lagi, yakni Crocodylomorpha, yang bersifat herbivora.

Buaya dan manusia

Serangan buaya

Jenis-jenis buaya bertubuh akbar bisa paling berbahaya untuk manusia. Buaya muara dan buaya Nil merupakan yang paling berbahaya, membunuh ratusan orang tiap tahun di berbagai daerah di Asia Tenggara dan Afrika. Buaya rawa dan mungkin pula kaiman hitam yang terancam punah, juga amat berbahaya. Aligator Amerika kurang sifat menyerang dan jarang menyerang manusia apabila tak diganggu.

Peristiwa serangan buaya yang paling banyak memakan jiwa probabilitas merupakan yang terjadi di Burma, 19 Februari 1945, semasa Perang Pulau Ramree. Sejumlah 900 orang tentara Kekaisaran Jepang, dalam upayanya untuk mundur dan bergabung dengan pasukan infantri yang lebih akbar, telah menyeberangi rawa-rawa bakau sepanjang 10 mil yang dihuni buaya-buaya muara. Dua puluh tentara akhir-akhirnya tertawan hidup-hidup oleh pasukan Inggris, dan hampir 500 orang lagi dikenal telah melarikan diri dari Pulau Ramree. Banyak tentara selebihnya yang tewas dimangsa oleh buaya, meskipun senjata tentara Inggris pun tak pelak lagi turut mempunyai peran menewaskan pasukan yang malang itu. Di samping nyamuk, buaya tercatat sbg hewan yang paling banyak menyebabkan kematian pada tahun 2001. [11]

Kulit buaya

Apa fungsi biji pada buah

Dompet kulit buaya, produk dari Bangkok Crocodile Farm

Meskipun buaya hidup ditakuti orang, namun produk-produk dari kulitnya banyak disukai dan bernilai mahal. Kulit buaya diolah untuk dijadikan aneka barang kerajinan kulit seperti dompet, tas, topi, ikat pinggang, sepatu dan lain-lainnya. Indonesia mengekspor cukup banyak kulit buaya, sekitar 15.228 potong pada tahun 2002, dengan negara-negara sasaran ekspor di selangnya ke Singapura, Jepang, Korea, Italia, dan beberapa negara yang lain. Empat perlimanya merupakan dari kulit buaya Irian, dan sekitar 90% di selangnya dibuat dari penangkaran buaya.[12].

Daging buaya juga dimakan di beberapa negara seperti di Australia, Etiopia, Thailand, Afrika Selatan, Kuba, dan juga di beberapa tempat di Indonesia dan Amerika Serikat.

Konservasi

Mengingat banyak populasinya yang terus menurun dan menuju kepunahan, banyak macam buaya di pelbagai negara yang diisikan ke dalam status dilindungi. Empat macam buaya yang berada di Indonesia, yakni Crocodylus novaeguineae (buaya Irian); C. porosus (buaya muara); C. siamensis (buaya Siam); dan Tomistoma schlegelii (buaya sinyulong) telah dilindungi oleh undang-undang.[13]

Untuk mengurangi tekanan terhadap populasi buaya di dunia, berbagai upaya penangkaran telah dikembangkan. Buaya muara dan buaya Nil merupakan jenis-jenis yang paling banyak ditangkarkan. Penangkaran buaya muara cenderung meningkat, terutama di Australia. Di Indonesia pun telah banyak diterapkan upaya penangkaran buaya ini, meskipun sedang setengah bergantung ke dunia, mengingat stok buaya yang dipelihara sedang mengandalkan pemungutan telurnya dari dunia, untuk akhir ditetaskan dan dibesarkan di penangkaran.

Rujukan

  1. ^ Film dokumenter National Geographic; "Bite Force", Brady Barr.
  2. ^ a b http://animals.nationalgeographic.com/animals/reptiles/saltwater-crocodile.html?nav=A-Z
  3. ^ a b c Britton, Adam. Crocodilian Biology Database, FAQ. "How long do crocodiles live for?". Diakses 9/11/2006.
  4. ^ Mercer, Phil (27 September 2007). "Homing crocodiles defy relocation". BBC News. Retrieved 2007-09-27. 
  5. ^ "Homesick crocs hightail it home". Sydney Morning Herald. 26 September 2007. Retrieved 2007-09-27. 
  6. ^ Karena gugusan reptil ini sukses mendominasi dunia pada saat Mesozoikum
  7. ^ Zug, G.R. 1993. Herpetology. Academic Press, San Diego. p. 112. ISBN 0-12-782620-3
  8. ^ Profile of Mr Freshy at Australia Zoo website, diakses 01/02/2007
  9. ^ "Orissa crocodile recognised as world's largest". Reuters. 2006-06-16. Retrieved 2006-06-18. 
  10. ^ a b Iskandar, D.T. 2000. Kura-kura dan Buaya Indonesia dan Papua Nugini. Penerbit ITB, Bandung. 191 hal. ISBN 979-96100-0-1
  11. ^ Daily Telegraph - Crocodile girl told that lake was safe to swim in
  12. ^ Caldwell, J. 2004. World Trade in Crocodilian Skins, 2000–2002. WCMC – UNEP
  13. ^ Mumpuni. 2001. Reptilia. dalam M. Noerdjito dan I. Maryanto (eds.). Jenis-jenis Hayati yang Dilindungi Perundang-undangan Indonesia. Puslit Biologi LIPI – TNC – USAID, Bogor. hal. 112-113. ISBN 979-579-043-9

Tautan luar

  • (Indonesia) Macam Macam Buaya
  • (Inggris) Crocodilian Online
  • (Inggris) BBC news finds powerful agent in crocodile blood
  • (Inggris) Recent Crocodile Attacks in Australia
  • (Myanmar) Penduduk ketakutan, buaya serang lelaki di Sg Kelantan, berita MStar Online 24-07-2007 06:57:30 PM
  • Buaya 7 Meter Serang Tim Penyelamat, berita Harian Global, 15 Mei 2007
  • Buaya Teluk Cempi Serang Warga, berita pada Suara NTB Online, Rabu 16/08/06.
  • Buaya Ancam Pasokan Listrik PLTU Suralaya, berita TempoInteraktif hari Rabu, 13 Juni 2007 15:30 WIB
  • Merebut Pasar Ekspor dari Penangkaran Buaya, berita Kompas CyberMedia hari Jumat, 09 Januari 2004
  • (Inggris) Videos of Crocodile

edunitas.com


Page 7

Buaya merupakan reptil bertubuh akbar yang hidup di cairan. Secara ilmiah, buaya mencakup seluruh spesies anggota suku Crocodylidae, termasuk pula buaya ikan (Tomistoma schlegelii). Meski demikian nama ini bisa pula dikenakan secara longgar untuk menyebut ‘buaya’ aligator, kaiman dan gavial; yakni kerabat-kerabat buaya yang berlainan suku.

Buaya umumnya menghuni habitat perairan tawar seperti sungai, danau, rawa dan lahan basah yang lain, namun berada pula yang hidup di cairan payau seperti buaya muara. Makanan utama buaya merupakan hewan-hewan bertulang belakang seperti bangsa ikan, reptil dan mamalia, kadang-kadang juga memangsa moluska dan krustasea bergantung pada spesiesnya. Buaya merupakan hewan purba, yang hanya sedikit berubah karena evolusi semenjak zaman dinosaurus.

Dikenal pula beberapa nama daerah untuk menyebut buaya, seperti misalnya buhaya (Sd.); buhaya (bjn); baya atau bajul (Jw.); bicokok (Btw.), bekatak, atau buaya katak untuk menyebut buaya bertubuh kecil gemuk; senyulong, buaya jolong-jolong (Mly.), atau buaya julung-julung untuk menyebut buaya ikan; buaya pandan, yakni buaya yang berwarna kehijauan; buaya tembaga, buaya yang berwarna kuning kecoklatan; dan lain-lainnya.

Apa fungsi biji pada buah

Distrubition of crocodiles

Dalam bahasa Inggris buaya dikenal sbg crocodile. Nama ini bermula dari penyebutan orang Yunani terhadap buaya yang mereka saksikan di Sungai Nil, krokodilos; kata bentukan yang berakar dari kata kroko, yang faedahnya ‘batu kerikil’, dan deilos yang faedahnya ‘cacing’ atau ‘orang’. Mereka menyebutnya ‘cacing bebatuan’ karena mengamati adat buaya berpanas-panas di tepian sungai yang berbatu-batu.

Biologi dan perilaku

Apa fungsi biji pada buah

Buaya, seperti halnya dinosaurus, memiliki tulang-tulang iga yang termodifikasi dijadikan gastralia

Di luar bentuknya yang purba, buaya sesungguhnya merupakan hewan melata yang kompleks. Tak seperti lazimnya reptil, buaya memiliki jantung beruang empat, sekat rongga badan (diafragma) dan cerebral cortex. Pada bidang lain, morfologi luarnya memperlihatkan dengan jelas cara hidup pemangsa akuatik. Tubuhnya yang "streamline" memungkinkannya untuk berenang cepat. Buaya melipat kakinya ke belakang melekat pada tubuhnya, untuk mengurangi hambatan cairan dan memungkinkannya menambah kecepatan pada masa berenang. Jari-jari kaki belakangnya berselaput renang, yang meskipun tak digunakan sbg pendorong ketika berenang cepat, selaput ini amat berguna tatkala ia mesti mendadak berbalik atau menerapkan gerakan tiba-tiba di cairan, atau untuk memulai berenang. Kaki berselaput juga merupakan keuntungan manakala buaya perlu berkampanye atau berjalan di cairan dangkal.

Buaya bisa berkampanye dengan paling cepat pada jarak pendek, bahkan juga di luar cairan. Binatang ini memiliki rahang yang paling kuat, yang bisa menggigit dengan daya luar biasa, menjadikannya sbg hewan dengan daya gigitan yang paling akbar. Tekanan gigitan buaya ini tak kurang dari 5.000 psi (pounds per square inch; setara dengan 315 kg/cm²)[1]; bandingkan dengan daya gigitan anjing rottweiler yang hanya 335 psi, hiu putih raksasa sebesar 400 psi, atau dubuk (hyena) sekitar 800 – 1.000 psi. Gigi-gigi buaya runcing dan tajam, amat berguna untuk memegangi mangsanya. Buaya menyerang mangsanya dengan cara menerkam sekaligus menggigit mangsanya itu, akhir menariknya dengan kuat dan tiba-tiba ke cairan. Oleh karena itu otot-otot di sekitar rahangnya berkembang sedemikian adun sehingga bisa mengatup dengan amat kuat. Mulut yang telah mengatup demikian juga amat sukar dibuka, serupa dengan gigitan tokek. Akan tetapi sebaliknya, otot-otot yang berfungsi untuk membuka mulut buaya amat lemah. Para peneliti buaya cukup melilitkan pita perekat akbar (lakban) beberapa kali atau mengikatkan tali karet ban dalam di ujung moncong yang menutup, untuk menjaganya agar mulut itu tetap mengatup sementara diterapkan pengamatan dan pengukuran, atau manakala hendak mengangkut binatang itu dengan terjamin. Cakar dan kuku buaya pun kuat dan tajam, akan tetapi lehernya amat kaku sehingga buaya tidak begitu gampang menyerang ke samping atau ke belakang.

Buaya memangsa ikan, burung, mamalia, dan kadang-kadang juga buaya lain yang lebih kecil bahkan bangkai buaya dewasa. Reptil ini merupakan pemangsa penyergap; ia menunggu mangsanya hewan darat atau ikan mendekat, lalu menerkamnya dengan tiba-tiba. Sbg hewan yang berdarah dingin, predator ini bisa bertahan cukup lama tanpa makanan, dan jarang benar-benar perlu berkampanye untuk memburu mangsanya. Meskipun nampaknya lamban, buaya merupakan pemangsa puncak di anggota yang terkaitnya, dan beberapa macamnya teramati pernah menyerang dan membunuh ikan hiu.[2] Perkecualiannya merupakan burung cerek Mesir, yang dikenal memiliki hubungan simbiotik dengan buaya. Konon, burung ini biasa memakan hewan-hewan parasit dan sisa daging yang berdiam di mulut buaya, dan untuk itu sang raja sungai membuka mulutnya lebar-lebar serta membiarkan si cerek masuk untuk membersihkannya.

Apa fungsi biji pada buah

Patung Saint Theodore of Amasea menginjak seekor buaya (Venesia, Italia)

Pada musim kawin dan bertelur buaya bisa dijadikan paling sifat menyerang dan gampang menyerang manusia atau hewan lain yang mendekat. Di musim bertelur buaya amat buas menjaga sarang dan telur-telurnya. Induk buaya betina umumnya menyimpan telur-telurnya dengan dibenamkan di bawah gundukan tanah atau pasir bercampur dengan serasah dedaunan. Induk tersebut akhir menungguinya dari jarak sekitar 2 meter.

Embrio buaya tak memiliki kromosom seksual, yakni kromosom yang menentukan macam kelamin anak yang akan ditetaskan. Sah tak sebagaimana manusia, macam kelamin buaya tak dipastikan secara genetik. Alih-alih, macam kelamin ini dipastikan oleh suhu pengeraman atau suhu sarang tempat telur ditetaskan. Pada buaya muara, suhu sekitar 31,6°C akan menghasilkan hewan jantan, sedikit lebih rendah atau lebih tinggi dari angka itu akan menghasilkan buaya betina. Masa pengeraman telur merupakan sekitar 80 hari, tergantung pada suhu rata-rata sarang.[3]

Buaya ditengarai memiliki insting untuk kembali ke tempat tinggalnya semula (homing instinct).[4] [5] Tiga ekor buaya yang ganas di Australia Utara telah dipindahkan ke lokasinya yang baru, sejauh 400 km, dengan memakai helikopter. Akan tetapi dalam tiga ahad hewan-hewan ini dikenal telah tiba kembali di tempat asalnya. Perihal sahnya ini terpantau melewati peralatan pelacak yang dipasang pada tubuh reptil tersebut.

Menurut pengetahuan sekarang, buaya memiliki kekerabatan yang lebih ketat dengan burung dan dinosaurus, dibandingkan dengan biasanya reptil umumnya. Tiga gugusan yang pertama itu, ditambah dengan gugusan pterosaurus, digolongkan dijadikan grup akbar Archosauria (='reptil yang menguasai'[6]).[7]

Umur

Tidak berada cara yang meyakinkan untuk menghitung umur buaya, selain dengan mengetahui waktu penetasannya dahulu, meskipun berada beberapa teknik yang telah dikembangkan. Cara yang paling umum digunakan untuk menaksir umur hewan ini ialah dengan menghitung lingkaran tumbuh pada tulang dan gigi. Tiap-tiap lapis lingkaran menggambarkan beradanya perubahan pada laju pertumbuhan, yang mungkin disebabkan oleh perubahan musim kemarau dan hujan yang berulang setiap tahun. [3] Dengan tetap mengingat peluang ketidaktepatan cara ini, buaya yang tertua probabilitas merupakan spesies yang terbesar. Buaya muara (C. porosus) diperkirakan bisa hidup rata-rata hingga 70 tahun, dengan sedikit individu yang terbukti bisa melebihi umur 100 tahun. Salah satu buaya tertua yang tercatat, mati di kebun binatang Rusia pada usia sekitar 115 tahun.[3]

Seekor buaya cairan tawar jantan yang dipelihara di Kebun Binatang Australia diperkirakan berumur 130 tahun. Hewan ini diselamatkan Bob Irwin dan Steve Irwin dari dunia liar setelah ditembak dua kali oleh pemburu. Dampak tembakan senjata itu, buaya tersebut (yang sekarang dijuluki sbg "Mr. Freshy") kehilangan mata kanannya.[8]

Ukuran

Ukuran tubuh buaya paling bervariasi dari macam ke macam, mulai dari buaya kerdil hingga buaya muara raksasa. Spesies bertubuh akbar bisa tumbuh lebih panjang dari 5 m dan memiliki berat melebihi 1.200 kg. Walaupun demikian, bayi-bayi buaya hanya mempunyai ukuran sekitar 20 cm tatkala menetas dari telur. Spesies buaya terbesar merupakan buaya muara, yang hidup di wilayah Asia Tenggara hingga ke Australia utara.

Ukuran terbesar buaya muara hingga sekarang sedang diperdebatkan. Buaya terbesar yang pernah tercatat merupakan seekor buaya muara raksasa sepanjang 8,6 m, yang tertembak oleh seorang guru sekolah di Australia.[2] Sedangkan buaya terbesar yang sedang hidup merupakan seekor buaya muara sepanjang 7,1 m di Suaka Margasatwa Bhitarkanika, Orissa, India. Pada bulan Juni 2006, rekornya dicatat pada The Guinness Book of World Records.[9]

Dua catatan lain yang tepercaya mengenai ukuran buaya terbesar merupakan rekor dua ekor buaya sepanjang 6,2 m. Buaya yang pertama ditembak di Sungai Mary, Northern Territory, Australia pada 1974 oleh seorang pemburu gelap, yang akhir diukur oleh seorang petugas kehutanan. Sedangkan buaya yang kedua dibunuh di Sungai Fly, Papua Nugini. Ukuran buaya kedua ini sebetulnya diperoleh dari kulit, yang diukur oleh Jerome Montague, seorang peneliti margasatwa. Dan karena ukuran kulit selalu lebih kecil (menyusut) dari ukuran hewan aslinya, dipercaya bahwa buaya kedua ini sedikitnya mempunyai ukuran 10 cm lebih panjang ketika hidup.

Apa fungsi biji pada buah

Penangkaran Buaya Samutprakarn, Bangkok

Buaya terbesar yang pernah dipelihara di penangkaran merupakan seekor blasteran buaya muara dengan buaya Siam yang diberi nama Yai (Th.: ใหญ่, faedahnya akbar) (menetas pada 10 Juni 1972) di Kebun Penangkaran Buaya Samutprakarn yang terkenal di Thailand. Binatang melata ini memiliki panjang tubuh hingga 6 m dan berat mencapai 1.114,27 kg.

Buaya raksasa peliharaan yang lain merupakan seekor buaya muara yang bernama Gomek. Hewan ini ditangkap oleh George Craig di Papua Nugini dan akhir dijual ke St. Augustine Alligator Farm di Florida, Amerika. Buaya ini mati karena penyakit jantung pada Februari 1997 dalam usia yang cukup tua. Menurut catatan penangkaran tersebut, ketika mati Gomek memiliki panjang 5,5 m dan mungkin berusia selang 70–80 tahun.

Buaya Bhitarkanika yang terbesar diperkirakan sepanjang 7,62 m. Dugaan ini diperoleh para pakar sesuai ukuran sebuah tengkorak buaya yang disimpan oleh keluarga Kerajaan Kanika. Buaya tersebut probabilitas ditembak mati di dekat Dhamara sekitar tahun 1926 dan akhir tengkoraknya diawetkan oleh Raja Kanika ketika itu. Dugaan panjang di atas diperoleh melewati aturan, dengan mengingat bahwa panjang tengkorak buaya sekitar sepertujuh panjang total badannya.

Taksonomi dan penyebaran

Apa fungsi biji pada buah

Buaya moncong-ramping, Crocodylus cataphractus

Apa fungsi biji pada buah

Buaya-buaya tengah berpanas-panas

Apa fungsi biji pada buah

Buaya Amerika pada La Manzanilla, Jalisco, Mexico

Biasanya buaya tergolong ke dalam marga Crocodylus. Dua marga lain yang sedang hidup anggota suku Crocodylia ini merupakan Osteolaemus dan Tomistoma, masing-masingnya bersifat monotipik.

  • Suku Crocodylidae
    • Anak suku Mekosuchinae (punah)
    • Anak suku Crocodylinae
      • Marga Euthecodon (punah)
      • Marga Rimasuchus (punah, sebelumnya Crocodylus lloydi)
      • Marga Osteolaemus
        • Buaya kerdil, Osteolaemus tetraspis (para pakar berlainan argumen apakah spesies ini sebetulnya terdiri dari dua spesies. Biasanya berorientasi bahwa buaya kerdil merupakan satu spesies dengan dua anak macam (subspesies): O. tetraspis tetraspis & O. t. osborni)
      • Marga Crocodylus
        • Crocodylus acutus, buaya Amerika
        • Crocodylus cataphractus, Buaya moncong-ramping (kajian DNA terbaru menyarankan bahwa spesies ini mungkin lebih tepat digolongkan ke dalam marga tersendiri, Mecistops)
        • Crocodylus intermedius , buaya Orinoco
        • Crocodylus johnsoni, buaya air-tawar Australia
        • Crocodylus mindorensis, buaya Filipina
        • Crocodylus moreletii , buaya Meksiko
        • Crocodylus niloticus, buaya Nil atau buaya Afrika (anak macam Madagaskar kadang-kadang dinamai buaya hitam)
        • Crocodylus novaeguineae, buaya Irian
        • Crocodylus palustris, buaya India atau buaya rawa
        • Crocodylus porosus , buaya cairan asin
        • Crocodylus rhombifer , buaya Kuba
        • Crocodylus siamensis, buaya Siam atau buaya air-tawar Asia
    • Anak suku Tomistominae (kajian terbaru memperoleh bahwa gugusan ini sesungguhnya lebih dekat berkerabat dengan gavial, suku Gavialidae)
      • Marga Kentisuchus (punah)
      • Marga Gavialosuchus (punah)
      • Marga Paratomistoma (punah)
      • Marga Thecachampsa (punah)
      • Marga Rhamphosuchus (punah)
      • Marga Tomistoma
        • Tomistoma schlegelii, buaya senyulong atau gavial Malaya
        • Tomistoma lusitanica (punah)
        • Tomistoma cairense (punah)
        • Tomistoma machikanense (punah, spesies saat Pleistosen dari Jepang)

Buaya di Indonesia

Sejauh ini dikenal sekitar tujuh spesies (atau subspesies) buaya yang ditemukan di Indonesia[10], yakni:

  • Buaya Mindoro atau buaya Filipina (Crocodylus mindorensis)
  • Buaya Irian (C. novaeguineae)
  • Buaya cairan asin (C. porosus)
  • Buaya Kalimantan (C. raninus)
  • Buaya cairan tawar atau buaya Siam (C. siamensis)
  • Buaya Sahul (Crocodylus sp.nov.), dan
  • Buaya senyulong (Tomistoma schlegelii)

Keberadaan buaya Mindoro di Indonesia (yakni di Sulawesi timur dan tenggara) baru dilaporkan semenjak 1996. Buaya Kalimantan (diketahui dari Kalimantan Barat dan Selatan) statusnya sedang diperdebatkan, mengingat macam ini serupa bentuk dan habitatnya dengan buaya cairan tawar, namun dengan beberapa ciri lain yang membedakannya. Demikian pula status buaya Sahul, yang selama ini dianggap identik dengan buaya Irian. Buaya Sahul menyebar terbatas di sebelah selatan Papua, sementara buaya Irian di sebelah utara pegunungan tengah. [10]

Kerabat dekat

Aligator dan kaiman (caiman atau cayman) merupakan kerabat dekat buaya yang termasuk suku Alligatoridae. Aligator memiliki tubuh mirip buaya, yang kadang-kadang dikelirukan satu sama lain. Bedanya, aligator memiliki moncong yang cenderung lebar ujungnya, bentuk huruf U apabila diamati dari atas; sedangkan buaya bermoncong lebih sempit meruncing, bentuk huruf V. Gigi ke-4 di rahang bawah buaya mempunyai ukuran akbar dan muncul di bidang luar rahang atas manakala moncongnya terkatup. Gigi-gigi rahang bawah aligator tersembunyi oleh bibir atasnya manakala moncongnya terkatup.

Gavial alias buaya julung-julung merupakan macam buaya lain lagi yang tergolong suku Gavialidae. Buaya ini memiliki tubuh yang gemuk, namun dengan moncong yang panjang dan kurus, bukan tak mirip dengan kepala ikan julung-julung. Buaya ini juga dikata buaya ikan, karena memang makanan utamanya merupakan ikan. Selain itu gavial juga hampir sepenuhnya akuatik, dan hanya sesekali naik ke darat untuk berpanas-panas. Crocodylidae, Alligatoridae dan Gavialidae tergolong ke dalam bangsa (ordo) Crocodilia.

Beberapa kerabat buaya yang telah punah, anggota gugusan yang lebih akbar lagi, yakni Crocodylomorpha, yang bersifat herbivora.

Buaya dan manusia

Serangan buaya

Jenis-jenis buaya bertubuh akbar bisa paling berbahaya untuk manusia. Buaya muara dan buaya Nil merupakan yang paling berbahaya, membunuh ratusan orang tiap tahun di berbagai daerah di Asia Tenggara dan Afrika. Buaya rawa dan mungkin pula kaiman hitam yang terancam punah, juga amat berbahaya. Aligator Amerika kurang sifat menyerang dan jarang menyerang manusia apabila tak diganggu.

Peristiwa serangan buaya yang paling banyak memakan jiwa probabilitas merupakan yang terjadi di Burma, 19 Februari 1945, semasa Perang Pulau Ramree. Sejumlah 900 orang tentara Kekaisaran Jepang, dalam upayanya untuk mundur dan bergabung dengan pasukan infantri yang lebih akbar, telah menyeberangi rawa-rawa bakau sepanjang 10 mil yang dihuni buaya-buaya muara. Dua puluh tentara akhir-akhirnya tertawan hidup-hidup oleh pasukan Inggris, dan hampir 500 orang lagi dikenal telah melarikan diri dari Pulau Ramree. Banyak tentara selebihnya yang tewas dimangsa oleh buaya, meskipun senjata tentara Inggris pun tak pelak lagi turut mempunyai peran menewaskan pasukan yang malang itu. Di samping nyamuk, buaya tercatat sbg hewan yang paling banyak menyebabkan kematian pada tahun 2001. [11]

Kulit buaya

Apa fungsi biji pada buah

Dompet kulit buaya, produk dari Bangkok Crocodile Farm

Meskipun buaya hidup ditakuti orang, namun produk-produk dari kulitnya banyak disukai dan bernilai mahal. Kulit buaya diolah untuk dijadikan aneka barang kerajinan kulit seperti dompet, tas, topi, ikat pinggang, sepatu dan lain-lainnya. Indonesia mengekspor cukup banyak kulit buaya, sekitar 15.228 potong pada tahun 2002, dengan negara-negara sasaran ekspor di selangnya ke Singapura, Jepang, Korea, Italia, dan beberapa negara yang lain. Empat perlimanya merupakan dari kulit buaya Irian, dan sekitar 90% di selangnya dibuat dari penangkaran buaya.[12].

Daging buaya juga dimakan di beberapa negara seperti di Australia, Etiopia, Thailand, Afrika Selatan, Kuba, dan juga di beberapa tempat di Indonesia dan Amerika Serikat.

Konservasi

Mengingat banyak populasinya yang terus menurun dan menuju kepunahan, banyak macam buaya di pelbagai negara yang diisikan ke dalam status dilindungi. Empat macam buaya yang berada di Indonesia, yakni Crocodylus novaeguineae (buaya Irian); C. porosus (buaya muara); C. siamensis (buaya Siam); dan Tomistoma schlegelii (buaya sinyulong) telah dilindungi oleh undang-undang.[13]

Untuk mengurangi tekanan terhadap populasi buaya di dunia, berbagai upaya penangkaran telah dikembangkan. Buaya muara dan buaya Nil merupakan jenis-jenis yang paling banyak ditangkarkan. Penangkaran buaya muara cenderung meningkat, terutama di Australia. Di Indonesia pun telah banyak diterapkan upaya penangkaran buaya ini, meskipun sedang setengah bergantung ke dunia, mengingat stok buaya yang dipelihara sedang mengandalkan pemungutan telurnya dari dunia, untuk akhir ditetaskan dan dibesarkan di penangkaran.

Rujukan

  1. ^ Film dokumenter National Geographic; "Bite Force", Brady Barr.
  2. ^ a b http://animals.nationalgeographic.com/animals/reptiles/saltwater-crocodile.html?nav=A-Z
  3. ^ a b c Britton, Adam. Crocodilian Biology Database, FAQ. "How long do crocodiles live for?". Diakses 9/11/2006.
  4. ^ Mercer, Phil (27 September 2007). "Homing crocodiles defy relocation". BBC News. Retrieved 2007-09-27. 
  5. ^ "Homesick crocs hightail it home". Sydney Morning Herald. 26 September 2007. Retrieved 2007-09-27. 
  6. ^ Karena gugusan reptil ini sukses mendominasi dunia pada saat Mesozoikum
  7. ^ Zug, G.R. 1993. Herpetology. Academic Press, San Diego. p. 112. ISBN 0-12-782620-3
  8. ^ Profile of Mr Freshy at Australia Zoo website, diakses 01/02/2007
  9. ^ "Orissa crocodile recognised as world's largest". Reuters. 2006-06-16. Retrieved 2006-06-18. 
  10. ^ a b Iskandar, D.T. 2000. Kura-kura dan Buaya Indonesia dan Papua Nugini. Penerbit ITB, Bandung. 191 hal. ISBN 979-96100-0-1
  11. ^ Daily Telegraph - Crocodile girl told that lake was safe to swim in
  12. ^ Caldwell, J. 2004. World Trade in Crocodilian Skins, 2000–2002. WCMC – UNEP
  13. ^ Mumpuni. 2001. Reptilia. dalam M. Noerdjito dan I. Maryanto (eds.). Jenis-jenis Hayati yang Dilindungi Perundang-undangan Indonesia. Puslit Biologi LIPI – TNC – USAID, Bogor. hal. 112-113. ISBN 979-579-043-9

Tautan luar

  • (Indonesia) Macam Macam Buaya
  • (Inggris) Crocodilian Online
  • (Inggris) BBC news finds powerful agent in crocodile blood
  • (Inggris) Recent Crocodile Attacks in Australia
  • (Myanmar) Penduduk ketakutan, buaya serang lelaki di Sg Kelantan, berita MStar Online 24-07-2007 06:57:30 PM
  • Buaya 7 Meter Serang Tim Penyelamat, berita Harian Global, 15 Mei 2007
  • Buaya Teluk Cempi Serang Warga, berita pada Suara NTB Online, Rabu 16/08/06.
  • Buaya Ancam Pasokan Listrik PLTU Suralaya, berita TempoInteraktif hari Rabu, 13 Juni 2007 15:30 WIB
  • Merebut Pasar Ekspor dari Penangkaran Buaya, berita Kompas CyberMedia hari Jumat, 09 Januari 2004
  • (Inggris) Videos of Crocodile

edunitas.com


Page 8

Buaya merupakan reptil bertubuh akbar yang hidup di cairan. Secara ilmiah, buaya mencakup seluruh spesies anggota suku Crocodylidae, termasuk pula buaya ikan (Tomistoma schlegelii). Meski demikian nama ini bisa pula dikenakan secara longgar untuk menyebut ‘buaya’ aligator, kaiman dan gavial; yakni kerabat-kerabat buaya yang berlainan suku.

Buaya umumnya menghuni habitat perairan tawar seperti sungai, danau, rawa dan lahan basah yang lain, namun berada pula yang hidup di cairan payau seperti buaya muara. Makanan utama buaya merupakan hewan-hewan bertulang belakang seperti bangsa ikan, reptil dan mamalia, kadang-kadang juga memangsa moluska dan krustasea bergantung pada spesiesnya. Buaya merupakan hewan purba, yang hanya sedikit berubah karena evolusi semenjak zaman dinosaurus.

Dikenal pula beberapa nama daerah untuk menyebut buaya, seperti misalnya buhaya (Sd.); buhaya (bjn); baya atau bajul (Jw.); bicokok (Btw.), bekatak, atau buaya katak untuk menyebut buaya bertubuh kecil gemuk; senyulong, buaya jolong-jolong (Mly.), atau buaya julung-julung untuk menyebut buaya ikan; buaya pandan, yakni buaya yang berwarna kehijauan; buaya tembaga, buaya yang berwarna kuning kecoklatan; dsb.

Apa fungsi biji pada buah

Distrubition of crocodiles

Dalam bahasa Inggris buaya dikenal sbg crocodile. Nama ini bermula dari penyebutan orang Yunani terhadap buaya yang mereka saksikan di Sungai Nil, krokodilos; kata bentukan yang berakar dari kata kroko, yang faedahnya ‘batu kerikil’, dan deilos yang faedahnya ‘cacing’ atau ‘orang’. Mereka menyebutnya ‘cacing bebatuan’ karena mengamati norma budaya buaya berpanas-panas di tepian sungai yang berbatu-batu.

Biologi dan perilaku

Apa fungsi biji pada buah

Buaya, seperti halnya dinosaurus, memiliki tulang-tulang iga yang termodifikasi dijadikan gastralia

Di luar bentuknya yang purba, buaya sesungguhnya merupakan hewan melata yang kompleks. Tak seperti lazimnya reptil, buaya memiliki jantung beruang empat, sekat rongga badan (diafragma) dan cerebral cortex. Pada bidang lain, morfologi luarnya memperlihatkan dengan jelas cara hidup pemangsa akuatik. Tubuhnya yang "streamline" memungkinkannya untuk berenang cepat. Buaya melipat kakinya ke belakang melekat pada tubuhnya, untuk mengurangi hambatan cairan dan memungkinkannya menambah kecepatan pada masa berenang. Jari-jari kaki belakangnya berselaput renang, yang meskipun tak digunakan sbg pendorong ketika berenang cepat, selaput ini amat berguna tatkala ia mesti mendadak berbalik atau menerapkan gerakan tiba-tiba di cairan, atau untuk memulai berenang. Kaki berselaput juga merupakan keuntungan manakala buaya perlu berkampanye atau berjalan di cairan dangkal.

Buaya bisa berkampanye dengan paling cepat pada jarak pendek, bahkan juga di luar cairan. Binatang ini memiliki rahang yang paling kuat, yang bisa menggigit dengan daya luar biasa, menjadikannya sbg hewan dengan daya gigitan yang paling akbar. Tekanan gigitan buaya ini tak kurang dari 5.000 psi (pounds per square inch; setara dengan 315 kg/cm²)[1]; bandingkan dengan daya gigitan anjing rottweiler yang hanya 335 psi, hiu putih raksasa sebesar 400 psi, atau dubuk (hyena) sekitar 800 – 1.000 psi. Gigi-gigi buaya runcing dan tajam, amat berguna untuk memegangi mangsanya. Buaya menyerang mangsanya dengan cara menerkam sekaligus menggigit mangsanya itu, kesudahan menariknya dengan kuat dan tiba-tiba ke cairan. Oleh karena itu otot-otot di sekitar rahangnya berkembang sedemikian adun sehingga bisa mengatup dengan amat kuat. Mulut yang telah mengatup demikian juga amat sukar dibuka, serupa dengan gigitan tokek. Akan tetapi sebaliknya, otot-otot yang berfungsi untuk membuka mulut buaya amat lemah. Para peneliti buaya cukup melilitkan pita perekat akbar (lakban) beberapa kali atau mengikatkan tali karet ban dalam di ujung moncong yang menutup, untuk menjaganya supaya mulut itu tetap mengatup sementara diterapkan pengamatan dan pengukuran, atau manakala akan mengangkut binatang itu dengan terjamin. Cakar dan kuku buaya pun kuat dan tajam, akan tetapi lehernya amat kaku sehingga buaya tidak begitu gampang menyerang ke samping atau ke belakang.

Buaya memangsa ikan, burung, mamalia, dan kadang-kadang juga buaya lain yang lebih kecil bahkan bangkai buaya dewasa. Reptil ini merupakan pemangsa penyergap; ia menunggu mangsanya hewan darat atau ikan mendekat, lalu menerkamnya dengan tiba-tiba. Sbg hewan yang berdarah dingin, predator ini bisa bertahan cukup lama tanpa makanan, dan jarang benar-benar perlu berkampanye untuk memburu mangsanya. Meskipun nampaknya lamban, buaya merupakan pemangsa puncak di anggota yang terkaitnya, dan beberapa macamnya teramati pernah menyerang dan membunuh ikan hiu.[2] Perkecualiannya merupakan burung cerek Mesir, yang dikenal memiliki hubungan simbiotik dengan buaya. Konon, burung ini biasa memakan hewan-hewan parasit dan sisa daging yang berdiam di mulut buaya, dan untuk itu sang raja sungai membuka mulutnya lebar-lebar serta membiarkan si cerek masuk untuk membersihkannya.

Apa fungsi biji pada buah

Patung Saint Theodore of Amasea menginjak seekor buaya (Venesia, Italia)

Pada musim kawin dan bertelur buaya bisa dijadikan paling sifat menyerang dan gampang menyerang manusia atau hewan lain yang mendekat. Di musim bertelur buaya amat buas menjaga sarang dan telur-telurnya. Induk buaya betina umumnya menyimpan telur-telurnya dengan dibenamkan di bawah gundukan tanah atau pasir bercampur dengan serasah dedaunan. Induk tersebut kesudahan menungguinya dari jarak sekitar 2 meter.

Embrio buaya tak memiliki kromosom seksual, yakni kromosom yang menentukan macam kelamin anak yang akan ditetaskan. Sah tak sebagaimana manusia, macam kelamin buaya tak ditetapkan secara genetik. Alih-alih, macam kelamin ini ditetapkan oleh suhu pengeraman atau suhu sarang tempat telur ditetaskan. Pada buaya muara, suhu sekitar 31,6°C akan menghasilkan hewan jantan, sedikit lebih rendah atau lebih tinggi dari angka itu akan menghasilkan buaya betina. Masa pengeraman telur merupakan sekitar 80 hari, tergantung pada suhu rata-rata sarang.[3]

Buaya ditengarai memiliki insting untuk kembali ke tempat tinggalnya semula (homing instinct).[4] [5] Tiga ekor buaya yang ganas di Australia Utara telah dipindahkan ke lokasinya yang baru, sejauh 400 km, dengan memakai helikopter. Akan tetapi dalam tiga ahad hewan-hewan ini dikenal telah tiba kembali di tempat asalnya. Perihal sahnya ini terpantau melewati peralatan pelacak yang dipasang pada tubuh reptil tersebut.

Menurut pengetahuan sekarang, buaya memiliki kekerabatan yang lebih ketat dengan burung dan dinosaurus, dibandingkan dengan biasanya reptil umumnya. Tiga gugusan yang pertama itu, ditambah dengan gugusan pterosaurus, digolongkan dijadikan grup akbar Archosauria (='reptil yang menguasai'[6]).[7]

Umur

Tidak berada cara yang meyakinkan untuk menghitung umur buaya, selain dengan mengetahui waktu penetasannya dahulu, meskipun berada beberapa teknik yang telah dikembangkan. Cara yang paling umum digunakan untuk menaksir umur hewan ini ialah dengan menghitung lingkaran tumbuh pada tulang dan gigi. Tiap-tiap lapis lingkaran menggambarkan beradanya perubahan pada laju pertumbuhan, yang mungkin disebabkan oleh perubahan musim kemarau dan hujan yang berulang setiap tahun. [3] Dengan tetap mengingat peluang ketidaktepatan cara ini, buaya yang tertua probabilitas merupakan spesies yang terbesar. Buaya muara (C. porosus) diperkirakan bisa hidup rata-rata hingga 70 tahun, dengan sedikit individu yang terbukti bisa melebihi umur abad. Salah satu buaya tertua yang tercatat, mati di kebun binatang Rusia pada usia sekitar 115 tahun.[3]

Seekor buaya cairan tawar jantan yang dipelihara di Kebun Binatang Australia diperkirakan berumur 130 tahun. Hewan ini diselamatkan Bob Irwin dan Steve Irwin dari dunia liar setelah ditembak dua kali oleh pemburu. Dampak tembakan senjata itu, buaya tersebut (yang sekarang dijuluki sbg "Mr. Freshy") kehilangan mata kanannya.[8]

Ukuran

Ukuran tubuh buaya paling bervariasi dari macam ke macam, mulai dari buaya kerdil hingga buaya muara raksasa. Spesies bertubuh akbar bisa tumbuh lebih panjang dari 5 m dan memiliki berat melebihi 1.200 kg. Walaupun demikian, bayi-bayi buaya hanya mempunyai ukuran sekitar 20 cm tatkala menetas dari telur. Spesies buaya terbesar merupakan buaya muara, yang hidup di wilayah Asia Tenggara hingga ke Australia utara.

Ukuran terbesar buaya muara hingga sekarang sedang diperdebatkan. Buaya terbesar yang pernah tercatat merupakan seekor buaya muara raksasa sepanjang 8,6 m, yang tertembak oleh seorang guru sekolah di Australia.[2] Sedangkan buaya terbesar yang sedang hidup merupakan seekor buaya muara sepanjang 7,1 m di Suaka Margasatwa Bhitarkanika, Orissa, India. Pada bulan Juni 2006, rekornya dicatat pada The Guinness Book of World Records.[9]

Dua catatan lain yang tepercaya mengenai ukuran buaya terbesar merupakan rekor dua ekor buaya sepanjang 6,2 m. Buaya yang pertama ditembak di Sungai Mary, Northern Territory, Australia pada 1974 oleh seorang pemburu gelap, yang kesudahan diukur oleh seorang petugas kehutanan. Sedangkan buaya yang kedua dibunuh di Sungai Fly, Papua Nugini. Ukuran buaya kedua ini sebetulnya diperoleh dari kulit, yang diukur oleh Jerome Montague, seorang peneliti margasatwa. Dan karena ukuran kulit selalu lebih kecil (menyusut) dari ukuran hewan aslinya, dipercaya bahwa buaya kedua ini sedikitnya mempunyai ukuran 10 cm lebih panjang ketika hidup.

Apa fungsi biji pada buah

Penangkaran Buaya Samutprakarn, Bangkok

Buaya terbesar yang pernah dipelihara di penangkaran merupakan seekor blasteran buaya muara dengan buaya Siam yang diberi nama Yai (Th.: ใหญ่, faedahnya akbar) (menetas pada 10 Juni 1972) di Kebun Penangkaran Buaya Samutprakarn yang terkenal di Thailand. Binatang melata ini memiliki panjang tubuh hingga 6 m dan berat mencapai 1.114,27 kg.

Buaya raksasa peliharaan yang lain merupakan seekor buaya muara yang bernama Gomek. Hewan ini ditangkap oleh George Craig di Papua Nugini dan kesudahan dijual ke St. Augustine Alligator Farm di Florida, Amerika. Buaya ini mati karena penyakit jantung pada Februari 1997 dalam usia yang cukup tua. Menurut catatan penangkaran tersebut, ketika mati Gomek memiliki panjang 5,5 m dan mungkin berusia selang 70–80 tahun.

Buaya Bhitarkanika yang terbesar diperkirakan sepanjang 7,62 m. Dugaan ini diperoleh para pakar sesuai ukuran sebuah tengkorak buaya yang disimpan oleh keluarga Kerajaan Kanika. Buaya tersebut probabilitas ditembak mati di dekat Dhamara sekitar tahun 1926 dan kesudahan tengkoraknya diawetkan oleh Raja Kanika ketika itu. Dugaan panjang di atas diperoleh melewati aturan, dengan mengingat bahwa panjang tengkorak buaya sekitar sepertujuh panjang total badannya.

Taksonomi dan penyebaran

Apa fungsi biji pada buah

Buaya moncong-ramping, Crocodylus cataphractus

Apa fungsi biji pada buah

Buaya-buaya tengah berpanas-panas

Apa fungsi biji pada buah

Buaya Amerika pada La Manzanilla, Jalisco, Mexico

Biasanya buaya tergolong ke dalam marga Crocodylus. Dua marga lain yang sedang hidup anggota suku Crocodylia ini merupakan Osteolaemus dan Tomistoma, masing-masingnya bersifat monotipik.

  • Suku Crocodylidae
    • Anak suku Mekosuchinae (punah)
    • Anak suku Crocodylinae
      • Marga Euthecodon (punah)
      • Marga Rimasuchus (punah, sebelumnya Crocodylus lloydi)
      • Marga Osteolaemus
        • Buaya kerdil, Osteolaemus tetraspis (para pakar berlainan argumen apakah spesies ini sebetulnya terdiri dari dua spesies. Biasanya berorientasi bahwa buaya kerdil merupakan satu spesies dengan dua anak macam (subspesies): O. tetraspis tetraspis & O. t. osborni)
      • Marga Crocodylus
        • Crocodylus acutus, buaya Amerika
        • Crocodylus cataphractus, Buaya moncong-ramping (kajian DNA terbaru menyarankan bahwa spesies ini mungkin lebih tepat digolongkan ke dalam marga tersendiri, Mecistops)
        • Crocodylus intermedius , buaya Orinoco
        • Crocodylus johnsoni, buaya air-tawar Australia
        • Crocodylus mindorensis, buaya Filipina
        • Crocodylus moreletii , buaya Meksiko
        • Crocodylus niloticus, buaya Nil atau buaya Afrika (anak macam Madagaskar kadang-kadang dinamai buaya hitam)
        • Crocodylus novaeguineae, buaya Irian
        • Crocodylus palustris, buaya India atau buaya rawa
        • Crocodylus porosus , buaya cairan asin
        • Crocodylus rhombifer , buaya Kuba
        • Crocodylus siamensis, buaya Siam atau buaya air-tawar Asia
    • Anak suku Tomistominae (kajian terbaru memperoleh bahwa gugusan ini sesungguhnya lebih dekat berkerabat dengan gavial, suku Gavialidae)
      • Marga Kentisuchus (punah)
      • Marga Gavialosuchus (punah)
      • Marga Paratomistoma (punah)
      • Marga Thecachampsa (punah)
      • Marga Rhamphosuchus (punah)
      • Marga Tomistoma
        • Tomistoma schlegelii, buaya senyulong atau gavial Malaya
        • Tomistoma lusitanica (punah)
        • Tomistoma cairense (punah)
        • Tomistoma machikanense (punah, spesies ketika Pleistosen dari Jepang)

Buaya di Indonesia

Sejauh ini dikenal sekitar tujuh spesies (atau subspesies) buaya yang ditemukan di Indonesia[10], yakni:

  • Buaya Mindoro atau buaya Filipina (Crocodylus mindorensis)
  • Buaya Irian (C. novaeguineae)
  • Buaya cairan asin (C. porosus)
  • Buaya Kalimantan (C. raninus)
  • Buaya cairan tawar atau buaya Siam (C. siamensis)
  • Buaya Sahul (Crocodylus sp.nov.), dan
  • Buaya senyulong (Tomistoma schlegelii)

Keberadaan buaya Mindoro di Indonesia (yakni di Sulawesi timur dan tenggara) baru dilaporkan semenjak 1996. Buaya Kalimantan (diketahui dari Kalimantan Barat dan Selatan) statusnya sedang diperdebatkan, mengingat macam ini serupa bentuk dan habitatnya dengan buaya cairan tawar, namun dengan beberapa ciri lain yang membedakannya. Demikian pula status buaya Sahul, yang selama ini dianggap identik dengan buaya Irian. Buaya Sahul menyebar terbatas di sebelah selatan Papua, sementara buaya Irian di sebelah utara pegunungan tengah. [10]

Kerabat dekat

Aligator dan kaiman (caiman atau cayman) merupakan kerabat dekat buaya yang termasuk suku Alligatoridae. Aligator memiliki tubuh mirip buaya, yang kadang-kadang dikelirukan satu sama lain. Bedanya, aligator memiliki moncong yang cenderung lebar ujungnya, bentuk huruf U apabila diamati dari atas; sedangkan buaya bermoncong lebih sempit meruncing, bentuk huruf V. Gigi ke-4 di rahang bawah buaya mempunyai ukuran akbar dan muncul di bidang luar rahang atas manakala moncongnya terkatup. Gigi-gigi rahang bawah aligator tersembunyi oleh bibir atasnya manakala moncongnya terkatup.

Gavial alias buaya julung-julung merupakan macam buaya lain lagi yang tergolong suku Gavialidae. Buaya ini memiliki tubuh yang gemuk, namun dengan moncong yang panjang dan kurus, bukan tak mirip dengan kepala ikan julung-julung. Buaya ini juga dikata buaya ikan, karena memang makanan utamanya merupakan ikan. Selain itu gavial juga hampir sepenuhnya akuatik, dan hanya sesekali naik ke darat untuk berpanas-panas. Crocodylidae, Alligatoridae dan Gavialidae tergolong ke dalam bangsa (ordo) Crocodilia.

Beberapa kerabat buaya yang telah punah, anggota gugusan yang lebih akbar lagi, yakni Crocodylomorpha, yang bersifat herbivora.

Buaya dan manusia

Serangan buaya

Jenis-jenis buaya bertubuh akbar bisa paling berbahaya untuk manusia. Buaya muara dan buaya Nil merupakan yang paling berbahaya, membunuh ratusan orang tiap tahun di berbagai daerah di Asia Tenggara dan Afrika. Buaya rawa dan mungkin pula kaiman hitam yang terancam punah, juga amat berbahaya. Aligator Amerika kurang sifat menyerang dan jarang menyerang manusia apabila tak diganggu.

Peristiwa serangan buaya yang paling banyak memakan jiwa probabilitas merupakan yang terjadi di Burma, 19 Februari 1945, semasa Perang Pulau Ramree. Sejumlah 900 orang tentara Kekaisaran Jepang, dalam upayanya untuk mundur dan bergabung dengan pasukan infantri yang lebih akbar, telah menyeberangi rawa-rawa bakau sepanjang 10 mil yang dihuni buaya-buaya muara. Dua puluh tentara akhir-akhirnya tertawan hidup-hidup oleh pasukan Inggris, dan hampir 500 orang lagi dikenal telah melarikan diri dari Pulau Ramree. Banyak tentara selebihnya yang tewas dimangsa oleh buaya, meskipun senjata tentara Inggris pun tak pelak lagi turut mempunyai peran menewaskan pasukan yang malang itu. Di samping nyamuk, buaya tercatat sbg hewan yang paling banyak menyebabkan kematian pada tahun 2001. [11]

Kulit buaya

Apa fungsi biji pada buah

Dompet kulit buaya, produk dari Bangkok Crocodile Farm

Meskipun buaya hidup ditakuti orang, namun produk-produk dari kulitnya banyak disukai dan bernilai mahal. Kulit buaya diolah untuk dijadikan aneka barang kerajinan kulit seperti dompet, tas, topi, ikat pinggang, sepatu dsb. Indonesia mengekspor cukup banyak kulit buaya, sekitar 15.228 potong pada tahun 2002, dengan negara-negara sasaran ekspor di selangnya ke Singapura, Jepang, Korea, Italia, dan beberapa negara yang lain. Empat perlimanya merupakan dari kulit buaya Irian, dan sekitar 90% di selangnya dibuat dari penangkaran buaya.[12].

Daging buaya juga dimakan di beberapa negara seperti di Australia, Etiopia, Thailand, Afrika Selatan, Kuba, dan juga di beberapa tempat di Indonesia dan Amerika Serikat.

Konservasi

Mengingat banyak populasinya yang terus menurun dan menuju kepunahan, banyak macam buaya di pelbagai negara yang diisikan ke dalam status dilindungi. Empat macam buaya yang berada di Indonesia, yakni Crocodylus novaeguineae (buaya Irian); C. porosus (buaya muara); C. siamensis (buaya Siam); dan Tomistoma schlegelii (buaya sinyulong) telah dilindungi oleh undang-undang.[13]

Untuk mengurangi tekanan terhadap populasi buaya di dunia, berbagai upaya penangkaran telah dikembangkan. Buaya muara dan buaya Nil merupakan jenis-jenis yang paling banyak ditangkarkan. Penangkaran buaya muara cenderung meningkat, terutama di Australia. Di Indonesia pun telah banyak diterapkan upaya penangkaran buaya ini, meskipun sedang setengah bergantung ke dunia, mengingat stok buaya yang dipelihara sedang mengandalkan pemungutan telurnya dari dunia, untuk kesudahan ditetaskan dan dibesarkan di penangkaran.

Rujukan

  1. ^ Film dokumenter National Geographic; "Bite Force", Brady Barr.
  2. ^ a b http://animals.nationalgeographic.com/animals/reptiles/saltwater-crocodile.html?nav=A-Z
  3. ^ a b c Britton, Adam. Crocodilian Biology Database, FAQ. "How long do crocodiles live for?". Diakses 9/11/2006.
  4. ^ Mercer, Phil (27 September 2007). "Homing crocodiles defy relocation". BBC News. Retrieved 2007-09-27. 
  5. ^ "Homesick crocs hightail it home". Sydney Morning Herald. 26 September 2007. Retrieved 2007-09-27. 
  6. ^ Karena gugusan reptil ini sukses mendominasi dunia pada ketika Mesozoikum
  7. ^ Zug, G.R. 1993. Herpetology. Academic Press, San Diego. p. 112. ISBN 0-12-782620-3
  8. ^ Profile of Mr Freshy at Australia Zoo website, diakses 01/02/2007
  9. ^ "Orissa crocodile recognised as world's largest". Reuters. 2006-06-16. Retrieved 2006-06-18. 
  10. ^ a b Iskandar, D.T. 2000. Kura-kura dan Buaya Indonesia dan Papua Nugini. Penerbit ITB, Bandung. 191 hal. ISBN 979-96100-0-1
  11. ^ Daily Telegraph - Crocodile girl told that lake was safe to swim in
  12. ^ Caldwell, J. 2004. World Trade in Crocodilian Skins, 2000–2002. WCMC – UNEP
  13. ^ Mumpuni. 2001. Reptilia. dalam M. Noerdjito dan I. Maryanto (eds.). Jenis-jenis Hayati yang Dilindungi Perundang-undangan Indonesia. Puslit Biologi LIPI – TNC – USAID, Bogor. hal. 112-113. ISBN 979-579-043-9

Tautan luar

  • (Indonesia) Macam Macam Buaya
  • (Inggris) Crocodilian Online
  • (Inggris) BBC news finds powerful agent in crocodile blood
  • (Inggris) Recent Crocodile Attacks in Australia
  • (Myanmar) Penduduk ketakutan, buaya serang lelaki di Sg Kelantan, berita MStar Online 24-07-2007 06:57:30 PM
  • Buaya 7 Meter Serang Tim Penyelamat, berita Harian Global, 15 Mei 2007
  • Buaya Teluk Cempi Serang Warga, berita pada Suara NTB Online, Rabu 16/08/06.
  • Buaya Ancam Pasokan Listrik PLTU Suralaya, berita TempoInteraktif hari Rabu, 13 Juni 2007 15:30 WIB
  • Merebut Pasar Ekspor dari Penangkaran Buaya, berita Kompas CyberMedia hari Jumat, 09 Januari 2004
  • (Inggris) Videos of Crocodile

edunitas.com


Page 9

Tags (tagged): daftar isi pusat, ilmu pengetahuan, pusat, ilmu pengetahuan daftar, isi pusat, ilmu, pengetahuan, daftar isi, pusat ilmu, program kuliah pegawai, kelas weekend, unkris, kelas, eksekutif, ensiklopedi, bahasa, indonesia, ensiklopedia


Page 10

Tags (tagged): daftar isi pusat, ilmu pengetahuan, pusat, ilmu pengetahuan daftar, isi pusat, ilmu, pengetahuan, daftar isi, pusat ilmu, program kuliah pegawai, kelas weekend, unkris, kelas, eksekutif, ensiklopedi, bahasa, indonesia, ensiklopedia


Page 11


Apa fungsi biji pada buah

Apa fungsi biji pada buah

FootballFormula One

Apa fungsi biji pada buah

Apa fungsi biji pada buah

BadmintonTennis

Apa fungsi biji pada buah

Olympics


Some Countries Portal


Other Portal


Apa fungsi biji pada buah
Apa fungsi biji pada buah
GodMuhammad
Apa fungsi biji pada buah
Apa fungsi biji pada buah
Qur'anPillars of Islam
Apa fungsi biji pada buah
Apa fungsi biji pada buah
Pillars of FaithSchool
Apa fungsi biji pada buah
History


Apa fungsi biji pada buah
Apa fungsi biji pada buah
Jesus ChristTrinity
Apa fungsi biji pada buah
Apa fungsi biji pada buah
BibleHistory



Sumatera : Bengkulu | Jambi | Bangka Belitung Islands | Riau Islands | Lampung | NAD (Nanggro Aceh Darusalam) | Riau | West Sumatra | South Sumatra | North SumatraJava : Banten | DKI Jakarta | West Java | Central Java | East Java | Yogyakarta | Kalimantan : West Kalimantan | South Kalimantan | Central Kalimantan | East Kalimantan | North KalimantanNusa Tenggara Islands : Bali | West Nusa Tenggara | East Nusa TenggaraSulawesi : Gorontalo | West Sulawesi | South Sulawesi | Central Sulawesi | Southeast Sulawesi | North SulawesiKeliruku Islands : Keliruku | North KelirukuPapua : Papua | West Papua



Afghanistan | Saudi Arabia | Armenia | Azerbaijan | Bahrain | Bangladesh | Bhutan | Brunei | China (People's Republic of China) | Georgia | Hong Kong | India | Indonesia | Iran | Iraq | Israel | Japan | Cambodia | Kazakhstan | Cocos Islands (Keeling) (Australia) | South Korea | North Korea | Kuwait | Kyrgyzstan | Laos | Lebanon | Macau | Malaysia | Maldives | Mongolia | Myanmar (Burma) | Nepal | Oman | Pakistan | Palestine | Christmas Island (Australia) | Qatar | Russia | Singapore | Sri Lanka | Syria | Taiwan | Tajikistan | Thailand | Timor Leste (East Timor) | Turkey | Turkmenistan | United Arab Emirates | Uzbekistan | Vietnam |
Yemen | Jordan


Countries in South America

Argentina | Bolivia | Brazil | Chile | Ecuador | Guyana | Colombia | Paraguay | Peru | Suriname | Uruguay | Venezuela


State and Territory in North America

United States | Antigua And Barbuda | Bahamas | Barbados | Belize | Dominican | El Salvador | Grenada | Guatemala | Haiti | Honduras | Jamaica | Canada | Costa Rica | Cuba | Mexico | Panama | Saint Kitts and Nevis | Saint Lucia |
Saint Vincent and the GrenadinesDenmark Region : Greenland
Netherlands Region : Aruba | Netherlands Antilles
French Region : Guadeloupe | Martinique | Saint Pierre and Miquelon
USA Region : United States Virgin Islands | Puerto Rico
Region United Kingdom : Anguilla | Bermuda | Cayman Islands | Turks and Caicos Islands |
British Virgin Islands | Montserrat


North Africa : Algeria | Libya | Morocco | Egypt | Sudan | TunisiaWest Africa : Benin | Burkina Faso | Gambia | Ghana | Guinea | Guinea | Liberia | Mali | Mauritania | Niger | Nigeria | Ivory Coast | Senegal | Sierra Leone | Cape Verde | TogoCentral Africa : Central Africa | Angola | Chad | Gabon | Equatorial Guinea | Cameroon | Democratic Republic of the Congo | Republic of Congo | Sao Tome and PrincipeEast Africa : Burundi | Djibouti | Eritrea | Ethiopia | Kenya | Comoros | Madagascar | Malawi | Mauritius | Mozambique | Rwanda | Seychelles | Somalia | Tanzania | Uganda | Zambia | ZimbabweSouth Africa : South Africa | Botswana | Lesotho | Namibia | SwazilandTerritorial and Regional Dependency : Melilla | Reunion | Western Sahara | Saint Helena


Australasian :Australia | Cocos Islands Cocos (Keeling) | Christmas Island | Norfolk Island | New Zealand | Micronesia :Guam | Mariana Mariana Islands | Marshall Islands | Kiribati | Micronesia | Nauru | PalauMelanesia :Fiji | New Caledonia | Solomon Islands | Papua New Guinea | VanuatuPolynesia :Cook Islands | Pitcairn Islands | French Polynesia | Samoa | American Samoa | Tokelau | Tonga | Tuvalu |
Wallis and Futuna


List Portal

Page 12

D G I L N Q V X 
Search in Center of Studies   

Apa fungsi biji pada buah

Apa fungsi biji pada buah

Apa fungsi biji pada buah

Apa fungsi biji pada buah

Apa fungsi biji pada buah

FootballFormula OneBadmintonTennisOlympics


Some Countries Portal


Other Portal


Apa fungsi biji pada buah
Apa fungsi biji pada buah
Apa fungsi biji pada buah
Apa fungsi biji pada buah
Apa fungsi biji pada buah
Apa fungsi biji pada buah
Apa fungsi biji pada buah
GodMuhammadQur'anPillars of IslamPillars of FaithSchoolHistory


Apa fungsi biji pada buah
Apa fungsi biji pada buah
Apa fungsi biji pada buah
Apa fungsi biji pada buah
Jesus ChristTrinityBibleHistory



Sumatera : Bengkulu | Jambi | Bangka Belitung Islands | Riau Islands | Lampung | NAD (Nanggro Aceh Darusalam) | Riau | West Sumatra | South Sumatra | North SumatraJava : Banten | DKI Jakarta | West Java | Central Java | East Java | Yogyakarta | Kalimantan : West Kalimantan | South Kalimantan | Central Kalimantan | East Kalimantan | North KalimantanNusa Tenggara Islands : Bali | West Nusa Tenggara | East Nusa TenggaraSulawesi : Gorontalo | West Sulawesi | South Sulawesi | Central Sulawesi | Southeast Sulawesi | North SulawesiKeliruku Islands : Keliruku | North KelirukuPapua : Papua | West Papua



Afghanistan | Saudi Arabia | Armenia | Azerbaijan | Bahrain | Bangladesh | Bhutan | Brunei | China (People's Republic of China) | Georgia | Hong Kong | India | Indonesia | Iran | Iraq | Israel | Japan | Cambodia | Kazakhstan | Cocos Islands (Keeling) (Australia) | South Korea | North Korea | Kuwait | Kyrgyzstan | Laos | Lebanon | Macau | Malaysia | Maldives | Mongolia | Myanmar (Burma) | Nepal | Oman | Pakistan | Palestine | Christmas Island (Australia) | Qatar | Russia | Singapore | Sri Lanka | Syria | Taiwan | Tajikistan | Thailand | Timor Leste (East Timor) | Turkey | Turkmenistan | United Arab Emirates | Uzbekistan | Vietnam |
Yemen | Jordan


Countries in South America

Argentina | Bolivia | Brazil | Chile | Ecuador | Guyana | Colombia | Paraguay | Peru | Suriname | Uruguay | Venezuela


State and Territory in North America

United States | Antigua And Barbuda | Bahamas | Barbados | Belize | Dominican | El Salvador | Grenada | Guatemala | Haiti | Honduras | Jamaica | Canada | Costa Rica | Cuba | Mexico | Panama | Saint Kitts and Nevis | Saint Lucia |
Saint Vincent and the GrenadinesDenmark Region : Greenland
Netherlands Region : Aruba | Netherlands Antilles
French Region : Guadeloupe | Martinique | Saint Pierre and Miquelon
USA Region : United States Virgin Islands | Puerto Rico
Region United Kingdom : Anguilla | Bermuda | Cayman Islands | Turks and Caicos Islands |
British Virgin Islands | Montserrat


North Africa : Algeria | Libya | Morocco | Egypt | Sudan | TunisiaWest Africa : Benin | Burkina Faso | Gambia | Ghana | Guinea | Guinea | Liberia | Mali | Mauritania | Niger | Nigeria | Ivory Coast | Senegal | Sierra Leone | Cape Verde | TogoCentral Africa : Central Africa | Angola | Chad | Gabon | Equatorial Guinea | Cameroon | Democratic Republic of the Congo | Republic of Congo | Sao Tome and PrincipeEast Africa : Burundi | Djibouti | Eritrea | Ethiopia | Kenya | Comoros | Madagascar | Malawi | Mauritius | Mozambique | Rwanda | Seychelles | Somalia | Tanzania | Uganda | Zambia | ZimbabweSouth Africa : South Africa | Botswana | Lesotho | Namibia | SwazilandTerritorial and Regional Dependency : Melilla | Reunion | Western Sahara | Saint Helena


Australasian :Australia | Cocos Islands Cocos (Keeling) | Christmas Island | Norfolk Island | New Zealand | Micronesia :Guam | Mariana Mariana Islands | Marshall Islands | Kiribati | Micronesia | Nauru | PalauMelanesia :Fiji | New Caledonia | Solomon Islands | Papua New Guinea | VanuatuPolynesia :Cook Islands | Pitcairn Islands | French Polynesia | Samoa | American Samoa | Tokelau | Tonga | Tuvalu |
Wallis and Futuna


List Portal

Page 13

Tags (tagged): the, world, encyclopedia, of, contents, unkris, sumatra, jabodetabek, borneo, kalimantan, puppet, wayang, java, west, papua, countries, in, europe, albanian, andorra, armenia, peru, suriname, uruguay, venezuela, state, and, territory, regional, dependency, melilla, reunion, western, sahara, saint, center, studies, portal, japan, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, indonesian


Page 14

Tags (tagged): the, world, encyclopedia, of, contents, unkris, geography, portal, africa, south, america, north, kalimantan, nusa, tenggara, islands, bali, west, sri, lanka, syria, taiwan, tajikistan, thailand, timor, leste, burundi, djibouti, eritrea, ethiopia, kenya, comoros, center, studies, formula, 1, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, indonesian


Page 15

Tags (tagged): daftar, isi, pusat, ilmu, pengetahuan, unkris, portal, indonesia, sumatera, jabodetabek, kalimantan, wayang, maluku, utara, papua, barat, negara, peru, suriname, uruguay, venezuela, wilayah, lesotho, namibia, swaziland, territorial, islam, jawa, jepang, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, ensiklopedi, bahasa, ensiklopedia


Page 16

Tags (tagged): daftar, isi, pusat, ilmu, pengetahuan, unkris, portal, utama, agama, astronomi, bahasa, biografi, biologi, budaya, bengkulu, jambi, kepulauan, bangka, belitung, riau, kong, india, indonesia, iran, iraq, israel, jepang, kamboja, tunisia, afrika, barat, benin, burkina, faso, gambia, ghana, asia, ateisme, atheis, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, ensiklopedi, ensiklopedia


Page 17

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) 3, 3 Diva (album), 3 Doa 3 Cinta (film), 3 Doors Down, 3 Februari, 30 Oktober, 30 Persei, 30 Rock, 30 September, 33 (angka), 330, 330 (angka), 330-an, 360-an, 360-an SM, 3600 Detik, 360s, 390 's, 390 SM, 390-an, 390-an SM, Judul Topik (Artikel) 3, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik (Artikel) 3, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id


Page 18

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) 3, 3 Diva (album), 3 Doa 3 Cinta (film), 3 Doors Down, 3 Februari, 30 Oktober, 30 Persei, 30 Rock, 30 September, 33 (angka), 330, 330 (angka), 330-an, 360-an, 360-an SM, 3600 Detik, 360s, 390 's, 390 SM, 390-an, 390-an SM, Judul Topik (Artikel) 3, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik (Artikel) 3, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id


Page 19

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) A, A Cinderella Story, A Clockwork Orange, A Clockwork Orange (film), A Collection, Aaptos papillata, Aaptos pernucleata, Aaptos robustus, Aaptos rosacea, Abdul Aziz Alu-Sheikh, Abdul Aziz Angkat, Abdul Aziz bin Abdulah bin Baz, Abdul Aziz bin Abdullah Alu Syaikh, Abisai, Abit, Mook Manaar Bulatn, Kutai Barat, Abitibi-Consolidated, AbiWord, AC Arles-Avignon, AC Bellinzona, AC Martina, AC Milan, Judul Topik (Artikel) A, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik (Artikel) A, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id


Page 20

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) A, A Cinderella Story, A Clockwork Orange, A Clockwork Orange (film), A Collection, Aaptos papillata, Aaptos pernucleata, Aaptos robustus, Aaptos rosacea, Abdul Aziz Alu-Sheikh, Abdul Aziz Angkat, Abdul Aziz bin Abdulah bin Baz, Abdul Aziz bin Abdullah Alu Syaikh, Abisai, Abit, Mook Manaar Bulatn, Kutai Barat, Abitibi-Consolidated, AbiWord, AC Arles-Avignon, AC Bellinzona, AC Martina, AC Milan, Judul Topik (Artikel) A, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik (Artikel) A, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id


Page 21

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) B, B17, B20, B22, B25, Babirik, Beruntung Baru, Banjar, Babirik, Hulu Sungai Utara, Babirusa, Babirusa Buru, Badan Liga Indonesia, Badan Meteorologi Australia, Badan Meteorologi dan Geofisika, Badan Meteorologi Jepang, Bagik Payung, Suralaga, Lombok Timur, Bagik Polak, Labu Api, Lombok Barat, Baginda, Sumedang Selatan, Sumedang, Bagindo Aziz Chan, Bahasa Bawean, Bahasa Belanda, Bahasa Belanda di Indonesia, Bahasa Belarus, Judul Topik (Artikel) B, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik (Artikel) B, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id


Page 22

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) B, B17, B20, B22, B25, Babirik, Beruntung Baru, Banjar, Babirik, Hulu Sungai Utara, Babirusa, Babirusa Buru, Badan Liga Indonesia, Badan Meteorologi Australia, Badan Meteorologi dan Geofisika, Badan Meteorologi Jepang, Bagik Payung, Suralaga, Lombok Timur, Bagik Polak, Labu Api, Lombok Barat, Baginda, Sumedang Selatan, Sumedang, Bagindo Aziz Chan, Bahasa Bawean, Bahasa Belanda, Bahasa Belanda di Indonesia, Bahasa Belarus, Judul Topik (Artikel) B, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik (Artikel) B, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id


Page 23

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) C, C.G.E. Mannerheim, C.G.K. Reinwardt, C.H. Greenblatt, C.I.D. (film), Cairate, Cairina scutulata, Cairn Terrier, Cairns, Calung, Calungbungur, Sajira, Lebak, Caluso, Caluya, Antique, Canadian dollar, Canadian Football League, Canadian Grand Prix, Canadian Hot 100, Cane Toa, Rikit Gaib, Gayo Lues, Cane Uken, Rikit Gaib, Gayo Lues, Canellales, Canero, Judul Topik (Artikel) C, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik (Artikel) C, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id


Page 24

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) C, C.G.E. Mannerheim, C.G.K. Reinwardt, C.H. Greenblatt, C.I.D. (film), Cairate, Cairina scutulata, Cairn Terrier, Cairns, Calung, Calungbungur, Sajira, Lebak, Caluso, Caluya, Antique, Canadian dollar, Canadian Football League, Canadian Grand Prix, Canadian Hot 100, Cane Toa, Rikit Gaib, Gayo Lues, Cane Uken, Rikit Gaib, Gayo Lues, Canellales, Canero, Judul Topik (Artikel) C, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik (Artikel) C, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id


Page 25

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) H, H.H.H. Tower, H.M.A. Tihami, H.O.S. Tjokroaminoto, H.O.T., Hak LGBT di Oseania, Hak LGBT di Pakistan, Hak LGBT di Republik Tiongkok, Hak LGBT di Rumania, Halte Cinango, Halte Cisomang, Halte Cisomang layout, Halte Citaliktik, Handil Labuan Amas, Bumi Makmur, Tanah Laut, Handil Maluka, Bumi Makmur, Tanah Laut, Handil Negara, Kurau, Tanah Laut, Handil Purai, Beruntung Baru, Banjar, Harapan, Tanah Pinem, Dairi, Harapankarya, Pagelaran, Pandeglang, Harappa, Harara, Dusun Timur, Barito Timur, Judul Topik (Artikel) H, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik (Artikel) H, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id


Page 26

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) H, H.H.H. Tower, H.M.A. Tihami, H.O.S. Tjokroaminoto, H.O.T., Hak LGBT di Oseania, Hak LGBT di Pakistan, Hak LGBT di Republik Tiongkok, Hak LGBT di Rumania, Halte Cinango, Halte Cisomang, Halte Cisomang layout, Halte Citaliktik, Handil Labuan Amas, Bumi Makmur, Tanah Laut, Handil Maluka, Bumi Makmur, Tanah Laut, Handil Negara, Kurau, Tanah Laut, Handil Purai, Beruntung Baru, Banjar, Harapan, Tanah Pinem, Dairi, Harapankarya, Pagelaran, Pandeglang, Harappa, Harara, Dusun Timur, Barito Timur, Judul Topik (Artikel) H, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik (Artikel) H, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id