Apa hubungan perjanjian Tordesillas dengan kedatangan bangsa Portugis dan Spanyol ke Indonesia

Tordesillas adalah nama sebuah kota di Spanyol. Di tempat bersejarah inilah ditetapkan suatu perjanjian yang menjadi awal dari penjelajahan  dua bangsa kuat benua Eropa pada abad ke-XVI mengelilingi samudera di belahan dunia barat dan timur.

Sejarah perjanjian tordesillas (dalam bahasa Portugis disebut Tratado de Tordesilhas atau dalam bahasa Spanyol disebut Tratado de Tordesillas) merupakan perjanjian yang berlangsung dan ditandatangani pada 7 Juni 1494. Perjanjian Tordesillas berisikan tentang pembagian wilayah pelayaran kekuasaan antara kerajaan Spanyol dengan kerajaan Portugis. Spanyol memiliki wewenang berlayar ke arah barat, sedangkan Portugis berwewenang untuk berlayar ke arah timur, yang bermulai dari barat kepulauan Tanjung Verde. Perjanjian tersebut disahkan Spanyol pada 2 Juli 1494 sedangkan Portugis pada 5 September 1494, diberlakukan sampai 13 Januari 1750.

Persaingan Spanyol dan Portugis

Pada abad itu, Spanyol dan Portugis merupakan kerajaan dengan armada laut yang kuat, memiliki teknologi navigasi serta perlengkapan kapal yang maju dibandingkan dengan negara-negara di wilayah Eropa lainnya. Eropa mulai melakukan ekspansi dengan memonopoli perdagangan dan mengakhirinya dengan mendirikan rezim-rezim kolonial. Di samping itu, keunggulan serta kekuatan Spanyol dan Portugis menimbulkan persaingan di antara kedua negara tersebut, terutama dalam hal memperluas wilayah kekuasaan dan perdagangan.

Saat Constantinopel yang merupakan pusat kerajaan Romawi Timur jatuh ke tangan kerajaan Muslim Turki Usmani, orang-orang Eropa menjadi susah mencari rempah-rempah karena sebagian besar jalur darat menuju timur harus melalui Timur Tengah dan sekitarnya yang telah berada dalam kekaisaran Islam, sehingga mereka mencari alternatif lain, yaitu jalur laut. Akhirnya bangsa Eropa, diawali oleh Portugis pada tahun 1490-an, melakukan penjelajahan mengarungi samudera untuk mencari rempah-rempah. Kemudian itulah Portugis mendapat saingan dalam perluasan kekuasaan perdagangan, yaitu Spanyol.

Melihat adanya persaingan pada tahun 1493 antara Portugis dan Spanyol, Paus Alexander VI mengambil tindakan dengan mengeluarkan perintah membagi dua bagian wilayah milik Spanyol dan Portugis. Paus Alexander VI mengeluarkan perintah pada 26 September 1493 yang isinya memberi kuasa Spanyol untuk memiliki wilayah yang ditemui di Timur dan memperluas pengaruh mereka. Perintah tersebut membuat kerajaan Portugis tidak puas, maka dibuatlah Perjanjian Tordesillas.

Perjanjian Tordesillas

Christopher Columbus, penjelajah samudera sekaligus penemu benua Amerika merupakan bangsa kelahiran Portugis. Columbus kemudian pindah ke Spanyol dengan didasari alasan bahwa penguasa Portugis tidak mendukung usahanya dalam hal melakukan penjelajahan ke sisi barat Portugis. Dari raja Spanyol, Ferdinand II, Columbus menerima dukungan untuk melakukan pelayaran ke arah barat.

Keuntungan Columbus setelah mendapat dukungan dari raja Spanyol:

  1. Raja Spanyol setuju mengangkat Columbus sebagai gubernur di wilayah yang ditemukannya.
  2. Sebagai balasannya, Columbus berjanji untuk menyebarkan agama Katolik kepada orang-orang di wilayah yang ia temukan dan kembali ke Spanyol membawa rempah-rempah, emas, dan perak.
  3. Pada tahun 1492, Christopher Columbus akhirnya melakukan pelayarannya ke barat dan menemukan sebuah benua yang memisahkan dua samudera Atlantik dan samudera Pasifik. Benua tersebut adalah benua yang semula dianggapnya sebagai India, namun kenyataannya benua tersebut adalah Amerika. Benua itu kemudian disebut “New World” atau Dunia Baru.

Perjanjian Tordesillas ditandatangani salah satunya sebagai kesepakatan antara kerajaan Spanyol dan Portugis untuk menghindari kebingungan antara Spanyol dan Portugis pada klaim tanah di Dunia Baru. Pada tahun 1493, Christopher Columbus kembali ke Spanyol kemudian menceritakan kisah perjalanannya kepada Paus Alexander VI. Memahami kebutuhan untuk membagi tanah Dunia Baru antara Spanyol dan Portugis, Paus lantas mengeluarkan “Keputusan Kepausan” (Papal Bull). Menurut keputusan ini, garis khayal utara-selatan dari demarkasi 300 mil di sebelah barat Kepulauan Tanjung Verde mulai ditetapkan. Tanah non-Kristen di sebelah barat garis ini berada di bawah kepemilikan Spanyol dan tanah di sebelah timur dimiliki Portugis. Namun, Portugis tidak puas akan keputusan ini.

Pada 7 Juni 1494, perwakilan pemerintah Spanyol dan Portugis bertemu di Tordesillas, Spanyol untuk menegosiasikan keputusan Paus. Kesepakatan akhirnya dapat dicapai dan ditandatangani kedua negara. Perjanjian ini dikenal sebagai “The Treaty of Tordesillas” atau “Perjanjian Tordesillas”. Sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, garis demarkasi digeser ke barat sejauh 1110 mil dari Kepulauan Tanjung Verde (lepas pantai barat Afrika). Wilayah sebelah timur dimiliki oleh Portugis dan sebelah barat oleh Spanyol.

Portugis mendapatkan kontrol dari sebagian tanah di Amerika Selatan termasuk Brasil dan juga seluruh wilayah Samudera Hindia. Atas dasar perjanjian ini, Portugis menjajah negara-negara seperti Macau dan India di Asia. Sementara itu, Spanyol memperoleh sebagian besar tanah di Dunia Baru. Pada tahun 1506, Paus Julius II secara resmi mengakui perjanjian Tordesillas. Awalnya, Spanyol menyesali penerimaan terhadap perjanjian ini sebab mereka tidak mendapatkan keuntungan dari tanah yang mereka temukan. Namun pandangan ini berubah setelah Spanyol memperoleh kekayaan yang melimpah di Meksiko.

Tujuan Penjelajahan Spanyol dan Portugis

Pada tahun 1512 Portugis menguasai Ternate di Nusantara. Pada saat yang sama, Spanyol sudah menguasai Tidore. Terjadilah persekutuan dan perselisihan di antara kedua negara tersebut. Kemudian Paus turun tangan kembali menengahi persekutuan yang terjadi melalui perjanjian Sarogosa pada tahun 1528. Perjanjian Sarongosa berisi tentang penetapan  garis Sarongosa yang membagi dunia menjadi dua wilayah kekuasaan yang dibatasi oleh meridian Jailolo di Irian (Papua).

Sejak akhir abad XV, Spanyol dan Portugis mempelopori bangsa Eropa dalam melakukan pelayaran untuk mencari jalan menuju kekayaan Asia. Selain karena motif ekonomi, mereka juga ingin melumpuhkan kekuatan Turki Usmani dengan menghancurkan perdagangannya. Pada saat itu, Turki memang sedang melancarkan serangan-serangan ke negara-negara Eropa.

Motif penting lain yang tidak dapat dipisahkan dari hal tersebut adalah agama. Spanyol dan Portugis ingin menyiarkan agama Kristen (Katolik) di seberang samudera. Kolonialisme Portugis dan Spanyol itu mendapatkan restu dari Paus Alexander VI dalam perjanjian Tordesillas dengan salah satu syarat, yaitu negara harus memajukan misi Katolik Roma di daerah-daerah yang telah mereka kuasai. Kerajaan bertanggungjawab untuk membentuk penduduk pribumi menjadi penganut Katolik. Banyak upaya misionaris selama dua setengah abad berikutnya di bawah kekuasaan Portugis.

Penyebaran agama Kristen Katolik menjadi tujuan utama penjelajahan bangsa Eropa, bukan pekerjaan sambil lalu saja. Di setiap wilayah Nusantara yang ditaklukkan Portugis, misi Katolik segera masuk dan mempengaruhi penduduk. Seorang misionaris, Franciscus Xaverius, selama belasan bulan bekerja di Maluku berhasil membaptis ribuan orang. Selain Maluku, misi Katolik juga menyebar ke daerah-daerah lain di Nusantara, seperti Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur.

Melalui perjanjian Tordesillas, dikenal adanya semboyan 3G (gospel, gold, and glory):

  1. Gospel, merupakan semboyan bahwa para penjelajah samudera mengarungi bagian-bagian bumi ini bukan hanya untuk berdagang dan memperluas wilayah, tetapi juga menyebarkan agama Kristen.
  2. Gold, yaitu mengambil kekayaan dan keuntungan dari penjelajahan tersebut. Kejayaan sebuah negara diukur dengan besarnya keuntungan yang dihasilkan dalam perdagangan.
  3. Glory, merupakan pencarian kejayaan dari penjelajahan samudera, maka dari itu glory akhirnya melahirkan imperialisme kuno. Hal ini dibuktikan dengan betapa banyak jalur perdagangan dikuasi pihak-pihak penjelajah samudera.

Bangkitnya kekuasaan Katolik Portugis dan Spanyol tidak hanya memulai kolonialisme modern, tetapi mereka juga meletakkan dasar-dasar dibangunnya aliansi modern antara misi Katolik dan kolonial. Sejak akhir abad XVI, Belanda, Inggris dan Denmark merebut kekuasaan di lautan samudera dari Spanyol dan Portugis. Keterlibatan negara-negara itu dalam sejarah kolonial menandai permulaan umum ekspansi misionaris setelahnya, yaitu Protestan.

[accordion]
[toggle title=”Artikel Terkait”]

[/toggle]
[toggle title=”Artikel Lainnya”]

[one_third]

[/one_third]
[one_third]

[/one_third]

[one_third_last]

[/one_third_last]

[/toggle]
[/accordion]

=Kompas.com, Tempo.co, dan Kpu.go.id Menangkan 02 ?

Perjanjian tordesillas berlangsung di Tordesillas (sekarang berada di Propinsi Valladolid), Spanyol pada 7 Juni 1494 antara Portugis dan Spanyol. Perjanjian ini dibuat untuk menengahi konflik yang terjadi antara Portugis dan Spanyol mengenai klaim tanah yang baru ditemukan melalui ekspedisi mereka. Dalam bahasa Spanyol perjanjian ini dikenal dengan nama Tratado de Tordesilhas, sedangkan dalam bahasa Portugis disebut Tratado de Tordesillas. Perjanjian ini berhubungan dengan kegiatan penjelajahan kedua negara yang ingin menemukan dunia baru dan menguasainya, namun dalam perjalanannya terjadi konflik karena keduanya berebut wilayah kekuasaan dan saling mengklaim sebagai yang pertama menemukannya.

Pada waktu itu Spanyol dan Portugis adalah dua negara yang memiliki armada laut yang kuat, didukung dengan teknologi navigasi dan perlengkapan kapal yang maju daripada negara Eropa lainnya sehingga saling bersaing dalam memperluas wilayah dan teknik berdagang. Mereka melakukan ekspansi besar – besaran ke berbagai belahan dunia untuk mencari jalur perdagangan baru karena jalur lama sudah dikuasai oleh kerajaan – kerajaan Islam. Perjanjian Tordesillas juga turut menjadi sejarah dari masa kolonial Eropa di Indonesia.

Latar Belakang

Awal dari perjanjian Tordesillas dimulai oleh penjelajahan Christopher Columbus yang yakin bahwa bumi berbentuk bulat beranggapan bahwa jika sebuah kapal pergi ke barat maka akan kembali ke tempat semula dari arah timur. Hal ini membuat Columbus ingin melakukan penjelajahan samudra  untuk mencari rute perdagangan dan mengumpulkan rempah – rempah dan kekayaan. Pada saat itu Konstantinopel yang tadinya menjadi pusat perdagangan bangsa Eropa telah jatuh ke tangan kerajaan Islam Turki Otsmani sehingga bangsa Eropa harus mencari rute perdagangan baru. Karena jalur darat yang menuju timur harus melalui Timur Tengah, Afrika Utara dan Jalur Sutera yang sebagian besar dikuasai oleh kerajaan Islam, maka mereka harus mencari jalur baru di lautan.

Columbus yang berkebangsaan Portugis merasa tidak mendapatkan dukungan sehingga pindah ke Spanyol bersama anaknya, Diego. Disana ia meminta dukungan dari Raja Ferdinand II dan Ratu Isabella untuk menjelajah dengan beberapa kesepakatan mengenai bagi hasil, penyebaran agama Katolik dan lainnya. Ketika pada akhirnya ia menemukan benua Amerika, Columbus kembali ke Spanyol pada 1493 dan menghadap Paus Alexander VI. Resiko akan adanya persaingan Spanyol dan Portugis sebagai dua kerajaan yang unggul dalam bidang maritim mengenai penemuan dunia baru tersebut membuat Paus Alexander VI turun tangan karena kedua negara adalah penganut Katolik setia.

Paus mengeluarkan keputusan Kepausan atau “Papal Bull” yang intinya mencakup pembagian kekuasaan antara Portugis dan Spanyol. Pembagian dilakukan melalui garis demarkasi dari utara hingga ke selatan yang terletak sejauh 100 liga atau 300 mil, atau 483 km dari sebelah barat kepulauan Cape Verde. Tanah yang ditemukan di sebelah barat garis demarkasi akan menjadi hak Spanyol dan di sebelah timur menjadi hak Portugis. Raja Portugis yang tidak puas kemudian mengajukan negosiasi untuk menggeser garis demarkasi sejauh 1110 mil ke arah barat dan itulah saatnya perjanjian Tordesillas ditandatangani dan disetujui oleh Spanyol dan Portugis.

Portugis kemudian mendapatkan hak atas tanah pada sebagian wilayah di Amerika Selatan yang terdiri dari Brazil dan seluruh Samudera Hindia. Setelah perjanjian, Spanyol berlayar ke arah barat dari kepulauan Cape Verde yang wilayahnya mencakup benua Amerika hingga mencapai Filipina pada tahun 1521. Portugis kemudian juga mencapai Maluku di tahun yang sama.

Dampak Perjanjian Tordesillas Bagi Dunia

Sejarah Perjanjian Tordesillas menimbulkan dampak bagi dunia berupa semboyan 3G yaitu Gold, Gospel dan Glory yaitu:

1. Gospel

Yang dimaksud dengan Gospel adalah penyebaran agama Katolik dan Kristen sebagai bukti nyata dari penjelajahan samudra yang dilakukan Columbus. Para penjelajah selalu didampingi oleh misionaris Kristen untuk mencapai tujuan ini. Pada setiap daerah yang dikuasai oleh para pedagang Spanyol dan Portugis selalu dipastikan terjadi perpindahan agama kepada Katolik diiringi dengan asimilasi kebudayaan.

2. Gold

Semboyan ini berarti untuk mencari kekayaan melalui penjelajahan tersebut sehingga memunculkan paham merkantilisme, yaitu paham yang beranggapan bahwa kejayaan negara diukur dari banyaknya emas yang dimiliki dari hasil keuntungan dagang.

Semboyan Glory sebagai dampak perjanjian Tordesillas bagi dunia pada akhirnya melahirkan paham imperialisme atau penjajahan karena kejayaan yang didapatkan dilihat dari daerah koloni dan jalur perdagangan yang dikuasai. Sehingga banyak bangsa yang berlomba untuk menguasai bangsa lain, dengan kata lain menjajahnya.

Dampak Terhadap Indonesia

Indonesia yang sebelumnya dipisahkan oleh kerajaan – kerajaan belum mengenal persatuan dan mengalami dampak perjanjian Tordesillas setelah kedatangan bangsa Spanyol dan Portugis dalam rangka penjelajahan dunia mereka.

1. Perdagangan Nusantara Dikuasai

Indonesia terutama Maluku adalah penghasil rempah – rempah terbanyak pada saat itu sehingga mengundang bangsa Spanyol dan Portugis untuk datang dan menguasai pusat perdagangan di Indonesia. Namun kedatangan mereka menjadi peristiwa sejarah di Indonesia sebelum merdeka yang disertai usaha yang sangat licik dan sangat tidak adil untuk mencapai tujuannya menguasai perdagangan di nusantara dan merebutnya untuk kejayaan mereka sendiri.

2. Wilayah Nusantara Terpecah Belah

Spanyol dan Portugis bertemu di Maluku, tepatnya di kerajaan Ternate dan Tidore. Karena kedua kerajaan ini sedang bertikai maka sangat mudah untuk Spanyol dan Portugis mengadu domba demi menguasai wilayahnya. Portugis memihak kepada Ternate dan Spanyol memihak Tidore sehingga kedua kerajaan semakin terpecah dan bertikai. Pada akhirnya kedua kerajaan berada di bawah kekuasaan mereka dan harus membayar upeti.

3. Terjadinya Penjajahan Di Indonesia

Dampak perjanjian Tordesillas menjadi salah satu faktor munculnya penjajahan di bumi nusantara. Pendudukan dari Spanyol dan Portugis memicu negara Eropa lain untuk turut menguasai dan menjajah wilayah Indonesia lainnya demi kekayaan rempah – rempah. Tidak hanya negara Eropa seperti Belanda dan Inggris, negara Asia seperti Jepang bahkan sudah mencoba dan menguasai wilayah Indonesia sejak kedatangan Portugis dan Spanyol. Hingga sekarang peninggalan dari penjajahan Portugis di Indonesia masih dapat dirasakan terutama di bidang kebudayaan dan peninggalan bersejarah, juga penyebaran agama Katolik dan menjadi bagian dari sejarah berdirinya gereja Katolik di Indonesia.

Pada dasarnya dampak perjanjian Tordesillas bagi dunia dan Indonesia bisa dikatakan mengganggu peradaban yang sudah ada terlebih dulu karena ekspansi Spanyol dan Portugis dilakukan dengan cara yang menjajah dan merebut wilayah negara tertentu. Perjanjian yang dibuat untuk menghindari konflik kedua negara tersebut, ternyata tidak berjalan dengan efektif. Spanyol terus melakukan penyusuran ke wilayah bagian barat dan Portugis kemudian juga terus menyusuri bagian Timur, dan mereka pada akhirnya bertemu di satu titik tepatnya di Maluku, Indonesia. Perebutan kekayaan alam Maluku antara keduanya kembali menimbulkan konflik besar dan saling menuduh masing – masing telah melanggar perjanjian.

Untuk mengatasi konflik yang timbul kembali kemudian dibuat perjanjian Saragosa di tahun 1529 untuk membagi kembali wilayah penjelajahan Spanyol dan Portugis. Berdasarkan perjanjian tersebut, Maluku dan tanah lain di bagian barat Samudra Pasifik yang tadinya dimiliki Spanyol menjadi milik Portugis dengan ganti sebanyak 350 ribu dukat emas. Dampak perjanjian Saragosa bagi Maluku juga sangat berpengaruh dan turut menguras kekayaan alam Maluku dengan penjajahan sehingga terjadi dampak peristiwa Maluku angkat senjata.

=Kompas.com, Tempo.co, dan Kpu.go.id Menangkan 02 ?