Apa itu Kerajaan Allah arti yang diwartakan oleh Yesus Kristus?

Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus. Bacaan Injil hari ini mengisahkan tentang Yesus yang mengutus kedua belas murid-Nya pergi berdua-dua untuk mewartakan dan menghadirkan Kerajaan Allah di tengah-tengah masyarakat.

Mereka diutus pergi berdua-dua supaya dari mulut dua saksi, setiap perkataan dapat diteguhkan; supaya mereka saling memahami satu sama lain ketika mereka berada di tengah-tengah orang asing dan bisa saling menguatkan serta mendorong semangat satu dengan yang lain. 

Dengan diutus berdua-dua, mereka memiliki teman untuk saling mengingatkan saat disilaukan oleh materi duniawi yang serba gemerlap namun sering menipu dan menjerumuskan. Mereka juga bisa saling mendukung saat dihambat untuk mengatakan dan memperjuangkan hal-hal yang baik dan benar. Pun, mereka dapat saling menyemangati tatkala ditolak oleh mereka yang lebih menyukai kegelapan dan kesesatan.

Dengan demikian Yesus mengajarkan supaya saling berteman dan membantu satu sama lain dan menganggap orang lain sebagai partner dan bukan musuh, menganggap orang lain sebagai sahabat.

Saudara-saudari yang terkasih, dalam tugas perutusan-Nya, Yesus memberi kuasa atas roh-roh jahat dan memberi pesan agar mereka jangan membawa apa-apa, kecuali tongkat; tidak membawa roti, bekal maupun uang; tidak boleh memakai dua helai baju. 

Itu artinya bahwa dalam melaksanakan tugas perutusan tidak meletakkan harapan dan kebahagiaan pada benda atau sesuatu yang kita miliki atau kita pakai; melainkan fokus dan semata-mata hanya mengandalkan kuasa Tuhan dan campur tangan Tuhan. Sebab kelekatan pada harta benda sering membuat manusia meremehkan Tuhan dan melupakan kehadiran orang lain yang perlu ditolong.

Dalam semangat kesederhanaan, para murid mampu melaksanakan tugasnya. Yaitu, memberitahukan dan mengajak orang harus bertobat; mengusir banyak setan; mengoleskan banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, melalui sakramen baptis, kita juga mengemban tri tugas misi Kristus. Yaitu, sebagai nabi (mewartakan dan mengajarkan kebenaran dari Allah); sebagai imam (menguduskan diri sendiri, keluarga, komunitas, dan sesama); dan sebagai raja (memimpin diri sendiri, keluarga, komunitas, dan sesama).

Yesus mengutus kita untuk mewartakan dan menghadirkan wajah Tuhan dalam hidup sehari-hari melalui teladan hidup yang baik, yaitu wajah Tuhan yang penuh kebaikan, penuh dengan kasih dan pengampunan. Yesus mengutus kita membawa dan menghadirkan kerajaan Allah ke mana pun kita pergi dan di mana pun kita berada. Satu sikap yang mutlak dituntut dari kita adalah mengandalkan kekuatan daripada-Nya.

Yesus tidak menghendaki kita sibuk dengan bekal-bekal kita, entah itu makanan, minuman atau pakaian. Yang diperlukan adalah tekad, keyakinan, serta iman akan penyelenggaraan bimbingan dari Allah. Kita sering terlalu sibuk dengan sarana dan prasarana yang kita miliki, sehingga tugas dan panggilan untuk membawa dan menghadirkan suka cita kepada sesama justru sering terabaikan.

Marilah kita melaksanakan tugas perutusan dari Tuhan dengan semangat kesederhanaan, kebijaksanaan, dan kebersamaan. Tuhan memberkati.

Felikarpus Sarimin, S.Ag (Pembimas Katolik Provinsi Lampung)

Editor: Tim Mimbar Katolik

Jawaban Alkitab

Kerajaan Allah adalah pemerintahan yang nyata yang didirikan oleh Allah Yehuwa. Karena memerintah dari surga, ”kerajaan Allah” disebut juga ”kerajaan surga”. (Markus 1:14, 15; Matius 4:17) Kerajaan ini punya banyak ciri yang sama dengan pemerintahan manusia, tetapi Kerajaan ini lebih unggul dalam segala hal.

  • Penguasa. Allah telah melantik Yesus Kristus sebagai Raja Kerajaan ini dan telah memberinya lebih banyak wewenang daripada wewenang yang dimiliki penguasa manusia mana pun. (Matius 28:18) Karena telah terbukti sebagai Pemimpin yang andal dan beriba hati, Yesus akan menggunakan wewenang ini hanya untuk kebaikan. (Matius 4:23; Markus 1:40, 41; 6:31-34; Lukas 7:11-17) Di bawah pengarahan Allah, Yesus telah memilih orang-orang dari segala bangsa yang akan ”memerintah sebagai raja-raja atas bumi” bersamanya di surga.—Penyingkapan (Wahyu) 5:9, 10.

  • Masa pemerintahan. Tidak seperti pemerintahan manusia yang silih berganti, Kerajaan Allah ”tidak akan pernah binasa”.—Daniel 2:44.

  • Rakyat. Siapa pun yang melakukan kehendak Allah, tidak soal asal usul atau tempat kelahiran, bisa menjadi rakyat Kerajaan Allah.—Kisah 10:34, 35.

  • Hukum. Hukum (atau peraturan) dari Kerajaan Allah tidak hanya melarangkan perbuatan salah. Hukum tersebut meningkatkan karakter moral rakyatnya. Misalnya, Alkitab berkata, ”’Engkau harus mengasihi Yehuwa, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap pikiranmu.’ Inilah perintah yang terbesar dan yang pertama. Perintah yang kedua, yang seperti itu, adalah ini, ’Engkau harus mengasihi sesamamu seperti dirimu sendiri.’” (Matius 22:37-39) Kasih kepada Allah dan sesama menggerakkan rakyat Kerajaan ini untuk berbuat baik demi kepentingan orang lain.

  • Pendidikan. Selain menetapkan standar yang tinggi untuk rakyatnya, Kerajaan ini juga mengajarkan caranya memenuhi standar itu.—Yesaya 48:17, 18.

  • Misi. Kerajaan Allah tidak memperkaya penguasanya melalui uang rakyat. Sebaliknya, Kerajaan ini akan mewujudkan kehendak Allah, termasuk janji bahwa orang-orang yang mengasihi-Nya akan hidup selama-lamanya di firdaus di bumi.—Yesaya 35:1, 5, 6; Matius 6:10; Penyingkapan 21:1-4.

Kerajaan Allah menurut pengajaran para Bapa Gereja memang dapat diartikan menjadi tiga hal, dan hal ini diajarkan oleh Paus Benediktus XVI dalam bukunya Jesus of Nazareth, yaitu: 1) Yesus sendiri, karena seperti diajarkan oleh Origen, Yesus adalah Kerajaan Allah yang menjelma menjadi manusia; 2) Kerajaan Allah ada di dalam hati manusia yang berdoa memohon kedatangan Kerajaan Allah itu; 3) Gereja yang merupakan perwujudan Kerajaan Allah di dalam sejarah manusia. (Joseph Ratzinger, Pope Benedict XVI, Jesus of Nazareth, (Double Day, New York, USA, 2007), p.49-50).

Kerajaan Surga adalah kepenuhan Kerajaan Allah di Surga kelak, yang sebenarnya adalah pemenuhan ketiga hal di atas sekaligus, sebab di Kerajaan Surga maka kita semua sebagai umat beriman yang tergabung dalam Gereja, akan bersatu dengan Kristus yang adalah Kepalanya, sehingga Kristus meraja di hati semua manusia. Silakan membaca ulasan mengenai hal ini di sini, silakan klik dan di sini, silakan klik.

Atau jika kita melihat bahwa Kerajaan Surga adalah Kerajaan Allah di Surga kelak, maka di sini pengertian “Kerajaan Allah” terlihat lebih luas artinya, karena mencakup Kerajaan-Nya yang masih mengembara di dunia ini, yaitu Gereja-Nya. Gereja sebagai Kerajaan Allah ini akan mencapai kesempurnaannya di dalam Kerajaan Surga. Maka Surga dan Kerajaan Surga itu sama, hanya penekanannya agak berbeda. Kata “Surga” biasanya dipakai untuk menyatakan tempat/ keadaan terberkati yang ilahi, biasanya untuk dikontraskan dengan neraka. Sedangkan Kerajaan Surga biasanya untuk menekankan kesempurnaan Kerajaan Allah, yang telah dibentuk Allah sejak awal mula, sejak dari masa Penciptaan, pembentukan bangsa Israel (Kerajaan Allah di PL), dan Gereja (Kerajaan Allah di PB) yang akan terus bertahan sampai akhir jaman, dan yang disempurnakan sebagai Kerajaan Surga. Silakan anda membaca lebih lanjut dalam artikel ini: Kesempurnaan Rancangan Keselamatan Allah, silakan klik

  • Inti Pewartaan Yesus adalah membangun Kerajaan Allah. “Waktunya telah genap, Kerajaan Allah sudah dekat” (Markus 1:15).
  • Kerajaan Allah adalah suasana dan saat dimana Allah datang dan memerintah sebagai Raja.
  • Pewartaan Kerajaan Allah, adalah pewartaan mengenai kerahiman dan kepedulian Allah untuk menyelamatkan manusia. Suasana kedekatan, keakraban dan kesetiakawanan Allah dengan manusia itulah yang hendak dibangun oleh Yesus melalui karya pewartaan-Nya.
  • Pewartaan Kerajaan Allah akan semakin dipahami melalui pengajaran Yesus, yang menggunakan banyak perumpamaan, mukjizat serta seluruh hidup-Nya.
  • Di dalam doa yang diajarkan-Nya, Yesus menyapa Allah sebagai Bapa; Ia mengucapkan sabda bahagia, Ia dekat dengan orang-orang berdosa, miskin dan tak berdaya. Semuanya dilakukan oleh Yesus, agar para murid memahami arti Kerajaan Allah sebagai pokok pewartaan-Nya.
  • Jika dikatakan bahwa Kerajaan Allah sudah dekat, hal itu memberikan gambaran bahwa suasana Allah yang memerintah sebagai raja telah mulai terwujud, sekaligus memerlukan proses untuk menggenapinya. Dalam hal ini, Yesus memanggil para murid-Nya, untuk membantu karya-Nya menjalankan tugas perutusan. Hal itu dilanjutkan oleh Gereja sebagai kumpulan umat beriman, sebagai penerus para murid pertama, yang dibangun oleh Yesus sebagai tempat persemaian bagi terwujudnya Kerajaan Allah. Gereja turut serta di dalam karya atau misi Kristus, yaitu mewartakan Kerajaan Allah.
  • Keikutsertaan Gereja di dalam mewartakan Kerajaan Allah tersebut dilaksanakan dengan mengacu pada tugas Kristus sendiri sebagai Imam, Nabi, dan Raja.
  • Partisipasi dalam karya Kristus sebagai Nabi, dijalankan Gereja dengan mengajar dan kesaksian.
  • Karya Imamat dilaksanakan melalui pengudusan, yaitu kegiatan liturgis dan sakramental.
  • Sedangkan karya Rajawi, dijalankan oleh Gereja melalui upaya untuk membentuk komunitas di dalam persekutuan dan pelayanan.
  • Itulah sebabnya, Gereja terpanggil untuk menyuarakan nilai-nilai Kerajaan Allah, baik cinta kasih, persaudaraan, keadilan, pertobatan serta pengampunan. Melalui berbagai kegiatan serta gerakan itulah, gereja mewartakan Kerajaan Allah, yaitu turut serta di dalam Karya dan Misi Kristus.
  • Tugas perutusan utama yang diemban Yesus di dunia ini, adalah membangun suasana yang bahagia, penuh sukacita dan kegembiraan. Suasana inilah yang menjadi suasana Kerajaan Allah, yang diwartakan dan diperjuangkan oleh Yesus.
  • Suasana bahagia dan sukacita Kerajaan Allah tersebut ditujukan bagi: orang yang miskin di hadapan Allah, orang yang berdukacita, orang yang lemah lembut, orang yang lapar dan haus akan kebenaran, orang yang murah hatinya, orang yang suci hatinya, orang yang membawa damai, orang yang dicela dan dianiaya, orang yang kepadanya difitnahkan segala yang jahat, dan orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran.
  • Perbuatan baik yang dilakukan oleh orang-orang tersebut di atas, akan menjadi terang yang bercahaya. Dan dari terang itulah, nama Allah dimuliakan. Memuliakan nama Allah, artinya memandang dan memuji Allah yang bertahta sebagai Raja. Dalam hal ini, Kerajaan Allah adalah suasana bahagia bagi orang-orang yang dengan segala perbuatan baik, memuliakan nama Tuhan dan memandang Tuhan sebagai Raja.
  • Tugas Yesus adalah menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin, memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang, membebaskan orang-orang yang tertindas, dan penglihatan bagi orang-orang buta.
  • Tugas Yesus menyembuhkan orang-orang sakit, diteruskan oleh Gereja dengan berusaha melayani mereka yang sakit dengan mendirikan balai pengobatan dan rumah sakit.
  • Tugas Yesus membantu orang-orang buta, bisu dan tuli, diteruskan oleh Gereja dengan membangun sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan.

Ringkasan Buku Guru K13

Mau mendengarkan inspirasi renungan harian dengan pendekatan pribadi? Kunjungi dan subscribe kanal YouTube Risalah Immanuel? Upload setiap hari jam 6 sore WITA!

  • Dalam Doa Bapa Kami terdapat kata-kata “Datanglah Kerajaan-Mu”. Yang dimaksud Kerajaan-Mu adalah Kerajaan Allah atau Kerajaan Surga. Apakah yang dimaksud dengan Kerajaan Allah itu?
  • Kata “Kerajaan Allah” bukan berarti daerah kekuasaan Allah. “Kerajaan Allah” berarti Allah sendiri yang tampil sebagai Raja
  • Dalam Perjanjian Lama, bangsa Israel sering menyebut Allah (Yahwe) sebagai Raja. Allah diimani mereka sebagai Raja yang kuat, yang berkuasa, yang berdaulat. Kekuatan, kekuasaan dan kedaulatan Allah itu misalnya dialami oleh bangsa Israel dalam peristiwa penyeberangan Laut Merah (lih. Kel 15:11-13; Ul 3:24; Bil 23:21 dst). Sebagai Raja, Allah adalah Raja yang adil (baca Mzm 146:6-10), yang melindungi orang miskin (lih. Im 25: 35-55). I Raja yang Mulia (Mzm 24: 8,10) Raja yang berkuasa atas seluruh bumi (lih. Mzm 47:8), dan berkuasa untuk selama-lamanya (Mzm 29:10).
  • Dalam bangsa Yahudi pada zaman Yesus,  ditemukan beberapa paham tentang makna Kerajaan Allah, diantaranya adalah sebagai berikut:
    1. Kerajaan Allah yang bersifat Politis
    Kerajaan Allah yang damai dan sejahtera hanya akan terwujud bila Allah tampil sebagai seorang tokoh politik yang dengan gagah berani mampu memimpin bangsa Israel melawan penjajah Romawi dan para penindas rakyat.
    2. Kerajaan Allah yang Bersifat Apokaliptis
    Kelak pada akhir zaman Allah akan menegakkan Kerajaan-Nya dan membebaskan manusia dari segala penderitaan.
    3. Paham Kerajaan Allah yang Bersifat Yuridis-Religius
    Mereka memandang Hukum Taurat sebagai wujud Kekuasaan Allah yang mengatur manusia. Maka mereka yang sekarang taat kepada hukum Taurat sudah menjadi warga Kerajaan Allah. Tetapi, jika tidak melakukan apa yang dituntut dalam hukum Taurat mereka tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Mesias sebagai tokoh agama yang mampu menegakkan hukum Taurat.
  • Ciri khas pewartaan Yesus ialah bahwa kedatangan Allah sebagai Raja Penyelamat dinyatakan akan terjadi dengan segera.
  • Pewartaan Kerajaan adalah pewartaan kerahiman Allah dan karena itu merupakan warta pengharapan. Kerajaan Allah berarti turun tangan Allah untuk menyelamatkan, untuk membebaskan dunia secara total dari kuasa kejahatan (lih. Luk 10:18). Maka sabda Yesus tertuju kepada orang yang menderita (lih. ”Sabda bahagia”: Luk 6:20-23 dsj.). Pewartaan Yesus bukan janji-janji lagi. Dan dalam diri Yesus, Kerajaan Allah telah datang, “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya” (Baca Luk 4:14-32).
  • Pewartaan Yesus mengenai Kerajaan Allah ditujukan kepada pertobatan manusia. Ia memanggil orang supaya siap siaga menerima Kerajaan Allah bila datang. Dalam hubungan ini mengesanlah betapa ditekankan oleh Yesus sifat “rahmat” Kerajaan: “Bapa memberikan Kerajaan” (Luk 12:32; juga 22:29). Oleh karena itu orang harus menerima Kerajaan “seperti kanak-kanak” (Mrk 10:14 dsj.; lih. juga Luk 6:20 dsj.). Tawaran rahmat itu sekaligus merupakan tuntutan mutlak: “Kamu tidak dapat sekaligus mengabdi kepada Allah dan kepada mamon (uang)” (Mat 6:24).
  • Kerajaan Allah adalah panggilan dan tawaran rahmat Allah, dan manusia harus menerimanya dengan sikap iman yang dinyatakan dalam perbuatan yang baik.
  • Dalam dunia saat ini, kita melihat banyak pembunuhan, pemerkosaan, penindasan, korupsi, perkelahian, dan sebagainya. Ada kesan Allah tidak atau belum memerintah di bumi ini.  Memang kerajaan Allah belum terlaksana dengan sepenuh-penuhnya, tetapi sudah mulai nyata. Sebab melalui Yesus, pemerintahan Allah sudah mulai menerobos masuk ke dalam dunia yang rusak ini. Sejak kedatangan Yesus, lebih-lebih sejak kebangkitan-Nya dari alam maut dan sejak turunnya Roh Kudus atas orang-orang yang percaya kepada-Nya, Allah mulai meraja di bumi ini.
  • Ia mulai meraja dengan sepenuh-penuhnya baru dalam diri Yesus, sebab hanya Dialah yang seluruhnya dirajai Allah. Tetapi mulai dari Yesus, pemerintahan Allah semakin meluas, sebab setiap langkah yang diambil oleh Yesus (kini melalui Gereja- Nya) menawarkan keselamatan kepada mereka yang dijumpai-Nya. Dengan demikian terbukalah jalan bagi pemerintahan Allah di dunia ini, sehingga kita dapat pula melihat daftar peristiwa-peristiwa cerah yang membawa banyak harapan.
  • Untuk dapat menjadi warga Kerajaan Allah kita dapat belajar dari “Sabda Bahagia” yang diwartakan Yesus yaitu dalam hidup sepenuhnya kita harus menyandarkan diri kepada kekuatan Allah sebagai satu-satunya sumber kekuatan. Untuk itu kita harus rela melepaskan raja-raja yang lain, seperti harta dan kehormatan, dan rela pula mempertaruhkan segala-galanya, termasuk diri sendiri, demi Sang Raja.

Ringkasan Buku Guru Kelas 8 K13

Mau mendengarkan renungan harian dengan pendekatan pribadi? Kunjungi dan subscribe channel YouTube Risalah Immanuel. Upload setiap hari jam 6 pagi WITA!

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA