Apa itu ocd kebersihan

Sering kali, orang yang tidak mengalami gangguan jiwa lalu terlalu memandang enteng keluhan atau masalah pada pasien gangguan jiwa. Mereka akan dengan mudah mengatakan "Itu cuma pola pikir kamu aja yang salah!" atau "Kamu harus berubah dong jangan menyerah!" Lainnya, "Ah itu cuma pikiranmu saja!"

Orang banyak tidak menyadari, masalah kejiwaan adalah masalah yang gejala dan tandanya terdapat di pikiran perasaan dan perilaku orang tersebut. Jadi, apa yang dikeluhkan mereka memang sangat wajar terjadi.

Salah satu contoh gangguan jiwa yang menarik yang dibahas adalah gangguan obsesif kompulsif atau dalam bahasa Inggris disebut obsessive compulsive disorder (OCD). Hal yang termasuk dalam gangguan kecemasan ini cukup sering ditemukan dalam praktik sehari-hari. Beberapa kasus di bawah ini mungkin bisa jadi gambaran pasien yang mengalami OCD.

Kasus 1

Pasien laki-laki usia 60 tahun dengan keluhan sering kali lama jika mandi. Pasien bisa menghabiskan waktu sampai 1,5 jam di kamar mandi. Selain mandi, biasanya waktu di kamar mandi dihabiskan untuk membersihkan kamar mandi, termasuk dinding kamar mandinya. Pasien juga sering sekali sulit jika harus berhubungan dengan hitung-menghitung. Pekerjaannya sebagai pemilik toko agak membuatnya sulit menghindari diri dari hitung-hitungan. Dalam pergaulan sosial, pasien juga kesulitan karena khawatir jika bersentuhan atau bersalaman dengan orang. Setiap habis melakukan sesuatu atau memegang sesuatu yang orang lain pegang, maka pasien akan segera mencuci, baik dengan air maupun alkohol yang dia bawa ke mana-mana. Tidak heran kulitnya tampak kering dan kelihatan terkelupas karena seringnya pasien mencuci tangan. Hal ini mulai semakin dirasakan mengganggu ketika pasien berusia 50-an.

Kasus 2

Perempuan usia 27 tahun, ia mengeluhkan tidak mampu menahan diri untuk membersihkan seluruh ruangan apartemen di rumahnya setiap malam sampai dini hari. Pasien hanya berdua tinggal dengan suaminya di apartemen. Pekerjaan bersih-bersih biasanya dilakukan setelah suami pasien pulang dan mandi. Itu karena dia tidak ingin, setelah bersih-bersih, masih ada orang yang masuk ke apartemennya. Bersih-bersih ini selalu dilakukan sebagai ritual menjelang tidur dan ditutup dengan mandi serta membersihkan kamar mandi. Pasien melakukannya sampai menjelang pagi, dan selama kegiatan tersebut suami pasien tidak boleh tidur dan harus menemani pasien.

Ritual yang melelahkan

Pasien yang menderita OCD memang sering kali melakukan ritual terkait bersih-bersih, menghitung dan mengecek barang berkali-kali. Pasien kesulitan menahan impulsnya untuk mengecek atau membersihkan sesuatu berkali-kali walaupun kenyataannya apa yang dilakukannya sudah dilakukan berulang-ulang. Jika tidak melakukan hal tersebut, maka pasien akan merasa gelisah dan kecemasan yang sangat. Saran orang lain tidak akan dihiraukan dan pasien malah marah-marah jika apa yang dilakukannya dilarang.

Gangguan kecemasan OCD termasuk salah satu gangguan kecemasan yang sulit sembuh. Terapi obat pada pasien ini, pada kasus yang berat, membutuhkan obat yang lebih besar dosisnya daripada pada kasus gangguan cemas biasa.

Penggunaan obat Clomipramine dan Sertraline sebagai obat untuk kasus OCD sampai saat ini masih disarankan. Namun, yang terlebih penting adalah terapi perilaku, yaitu pasien harus belajar menahan impuls-impuls untuk melakukan ritual tersebut berkali-kali. Jika pasien biasanya melakukan tiga kali, maka pasien belajar untuk merasa "puas" dengan melakukannya dua kali dan akhirnya satu kali.

Pikiran-pikiran berulang untuk melakukan ritual berulang memang tidak mampu dirasionalkan oleh pasien OCD. Pasien merasa kesulitan untuk mencegahnya datang, dan jika datang juga pasien kesulitan untuk bisa menahannya. Akhirnya, sering pasien harus menyerah dengan pikiran untuk melakukan ritualnya tersebut.

Peran keluarga sangat diharapkan sebagai orang yang bisa mendampingi pasien agar mampu lebih baik dalam pelatihan perilaku agar dia mampu untuk bisa mengurangi tindakan berulang (kompulsif) akibat pikiran-pikirannya yang berulang itu. Pengobatan ke psikiater juga diperlukan agar pasien mampu menjalani kehidupannya lebih baik. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Obsessive Compulsive Disorder (OCD) adalah sebuah gangguan mental yang ditandai dengan adanya obsesi dan/ atau kompulsi. Obsesi adalah pikiran, dorongan, atau gambaran yang berulang dan terus-menerus yang dianggap sebagai sebuah pengalaman intrusif dan tidak diinginkan. Sedangkan kompulsi adalah perilaku berulang atau tindakan mental yang dilakukan oleh individu karena merasa terdorong untuk melakukan hal tersebut sebagai bentuk menanggapi obsesi atau menuruti aturan yang harus diterapkan secara kaku.

 

Apa itu ocd kebersihan

Prevalensi OCD berkisar 1,1%-1,8%. Perempuan lebih banyak yang terkena gangguan ini dibandingkan laki-laki ketika dewasa, namun laki-laki lebih sering terkena pada masa kanak-kanak. Rata-rata usia seseorang terkena OCD adalah 19 tahun, namun 25% kasus dapat mulai sejak usia 14 tahun. Onset usia diatas 35 tahun biasanya jarang namun bisa saja terjadi. Hampir 25% laki-laki memiliki onset sebelum usia 10 tahun. Penderita OCD biasanya menyadari bahwa pikiran dan tindakannya berlebihan, tetapi mereka tak dapat melawannya. OCD bisa sangat menganggu penderitanya sehingga menghambat berbagai aspek kehidupannya. 

Apa saja penyebab OCD?

Penyebab OCD belum diketahui secara pasti, namun beberapa faktor yang meningkatkan resiko OCD antara lain : faktor genetik, adanya gangguan pada neurotransmiter (senyawa kimia otak) seperti serotonin dan norepinefrin, faktor temperamental (cenderung memiliki emosi negatif yang tinggi dan menginternalisasi masalah), serta adanya trauma masa kecil seperti mendapat perlakuan abusif, baik secara fisik atau seksual, terkena infeksi dan sesudah mengalami gejala autoimun akibat infeksi.

Apa saja gejala OCD?

Gejala OCD yaitu memiliki pikiran, dorongan, atau bayangan yang sebenarnya tidak diinginkan, yang menimbulkan rasa cemas atau penderitaan secara bermakna. Penderitanya akan berusaha untuk menekan atau mengabaikan pikiran, dorongan atau bayangan tersebut, atau bahkan “menetralkan” hal-hal tersebut dengan tindakan lain secara berulang-ulang (kompulsi), misalnya mencuci tangan, merapikan, memeriksa, berdoa, menghitung, mengulang kata-kata tertentu dengan pelan). Penderita OCD merasa perlu melakukan tindakan-tindakan tersebut untuk mencegah atau mengurangi rasa cemas, penderitaan, atau mencegah hal buruk yang akan terjadi. Tetapi perlu diingat, bahwa tindakan kompulsi yang dilakukan tidak realistis atau dilakukan secara berlebihan bila dibandingkan cara-cara yang normal untuk mencegah atau menetralisir sesuatu. Sebagai contoh, penderita OCD yang takut “terkontaminasi” kuman, cenderung akan mencuci tangan secara berlebihan (ada aturan-aturan tertentu misalnya 5 kali menggosok lengan, 9 kali menggosok telapak tangan, dan lain-lain) atau terlalu sering membersihkan rumah atau mandi sampai beberapa jam. 

Obsesi dan kompulsi ini sangat menghabiskan waktu (biasanya lebih dari 1 jam per hari) atau menyebabkan gangguan dan penderitaan dalam fungsi sosial, pekerjaan, dan fungsi-fungsi penting lainnya dalam hidup. Gejala obsesi-kompulsi yang muncul bukan akibat dari penyalahgunaan zat atau obat tertentu, ataupun kondisi medis umum lainnya. Penderita OCD terkadang dapat merasa malu untuk menceritakan ke dokter apa yang dialami di awal pertemuan karena mereka menyadari apa yang menjadi obsesi-kompulsinya merupakan hal yang berlebihan dan tidak wajar, namun mereka sulit untuk tidak berpikir atau melakukan hal tersebut.

Contoh kasus misalnya seseorang yang merasa harus memeriksa kompor sebanyak 30 kali supaya tidak terjadi kebakaran dalam rumahnya. Orang tersebut tahu bahwa rumahnya belum tentu kebakaran seandainya ia tidak memeriksa kompor sebanyak 30 kali, namun pikiran untuk memeriksa kompor 30 kali (obsesi) terus-menerus muncul sehingga ia akhirnya harus memeriksa kompor 30 kali (kompulsi) supaya membuat dirinya tenang.

Beberapa tema yang sering terkait dengan OCD adalah Kebersihan (obsesi akan kontaminasi dan kompulsi dengan membersihkan); Simetris (obsesi akan simetris dan kompulsi dengan mengecek, mengurutkan, dan menghitung); Pikiran yang taboo atau terlarang (obsesi akan agresifitas, seksual, atau keagamaan dan kompulsi yang terkait hal tersebut); dan Menyakiti (ketakutan akan melukai diri sendiri atau orang lain dan kompulsi dengan mengecek)

Apa itu ocd kebersihan

Beberapa gangguan lain yang juga dikaitkan dengan OCD misalnya Body dysmorphic disorder, hoarding disorder, trikotilomania, dan excoriation (skin-picking) disorder. Body dismorfic disorder ditandai dengan preokupasi pada satu atau lebih dari penampilan fisik yang dianggap cacat oleh orang tersebut padahal orang lain tidak melihat hal tersebut atau dianggap tidak bermakna. Hal ini diikuti dengan perilaku berulang (misalnya, memeriksa cermin, perawatan berlebihan, atau mencari penentraman) atau tindakan mental (misalnya, membandingkan penampilan dirinya dengan orang lain).

Hoarding disorder merupakan gangguan yang ditandai dengan kesulitan membuang atau berpisah dengan barang kepunyaan, tanpa melihat nilai dari barang tersebut. Hal ini berbeda dengan mengumpulkan barang pada umumnya. Pada hoarding disorder, terjadi akumulasi dari sejumlah besar barang-barang yang memadati dan mengacaukan ruang tamu sehingga ruang tamu tersebut tidak bisa digunakan lagi.

Trikotilomania ditandai dengan mencabuti rambut sendiri secara berulang sehingga berakibat kerontokan rambut, disertai upaya berulang untuk mengurangi atau menghentikan pencabutan rambut tersebut. Excoriation (skin-picking) disorder ditandai dengan pencubitan berulang pada kulit sendiri yang mengakibatkan luka pada kulit dan ada upaya berulang untuk mengurangi atau menghentikan pencubitan kulit. Kedua hal ini tidak dipicu oleh obsesi atau preokupasi, namun dapat didahului atau disertai dengan berbagai keadaan emosional, seperti perasaan cemas atau bosan. Hal tersebut juga dapat didahului oleh rasa tegang yang diikuti oleh rasa puas, senang, atau lega ketika rambut tercabut atau kulit tercubit.

Bagaimana cara mengobati OCD?

Pengobatan OCD dapat berupa konsumsi obat-obatan, menjalani psikoterapi, atau keduanya. Jenis obat yang diberikan biasanya antidepresan dengan dosis cukup tinggi. Bila masih belum membaik, dapat diberikan tambahan antipsikotik. Psikoterapi yang diberikan biasanya terapi perilaku kognitif (CBT). Tipe CBT yang diberikan biasanya berupa Exposure and Response Prevention (EX/RP).

Itulah beberapa hal yang perlu diketahui seputar OCD. Jika telah merasakan gejala OCD yang semakin mengganggu, segera lakukan penanganan ke dokter spesialis berpengalaman di rumah sakit terpercaya.

Orang OCD itu apa?

Apa itu OCD (Obsessive Compulsive Disorder)? Obsessive compulsive disorder atau yang biasa dikenal dengan sebutan OCD adalah masalah mental yang membuat pengidapnya melakukan suatu tindakan tertentu secara berulang-ulang. Hal tersebut tidak dapat dikontrol secara langsung oleh penderita OCD.

Apa itu OCD dan contohnya?

OCD ditandai dengan gangguan pikiran yang menimbulkan kecemasan dan perilaku yang dilakukan berulang kali guna menghilangkan kecemasan tersebut. Sebagai contoh, penderita OCD yang takut terkena penyakit cenderung akan mencuci tangan secara berlebihan atau terlalu sering membersihkan rumah.

Apakah OCD termasuk gangguan jiwa?

Obsessive Compulsive Disorder (OCD) adalah sebuah gangguan mental yang ditandai dengan adanya obsesi dan/ atau kompulsi. Obsesi adalah pikiran, dorongan, atau gambaran yang berulang dan terus-menerus yang dianggap sebagai sebuah pengalaman intrusif dan tidak diinginkan.

Apa yang menyebabkan OCD?

Penyebab OCD belum diketahui secara pasti. Namun, ada faktor-faktor tertentu yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang menderita OCD, antara lain: Memiliki riwayat OCD dalam keluarga. Menderita gangguan mental lain, seperti gangguan kecemasan, gangguan bipolar, depresi, atau sindrom Tourette.