Apa maksud dari benci dan cinta itu beda tipis

image: freepik.com

Cinta dan Benci: Emosi yang Hampir Sama


Oleh Asmi Ayuni, S.Psi. | Senin, 08 Februari 2021 14:08 WIB | 1.960 Views
Disunting Oleh : Brenda Carqua

Pernah merasakan cinta dan benci? Cinta dan benci merupakan emosi yang sama-sama ditujukan kepada orang lain. Padahal yang biasa kita ketahui, kedua emosi tersebut sangat berbeda. Ketika kita mencintai seseorang, kita ingin mereka berkembang dan ketika kita membenci seseorang, kita cenderung berharap mereka menderita atau setidaknya sifat  mereka berubah. Kedua emosi tersebut tak hanya memiliki sifat yang berbeda namun memiliki kesamaan. Seperti apa ya maksudnya? Simak penjelasan lebih lanjut di bawah ini.

Cinta

Cinta adalah sekumpulan emosi dan perilaku yang ditandai dengan keintiman, gairah, dan komitmen. Bentuk emosi ini melibatkan perhatian, kedekatan, perlindungan, ketertarikan, kasih sayang, dan kepercayaan. Secara ilmiah, cinta memicu neutransmiter dan zat kimia otak yang membuat kita merasa baik. Namun, cinta juga bisa membawa kita ke titik ekstrim atau negatif. Hal tersebut dikenal dengan cinta obsesif. Contoh dari cinta obsesif adalah stalking (menguntit) yang biasanya dijadikan dasar dari mencintai orang lain, namun jika berlebihan dapat menyakiti bahkan menghancurkan hidup orang tersebut.

Benci

Benci merupakan sebuah emosi yang memisahkan diri kita dengan orang lain. Perasaan ini merupakan bagian dari emosi yang lebih intens dan negatif dari rasa tidak suka ataupun jijik. Ketika kita merasakan benci, hal tersebut membantu kita untuk membedakan antara teman dan musuh. Namun kebencian juga dapat membuat perilaku destruktif atau merusak, dari mulai berbicara buruk tentang seseorang hingga menyakiti secara fisik.

Persamaan Cinta dan Benci

Cinta dan benci memiliki keterikatan yang erat di dalam otak manusia. Kedua emosi ini memiliki sirkuit saraf otak yang sama ketika merasakan cinta romantis dan kebencian. Sirkuit kebencian mencakup bagian otak yang disebut putamen dan insula, yang ditemukan di organ sub-korteks. Putamen aktif ketika munculnya persepsi menghina dan jijik yang merupakan bagian dari emosi benci. Begitu pun dengan emosi cinta romantis, putamen dan insula juga diaktifkan ketika muncul emosi tersebut. Salah satu perbedaan utama dari cinta dan benci terletak pada cerebral cortex yang berkaitan dengan penilaian dan penalaran. Sama seperti cinta, rasa benci bisa menguasai hasrat seseorang. Perbedaannya, ketika rasa cinta muncul biasanya seseorang kurang kritis dan kurang mudah memberikan judge terhadap orang-orang yang dicintainya. Ketika seseorang mengalami rasa benci, hak ini memungkinkan mereka untuk melakukan penilaian dan memperhatikan gerakan-gerakan untuk menyakiti, melukai, atau bahkan balas dendam. Cinta dan benci dapat membuat kita berperilaku rasional dan tidak rasional. Baik cinta dan benci memiliki aspek positif dan negatif tersendiri apalagi jika dirasakan terlalu berlebihan. Kunci utama yang perlu diperhatikan ketika merasakan cinta dan benci adalah dengan menyadari sebab dan akibat dari masing-masing emosi. Jujurlah dengan setiap tingkat cinta dan benci yang sedang dialami. Ekspresikan emosi kita kepada seseorang yang kita percaya dan dapat memberikan masukan yang rasional. Rangkul sisi positif dari cinta dan benci dan singkirkan sisi negatifnya. Jika Anda membutuhkan bantuan untuk mengatasi cinta dan benci yang terlalu negatif, segera datangi orang terdekat yang dipercaya ataupun cari bantuan profesional via aplikasi d’Fun Station yang bisa Anda download langsung di Playstore. Jangan takut untuk mencari bantuan untuk mengatasi emosi penting ini ya! Referensi:

Connor, Steve. (2008). Scientists prove it really is a thin line between love and hate. Independent. //www.independent.co.uk/news/science/scientists-prove-it-really-thin-line-between-love-and-hate-976901.html


Cherry, Kendra. (2020). What Is Love?. Verry Well Mind. //www.verywellmind.com/what-is-love-2795343

konsultasi Onsite

Telepon : 085725340688
Ruko Istana Pasteur Regency Blok CRA 51 Pasteur, Sukaraja, Kec. Cicendo, Kota Bandung, Jawa Barat 40175


Berikan Komentar Via Facebook

Lainnya

Merdeka.com - Ada orang yang bilang, jangan terlalu benci terhadap seseorang. Pasalnya, rasa benci itu bisa berbalik menjadi cinta. Soalnya, rasa cinta dan benci itu tipis batasnya. Apakah hal ini benar?

Ternyata, pendapat di atas memang ada dasarnya. Sebuah penelitian yang dilakukan di University College London mengemukakan bukti bahwa batas antara perasaan benci dan cinta itu sebenarnya memang sangat tipis. Rasa cinta dan benci di dalam otak disebut memiliki struktur yang identik.

Profesor Semir Zeki sebagai penulis penelitian tersebut memindai otak dari tujuh belas laki-laki dan perempuan yang menjadi partisipan riset. Mereka diperlihatkan foto orang yang mereka benci dan wajah orang-orang yang mereka kenal tanpa ada rasa benci maupun cinta, sebut saja perasaan 'netral'.

Mampu Mengaktifkan Bagian Otak yang Sama

IU dan Lee Joon Gi sebagai pasangan di Moon Lovers: Scarlet Heart Ryeo ©SBS

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLoS One ini menunjukkan hasil yang unik. Perasaan benci maupun cinta mampu mengaktifkan bagian putamen dan insula yang bertugas memunculkan perasaan. Ketika melihat orang yang dibenci, bagian ini menjadi aktif. begitu pula saat mereka diperlihatkan foto orang-orang yang mereka cintai, bagian putamen dan insula juga aktif secara signifikan.

Hal ini memberi kesempatan pada seseorang untuk merasakan cinta kepada orang yang dibenci atau justru benci kepada orang yang dicintai.

Satu hal yang membuat benci dan cinta mirip adalah keduanya seringkali membuat seseorang melakukan tindakan tidak rasional dan mendorong melakukan tindakan heroik atau jahat dalam situasi tertentu. Bahkan terkadang benci kepada seseorang sebenarnya bisa dipicu karena ia memiliki ketertarikan spesial kepada orang yang dibencinya.

Itulah mengapa sebaiknya kamu tidak boleh terlalu benci atau terlalu cinta kepada seseorang karena bisa jadi perasaan itu berubah dan berbalik tanpa kamu sadari.

Reporter: Febi Anindya Kirana
Sumber: Fimela.com

Baca juga:
4 Tanda Pasangan Belum Memiliki Kondisi Finansial yang Stabil
Kenali Ciri Love Bombing, Perilaku Manipulatif Berbalut Kata Manis dalam Hubungan
Iseng Tebak Kepribadian dari Bentuk Lidah, Kamu yang Mana?
Waspada! Ini Ciri-Ciri Penipuan dengan Modus Love Scam & Sex Scam yang Perlu Dipahami
5 Bahasa Kasih dalam Percintaan, Ketahui Tipe Pasangan Anda
11 Pasangan Artis yang Cinlok di Sinetron dan Berlanjut ke Pelaminan

dr. Devina Nova Estikaratri7 Tahun Lalu

Pernah mendengar frase tersebut? Bahwa benci dan cinta itu tipis bedanya. Ternyata ada latar belakang medis dan ilmiah yang melatarbelakangi itu semua. Berikut penjelasan dr. Devina Nova Estikaratri disini.

null KlikDokter.com - Pernah mendengar frase tersebut? Bahwa benci dan cinta itu tipis bedanya. Ternyata ada latar belakang medis dan ilmiah yang melatarbelakangi itu semua. Salahkan ‘Oxytocin’, satu hormon yang berperan mengendalikan dua perasaan yang berlawanan ini.

Hormon ajaib yang banyak diproduksi pada saat berhubungan seksual, melahirkan dan menyusui ini pada awalnya diperkaya hanya dapat meningkatkan perasaan positif saja seperti hubungan cinta antar pasangan atau keluarga. Namun beberapa penelitian membuktikan bahwa hormon yang sama juga berperan saat kita iri, dengki atau cemburu.

Dewasa ini, bentuk sintetik dari hormon oxytocin yang diberikan secara inhalasi terbukti dapat meningkatkan rasa percaya, kontak mata, tenggang rasa ataupun penghargaan terhadap orang lain.

Lucunya berbagai perasaan negatif sebagaimana tergambar dalam film ‘Mean Girls’, yang menceritakan tentang kisah sekelompok gadis SMU yang saling membenci, secara ilmiah terbukti juga dipengaruhi oleh hormon yang sama.

Oleh karena itu, bersikap bijak dan kendalikanlah si hormon ajaib ini di dalam tubuh Anda. Telaah kembali sebelum Anda memutuskan untuk membenci seseorang tanpa sebab, karena ternyata rasa benci yang timbul itu bisa saja dipicu oleh rasa kagum, dan kemudian berujung pada iri hati atau kemarahan.

Aktivitas otak di kala marah dan selama merasakan emosi positif menunjukkan aktivitas yang sama. Coba eliminasi rasa sombong dan angkuh ketika kita menilai seseorang, jangan pernah merasa mendapatkan kesenangan dari kemalangan orang lain. Oxytocin kita, kita pun yang mengendalikan.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA