Show
Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Menurut Slavin, 1995 (dalam Isjoni, 2011:15) Cooperative Learningadalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar. Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain. Model pembelajaran ini terbukti dapat dipergunakan dalam berbagai mata pelajaran dan berbagai usia. Istilah cooperative learning dalam pengertian bahasa Indonesia dikenal dengan nama pembelajaran kooperatif. Menurut Johnson & Johnson, 1994 (dalam Isjoni, 2011:17) cooperative learning adalah mengelompokkan siswa dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut. Menurut Sanjaya (2010:242) Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen). Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan. Dengan demikian, setiap kelompok akan mempunyai ketergantungan positif. Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya akan memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan keterampilan interpersonal dari setiap kelompok. Setiap individu akan saling membantu, mereka akan mempunyai motivasi untuk keberhasilan kelompok, sehingga setiap individu akan memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi demi keberhasilan kelompok. Model ini tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, bekerja sama, dan membantu teman. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa terlibat aktif pada proses pembelajaran sehingga memberikan dampak positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi yang berkualitas, dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya.
Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan kerja sama peserta didik dalam kegiatan belajar. Seperti yang dikemukakan Huda (2015, hlm. 32) pembelajaran kooperatif mengacu pada metode pembelajaran di mana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam belajar. Melengkapi penjelasan di atas, menurut Rusman (2018, hlm. 202) Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Artinya, kelompok belajar yang disusun haruslah beragam dan tidak pandang bulu. Dalam kaitannya dengan keberagaman kelompok pada model pembelajaran kooperatif, hal yang dapat dilakukan untuk memastikannya adalah melakukan sistem pengacakan dalam menentukan kelompok . Intinya, jangan biarkan siswa membentuk kelompoknya sendiri agar konsepsi heterogen dapat menerap dengan baik. Namun apakah pembelajaran kooperatif hanya berhenti dalam pengelompokan siswa saja? Bukankah hal seperti ini sudah biasa dilakukan? Untuk memastikannya, ada baiknya jika kita menelaah beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian pembelajaran kooperatif. Berikut adalah beberapa pengertian pembelajaran kooperatif atau cooperative learning menurut para ahli. Warsono & HariyantoMenurut Warsono & Hariyanto (2014, hlm. 161) pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang melibatkan sejumlah kelompok kecil siswa bekerja sama dan belajar bersama dengan saling membantu secara interaktif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Roger, dkkCooperative learning adalah aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial di antara kelompok-kelompok pembelajaran yang di dalamnya, setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri serta didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota kelompok yang lain (Roger, dkk dalam Huda, 2015, hlm. 29). Syaifurahman & UjiatiCooperative learning merupakan kegiatan pembelajaran dengan cara berkolompok untuk bekerja sama saling membantu mengkonstruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri (Syaifurahman & Ujiati, 2013, hlm. 75). ParkerParker (dalam Huda, 2015, hlm. 29) pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang membuat siswa saling berinteraksi dalam kelompok-kelompok kecil untuk mengerjakan tugas akademik demi mencapai tujuan bersama. Siswa harus aktif dalam proses pembelajaran baik secara individu maupun kelompok agar pembelajaran kooperatif tercapai tujuannya, yakni siswa dapat belajar dengan senang dan kebutuhan pembelajaran dapat tercapai. HamdayamaMenurut Hamdayama (2016, hlm. 145) pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Prosedur Model Cooperative LearningAgar mencapai tujuan yang diharapkan, terdapat unsur-unsur berupa sintak/sintaks atau acuan langkah dan tahapan yang harus diikuti. Hamdayama (2016, hlm. 148-149) menyatakan setidaknya terdapat empat tahap wajib yang harus dilalui dalam pembelajaran kooperatif, yakni sebagai berikut.
Sintak dan Penerapan Model Pembelajaran KooperatifSementara itu, Suprijono (2015) memaparkan sintak, langkah, atau penerapan model pembelajaran kooperatif terdiri dari enam fase sebagai berikut.
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran KooperatifPembelajaran kooperatif telah terbukti menjadi salah satu model yang paling efektif. Namun dibalik kelebihannya, tentu terdapat berbagai kekurangan yang patut di waspadai. Berikut adalah kelebihan dan kelemahan cooperative learning menurut para ahli. Kelebihan Pembelajaran KooperatifPembelajaran kooperatif mampu meningkatkan keterampilan kognitif dan afektif siswa secara bersamaan. Selain itu, Sadker (dam Huda, 2015, hlm. 66) menjabarkan bahwa beberapa manfaat dan kelebihan dari pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut.
Kekurangan Cooperative LearningSlavin (Huda, 2015, hlm. 68) mengidentifikasi tiga kendala utama atau apa yang disebutnya common pitfalls (lubang-lubang perangkap) terkait dalam kekurangan atau kelemahan pembelajaran kooperatif yang di antaranya adalah sebagai berikut.
Slavin (dalam Huda, 2015, hlm. 69) mengemukakan bahwa ketiga kendala di atas dapat diatasi jika guru mampu melakukan beberapa poin di bawah ini.
Macam/Jenis Pembelajaran KooperatifPembelajaran kooperatif memiliki model model yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran. Setiap model memiliki karakteristik masing-masing yang lebih cocok untuk digunakan dalam pembelajaran atau situasi tertentu. Pemilihan model pembelajaran tentu saja harus disesuaikan dengan karakteristik siswa dan materi yang akan disampaikan pula. Menurut Huda (2015, hlm. 135-153) setidaknya terdapat empat belas teknik pembelajaran kooperatif, antara lain sebagai berikut:
Sementara itu, Suprijono (2015, hlm. 108-121) mengemukakan bahwa beberapa metode pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
Referensi
|