Melansir dari The American College Dictionary, cerita fiksi adalah cabang sastra yang memuat narasi imajinatif. Khususnya dalam bentuk prosa seperti cerpen, dongeng hingga novel. Walaupun sudah dipelajari dan bahas, masih banyak orang yang salah mengartikan perbedaan ciri-ciri cerita fiksi dengan unsur-unsurnya.
Lantas apa saja ciri-ciri cerita fiksi, jenis, struktur hingga unsur-unsurnya? Melansir dari Liputan6.com, Selasa (26/10), simak ulasan informasinya berikut ini.
2 dari 5 halaman
Cerita fiksi merupakan karangan non-ilmiah yang berasal atau dibuat dari imajinasi pengarang. Fiksi sendiri yaitu karya sastra yang mempunyai sifat dasar umum sebagai penanda bentuk dari karangan fiksi. Di mana para tokoh, latar cerita hingga permasalahan dalam cerita fiksi bersifat realitas imajinatif, bukan objektif.
Nilai-nilai kebenaran pada cerita fiksi tidak bisa dijadikan pedoman atau patokan. Sebab, nilai-nilai tersebut tidak bersifat objektif melainkan imajinatif. Itu lah mengapa salah satu ciri-ciri cerita fiksi yaitu mengandung kebenaran logis atau bisa melalui penalaran. Kebenaran logis ini akan membuat cerita fiksi selalu memiliki penafsiran berbeda-beda di setiap pembacanya.
©Pixabay/Katrina_S
Selain telah disebutkan di atas, terdapat beberapa ciri-ciri cerita fiksi lainnya. Adapun ciri-ciri cerita fiksi yang bisa dipelajari adalah sebagai berikut:
- Fiksi merupakan cerita atau kisah yang bersifat rekaan alias imajinasi pengarang
- Fiksi mempunyai kebenaran relatif serta tidak mutlak
- Fiksi menyasar pada perasaan atau emosi para pembaca
- Fiksi yaitu cerita yang mengandung amanat atau pesan moral tertentu
- Karya fiksi biasanya tidak memiliki sistematika penulisan baku
- Karya fiksi biasanya menggunakan bahasa bersifat konotatif
- Menampilkan sudut pandang berbeda
3 dari 5 halaman
Setelah mengetahui ciri-ciri cerita fiksi, kenali pula jenis-jenis karya sastra satu ini. Berdasar teori pengkajian fiksi, jenis-jenis fiksi bisa dibedakan menjadi 3 jenis. Berikut jenis-jenis cerita fiksi yang bisa dipahami:
1. Fiksi Historis
Sesuai namanya, jenis fiksi ini berkaitan dengan fakta sejarah. Data dalam fiksi meliputi tokoh, latar tempat, alur serta elemen fiksi mempunyai kesamaan dengan fakta sejarah yang ada. Jenis fiksi ini justru bisa menjadi alternatif sumber sejarah. Meskipun tidak bisa dianggap 100 persen benar.2. Fiksi Biografis
Jenis fiksi berikutnya yaitu fiksi biografis. Fiksi ini lebih berkaitan dengan fakta penulisan biografi tokoh atau seseorang. Misalnya seperti buku Bung Tomo, Amien Rais serta Catatan Seorang Demonstran.3. Fiksi Sains
4 dari 5 halaman
Ada beberapa struktur cerita fiksi yang bisa dipelajari. Adapun struktur cerita fiksi adalah sebagai berikut:
a. Abstrak
Ini merupakan bagian yang memuat cerita singkat dari keseluruhan karya. Bisa juga berupa cerita inti dari cerita fiksi. Bagian ini sebenarnya bersifat opsional, sehingga tidak ada aturan mengharuskan menulisnya.©2013 Merdeka.com/Shutterstock/cjgphotographyb. OrientasiMenjelaskan mengenai tema, latar belakang tema dan tokoh dalam karya sastra. Biasanya bagian ini akan ditemukan di bagian awal cerita. Nantinya orientasi akan menjadi penjelas dari cerita itu sendiri.
c. Komplikasi
Berisi mengenai beragam permasalahan yang dihadapi para tokoh dalam cerita fiksi.d. Evaluasi
Berisi mengenai pembahasan, pemecahan dan penyelesaian masalah yang hadapi namun belum berakhir.e. Resolusi
Berisi inti pemecahan permasalahan yang dihadapi tokoh.f. Koda atau reorientasi
Berisi pesan moral atau amanat cerita yang bisa dipetik dari karya sastra.5 dari 5 halaman
Masih banyak orang yang salah mengartikan perbedaan ciri-ciri cerita fiksi dengan unsur-unsurnya. Berikut unsur-unsur cerita fiksi yang bisa dipahami:
a. Tema
Ide pokok persoalan yang menjiwai seluruh isi cerita fiksi. Tema kerap kali diambil dari konflik kehidupan.b. Plot
c. Alur
Rangkaian karya sastra cerita fiksi. Alur meliputi alur maju, mundur dan maju-mundur. Penyelesaian alur dapat berupa alur klimaks dan alur anti klimaks.d. Setting
Tempat terjadinya cerita dan bisa dibedakan menjadi setting antropologis dan setting geografis.e. Tokoh
Pelaku yang bertugas menghidupkan cerita fiksi. Tokoh meliputi tokoh utama (protagonis), tokoh lawan (antagonis) serta tokoh penengah.f. Sudut pandang
Hal yang menjadi dasar tema dan tujuan dari penulisan. Biasanya berupa gaya orang pertama tokoh utama ataupun gaya orang ketiga yang serba tahu.g. Suasana
Unsur fiksi yang mendasari suasana dari cerita penokohan. Di mana bisa menimbulkan sebuah konflik. Suasana bisa berupa menyenangkan, mengharukan, menyedihkan hingga menantang.(mdk/tan)Karangan Fiksi dan Nonfiksi 1. Karangan Fiksi yaitu karangan yang berisi kisahan atau cerita yang dibuat berdasarkan khayalan atau imajinasi pengarang. Fiksi atau cerita rekaan biasanya berbentuk novel, dan cerita pendek (cerpen). Fiksi ilmiah fiksi ilmu pengetahuan adalah fiksi yang ditulis berdasarkan ilmu pengetahuan, teori, atau spekulasi ilmiah. Karangan fiksi berusaha menghidupkan perasaan atau menggugah emosi pembacanya. Itulah sebabnya, tulisan ini lebih dipengaruhi oleh subjektifitas pengarangnya. Bahasa tulisan fiksi selain bermakna denoktatif juga konotatif, dan asosiatif yaitu makna tidak sebenarnya. Selain itu juga bermakna ekspresif yaitu membanyangkan suasana pribadi pengarang. Bahasa tulisan fiksi juga sugestif yaitu bersifat mempengaruhi pembaca dan plastis yaitu bersifat indah untuk menggugah perasaan pembaca. 2. Karangan nonfiksi yaitu karangan yang dibuat berdasarkan fakta, realita, atau hal-hal yang benar-benar dan terjadi dalam keidupan kita sehari-hari. Tulisan nonfiktif biasanya berbentuk tulisan ilmiah dan ilmiah populer, laporan, artikel, feature, skripsi, tesis, desertasi, makalah, dan sebagainya. Karangan nonfiktif berusaha mencapai taraf objektifitas yang tinggi, berusaha menarik, dan menggugah nalar (pikiran) pembaca.
Bahasa karangan nonfiktif bersifat denotative dan menunjukan pada pengertian yang sudah terbatas sehingga tidak bermakna ganda.
Page 2
Beranda Karangan Narasi, Deskripsi, Eksposisi, Argumentasi... karangan fiksi dan nonfiksi proposal Resensi, Kritik, Esai diskusi Cara Menggunakan Bahasa Indonesia Yang Baik dan Be... cerpen tahap-tahap pembelajaran musikalisasi puisi metode musikalisasi puisi perbedaan antara sastra baru dan sastra lama ▼
Karangan fiksi yaitu karangan yang berisi kisahan atau cerita yang dibuat berdasarkan khayalan atau imajinasi pengarang. Fiksi atau cerita rekaan biasanya berbentuk novel, dan cerita pendek ( cerpen ). Karangan fiksi berusaha menghidupkan perasaan atau menggugah emosi pembacanya. Itulah sebabnya, tulisan ini lebih dipengaruhi oleh subjektivitas pengarangnya.
Bahasa tulisan fiksi selain bermakna denotatif juga bermakna konotatif dan asosiatif yaitu makna tidak sebenarnya. Selain itu juga bermakna ekspresif yaitu membayangkan suasana pribadi pengarang. Bahasa tulisan fiksi juga sugestif yaitu bersifat mempengaruhi pembaca dan plastis yaitu bersifat indah untuk menggugah perasaan pembaca.
Satu ciri yang pasti ada dalam karangan fiksi yaitu kisah rekaan. Walaupun kisah rekaan, penulisan karangan fiksi tidak boleh dibuat sembarangan. Tema, penokohan, plot, latar, dan permasalahan merupakan unsur – unsur penting yang harus diperhatikan. Karangan fiksi adalah karangan yang digali dari imajinasi pengarang. Dalam karangan fiksi, seorang pengarang bebas menuliskan sesuatu untuk menyampaikan pesan yang ingin ia sampaikan kepada pembaca. Sementara itu, pembaca karangan fiksi juga memiliki kebebasan untuk menerjemahkan makna yang terkandung dalam karangan tersebut. Jadi, karangan fiksi sangat mungkin menimbulkan bermacam – macam makna.
A . Fiksi Lama
Karangan fiksi atau rekaan adalah karangan yang sengaja dikarang oleh seorang penulis untuk dinikmati para pembaca. Karangannya diolah berdasarkan pandangan, tafsiran, dan penilaian si pengarang mengenai peristiwa – peristiwa yang pernah terjadi secara nyata maupun yang terjadi hanya dalam khayalan si pengarang saja.
Karangan fiksi, walaupun ditulis berupa fiksi dan daya khayal penulis, dibumbui latar belakang dan suasana setempat dengan menuliskan nama – nama kota, watak dan tema tertentu, dan disusun dengan alur / plot yang mengasyikkan.
Beberapa jenis cerita fiksi lama sebagai berikut.
1. Cerita Rakyat
Cerita rakyat ini dibedakan menjadi cerita jenaka, mite, fabel, dan legenda. Apa ciri khas dari setiap jenis cerita tersebut?
a. Cerita Jenaka
Cerita jenaka adalah cerita pendek yang berisi kebodohan atau kecerdikan seseorang dan menimbulkan senyum atau tertawa bagi pembaca atau pendengar. Misalnya cerita Pak Pandir ( seorang yang bodoh, yang selalu salah melakukan pesan istrinya ), Pak Belalang ( seorang yang cerdik ), dan Pak Lebai Malang ( seorang yang selalu malang.
Semua daerah di negara kita hampir memiliki tokoh lucu tersebut. Misalnya Si Kabayan ( Jawa Barat ), Joko Bodho ( Jawa Tengah ), dan Pan Bali ( Bali ).
b. Mite
Mite adalah cerita yang berhubungan dengan kepercayaan animisme. Cerita berisi dewa – dewi atau roh. Misalnya cerita Putri Tunjung Buih, Putri Bunga Karang, dan Putri dari Bambu.
c. Fabel
Fabel adalah cerita yang tokoh – tokohnya binatang. Binatang – binatang diceritakan hidup dan bermasyarakat seperti manusia. Misalnya cerita Banteng dan Buaya, serta Burung Bangau dan Ikan Gabus.
d. Legenda
Legenda adalah cerita yang berhubungan dengan keajaiban alam. Misalnya Sangkuriang, Si Malin Kundang, dan Telaga Warna.
2. Hikayat
Hikayat adalah bentuk cerita fiksi yang lain dalam kesusastraan Melayu Lama. Bentuk ini sesungguhnya bentuk asli, tetapi kemudian bercampur dan terjalin dengan cerita cerita asing.
Hikayat menceritakan riwayat yang ajaib tentang putra putra dan putri – putri raja, di dalamnya bercampur aduk antara lukisan Melayu asli dan jelmaan dewa – dewa Hindu, nabi – nabi Islam, kepercayaan kafir, Hindu, Islam, dan sejarah. Contoh hikayat asli Melayu antara lain : Hikayat Si Miskin, Hikayat Malim Deman Hikayat Raja – Raja Pasai, dan Hikayat Hang Tuah.
B. Fiksi Baru
Fiksi atau cerita rekaan dalam kesusastraan Indonesia Baru lahir karena sentuhan kesusastraan Barat ( terutama kesusastraan Belanda ). Bentuk fiksi yang terkenal dewasa ini adalah cerita pendek ( cerpen ), novel, dan cerita bersambung (cerber).
1 . Cerpen (Cerita Pendek)
Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya. Cerita pendek cenderung kurang kompleks dibandingkan dengan novel. Cerita pendek biasanya memusatkan perhatian pada satu kejadian, mempunyai satu plot, setting yang tunggal, jumlah tokoh yang terbatas, mencakup jangka waktu yang singkat.
Cerpen memuat penceritaan yang memusatkan satu peristiwa pokok. Sebuah cerpen pada dasarnya menuntut perwatakan yang jelas pada tokoh cerita. Sang tokoh merupakan ide pokok cerita. Cerita bermula dari sang tokoh dan berakhir pada nasib yang menimpanya.
Ada banyak jenis cerpen. Pembagiannya pun bermacam macam. Berdasarkan pembaca, ada cerpen anak – anak, cerpen remaja, dan cerpen dewasa. Berdasarkan tema, ada cerpen drama, cerpen misteri, dan cerpen humor. Tidak ada aturan bahwa cerpen harus memiliki dialog atau percakapan Inti sebenarnya ada pada kesatuan cerita yang ditulis.
2. Novel
Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif; biasanya dalam bentuk cerita. Penulis novel disebut novelis.
Novel lebih panjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih kompleks dari cerpen serta tidak dibatasi keterbatasan struktural dan metrikal sandiwara atau sajak. Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh – tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari – hari dengan menitik beratkan pada sisi – sisi yang aneh dari naratif tersebut.
Novel dalam bahasa Indonesia dibedakan dari roman. Alur roman lebih kompleks dan jumlah pemeran atau tokoh cerita juga lebih banyak