Apa nama bahasa pemrograman sebelum akhirnya dikenal javascript?

Java dan Javascript memang mirip. Khususnya dari segi nama. Namun, ada perbedaan Java dan Javascript yang perlu Anda ketahui. Salah satu tujuannya adalah agar Anda tidak salah jika ingin belajar Java ataupun Javascript.

Pada artikel ini, Anda akan dijelaskan mengenai perbedaan Java dan Javascript. Tentunya juga dengan tambahan beragam informasi mengenai dua bahasa pemrograman tersebut. 

Kira-kira, apa saja ya bedanya? Yuk simak lewat poin-poin di bawah ini!

Pengertian Java

Apa nama bahasa pemrograman sebelum akhirnya dikenal javascript?
Apa nama bahasa pemrograman sebelum akhirnya dikenal javascript?

Apa itu Java? Java adalah bahasa pemrograman yang dirilis pada tahun 1995. Bahasanya dikembangkan oleh James Gosling di perusahaan bernama Sun Microsystems. Sekarang, perusahaan tersebut bernama Oracle.

Awalnya, penggunaan Java fokus pada pengembangan aplikasi mobile. Namun, sekarang Java juga banyak digunakan untuk pengembangan aplikasi web. Biasanya lebih banyak dipakai pada bagian yang berkaitan dengan server atau kita sebut juga dengan backend development.

Meskipun bahasa pemrograman Java sudah ada cukup lama, kepopulerannya masih terasa hingga saat ini. Java banyak diaplikasikan untuk berbagai hal. Berikut adalah beberapa aplikasi yang dikembangkan dengan Java.

Aplikasi Java

Java adalah bahasa pemrograman yang populer. Bahasa tersebut banyak digunakan untuk membuat dan mengembangkan berbagai aplikasi. Simak aplikasi apa saja di bawah ini yang menggunakan Java!

1. Aplikasi Mobile

Jika iOS memakai bahasa pemrograman Swift, maka Android memakai  Java. 

Bahasa pemrograman Java memang sering digunakan untuk pengembangan aplikasi mobile Android. Bahkan, platform pengembangnya yang bernama Android Studio juga menggunakan Java.

Saat ini, hampir semua aplikasi memiliki versi Android. Contohnya seperti Spotify, Twitter, dan Airbnb. Pengembangannya pun menggunakan bahasa pemrograman Java.

Maka dari itu, menguasai Java adalah pilihan yang tepat. Anda akan lebih mudah membuat dan mengembangkan aplikasi mobile Android jika telah mengenal cara kerja Java.

2. Aplikasi Berbasis Web

Selain untuk aplikasi mobile, Java juga digunakan untuk membuat dan mengembangkan aplikasi berbasis web.

Ada dua bagian pada pengembangan web. Yang pertama adalah front end. Bagian tersebut berkaitan dengan tampilan depan web dan berhubungan dengan klien. Biasanya disebut dengan client-side.

Bagian yang kedua adalah back end. Banyak yang menyebut bagian ini dengan behind the scene. Alasannya karena berhubungan dengan server. Maka dari itu, bagian ini juga disebut sebagai server-side. Hal tersebut juga berlaku untuk Java.

Java mengembangkan aplikasi berbasis web, khususnya pada bagian back end. Karena hal itu, Java dikenal sebagai server side programming language. Dua aplikasi berbasis web yang menggunakan Java adalah LinkedIn dan AliExpress.

3. Big Data

Apa itu big data?

Dilansir dari IBM, big data adalah kumpulan data dengan ukurang yang besar, jenis yang beragam, dan tidak dapat diolah dengan metode analisis tradisional.

Sebenarnya, bahasa pemrograman lain juga bisa mengolah big data. Contohnya seperti Python. Namun, banyak yang lebih memilih Java karena performa dan kecepatannya. 

Salah satu aplikasi yang mengelola big data adalah Apache Hadoop. Aplikasi ini dikembangkan menggunakan Java. Aplikasi lainnya yang menggunakan Java adalah LinkedIn. Perusahaan tersebut mengandalkan Java untuk mengolah data-data real time dalam jumlah banyak.

Tadi adalah contoh tiga pengaplikasian bahasa pemrograman Java. Bagaimana dengan Javascript ya? Kira-kira, apa kemampuannya yang bisa menimbulkan perbedaan Java dan Javascript? Selengkapnya akan dibahas pada bagian selanjutnya.

Pengertian Javascript

Apa nama bahasa pemrograman sebelum akhirnya dikenal javascript?
Apa nama bahasa pemrograman sebelum akhirnya dikenal javascript?

Apa itu Javascript?

Sama seperti Java, Javascript juga dikembangkan pada tahun 1995. Nama pengembangnya adalah Brendan Eich. Awalnya, ia menciptakan Javascript untuk perusahaan teknologi asal Amerika Serikat bernama Netscape. Namun, pengembangan JavaScript akhirnya diserahkan kepada European Computer Manufacturers Association (ECMA).

Ada sedikit fakta menarik nih. Brendan Eich mengembangkan JavaScript hanya dalam waktu 10 hari. Hebat sekali, bukan? Nama Javascript juga sebenarnya bukan nama aslinya. Awalnya bahasa pemrograman ini bernama Mocha. Lalu, berubah nama menjadi LiveScript sebelum akhirnya menjadi JavaScript.

Bahasa pemrograman JavaScript biasanya dipakai untuk pengembangan web, baik front end maupun back end. Penjelasan lebih lengkapnya akan dibahas di poin berikut.

Aplikasi Javascript

JavaScript memang banyak digunakan untuk mengembangkan aplikasi berbasis web. Namun, kegunaannya juga lebih luas daripada itu. Apa saja ya kira-kira?

1. Front End Development

Berbeda dengan Java, Javascript juga mengelola front end development. Artinya, Javascript juga termasuk client-side programming language. 

Dengan Javascript, Anda dapat mendesain web Anda pada bagian-bagian yang berhubungan dengan user atau pengguna. Misalnya, mengizinkan pengguna untuk zoom in dan zoom out halaman, menampilkan audio maupun video pada web, memberikan informasi ketika sebuah tombol diklik, dan lain-lain.

Intinya, dengan Javascript, web yang dikembangkan akan menjadi lebih interaktif dan lebih hidup. Hal ini meningkatkan user experience.

2. Back End Development

Selain menjadi basis front end development, JavaScript juga mengelola back end. Artinya, JavaScript adalah bahasa pemrograman yang lengkap, mulai dari sisi server hingga client.

Back end di sini artinya segala sesuatu yang berhubungan dengan server. Tujuannya agar sebuah website dapat berjalan dengan baik. Biasanya, JavaScript menggunakan Node.js untuk back end development.

Hal-hal yang biasanya dikelola dalam back end adalah membuat sistem log in dan log out untuk pengguna, menambahkan pengguna ke dalam database, ataupun memproses pembayaran yang dilakukan oleh pengguna.

3. Aplikasi Mobile

Anda sudah tahu bahwa iOS dikembangkan dengan Swift dan Android dengan Java. Namun, jika Anda menggunakan JavaScript, Anda bisa mengembangkan aplikasi mobile iOS maupun Android.

Bagaimana caranya?

JavaScript memiliki sebuah framework yang mengizinkan developer untuk mengembangkan aplikasi mobile dengan dua sistem operasi yang berbeda. Framework tersebut bernama React Native.

Dengan React Native, Anda tidak perlu menuliskan kode tersendiri untuk Android maupun iOS. Anda juga tidak perlu menguasai dua bahasa, cukup Javascript saja. 

Kira-kira, seperti itulah sedikit perbedaan Java dan JavaScript dalam segi pengembangan aplikasi. Namun, apakah ada perbedaan dalam hal lain? Simak pembahasan berikut.

Perbedaan Java dan Javascript

1. Proses Eksekusi

Ketika Anda menggunakan Java, Anda perlu sebuah platform bernama Java Virtual Machine. Biasanya disingkat menjadi JVM. Software ini sangat dibutuhkan agar Anda bisa membuat dan mengembangkan program berbasis Java. 

Hal ini berbeda dengan JavaScript. Bahasa pemrograman tersebut tidak membutuhkan platform atau aplikasi apapun. Javascript bisa dijalankan melalui browser.

2. Concurrency

Perbedaan Java dan JavaScript yang kedua terletak pada proses pengerjaan task. Jika Anda menggunakan Java, Anda dapat menyelesaikan task atau tugas yang kompleks secara bersamaan. Hal ini karena Java mendukung multithreading.

Namun, dengan JavaScript, hal tersebut tidak bisa dilakukan. JavaScript hanya mendukung singlethread. Alih-alih menjalankan banyak perintah dalam waktu bersamaan, JavaScript memiliki sistem antrean. Sistem tersebut dinamakan event loop.

3. Kompilasi

Kompilasi juga merupakan perbedaan Java dan Javascript yang sangat penting. Pada dasarnya, Java bersifat compiled. Sementara itu, Javascript bersifat interpreted. Apa artinya? 

Sebelum dieksekusi, kode-kode yang dituliskan pada Java perlu dikompilasi terlebih dahulu menjadi bytecode. Artinya, Anda perlu melewati proses kompilasi terlebih dahulu agar program dapat berjalan.

Hal ini berbeda dengan JavaScript. Tidak ada proses kompilasi di sana karena sifatnya yang interpreted. Browser yang digunakan untuk menjalankan JavaScript memiliki interpreter untuk membaca kode-kodenya. Sehingga, program dapat langsung dieksekusi.

Kesimpulan

Java dan Javascript adalah bahasa pemrograman yang populer. Keduanya memiliki kelebihan maupun kekurangannya masing-masing. Perbedaan Java dan JavaScript terletak pada penggunaannya, proses eksekusi dan kompilasi, serta fitur konkurensinya. 

Jika Anda baru mulai belajar, pastikan Anda memilih bahasa pemrograman yang memang sesuai dengan kebutuhan Anda maupun industri. Bila memutuskan belajar Java, jangan lupa mencoba program Java sederhana untuk berlatih. Namun, jika Anda lebih tertarik pada JavaScript, Anda bisa mengetahui lebih dalam tentang fungsi JavaScript. 

Setelah mengetahui fungsi Javascript, jangan lupa untuk mencoba membuat website sendiri. Lebih bagus lagi jika Anda memiliki domain yang unik seperti .com atau .site. Nah, Anda bisa loh beli domain website murah di Jagoan Hosting! Dengan begitu, website Anda akan terlihat lebih credible dan professional.

Apa bahasa pemrograman JavaScript?

Jadi, JavaScript adalah bahasa pemrograman (lebih tepatnya bahasa penulisan skrip) berbasis objek, umumnya digunakan untuk membuat halaman web interaktif. JavaScript juga sering digunakan bersama HTML dan CSS.

Apa itu Python dan JavaScript?

JavaScript merupakan sebuah bahasa pemrograman web spesialis yang dirancang untuk membuat aplikasi berbasis jaringan. Sedangkan, Python merupakan sebuah bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat aplikasi, perintah komputer, dan melakukan analisis data.

Kenapa diberi nama JavaScript?

JavaScript diciptakan di perusahaan Netscape oleh pegawainya yang bernama Brendan Eich. Bahasa ini dirancang sebagai bahasa scripting yang berjalan pada browser Netscape. Ketika awal dikembangkan, bahasa ini bernama Mocha, lalu berganti jadi Livescript. Hingga akhirnya dinamai JavaScript.

Kapan JavaScript muncul?

Sejarah JavaScript JavaScript pada mulanya ditemukan oleh Brendan Eich pada tahun 1995, yang kemudian dikembangkan untuk Netscape 2, dan menjadi standar ECMA-262 pada tahun 1997. Setelah Netscape menyerahkan JavaScript ke ECMA, yayasan Mozilla terus mengembangkan JavaScript untuk browser Firefox.