paham bagaimana membedakan format kampanye email marketing B2B dan email yang menyasar pelanggan B2C. Hal itu penting, karena ada perbedaan signifikan terkait proses pengambilan keputusan konsumen dalam pembelian dan waktu yang dibutuhkan konsumen untuk mengambil keputusan. Juga perbedaan karakter kedua jenis pelanggan, dan berbagai perbedaan mencolok lainnya. Show
Seperti apa persisnya perbedaan email marketing B2B dan B2C berdasarkan karakter masing-masing konsumen kedua bisnis tersebut? Sebelum masuk ke pembahasan itu, mari kita kupas dulu apa definisi email marketing dan seluk beluk manfaatnya, terutama untuk bisnis B2B dan B2C yang akan kita bicarakan. Email MarketingMengutip definisi dari Mailchimp, sebuah platform email marketing berbasis web yang sangat populer di kalangan pemasar, email marketing adalah bentuk pemasaran yang dapat membuat pelanggan di daftar email kamu mengetahui produk baru, diskon dan layanan lain yang kamu tawarkan. Cara ini juga bisa juga disebut sebagai sebuah strategi jualan yang lebih halus (soft-sell) kepada audiens sasaran. Seberapa halus caranya? Bisa dalam bentuk edukasi tentang brand value milikmu, atau bagaimana membuat mereka terlibat (engange) dengan brand kamu, di sela-sela proses transaksi. Dalam proses jualan online, email marketing juga memainkan peranan penting untuk menghasilkan leads, brand awareness, membangun hubungan dengan konsumen, atau menjaga brand engagement. EfektivitasnyaPara pemasar berpengalaman yakin, pemanfaatan email sebagai strategi pemasaran tidak perlu diragukan efektivitasnya. Kendati saat ini media sosial marketing menjadi channel pemasaran yang sangat populer, banyak literatur menyebut email masih tetap menjadi saluran terbaik untuk menjangkau audiens, baik itu dalam sistem marketing B2B maupun B2C. Campaign monitor mencatat, selama sepuluh berturut-turut , email adalah saluran yang menghasilkan return of investment (ROI) tertinggi bagi pemasar. Situs tersebut juga menegaskan bahwa channel email marketing 40 kali lebih efektif untuk mengubah audiens biasa menjadi pelanggan ketimbang media sosial populer lain seperti twitter dan facebook. Untuk memanfaatkan potensi besar email marketing itu, sudah tentu diperlukan pemahaman mendalam terhadap target market kamu. Menyamakan pelanggan B2B dengan konsumen B2C saat melakukan stategi email marketing jelas tidak dibenarkan. Konsumen dua jenis bisnis itu punya karakter berbeda dan oleh karenanya juga butuh pendekatan berbeda pula. Nah, PR selanjutnya bagi kami sekarang adalah, memahami perbedaan yang tampak dari kedua audiens kedua target market tersebut. Perbedaan Audiens B2B dan B2CBaiklah kawan, untuk mengetahui perbedaan strategi antara B2B dan B2C, kamu harus paham dulu masing-masing target market bisnis B2B dan B2C dan perbedaan karakter keduanya. B2B (pemasaran bisnis ke bisnis) adalah jenis usaha yang melibatkan dua entitas bisnis. Sementara B2C (business to consumer) adalah bisnis yang berurusan langsung dengan konsumen. Karena target marketingnya adalah perusahaan atau bisnis yang skalanya lebih besar daripada konsumen perorangan, daya beli segmen B2B sudah tentu lebih tinggi dari pada konsumen B2C. Perbedaan lain, perusahaan B2B juga lebih dekat pada sektor industri. Sedangkan B2C lebih fokus kepada pelanggan yang agak sukar kita deskripsikan daya belinya. Nah, kalau bisnis online kamu menggarap kedua segmen tersebut secara bersamaan, penting bagimu untuk mengelompokkan kedua jenis audiens yang ditargetkan. Untuk menyasar segmen B2B, pengelompokan audiens berdasarkan demografi mungkin sudah cukup. Namun untuk audiens B2C kamu akan perlu mempelajai statistik seperti riwayat pembelian, riwayat penelusuran, analitik google, serta pengamatan mengenai kata kunci. Lalu bagaimana mengaplikasikan dua perbedaan tersebut dalam strategi email marketing? Simak perbedaan email marketing B2B dengan B2C yang kami sarikan dari essence of email dan engine emailer berikut ini. 1. Keputusan pembelianMari kita mulai dengan masalah yang paling esensial yaitu perbedaan perilaku pembelian (purchasing behavior) antara pelanggan individu dengan pembeli B2B. Pasalnya, perbedaan tersebut juga akan berimplikasi dalam penyusunan konsep email marketing B2B dan B2C. Tujuan akhir keputusan pembelian pelanggan B2B adalah peningkatan laba atau investasi. Jadi bisa dipahami, sebelum memutuskan untuk membeli, konsumen B2B akan selalu melakukan evaluasi secara cermat berkaitan dengan tujuan dan manfaat produk tersebut. Keputusan pembelian mereka selalu berdasarkan data, logika dan manfaat nyata. Bukan faktor emosional. Jadi email marketing B2B yang kamu kirimkan harusnya lebih bersifat membangun relationship ketimbang jualan secepat-cepatnya. Kendati tujuan utama tetap berjualan, namun kamu harus bisa mengemasnya dalam bentuk soft sell yang bisa memenuhi kebutuhan mereka, serta menjawab berbagai problem yang potensial menjadi ‘pain point’ (masalah-masalah dalam pembelian seperti pembatalan transaksi dan lain-lain). Bagaimana bentuknya? Untuk mengubah audiens biasa ini menjadi pelanggan, kamu bisa melakukan content strategy yang menyoroti masalah mereka, dan memberikan edukasi tentang manfaat yang dapat kamu tawarkan melalui produk/layananmu. Bentuknya bisa berupa e-book gratis, praktik-praktik pelaku industri yang menjadi tolok ukur, panduan cara kerja, atau apapun yang bisa mendatangkan lebih banyak prospek. Ingat, konten yang tepat merupakan sales yang lebih baik dari media promosi apapun. Sebaliknya, pasar B2C butuh strategi berbeda. Untuk segmen ini, email marketing B2C yang kamu kirimkan harus bisa memicu pembelian melalui titik emosional karena segmen ini seringkali bertindak impulsif. Bukan rahasia, sisi emosional konsumen merupakan salah satu pendorong utama dalam proses pembelian. Karena itu, saat membuat konten email marketing untuk B2C, kamu harus sudah memahami perilaku, preferensi, kebiasaan membeli dan pemicu emosional konsumen yang akan mendorong pembelian. Sedikit bocoran, konon tren email marketing B2C ke depan akan menuju pada bentuk-bentuk copywriting yang pendek, namun lebih banyak grafik animasi. 2. Email marketing B2B fokus value, email B2C emotional storyPelaku kedua jenis bisnis tersebut memliki perbedaan utama dalam proses pengambilan keputusan. Saat berbisnis dengan model B2B, berarti kamu berhadapan dengan sekelompok orang atau pemangku kepentingan yang semua punya hak untuk ikut membuat keputusan pembelian. Sedangkan dalam B2C, kamu berkomunikasi langsung dengan konsumen yang membuat keputusan pembelian. Target B2B suka angka dan logika. Karena itu, email marketing B2B hendaknya kamu fokuskan pada konten yang menjanjikan sebuah value. Misalnya penjelasan bagaimana cara menghemat waktu, uang dan sumber daya. Sementara proses pembelian konsumen B2C biasanya didorong faktor emosional. Dalam membeli suatu barang, biasanya ia mencari benefit dan terpengaruh oleh faktor emosi ketika mengambil keputusan. Karena itu, email marketing B2C yang kau kirim hendaknya tersusun atas pesan-pesan yang menarik dan bercerita (story telling). 3. Lama siklus pembelianKarena klien B2B dan B2C menilai vendor berdasarkan faktor yang berbeda, maka waktu yang kamu butuhkan untuk membuat keputusan pembelian juga berbeda. Siklus penjualan kepada segmen B2B selalu melibatkan lebih banyak orang dan mereka butuh melakukan penelitian mendalam serta melakukan evaluasi pendahuluan kepada vendor. Karena itu, klien bisnis B2B biasanya juga butuh waktu lebih panjang untuk memutuskan pembelian. Terlebih nilai produk yang menyasar segmen B2B juga lebih tinggi ketimbang barang ritel untuk segmen B2C. Olah karena itu, kampanye email marketing B2B yang kamu susun hendaknya juga memperhatikan banyaknya alur kerja (multiple workflow). Dengan memahami alur kerja ini, kamu bisa menyusun format kampanye dengan mengirimkan email marketing B2B yang bisa menarget secara strategis dalam jangka panjang. Bisa dalam bilangan minggu, bisa sampai berbulan-bulan. Tujuannya adalah untuk merawat klien serta membangun kepercayaan mereka. Susun email marketing B2B-mu dengan menyoroti poin-poin masalah dalam industri. Berikan juga argumen mengapa dan bagaimana produk/layanan bisnismu bisa menghemat uang dan waktu mereka yang berharga. Beda lagi dengan konsumen individu. Proses dalam mengambil keputusan biasanya jauh lebih cepat karena mereka tidak perlu bertanya dan tidak punya tanggungjawab kepada orang lain. Bahkan lebih seringnya, keputusan pembelian itu bersifat impulsif karena pengaruh berbagai faktor eksternal. Oleh karena itu, email marketing B2C yang kamu kirimkan, mestinya bisa menghasilkan kesadaran merek, engagement dan loyalitas, serta harus menyoroti kepuasan preferensi pribadi konsumen. Karena reaksi konsumen terhadap kampanye email marketing B2C seringkali impulsif berdasarkan emosi, maka kamu perlu mengomunikasikan value dan manfaat dari produk yang kamu tawarkan dengan cepat. Untuk memicu respon audiens dengan cepat, kamu bisa menaburkan rasa urgensi dalam konten melalui berbagia diskon. Sekali lagi jangan abai bahwa mereka ingin dimengerti ya. Pahami apa kebutuhan dan preferensi pribadi target audiens , dan buatlah konten yang atraktif dengan sentuhan personal untuk memotivasi mereka berbelanja. 4. Frekuensi pengiriman yang konsumen sukaiKonsistensi dalam hal frekuensi pengiriman menjadi kata kunci penting dalam optimalisasi email marketing B3B maupun B2C. Sama halnya dengan hari di mana kamu menemukan waktu pengiriman terbaik. Namun pengiriman email marketing B2B memang butuh kedisiplinan lebih karena kamu sedang membangun kepercayaan dan menciptakan bonding dengan klienmu. Disiplin mengharuskan kamu selalu memenuhi harapan mereka yang timbul dari janji yang sudah kau koarkan. Kalau di jendela pop-up kamu sudah menjanjikan tips tematik dan diskon mingguan, kamu benar-benar harus memenuhi janji itu pada hari dan waktu yang sama. Sekali waktu mengirimkan diskon bersamaan dengan sharing tips mingguan juga akan memberikan value mengesankan buat klien. Di sisi lain, pengiriman email promosi B2C ternyata lebih efektif kalau kamu lakukan pada frekuensi yang berbeda. Ini karena pelanggan cenderung mengejar promosi yang telah kamu atur dengan berbagai acara. Jadi kesimpulannya, untuk segmen B2C, ada baiknya kamu melakukan pendekatan lebih agresif dengan meningkatkan frekuensi pengiriman email marketing karena di sana ada peluang untuk meningkatkan konversi. Namun begitu, mengirim terlalu banyak email marketing juga kurang dianjurkan karena bisa memicu respon negative konsumen. Perkara frekuensi email ini, kecenderungan mereka sangat bervariasi. Tergantung faktor-faktor seperti kelompok usia, gender, lokasi geografis dan lain-lain. Yang perlu kamu ingat, konsumen B2C biasanya cenderung mengejar promosi dan rilis produk baru yang sudah kamu atur melalui acara berbeda. 5. Tata VisualIni penting kamu ingat, konsumen B2C sangat memperhatikan tampilan email marketing. Karena mereka punya kecenderungan impulsive buyer, mereka lebih mudah menerima konten berkualitas yang kamu sajikan dengan tata visual yang menarik, apalagi dalam bentuk video. Tak hanya menyegarkan mata, konsep ini mereka sukai karena tidak menghabiskan waktu untuk membaca isi email yang panjang. Sebaliknya, untuk pelanggan B2B yang selalu teliti dalam memilih penawaran, kamu harus menyajikannya dalam bentuk data. Tidak harus indah, yang penting datanya detil dan jelas. Bagaimana, apakah sudah cukup jelas. Pada akhirnya, apakah target audiensmu konsumen B2B atau B2C, yang paling penting email marketing kamu bisa menangkan apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan mereka. Page 2Google Maps bisa tingkatkan penjualan? Bisa, dong. Yuk, simak penjelasan pakar digital marketing, Salman Alfarisi tentang penggunaan Google Maps sebagai salah satu alat memasarkan produk/jasa secara digital. Ini juga sebagai trik cerdas untuk meningkatkan penjualanmu. Kamu pasti pernah buka atau menggunakan aplikasi Google Maps di smartphone atau laptop, bukan? Biasanya lewat aplikasi ini kamu bisa menemukan alamat secara lebih detail. Aplikasi ini juga kerap muncul saat kamu melakukan order lewat aplikasi ojek online. Di tampilan Google Maps, selain alamat tujuan, kamu juga pasti lihat lokasi lain yang muncul bersamaan. Seperti rumah sakit, restoran, toko dan lainnya. Dengan muncul di petanya Google, semakin besar peluang sebuah bisnis untuk dilirik calon konsumen. Berikut ini adalah beberapa hal dari Google Maps yang bisa kamu manfaatkan untuk tingkatkan penjualan. Manfaatkan Google Maps MarketingTidak hanya gratis alias tanpa biaya, Google Maps bisa tingkatkan penjualan juga. Dalam teknik digital marketing terkenal ada dua cara, yaitu berbayar dan gratis. Yang berbayar misalnya beriklan di Instagram, Facebook atau melalui Google. Bagi pemilik bisnis, penggunaan teknik Google Maps marketing ini penting untuk meningkatkan visibilitas. Karena bisnis yang terdaftar di Google Maps akan muncul di beberapa tempat: Bila bisnismu sudah didaftarkan di Google Maps, maka kesempatan untuk muncul di halaman pertama Google search (mesin pencari) akan lebih besar. Dari sisi SEO, kondisi ini jelas sangat menguntungkan. kesempatan calon konsumen dalam menemukan toko kamu menjadi lebih besar. Setelah mendapat persetujuan dari Google, bisnismu akan ikut terlihat di peta aplikasi Gojek/Grab saat konsumen melakukan pemesanan kendaraan. Proses ini biasanya butuh waktu kurang lebih dua hari sejak bisnis terdaftar di Google Maps. Bisnismu akan terlihat lebih terpercaya kalau alamat bisnis bisa terlacak oleh peta Google. Kredibilitas penting lho, untuk sebuah bisnis. Konsumen akan lebih yakin bila tempat usahamu terlihat di Google Maps. Selain itu, beberapa manfaat lain yang bisa kamu dapatkan dari Google Maps untuk bisnismu di antaranya:
Sebelum MendaftarAgar semakin yakin kalau Google Maps bisa tingkatkan penjualan, sebaiknya kamu mendaftarkan bisnis sesegera mungkin di aplikasi ini. Ada beberapa hal yang perlu kamu persiapkan sebelum mendaftarkan bisnis ke Google Maps. Apa saja yang diperlukan? Pilih foto produk yang paling baik kualitasnya dan jelas menggambarkan produk/jasa yang kamu tawarkan. Jika belum punya toko fisik, kamu bisa memakai alamat rumah. Usahakan alamat yang kamu cantumkan sedetail mungkin. Jangan lupa cantumkan nomor RT/RW, kelurahan dan keterangan lain agar mempermudah Google dalam memberi persetujuan. Gunakan nomor telepon/ponselmu. Kamu bisa mencantumkan nomor telepon landline atau ponsel, termasuk yang digunakan khusus untuk admin tokomu. Selanjutnya, kamu perlu mencantumkan laman web jualanmu, termasuk juga akunmu di Lummoshop maupun media sosial yang aktif. Yuk, daftar!Cuma perlu 10 menit, kamu akan segera tahu bagaimana Google Maps bisa tingkatkan penjualan. Daftar di Google Maps caranya gampang sekali. Berikut langkah-langkahnya: Ini pentingnya menggunakan prinsip SEO. Gunakan kata kunci yang sesuai dengan produk/jasa yang dijual. Misalnya, jasa fotografi, fashion anak, skincare, madu murni dan lainnya. Kata kunci juga bisa kamu temukan dengan menggunakan Google Trends. Kamu juga bisa gunakan merek produk jika kamu adalah distributor atau reseller produk tersebut. Saking mudahnya, kamu bisa mendaftar lewat ponsel. Sebagian besar smartphone saat ini sudah memiliki aplikasi Google Maps. Jika belum ada, kamu bisa install melalui Google Playstore. Supaya tidak bingung, ikuti tahapannya:
Perhatikan hal – hal berikutAgar Google Maps bisa tingkatkan penjualan bisnismu secara optimal, ada beberapa poin penting yang harus diperhatikan. Di antaranya adalah:
Sebagai bagian dari teknik digital marketing, cara ini terbilang efektif untuk mempromosikan dan meningkatkan visibilitas bisnismu. Daftarkan bisnismu segera dan buktikan kalau Google Maps bisa tingkatkan penjualan! Selamat mencoba, ya!Bagaimana? Semoga kamu semakin mengerti tentang Google Maps bisa tingkatkan penjualan. Ikuti langkah-langkah mudah mendaftarkan bisnismu di Google agar muncul di Google Maps. Page 3Pelaku bisnis pasti ingin banjir orderan lewat TikTok Marketing. Sejak hadirnya TikTok, peluang untuk meningkatkan penjualan semakin terbuka. Jika diterapkan dengan tepat, kamu juga bisa kok, punya usaha yang makin glowing. TikTok saat ini menjadi salah satu media sosial dengan pengguna terbanyak. Menurut katadata.id, Indonesia merupakan pengguna TikTok terbanyak kedua di dunia setelah Amerika Serikat. Di tahun 2020 terdata 22,2 juta pengguna aktif aplikasi ini di tanah air. Bayangkan besarnya peluang dan market yang bisa kamu sasar untuk berjualan. Makanya, kamu perlu tahu cara efektif agar banjir orderan lewat TikTok Marketing. Simak yuk, paparan dari digital marketer Taqim yang berbagi ilmu tentang TikTok Marketing. Mengenal Aplikasi TikTokHarapan untuk bisa banjir orderan lewat TikTok Marketing bukannya tidak mungkin didapatkan. Meski awalnya media sosial ini lebih dikenal sebagai wadah berbagi video dance dan tantangan-tantangan unik, namun saat ini TikTok sudah jauh berkembang. Semakin banyak pengguna yang memanfaatkan aplikasi ini untuk membuat beragam konten kreatif. Kalau kamu perhatikan di tampilan FYP-mu, ada beragam jenis video di TikTok selain video joget-joget. Ada konten memasak, macam-macam tutorial, berita terkini, gosip, kecantikan, bisnis, humor, curhat, ramalan tarot, dan masih banyak lagi. Untuk yang belum terlalu familier dengan istilah di TikTok, FYP adalah singkatan dari “For Your Page”, alias halaman pertama yang dilihat pengguna ketika membuka aplikasi TikTok. Video yang dibagikan biasanya berdurasi 5 detik sampai 3 menit dengan musik dan filter menarik. Karena inilah, aplikasi TikTok cepat menjadi populer di kalangan generasi Z. Berbisnis di TikTokJangan ragu untuk terus belajar dan mencoba, ya. Kamu bisa banjir orderan lewat TikTok Marketing jika mengaplikasikan strategi bisnismu yang benar. Meski lebih banyak digunakan oleh generasi Z, pengguna yang berusia 21-29 tahun juga cukup banyak. Jadi, jangan khawatir soal target pasar bisnis kamu. TikTok punya banyak manfaat dari segi bisnis, di antaranya: Sebagai media sosial, TikTok punya kemampuan mumpuni untuk menjaring trafik/pengunjung ke situs jualan kamu. Tautan menuju situs atau toko online kamu bisa ditemukan pengguna lewat video yang kamu upload. Lewat konten video atau iklan, pengguna bisa bertanya atau memberikan komentar, yang artinya kamu membangun engagement atau hubungan antara konsumen dan pemilik bisnis. Untuk yang tidak ingin mendapat komentar dari pemirsa, fitur komentar pada konten iklan juga bisa kamu matikan. Bahkan, kamu juga bisa menyaring kata-kata tertentu agar iklan kamu ‘bersih’ dari komentar yang tidak bermanfaat atau “sampah”. Buat kamu yang baru membangun usaha, TikTok sangat cocok untuk mengenalkan bentuk usahamu. Dengan video singkat tapi menarik, pengguna bisa mengenali produk/jasa yang kamu tawarkan, manfaatnya buat mereka, juga di mana bisa membeli produk yang kamu tawarkan tersebut. Mau jualan langsung di TikTok? Bisa, yaitu lewat TikTok Shop. Fitur ini makin banyak peminatnya, soalnya pengguna tidak perlu membuka aplikasi tambahan atau mengubah akun. Berbelanja bisa langsung kamu lakukan dari akun pribadimu di TikTok. Tapi untuk punya TikTok Shop, kamu harus mengaktifkan akun bisnis dulu ya. Selanjutnya, kamu tinggal ikuti arahan dan petunjuk penggunaan TikTok Shop yang ada. Tak mau ketinggalan dari media sosial lain, TikTok juga menyediakan fitur beriklan. Bisa sih, kamu membuat promosi bisnis dengan cara organik atau gratis, tapi dengan banyaknya kompetitor, tentunya peluangnya akan lebih sulit dan butuh waktu lebih lama. Dengan beriklan, videomu bisa segera muncul di FYP pengguna yang sesuai target market-mu. Jenis Iklan di TikTok AdsSetelah tahu manfaat TikTok bagi bisnismu, saatnya manfaatkan iklan di TikTok! Supaya banjir orderan lewat TikTok Marketing, kamu harus tentukan jenis iklan/ads yang sesuai kebutuhan bisnis kamu. Berikut jenis-jenis iklan yang ada di TikTok Ads: Biasanya berupa challenge atau tantangan dance dan fungsinya menghibur. Kamu bisa buat tantangan lain, tidak Cuma nge-dance, bisa challenge makan, tercepat merakit sesuatu atau lainnya. Selama menghibur, pasti akan banyak yang ingin ikutan. Yang lebih penting, pengguna bisa kenal produk kamu dan tidak pakai biaya beriklan alias gratis. Saat membuka aplikasi ini, maka akan muncul beberapa video di feeds pengguna. Salah satunya berupa video iklan, jika memakai jenis iklan ini, video iklan kamu akan muncul paling depan. Video iklan ini berdurasi 60 detik, jadi manfaatkan sebaik mungkin. Fitur stiker dan filter banyak digemari pengguna TikTok dan media sosial lain seperti Instagram. TikTok memberikan kesempatan bagi pebisnis untuk menciptakan stiker dan filternya sendiri. Tujuannya, untuk membangun brand awareness dan keunikan dari akunmu. Stiker dan filter ini bisa kamu buat sendiri di dalam aplikasi. Buat sekeren mungkin, ya. Kalau ada influencer yang nantinya ikut memakai stiker/filter buatanmu, dijamin brand dan bisnismu akan semakin dikenal lebih banyak pengguna. Kalau yang ini merupakan jenis iklan yang paling umum. Video iklan akan muncul saat pertama kali membuka aplikasi, peluangnya besar untuk dilihat tapi pengguna bisa memilih untuk melewati iklan setelah 5 detik tayang. Sesuai namanya, jenis video iklan ini akan berbaur dengan video noniklan yang muncul di FYP pengguna. Untuk hasil optimal, buat video iklan semenarik mungkin agar tidak di-skip pengguna. Serta memancing mereka untuk memberikan komentar pada video iklan kamu. Cara Buat Iklan TikTokSetelah memahami berbagai jenis iklan yang bisa membantumu banjir orderan lewat TikTok Marketing, saatnya untuk membuat iklan. Ikuti tahapan berikut: Sebelumnya kamu sudah harus punya akun bisnis di TikTok, masuk ke halaman utama lalu daftarkan bisnis kamu dengan alamat email dan nomor handphone. Kamu akan diminta mengisi saldo akun, untuk awalnya kamu cukup isi Rp100 ribu-200 ribu. Campaign atau kampanye iklan penting dipahami sebelum memasang iklan. TikTok menyediakan 5 tujuan iklan, yaitu:
Untuk membuat group ads, ada beberapa langkah yang harus lakukan: Kamu akan diminta untuk mengarahkan calon konsumen ke aplikasi atau situs web dengan TikTok pixel. Yang termudah, pilih aps dan masukkan link bisnismu. Fungsinya untuk menentukan iklanmu akan dimunculkan di mana. Kamu dapat membuat pilihan sendiri (select placement) atau mau yang gampang? Biarkan TikTok yang menentukan di mana iklanmu muncul, dengan memilih tombol pilihan otomatis.
Iklan yang kamu buat harus berupa gabungan video, tulisan dan suara/musik. Dengan opsi ini, TikTok akan secara otomatis menggabungkan ketiganya untuk mendapatkan hasil terbaik. Kerjaan kamu jadi lebih simpel, bukan?
Langkah ini penting untuk keberhasilan iklan yang kamu buat. Bisnismu bisa banjir order lewat TikTok Marketing jika target sasaran iklannya juga tepat. Ada dua opsi menentukan target audiens, pertama dengan opsi custom audience berdasarkan data target market yang sudah kamu punya. Opsi kedua, lookalike audience yang datanya berasal dari TikTok. Di bagian ini kamu bisa tentukan berapa besaran dana yang ingin kamu keluarkan untuk iklan tersebut. Juga besaran biaya iklan harian (daily) atau periode waktu tertentu (lifetime). Untuk jadwal tayang iklan, kamu bebas pilih iklan akan tayang terus selama saldo iklan cukup. Atau untuk periode tertentu dan pada jam berapa saja iklan tersebut bisa dilihat pengguna. Bidding secara harfiah berarti lelang. Jadi siapa yang pasang harga tertinggi, maka iklannya akan punya peluang lebih besar untuk muncul di feed pengguna. Biaya bid ini kamu yang tentukan sendiri dengan Bid Control. Jika opsi ini dinonaktifkan, maka seluruh bujet yang kamu pasang akan dimaksimalkan oleh TikTok. Hati-hati karena saldo iklan kamu bakalan cepat habis. Saatnya Pasang IklanSekarang kamu tentunya sudah paham soal TikTok Ads dan bagaimana bisa banjir orderan lewat TikTok Marketing. Saatnya kamu untuk submit iklan di TikTok. Karena TikTok dikenal sebagai aplikasi video singkat, maka iklanmu juga harus menyesuaikan, yaitu berupa video pendek. Tersedia juga opsi iklan berupa gambar yang nantinya disebarkan ke platform media mitra TikTok. Tips agar iklanmu sukses:
Meski terkesan panjang alurnya, jangan keburu patah semangat, ya! Kalau nanti kamu sudah terbiasa dan sudah dijalankan, memasang iklan di TikTok tidak sulit, kok. Dengan modal video pendek yang kocak atau seru, bisnismu bisa banjir orderan lewat TikTok Marketing. Selamat belajar TikTok Marketing! |