Apa Perbedaan Direct Sales dan marketing?

Ada berbagai macam strategi pemasaran yang bisa Anda terapkan untuk meningkatkan penjualan atau sales growth. Di antara berbagai macam strategi marketing tersebut, pemasaran secara langsung seperti personal selling dan direct marketing menjadi yang banyak diterapkan. Hal ini karena dengan jenis strategi pemasaran ini, penjual dan pembeli bisa berinteraksi secara langsung terkait produk atau jasa.

Namun, tak jarang masih banyak yang belum bisa membedakan kedua strategi ini. Melalui artikel berikut ini, kami akan mengulas tentang manfaat serta perbedaan personal selling dan direct marketing.

Apa Itu Personal Selling dan Direct Marketing?

Personal selling adalah proses penjualan dengan memanfaatkan teknik pemasaran tertentu secara langsung. Secara garis besar, istilah ini dapat kita artikan sebagai bertemunya penjual dengan lead atau calon pembeli dengan bertatap muka secara langsung.

Tujuannya adalah untuk memberikan informasi dan pemahaman seputar produk atau brand yang Anda tawarkan. Sehingga nantinya sales lead dapat mengetahui kualitas serta nilai produk (product value) yang bisa mereka dapatkan apabila membelinya.

Di sisi lain, direct marketing adalah suatu strategi marketing yang mengandalkan komunikasi secara langsung dari pemasar kepada konsumen. Dalam menjalankan strategi direct marketing ini, Anda bisa berkomunikasi dengan pelanggan melalui berbagai saluran pemasaran. Antara lain telepon, email maupun SMS. Sehingga Anda tidak perlu  mengandalkan pihak ketiga sehingga bisa langsung mendapatkan respon dari pelanggan.

Pada dasarnya, kedua strategi ini sama-sama menjadi strategi pemasaran yang bertujuan untuk menarik lebih banyak konsumen, meningkatkan conversion rate, meningkatkan sales growth, serta mendapatkan keuntungan (profit) dan revenue. Sebab saat berinteraksi langsung dengan pelanggan, peluang untuk meningkatkan lead conversion menjadi lebih tinggi karena Anda bisa mengetahui pain point maupun kebutuhan pelanggan secara langsung.

Selain itu, Anda juga dapat melakukan sales approach agar pelanggan lebih tertarik untuk membeli produk atau layanan yang Anda tawarkan.

Baca Juga :

Apa Perbedaan Direct Sales dan marketing?

Jenis-Jenis Personal Selling dan Direct Marketing

Ada beberapa jenis strategi personal selling dan direct marketing yang bisa Anda terapkan sesuai dengan kebutuhan bisnis. Beberapa strategi tersebut antara lain:

Jenis Personal Selling

  • Trade Selling : Merupakan penjualan yang akan terjadi saat produsen memperbolehkan pengecer untuk menambah jumlah distributor produk-produk mereka.
  • Missionary Selling : Adalah proses penjualan dengan mendorong konsumen untuk membeli barang dari distributor.
  • Technical Selling : Yaitu meningkatkan angka penjualan dengan cara memberikan acknowledgment sekaligus advocacy kepada konsumen.
  • New Business Selling : Yaitu menciptakan transaksi baru dengan mengubah lead menjadi konsumen (meningkatkan lead conversion). Jenis ini biasanya paling sering Anda temui dalam perusahaan asuransi.
  • Responsive Selling : Merupakan penjualan yang memberikan reaksi terhadap permintaan (demand) pembeli. Jenis ini terbagi menjadi dua tipe, yakni Route Driving dan Retail. Biasanya, jenis penjualan ini akan bekerja sama dengan distributor yang menerapkan model bisnis make to order.

Jenis Direct Marketing

  • Email Marketing : Email marketing adalah penggunaan email sebagai media untuk melakukan strategi promosi pada lead atau calon pelanggan. Riset menunjukkan bahwa strategi ini memengaruhi keputusan pembelian dalam tahapan pemasaran hingga 59%. Ini menunjukkan bahwa penggunaan email marketing masih sangat potensial.
  • Social Media Marketing : Dengan berkembangnya tren marketing dan digital marketing, pemasaran melalui media sosial (social media marketing) seakan sudah menjadi kewajiban bagi semua bisnis. Penggunaan SMM akan memudahkan Anda dalam berinteraksi dan menjalin relationship dengan pelanggan, mendapatkan customer feedback, meningkatkan brand awareness dan branding bisnis, menganalisis sentimen pelanggan hingga meningkatkan potensi word of mouth.
  • Telemarketing : Merupakan upaya pemasaran dengan cara melakukan promosi melalui sambungan telepon. Kelebihan strategi ini adalah bersifat personal dan interaktif. Selain itu, telemarketing juga akan membantu Anda untuk mengatasi masalah teknis yang pelanggan alami dengan lebih detail dan jelas. Biasanya, perusahaan yang paling banyak menerapkan telemarketing adalah industri perbankan.
  • SMS Marketing : Pada dasarnya, strategi ini hampir sama dengan telemarketing. Bedanya, SMS marketing adalah promosi berbasis teks melalui SMS. Contoh SMS Marketing yaitu penawaran diskon produk pada momen tertentu (misalnya promo seasonal product).
  • Katalog : Merupakan salah satu jenis marketing yang bersifat tradisional dan area distribusinya cenderung terbatas. Kendati demikian, strategi ini masih menjadi favorit bagi para pelaku usaha lokal seperti UMKM dengan target pasar yang berada di wilayah sama.

Baca Juga :

Manfaat Personal Selling dan Direct Marketing

Sebagai strategi pemasaran secara langsung, pada dasarnya kedua strategi marketing ini memiliki manfaat yang serupa. Berikut ini adalah beberapa manfaat dari kedua strategi tersebut:

1. Mengetahui Target Pasar yang Tepat

Menggunakan strategi marketing ini akan memungkinkan Anda untuk menargetkan kelompok pelanggan tertentu dengan lebih tepat. Sebab dengan strategi ini, Anda akan lebih mudah mengetahui kecenderungan market orientation dan melakukan segmentasi pasar.

Hal ini karena Anda akan berinteraksi langsung dengan berbagai macam pelanggan. Dengan begitu, Anda akan lebih mudah dalam melakukan market research dan mengidentifikasi market temperature. Anda pun bisa fokus pada upaya marketing pada tempat yang memberikan peluang paling tinggi.

2. Membantu Membangun Hubungan Baik dengan Pelanggan

Manfaat berikutnya adalah membantu Anda membangun hubungan baik (relationship) dengan pelanggan anda. Sebab saat berinteraksi secara langsung, Anda bisa mengumpulkan informasi dan customer data. Informasi tersebut bisa Anda dapatkan dari riset, survei, maupun segmentasi (misalnya STP dan behavioral segmentation).

Dengan mengetahui informasi pelanggan, Anda pun bisa melakukan personalisasi promosi. Dengan begitu, pelanggan akan merasa Anda lebih menghargai mereka dan tergerak untuk menjalin hubungan baik. Melalui strategi relationship inilah Anda akan meningkatkan peluang untuk menjaring lebih banyak customer yang setia (customer loyal) yang terus melakukan repeat purchase dan setia terhadap produk Anda (brand loyalty).

3. Meningkatkan Customer Retention

Manfaat ini tentunya berhubungan dengan poin sebelumnya. Ketika Anda sudah bisa membangun hubungan baik dan mendapatkan customer yang loyal, maka Anda pun bisa mempertahankan customer tersebut dan meningkatkan angka retensi.

Perlu Anda ketahui bahwa customer retention merupakan salah satu elemen utama untuk menjaga kelangsungan bisnis. Sebab, pada dasarnya mempertahankan pelanggan lama memang jauh lebih menguntungkan ketimbang mencari calon pelanggan baru. Ini karena pelanggan lama telah memiliki ikatan emosional sekaligus merasa mendapatkan manfaat dari produk yang Anda tawarkan (customer value).

Sehingga, mereka pun akan percaya terhadap brand Anda (brand authority) dan ingin terus menggunakan produk yang Anda tawarkan secara berulang dalam customer lifecycle. Anda pun tidak perlu merogoh banyak biaya untuk melakukan strategi marketing campaign atau kampanye pemasaran demi membuat pelanggan lama melakukan pembelian secara berulang. Bukan hanya itu saja, mempertahankan pelanggan lama juga sama artinya dengan meningkatkan angka CLV (customer lifetime value).

Baca Juga :

4. Mengukur Posisi Bisnis dan Efektivitas Marketing Campaign

Manfaat lainnya adalah Anda dapat mengukur posisi bisnis di pasar (market positioning). Sebab dengan melakukan pemasaran secara langsung, Anda akan lebih mudah dalam menganalisis kompetitor dan mengenali target pasar. Sehingga Anda bisa memprediksi (forecast) bagaimana posisi serta peluang Anda di pangsa pasar.

Selain itu, Anda pun juga akan mengetahui seberapa efektif marketing strategy dan marketing plan yang Anda terapkan. Karena saat berinteraksi secara langsung dengan pelanggan, Anda akan tahu apakah marketing campaign yang Anda jalankan berhasil atau tidak.

Perbedaan Personal Selling dan Direct Marketing

Melalui pemaparan di atas, dapat kita simpulkan bahwa kedua strategi ini pada dasarnya sama-sama merupakan teknik marketing yang mengandalkan interaksi langsung dengan pelanggan. Kendati demikian, keduanya tetap memiliki perbedaan yang signifikan.

Direct Marketing cenderung mempromosikan produk/jasa dari produsen secara langsung ke konsumen akhir. Sementara itu, personal selling merupakan sistem penjualan tatap muka antara penjual dan konsumen, namun produk yang Anda jual bisa melalui pemasok.

Contoh personal selling lainnya adalah penjualan suatu produk dengan sistem MLM. Sedangkan contoh direct marketing adalah ketika Anda mengirimkan email marketing, melakukan retargeting ads, memberikan katalog produk, atau menghubungi konsumen melalui telemarketing.

Di sisi lain, selain menerapkan kedua strategi ini, Anda juga bisa memanfaatkan layanan digital marketing agency yang dapat membantu meningkatkan penjualan dan mengembangkan bisnis. Beberapa strategi marketing yang bisa diimplementasikan adalah growth hack marketing, inbound marketing, 360 Digital Marketing, serta Data-driven marketing agar perusahaan semakin berkembang pesat.

Baca Juga :

inMarketing adalah Digital Transformation Consultant dan Digital Marketing Strategy yang fokus pada Leads Conversion, Data-Driven dan Digital Analytics. Kami membantu korporasi untuk tumbuh lebih cepat dengan Marketing Technology Strategy. Konsultasi dengan kami? Contact.