Apa saja hambatan dan tantangan dalam melakukan kegiatan pembelajaran bagaimana solusinya

Di masa pandemi ini, banyak aktivitas yang mengharuskan keluar rumah menjadi terganggu. Salah satunya adalah proses belajar mengajar yang harus dilakukan via online. Hingga hari ini, masih banyak tantangan dan halangan belajar online yang dialami oleh siswa hingga mahasiswa.

10 Tantangan dan Halangan Belajar Online yang Banyak Dihadapi Siswa dan Mahasiswa

  1. Jaringan Internet yang LambatSalah satu masalah utama yang banyak dihadapi oleh siswa maupun mahasiswa adalah jaringan internet yang lambat. Padahal, pembelajaran daring membutuhkan jaringan internet yang cukup kuat mengingat media yang digunakan berupa Zoom, Google Meet, Skype dan aplikasi lainnya untuk menghadiri video conference.Aplikasi-aplikasi untuk menghadiri video conference tersebut membutuhkan jaringan internet yang kuat agar proses pembelajaran tetap lancar dan tidak terkendala video yang tiba-tiba berhenti atau suara yang putus-putus.Permasalahan teknis seperti suara yang putus-putus dan video yang berhenti menyebabkan pembelajaran tidak efektif dan murid tidak dapat menyerap informasi yang disampaikan guru secara utuh.Bahkan, Indonesia menempati negara dengan urutan terbawah dari negara OECD terkait terbatasnya ketersediaan akses jaringan internet. Inilah yang menjadi tantangan bagi Kementerian Pendidikan dalam memaksimalkan potensi yang ada.
  2. Harga Kuota Internet yang MahalSelain jaringan internet yang sangat lambat terutama untuk mereka yang berada di daerah-daerah pedalaman atau di luar Pulau Jawa, tantangan dan halangan belajar online selanjutnya adalah harga kuota internet yang terlalu mahal bagi sebagian besar orang.Apalagi paket internet yang mahal tersebut seringkali dibatasi untuk besaran kuota tertentu saja yang tentunya tidak cukup untuk kebutuhan para siswa menjalankan video conference dengan gurunya. Seperti yang kita ketahui bahwa kuota yang dibutuhkan untuk video conference tentu saja sangat besar.Sementara rata-rata harga paket internet dari provider di Indonesia tergolong cukup mahal terutama untuk rata-rata pendapatan masyarakat. Ditambah lagi paket internet tersebut hanya bisa digunakan oleh satu orang untuk satu perangkat dan tidak untuk seluruh anggota keluarga.
  3. Terbatasnya Akses ke Perangkat Komputer dan SmartphoneMasih banyak pelajar di Indonesia yang tidak memiliki akses ke perangkat komputer dan smartphone. Hal ini biasa dialami oleh pelajar yang berasal dari keluarga menengah ke bawah. Terkadang, satu-satunya perangkat telekomunikasi yang dimiliki oleh keluarga hanya handphone biasa tanpa akses internet.Kondisi ini menyebabkan tidak meratanya akses pembelajaran daring bagi seluruh pelajar di Indonesia. Keterbatasan akses ke perangkat yang terhubung dengan internet ini banyak dialami terutama oleh pelajar yang berasal dari desa dan pedalaman.
  4. Banyaknya Gangguan di RumahPerbedaan utama dari belajar di sekolah atau kampus dengan belajar di rumah adalah tingkat distraksi yang dialami oleh para pelajar. Ketika pelajar belajar di ruang kelas, maka lingkungan ruangan tersebut sudah diatur sedemikian rupa untuk mendukung proses pembelajaran agar berjalan lancar.Hal ini berbeda dengan proses belajar mengajar dari rumah. Tidak semua pelajar memiliki kondisi rumah yang sama untuk mendukung proses belajar. Banyak dari pelajar tidak memiliki ruang belajar yang sunyi, senyap, mendapat sinar yang mencukupi dan nyaman.Ditambah lagi seringkali aktivitas di lingkungan rumah menyebabkan distraksi yang cukup banyak bagi pelajar. Distraksi tersebut sangat beragam, mulai dari distraksi suara, distraksi pandangan dan banyak lainnya yang menyebabkan pelajar tidak dapat fokus belajar.
  5. Guru dan Pelajar Masih Belum Lihai Menggunakan Teknologi DigitalSelama ini, masyarakat hanya mengenal proses belajar secara tatap muka. Proses pembelajaran secara daring masih sangat langka dilakukan di Indonesia sehingga perubahan sistem belajar dari tatap muka menjadi daring membuat banyak pihak harus segera beradaptasi dengan teknologi digital.Penggunaan teknologi digital yang harus dipelajari mulai dari perangkat keras hardware hingga software atau aplikasi. Banyak pihak seperti guru hingga pelajar yang tidak terlalu paham menjalankan fitur tertentu di dalam software sehingga pembelajaran tidak maksimal.
  6. Sulit untuk InteraktifMeski hal ini tidak selalu terjadi, namun umumnya proses belajar mengajar yang dilakukan secara online menyebabkan proses pembelajaran tidak dapat berlangsung secara interaktif. Banyak siswa yang merasa bingung dengan suatu materi namun kesulitan untuk bertanya kepada guru.Hal ini terkadang juga disebabkan oleh guru yang menyampaikan materi secara satu arah saja dan tidak memberi kesempatan murid untuk bertanya. Apalagi di beberapa kasus, guru seringkali tidak mengadakan video conference dan hanya memberikan materi tertulis dan video penjelasan saja kepada siswa.Hal ini tentu menyulitkan para siswa untuk memahami dan bertanya terkait materi tertentu kepada guru. Alhasil proses belajar mengajar menjadi tidak efektif untuk siswa.
  7. Siswa Bermain-MainBanyak siswa yang bermain-main ketika belajar online karena merasa tidak diawasi oleh guru secara langsung. Para guru pun kesulitan untuk memantau perkembangan siswa. Oleh karena itu dibutuhkan koordinasi yang baik antara guru dan wali murid.

Belajar Online dengan Paket Learning From Home dari IndiHome

Banyaknya masalah yang dihadapi oleh para pelajar atau bahkan pengajar di negeri ini dalam menjalankan belajar online dapat diantisipasi dengan berlangganan paket Learning From Home dari IndiHome. Paket ini khusus untuk membantu para pelajar mendapatkan akses internet memadai dalam menjalankan belajar online.

IndiHome menawarkan berbagai bonus dari berlangganan paket Learning From Home yang bisa dinikmati oleh pelanggan untuk pembelian sebelum tanggal 31 Desember 2020. Bonus menarik yang ditawarkan oleh IndiHome berupa gratis 1 bulan akses IndiHome Study, yaitu aplikasi yang menyediakan materi pembelajaran.

Harga paket Learning From Home dari IndiHome sangat terjangkau yakni mulai dari Rp169.000 per bulan khusus untuk para pelajar, baik siswa maupun mahasiswa. Paket belajar online IndiHome ini terdiri dari dua jenis, yakni Dual Play dan Triple Play.

  1. Paket Dual PlayPaket ini dibanderol dengan harga Rp169.000 saja per bulannya. Dengan biaya yang sangat terjangkau ini, Anda dan keluarga bisa mendapatkan internet dengan kecepatan mencapai 10 Mbps yang dapat digunakan untuk 1 sampai 3 perangkat. Anda juga mendapatkan bebas biaya telepon rumah selama 50 menit.
  2. Paket Triple PlayPaket Triple Play dibanderol dengan harga Rp199.000 saja per bulannya. Dengan biaya yang sangat terjangkau ini, Anda dan keluarga bisa mendapatkan internet dengan kecepatan mencapai 10 Mbps yang dapat digunakan untuk 1 sampai 3 perangkat serta bebas biaya telepon rumah selama 50 menit. Kelebihan paket Triple Play adalah terdapat tambahan bonus berupa akses TV interaktif paket Intro yang di dalamnya terdapat 33 saluran TV.Masing-masing paket Dual Play dan Triple Play sudah termasuk akses gratis ke aplikasi IndiHome Study.

    Pastikan Anda dan keluarga berlangganan paket internet dari IndiHome untuk akses internet kencang dan lancar. Meski masih banyak tantangan penyelenggaraan belajar online, namun dengan kerjasama semua pihak diharapkan para pelajar tetap dapat menyerap ilmu yang diberikan oleh guru maupun dosen.

Merasa malas belajar? Berpikir belajar itu gak penting? Berikut adalah pembahasan masalah dalam belajar dan tips yang bisa menjadi solusi kesulitan belajar.

Halo Zenius fellow, ketemu lagi sama gue nih! Semoga lo semua belum bosen ya ngeliat foto gue ngejejer di Zenius Blog dalam tiga artikel terakhir :P.

Nah, dalam kesempatan kali ini gua mau nulis topik yang lo semua udah bisa tebak dari judul tulisan ini, yaitu: masalah utama dalam belajar dan solusinya.

Buat kalian para pembaca Zenius Blog yang sekarang ini masih menyandang status pelajar, rasa-rasanya “belajar” itu udah jadi makanan sehari-hari lo semua.

Ya mau gimana lagi, sebagai manusia yang menyandang status sebagai pelajar, lingkungan lo otomatis menuntut lo untuk rajin belajar, dari mulai guru, orangtua, kakak, om-tante, kakek-nenek, dan sebagainya…

“Hayooo kamu belajar yang rajin sana! Jangan kebanyakan nonton si Lee Min-Ho atau Nabilah terus! Kalo nilai di sekolah kamu bagus, kan mama bisa banggain prestasi kamu pas arisan tetangga!” – Mama

Haduuuh, ngomong sih gampang Maa… belum tau aja si mama kalo belajar (baca: nyerap ilmu) itu gak semudah ngabisin makanan di balik tudung saji.

Belajar (apalagi belajar yang efektif) itu emang gak mudah, ada buanyaak banget masalah dalam hambatannya.

Dari mulai ngumpulin niat buat belajar aja udah jadi masalah tersendiri, belum lagi catetan gak lengkap, masalah lagi deh.

Kadang baru mulai buka buku 2 halaman aja udah ngantuk (iya, ngantuk juga kan masalah), terus kalo kita coba paksain baca tetep aja gak ngerti, coba dihafalin tapi gak masuk-masuk.

Coba langsung ngulik latihan soal bingung harus mulai jawabnya dari mana. Akhirnya? ya nonton Lee min-hoo atau Nabilah lagi deh! Huahaha…

Okay Guys cukup becanda garingnya, karena dalam artikel Zenius Blog kali ini gua mencoba untuk merangkum hal yang amat-sangat-serius sekali-banget.

Yaitu “Enam masalah utama dalam belajar + beberapa tips atau referensi”; yang moga-moga bisa jadi solusi yang pas buat lo.

Apa saja hambatan dan tantangan dalam melakukan kegiatan pembelajaran bagaimana solusinya
Artikel ini bisa mengubah cara pandang lo tentang cara belajar yang jauh lebih efektif dan juga menyenangkan.

Sebetulnya sih, artikel kali ini bisa dibilang adalah bentuk “rangkuman” kompilasi masalah-masalah utama dalam belajar yang udah pernah dibahas dengan cukup lengkap dan detail pada tulisan-tulisan Zenius Blog sebelumnya.

Berikut adalah enam list masalah utama dalam belajar yang akan gua bahas:

  1. Penyakit paling klise: MALES!
  2. Belajar (hanya) untuk mengejar nilai akademis
  3. Menghakimi diri sendiri “Gue kan emang bukan anak pinter”
  4. Benci sama mata pelajaran tertentu
  5. Cara belajar yang salah (Belajar = sibuk hafalin rumus, tahun, istilah, nama orang, dsb)
  6. Semangat belajar yang nggak konsisten

Okay, ada nggak di antara lo yang ngerasa salah satu, beberapa, atau malah semua dari keenam list di atas yang “Wah, ini sih gue banget!”.

Kalo ada, mungkin lo bisa coba langsung loncat aja ke masalah yang lo ngerasa “gue banget” itu. Soalnya, jujur aja nih ya, artikel ini emang lumayan panjang dari biasanya.

Jadi, mungkin emang lebih efektif kalo lo bacanya lompat langsung ke permasalahan yang ngena sama gaya belajar lo.

Tapi, buat lo yang emang ada waktu senggang lumayan lama, atau emang lagi bela-belain luangin waktu baca artikel Zenius, boleh banget kok lo baca artikel ini sampai tuntas.

Gua jamin artikel ini akan mengubah cara pandang lo tentang cara belajar yang jauh lebih efektif dan juga menyenangkan, apalagi kalo lo juga luangin waktu buat ngecek link referensi artikel yg gua kasih di setiap list permasalahan.

Okay, kita langsung aja mulai dengan pembahasan masalah utama dalam yang pertama:

1. Penyakit Paling Klise: MALES!

Apa saja hambatan dan tantangan dalam melakukan kegiatan pembelajaran bagaimana solusinya
Males adalah penyakit paling klasik dalam belajar.

Males Belajar! Nah, ini dia nih penyakit paling klasik yang udah menjangkiti umat manusia dari generasi ke generasi. Kadang (atau seringnya) penyakit yang satu ini kambuh mendadak tanpa kita duga-duga.

Udah tau besok mau ulangan, tapi kok rasanya malesss banget buat buka buku, maleeess banget buat latihan soal, pokoknya males banget nyentuh pelajaran deh!

Biasanya, guru atau orangtua dengan entengnya bilang “Hayo jangan males belajar, mau jadi apa kamu kalo baru umur segini aja udah males??”.

Yah, ngomong ‘jangan males’ sih gampang banget yee, tapi kalo penyakit ini udah menyerang, emang rasanya kok susah banget dilawan. Terus, kita harus gimana dong?

Okay, yang jelas sih nasehat ”Jangan males belajar” mau seberapa kali pun lo dengerin nggak akan bikin lo jadi nggak males lagi. Hal pertama yang harus dilakukan dalam menghadapi masalah adalah: identifikasi dulu masalahnya!

Sekarang apa sih yang menyebabkan seseorang bisa males, atau lebih spesifiknya males belajar??

Kalo sekarang kita coba sama-sama mikir dalam konteks yang umum yah, apa sih yang membuat kita betul-betul Nggak niat melakukan sesuatu?

Apa yang membuat kita nggak ada dorongan motivasi sama sekali untuk melakukan hal tersebut?

Jawabannya bisa macem-macem, tapi menurut gua yang paling tepat adalah: ya karena kegiatan tersebut kita anggap nggak menarik, nggak exciting, membosankan, nggak jelas tujuannya buat apa, dan sebagainya.

Hal yang sama juga terjadi waktu kita males belajar. Kenapa kok rasanya berat banget buat buka buku pelajaran? Kenapa kok rasanya beban banget buat ngerjain tugas atau PR?

Ya, karena lo menganggap belajar adalah sesuatu hal yang nggak menarik, belajar adalah sesuatu kegiatan yang membosankan, yang nggak jelas tujuannya buat apa, dsb.

Pola pikir atau mindset dalem otak lo, itulah penyebab utama dari penyakit males.

Nah, terus kalo kita udah tau sebabnya, abis itu gimana dong? Ya kita perbaiki langsung ke sumber masalahnya dong.

Caranya dengan mengubah paradigma lo bahwa belajar itu sebetulnya bisa jadi suatu kegiatan yang enjoyable, yang bisa dinikmati, seru, mengasyikan, bikin penasaran, dan bahkan bisa bikin ketagihan!

Ketika lo bisa mengubah cara pandang lo, belajar gak akan lagi jadi hal yang membebani lo, gak akan lagi jadi hal membosankan, bahkan lo gak perlu repot-repot mikirin gimana caranya supaya lo termotivasi belajar, karena belajar udah jadi hal yang menyenangkan.

Apa saja hambatan dan tantangan dalam melakukan kegiatan pembelajaran bagaimana solusinya

Masalahnya sekarang, gimana caranya mengubah paradigma kita tentang belajar, bahwa belajar itu bukan hal yang membosankan tapi justru menyenangkan?

Emang bisa yah kita ngubah pola pikir gitu aja? Nah, khusus untuk pertanyaan ini, kita udah pernah bahas masalah ini secara lengkap banget sampai bener-bener tuntas di tulisan Zenius Blog sebelumnya.

Gua saranin banget buat lo yang sangat bermasalah sama yang namanya MALES buat baca dua artikel di bawah ini:

Artikel Rekomendasi Masalah Belajar #1:

Apa Sih yang Membuat Kita Termotivasi?

Emang apa salahnya sih belajar untuk nilai akademis? Bukannya emang tujuan kita belajar itu cuma buat dapet nilai bagus, membanggakan orangtua, kuliah di tempat bergengsi, terus bisa gampang cari kerjaan yang bergaji besar, dan hidup bahagia selamanya??

Apa saja hambatan dan tantangan dalam melakukan kegiatan pembelajaran bagaimana solusinya

Hehehe… hidup itu gak sesimpel itu, sebagaimana manfaat dari belajar juga gak sesempit hanya untuk mendapatkan nilai akademis yang bagus doang.

Kenapa gua bilang kalo “Belajar hanya untuk ngejar nilai” adalah masalah utama dalam belajar?

Karena nilai dari sebuah tujuan akan sangat berpengaruh pada bagaimana proses kita menjalaninya.

Btw, lo pernah denger pepatah kuno yang udah ada turun temurun di kalangan pelajar Indonesia, bunyinya kurang lebih kayak gini:

“Anak yang nilainya selalu bagus biasanya akan kalah (dalam hal kesuksesan karir, finansial, karya hidup, dan sebagainya) dengan orang yang nilai waktu sekolahnya biasa-biasa aja.”

Percaya atau nggak, menurut gue emang ada benernya juga sih (walaupun gak selalu benar). Eit, tapi bukan maksudnya lo jadi nggak boleh rajin belajar yah... yang gua permasalahkan adalah:

Ketika lo belajar hanya untuk ngejar nilai akademis, lo akan selalu terpaku pada satu indikator yang seolah-olah paling bisa merefleksikan kesuksesan lo dalam proses belajar (nilai akademis), padahal sebenernya bukan (cuman) itu indikator yang harus lo pikirin.

Kalo lo cuma terpaku pada satu indikator doang (cuman nilai dan prestasi akademis) lo akan menutup banyak banget kesempatan dan peluang lain untuk belajar sesuatu yang jauh lebih berharga daripada sekedar nilai doang.

Lo nggak akan belajar gimana serunya belajar tanpa perlu disuruh, tanpa mikir bakal keluar di ujian atau nggak, dan lo akan belajar hal yang manfaatnya akan jauh lebih melekat dalam diri lo sampai bertahun-tahun.

Apa saja hambatan dan tantangan dalam melakukan kegiatan pembelajaran bagaimana solusinya

Sekarang, lo coba deh iseng aja tanyain tutor-tutor Zenius di twitter, apakah waktu mereka SMA atau kuliah nilai akademisnya bersinar terang benderang sampai dinobatkan jadi siswa paling berprestasi??

Sejauh yang gua tau dari obrolan selewat sih, hampir semua tutor Zenius itu dulu nilai akademisnya biasa aja, nggak istimewa banget lah… tapi mereka menghabiskan masa sekolahnya untuk explore lebih banyak hal yang jauh lebih bermanfaat.

Belajar memahami dunia lebih jauh, mengembangkan bakat, hobby, ngulik banyak hal yang gak dipelajari di sekolahnya, dan sebagainya.

Itulah yang biasa gua bedakan antara studying dan learning, atau subjeknya belakangan ini sering gua sebut sebagai ‘pelajar‘ dan ‘pembelajar‘.

Anyway, buat lo yang masih ngerasa kalo belajar untuk nilai adalah hal yang mutlak harus dilakukan. Apa bedanya studying dengan learning, atau apa bedanya ‘pelajar’ dengan ‘pembelajar’. Gua saranin banget lo buat baca artikel lama Zenius Blog di bawah ini deh, dijamin artikelnya bakal menginspirasi lo:

Artikel Rekomendasi Masalah Belajar #2:

Belajar untuk Nilai atau untuk…?

Apa saja hambatan dan tantangan dalam melakukan kegiatan pembelajaran bagaimana solusinya

Download Aplikasi Zenius

Tingkatin hasil belajar lewat kumpulan video materi dan ribuan contoh soal di Zenius. Maksimalin persiapanmu sekarang juga!

Apa saja hambatan dan tantangan dalam melakukan kegiatan pembelajaran bagaimana solusinya

Apa saja hambatan dan tantangan dalam melakukan kegiatan pembelajaran bagaimana solusinya

Apa saja hambatan dan tantangan dalam melakukan kegiatan pembelajaran bagaimana solusinya

“Ah gue kan emang bukan anak pinter, ya mau gimana lagi dong?”

“Gue sih emang dari dulu gak pinter hafalan, jadi ya gua males belajar Sejarah dan nilai gue selalu jelek”

“Gue kan orangnya dominan otak kanan, jadi wajar dong kalo gue bego urusan itungan seperti pelajaran matematika?”

Sikap menghakimi diri sendiri (baca: fixed mindset) ini gua anggep sebagai salah satu masalah utama yang paling gawat dalam belajar. Ibaratnya belum juga bertarung, tapi udah kalah duluan.

Dengan lo menghakimi diri lo sendiri, lo seolah-olah menjadikan hal tersebut excuse atau alesan untuk terima nasib gitu aja, dan gak berusaha bangkit untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik.

Padahal sebetulnya, tanpa lo sadari, mindset seperti itu justru yang membatasi lo dalam belajar, berkembang, dan mengevaluasi diri untuk jadi individu yang lebih baik.

Apa saja hambatan dan tantangan dalam melakukan kegiatan pembelajaran bagaimana solusinya

Ditambah lagi, seringkali guru bahkan orangtua lo juga memberi afirmasi terhadap justifikasi ini, misalnya dengan mengatakan kalo anak IPA itu dominan otak kiri jadi lebih jago hitung-hitungan, sementara anak IPS itu lebih dominan otak kanan, jadi lebih jago hafalan.

Jadilah lo percaya kalo lo dominan otak kiri sehingga gak akan mungkin bisa main musik, atau lo yang otak kanan gak mungkin jago matematika.

Padahal sebetulnya, dikotomi otak kanan dan otak kiri itu informasi yang ngaco banget dan udah pernah dibahas di artikel sebelumnya oleh tutor biologi Zenius (Kak Pras) secara lengkap.

Kalo gua perhatiin, ada banyak banget murid zenius yang terjebak dengan pola pikir ini selama bertahun-tahun dan baru sadar setelah kenal sama zenius.

Apakah mungkin jangan-jangan lo juga termasuk salah satu yang terjebak dengan pola pikir fixed-mindset seperti ini? Kalo iya, ini bahaya banget dan harus lo atasi sesegera mungkin.

Serius, sikap menghakimi diri sendiri ini adalah salah satu masalah utama dalam belajar yang secara gak sadar sangat mempengaruhi persepsi lo terhadap diri lo sendiri.

Nah untungnya, Kak Fanny udah pernah ngebahas masalah yang satu ini dari sudut pandang ilmiah secara komplit dan keren banget di artikel Zenius Blog sebelumnya.

Buat lo yang ngerasa suka menghakimi diri sendiri, gua saranin wajib banget deh baca dua artikel keren di bawah ini, dijamin nggak akan nyesel!

Artikel Rekomendasi Masalah Belajar #3:

Iya, gue kan emang bukan anak pinter, terus gimana dong?

Apa saja hambatan dan tantangan dalam melakukan kegiatan pembelajaran bagaimana solusinya

Ada nggak sih pelajaran yang lo benci banget sampai-sampai lo muak sama pelajaran tersebut? Believe me, I know how does this feels bro,sist…

Emang yee rasanya kalo udah benci sama pelajaran tertentu tuh nyesek banget.

Boro-boro mau belajar atau ngerjain latihan soal, nyentuh bukunya aja udah males, dengerin suara langkah guru masuk kelas aja bawaannya udah ngantuk.

Kalo ada tugas pasti pengen nyalin punya temen terus, kalo ulangan nyontek, kalo belajar selalu nunda-nunda terus, rasanya nyiksa banget buat maksain belajar.

Nggak kerasa, rasa benci ini numpuk terus selama bertahun-tahun makin lama makin akut sampai lo bener-bener muak dan pengen cepet-cepet lulus SMA supaya nggak akan pernah ketemu lagi sama pelajaran tersebut.

“Ya tapi mau gimana lagi, kalau udah benci sama pelajaran tertentu terus harus gimana lagi dong? Kalau udah benci, emang bisa sayang?”

Well, perasaan benci sama mata pelajaran tertentu kayak gini, emang salah satu masalah utama dalam belajar yang paling susah buat diatasi.

Kenapa susah? karena lo harus melawan ego diri lo sendiri untuk keluar dari zona nyaman (comfort-zone).

Walaupun agak sulit, tapi bukan berarti hal ini nggak bisa dilakukan loh. So, please allow us to lift your burden…

Seperti yang gua udah sebutin di atas, langkah pertama untuk mengatasi masalah adalah identifikasi dulu masalahnya, baru kita coba atasi masalah itu tepat di akar permasalahannya.

Nah, hal yang menyebabkan lo bisa benci mata pelajaran tertentu itu ada banyak banget, bisa jadi sebetulnya karena lo nggak suka sama cara ngajar gurunya, atau mungkin cara belajar lo salah.

Bisa juga karena dari kecil lo terus-terusan kena sugesti dari kakak, temen-temen atau orangtua kalo pelajaran anu itu susah banget (prime effect).

Bisa juga karena lo nggak bisa nangkep esensi yang menarik dibalik ilmu tersebut, dan lo gak tau apa sebetulnya apa alasan, tujuan, dan kenapa lo harus mempelajari hal itu.

Apa saja hambatan dan tantangan dalam melakukan kegiatan pembelajaran bagaimana solusinya

Lagi-lagi nih, untuk masalah yang satu ini, Kak Sasa udah pernah ngebahas panjang lebar dengan penjelasan yang enak banget di artikel Zenius Blog sebelumnya.

Di artikel tersebut, lo bisa paham lebih detail tentang kondisi psikologis manusia dalam memandang kegiatan yang dia suka/nggak, sekaligus juga tentang gimana cara mengatasinya.

Buat lo yang masih bermasalah dalam belajar karena lo benci sama mata pelajarannya, gua sangat menyarankan lo untuk baca artikel Kak Sasa berikut ini:

Artikel Rekomendasi Masalah Belajar #4:

Gimana cara mengatasi pelajaran yang dibenci?

Apa saja hambatan dan tantangan dalam melakukan kegiatan pembelajaran bagaimana solusinya

Nah ini dia nih, masalah belajar yang paling ngenes di antara yang lain. Ada banyak siswa yang sebetulnya udah cukup rajin, punya semangat yang tinggi buat melawan kemalasan, tapi sayangnya dia menyalurkan waktu dan energinya buat belajar dengan cara yang salah.

Lo pernah nggak sih ngerasa udah belajar mati-matian tapi kok ngerasa nggak dapet ilmu apa-apa? Udah belajar siang malem eh tapi nilai ujian jelek, begitu beres ujian, ilmunya lupa semua, begitu ditanya pertanyaan yang nggak ada di buku cetak atau catetan langsung blank nggak ngerti apa-apa.

Yak, kalo misalnya lo pernah ngerasain kayak gitu, kemungkinan besar sih cara belajar lo yang keliru. Emang apa aja sih cara belajar yang keliru?

Okay, coba gua kasih list-nya sedikit yah… Berikut di bawah ini adalah common mistakes yang banyak dilakukan para siswa:

  • Belum ngerti konsepnya secara mateng, tapi udah langsung nyoba latihan soal.
  • Terpaku hanya pada 1–2 sumber, biasanya sih buku cetak dan hasil nyatet di kelas pas diterangin guru.
  • Ngehafalin tipe soal yang dulu pernah ditanyain dalam ujian yang sama.
  • Belajar = Sibuk menghafal rumus, tahun, istilah, nama orang, dsb.

Nah loh, ada nggak di antara lo yang kalo belajar tanpa sadar ngelakuin salah satu dari keempat point di atas? Atau malah keempatnya semua dilakuin tiap kali lo belajar?

Kalo jawaban lo iya, berarti lo udah menghambur-hamburkan waktu dan energi lo selama ini dengan metode belajar yang salah.

Cara belajar yang gua sebutin di atas, akan menyebabkan lo akan terus berorientasi pada nilai akademis dan ilmu yang lo dapet akan hilang tepat begitu kertas ujian lo kumpulkan.

Kan sayang banget yah, kalo investasi waktu dan energi lo buat meras otak tapi hasilnya cuman segitu doang. Padahal kalo aja lo tau cara belajar yang tepat, dengan usaha yang kurang lebih sama, lo bakal dapet hasil yang jauh lebih optimal.

Terus, gimana dong cara belajar yang bener? Emang ada yah cara belajar yang bisa bikin ilmu nempel terus nggak lupa-lupa?

Kita di zenius sih punya beberapa resep belajar yang bener-bener bisa bikin ilmu melekat di otak nggak lepas-lepas, biasanya proses belajar ini beken digunakan sama kalangan pengguna zenius secara turun temurun dengan istilah DELIBERATE PRACTICE.

Apaan tuh deliberate practice? Singkatnya sih deliberate practice adalah proses belajar yang bener-bener menuntut pemahaman lo secara mendalam untuk kemudian dilatih secara penuh untuk setiap elemen yang terkait dengan ilmu tersebut.

Contohnya aja nih, kalo lo mau belajar jago main sepak bola. Lo nggak akan bisa sampai bener-bener jago kalo lo cuma mengandalkan sering-sering main bola sampai temen-temen kompleks. Terus, gimana dong cara belajar yang tepat?

Pertama, lo harus melatih skill-skill yang mendasar dulu, seperti membangun stamina, ketahanan fisik yang oke. Baru abis itu lo belajar dulu cara giring bola yang bener, cara nahan bola yang bener, keterampilan kaki kanan dan kaki kiri yang seimbang, dsb.

Kalo lo udah punya skill dasar yang oke, baru lo coba latihan tanding sesekali, abis itu lo evaluasi apa aja yang masih jadi kelemahan lo. Itulah cara belajar deliberate practice.

Metode belajar seperti main bola itu juga bisa lo lakukan dalam belajar hal apa pun, termasuk juga dalam belajar matematika, fisika, sosiologi, ekonomi, dan mata pelajaran lainnya.

Nah, buat lebih jelasnya, lo bisa coba baca beberapa referensi artikel yang pernah ditulis zeniusBLOG sebelumnya tentang cara belajar yang tepat.

Buat lo yang sampai sekarang cara belajarnya masih mengandalkan 4 point contoh gua di atas, wajib banget baca artikel di bawah ini:

Artikel Rekomendasi Masalah Belajar #5:

Cara Belajar yang Benar: Deliberate Practice!

Apa bedanya Deliberate Practice dengan Practice Biasa?

Apa Pentingnya Membuktikan Rumus?

Kalo lo udah mengatasi masalah-masalah di atas, artinya lo udah punya persepsi dan cara pandang yang tepat dalam melihat proses belajar.

Lo udah tau bahwa belajar adalah sebuah kegiatan yang seru, yang sebetulnya gak perlu dibenci, gak sepatutnya didasarkan (hanya) pada nilai akademis, dan lo juga udah tau teknik belajar yang tepat.

Berarti lo tinggal mengatasi satu masalah terakhir dalam proses belajar, yaitu masalah kedisiplinan.

Apa saja hambatan dan tantangan dalam melakukan kegiatan pembelajaran bagaimana solusinya

Disiplin yang gua maksud itu bukan berarti segalanya harus tepat waktu, ngikutin jadwal belajar, dsb. Instead, inti dari kedisiplinan itu: Lo konsisten dalam ngerjain segala sesuatu sesuai dengan tujuan yang mau lo capai.

Itulah kenapa gua taro point masalah ini jadi yang nomor terakhir, karena sebelum lo mengasah kedisiplinan lo dalam belajar, lo harus punya persepsi belajar yang bener dan tujuan yang jelas kenapa lo harus ngelakuin semua hal ini.

Sebelum pola pikir lo tentang belajar itu bener, gua jamin lo gak akan pernah bisa punya semangat belajar yang bener-bener konsisten.

Apa saja hambatan dan tantangan dalam melakukan kegiatan pembelajaran bagaimana solusinya

Okay, terus gimana dong metode yang paling tepat untuk bisa memiliki semangat belajar yang konsisten, untuk bisa memiliki kedisiplinan sehingga lo bisa memanfaatkan waktu lo secara efektif?

Nah, untuk masalah ini bakal bisa jadi panjang banget pembahasannya, tapi untungnya, gua udah pernah nulis artikel yang secara khusus ngebahas tentang gimana caranya kita supaya bisa manfaatin waktu secara optimal.

Selain itu, Sabda juga udah pernah ngebahas time-management ini di zenius.net.

Buat lo yang punya masalah dalam kedisiplinan dan cara mengatur waktu, gua saranin buat baca artikel dan video zenius.net berikut di bawah ini:

Artikel & Video Rekomendasi Masalah Belajar #6:

Apa sih yang Membuat Kita Bisa Konsisten dengan Komitmen Kita?

Gimana sih Cara Manfaatin Waktu Secara Optimal?

Time Management Skill

———–****———–

Okay, demikianlah pembahasan gua tentang masalah utama dalam belajar dan juga beberapa tips dan link referensi yang moga-moga bisa jadi solusi yang tepat buat gaya belajar lo.

Apa yang gua tulis di sini, mungkin gak akan bisa lo praktekan secara instant dalam proses belajar lo hari ini atau besok.

Gua yakin lo emang butuh waktu dan proses yang gak sebentar, untuk bisa mulai mengubah paradigma lo dalam memaknai esensi dari belajar itu sendiri, ngubah cara belajar lo jadi lebih efektif.

Mulai belajar menyukai pelajaran yang sebelumnya lo benci setengah mati, mulai disiplin dalam mengatur waktu, dan sebagainya.

Tapi pada intinya, gua harap tulisan gua ini bisa jadi modal patokan buat lo, untuk bisa mengatasi berbagai masalah lo dalam belajar. Okei?

Anyway, mungkin ada beberapa di antara lo yang baca tulisan ini yang skeptis dan ragu. Emang bisa yah, belajar itu nggak jadi beban dan malah bisa dinikmati?

Emang bisa yah kita jadi suka sama pelajaran yang selama ini kita benci? Apa betul kalo cara teknik belajar yang diajarin zenius itu bisa bener-bener ngaruh?

Emangnya ada yah orang yang mau belajar tanpa mikirin soal nilai akademis?

Kalo bukan nilai akademis, terus apa dong standard atau indikator yang tepat dalam menunjukan kalo cara belajar kita udah tepat?

Naaahh… semua pertanyaan dan keraguan lo itu, mungkin bisa kita lihat aja sama-sama buktinya dengan ngeliat beberapa potongan screenshoot mention audience twitter zenius yang gua tunjukin di bawah ini.

Kalo gambarnya terlalu kecil dan gak kebaca, tinggal klik aja gambarnya, nanti otomatis open new tab.

Apa saja hambatan dan tantangan dalam melakukan kegiatan pembelajaran bagaimana solusinya

Gimana, udah baca semua potongan mention audience zenius twitter di atas?

Dari situ, gua cuma mau buktiin ke lo aja, bahwa apa yang selama ini zenius perjuangkan, untuk mengubah paradigma para pelajar di seluruh Indonesia dalam memaknai belajar, sedikit banyak udah mulai menuai hasil positif. 🙂

Ketika lo ngerasa belajar itu sesuatu yang asik, seru, menyenangkan, dan bahkan bikin lo ketagihan. Ketika lo yang tadinya anti sama mata pelajaran tertentu terus berubah malah jadi cinta.

Ketika lo belajar nggak kenal waktu sampai berjam-jam tanpa disuruh sama siapa-siapa.

Ketika lo malah lebih milih belajar waktu jam kosong di kelas pas guru nggak masuk kelas, di waktu liburan atau bahkan waktu UAS baru aja beres…

Itulah indikator yang menurut gua jauh lebih merepresentasikan BELAJAR yang sesungguhnya. Itulah yang menunjukan bahwa lo udah melihat belajar bukan lagi sebuah proses “studying” melainkan proses “learning“.

Itulah yang membedakan yang namanya pelajar, dengan yang namanya seorang PEMBELAJAR.

Mungkin indikator seperti ini emang nggak betul-betul bisa diukur secara presisi sebagaimana nilai akademis. Tapi gua yakin, para pembelajar yang nama-namanya terpampang dalam screenshoot di atas, telah memperoleh sesuatu yang jaauuuh lebih berharga daripada hanya sekedar nilai akademis doang, yaitu The Joy of Learning! 🙂

Catatan Editor

Mau ngasah otak dan kemampuan berpikir lo? Nih, cobain Zencore! Dengan fitur adaptive learning dan latihan soal CorePractice, lo bisa tingkatin skill matematika, bahasa Inggris, sekaligus verbal dan logika. Ketuk banner di bawah buat mulai cobain!

Apa saja hambatan dan tantangan dalam melakukan kegiatan pembelajaran bagaimana solusinya

Oh iya, kalo ada di antara lo yang pengen tau cara jitu belajar yang cuman dimiliki sama Zenius, lo bisa langsung cek video YouTube di bawah ini ya: