Apa saja metode yang digunakan dalam pengumpulan data?

Teknik atau metode merupakan prinsip utama atau syarat utama dalam mengumpulkan data. Tanpa menggunakan metode pengumpulan data penelitian yang tepat dan efisien serta praktis, data yang dibutuhkan akan sulit untuk didapatkan. Misalnya, ingin mendapatkan suatu data penelitian dari sebuah lembaga penelitian. Jika tidak mempunyai rancangan metode apa yang akan dipergunakan, maka langkah untuk memulai penelitian pun akan menjadi hambatan bagi peneliti. Oleh karenanya, metode penelitian juga menjadi hal penting dalam penelitian.
.

Dalam penelitian pendidikan ada beberapa metode yang dapat dipergunakan yaitu sebagai berikut :

a) Wawancara

Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data penelitian yang paling banyak dipergunakan . Karena data yang didapatkan adalah data langsung dari lapangan melalui face to face dengan sumber data. Wawancara dapat dilakukan secara individual atau secara berkelompok bergantung dari berapa orang yang akan diwawancarai (responden). Dalam penerapannya, wawancara menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang telah dipersiapkan peneliti untuk ditanyakan kepada responden. Tapi bisa juga pertanyaan itu tidak dipersiapkan terdahulu, tapi langsung mengikuti alur pembicaraan dari responden sehingga suasana lebih fleksibel.

Menurut Denzin, wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada respoden dengan Bahasa yang lugas dan baku untuk memperoleh informasi yang sangat diperlukan dalam tujuannya untuk penelitian. Dan menurutnya ada tiga bentuk wawancara yaitu wawancaara baku dan terjadwal, baku dan tidak terjadwal dan tidak baku. Baku dalam pendapat Denzin, tidak hanya menggunakan kata-kata yang baku saja, tapi keadaan serta suasana yang kelihatan resmi. Ada batasan dalam pertanyaan yang diajukan sehingga wawancara terkesan baku atau resmi.

Dalam sebuah penelitian, metode pengumpulan data penelitian dengan cara wawancara banyak dipergunakan oleh peneliti kualitatif, tapi terkadang digunakan pada penelitian kuantitatif meski tidak terlalu sering. Karena dalam penelitian kualitatif, membutuhkan data yang mendalam dan rinci. Sehingga wawancara dapat dipergunakan untuk menggali apa yang dirasakan, dipikirkan, diharapkan serta yang dialami oleh responden. Tapi terkadang data yang didapat kurang valid, oleh karenanya butuh pengamatan untuk dapat mengetahui apa yang dilakukan oleh responden. Seperti ketika seorang peneliti ingin mengetahui bagaimana cara seorang guru bisa menjadi seorang yang disebut friendly, asik, mudah mengena oleh murid.

Suatu teknik atau metode, pasti tidak lepas dari kelebihan dan kekurangan, karena teknik itu menyesuaikan dengan data yang ingin didapatkan. Wawancara juga seperti itu, memiliki kelebihan dan kekurangan daripada teknik lainnya.

b) Angket

Angket juga merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang paling banyak dipergunakan dalam suatu penelitian. Teknik ini juga menggunakan pertanyaan yang diajukan kepada respoden, tapi tidak langsung ditanyakan secara face to face. Bentuk metode pengumpulan data penelitian pertanyaan dari angket tidak jauh berbeda dari wawancara yaitu ada pertanyaan yang terbuka, berstrukstur dan pertanyaan yang tertutup. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepada responden berupa tulisan yang telah diketik atau ditulis oleh peneliti. Sehingga responden tinggal mengisi sesuai dengan jawaban yang tertera atau sesuai dengan maksud dari pertanyaan bila tidak ada jawaban pilihan.

Dalam penulisan angket yang baik, perlu memperhatikan beberapa factor. Factor itu adalah sebagai berikut ini :

  1. Isi serta tujuan pertanyaan harus jelas, apakah tentang pengukuran, tes atau tentang keadaan dari responden.

  2. Bahasa yang dipergunakan harus sesuai dengan kondisi responden dilihat dari umur dan tingkat pendidikannya.

  3. Ada pembagian tipe dalam pertanyaan yaitu tertutup dan terbuka serta adanya bentuk kalimat yang positif dan negatif.

  4. Dalam sebuah pertanyaan, jangan memberikan permasalahan lebih dari dua, dikarenakan akan butuh berfikir yang lebih dari responden. Sesuaikan dengan keadaan keilmuan dari responden. Lalu seimbangkan pertanyaan antara yang positif dan negatif.

  5. Pertanyaan yang diberikan jangan terlalu panjang ataupun terlalu pendek, karena dapat mempengaruhi kemauan dari responden untuk menjawab. Dan juga pertanyaan harus diurutkan mulai yang mudah ke sulit, atau yang tidak spesifik menuju ke spesifik agar lebih mempermudah responden menjawab atau peneliti mudah untuk memasukkan dalam pendataan.

  6. Tidak hanya isi dari sebuah pertanyaan penelitian yang harus dipoles atau diperbaiki, tapi penampilan dari angket agar lebih menarik juga perlu diperhatikan. Agar responden yang akan menjawab sebuah pertanyaan lebih memiliki kemauan.

c) Observasi

Metode pengumpulan data penelitian ini menggunakan pengamatan daripada mengajukan pertanyaan kepada responden. Observasi dalam sebuah penelitian diartikan sebagai suatu pemusatan untuk mengamati suatu kejadian atau peristiwa dengan menggunakan seluruh indra yang dimiliki oleh peneliti. Oleh karenanya, observasi disebut juga sebagai pengamatan langsung tanpa melibatkan orang kedua atau pihak kedua sebagai perantara.

Menurut pendapat Louis Cohen, dkk (2007) mengatakan bahwa observasi sebagai proses penelitian menawarkan kesempatan kepada peneliti untuk mengambil data dari kejadian alami situasi sosial. Kemudian, peneliti dapat melihat langsung yang terjadi di tempat kejadian daripada mengandalkan data bekas atau data kedua.

Dari pendapat Louis Cohen dapat disimpulkan bahwa observasi adalah merupakan pengamatan langsung di tempat terjadinya perkara. Seorang peneliti tidak perlu menggunakan catatan atau laporan dari orang lain untuk dapat memperoleh data. Dengan melihat langsung peristiwa sosial yang sedang terjadi, peneliti dapat menganalisa data apa yang dibutuhkannya. Sehingga data yang diambil lebih valid dan autentik daripada menggunakan catatan saja atau laporan dari pihak kedua yang kemungkinan ada perubahan isi.

Dengan melihat beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa syarat dari data observasi adalah data yang dapat dilihat, dirasakan, didengar, dihitung, dan diukur. Bila sebuah data tidak memenuhi persyaratan itu, maka tidak dapat menggunakan observasi sebagai metode untuk pengambilan datanya. Tapi yang terpenting dari itu semua adalah operasionalisasi dari perilaku-perilaku di atas yang menyesuaikan dengan obyek yang akan diobservasi.

d) Studi Dokumenter

Metode pengumpulan data penelitian ini sedikit berbeda dengan metode-metode lainnya yang sebagian besar menggunakan pertanyaan atau pengamatan. Metode ini menghimpun, mengumpulkan, menyatukan data yang berupa tulisan, gambar ataupun elektronik. Dan dokumen-dokumen yang digunakan tidak asal ambil, tapi harus disesuaikan dengan tujuan dan focus masalah dari penelitian.

Menurut Bogdan (1982) dalam banyak penelitian kualitatif, dokumen dalam arti luas merupakan acuan pada beberapa cerita seseorang yang dihasilkan oleh seorang individu yang menjelaskan tentang tindakannya, pengalamannya, serta kepercayaannya. Jadi dokumen itu menjelaskan tentang seseorang baik dari masa lalu maupun masa sekarang yang menyangkut tindakannya, pengalamannya, serta kepercayaannya. Yang mana ketiga aspek itu menjadi referensi untuk dapat dipergunakan sebagai data dari sebuah penelitian.

Tapi data yang diambil sebuah dokumen terkadang tidak valid, bila peneliti kurang teliti dan cermat dalam mengambilnya. Oleh karenanya perlu data pendukung untuk dokumen yang diambil, agar dokumen yang diambil bisa menjadi data valid. Kecermatan dan ketelitian dalam penggunaan metode documenter atau dokumentasi sangat diperlukan.

Dari semua metode itu, ada hal yang paling penting yaitu pengalaman dari peneliti dalam mengumpulkan data. Semakin kurang pengalaman peneliti dalam mengumpulkan data, akan semakin mudah dipengaruhi oleh keinginan pribadinya sendiri. Dengan begitu data yang terkumpul akan semakin condong (bias). Oleh karenanya, mempunyai pengalaman juga penting, mencoba untuk menerapkan salah satu metode dalam meneliti sekitar, akan semakin mengasah kemampuan.

Sumber: www.ruangwacana.com

Dalam menulis atau mengerjakan karya ilmiah, peneliti tentu harus memilih teknik pengumpulan data yang tepat. Teknik tersebut dinilai sangat krusial atau penting demi lancarnya penelitian yang dilakukan. Selain itu, teknik pengumpulan data juga harus dilakukan agar penelitian lebih terarah dan terkendali.

Dalam memilih teknik pengumpulan data, tentu ada beberapa teknik yang harus dilakukan untuk meminimalisasi adanya hambatan, kesalahan, atau masalah yang terjadi selama penelitian berlangsung. Sehingga teknik yang dipilih juga harus tepat dan berlangsung secara sistematis.

Untuk itu, Anda harus mengetahui berbagai hal mengenai teknik pengumpulan data, mulai dari pengertian, proses pengumpulan data, berbagai macam teknik pengumpulan data, dan juga jenis-jenis data yang akan dikumpulkan memiliki jenis atau klasifikasi seperti apa.

Di bawah ini, akan dijelaskan berbagai hal mengenai teknik pengumpulan data dan bisa menjadi bekal bagi Anda yang ingin melakukan penelitian.

Pengertian Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan teknik atau metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yang akan diteliti. Artinya, teknik pengumpulan data memerlukan langkah yang strategis dan juga sistematis untuk mendapatkan data yang valid dan juga sesuai dengan kenyataannya.

Selain itu, teknik atau metode pengumpulan data ini biasanya digunakan untuk peneliti demi mengumpulkan data yang merujuk pada satu kata abstrak yang tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya. Misalnya adalah melalui angket, wawancara, pengamatan, uji atau tes, dokumentasi, dan lain sebagainya.

Dilakukannya pengumpulan data untuk penelitian agar data dan teori yang ada di dalamnya valid dan juga sesuai kenyataan, sehingga peneliti harus benar-benar terjun langsung dan mengetahui teknik pengumpulan data tersebut. Dengan demikian, peneliti akan mengetahui validitas atau kebenaran konsep penelitiannya.

Secara umum, teknik pengumpulan data ini digunakan peneliti untuk dapat mengumpulkan data atau informasi berdasarkan fakta pendukung yang ada di lapangan demi keperluan penelitian dan teknik yang dilakukan sangat ditentukan oleh metodologi penelitian yang dipilih oleh peneliti itu sendiri.

Di dalam melakukan teknik pengumpulan data atau proses mengumpulkan data, keberadaan instrumen penelitian menjadi bagian yang sangat integral dan termasuk ke dalam komponen metodologi penelitian karena instrumen penelitiannya berupa alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, dan menyelidiki masalah yang diteliti.

Tentu saja, keberadaan instrumen tersebut akan membantu berbagai penelusuran terhadap gejala yang ada pada penelitian sehingga dapat digunakan untuk membuktikan kebenaran atau untuk menyanggah berbagai hipotesis. Oleh sebab itu, instrumen yang digunakan harus memiliki validitas dan reliabilitas yang baik.

Sebelum memulai melakukan teknik pengumpulan data, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:

– Data biasanya sudah ditentukan oleh beberapa variabel penelitian. Ketika semua data terkumpul, langkah berikutnya adalah mengolah data, sehingga data yang dikumpulkan memiliki arti karena diolah dengan sistematis.

– Data yang sudah diolah tersebut dipakai dan dipilih berdasarkan data yang berhubungan atau relevan dengan konsep, kejadian, atau objek penelitian. Datanya bisa berbentuk huruf, angka, simbol, gambar, dan lainnya.

– Setelah itu, pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian yang diungkap dalam bentuk hipotesis yaitu jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian.

– Data yang sudah dikumpulkan ditentukan oleh berbagai variabel yang ada di dalam hipotesis dan dikumpulkan dalam bentuk sampel yang sudah ditentukan sebelumnya dan sampelnya digunakan untuk menganalisis sasaran penelitian.

Baca Juga:

Instrumen Penelitian: Pengertian,Jenis-Jenis,dan Contoh Lengkap

11 Jenis Laporan Penelitian yang Baik dan Benar 

Jenis Data Penelitian yang Perlu Anda Ketahui 

Kesulitan Menentukan Topik Penelitian ? Temukan Jawabannya Disini!

Proses Pengumpulan Data

Dalam teknik pengumpulan data, tentu saja ada proses yang harus dilakukan. Prosesnya harus terlaksana secara sistematis dan terarah agar data yang dikumpulkan bisa dibuktikan kebenarannya. Karena pada dasarnya, proses pengumpulan data dalam teknik mengumpulkan data ini nanti harus bisa membuktikan hipotesis dari data yang hasilnya sudah dikumpulkan oleh peneliti.

Berikut ini, ada 8 tahap atau proses yang harus dilakukan sebagai tahapan pengumpulan data.

1. Tinjau literatur dan konsultasi dengan ahli

Proses atau tahap pertama yang harus dilakukan untuk mengumpulkan data yakni mengumpulkan berbagai informasi yang berhubungan dengan masalah penelitian. Informasi ini diperoleh melalui tinjauan literatur dan konsultasi dengan para ahli sehingga peneliti benar-benar mengerti isu, konsep, dan variabel yang ada di dalam penelitian.

2. Mempelajari dan melakukan pendekatan terhadap kelompok masyarakat di mana data akan dikumpulkan

Tahap kedua atau proses yang dilakukan setelah tinjauan literatur adalah peneliti harus mempelajari dan melakukan pendekatan terhadap kelompok masyarakat yang kemudian penelitiannya bisa diterima dan juga berkaitan dengan tokoh-tokoh yang bersangkutan.

Tahap selanjutnya adalah membina hubungan baik dengan responden dan lingkungannya. Ini termasuk pada mempelajari bagaimana kebiasaan yang dilakukan responden dan cara berpikir mereka, melakukan sesuatu, bahasa yang digunakan, dan lain sebagainya untuk mendukung berlangsungnya penelitian.

4. Uji coba atau pilot study

Selanjutnya, tahapan yang harus dilakukan adalah melakukan uji coba instrumen penelitian pada kelompok masyarakat yang merupakan bagian dari populasi, bukan sampel. Maksudnya untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan cukup dipahami, bisa digunakan, komunikatif atau tidak, dan lain sebagainya.

5. Merumuskan dan menyusun pertanyaan

Setelah itu, instrumen yang sudah didapatkan disusun dalam bentuk pertanyaan yang relevan dengan tujuan penelitian. Pertanyaan yang dirumuskan harus mengandung makna yang signifikan dan substantif.

6. Mencatat dan memberi kode (recording and coding)

Setelah instrumen penelitian disiapkan, dilakukan pencatatan terhadap data yang dibutuhkan dari setiap responden. Berbagai informasi yang diperoleh ini perlu dicatat guna memudahkan proses analisis.

7. Cross checking, validitas, dan reliabilitas

Setelah itu, dilakukan metode cross checking terhadap data yang didapatkan untuk menguji lagi kebenarannya dan memeriksa sehingga tidak ada keraguan terhadap validitas dan reliabilitasnya.

8. Pengorganisasian dan kode ulang data yang telah terkumpul supaya dapat dianalisis

Terakhir, setelah data terkumpul, penulis harus melakukan koordinasi terhadap berbagai data yang sudah dikumpulkan, dan Anda bisa mulai menganalisis data tersebut sehingga tidak ada data yang kurang valid.

Teknik Pengumpulan Data

Setelah memahami pengertian dan juga proses pengumpulan data, selanjutnya akan dijelaskan mengenai berbagai teknik pengumpulan data. Setidaknya ada empat teknik pengumpulan data. Berikut ini merupakan teknik pengumpulan data menurut Sugiyono (2017).

1. Observasi (Pengamatan)

Teknik observasi artinya melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis mengenai gejala yang tampak pada objek penelitian. Observasi ini tergolong teknik  pengumpulan data yang paling mudah dilakukan dan biasanya juga banyak digunakan untuk statistika survei, misalnya meneliti sikap dan perilaku suatu kelompok masyarakat.

Dengan teknik observasi, peneliti biasanya terjun ke lokasi yang bersangkutan untuk memutuskan alat ukur yang tepat untuk digunakan.

2. Kuestioner (Kuesioner/Angket)

Teknik yang kedua adalah kuestioner atau kuesioner yang artinya teknik pengumpulan data dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang berperan sebagai responden agar dapat menjawab pertanyaan dari peneliti. Meski terlihat mudah, teknik ini cukup sulit dilakukan jika jumlah respondennya besar dan tersebar di berbagai wilayah.

Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan saat memilih teknik pengumpulan data kuesioner, yaitu:

– Isi dan tujuan pertanyaannya ditujukan untuk mengukur mana yang harus ada dalam skala yang jelas dan dalam pilihan jawaban.

– Bahasa yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan responden, sehingga tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh dengan istilah asing atau bahasa asing yang tidak dimengerti responden.

– Tipe dan bentuk pertanyaannya bisa terbuka atau tertutup. Terbuka artinya jawaban yang diberikan bebas, dan tertutup artinya responden hanya boleh memilih jawaban yang sudah disediakan.

3. Interview (Wawancara)

Teknik wawancara atau interview ini dilakukan secara tatap muka melalui tanya jawab antara peneliti atau pengumpul data dengan responden atau narasumber atau sumber data. Teknik pengumpulan data dengan wawancara biasanya dilakukan sebagai studi pendahuluan, karena teknik ini tidak mungkin dilakukan jika respondennya dalam jumlah besar.

4. Document (Dokumen)

Teknik pengumpulan data yang terakhir adalah dokumen yang mana peneliti mengambil sumber penelitian atau objek dari dokumen atau catatan dari peristiwa yang sudah berlalu, baik dalam bentuk tulisan, gambar, atau karya monumental dari seseorang. Bisa diambil dari catatan harian, sejarah kehidupan, biografi, peraturan, dan lain sebagainya.

Baca Juga:

Pengertian Observasi dan Jenis-Jenisnya(Lengkap)

10 Contoh Karya Ilmiah yang Baik dan Benar 

Contoh Variabel Kontrol Lengkap Dengan Pengertian dan Ciri-Cirinya

Contoh Variabel Terkait yang Baik dan Benar 

Instrumen Penelitian:Pengertian,Jenis-Jenis,dan Contoh Lengkap

Jenis Angket Penelitian yang Wajib Diketahui 

Desain Penelitian: Pengertian,Jenis,dan Contoh Lengkap

Jenis-Jenis Data

Dalam teknik pengumpulan data, tentu saja dibutuhkan data yang berupa fakta yang valid sebagai informasi. Sehingga ada beberapa jenis data yang bisa dipilih dan dikategorikan. Pembagian data ini dibagi menjadi tiga, yaitu: (a) berdasarkan tipe penelitian, (b) berdasarkan sumber, dan (c) berdasarkan cara memperoleh.

A. Berdasarkan Tipe Penelitian

1. Data Kualitatif

Data kualitatif merupakan data yang berbentuk narasi atau deskripsi yang bertujuan untuk menjelaskan suatu fenomena atau kualitas sebuah fenomena yang tidak bisa diukur secara numerik.

Contoh data kualitatif misalnya:

– deskripsi suatu daerah yang diteliti

– biografi narasumber yang dijadikan referensi di dalam penelitian

– sejarah berdirinya suatu tempat yang diteliti

2. Data Kuantitatif

Sementara itu, data yang didapatkan pada teknik pengumpulan data berupa data kuantitatif maksudnya jenis data yang dapat diukur atau measurable dan bisa dihitung langsung sebagai variabel angka atau suatu bilangan. Variabel ini menjadi atribut atau karakteristik untuk mengukur dan mendeskripsikan suatu kasus atau objek pada penelitian tersebut.

Contoh data kuantitatif misalnya:

– data jumlah karyawan setiap tahun pada suatu perusahaan yang akan dijadikan objek penelitian

– data penjualan barang pada suatu toko tiap harinya

– data mengenai usia siswa dalam suatu kelas

B. Berdasarkan Sumber

Berdasarkan sumbernya, data dalam teknik pengumpulan data dibagi menjadi dua yakni data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data primer pada teknik pengumpulan data adalah data utama atau data pokok yang digunakan di dalam penelitian. Biasanya, data primer ini bisa dideskripsikan sebagai jenis data yang diperoleh langsung dari tangan pertama subjek penelitian atau responden atau narasumber, dan lain sebagainya, kecuali pada riset kuantitatif.

Contoh data primer misalnya:

Pada sensus ibu dan anak-anak di salah satu kelurahan, karyawan di kelurahan tersebut akan mengambil data dari ketua RT atau RW yang mana data tersebut didapatkan dari berapa jumlah ibu dan anak dalam suatu KK di wilayah tersebut. Kemudian data tersebut dijadikan data primer.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data dalam teknik pengumpulan data yang menjadi data pelengkap. Artinya data tersebut diperoleh tidak melalui tangan pertama responden atau narasumber, melainkan dari tangan kedua, tangan ketiga, dan seterusnya. Sama halnya dengan data primer, perkecualian ini berlaku pada riset kuantitatif.

Biasanya, peneliti akan mencontohkan berbagai dokumen, misalnya seperti literatur atau naskah akademik, koran, majalah, pamflet, dan lain sebagainya sebagai media yang tepat mendapatkan data sekunder.

Contoh data sekunder misalnya:

Adanya catatan atau dokumentasi pada sebuah perusahaan berupa presensi, besaran gaji, laporan keuangan, publikasi perusahaan, laporan pajak perusahaan, dan lain sebagainya yang diperoleh melalui pembukuan atau majalah dan lain sebagainya.

C. Berdasarkan Cara Memperoleh

Berdasarkan cara memperolehnya, teknik pengumpulan data dibagi menjadi tiga.

1. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan langsung. Peneliti biasanya terjun ke lapangan untuk melakukan pengamatan terhadap objek penelitian dan diamati menggunakan pancaindera. Dalam teknik ini, peneliti biasanya berperan sebagai orang asing yang mengamati secara langsung.

Setelah itu, data atau hasil yang didapat dan dikumpulkan dicatat baik dalam bentuk tulisan, rekaman suara, foto, video, dan lain sebagainya. Sifat penelitian observasi ini partisipatoris yang mana peneliti langsung bergabung dan juga melakukan pengamatan objeknya bersama-sama.

Cara pengambilan data pada teknik observasi ada dua, yaitu observasi partisipasi dan non partisipan.

2. Observasi Partisipasi

Observasi partisipasi ini dilakukan dengan cara peneliti turut langsung untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang dilakukan kelompok yang diteliti. Peneliti kemudian melakukan aktivitas yang dilakukan oleh kelompok yang diteliti, sehingga meski hanya melakukan pengamatan, peneliti ikut membaur dalam kegiatan tersebut.

Metode ini sangat cocok untuk penelitian yang sifatnya memuat aspek psikis, misalnya kesan, pemaknaan, apa yang dirasakan, dan lain-lain. Akan tetapi, penelitian ini dirasa kurang objektif karena peneliti hanya mengetahui orang yang diteliti atau partisipan umumnya mengetahui bahwa mereka sedang diteliti.

Contoh observasi partisipasi adalah ketika peneliti ikut terjun bermain gobak sodor dengan anak-anak di kampung yang diteliti ketika ia meneliti mengenai permainan tradisional anak di wilayah tersebut.

3. Observasi Non Partisipan

Observasi ini dilakukan dengan cara tidak berpartisipasi atau mengikuti aktivitas yang dilakukan kelompok yang diteliti. Ia hanya menempatkan diri sebagai penonton. Teknik pengumpulan data ini biasanya dilakukan secara diam-diam, agar partisipan tidak menyadari bahwa mereka sedang diamati. Sehingga akurasi data bisa terjamin.

Akan tetapi, peneliti harus memiliki pengetahuan yang lebih dan sudah lebih dulu membaca teori-teori penelitian yang dilakukan karena teknik pengumpulan data ini akan sulit jika dilakukan hanya dengan cara mengamati saja.

Contoh observasi non partisipasi adalah misalnya peneliti meneliti tradisi atau adat Pasang Kembar Mayang pada upacara pernikahan adat Jawa. Peneliti hanya melihat dan mengamati apa yang dilakukan saat berlangsungnya kegiatan tersebut.

4. Wawancara

Teknik pengumpulan data berupa wawancara ini dilakukan dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan responden agar mendapat informasi atau persepsi subjektif dari informan terkait topik yang ingin diteliti. Peneliti sebelumnya harus menyiapkan pertanyaan-pertanyaan wawancara terlebih dahulu.

5. Eksperimental

Terakhir yakni teknik pengumpulan data dengan metode eksperimental. Artinya penelitian ini dilakukan dengan sengaja dan peneliti melakukan manipulasi terhadap satu atau lebih variabel tertentu yang kemudian akan berpengaruh pada variabel lain yang diukur.

Teknik ini dilakukan dengan tujuan meneliti berbagai kemungkinan sebab akibat dengan menggunakan satu atau lebih kondisi perlakuan pada satu atau lebih kelompok eksperimen dan kemudian membandingkan hasilnya sebagai kontrol.

Artikel Terkait:

  • Jenis-Jenis Penelitian Lengkap dengan Contoh dan Penjelasannya
  • Penelitian Kuantitatif: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Langkah Melakukannya
  • Penelitian Eksperimen: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Langkah Melakukannya
  • Penelitian Pengembangan: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Langkah Melakukannya
  • Penelitian Kualitatif: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Langkah Melakukannya
  • Penelitian Korelasional: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Langkah Melakukannya
  • Penelitian Deskriptif: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Langkah Melakukannya
  • Penelitian Studi Kasus: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Langkah Melakukannya

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA