Apa saja teknik pemberian obat oral

Apa saja teknik pemberian obat oral

Pemberian Obat melalui Oral : ?Pemberian Oba tmelalui mulut dilakukan dengan tujuan mencegah, mengobati, dan mengurangi rasa sakit sesuai efek terapi dari jenis obat.

Persiapan Alat dan bahan : 1. Daftar buku obat/catatan, jadwal pemberian obat. 2. Obat dan tempatnya. 3. Air minum dalam tempatnya

Prosedur kerja : 1. Cuci tangan 2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan. 3. Baca obat, dengan berprinsip tepat obat, tepat pasien, tepa tdosis,

tepat waktu, dan tepat tempat. 4. Bantu untuk meminunkannya 5. Catat perubahan dan reaksi terhadap pemberian 6.Cuci tangan 

Apa saja teknik pemberian obat oral

        Seperti yang umum kita ketahui, obat-obatan yang banyak beredar di pasaran adalah obat oral. Bentuk sediaan obat tidak hanya untuk pemakaian oral seperti tablet, tetapi juga ada obat yang diberikan melalui pembuluh darah, inhalasi, membran mukosa dan kulit. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan rute obat antara lain: kondisi pasien, tujuan terapi menghendaki efek lokal atau sistemik, durasi kerja obat, stabilitas obat, keamanan relatif dalam penggunaan melalui berbagai macam rute, kemudahan penggunaan, harga obat dan urgensi pemakaiannya. Setiap obat memiliki tujuan pengobatan dan mekanisme pelepasan yang berbeda. Ada obat yang dikehendaki zat aktif dilepas cepat, ada juga yang dikehendaki lepas lambat-bertahap. Bentuk sediaan pun disesuaikan untuk efek lokal ataupun efek sistemik.

Rute oral merupakan rute paling umum yang kita ketahui. Cara pemakaiannya yaitu melalui mulut dan akan masuk ke dalam tubuh melalui saluran pencernaan. Bentuk obat yang masuk melalui mulut lalu diserap oleh usus halus di antaranya dalam bentuk padat dan cair. Bentuk padat meliputi tablet, kaplet, kapsul, effervescent, dan puyer. Sedangkan obat dalam bentuk cair dapat berupa sirup, solutio, suspensi, elixir dan emulsi. Setelah diserap melalui usus halus, selanjutnya obat diedarkan ke seluruh tubuh hingga sampai ke tempat tujuan melalui pembuluh darah,  hingga  menimbulkan efek. Efek tersebut dikenal dengan efek sistemik. Pemberian obat per oral merupakan cara yang paling banyak dipakai karena merupakan cara yang paling mudah, murah, aman, dan nyaman bagi pasien. Kelemahan dari pemberian obat per oral adalah pada aksinya yang lambat sehingga cara ini tidak dapat dipakai pada keadaan gawat darurat. 

Rute parenteral adalah memberikan obat dengan menginjeksi ke dalam jaringan tubuh ataupun langsung ke pembuluh darah. Misalnya sediaan injeksi atau suntikan. Rute parenteral terbagi menjadi cara pemberian yaitu intravena (pembuluh darah), intramuskular (jaringan otot) dan subkutan (jaringan lemak). Rute parenteral biasanya digunakan untuk obat yang penyerapannya buruk melalui saluran cerna. Pemberian parenteral juga digunakan untuk pengobatan pasien yang tidak sadar dan dalam keadaan yang memerlukan kerja obat yang cepat. Rute pemberian obat melalui parenteral harus diberikan oleh petugas yang terlatih.

Pemberian obat secara topikal adalah pemberian obat secara lokal dengan cara mengoleskan obat pada permukaan kulit atau membran area mata, hidung, lubang telinga, vagina dan rektum. Obat yang biasa digunakan untuk pemberian obat topikal pada kulit adalah obat yang berbentuk krim, lotion, atau salep. Obat topikal yang pemberiannya melalui vagina dan rektum adalah suppositoria.  Suppositoria adalah obat padat yang berbentuk peluru untuk dimasukkan ke dalam vagina atau anus/rektum. Suppositoria akan hancur atau larut dalam suhu tubuh secara bertahap kemudian diserap oleh aliran darah. Keberhasilan pengobatan topikal pada kulit tergantung pada pemilihan obat yang tepat, lokasi dan luas tubuh yang sakit, stadium penyakit, konsentrasi bahan aktif, metode aplikasi, lama pemakaian obat, dan penetrasi obat topikal pada kulit.

Pada rute pemberian obat secara inhalasi obat diberikan secara langsung ke dalam saluran napas melalui uap yang dihirup. Tujuan utamanya adalah obat dengan konsentrasi yang efektif dapat tercapai di paru-paru dengan efek samping sistemik yang minimal. Obat yang digunakan dalam terapi inhalasi sebenarnya juga tersedia dalam bentuk lain yaitu oral dan injeksi. Namun, jika diberikan melalui rute oral atau injeksi, untuk mencapai efek obat yang diinginkan umumnya membutuhkan dosis yang lebih besar sehingga resiko munculnya efek samping juga meningkat.

Mengetahui teknik pemberian obat adalah hal yang penting. Karena dengan mengetahui teknik pemberian obat, kita juga dapat mengetahui efektivitas dan manajemen resiko terhadap obat yang diberikan.

Obat merupakan suatu benda yang tidak asing lagi bagi masyarakat. Obat diartikan sebagai suatu benda yang terdiri atas bahan kimia untuk mencegah dan/atau membunuh mikroorganisme penyebab penyakit.

DOWNLOAD PDF – 11 Teknik Pemberian Obat yang Harus Diketahui

Penggunaan obat pada makhluk hidup harus dilakukan secara hati-hati. Karena apabila terjadi kesalahan, baik kesalahan dosis maupun kesalahan teknik pemberiannya dapat berakibat fatal.

Selain itu, cara atau teknik pemberian obat juga berpengaruh pada mekanisme obat di dalam tubuh. Baik itu mekanisme farmakodinamik maupun mekanisme farmakokinetik.

Farmakodinamik adalah perjalanan obat dari pertama masuk ke dalam tubuh menuju organ target. Sedangkan farmakokinetik adalah kerja obat selama obat berada di organ target.

Apabila teknik pemberiannya salah, mekanisme obat akan terhambat. Bahkan bisa membahayakan individu tersebut. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami berbagai teknik pemberian obat.

A. Pengertian Obat

Secara umum, obat merupakan semua substansi yang dapat mempengaruhi kehidupan.

Obat digunakan untuk membunuh mikroorganisme penyebab penyakit, menghilangkan atau meredakan gejala, dan untuk mencegah terjadinya penyakit sekunder lainnya.

Penggunaan obat harus sesuai dengan resep dokter. Karena apabila terjadi kesalahan dosis (terutama overdosis), alih-alih bisa sembuh tapi yang terjadi justru sebaliknya.

Pembelian obat dalam jumlah banyak juga tidak diperbolehkan. Harus menyertakan surat izin kerja sebagai medis atau yang bersangkutan.

Baca juga : ” Proses Pembentukan Telur Ayam “

B. Jenis Obat Berdasarkan Bentuk Sediaan

1. Padat

Obat yang berbentuk padat umumnya digunakan sebagai obat oral (dimakan). Seperti pil, tablet, dan dan serbuk.

Penggunaan obat padat dapat dilakukan oleh pasien itu sendiri sesuai dengan resep dokter.

2. Setengah Padat

Obat setengah padat biasanya digunakan dengan cara di oles permukaan tubuh. Seperti salep mata, gel, pasta, dan krim.

3. Cair

Obat cair merupakan obat yang berbentuk cairan. Penggunaannya bisa dengan cara dilakukan injeksi (suntikan) maupun oral.

Beberapa obat cair juga bisa digunakan untuk pengobatan di permukaan tubuh.4. Gas   Inhaler merupakan contoh obat dalam bentuk gas. Penggunaanya biasanya untuk mengobati penyakit yang berkaitan dengan pernafasan.

Meskipun kebanyakan obat anastesi berbentuk cair, namun obat dalam bentuk gas juga bisa digunakan.

C. Teknik Pemberian Obat

Terdapat berbagai teknik pemberian obat yang dapat dilakukan, semua itu tergantung dengan jenis obat dan kondisi pasien pada saat akan diberikan obat. Teknik pemberian obat yang akan kita pelajari meliputi enteral, seperti secara sublingual, oral dan rektal. Juga parenteral yang dilakukan menggunakan jarum suntik.

1. Enteral

Teknik pemberian obat secara enteral didasarkan atas jalur yang dilalui obat itu sendiri. Obat enteral akan meleweati saluran pencernaan. Kemudian akan dilakukan absorbsi menuju ke organ target.

a. Sublingual

Pemberian obat dilakukan dengan cara diletakkan di bawah lidah. Karena obat dapat menuju sistem sirkulasi melalui anyaman kapiler di bawah lidah.

Pemberian obat secara sublingual memiliki keuntungan. Yaitu waktu yang diperlukan untuk menuju organ target relatif lebih cepat dibandingkan dengan pemberian secara oral.

Karena obat tidak perlu melalui sistem pencernaan dan hati. Selain itu, pemberian obat secara sublingual juga dapat mencegah perusakan obat oleh pH lambung yang asam dan berbagai enzim pencernaan.

Biasanya, obat yang diberikan secara sublingual memiliki rasa yang cenderung manis.

b. Oral

Obat oral merupakan obat yang diberikan melalui mulut.

Kebanyakan obat oral diabsorbsi di bagian lambung. Namun, beberpa obat ada yang diabsorbsi melalui epitel di duodenum. Karena permukaan absorbsinya yang lebih luas dibandingkan di lambung.

Waktu yang diperlukan untuk sampai ke organ target lebih lama dibandingkan dengan cara lain. Hal itu karena jalur yang dilalui cukup panjang.

Seperti absorbsi pada saluran pencernaan, ikut bersama aliran darah menuju ke hati baru disalurkan menuju jaringan atau organ target. Beberapa obat oral juga memiliki sifat tidak tahan asam, sehingga apabila terlalu lama di dalam lambung menyebabkan obat terbeut rusak.

Untuk mengatasi hal itu, obat yang tidak tahan asam biasanya dibungkus dengan salut enterik. Sehingga obat terlindungi. Contoh obat dengan salut enterik adalah penicillin.

c. Rektal

Sama halnya dengan pemberian obat sublingual. Tetapi pemberiannya dilakukan secara rektal melalui dubur (tepatnya di daerah rectum).

Pemberian obat secara rektal juga memiliki kelebihan seperti pemberian obat secara sublingual. Yaitu tidak terjadi penghancuran obat oleh pH asam lambung dan beberapa enzim pencernaan.

Selain itu, pemberian obat secara rektal juga dapat menjadi solusi apabila pasien mengalami vomiting (muntah) ketika diberikan obat secara oral.

Baca juga : ” Pemalsuan Bahan Pakan Ternak dan Pemeriksaannya “

2. Parenteral

Teknik pemberian obat secara parenteral harus dilakukan dengan bantuan alat, yaitu spuit dan needle. Selain itu, pemberian obat secara parenteral harus dilakukan oleh tenaga medis.

Meski demikian, pemberian obat secara parenteral memiliki kelebihan. Yaitu waktu yang dibutuhkan untuk menuju organ target lebih cepat karena rute perjalanan obat menuju sirkulasi darah lebih cepat bahkan secara langsung.

Hal tersebut membuat pemberian obat secara parenteral harus dilakukan dengan hati-hati, karena apabila terjadi kesalahan dosis atau kesalahan pemberian obat, obat tidak bisa lagi dikeluarkan.

Oleh karena itu, perlu dilakukan cek riwayat alergi obat.

Apa saja teknik pemberian obat oral

a. Intravena

Vena merupakan pembuluh darah dengan sirkulasi kembali menuju jantung. Kebanyakan injeksi obat dilakukan melalui intravena(IV).

Pemberiaannya juga harus memenuhi SOP yang berlaku, seperti penggunaan needle dan spuit yang steril (bebas dari mikroorganisme peneyabab penyakit).

b. Intramuskular

Reaksi obat yang diberikan secara intramuskular (IM) lebih lama dibandingkan dengan pemberian obat secara intravena.

Karena obat di dalam jaringan otot akan larut secara perlahan dan memberikan dosis sedikit demi sedikit.

c. Subkutan

Teknik pemberian obat secara subkutan dilakukan pada jaringan subkutan dengan sudut kemiringan needle sekitar 45 derajat.

Perbedaan pemberian obat secara parenteral pada berbagai jaringan membuat teknik pemberiannya berbeda juga.

3. Lain-lain

a. Intranasal

Intranasal merupakan pemeberian obat yang dilakukan melalui hidung. Seperti pemberian desmopressin untuk pengobatan diabetes insipidus.

Juga penggunaan obat narkotika kokain yang dihisap melalui hidung.

b. Inhalasi

Obat yang diberikan secara inhalasi biasanya berkaitan dengan penyakit yang menyerang sistem pernafasan atau yang berkaitan dengan hal itu.

Seperti pengobatan penyakit asma. Efeknya bekerja cepat hampir seperti pemberian obat secara intravena.

c. Intraventrikular

Teknik pemberian obat secara intraventrikular jarang dilakukan. Teknik ini hanya digunakan apabila memang perlu dilakukan.

Seperti penggunaan metotreksat pada pengobatan leukimia limfositik yang bersifat akut.

d. Topikal

Teknik pemberian obat secara topikal dilakukan pada permukaan tubuh bagian luar. Seperti kulit dan mata. Obat yang digunakan biasanya berupa krim atau salep, dan tetes mata.

Sama halnya dengan pemberian obat secara parenteral, pemberian obat secara topikal juga dapat menghindari terjadinya iritasi lambung.

e. Transdermal

Transdermal merupakan teknik pemberian obat melalui kulit, tepatnya melalui ‘transdermal patch’, di mana kecepatan absorbsinya ditentukan oleh sifat fisik kulit yang bersangkutan di area tertentu.

Efek kerjanya bersifat lambat. Contohnya adalah pemberian antiangina untuk mengatasi penyakit angina.

Baca juga : ” Penyakit Hog Cholera pada Babi “

D. Kesimpulan

Perbedaan pemberian obat sangat mempengaruhi efisiensi dan efektivitas kinerja obat itu sendiri. Perlakuan pemberian obat juga harus diawasi oleh tenaga medis atau sesuai anjuran dokter, sehingga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

Masing-masing teknik pemberian obat memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Karena sesuai dengan kondisi pasien saati itu.

Seperti tidak mungkin dilakukan pemberian obat secara oral apabila pasien mengalami muntah atau kesulitan menelan. Sebagai tenaga medis, baik itu paramedic, dokter umum, dokter gigi, dan dokter hewan mengetahui teknik pemberian obat adalah satu hal yang harus diketahui.

Karena berbeda penyakit, berbeda bentuk obat, berbeda juga teknik pemberiannya.   Terima kasih telah membaca artikel mengenai teknik pemberian oabat. Semoga ilmu dapat tersampaikan dengan jelas. Tetap sehat masyarakat Indonesia.

Daftar Pustaka :

  • Gunani, Sri Budi. 2009. Uji Daya Antiinflamasi Krim Tipe A/M Ekstrak Etanolik Jahe 10% (Zingiber ifficinale Roscoe) yang Diberikan Topikal Terhadap Udem Kaki Tikus yang Diinduksi Karagenin. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta
  • Noviani, Nita., Vitrinurilawaty. 2017. Bahan Ajar Keperawatan Gigi : Farmakologi. Jakarta : Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan