Apa saja Teknik visual dalam public speaking

Pembicara | Motivator “ Berilah mereka sebuah gambar dan jadikan itu jalan masuk ke dalam pikaran mereka “ Ongky Hojanto

Membuka sebuah public speaking dengan menarik akan memaksa fokus dan perhatian audiens tertuju kepada Anda, sehingga di harapkan terciptanya kesan pertama yang menarik dan akan mendorong fokus mereka berada di dalam pembicaraan Anda.

Dari banyak pilihan teknik pembukaan yang dapat di pilih dan di gunakan, visual impact adalah salah satu yang patut di coba. Visual impact adalah teknik pembukaan di mana Anda menampilkan sesuatu yang dapat di lihat kemudian menjadikan itu sebagai pintu masuk ke topik Anda.

Berikut ini tiga jenis visual impact yang dapat Anda gunakan sebagai teknik pembukaan public speaking Anda :

1.     Gambar

Tampilkanlah sebuah gambar yang ada hubungan dengan topik yang akan Anda bahas, lalu berikan penjelasan mengenai gambar tersebut dan hubungkan dengan topik yang akan Anda bahas.

Contoh : ( tampilkan gambar lukisan Jayson Pollock yang seperti sekilas seperti sebuah gambar peta buta yang dilintasi sebuah benang warna kuning )

“Bapak/Ibu ini adalah lukisan termahal di dunia karya seorang pelukis amerika Jayson Pollock yang di buat tahun 1948 harga lukisan ini mencapai $162.700.000. Bagi sebagian dari kita yang tidak memiliki pengetahuan seni akan terheran-heran di harga tersebut dan merasa gambar tersebut biasa saja”

“Sama halnya dengan diri kita, terkadang karena tidak memiliki pengetahuan akan kemampuan diri, kita seringkali menganggap remeh akan potensi yang tersimpan dalam diri. Selamat pagi, nama saya Ongky Hojanto dan hari ini saya akan bicara mengenai Rahasia mengasah potensi diri”

2.     Video

Anda juga dapat memutarkan video pendek dengan maksimal durasi 3 menit lalu menghubungkan video tersebut dengan topik yang akan Anda bahas.

Contoh : (memutar video seorang anak yang di persekusi, namun tidak menyerah dalam menjalani hidupnya)

“Bapak/ibu, Anda di film ini berkali-kali di hina dan di rendahkan, namun dia tidak pernah menyerah untuk mewujudkan impian dia dan pada akhirnya anda mengenalnya dengan nama Jack Ma.”

“Selamat pagi, nama saya Ongky Hojanto dan pada dua jam kedepan, saya akan bicara mengenai Rahasia menjadi pribadi yang Tangguh”

3.     Game

Anda dapat bermain sebuah game yang maknanya selara dengan topik yang akan Anda sampaikan.

Contoh : (bermain sulap sehingga audiens terpesona, lalu Anda jelaskan cara memainkannya)

“Bapak/Ibu sekalian, saat Anda telah saya jelaskan cara bermain game ini, apakah Anda masih akan takjub apabila saya memainkannya kembali ? tentu tidak karena Anda telah tahu rahasianya”

“Begitupula dengan sebagaian besar dari kita, menjadi takjub dengan cara membawakan presentasi atau public speaking seseorang yang sebetulnya Anda juga sanggup untuk melakukannya, hanya saja Anda belum tahu cara dan rahasianya. Oleh karena itu, saat ini saya akan membongkar rahasia sukses public speaking”

“Selamat pagi, nama saya Ongky Hojanto dan selama 2 jam kedepan saya akan bicara mengenai Public speaking Mastery”

Semoga Bermanfaat!

Apa saja Teknik visual dalam public speaking

Komunikasi lisan, termasuk public speaking, melibatkan tiga hal yang dikenal dengan 3V, yakni Visual, Vokal, dan Verbal. Tiga elemen ini menjadi kunci keberhasilan dan efeketivitas public speaking dan komunikasi pada umumnya.

Formula atau elemen Tiga V yang terkenal ini merupakan hasil studi Albert Mehrabian. Psikolog terkemuka di University of California ini mengidentifikasi efektivitas komunikasi atau elemen komunikasi personal sebagai berikut:

  • 55% visual (penampilan/body language)
  • 38% vokal (voices/suara, tone/nada)
  • 7% verbal (spoken words/kata-kata)

Apa saja Teknik visual dalam public speaking

Bahasa tubuh memainkan peran terbesar dalam komunikasi personal, termasuk public speaking. Suara –terutama nada bicara– di posisi kedua dan kata-kata, kalimat, atau ucapan memainkan peran terkecil.

Data ini sering disalahpahami dan digeneralisasikan ke semua skenario komunikasi. Namun, sebenarnya tidak demikian.

Terlepas dari penggunaan berlebihan dan penyalahgunaan data ini, ketiga V komunikasi ini cukup relevan. Bergantung pada skenario komunikasi, bobot satu “V” di atas yang lain dapat bergeser.

Dalam situasi tertentu, konten verbal adalah yang paling kuat, misalnya, “Api!”, Atau “Jika saya tidak menerima kartu absen Anda, Anda tidak akan dibayar.” Tidak peduli bagaimana dikatakan, konten verbal tetap dominan.

Secara umum, ini bukan hanya tentang apa yang kita katakan, tetapi bagaimana kita mengatakannya, dan bagaimana penampilan kita saat mengatakannya.

Saat menyampaikan informasi, aspek non-verbal dari nada suara (vocal tone) dan bahasa tubuh (body languange) memengaruhi pesan verbal yang sebenarnya.

Misalnya, menyatakan “Hebat!” dapat diartikan hanya karena isi verbalnya dan tampaknya merupakan pernyataan yang positif. Namun, jika Anda mengubah nada bicara untuk menyampaikan sarkasme, pesannya pun berubah.

Tambahkan komponen visual dari mata yang berputar dan kepala yang gemetar, dan pesannya akan diubah lebih lanjut.

Kita harus mempertimbangkan modalitas visual, vokal, dan verbal saat berkomunikasi dan memastikan bahwa keduanya saling mendukung. Jika tidak kongruen, pendengar akan sering menjadi bingung dan mengandalkan “V” yang paling dominan.

Fitur visual dari postur tubuh, gerak tubuh, pakaian, dan ekspresi wajah semuanya berdampak pada membuat kesan pertama.

Kualitas vokal memengaruhi apakah kita ingin mendengarkan seseorang. Misalnya, suara yang bernada tinggi, merengek, bernafas, kasar, keras, atau kaya dan bergema semuanya memengaruhi persepsi pendengar tentang pembicara.

Tentu saja, isi verbal dari apa yang kita katakan sangat penting untuk komunikasi secara keseluruhan. Kita harus mempertimbangkan ketiga V saat berkomunikasi, terlepas dari berapa persentase masing-masing.

Penyampaian pidato, presentasi, khotbah, pernyataan pembuka dan penutup di ruang sidang, kuliah, dan forum, semua mengandalkan “V” ini untuk penyampaian yang efektif.

Teknologi membatasi penggunaan pepatah “V” ini:

Penggunaan telepon: Pendengar kehilangan kesempatan untuk mengamati bahasa tubuh dan ekspresi wajah. Nada suara kita menjadi lebih penting.

Korespondensi email: Tidak ada nada suara atau isyarat visual. Kami mungkin menggunakan kapitalisasi atau emotikon untuk menyampaikan emosi. Ini adalah tempat berkembang biak bagi banyak miskomunikasi. Seberapa sering Anda salah menafsirkan maksud dari sebuah email?

Pesan teks: Kita kehilangan visual, vokal, dan bahkan beberapa aspek verbal dari pesan; pasti ejaan dan tata bahasa dimodifikasi.

Tweeting: Kita dibatasi oleh 280 karakter, dan verbal (tata bahasa dan ejaan), visual (bahasa tubuh, ekspresi wajah), dan vokal semuanya hilang atau dikompromikan.

Dengan kemajuan teknologi, kita kehilangan aspek komunikasi yang kaya dan asli. Kita harus melakukan segala upaya untuk memastikan bahwa niat kita dipahami.

Saat kita bertemu dengan seseorang secara langsung, perlu diingat bahwa kita memiliki ketiga V untuk berkomunikasi:

  1. Visual (bagaimana penampilan kita)
  2. Vocal (bagaimana kita terdengar)
  3. Verbal (apa yang kita katakan).

Pastikan setiap huruf V ini selaras untuk menghindari miskomunikasi dan untuk menyampaikan citra dan pesan yang kuat dan profesional. (Sumber: Successfully Speaking).*

Tiga V Komunikasi Public Speaking

1. Visual

  • Postures (postur)
  • Gestures (gestur)
  • Eye Contact (konta mata)
  • Facial Expression (ekspresi/raut wajah)
  • Clothing & Accessories (pakaian dan aksesoris)

2. Vocal

  • Tone of Voice (Nada Suara)
  • Clarity of Speech (Kejelasan Ucapan)
  • Pitch Range (Rentang Pitch)
  • Loudness (Kekerasan/Volume Suara)
  • Rhythm & Rate (Irama & Kecepatan)

3. Verbal

  • Words You Choose (Kata-kata yang Anda Pilih)
  • Vocabulary (Kosa kata)
  • Grammar (Tatabahasa)
  • Idioms & Slang

Apa saja Teknik visual dalam public speaking

Public Speaking Sampit. Kalteng.

Belajar Public Speaking itu Mudah. Simpel dan nggak ribet. Jadi jika ada yang bilang belajar public speaking itu pake lama dan pake rumit, Anda patut curiga bahwa Anda bertanya pada tempat yang salah. Makanya jangan heran kalo aslinya, teori tentang public speaking di BDC, sebenarnya hanya satu lembar alias satu halaman saja. Tidak lebih.

Kok bisa?

Bisa lah.. kalo materinya langsung ke daging. Alias daging semua. Nggak pake bulu, daging, apalagi tulang belulang yang bisa bikin gigi rontok…. hehehe….  Penasaran?

Mari kita buka rahasia menjadi pembicara handal dengan mudah, satu persatu. Kita mulai dengan 3V. Kok 3V? Iya… materi belajar public speaking itu mesti mudah diingat, karena kita ingin audiens kita mengingat apa yang kita sampaikan, sehingga dibuat simpel. Sederhana. 3V itu adalah Visual, Verbal, dan Vocal. Oke…? Mau yang mana dulu nih kita bahas?

Okay…. Kita mulai dari Visual. Visual itu adalah apa yang dilihat oleh audiens saat kita tampil membawakan public speaking. Itu mulai dari pakaian kita, cara berdiri kita yang lazim disebut postur, posisi berdiri kita, hingga bagaimana emosi kita terlihat.

Sudah pasti termasuk dalam hal ini kerapian kita, rambut kita, kuku-kuku kita… polesan wajah alias riasan atawa mek af (make up).. hingga sepatu kita atau alas kaki kita. Hal-hal yang ditangkap dengan mata adalah semua yang menyangkut visual.  Dan hal yang termasuk dalam konteks ini.. walaupun bukan visual adalah BBM (Bau Badan dan Mulut).

Apa pun yang menyangkut visual seorang public speaker… harus OK. Sebab public speaker bukan cuma didengar.. tetapi juga dilihat. Okay?

Baca Juga  Pentingnya Showmanship dalam Public Speaking

Apa saja Teknik visual dalam public speaking

Ada pun V yang kedua adalah Verbal. Kata-kata yang digunakan. Termasuk dalam konteks ini adalah diksi alias pilihan kata. Tentu sangat berbeda pilihan katanya untuk acara seremonial atau formal dengan hiburan atau non-formal. Acara resmi ataupun acara hiburan.

Bahkan acara resmi pun berbeda.. misalnya saat mengisi sambutan dalam seminar dengan ulang tahun perusahaan, tentu berbeda. Atau acaranya sama tetapi perannya berbeda, pilihan katanya juga berbeda. Misalnya saat menjadi narasumber dalam pelatihan karyawan perusahaan dengan ketika menjadi pimpinan perusahaan yang membuka pelatihan, pilihan katanya pastilah tidak sama.

Terakhir… V yang ketiga adalah Voice alias suara. Sesuai dengan huruf di dalamnya, Voice terdiri atas Vocal.. bagaimana mengucapkan suatu kata atau kalimat. Lalu… “O..gap”.. yakni seringnya orang mengucapkan “oooo….” atau juga “eeeee….” ketika melakukan public speaking. Kemudian Intonasi. Juga Cleareance, yakni kejelasan suara yang dapat diterima audiens. Hingga paling  uncit alias terakhir adalah E yakni Energi.

Seorang pembicara public harus mempunyai energi yang cukup untuk menyelesaikan tugasnya. Bukan hanya agar dia tetap membawakan paparan atau ceramahnya atau materinya dengan baik, tetapi dia harus punya energi yang setingkat lebih tinggi dari audiensnya. Dengan kata lain dia harus tetap bersemangat dari awal sampai akhir.

Are you ready?

Norman Ahmadi

Trainer, Outbounder, Public Speaker

Borneo Development Center

Sampit Kalimantan Tengah