Apa saja yang dapat kalian pelajari dari museum sangiran

Saat Anda berada di wilayah Solo dan sekitarnya, Anda bisa mencoba berkunjung ke Museum Sangiran. Tempat ini menjadi pusat perhatian dunia karena terdapat berbagai penemuan mengenai kepurbakalaan yang cukup menggemparkan. Bagi para wisatawan yang menyukai benda-benda kuno, museum ini bisa menjadi tempat wisata terbaik. Di museum ini, banyak terdapat fosil-fosil langka yang diduga menjadi awal dari peradaban di dunia.

Setelah melakukan penelitian selama berpuluh-puluh tahun, Museum Sangiran ini sudah mengoleksi 13.809-an fosil. Angka tersebut tentunya merupakan angka terbesar dalam sejarah museum di Indonesia. Bahkan, museum ini terbilang museum paling lengkap se-Asia. Ada juga yang mengatakan jika Museum Sangiran ini merupakan situs paling besar di dunia. Maka, tidak heran jika banyak peneliti yang datang ke museum ini untuk melakukan berbagai penelitian.

Ruangan dalam Museum Sangiran ini terbagi menjadi tiga, yakni ruang pamer 1, ruang pamer 2, dan ruang pamer 3. Sebelum memasuki ruang pamer yang pertama, Anda bisa melihat salah satu hal menarik di sana yakni suatu tempat yang memuat lahar purba yang hampir berusia dua juta tahun. Lahar tersebut berasal dari letusan Gunung Lawu yang terjadi berjuta-juta tahun silam.

Ruang pamer 1 memperlihatkan berbagai hasil penemuan dan penelitian yang dilakukan sejak masa G.H.R. Von Koegniswad dan beberapa peneliti asing lain. Penemuan yang dipamerkan di ruang ini berupa fosil-fosil yang ditemukan di wilayah situs Sangiran. Sedangkan ruang pamer dua berisi urut-urutan kehidupan manusia mulai dari manusia purba sampai dengan manusia modern. Di ruang kedua ini, para wisatawan bisa melihat audio visual yang disediakan yang memperlihatkan proses terjadinya alam. Ruang pamer ketiga berisi patung replika kehidupan manusia zaman Homo Erectus, berbagai hewan purba baik hewan darat maupun hewan laut seperti gajah purba, buaya, kerbau, ikan, kepiting, dan lain sebagainya.

Bagi Anda yang tertarik untuk mengunjungi tempat wisata ini, Anda bisa mengunjungi museum ini di Desa Kalijambe, Kecamatan Sangiran, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah. Lokasi Museum Sangiran ini strategis sehingga para wisatawan bisa mencapainya dengan mudah. (Foto: Akprind.ac.id)

FOTO BERSAMA. Sejumlah anggota Komisi B berfoto bersama di depan Museum Purbakala Sangiran, Sragen.(Foto: Faiz Fuadi)

SRAGEN – Komisi B DPRD Jateng menilai pengelolaan objek wisata Museum Sangiran di Sragen belum optimal. Terbukti promosi museum yang menyimpan peninggalan purbakala itu masih sangat minim.

Hal tersebut dilontarkan Wakil Ketua Komisi B Sri Marnyuni saat memimpin rombongan berkunjung ke Wisata Museum Sangiran yang terletak di Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Rabu (4/3/2020).

Wakil Ketua Komisi B Sri Marnyuni

Dia melihat pengunjung yang datang ke museum tersebut bisa dihitung dengan jari. Tentunya hal itu dikarenakan kurangnya promosi untuk bisa menarik wisatawan. Selain itu, lokasi wisata harus memberikan kenyamanan bagi pengunjung agar mereka mau kembali lagi mengunjugi wisata tersebut.

Untuk melengkapi sarana dan prasarana penunjang objek wisata antara lain dibutuhkan adanya tempat kuliner, cendera mata, tempat tinggal (home stay) dan keramahan penduduk sekitar agar museum Sangiran menjadi destinasi yang banyak diminati orang. Dewan berharap dengan banyaknya pegunjung akan mampu memberikan tambahan pendapatan bagi warga sekitar wisata.

Pertemuan Komisi B dengan pengelola Museum Sangiran

Sangiran adalah situs arkelogi yang diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia. Sangiran diakui oleh para ilmuwan untuk menjadi salah satu situs yang paling penting di dunia untuk mempelajari fosil manusia. Fitur penting dari situs ini adalah geologi daerah. Awalnya kubah terbentuk jutaan tahun yang lalu melalui kenaikan tektonik. Kubah itu kemudian terkikis yang mengekspose isi dalam kubah yang kaya akan catatan arkeologi.

Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Sragen
Yoseph mengatakan, Sangiran adalah salah satu museum kebanggaan Kabupaten Sragen yang diakui UNESCO. Dengan adanya pengakuan internasional itu telah memberikan konsekuensi sejumlah aturan yang harus dipatuhi supaya tidak dicabut.

Salah satu aturan yang dimaksud, lanjut Yoseph adalah tentang wilayah yang tidak serta merta bisa digunakan untuk tujuan komersial. Seperti adanya pengajuan dari masyarakat untuk pembuatan kolam renang agar mampu menjadi tambahan daya tarik wisata yang ada di sekitar musem, namun hal ini tidak bisa dikeluarkan karena tidak diperbolehkan oleh aturan dari UNESCO.

Pemkab Sragen sendiri sebenarnya setiap tahun mengadakan Festival Sangiran Purba untuk mempromosikan destinasi tersebut kepada masyarakat luas, melestarikan, mengembangkan, dan memperkenalkan seni budaya serta keunggulan daerah. Sehingga akan meningkatkan kunjungan wisata domestik maupun mancanegara.

Festival Sangiran Purba memberikan suguhan memikat dan menghibur, mulai dari seminar, Sangiran story telling, hingga pentas budaya.

Sumber: Dokumentasi Pribadi/Foto Istimewa/ Diorama fosil hewan di Sangiran

Sering kita mendengar kata “Nenek Moyang”. Jadi, apa itu nenek moyang?

Indonesia memiliki peran penting dalam menjelajahi jejak manusia purba. Jawa memiliki situs arkeologi. Bahkan UNESCO mengakuinya sebagai situs penting di dunia dan menetapkan sebagai warisan budaya dunia.

Dikenal dengan nama Sangiran. Kalian tahu Sangiran? Situs yang mempelajari tentang fosil-fosil serta evolusi dari manusia, tumbuhan, hewan, dan benda meteoroid.

Sumber: Dokumentasi Pribadi/Foto Istimewa/Fosil Hewan

Situs ini tidak hanya terkenal di Indonesia, melainkan internasional. Terletak di Sragen, Jawa Tengah. Kita bisa melihat dua patung berbentuk gading besar di pintu masuk Museum Sangiran. Kemudian, disambut oleh patung kepala manusia purba.

Situs ini memberikan kita gambaran tentang proses perkembangan manusia dua juta tahun yang lalu sampai manusia modern. Fosil-fosil ditemukan di sekitar daerah Sangiran, Jawa Tengah. Oleh karena itu, dinamakan Museum Manusia Purba Sangiran (The Homeland of Java Man).

Awalnya benda-benda penemuan di simpan di rumah Kepala Desa Krikilan. Wisatawan pun semakin banyak sehingga dibangunlah Museum Sangiran demi kenyamanan pengunjung dan keamanan fosil-fosil temuan. Museum ini juga sudah mengalami beberapa kali renovasi sehingga sudah menjadi bangunan museum yang modern.

Sumber: Dokumentasi Pribadi/Foto Istimewa/ Fosil Gading Gajah 2 Juta Tahun yang Lalu

Koleksi yang dapat kita lihat di antaranya fosil manusia, fosil binatang, batuan, dan artefak batu. Sebelum kita melihat berbagai macam fosil-fosil hasil temuan.

Kita akan diperlihatkan bagaimana evolusi manusia, terbentuknya bumi, bahkan penjelasan terkait sejarah mengenai apa yang terjadi dua juta tahun yang lalu.

Fosil-fosil penemuan dipajang, ditambah diorama-diorama. Kita akan merasa seperti berada di dua juta tahun yang lalu. Diorama-diorama tersebut dapat memberikan gambaran tentang kehidupan manusia purba untuk bertahan hidup. Kita juga dapat melihat bentuk serpihan benda-benda langit yang jatuh akibat hujan meteor.

Sumber: Dokumentasi Pribadi/Foto Istimewa/Diorama manuisa purba bertahan hidup dengan hewan buas

Bagi pelajar, mahasiswa, atau bahkan anak kecil pun dapat berkunjung ke Situs Manusia Purba Sangiran. Tidak ada ruginya, mereka dapat belajar dan menjadi tambahan ilmu pengetahuan tentang evolusi kehidupan di dunia ini.

Bukan hanya penting untuk kalangan pelajar di Indonesia, namun situs ini penting untuk ilmu pengetahuan di dunia. Oleh karena itu, Indonesia menjadi negara yang penting bagi para arkeologi.

Selain pengetahuan yang didapat, di depan gedung Museum Sangiran terdapat toko-toko buah tangan bagi wisatawan. Mereka menjual baju sampai ke hal terkecil seperti gantungan kunci.

Museum ini juga masuk ke dalam daftar tempat wisata yang ingin dikunjungi oleh orang-orang. Cukup mengeluarkan Rp 5.000 untuk tiket masuk, kalian akan mendapatkan pengetahuan dengan fasilitas museum yang bagus.

Jika, orang luar negeri saja ingin berkunjung dan belajar dari Museum Sangiran. Kita sebagai warga negara Indonesia sebaiknya lebih dulu berkunjung dan menjaga serta melestarikan situs ini sebagai aset negara. Tunggu apalagi, yuk berkunjung!

(Desta Ayu Sekar P, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA