Apa saja zat aditif yang terdapat dalam makanan dan minuman tersebut?

Jakarta -

Zat aditif adalah bahan-bahan yang biasanya ditambahkan pada makanan atau minuman dalam proses pengolahan dan penyimpanan untuk menguatkan rasa, mempercantik tampilan, mengawetkan, dan lain-lain.

Nah, zat aditif ini berbeda dengan zat adiktif. Zat adiktif itu merupakan zat yang menimbulkan ketergantungan atau ketagihan. seperti contohnya kafein yang terdapat dalam kopi.

Dikutip dari Modul Ilmu Pengetahuan Alam Paket B Setara SMP/MTs Kelas VIII bertema "Transportasi pada Tubuh Makhluk Hidup" karya Muhammad Noval, sumber zat aditif terdiri atas alami, non alami atau sintetik.

Sumber zat aditif alami berasal dari tumbuh-tumbuhan, seperti gula untuk pemanis makanan, daun pandan, dan vanila untuk pengaroma. Sedangkan yang non-alami biasanya berasal dari pengawet garam (asinan makanan).

Sumber sintetik atau buatan berasal dari bahan kimia, yang memiliki sifat serupa dengan zat alami sejenis. Penggunaan zat aditif juga sintetik secara berlebihan akan berbahaya bagi tubuh manusia, karena berdampak pada kesehatan.

Fungsi Zat Aditif

Berdasarkan fungsinya, zat aditif pada makanan dan minuman dikelompokkan menjadi pengawet, pemanis, penyedap rasa, pengenyal dan pewarna.

Seperti diketahui, makanan yang biasa dikonsumsi manusia seperti sayuran, buah, susu dan daging kebanyakan tersusun dari zat organik yang sifatnya sangat mudah busuk. Pemberian zat pengawet dilakukan untuk menghambat proses peruraian oleh bakteri atau jamur. Tujuannya adalah agar makanan dan minuman dapat lebih lama bertahan untuk disimpan.

Contoh zat aditif yang banyak digunakan sebagai pengawet:
- Zat aditif alami dan non-alami: gula, garam, dan asam cuka.
- Zat sintetik asam: propionat, asam benzoat, natrium benzoat, asam askorbat, asam etanoat, natrium nitrat (NaNO3), dan natrium nitrit.

Beberapa pengawet yang tidak boleh digunakan dalam mengawetkan makanan adalah formalin dan boraks. Formalin digunakan untuk mengawetkan mayat saja, jika digunakan untuk mengawetkan makanan manusia risikonya adalah kanker. Sedangkan penggunaan boraks pada makanan dapat menyebabkan gangguan pada sistem saraf, ginjal, dan hati.

Namun, kenyataannya penggunaan zat tersebut masih banyak digunakan dalam pengolahan makanan bakso oleh pihak-pihak nakal yang tidak bertanggung jawab.

Penggunaan zat pemanis digunakan untuk menambahkan rasa manis pada makanan.

Contoh zat aditif yang banyak digunakan sebagai pemanis:

- Zat aditif alami: madu, gula tebu, gula kelapa, gula aren, dan pemanis dari buah-buahan yang dapat dicerna oleh tubuh, dan berfungsi sebagai sumber energi.

- Zat sintetik: sakarin, aspartam, natrium siklamat, magnesium siklamat, dan dulsin. Tingkat kemanisan pada zat pemanis sintetik dapat puluhan hingga ratusan kali lipat lebih manis dari zat pemanis alami, sehingga zat ini tidak dapat dicerna oleh tubuh. Ciri zat pemanis sintetik adalah adanya sensasi rasa pahit.

Penggunaan zat pemanis sintetik secara berlebihan pada manusia sangatlah berbahaya, karena dapat berpotensi menimbulkan kanker dan gangguan sistem pencernaan.

Penggunaan penyedap rasa bertujuan untuk menambah cita rasa makanan agar terasa lebih sedap dan tidak hambar.

Contoh zat aditif yang banyak digunakan sebagai penyedap rasa:

- Zat aditif alami: cabai dan lada sebagai perasa pedas, garam, gula, daun salam, daun jeruk, lengkuas dan lain-lain.

- Zat aditif sintetik: vetsin atau MSG (monosodium glutamat) dan essence.
Essence dikenal sebagai peniru aroma dan rasa buah-buahan, yang terdiri dari oktil asetat (jeruk), amil asetat (pisang), etil butirat (nanas), amil valerat (ape) dan propil asetat (pear).

Dampak dari penggunaan vetsin berlebihan dapat menimbulkan sesak napas, rasa mual, sakit kepala, mudah dan mudah letih.

Penggunaan zat aditif sebagai zat pengenyal adalah untuk mengenyalkan makanan. Zat aditif yang digunakan untuk mengentalkan makanan, biasanya akan dicampurkan dengan air.

Contoh zat aditif yang banyak digunakan sebagai pengenyal:

Zat aditif alami: agar-agar, gelatin dan pati (tepung) dan gum (untuk pembuatan permen karet).

Zat aditif sintetik: yang diperbolehkan hanya foodgrade (untuk makanan/minuman manusia).

Penggunaan zat pewarna digunakan untuk memperindah tampilan makanan agar terlihat lebih menarik.

Contoh zat aditif yang banyak digunakan sebagai pewarna:
- Zat aditif alami: kunyit untuk warna kuning, daun pandan untuk warna hijau, wortel untuk warna oranye, warna coklat dari olahan buah coklat, , fast green pewarna hijau, benzil untuk warna violet/ungu.

- Zat aditif sintetik: eritrosin untuk warna merah, fast green pewarna hijau.

Zat aditif pewarna alami memang lebih aman jika digunakan. Namun, kelebihan dari pewarna sintetik adalah pilihan warna lebih banyak, dan tahan lama.

Penggunaan pewarnaan makanan dan minuman yang dilarang adalah pewarna tekstil. Ciri dari pewarna tekstil adalah warnanya yang terlalu mencolok. Contoh dari pewarna tekstil yang berbahaya, yaitu rhodamin B (pewarna merah) , dan metanil yellow (pewarna kuning).

Sayangnya, kenyataan di lapangan menunjukkan masih banyak yang menggunakan pewarna tekstil untuk makanan, karena harganya murah. Pewarna tekstil jika digunakan dapat menimbulkan efek karsinogen yang bisa menyebabkan kanker.

Simak Video "Kata Dokter Soal Pemanis Buatan untuk Pengidap Diabetes"



(pal/pal)

Sebutkan 5 Jenis Zat Aditif yang Biasa Ditambahkan pada Makanan – Tidak hanya makanan fast food, hampir dipastikan satu dari beberapa makanan yang setiap hari kamu konsumsi pasti menggunakan zat aditif sebagai tambahannya. Entah ditambahkan dengan jumlah yang kecil, tetap saja makanan tersebut menggunakan tambahan zat aditif. Tujuan penggunaan zat aditif cukup beraneka ragam mulai dari agar lebih awet sehingga bisa disimpan dalam waktu yang cukup panjang, menambah cita rasa agar lebih lezat, membuat tekstur makanan menjadi lebih baik dan menarik, ataupun untuk tujuan lainnya.

Meskipun banyak informasi yang beredar jika mengonsumsi makanan dengan zat aditif memiliki efek yang kurang baik bagi kesehatan, namun informasi itu tentu tidak sepenuhnya benar. Pada dasarnya, zat aditif yang diolah dengan standar keamanan yang baik dan digunakan dalam jumlah yang sesuai takarannya tetap aman untuk dikonsumsi.

Jenis Zat Aditif yang Biasa Ditambahkan pada Makanan

Nah, untuk mengenal lebih dalam mengenai zat ini, berikut ini adalah penjelasan mengenai 5 jenis zat aditif yang biasa ditambahkan pada makanan.

1. MSG

Monosodium glutamat atau yang biasa disingkat dengan MSG ini memang salah satu zat aditif yang umum dijumpai. Di Indonesia sendiri, zat ini lebih umum dikenal dengan nama “micin”. Zat aditif yang satu ini memang ditujukan untuk memperkaya rasa, yaitu meningkatkan rasa gurih pada makanan. Salah satu makanan yang cukup populer yang menggunakan atau mengandung zat aditif ini adalah mie instan.

2. Pewarna makanan buatan

Makanan yang memiliki warna yang cantik tentu lebih memikat dan menggugah selera. Salah satu zat aditif yang biasa ditambahkan pada makanan selanjutnya adalah pewarna makanan buatan. Zat aditif ini berfungsi sebagai pewarna makanan buatan. Tidak seperti pewarna para produk tekstil, pewarna makanan terbilang aman dikonsumsi jika digunakan dengan takaran dan porsi yang proporsional.

Baca Juga  Manfaat Vitamin D untuk Mencegah Berbagai Penyakit

Sebenarnya, kamu bisa kok menggunakan alternatif lain sebagai pengganti zat aditif pewarna makanan untuk mempercantik makanan yang kamu buat. Nah, pewarna tersebut disebut juga dengan pewarna alami. Beberapa contohnya adalah daun pandan hijau, merah dari bit, kuning dari kunyit, dan sebagainya.

Ingin membeli suplemen atau vitamin untuk kebutuhan harian? Kamu bisa membelinya di Official Store Pyfa Health. Yuk, cek produknya sekarang dan dapatkan diskon menarik setiap pembelian melalui Shopee. Klik banner di bawah ini, ya!

Apa saja zat aditif yang terdapat dalam makanan dan minuman tersebut?

3. Pengawet makanan buatan

Jika zat aditif sebelumnya lebih ditujukan untuk urusan warna dan rasa, maka zat aditif yang satu ini lebih ditujukan untuk membuatnya lebih awet atau meningkatkan masa periode penyimpanan menjadi lebih lama. Tidak jauh berbeda dengan bahan pengawet makanan alami, kamu juga bisa kok menggunakan beberapa bahan alami yang bisa membantu mengawetkan makanan tersebut seperti garam, gula, dan cuka. Beberapa contoh makanan yang menggunakan bahan pengawet alami misalnya manisan buah, asinan buah, atau ikan asin.

4. Pemanis buatan

Jika MSG digunakan untuk memperkaya rasa gurih pada makanan, maka zat aditif ini digunakan untuk membantu membuat rasa manis pada makanan tertentu. Untuk kebutuhan rumah tangga misalnya, biasanya mungkin kamu menggunakan pemanis alami, seperti gula pasir, gula merah, atau madu, maka untuk kebutuhan produksi skala besar atau industri, maka produsen makanan tersebut umumnya sering menambahkan pemanis buatan ke dalam produk yang mereka produksi tersebut. Secara fungsi, zat aditif ini bisa membantu meningkatkan rasa manis dan mengurangi konten kalori.

Seperti halnya zat aditif makanan lainnya, beberapa orang yang memang memiliki alergi atau kepekaan terhadap zat-zat tertentu mungkin akan mengalami efek samping negatif, sehingga mereka yang memang mengalami hal tersebut harus menjaga dan mengawasi asupan yang masuk tersebut di dalam tubuh mereka.

Baca Juga  Vitamin Penambah Nafsu Makan Tanpa Efek Samping

5. Perisa buatan

Pernahkah kamu mengonsumsi makanan tertentu dengan rasa buah yang sangat mirip dengan buah aslinya misalnya pada permen ataupun minuman rasa buah. Nah, zat aditif yang digunakan untuk memunculkan rasa tersebut adalah perisa buatan. Mudahnya, perisa buatan adalah bahan kimia yang memang dibuat untuk meniru rasa bahan-bahan sehingga mirip seperti rasa buah aslinya. Beberapa rasa yang kerap digunakan para perisa buatan antara lain buah apel, anggur, jeruk, dan lainnya.

Nah, itulah beberapa jawaban dari pertanyaan: sebutkan 5 jenis zat aditif yang biasa ditambahkan pada makanan. Pembahasan kali ini lebih kepada pengenalan saja. Jika kamu ingin mengetahui lebih dalam mengenai masing-masing zat aditif di atas, kamu bisa mencari di beberapa sumber terkait.