Apa tugas Gereja sebagai tanda dan sarana keselamatan?

Gereja sebagai Tanda dan Sarana Penyelamatan. Gereja dapat diartikan sebagai persekutuan orang beriman yang percaya kepada Kristus. Dengan demikian orang bertobat sehingga mendapat pengampunan dari Tuhan. Keselamatan itu adalah anugerah Tuhan.

Gereja sebagai sakramen keselamatan manusia apa maksudnya?

Dengan sebutannya sebagai sakramen, Gereja tidak lagi hanya disebut sebagai sebuah institusi penyelamatan Allah, yakni seolah-olah Gerejalah satu-satunya yang berperan penting dalam penyelamatan itu.

Apa yang kamu lakukan untuk menyalurkan berkat keselamatan kepada orang lain?

Jawaban:

  1. Berbagi.
  2. Menolong.
  3. Bersedekah.
  4. Mengampuni.
  5. Berbuat baik.

Apa yang dimaksud dengan Gereja sebagai persekutuan yang terbuka?

Gereja sebagai persekutuan yang terbuka adalah suatu komunitas yang mampu merangkul orang-orang dengan penuh cinta kasih dan juga mampu beradaptasi dengan dunia luar karena gereja adalah gambaran dan rupa Allah di muka bumi ini.

Apa yang kamu pahami tentang keselamatan?

Kata keselamatan itu berasal dari Bahasa Inggris ‘safety’ yang selalu dikaitkan atau dihubungkan dengan terbebasnya atau selamat dari sebuah kecelakaan. Dari kata keselamatan itu sendiri berarti bebas dari kecelakaan.

Apa yang menjadi tanda dan sarana bagi Allah untuk melaksanakan karya penyelamatan Nya bagi manusia?

Gereja sebagai tanda dan sarana bagi Allah untuk melaksanakan karya penyelamatan-Nya kepada manusia. Gereja hadir untuk melakukan tugas perutusan. Tugas perutusan tersebut yakni, melanjutkan karya Yesus dalam mewartakan kerajaan Allah.

Apa tugas gereja bagi umat manusia?

Tugas panggilan gereja adalah gereja yang bersekutu, bersaksi, dan melayani. Ketiga tugas itu disebut dengan tri tugas gereja, yang tidak terpisahkan satu dengan yang lain. Dengan adanya tri tugas ini, gereja menjadi dinamis untuk menghadirkan tanda-tanda kerajaan Allah di tengah dunia sekitar.

Bagaimana cara Gereja menyalurkan berkat keselamatan kepada umat manusia?

Gereja sekaligus bertugas untuk terus menyalurkan keselamatan itu kepada anggotanya melalui upacara-upacara sakramen. Karena itu, sakramen tidaklah lain daripada sarana yang melaluinya rahmat keselamatan disalurkan secara mantap kepada anggota Gereja.

1.kekala Gham pedom ia minjak,Ki Gham minjak ia pedom apikah Sina? 2.lamun wat sai liyu ia pedom, lamun Mak ngedok sai liyu ia minjak.Apikah Sina?3.ke … reta api sai lapah² dikebun?Binatang api Sina?4.Benda Sina dikughukko malah luwan.Benda api Sina?5.Ki Dipegung ia kughuk, Ki Mak Dipegung ia luwah.Api Sina?6.Dipa Gham dapok ngeliyak lamun Gham ngerjako api gawoh ia dapok niruko?7.nyaik² ngelangui diwai.Api Sina?8.Bendera cakak bomni gugogh.Api Sina?9.Awalni Halom meni kemenian ia jadi handak.Api Sina?10.Lambani ia usung mit Dipa gawoh ia lapah.Hewan api Sina?Tolong dijawab-Kelas 7-B.Lampung​

orang yang berbuat dosa besar adalah bukan dan bukan kafir adalah pengertian dari paham... a. khawarij b. murjiah c. muktazilah.d. jabariyah Apa yang … di maksud dengan Qaul Qadim dan Qaul jadid? ceritkan Sejarah singkat biografi imam Abu Hasan Al asy'ari ulama Ahlusunnah waljamaah!​

ukara ukara ing ngisor iki endi sing kalebu: ngoko alus (NA), Ngoko lugu (NL), Krama lugu (KL), Krama alus (KA) ! 1. Kowe gelem mangan sega lodheh mas … ? ( ) 2. Panjenengan sesuk kondur jam pira? ( ) 3. Sampeyan benjing wangsul jam pinten? ( ) 4. Panjenengan benjing kondur jam pinten? ( ) 5. Kowe sesuk mulih jam piro? ( )tanda kurungnya diisi dengan jawaban (NA), (NL), (KL), (KA) ​

jelaskeun pakaian adat kampung Mahmud ngagunakeun bahasa sunda

5 contoh kesepakatan kelompok:2bantu plisss cpt plisss​

aksara jawa ngladeni​

5.bentuk kata kesiwa hurufni wat lima berbahasa lampung ghetini botak kata sina iyulah ... b lampung ​

Apa irah irahan kang trep kanggo wacan ing duwur yen arupa slogan yaiku...... a.alasku paru paruku b.alasku sehat,paru paruku sehat c.alasku paru paru … ne donya d.lestari alasku,lestari bumiku tolong saling bantu cepet dijawab

Apakah informatika perlu untuk bidang sosial dan humanitas (soshum) dan seni?

G 30 spki!jangan terlalu panjang ​

Kehadiran Allah dalam kehidupan kita melalui tanda-tanda. Allah tidak secara tiba-tiba hadir di hadapan kita secara fisik, melainkan melalui tanda-tanda yang menunjukkan bahwa Allah itu adadan berkarya. Demikian pula dalam berkomunikasi. Kita dapat melihat tanda-tanda atau simbol-simbol dalam berkomunikasi. Jadi tanpa sepatah kata diucapkan, seseorang memahami maksud dari tindakan atau tanda tersebut. Penyelamatan Allah kepada manusia melalui tanda-tanda dan juga sarana- sarana yang ada di dunia ini. Gereja sebagai tanda dan sarana bagi Allah untuk melaksakan karya penyelamatan-Nya kepada manusia.

Gereja hadir untuk melaksanakan tugas perutusan yang telah diterima oleh para Rasul dari Yesus. Tugas perutusan tersebut merupakan tugas untuk melanjutkan karya Yesus dalam mewartakan kerajaan Allah. Dengan demikian gereja berperan untuk membawa umat semakin berkenan kepada Yesus dan tetap setia kepada Yesus. Yesus yang telah wafat dan bangkit, tidak lagi hadir secara langsung kepada setiap orang. Wajah dan kehadiran Yesus nampak dalam wajah dan kehadiran Gereja di tengah masyarakat. Gereja menjadi sarana bagi umat untuk dapat menjalin komunikasi yang semakin dekat dan erat dengan Allah. Dalam komunikasi atau pertemuan dengan Tuhan dipergunakan simbol-simbol atau tanda. Tanda atau simbol dalam komunikasi atau pertemuan kita dengan Tuhan itulah yang disebut dengan sakramen.

184 Buku Guru Kelas VIII Pemikiran Dasar Kehadiran Allah dalam kehidupan kita melalui tanda-tanda. Allah tidak secara tiba-tiba hadir di hadapan kita secara isik, melainkan melalui tanda-tanda yang menunjukkan bahwa Allah itu ada dan berkarya. Demikian pula dalam berkomunikasi. Kita dapat melihat tanda-tanda atau simbol-simbol dalam berkomunikasi. Jadi tanpa sepatah kata diucapkan, seseorang memahami maksud dari tindakan atau tanda tersebut. Penyelamatan Allah kepada manusia melalui tanda-tanda dan juga sarana- sarana yang ada di nunia ini. Gereja sebagai tanda dan sarana bagi Allah untuk melaksakan karya penyelamatan-Nya kepada manusia. Gereja hadir untuk melaksanakan tugas perutusan yang telah diterima oleh para Rasul dari Yesus. Tugas perutusan tersebut merupakan tugas untuk melanjutkan karya Yesus dalam mewartakan kerajaan Allah. Dengan demikian gereja berperan untuk membawa umat semakin berkenan kepada Yesus dan tetap setia kepada Yesus. Yesus yang telah wafat dan bangkit, tidak lagi hadir secara langsung kepada setiap orang. Wajah dan kehadiran Yesus nampak dalam wajah dan kehadiran Gereja di tengah masyarakat. Gereja menjadi sarana bagi umat untuk dapat menjalin komunikasi yang semakin dekat dan erat dengan Allah. Dalam komunikasi atau pertemuan dengan Tuhan dipergunakan simbol-simbol atau tanda. Tanda atau simbol dalam komunikasi atau pertemuan kita dengan Tuhan itulah yang disebut dengan sakramen. Sakramen berasal dari bahasa latin sakramentum yang berarti sarana dan tanda keselamatan Allah bagi manusia. Gereja itu dalam Kristus bagaikan sakramen yakni tanda dan sarana persatuan mesra dengan Allah dan kesatuan seluruh umat LG1. Tujuan utama Gereja ialah menjadi sakramen persatuan manusia dengan Allah secara mendalam.KGK 775. Dalam Katekismus Gereja Katolik776 dinyatakan bahwa sebagai sakramen, Gereja adalah alat Kristus. Gereja di dalam tangan Tuhan adalah alat penyelamatan semua orang LG 9 sakramen keselamatan bagi semua orang LG 48, Yang oleh Kristus menyatakan cinta Allah kepada manusia sekaligus melaksannyaGS 45,1 Dalam Gereja Katolik kita kenal 7tujuh sakramen yakni sakramen baptis, ekaristi, penguatan yang dimasukkan dalam sakramen inisiasi, kemudian sakramen tobat dan pengurapan orang sakit dikelompokkan menjadi sakramen penyembuhan, dan sakramen imamat dan perkawinan. Kegiatan Pembelajaran Doa Guru mengajak peserta didik untuk mengawali kegiatan pembelajaran dengan berdoa bersama. Tuhan Yesus, Engkau menghendaki agar semua orang beroleh keselamatan sejati. Oleh karena kehendak-Mu itu, Engkau berkenan menyediakan bagi kami, 185 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti sakramen-sakramen keselamatan di dalam Gereja. Kami mohon, bimbinglah kami dalam pelajaran hari ini, agar kami dapat mengenal dan memahami sakramen keselamatan yang Engkau tawarkan kepada kami. Semua demi kemuliaan-Mu ya Tuhan, kini dan sepanjang masa. Amin. Langkah 1 Memahami Pandangan Teman tentang Tanda dan Sarana Keselamatan dalam Kehidupan Masyarakat 1. Peserta didik diminta untuk mengamati gambar yang memiliki lambang atau makna tertentu dan mereka diminta untuk mengartikan makna dari gambar tersebut. 2. Peserta didik diminta untuk menyimak cerita khususnya mengenai orang yang dapat menjadi tanda yang menyelamatkan orang lain. Memberi Nama Ada sebuah kampung yang bernama Watala yang hampir setiap hari mengalami kematian anak-anak. Semua orang tidak tahu apa sebabnya. Anak-anak itu menderita penyakit yang aneh. Panas badan muncul dengan tiba-tiba lalu meninggal. Pada suatu hari, seorang yang bernama Mapawa pergi mandi di mata air, dekat kampung itu. Tempat itu sebenarnya agak angker. Kata orang, di tempat itu roh-roh halus biasa berkumpul. Tetapi Mapawa tidak peduli. Dasar ia seorang pemberani. Ketika hampir selesai mandi, tiba-tiba ia mendengar suara-suara yang sedang berbicara. Yang anehnya ia tidak melihat seorang pun yang berada dekat- dekat di situ. Apakah itu suara orang-orang halus seperti yang dikatakan orang? Ia memasang telinganya sebaik mungkin. Terdengarlah suara anak perempuan: “Ayah, hari ini telah lahir sepasang anak kembar, laki-laki dan perempuan di ujung kampung ini”. “Mungkin orang tuanya telah memberi nama untuk anak-anaknya itu”. “Belum, belum Ayah”. “Nama apa yang akan kita berikan kepada anak-anak kembar itu?” “Sebaiknya kita beri nama Mangsa Harimau untuk anak laki-lakinya dan untuk anak perempuannya kita beri nama Hanyut ke hilir”. “Mari kita segera ke sana”. Mapawa segera menyelesaikan mandinya, lalu ia buru-buru ke rumah di ujung kampung itu. Mungkin ia sudah terlambat Di sana ia memang menemukan kedua orang tua yang baru melahirkan anak kembar itu. Kepada mereka ia ceritera-kan percakapan dari kedua orang halus di mata air tadi. Sejak itu kedua orang tua tadi selalu memperhatikan kedua anak kembarnya, terlebih ketika mereka sudah 186 Buku Guru Kelas VIII pandai berjalan. Dasar sudah nasib, pada suatu saat mereka lengah, anaknya yang laki-laki bermain di luar kampung dan diterkam harimau, anaknya yang perempuan pergi mandi ke sungai bersama teman-temannya lalu hanyut ke hilir. Sesudah peristiwa itu, pada suatu malam Mapawa bermimpi. Ia mendengar suatu suara yang memanggil-manggil namanya. Ternyata ia dipanggil oleh se- orang kakek yang berjenggot serba putih. Kakek itu menyuruhnya supaya sejak saat itu ia menjadi penyelamat dan pemimpin orang-orang sekampung. Tugasnya antara lain ialah selalu siap mendatangi rumah-rumah yang kelahiran bayi dan menyuruh orang tuanya segera memberikan nama untuk bayi-bayi mereka. Mapawa yakin bahwa Dewa sendiri telah mendatangkan dan memberikan tugas untuk menyelamatkan nyawa orang-orang yang sekampung dengannya. Sejak saat itu ia selalu siap mendatangi rumah-rumah yang kelahiran bayi dan menyuruh para orang tuanya segera memberikan nama untuk anak-anaknya atau ia sendiri langsung memberikan nama untuk anak-anak itu. Nama yang diberikannya selalu bermakna baik seperti: Selamat, Sentosa,…dan sebagainya. Mapawa merasa bahwa ia dipanggil Dewa untuk menyelamatkan dan me- mimpin orang-orang yang sekampung dengan dia. Romo Yosef Lalu, Pr., Percikan Kisah Anak Manusia, Komkat KWI 3. Setelah selesai membaca cerita, guru sedikit memberikan penjelasan khususnya tentang orang dapat menjadi tanda dan sarana keselamatan bagi orang lain. 4. Peserta didik diminta untuk merumuskan pertanyaan sehubungan dengan cerita, khususnya yang ada hubungannya dengan tanda dan sara keselamatan. 5. Peserta didik merumuskan jawaban dari pertanyaan yang telah dirumuskan bersama. 6. Peserta didik diminta untuk mempresentasikan hasil rumusan mereka. 7. Guru dapat memberikan peneguhan sebagai berikut: a. Kehadiran Tuhan yang menyelamatkan menjadi suatu kebutuhan mutlak bagi manusia. Namun demikian dalam karya penyelamatan-Nya, Tuhan tidak serta merta hadir secara isik dalam menyelamatkan manusia sekarang ini. Allah menyelamatkan manusia melalui sarana-sarana yang ada di dunia ini, dengan simbol atau lambang-lambang. b. Manusia atau sesama dapat pula dipakai oleh Allah untuk menjadi sarana keselamatan bagi orang lain. Jadi, Tuhan dapat berkarya melalui sesama kita. c. Demikian pula Gereja. Gereja adalah sarana yang dipergunakan oleh Tuhan dalam melaksanakan karya penyelamatan-Nya. Bagaimanakah hal itu terjadi? 187 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Langkah 2 Memahami bahwa Gereja adalah Tanda dan Sarana Penyelamatan oleh Allah 1. Peserta didik diminta untuk membaca dokumen Gereja berikut ini Lumen Gentium Art. 1 TERANG PARA BANGSALAH Kristus itu. Maka Konsili suci ini, yang terhimpun dalam Roh Kudus, ingin sekali menerangi semua orang dengan cahaya Kristus, yang bersinar pada wajah Gereja, dengan mewartakan Injil kepada semua makhluk lih. Mrk 16: 15. Namun, Gereja itu dalam Kristus bagaikan sakramen, yakni tanda dan sarana persatuan mesra dengan Allah dan kesatuan seluruh umat manusia. Maka dari itu, menganut ajaran konsili-konsili sebelum ini, Gereja bermaksud menyatakan dengan lebih cermat kepada umatnya yang beriman dan kepada seluruh dunia, manakah hakikat dan perutusannya bagi semua orang. Keadaan zaman sekarang lebih mendesak Gereja untuk menunaikan tugas itu, yakni supaya semua orang, yang dewasa ini tergabungkan secara lebih erat berkat berbagai hubungan sosial, teknis dan budaya, memperoleh kesatuan sepenuhnya dalam Kristus. Lumen Gentium Art. 9 Di segala zaman dan pada semua bangsa Allah berkenan akan siapa saja yang menyegani-Nya dan mengamalkan kebenaran lih. Kis 10: 35. Namun Allah bermaksud menguduskan dan menyelamatkan orang-orang bukannya satu per satu, tanpa hubungan satu dengan lainnya. Tetapi Ia hendak membentuk mereka menjadi umat, yang mengakui-Nya dalam kebenaran dan mengabdi kepada-Nya dengan suci. Maka Ia memilih bangsa Israel menjadi umat-Nya, mengadakan perjanjian dengan mereka, dan mendidik mereka langkah demi langkah, dengan menampakkan diri-Nya serta rencana kehendak-Nya dalam sejarah, dan dengan menguduskan mereka bagi diri-Nya. Tetapi itu semua telah terjadi untuk menyiapkan dan melambangkan perjanjian baru dan sempurna, yang akan diadakan dalam Kristus, dan demi perwahyuan lebih penuh yang akan disampaikan melalui Sabda Allah sendiri yang menjadi daging. Adapun seperti Israel menurut daging, yang mengembara di padang gurun, sudah disebut Gereja Jemaat Allah lih. Neh 13: 1; Bil 20: 4; Ul 23: 1 dst, begitu pula Israel baru, yang berjalan dalam masa sekarang dan mencari kota yang tetap di masa mendatang lih. Ibr 13: 14, juga disebut Gereja Kristus lih. Mat 16:18. 188 Buku Guru Kelas VIII Sebab Ia sendiri telah memperolehnya dengan darah-Nya lih. Kis 20: 28, memenuhinya dengan Roh-Nya, dan melengkapinya dengan sarana-sarana yang tepat untuk mewujudkan persatuan yang tampak dan bersifat sosial. Allah memanggil untuk berhimpun mereka, yang penuh iman mengarahkan pandangan kepada Yesus, pencipta keselamatan serta dasar kesatuan dan perdamaian. Ia membentuk mereka menjadi Gereja, supaya bagi semua dan setiap orang menjadi sakramen kelihatan, yang menandakan kesatuan yang menyelamatkan itu. Gereja, yang harus diperluas ke segala daerah, memasuki sejarah umat manusia, tetapi sekaligus melampaui masa dan batas-batas para bangsa. Dalam perjalanannya menghadapi cobaan-cobaan dan kesulitan-kesulitan Gereja diteguhkan oleh daya rahmat Allah, yang dijanjikan oleh Tuhan kepadanya. 2. Peserta didik diminta untuk mengungkapkan gagasan penting yang mereka te- mukan dari dokumen Gereja tersebut, khususnya tentang makna bahwa Gereja sebagai tanda dan sarana keselamatan sakramen, dengan dibantu pertanyaan: a. Kalimat mana yang menunjukkan Gereja sebagai tanda dan sarana keselamatan? b. Berdasarkan dua artikel tersebut, apa tugas Gereja bagi umat manusia? c. Bagaimana cara Gereja menyalurkan berkat keselamatan kepada umat manusia? 3. Peserta didik dalam kelompok dapat mendiskusikan pertanyaan tersebut. 4. Kelompok melaporkan hasil diskusinya dalam kegiatan pleno. 5. Guru dapat memberikan peneguhan sebagai berikut: a. Gereja adalah merupakan sakramen, yaitu tanda dan sarana persatuan mesra dengan Allah dan kesatuan seluruh umat manusia. Tanda yang menyelamatkan umat manusia. b. Dengan demikian, Gereja memiliki tugas untuk menjadi sarana dan pembawa keselamatan bagi umat manusia. c. Gereja menyalurkan rahmat keselamatan melalui 7 tujuh sakramen yaitu sakramen Baptis, Krisma, Ekaristi, Tobat, Tahbisan, Perkawinan, dan Sakramen Pengurapan Orang sakit. Langkah 3 Releksi 1. Peserta didik diminta untuk duduk tenang dan rileks, untuk melakukan releksi atas materi pelajaran yang telah dipelajari. 2. Guru dapat memandu releksi misalnya: Anak-anak yang terkasih, cobalah kalian untuk duduk dengan rileks dan tenang, marilah kita kembali mengingat apa saja yang telah kalian pelajari pada hari ini. Kita telah mengetahui bersama bahwa Allah hadir melalui tanda-tanda dan Gereja 189 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti adalah tanda dan sarana keselamatan Allah. Kita diharapkan pula dapat menyalurkan keselamatan bagi orang lain. - Sudahkan kamu merasakan bahwa Gereja sebagai tanda dan sarana keselamatan? - Bagaimana cara Gereja menyalurkan keselamatan? - Pernahkah kamu menjadi alat untuk memberikan keselamatan pada orang lain? - Apa yang dapat kamu lakukan untuk menyalurkan berkat keselamatan pada orang lain? Releksikanlah semua hal tersebut, dan tuliskan hasil releksi kalian di buku catatan. Doa Untuk mengakhiri kegiatan belajarmu, ungkapkanlah doa berikut ini. Allah, Bapa kami yang Mahabaik, Kembali kami bersyukur kepada-Mu, Atas penyertaan-Mu pada hari ini. Ajarilah kami Tuhan, agar kami mampu menjadi sarana keselamatan, Bagi orang lain dan siapasaja yang membutuhkan bantuanku. Pakailah diri kami sebagai alat-Mu Tuhan, Dalam mewartakan karya keselamatan-Mu. Demi Kristus Tuhan dan juru selamat kami. Amin. Penilaian Penilaian Sikap Spiritual dan Sosial • Bentuk dan teknik penilaian: Penilaian Diri • Instrumen Penilaian: Nilailah dirimu sendiri apakah selama ini kamu selalu, sering, kadang-kadang atau tidak pernah melakukan hal-hal yang ada dalam pernyataan berikut ini. Jika selalu beri skor 4, sering skor 3, kadang-kadang skor 2 dan tidak pernah skor 1. Format Penilaian: Pernyataan Skor 4 3 2 1 Sikap spiritual bersyukur Saya bersyukur atas kehadiran Gereja di dunia ini. Saya mensyukuri kehadiran Gereja dengan berdoa. Rasa syukur saya terhadap Gereja saya wujudkan dengan mengikuti kegiatan liturgi di Gereja. 190 Buku Guru Kelas VIII Sikap Sosial Peduli Saya mengikuti kegiatan perayaan sakramen dengan sepenuh hati. Saya memberitahumenasihati teman yang kurang serius dalam mengikuti perayaan sakra- men. Saya ikut mengucapkan doa bersama dan ber- nyanyi dalam perayaan ekaristi. Penilaian Pengetahuan • Bentuk dan teknik penilaian: Tes Tertulis • Instrumen Penilaian: No. Pertanyaan Skor 1. Jelaskan pemahaman tentang keselamatan. 5 2. Jelaskan makna keselamatan berdasar Kitab Suci. 5 3. Jelaskan berbagai macam simbol dalam berkomunikasi. 5 4. Jelaskan bahwa Gereja sebagai sarana keselamatan. 7 5. Jelaskan bahwa sakramen sebagai sarana komunikasi dengan Tuhan 8 Nilai = Skor yang diperolehSkor Maksimal x 10 Penilaian Keterampilan • Bentuk dan teknik penilaian: Tes Tertulis • Instrumen Penilaian: Buatlah sebuah laporan yang menggambarkan tentang aneka kegiatan yang kalian lakukan dalam mengikuti kegiatan rohani di lingkungangerejamu, dengan mendasarkan pada jurnal kegiatan rohani. Format Penilaian: No. Aspek yang dinilai Skor Maks 1. Isi tulisan sesuai dengan tema. 35 2. Memiliki bukti isik yang menunjukkan kebenaran dalam mengikuti kegiatan tersebut. 35 3. Bahasa jelas, mudah dipahami, kata-kata yang digunakan tepat. 30 191 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kegiatan Remedial Bagi peserta didik yang belum memahami subbab ini, diberikan remedial dengan kegiatan berikut. 1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada peserta didik akan hal-hal apa saja yang belum mereka pahami. 2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak peserta didik untuk mempelajari kembali dengan memberikan bantuan peneguhan-peneguhan yang lebih praktis. 3. Guru memberikan penilaian ulang untuk penilaian pengetahuan, dengan pertanyaan yang lebih sederhana. Kegiatan Pengayaan Bagi peserta didik yang telah memahami tema ini, diberikan pengayaan dengan kegiatan berikut. 1. Guru meminta peserta didik untuk melakukan studi pustaka ke perpustakaan atau mencari di koranmajalah untuk menemukan ceritakisahartikel tentang berbagai karya penyelamatan Gereja melalui pelayanan atau melalui sakramen- sakramen. 2. Hasil temuannya ditulis dalam laporan tertulis yang berisi gambaran singkat dari kisahceritaartikel tersebut. 192 Buku Guru Kelas VIII Bab VIII Sakramen-Sakramen Gereja Gereja sebagai sarana untuk mengomunikasikan rahmat Allah bagi umat beriman yang menerimanya. Istilah Gereja dapat diartikan sebagai Persekutuan orang beriman yang percaya kepada Kristus. Gereja juga dapat diartikan sebagai tempat ibadah bangunan untuk ibadah orang kristiani. Gereja itu dalam Kristus bagaikan sakramen yakni tanda dan sarana persatuan mesra dengan Allah dan kesatuan seluruh umat LG1. Tujuan utama Gereja ialah menjadi sakramen persatuan manusia dengan Allah secara mendalam.KGK 775. Dalam Katekismus Gereja Katolik776 dinyatakan bahwa sebagai sakramen, Gereja adalah alat Kristus. Gereja di dalam tangan Tuhan adalah alat penyelamatan semua orang LG 9 sakramen keselamatan bagi semua orang LG 48, yang oleh Kristus menyatakan cinta Allah kepada manusia sekaligus melaksanakannya GS 45,1. Dalam Gereja Katolik dikenal 7 tujuh sakramen yakni sakramen baptis, ekaristi, penguatan yang dimasukkan dalam sakramen inisiasi, kemudian sakramen tobat dan pengurapan orang sakit dikelompokkan menjadi sakramen penyembuhan, dan sakramen imamat dan perkawinan. Dalam bab ini, bahasan yang akan di dalami bersama ada 5 sakramen yaitu 3 Sakramen Inisiasi, Sakramen Tobat dan Pengurapan Orang Sakit. Untuk 2 sakramen yang lainnya yaitu Sakramen Perkawinan dan Sakramen Tahbisan akan dibahas di kelas berikutnya. Dengan demikian, topik-topik yang akan dibahas dalam bab ini adalah: A. Sakramen Baptis B. Sakramen Krisma C. Sakramen Ekaristi D. Sakramen Tobat E. Sakramen Pengurapan Orang Sakit 193 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli toleransi, gotong royong, santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan ke-beradaannya. 3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret menggunakan, mengurai, merangkai, memodiikasi, dan membuat dan ranah abstrak menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandangteori. 194 Buku Guru Kelas VIII

A. Sakramen Baptis

Kompetensi Dasar 1.9.Bersyukur atas sakramen inisiasi dalam hidup menggereja. 2.9.Bertanggung jawab atas panggilan dan perutusan anggota Gereja sebagai kon- sekuensi menerima sakramen inisiasi. 3.9.Memahami ajaran Gereja tentang makna dan konsekuensi sakramen inisisasi dalam hidup menggereja. 4.9.Melakukan aktivitas misalnya mempraktikkanmendramatisasikanmembuat produk yang berkaitan dengan tata cara penerimaan sakramen inisiasi. Indikator 1. Menceritakan peristiwa pembaptisan. 2. Menjelaskan sarana yang dipergunakan dalam sakramen baptis. 3. Menjelaskan tahap-tahap dalam penerimaan sakramen baptis. 4. Mengemukakan konsekuensi dari orang yang sudah di baptis. 5. Menjelaskan rahmad dari sakramen baptis. 6. Mengemukakan macam-macam pembaptisan. Bahan Kajian 1. Peristiwa pembaptisan. 2. Sarana yang dipergunakan dalam pembaptisan. 3. Tahap-tahap dalam pembaptisan. 4. Konsekuensi dari orang yang telah di baptis. 5. Rahmat dari sakramen baptis. 6. Macam-macam pembaptisan. Sumber Belajar 1. Lembaga Alkitab Indonesia. 1987. Alkitab. Jakarta: Obor. 2. KWI. 1996. Iman Katolik, Buku Informasi dan Referensi. Yogyakarta: Kanisius. 3. Bintang Nusantara dkk. 2011. Membangun Komunitas Murid Yesus kelas VIII. Yogyakarta: Kanisius. Pendekatan Kateketis, Saintiik. Metode Pengamatan, Tanya Jawab, Diskusi, Studi Pustaka. Waktu 3 Jam Pelajaran. 195 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Pemikiran Dasar Membaptis berasal dari bahasa Yunani Baptizo yang berarti pembasuhan atau pencucian, sehingga membaptis berarti membenamkan calon ke dalam air atau menuangkan air ke atas kepala sambil mengucap atas nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Sakramen baptis merupakan sakramen dasar bagi orang Kristiani, dengan dibaptis berarti orang bergabung menjadi anggota Gereja. Setelah kebangkitan, Yesus memberikan tugas perutusan kepada para rasul untuk membaptis Mat 28:19. Maka sejak Pentakosta Gereja melayani Sakramen pembaptisan kepada setiap orang yang percaya kepada Kristus. Lambang dari sakramen baptis antara lain: 1 Air yang berarti membersihkan dari dosa-dosa. Dalam perjanjian lama air dilihat sebagai sumber kehidupan dan kematian, contohnya dalam kisah bahtera Nuh yang diselamatkan lewat air, dalam kisah penyebrangan Laut Merah yang membebaskan Israel dari perbudakan di Mesir, semua pralambang dalam perjanjian lama ini digenapkan dalam diri Yesus, di kayu salib, air dan darah keluar dari lambung yang ditikam, 2 Lilin yang melambangkan cahaya Kristus sebagai penerang dalam kehidupan, karena kita adalah anak terang Kristus Ef 5:8. 3 Kain Putih yang melambangkan kita “mengenakan Kristus” artinya bahwa sesudah dibaptis kita mengandalkan kekuatan Kristus dalam menjalani hidup. Pembaptisan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu: 1 Baptisan dewasa. Untuk bap- tisan dewasa ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut: percaya kepada Kristus sebagai penyelamat, mengikuti pelajaran calon katekumen sekurang- kurangnya 1 tahun, mengucapkan pengakuan iman pada waktu pembaptisan. 2 Baptisan bayi. Beberapa syarat untuk baptisan bayi adalah: perlu pendampingan orangtua dan Gereja untuk mengucapkan pengakuan iman. Gereja membaptis bayi karena ketika bayi lahir dosa asal sudah ada maka pembatisan bayi berarti bayi telah diselamatkan dari kuasa jahat untuk dibebaskan menjadi anak-anak Allah. Dalam proses pembaptisan dewasa ada tahapan-tahapan yang harus dilalui yakni: a Masa Prakatekumenat: masa pemurnian motivasi calon, yang diakhiri dengan upacara tahap pertama: pelantikan menjadi katekumen. b Masa Katekumenat: masa pengajaran dan pembinaan iman serta latihan hidup dalam jemaat yang diakhiri dengan upacara tahap kedua: Upacara pengukuhan Katekumenat terpilih, c Masa persiapan terakhir yakni masa khusus untuk mempersiapkan diri menerima sakramen–sakramen inisiasi dan diakhiri dengan tahap ketiga Upacara peneriman sakramen baptis. d Masa mistagogi: masa pembinaan lanjutan setelah seseorang menerima sakramen baptis. Ada beberapa istilah yang kita jumpai untuk mempelajari sakramen baptis, yakni: Katekumen calon baptis, katekis guru pengajar agama dalam gereja, katekese bahan ajaranpewartaan tentang Yesus Kristus, Katekismus kamusbuku yang mencakup materi pewartaan Yesus Kristus.