Apa yang anda ketahui tentang zending

Seorang misionaris adalah seorang pendakwah atau penyebar agama.

 

Rumah misionaris di Buli (sekarang di Kabupaten Halmahera Timur, provinsi Maluku Utara) pada tahun 1905-1914

Misionaris Protestan juga disebut sebagai zendeling (dari bahasa Belanda yang artinya pengutusan). Misionaris/Zending ditujukan untuk penyebaran agama Kristen melalui kabar keselamatan yang diberikan Allah kepada seluruh dunia. Misionaris adalah seorang pendakwah Katolik sedangkan zending adalah pendakwah Protestan

Seorang misionaris adalah orang yang telah mengalami Kasih Bapa sehingga dia terdorong untuk membagikan Kasih Bapa yang Ia alami kepada orang-orang yang sama sekali tidak mengenal Allah.

Sorang Misionaris menjadi seperti orang yang hilang ingatan sehingga melupakan apa yang menjadi kehidupan lamanya, kehidupan yang mewah dan nyaman, kepada kehidupan yang berfokus kepada pelayanan cinta kasih kepada orang miskin, orang sakit, yang terdapa pada desa-desa terpencil yang jauh dari jangkauan perkotaan, bahkan kepada suku-suku sekalipun yang berada di pedalaman hutan.

Seorang misionaris mengenal panggilannya dengan benar, bahwa ia melakukan semuanya itu karena keselamatan yang sudah dia terima bukan untuk mencari keselamatan tetapi membagikannya kepada sesama manusia.

Misionaris Islam di Indonesia berasal dari Arab dan Persia yang masuk ke pulau Jawa pada awal tahun 1400 dan lambat laun memenangkan para mualaf di antara golongan yang berkuasa. Pada saat itu Jawa masih didominasi oleh kebudayaan Hindu-Buddha. Sebutan untuk pendakwah kepada ajaran Islam adalah Da'i.

Para pelopor dalam agama Bahá'í dapat disandingkan dengan misionaris atau pendakwah. Namun, mereka tidak diberi pelatihan dan pendanaan khusus serta tidak menerapkan metode khusus dalam proses penyampaian dan penyebarluasan ajaran.

  • Project on Religion and Economic Change, Protestant Mission Stations Diarsipkan 2008-12-25 di Wayback Machine.
  • LFM. Social sciences & Missions Diarsipkan 2019-04-07 di Wayback Machine.
  • Henry Martyn Centre for the study of mission & world Christianity
  • Sociology of Missions Project Diarsipkan 2014-11-11 di Wayback Machine.
  • William Carey Library, Mission Resources
  • Hiney, Thomas: On the Missionary Trail, New York: Atlantic Monthly Press (2000), p5-22.
  • EtymologyOnLine (word history)
  • Robinson, David Muslim Societies in African History (The Press Syndicate of the University of Cambridge Cambridge, UK 2004) ISBN 0-521-53366-X
  •   Media terkait Missionaries di Wikimedia Commons
 

Artikel bertopik agama atau kepercayaan ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Misionaris&oldid=18202543"

Nederlandsch Zendeling Genootschap (disingkat NZG) atau Serikat Misonaris Negeri Belanda adalah suatu organisasi yang berkarya dalam bidang pengabaran Injil dan penyebar agama Kristen, berpusat dahulu di kota pelabuhan Rotterdam, Belanda. Organisasi ini didirikan oleh sejumlah tokoh Pietis dari Nederlandsche Hervormd Kerk (NHK), seperti J. Th. van der Kemp (1747-1811), J. L. Verster (1745-1814), dan H. J. Krom (1738-1804).

Semangat pietisme yang menekankan pada kesalehan pribadi, kerendahan hati dan kerja keras, menjadi inspirasi para pendiri organisasi ini, tetapi lebih dari itu, mereka juga terpengaruh oleh semangat “pencerahan” yang saat itu berkembang di Eropa, sehingga di dalam benak para pendiri NZG, penginjilan merupakan amanat Kristus yang dianggap dapat menyelamatkan peradaban bangsa-bangsa (yang belum mengenal kekristenan) dari kehancuran.

Pemikiran ini tercermin di dalam tujuan NZG, yaitu: “melalui pengabaran Injil memperkenalkan Kristus bagi orang-orang awam yang berasal dari peradaban yang belum dicerahkan.” Penginjilan dianggap sebagai cara membawa manusia dari kegelapan ke kehidupan yang lebih terang. Suatu rumusan yang mewakili pandangan teologi tertentu, tidak ditulis dalam anggaran dasar tersebut. NZG dianggap sebagai persekutuan dari orang-orang Kristen yang terpanggil mengabarkan Kristus, berlandaskan Alkitab dan duabelas pasal pengakuan iman Kristen.

Zending masuk ke Indonesia pada tahun 1814, pada masa pendudukan Inggris, yang datang dari Belanda dan di dukung oleh London Missionary Society, memulai aktivitas keagamaan mereka, terutama ditujukan kepada penduduk lokal. Joseph Kam adalah orang yang diutus pada tahun 1814 ke Ambon dan ia melayani kepulauan Maluku hingga wafatnya pada tahun 1833.[1] Misi-misi terkemuka lainnya adalah ke pulau-pulau lain di Maluku, Sumatra dan Jawa

Kondisi untuk membuka daerah misi baru dapat dikatakan menguntungkan pada akhir tahun 1890-an. Setelah arus keluar pendeta ortodoks ke UZV, sekitar tahun 1864, orang-orang ortodoks bergabung dengan NZG pada tahun 1970-an dan 1980-an, menciptakan keinginan untuk membuka daerah-daerah baru. Pada periode tahun 1864 dan 1890, NZG hanya mengirimkan 11 orang, termasuk enam pengkhotbah bantuan. Salah satunya, Roskes, kembali ke Belanda dan menjadi wakil direktur NZG. Tahun 1890 dianggap sebagai tahun meningkatnya kejayaan lembaga misionaris. Sekolah Zending mulai mendidik siswa dalam jumlah besar dan ada pembicaraan lagi tentang perluasan jumlah pos pekabaran Injil. Menurut Neurdenburg, tidak semua orang bisa ditempatkan di Jawa, dan dengan demikian, pos pekabaran Injil yang baru harus dibuka.[2]

14 April 1890, Pdt. H.C. Kruyt bersama Nicolas Pontoh menginjakkan kakinya di Tanah Karo (Sumatra Timur, sekarang Sumatra Utara). Kruyt sebelumnya sudah bertugas di Minahasa, dan kemudian ditugaskan oleh NZG untuk mengemban misi untuk mengkristenkan Suku Karo.

Penugasan Kruyt cenderung bersifat politis untuk menjinakkan Suku Karo yang sedang melakukan perlawanan kepada pihak Belanda dengan melakukan pembakaran terhadap bangsal/gudang perusahaan-perusahaan Eropah di Sumatra Timur. Menyadari hal tersebut, Kruyt kemudia memilih berhenti dan kembali ke Belanda dan menjadi penulis hingga akhir hidupnya.

NZG kemudia mengirim Pdt. J.K. Wijngaarden yang sebelumnya bertugas di Pulau Sewu untuk menggantikan tugas yang ditinggalkan Kruyt. Namun beliau meninggal dunia saat bertugas akibat terserang malaria, sehingga tugasnya sementara dilanjutkan oleh istrinya Dina Wijgaarden hingga penggantinya Pdt. M. Joustra tiba.

Tanggal 14 April 1890 kemudian diperingati sebagai hari Sehna Berita Meriah Man Kalak Karo atau hari "Sampainya Injil kepada orang Karo". Dan 9 tahun kemudian (24 Desember 1899) bangunan gereja pertama kali bagi Suku Karo berdiri dan ditahbiskan oleh Pdt. Meint Joustra di Buluhawar yang dikenal dengan Karo Kerk atau Gereja Karo.

Tahun 1941, Belanda takluk oleh Nazi Jerman di Perang Dunia, mengakibatkan semua aset di tanah jajahan Belanda diambil alih oleh Jerman, tidak terkecuali lahan zending. Sehingga Zending Karo sebutan untuk kegiatan penginjilan Tanah Karo yang dikelola oleh NZG diambilalih oleh Rheinische Missionsgesellschaft yang sebelumnya sudah menggarap zending di Tanah Batak/Tapanuli.

Di Poso, Sulawesi Tengah, pembaptisan kepala suku dilakukan oleh Philip Heinrich Christoph Hofman pada hari Natal tahun 1909. Zending juga dilakukan terhadap daerah-daerah yang telah memeluk agama Katolik.

Organisasi ini adalah yang pertama mengikuti teladan London Missionary Society dalam memasuki Tiongkok. Yang diutus adalah Rev. Karl Gützlaff pada tahun 1826, dengan tugas sebagai kapelan di bawah Pemerintah Belanda. Ia mencapai Jawa pada tahun 1827, tetapi pada tahun 1829 ia meninggalkan pelayanan itu dan memusatkan diri untuk berkhotbah, menulis dan menyebarkan buku-buku Kristen, mengunjungi kapal-kapal di pelabuhan-pelabuhan Siam, Singapura, Makau, dan tempat-tempat lain. Ketika Hon. John Robert Morrison meninggal, Gützlaff menggantikannya sebagai "Chinese Secretary in the Government of Hong Kong", yang dijabatnya hingga meninggal. Ia menjadi sarjana ahli bahasa Tionghoa, dan mempersiapkan terjemahan Alkitab ke dalam bahasa Tionghoa. Ia juga menerbitkan banyak buku-buku sejarah dan rohani. Ia disusul oleh Rev. Herman Rottger pada tahun 1832, yang bekerja di Makau dan Hong Kong sampai pensiun tahun 1846, dan ketika ia pensiun, Netherlands Mission berhenti berakttivitas. Dr. Gützlaff meninggal pada tahun 1851.

Organisasi ini menerbitkan laporan terakhir secara terakhir pada abad ke-19 yang digunakan untuk memberi informasi kepada para donatur. Pada tahun 1897 sebuah buku kenangan diterbitkan oleh ketua Jacobus Craandijk.[3]

  • Kekristenan di Indonesia
  • Kekristenan di Tiongkok

  1. ^ "Joseph Kam | e-MISI". Misi.sabda.org. Diakses tanggal 2015-05-07. 
  2. ^ Noort 2006, hlm. 30.
  3. ^ Gedenkboek uitgegeven ter gelegenheid van het honderdjarig bestaan van het Nederlandsch Zendelinggenootschap, Rotterdam: M. Wyt en Zonen, 1897 (197 pages)

  • Noort, Gerrit (2006). De weg van magie tot geloof: Leven en werk van Albert C. Kruyt (1869-1949), zendeling-leraar in Midden-Celebes, Indonesië. Utrecht: Universitas Utrecht. ISBN 978-9-02-392155-4.   

  • Situs web Diarsipkan 2013-02-22 di Archive.is Historici.nl

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Nederlandsch_Zendeling_Genootschap&oldid=18375545"