Perkembangan dan Pertumbuhan PDRB AHK Kabupaten Asmat, 2010-2014
Sumber: BPS Kabupaten Asmat, 2015 (diolah)
Selama periode 2010-2014, PDRB atas dasar harga berlaku di Kabupaten Asmat selalu mengalami peningkatan setiap tahun dari Rp 893,97 miliar pada tahun 2010 menjadi sebesar Rp 1,49 triliun pada tahun 2014. Hal yang sama juga terjadi pada perhitungan PDRB atas dasar harga konstan yang mengalami peningkatan setiap tahun. Pada tahun 2010, PDRB atas dasar harga konstan Kabupaten Asmat adalah sebesar Rp 893,97 miliar dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan menjadi Rp 1,18 triliun.
Dengan adanya peningkatan PDRB AHK setiap tahun selama periode 2010-2014, maka perekonomian di Kabupaten Asmat juga mengalami pertumbuhan setiap tahun. Rata-rata pertumbuhan PDRB Kabupaten Asmat adalah sebesar 7,25 persen per tahun. Pertumbuhan PDRB tertinggi terjadi pada tahun 2011 yang tumbuh sebesar 8,78 persen, sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2014 yang hanya sebesar 6,08 persen. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Asmat lebih tinggi jika dibandingkan Provinsi Papua pada tahun 2014 yang hanya tumbuh sebesar 3,25 persen. Bahkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Asmat pada tahun 2014 melebihi pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya tumbuh sebesar 5,02 persen.
Jika dirinci menurut lapangan usaha selama periode 2011-2014, dari ke 17 sektor yang ada, hanya sektor pertambangan dan penggalian yang memiliki rata-rata pertumbuhan negatif yaitu sebesar 4,01 persen per tahun. Sektor yang memiliki rata-rata pertumbuhan tertinggi selama periode tersebut adalah sektor konstruksi yang tumbuh sebesar 15,54 persen per tahun, diikuti sektor penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 10,66 persen per tahun, dan sektor real estate sebesar 9,52 persen per tahun. Hanya ketiga sektor tersebut di atas yang memiliki rata-rata pertumbuhan di atas 9 persen per tahun. Selain sektor pertambangan dan penggalian yang memiliki rata-rata pertumbuhan negatif, tiga sektor yang memiliki rata-rata pertumbuhan terendah diurutkan dari yang terkecil adalah sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah, dan daur ulang yang hanya tumbuh sebesar 1,04 persen per tahun, disusul sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 2,20 persen per tahun, dan sektor pengadaan listrik dan gas sebesar 2,42 persen per tahun. Beberapa sektor yang memiliki rata-rata pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan PDRB secara keseluruhan selama periode 2011-2014 adalah sektor industri pengolahan (8,10 persen per tahun), sektor jasa keuangan dan asuransi (7,75 persen per tahun), sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (7,33 persen per tahun), dan sektor informasi dan komunikasi (7,30 persen per tahun).
Pada tahun 2014, terdapat 3 sektor yang mengalami pertumbuhan negatif yaitu sektor pertambangan dan penggalian (-6,15 persen), sektor jasa keuangan dan asuransi (-1,99 persen), dan sektor pengadaan listrik dan gas (1,10 persen). Sektor yang memiliki pertumbuhan tertinggi pada tahun 2014 adalah sektor industri pengolahan yaitu sebesar 12,53 persen, sektor konstruksi sebesar 10,62 persen, dan sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 10,04 persen. Selain sektor di atas, sektor yang memiliki pertumbuhan di atas PDRB adalah sektor jasa pendidikan (6,97 persen) dan sektor penyediaan akomodasi dan makan minum (6,37 persen). Tiga sektor yang memiliki pertumbuhan terendah adalah sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah, dan daur ulang yaitu sebesar 0,13 persen, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 1,64 persen, dan sektor jasa perusahaan sebesar 2,20 persen.