Apa yang dimaksud dengan moving average

20 Aug 2011 11:00 Bayu

Simple Moving Average adalah salah satu jenis indikator yang paling sederhana. Biasanya digunakan dalam trading forex untuk mengamati pergerakan harga.

Pada artikel kali ini saya akan membahas mengenai Simple Moving Average yang banyak digunakan oleh trader di seluruh dunia. Simple Moving Average (SMA) adalah salah satu jenis indikator Moving Averages yang paling sederhana untuk trading. Pada dasarnya, Simple Moving Average dihitung dengan menjumlahkan beberapa harga penutupan terakhir, disini saya sebut X periode, dan kemudian membagi jumlah tersebut dengan X. Hasilnya akan menjadi rata-rata bergerak yang terus berubah seiring dengan perjalanan waktu, selama harga masih dimunculkan oleh pasar.

×

  • Pasang Ekstensi VPN Di Browser
    • Search kata kunci "vpn" atau "proxy" di Mozilla AddOns atau Chrome Webstore.
    • Setelah menemukan salah satu vpn (contoh: browsec), klik "pasang" atau "tambahkan".
    • Aktifkan ekstensi.
  • Aktifkan DNS-over-HTTPS (DoH)

    Jika Anda menggunakan Mozilla Firefox, berikut ini langkah-langkahnya:

    • Di bilah alamat (address bar) dari browser Mozilla Firefox, ketik "about:preferences" kemudian klik Enter.
    • Setelah tampil, klik General > Network Settings > Settings.
    • Kemudian, centang Enable DNS over HTTPS.
    • Pada bagian "Use Provider", plih Cloudflare atau NextDNS.

Anda juga bisa mendapatkan info lebih detail di:
@seputarforex
@seputarforex.fanspage
@seputarforex


Simak juga: Trading Dengan Moving Average Di Platform Berlatensi Rendah

Apabila Anda merencanakan dalam jangka waktu 5, maka Simple Moving Average pada grafik 1-jam, Anda akan menambah harga penutupan selama 5 jam terakhir, dan kemudian membagi jumlahnya dengan 5. Voila! Anda memiliki harga penutupan rata-rata selama lima jam terakhir. Rumus ini sama dengan cara penghitungan Moving Averages pada umumnya.  Apabila Anda plot secara sederhana 5-Simple Moving Average pada grafik 10 menit, maka Anda akan menambah harga penutupan dari 50 menit terakhir dan kemudian bagi jumlahnya dengan 5. Namun, apabila Anda plot jangka waktu 5-Simple Moving Average pada grafik 30 menit, maka Anda akan menambah harga penutupan dari 150 menit terakhir dan kemudian bagi jumlahnya dengan 5. Hal yang sama juga berlaku untuk perhitungan Simple Moving Average pada time frame yang lebih tinggi.

Pada paket charting kebanyakan, Simple Moving Average akan dihitung secara otomatis oleh software, sehingga memudahkan Anda sebagai trader. Meski demikian, cara menghitung Simple Moving Average itu sangat penting untuk dipahami, agar Anda akan mengetahui cara mengedit dan tweak pada indikator tersebut. Memahami bagaimana cara memahami indikator tersebut bekerja, berarti Anda sudah dapat mengatur dan menciptakan strategi yang berbeda, maupun menggunakannya dalam trading.

Berikut adalah contoh bagaimana Simple Moving Average memperlancar Anda dalam menganalisa pergerakan harga suatu pasangan mata uang.

Pada gambar grafik di atas, saya telah memasang tiga buah SMA yang berbeda pada chart 1 jam, pada pasangan mata uang USD/CHF. Seperti yang Anda lihat, semakin besar period SMA, maka akan semakin tertinggal harganya. Kemudian coba Anda perhatikan bagaimana 62-SMA berada lebih jauh dari pergerakan harga dibanding 30-SMA dan 5-SMA. Hal ini dikarenakan 62-SMA menambahkan hingga harga penutupan 62 periode terakhir dan kemudian membaginya dengan 62.

Indikator SMA Menunjukkan Arah Pergerakan Harga

SMA dalam gambar tersebut menunjukkan secara keseluruhan sentimen pasar pada titik waktu ini. Di sini, kita dapat melihat bahwa pasangan mata uang USD/CHF ini trennya sedang beranjak naik. Alih-alih hanya menunjukkan pergerakan harga pasar saat ini, Moving Average memberi kita pandangan yang lebih luas, dan kita sekarang dapat mengukur secara umum arah pergerakan suatu harga di masa depan.

Pada umumnya, trader menganggap harga sedang bullish (cenderung bergerak naik) jika harga sekarang berada di atas SMA. Sebaliknya, harga dianggap sedang bearish (cenderung bergerak menurun) jika harga sekarang berada di bawah SMA. Selain itu, persimpangan (crossover) yang muncul ketika SMA dengan periode terkecil (misalnya 5-SMA) melintasi SMA lainnya dengan periode lebih tinggi (misalnya 30-SMA dan 62-SMA), seperti yang nampak di sisi paling kiri pada gambar di atas, bisa dibaca sebagai awal dari pergerakan naik harga.

Kelemahan Indikator SMA

Dengan menggunakan SMA, kita bisa tahu apakah pasangan itu trennya sedang naik, turun, atau hanya sideway. Hanya saja, terdapat satu permasalahan pada Simple Moving Average, yaitu rentan terhadap lonjakan.

Ketika hal ini terjadi, maka akan timbul sebuah sinyal palsu pada chart yang kita amati. Dengan demikian, kita dapat berpikir bahwa tren baru akan segera berkembang, tetapi dalam kenyataannya, tidak ada yang berubah. Apabila Anda menggunakan indikator Simple Moving Average pada sistem trading Anda, sebaiknya menggunakan indikator tambahan seperti Oscillator untuk mengkonfirmasi pergerakan, agar tidak terjebak sinyal palsu.

Sebenarnya, ada banyak cara dalam menggunakan indikator Simple Moving Average. Untuk mengetahui lebih lanjut, simak juga artikel 3 Cara Trading Dengan Moving Averages.

Klik di sini untuk tahu cara belajar dan menguasai trading dengan mudah.

Moving average merupakan salah satu indikator yang biasanya trader gunakan untuk membaca dan memprediksi pergerakan harga aset menggunakan candlestick. Karena, biasanya dalam menyusun rencana dan strategi trading, maka seorang trader harus bisa membaca trend market suatu aset lebih dulu dengan menggunakan teknikal analisis. Pada umumnya, teknikal analisis ini akan melibatkan pola candlestick.

MA (moving average) adalah indikator yang banyak digunakan seorang trader dalam analisis teknis untuk membantu menyaring “kebisingan” dari fluktuasi harga jangka pendek yang acak. MA adalah bantuan indikator yang mengikuti tren, atau tertinggal, karena didasarkan pada harga masa lalu. Penggunaan yang paling umum adalah untuk mengidentifikasi arah trend dan menentukan level support dan resistance.

Meski begitu, indikator tersebut cukup berguna ketika digunakan sebagai indikator tunggal, selain itu MA juga membentuk dasar untuk indikator teknikal lainnya seperti Moving Average Convergence Divergence (MACD)

Kedua indikator dasar dan umum digunakan adalah Simple Moving Average (SMA), yang merupakan rata-rata aritmatika dari suatu aset selama periode waktu yang telah ditentukan, dan Exponential Moving Average (EMA), yang akan memberikan bobot lebih besar ke harga yang lebih baru.

Bentuk paling sederhana dari indikator tersebut dikenal sebagai SMA, karena dihitung dengan mengambil rata-rata aritmatika dari serangkaian nilai yang diberikan. Dengan kata lain adalah satu set angka, atau harga dalam hal instrumen keuangan, dan ditambahkan bersama-sama, kemudian dibagi dengan jumlah harga dalam set tersebut.

EMA adalah salah satu jenis yang memberikan bobot lebih kepada harga terkini dalam upaya membuatnya lebih responsif terhadap informasi terbaru. Dalam mempelajari persamaan untuk menghitung EMA terbilang cukup rumit, kemungkinan tidak diperlukan bagi banyak trader, karena hampir semua paket chart dalam melakukan perhitungan untuk Anda.

Sekilas Mengenal Tentang Simple Moving Average (SMA)

SMA adalah rata-rata pergerakan aritmatika yang dihitung dengan menambahkan harga terkini dan kemudian membaginya dengan jumlah periode waktu tertentu dalam rata-rata perhitungan. Misalnya saja, pada saat seseorang menambahkan harga penutupan aset untuk sejumlah periode waktu dan kemudian membagi total ini dengan jumlah periode yang sama.

Nantinya rata-rata jangka pendek akan merespons dengan cepat terhadap perubahan harga yang mendasarinya, sementara dengan rata-rata jangka panjang lebih lambat bereaksi.

Fungsi SMA

SMA dapat disesuaikan karena dapat dihitung untuk jumlah periode waktu yang berbeda, seperti yang sudah disebutkan tadi yakni cukup dengan menambahkan harga penutupan aset untuk sejumlah periode waktu, kemudian membagi total ini dengan jumlah periode waktu yang memberikan harga rata-rata aset selama periode waktu tersebut. Selain itu indikator ini juga menghaluskan volatilitas dan membuatnya lebih mudah untuk melihat tren harga sekuritas.

Jika misalnya rata-rata bergerak sederhana menunjuk ke atas, artinya harga aset sedang meningkat. Sebaliknya, itu berarti harga aset sedang menurun. Semakin lama time frame waktu untuk MA, maka SMA akan semakin halus, umumnya MA jangka pendek lebih fluktuatif, tapi pembacaannya lebih dekat dengan sumber data.

Membaca Trend Moving Average (MA)

Setelah mengetahui indikator untuk membaca dan memprediksi pergerakan harga aset, bagaimana MA digunakan untuk membaca tren? Berikut akan dijabarkan mengenai hal itu.

MA saat ini tertinggal dari tindakan harga sekarang ini, karena mereka didasarkan pada harga historis. Jadi, semakin lama periode waktu untuk MA, maka semakin besar lag. Dengan demikian, maka MA 200 hari nantinya akan memiliki tingkat kelambatan jauh lebih besar daripada MA 20 hari, karena MA mengandung harga selama 200 hari terakhir.

Panjang MA digunakan oleh trader tergantung pada tujuan perdagangan, dengan MA lebih pendek yang digunakan untuk perdagangan jangka pendek, sedangkan MA jangka panjang lebih cocok untuk investor jangka panjang. MA 50 hari dan 200 hari diikuti oleh banyaknya investor dan trader, dengan penembusan diatas dan dibawah indikator MA ini dianggap sebagai sinyal perdagangan yang penting.

2 Indikator MA Populer

Ada 2 indikator MA populer yang digunakan, antara lain:

  • MACD (Moving Average Convergence Divergence)

Indikator ini digunakan oleh para trader untuk memantau hubungan antara dua rata-rata bergerak. Biasanya dihitung dengan cara mengurangi rata-rata bergerak eksponensial 26 hari dari rata-rata bergerak eksponensial 12 hari.

Ketika MACD bergerak positif, maka rata-rata jangka pendek terletak di atas rata-rata jangka panjang. Hal ini merupakan indikasi momentum ke atas. Sementara itu ketika rata-rata jangka pendek berada di bawah rata-rata jangka panjang, berarti tandanya bahwa momentumnya sedang turun.

Ada banyak juga trader yang akan memperhatikan pergerakan di atas atau di bawah garis nol. Pergerakan di atas nol adalah sebuah sinyal bagi para trader untuk membeli, sementara persilangan di bawah nol adalah sinyal untuk menjualnya.

Indikator MA populer satu ini adalah Bollinger Band yang umumnya menempatkan dua standar deviasi dari rata-rata bergerak sederhana. Secara umum, berarti gerakan menuju pita atas menunjukkan bahwa aset tersebut menjadi overbought, sementara dengan gerakan yang dekat dengan pita bawah itu berarti menunjukkan aset tersebut menjadi oversold. Karena, dua standar deviasi tersebut digunakan sebagai ukuran statistik volatilitas, indikator ini akan menyesuaikan diri dengan kondisi pasar.

Kesimpulan

indikator ini sepenuhnya dapat disesuaikan, artinya bahwa pengguna dapat dengan bebas memilih kerangka waktu apapun yang mereka inginkan pada saat membuat rata-rata. Periode waktu yang paling umum digunakan dalam hal ini adalah 15, 20, 30, 50, 100, dan 200 hari. 

Akan tetapi, semakin pendek rentang waktu yang digunakan untuk membuat rata-rata, maka akan semakin sensitif juga terhadap perubahan harga. Sedangkan semakin lama rentang waktu, maka MA akan semakin tidak sensitif.

Pada dasarnya tidak ada kerangka waktu “tepat” untuk digunakan saat mengatur MA Anda. Cara terbaik untuk mengetahui mana MA yang paling cocok untuk Anda adalah dengan bereksperimen dengan sejumlah periode waktu yang berbeda-beda hingga menemukan yang cocok dengan strategi Anda.

Penulis: Kontributor

Editor: Anju Mahendra