Proses berpikir tentang sesuatu, secara rasional, sehingga menarik kesimpulan yang valid, dikenal sebagai Penalaran. Ini adalah kegiatan sehari-hari yang kita gunakan untuk membuat keputusan, yang melibatkan konstruksi pemikiran dan mengubahnya menjadi suatu proposisi untuk memberikan alasan mengapa kita memilih alternatif tertentu daripada yang lain. Penalaran (logika) dapat mengambil dua bentuk - induktif penalaran atau penalaran deduktif. Penalaran induktif mengikuti aliran atau perilaku tertentu untuk membuat kesimpulan Sebaliknya, penalaran deduktif menggunakan informasi, fakta, atau premis yang tersedia untuk sampai pada suatu kesimpulan. Kedua logika ini saling bertolak belakang. Namun, mereka sering disandingkan karena kurangnya informasi yang memadai. Dalam artikel ini, kami akan memberi tahu Anda perbedaan mendasar antara penalaran induktif dan deduktif, yang akan membantu Anda untuk memahaminya dengan lebih baik. Show
Grafik perbandingan
Definisi Penalaran InduktifDalam penelitian, penalaran induktif menyinggung proses logis, di mana contoh atau situasi khusus diamati atau dianalisis untuk menetapkan prinsip-prinsip umum. Dalam proses ini, banyak proposisi diyakini memberikan bukti kuat, untuk kebenaran kesimpulan. Ini digunakan untuk mengembangkan pemahaman, atas dasar mengamati keteraturan, untuk memastikan bagaimana sesuatu bekerja. Ini adalah argumen yang tidak pasti; yang menggambarkan sejauh mana kesimpulan yang ditarik berdasarkan premis, dapat dipercaya. Dalam penalaran induktif, ada kemungkinan tertentu bahwa kesimpulan yang diambil bisa salah, bahkan jika semua anggapan itu benar. Alasannya berdasarkan pengalaman dan pengamatan yang mendukung kebenaran kesimpulan. Lebih jauh, argumen itu bisa kuat atau lemah, karena itu hanya menggambarkan kemungkinan inferensi, untuk menjadi benar. Definisi Penalaran DeduktifDeductive Reasoning berarti suatu bentuk logika di mana kesimpulan khusus diambil dari beberapa premis (pernyataan umum). Ini membangun hubungan antara proposisi dan kesimpulan. Ketika semua pernyataan yang diajukan itu benar, maka aturan deduksi diterapkan dan hasil yang diperoleh pasti benar. Logika deduktif didasarkan pada hukum dasar penalaran, yaitu jika X maka Y. Ini menyiratkan penerapan langsung informasi atau fakta yang tersedia, untuk menghasilkan informasi atau fakta baru. Dalam hal ini, peneliti memperhitungkan teori dan menghasilkan hipotesis, yang dapat diuji, setelah pengamatan dicatat, yang mengarah pada data tertentu, yang tidak lain adalah konfirmasi validitas. Perbedaan Kunci Antara Penalaran Induktif dan DeduktifPoin-poin yang diberikan di bawah ini, menjelaskan perbedaan antara penalaran induktif dan deduktif secara rinci:
KesimpulanSingkatnya, penalaran induktif dan deduktif adalah dua jenis logika, yang digunakan dalam bidang penelitian untuk mengembangkan hipotesis, sehingga untuk sampai pada kesimpulan, berdasarkan informasi, yang diyakini benar. Penalaran induktif mempertimbangkan peristiwa untuk membuat generalisasi. Sebaliknya, penalaran deduktif mengambil pernyataan umum sebagai dasar untuk sampai pada kesimpulan tertentu. Tayang 24 Okt 2021 - Dibaca 6 mnt
Penalaran deduktif adalah salah satu kemampuan yang harus dimiliki agar mempermudah kamu dalam mengambil keputusan di tempat kerja. Lalu, apa maksudnya? Apa saja manfaatnya dan bagaimana cara meningkatkan kemampuan tersebut? Di artikel ini Glints sudah menyiapkannya untuk kamu. Yuk, simak dengan baik! Apa Itu Penalaran DeduktifMenurut Indeed, penalaran deduktif atau deductive reasoning adalah sebuah proses menarik kesimpulan dari sebuah premis umum untuk membuat sebuah kesimpulan khusus yang logis. Hal ini sering juga disebut sebagai “top-down reasoning” dan tentunya sangat diperlukan di tempat kerja agar membantumu dalam membuat keputusan yang tepat. Contoh dari deductive reasoning di tempat kerja adalah sebagai berikut:
Manfaat Menggunakan Penalaran Deduktif1. Problem-solvingPenalaran deduktif dipakai saat melakukan problem-solving dengan cara membuat beberapa asumsi menjadi inti masalah yang harus diselesaikan. Setelah itu, kamu bisa mencari asumsi mana yang paling dekat dan terkait dengan masalah dan mencari solusinya berdasarkan asumsi tersebut. Sebagai contoh, apabila reputasi brand turun, kamu bisa mengambil asumsi bahwa orang-orang tidak puas dengan customer service yang mereka dapatkan. Berdasarkan asumsi tersebut, beberapa solusi yang bisa diambil adalah:
2. Meningkatkan kerja sama timJika kamu adalah seorang leader atau team player, kamu bisa menggunakan penalaran deduktif untuk membuat seluruh anggota tim bekerja dengan baik. Sebagai contoh, kamu melihat setiap anggota tim sulit bekerja sama karena perbedaan budaya hingga gaya kerja. Langkah yang bisa kamu lakukan adalah memerhatikan seluruh anggota tim dan melihat bagaimana gaya bekerja mereka satu per satu. Kemudian, tanyakan kepada mereka tentang permasalahan seperti apa yang paling sulit dihadapi ketika bekerja. Dari informasi tersebut, kamu bisa mencari cara untuk memastikan semua anggota tim bisa bekerja sama dengan baik dan menghasilkan performa terbaik. 3. Pelayanan konsumenMenurut Indeed, penalaran deduktif juga bisa kamu gunakan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh klien atau konsumen. Sebagai contoh, kamu mendapatkan keluhan dari klien bahwa mereka tidak tahu progress dan tidak mendapatkan informasi mengenai proyek mereka sama sekali. Dari sana, kamu bisa mengetahui dua hal, klien yang tidak puas dan juga klien yang tidak mendapatkan informasi mengenai progress dari proyeknya. Menggunakan deductive reasoning, kamu bisa membuat keputusan yang tepat untuk menyelesaikan masalah berdasarkan kedua informasi tersebut. Salah satu keputusan yang bisa dibuat adalah seperti memberikan laporan ke klien untuk setiap progress dari proyek yang berlangsung dan menjaga komunikasi antara perusahaan dan klien. Cara Meningkatkan Kemampuan Penalaran Deduktif1. Memiliki rasa ingin tahuMemiliki rasa ingin tahu yang kuat adalah salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan penalaran deduktifmu. Rasa ingin tahu tersebut dapat membantumu dalam mencari informasi penting dan tepat untuk membuat sebuah asumsi yang akan menjadi pokok permasalahan. Dengan rasa ingin tahu yang kuat, kamu pun akan lebih sering bertanya dan mendapatkan insight dari setiap informasi tersebut. 2. Mengobservasi keadaan sekitarCobalah untuk lebih sering memperhatikan lingkungan sekitarmu. Sambil melakukan ini, cobalah untuk menganalisis dan juga memahami keadaan tersebut. Mengembangkan kemampuan observasi adalah salah satu cara yang bisa kamu lakukan untuk mengembangkan skill penalaran deduktif. 3. Perbanyak pengetahuanSemakin banyak pengetahuan yang dimiliki, semakin mudah kamu dalam mendapatkan informasi untuk melakukan penalaran deduktif. Tentunya, informasi tersebut dapat kamu hubungkan satu sama lain untuk membuat keputusan yang terbaik. Cobalah untuk membaca buku lebih banyak dan tetap up-to-date dengan berbagai hal yang ada melalui media sosial. Nah, itulah beberapa hal mengenai penalaran deduktif yang perlu kamu ketahui. Semoga setelah membaca artikel ini kamu jadi bisa mengaplikasikannya di tempat kerja, ya. Dengan mengaplikasikannya, performa kerjamu tentunya akan jadi lebih baik dan produktivitas kerja pun meningkat. Jika kamu ingin mengetahui lebih banyak seputar skill profesional yang harus dimiliki di tempat kerja, kamu bisa membacanya di Glints Blog. Terdapat banyak artikel yang menjawab berbagai pertanyaanmu seputar dunia kerja. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, baca ragam artikelnya di sini! |