Trauma healing adalah proses penyembuhan pascatrauma yang dilakukan agar seseorang dapat terus melanjutkan hidupnya tanpa bayang-bayang kejadian tersebut. Show Ditinjau olehdr. Karlina Lestari Ilustrasi sesi trauma healing penderita PTSDTrauma dapat menyebabkan post-traumatic stress disorder (PTSD) pada korbannya. PTSD adalah gangguan kesehatan mental yang muncul setelah seseorang mengalami kejadian yang menyebabkan trauma, contohnya seperti yang dijelaskan sebelumnya.Umumnya korban kerap merasa seakan mengalami kembali kejadian tersebut, terus teringat hingga mengalami mimpi buruk, dan menghindari hal yang berhubungan dengan kejadian traumatis tersebut. Untuk mengatasinya, ada terapi psikologis untuk trauma yang bisa diikuti. Berikut penjelasan selengkapnya. Risiko penyebab traumaTrauma dapat disebabkan oleh kejadian-kejadian negatif yang berdampak buruk dan berlanjut pada stabilitas mental dan emosional korbannya. Beberapa kejadian yang dapat menimbulkan trauma, di antaranya:
Terapi psikologis untuk trauma healing yang berfokus pada kejadianProses penyembuhan trauma ini akan memusatkan ingatan korban kepada peristiwa traumatis tersebut. Misalnya saja dengan melakukan terapi pemaparan (exposure therapy) atau terapi pemrosesan kognitif (cognitive processing therapy). Berikut penjelasannya lengkapnya.Exposure therapy atau terapi pemaparan adalah trauma healing yang sangat direkomendasikan untuk seseorang dengan PTSD.Proses trauma healing yang satu ini berfokus pada mengubah struktur ketakutan yang ada di dalam pikiran sehingga korban tidak lagi bermasalah ketika melihat hal yang mengingatkan pada momen tersebut.Pertama, korban akan diajak untuk mengakses ingatan terhadap hal yang membuatnya trauma. Baru kemudian korban perlahan akan diajarkan bahwa apa yang terjadi pada saat itu tidak ada kaitannya dengan apa yang ia lihat sekarang.Proses ini akan mengajarkan korban untuk belajar menerima apa yang terjadi sehingga ia dapat melanjutkan hidupnya.Cognitive behavioral therapy (CBT) atau terapi perilaku kognitif adalah jenis trauma healing yang bertujuan untuk membantu korban menghadapi trauma dengan mengubah cara mereka berpikir atau bertindak.Proses ini akan menggunakan berbagai teknik psikologis yang dapat membantu korban dalam memahami apa yang telah terjadi. CBT umumnya akan berlangsung selama 8-12 pertemuan dan setiap sesi akan memakan waktu sekitar satu jam.Saat pertemuan pertama dengan terapis, korban akan diajak untuk membicarakan mengenai kejadian traumatis yang menimpanya dengan detail. Sambil mendengarkan, terapis akan mencatat hal apa saja yang membuat korban sulit untuk keluar dari bayangan masa lalu.Misalnya, korban menyalahkan dirinya karena pada saat terjadi bencana ia tidak sempat menolong ibunya. Terapis akan membantu korban untuk menerima dan memahami bahwa ada hal-hal yang di luar kuasanya sebagai manusia.Baca JugaManfaat Fidget Spinner Bisa Tingkatkan Fokus dan Redakan Stres, Benarkah?Memahami Bagaimana Cara Berdamai dengan Inner Child11 Cara Menghilangkan Trauma pada Anak dengan EfektifTerapi trauma healing yang tidak berfokus pada kejadianProses penyembuhan yang satu ini bertujuan meredakan gejala PTSD dengan tanpa berfokus pada segala hal yang berkaitan dengan peristiwa traumatis yang dialaminya.Meski tergolong baru, eye movement desensitisation and reprocessing (EMDR) dipercaya mampu meredakan gejala yang dialami penderita PTSD.Proses EMDR akan dilakukan dengan meminta korban untuk menceritakan kembali kejadian traumatis yang dialaminya sambil memerhatikan hal lain. Misalnya dengan memerhatikan gerak jari terapis atau hal lainnya.Tujuannya adalah agar korban mampu memikirkan hal yang positif saat mengingat kejadian traumatis tersebut. Adapun lama prosesnya bisa memakan waktu hingga sekitar tiga bulan..Trauma healing yang satu ini akan mengajarkan korban beberapa cara untuk menghilangkan stres dan menjadi lebih rileks. Misalnya dengan belajar teknik pernapasan, pijat, dan sebagainya.Setelah mengikuti SIT atau stress inoculation training setelah sekitar tiga bulan, korban diharapkan lebih mampu menghadapi stres di kemudian hari.Pesan dari SehatQSelain beberapa metode trauma healing di atas, dokter mungkin juga akan memberikan obat antidepresan kepada pasien PTSD dewasa. Obat dapat membantu korban untuk lebih tenang dan berhenti memikirkan kejadian tersebut.Meski begitu, obat hanya diberikan pada pasien dengan kondisi tertentu. Misalnya saja, pasien tidak ingin melakukan perawatan psikologis yang berfokus pada trauma, pasien memiliki kondisi medis seperti depresi berat.Obat juga mungkin menjadi pilihan jika pasien tidak merasakan manfaat dari perawatan atau proses tersebut dianggap tidak efektif karena adanya peristiwa traumatis yang masih terjadi.Kecelakaan, bencana alam, dan peristiwa traumatis lainnya tentu dapat meninggalkan trauma mendalam bagi korban hingga mengakibatkan PTSD. Oleh karena itu, penting untuk segera membantu korban melalui fase tersebut dengan melakukan ragam trauma healing seperti di atas.Jika ingin berkonsultasi langsung pada dokter, Anda bisa chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.post traumatic stress disorder (PTSD)trauma NCBIhttps://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6224348/ Diakses 11 April 2020 Webmdhttps://www.webmd.com/mental-health/what-are-treatments-for-posttraumatic-stress-disorder#2-5 Diakses 11 April 2020 Webmdhttps://www.webmd.com/mental-health/emotional-trauma-18/emotional-trauma-ptsd Diakses 11 april 2020 NHShttps://www.nhs.uk/conditions/post-traumatic-stress-disorder-ptsd/treatment/ Diakses 11 April 2020 Manfaat menggambar bagi kesehatan mental sangat beragam, mulai dari mengurangi rasa cemas berlebih hingga membuat mood jauh lebih baik. 02 Des 2020|Azelia Trifiana Ketika pekerjaan terasa berat atau terjebak dalam lingkungan yang toxic, tentu bisa membuat Anda ingin lari dari kenyataan. Tindakan ini bukanlah karena Anda pengecut, tetapi justru perlu dilakukan sesekali agar hidup lebih bahagia. 29 Jun 2020|Dina Rahmawati Playing victim adalah melempar kesalahan kepada orang lain dan membuat seolah-olah dialah yang merasa tersakiti. Cek cara menghadapi perilaku tersebut di sini. 10 Mei 2022|Bayu Galih Permana Dijawab Oleh dr. Lidya Hapsari Dijawab Oleh dr. Vina Liliana Dijawab Oleh dr. Vina Liliana |