Apa yang dimaksud larutan elektrolit dan non elektrolit? berikan contoh masing-masing!

Larutan elektrolit dan non elektrolit berperan sebagai penghantar listrik. Baik larutan elektrolit maupun non elektrolit memiliki ciri khasnya sendiri. Larutan ini banyak Anda temukan di dalam bidang fisika.

Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan dapat terbagi menjadi 2 jenis, yaitu elektrolit dan juga non elektrolit. Sebelum itu, apakah Anda sudah mengetahui apa sebenarnya definisi dari larutan?

Larutan dapat dengan mudah Anda temukan di kehidupan. Contoh dari larutan yang ada di sekitar adalah seperti campuran air dengan garam, air dengan gula, atau juga campuran air dengan urea. Nah, kali ini kita akan membahas apa sebenarnya kedua larutan ini.

Baca Juga: Energi Potensial Listrik: Pengertian, Perbedaan, dan Contohnya

Ternyata Ini Perbedaan Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit

Sebelumnya Anda sudah mengetahui contoh sederhana dari larutan yang ada di sekitar. Namun, sebenarnya apa definisi dari larutan itu sendiri?

Larutan adalah sebuah campuran homogen antara dua zat atau lebih. Kedua zat tersebut akan saling melarutkan dengan zat penyusunnya yang bisa lagi Anda bedakan secara fisik.

Pada dasarnya, terdapat dua komponen dalam larutan, yaitu zat terlarut dan zat pelarut. Ada juga beberapa larutan yang memiliki kemampuan menghantarkan listrik.

Apa Itu Larutan Elektrolit dan Contohnya?

Larutan elektrolit merupakan jenis larutan yang bisa menghantarkan atau bereaksi terhadap arus listrik. Baik elektrolit dan non elektrolit memiliki sifat yang berbeda.

Ketika Anda mengalirkan arus listrik ke dalam larutan elektrolit, maka akan muncul gejala atau reaksi. Gejala tersebut berupa menyalanya lampu pada alat uji coba atau timbulnya gelembung gas di dalam larutan.

Ciri-ciri dari larutan elektrolit ini biasanya terdapat di senyawa ionik maupun kovalen polar. Adapun larutan elektrolit terbagi menjadi dua, yaitu elektrolit kuat dan lemah.

Elektrolit kuat akan terionisasi secara sempurna sehingga molekulnya terurai menjadi ion sehingga daya hantarnya kuat. Sedangkan elektrolit lemah memiliki ionisasi yang tidak sempurna.

Ada beberapa contoh larutan elektrolit, yaitu seperti larutan ammonia, larutan HCI, larutan cuka, air aki, air kapur, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Kuat Arus Listrik, Pengertian, Jenis, dan Karakteristiknya

Apa Saja Contohnya?

Untuk lebih paham mengenai kedua jenis larutan ini, maka Anda harus mempelajarinya.

Untuk pengertiannya sendiri, kedua larutan ini memiliki sifat yang berbeda atau bahkan bertolak belakang. Larutan non elektrolit adalah suatu larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik.

Pada saat percobaan, larutan ini tidak akan membuat lampu alat uji menyala ataupun gelembung gas di dalam larutan. Hal itu karena memang larutan non elektronik tidak dapat menghantarkan listrik.

Itu terjadi karena di dalam larutan ini tidak ada ion-ion bebas. Zat-zat akan tetap berwujud molekul yang netral.

Dengan kata lain, tidak ada muatan di dalam larutan elektrolit ini. Sehingga aliran listrik yang diberikan ke dalam larutan tidak akan berarti apa-apa.

Ada beberapa contoh larutan non elektrolit seperti larutan urea, larutan alkohol, dan juga larutan glukosa. Ketiganya tidak dapat menghantarkan arus listrik.

Baca Juga: Perbedaan Watt dan Volt dalam Listrik dan Cara Menghitungnya

Apa Perbedaan Antara Larutan Elektrolit dan Juga Non Elektrolit?

Beberapa orang mungkin sudah menyadari perbedaan yang ada di antara kedua larutan ini setelah mengetahui pengertiannya. Pada intinya kedua larutan ini memiliki perbedaan sifat.

Elektrolit merupakan larutan yang memiliki muatan ion di dalamnya sehingga dapat menghantarkan arus listrik. Sedangkan non elektrolit bekerja dengan sebaliknya.

Larutan non elektronik tidak akan bisa menghantarkan energi listrik karena di dalamnya tidak ada zat untuk melakukan hal tersebut.

Perbedaan keduanya juga terlihat jelas ketika eksperimen berlangsung. Pada uji coba atau eksperimen, hanya larutan elektrolit yang memberikan reaksi berupa lampu menyala dan kemunculan gelembung.

Hal itu sebenarnya mengindikasikan bahwa larutan tersebut bereaksi terhadap listrik yang dialirkan kepadanya. Sedangkan di sisi lain, larutan non elektrolit bekerja dengan sebaliknya.

Larutan elektrolit tidak akan mengeluarkan reaksi apapun ketika ada aliran listrik yang masuk saat kegiatan eksperimen atau uji coba tengah berlangsung.

Setelah mengetahui perbedaannya ini, maka Anda tidak akan salah mengartikan lagi antara larutan elektrolit dan non elektrolit di kehidupan sehari-hari. (R10/HR-Online)

tirto.id - Larutan elektrolit adalah larutan yang mengandung zat bisa menghantarkan listrik. Sebaliknya, larutan non elektrolit tidak bisa menghantarkan listrik. Berikut ini pengertian rinci, contoh, dan perbedaan antara keduanya.

Larutan elektrolit dan non elektrolit adalah klasifikasi larutan berdasarkan daya hantar listriknya. Sebelum masuk lebih jauh ke pembahasan kedua larutan tersebut, kita harus mengetahui definisi larutan dalam bahasan ilmu kimia.

Menurut Mia Rahmi Fauziah dalam buku Peranan Elektrolit dalam Tubuh (2017:4), larutan tersusun dari kombinasi pelarut (dapat berbentuk air, gas, dan benda padat) dan zat yang terlarut.



Sebagai misal, dalam kasus larutan gula, zat terlarutnya adalah gula dan media pelarutnya adalah air. Begitu pula yang terjadi pada udara. Gas yang beredar ada yang membawa oksigen dan ada yang membawa karbon dioksida. Dalam hal ini, yang berperan sebagai pelarut adalah udara, sedangkan oksigen dan karbon dioksida adalah zat terlarutnya.

Terlepas dari konsep larutan yang dapat beredar melalui beberapa media (air, gas, dan benda padat), klasifikasi larutan elektrolit dan non elektrolit didasarkan pada sifat daya hantar listriknya.

Oleh karena itu, bahasan larutan elektrolit dan non elektrolit bukan berfokus pada pelarut, tetapi zat yang terlarut di dalamnya. Sederhananya, elektrolit adalah zat penghantar listrik dan non elektrolit berarti zat yang tidak dapat menghantarkan listrik. Lantas, apa perbedaan di antara kedua larutan tersebut?

Perbedaan Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit


Masmiani dalam uraian “Larutan Elektrolit, Larutan Non Elektrolit, dan Asam Basa” menyatakan bahwa larutan elektrolit mengandung partikel bermuatan kation dan anion. Jika larutan elektrolit dialirkan listrik (elektron), akan terjadi suatu proses yang dinamakan elektrolisis. Dalam hal ini, muncul gas yang pada akhirnya menimbulkan gelembung-gelembung kecil di larutan tersebut.Contoh larutan elektrolit adalah larutan asam klorida, larutan natrium hidroksida, larutan ammonia, larutan natrium klorida, dan larutan asam asetat (kita kenal dalam kehidupan sehari-hari sebagai cuka). Kebalikan dari larutan elektrolit, larutan non elektrolit terbentuk dari campuran homogen, yakni senyawa kovalen non polar dengan pelarutnya yang berupa air. Senyawa ini ketika dilarutkan tidak bisa mengalami proses ionisasi (yang nantinya menciptakan proses elektrolisis). Pada akhirnya, ketiadaan proses itu menyebabkan arus listrik tidak bisa mengalir di larutan non elektrolit. Contoh larutan non elektrolit adalah alkohol (yang memiliki kandungan sebesar 70%), larutan urea, larutan gula, larutan glukosa, dan beberapa larutan lainnya. Berikut ini daftar perbedaan antara larutan elektrolit dan non elektrolit.
  • Larutan elektrolit terionisasi sempurna dan sebagian, sedangkan larutan non elektrolit tidak terionisasi sama sekali.
  • Larutan elektrolit mengeluarkan gelembung udara saat dialirkan listrik, sedangkan larutan non elektrolit tidak.
  • Larutan elektrolit mampu menghantarkan listrik, sedangkan larutan non elektrolit tidak.

Larutan elektrolit merupakan larutan yang bisa menghantarkan arus listrik. Dalam larutan elektrolit molekul-molekulnya terurai (terdisosiasi) menjadi partikel-partikel bermuatan listrik positif dan negatif yang disebut dengan ion (ion positif-ion negatif). Ion positif yang dihasilkan dinamakan kation dan ion negatif yang dihasilkan dinamakan anion. Jumlah dari muatan ion positif dan ion negatif akan sama sehingga muatan ion-ion dalam larutan netral. Ion-ion inilah yang kemudian menghantarkan arus listrik.

Perubahan kimia larutan ini ditandai dengan perubahan warna, munculnya gelembung gas dan adanya endapan, serta jika diuji dengan alat uji elektrolit larutan ini mampu menyalakan sebuah lampu. Semakin banyak ion yang terbentuk, maka semakin kuat sifat elektrolit larutan tersebut.

Jenis-Jenis Larutan Elektrolit

Larutan elektrolit terbagi atas 3 yang mempunyai ciri-ciri tersendiri seperti yang ada dibawah berikut ini :

1. Larutan Elektrolit Kuat  

Larutan elektrolit kuat, yakni larutan yang semua molekulnya terurai mejadi ion-ion (terionisasi sempurna). Oleh karena banyaknya ion-ion penghantar listrik yang terbentuk, maka daya hantarnya juga kuat. Umumnya larutan elektrolit kuat adalah larutan garam.

Ciri-Ciri Larutan Elektrolit Kuat

  • Penghantar arus listrik kuat atau baik
  • Terionisasi dengan sempurna
  • Tetapan atau derajat ionisasi (a) a = 1
  • Jika diuji, larutan elektrolit kuat memiliki nyala lampu yang terang dan muncul gelembung gas yang banyak

Contohnya :

  • Garam (NaCl, KCl, CuSO4 dan KNO3),
  • Asam Kuat (HCl, HI, HBr, H2SO4 dan HNO3), dan
  • Basa Kuat (NaOH, Ca(OH)2, Mg(OH)2 dan KOH)

Reaksi penguraian elektrolit kuat ditulis dengan tanda anak panah tunggal ke kanan. Contoh reaksi elektrolit kuat :

  • NaCl (aq) → Na+ (aq) + Cl– (aq)
  • H2SO4 (aq) → 2 H+ (aq) + SO4 2- (aq)
  • NaOH (aq) → Na+ (aq) + OH– (aq)

2. Larutan Elektrolit Lemah

Larutan elektrolit lemah, yakni larutan yang tidak semua molekulnya terionisasi (ionisasi tidak sempurna), sehingga hanya sedikit ion-ion yang dapat menghantarkan listrik.

Ciri-Ciri Larutan Elektrolit Lemah

  • Penghantar listrik yang kurang baik atau lemah
  • Terionisasi sebagian
  • Tetapan atau derajat ionisasi (a) 0< a <1
  • Jika diuji, larutan elektrolit lemah nyala lampunya lemah dan muncul gelembung gas yang sedikit.

Contoh Larutan Elektrolit Lemah

  • Asam Lemah (HCN, H3PO4, CH3COOH, dan C2O3)
  • Basa Lemah (NH4OH, Al(OH3),
  • dan Fe(OH)3).

3. Larutan Non Elektrolit 

Larutan non-elektrolit merupakan larutan yang tidak bisa menghantarkan arus listrik. Larutan-larutan non-elektrolit terdiri atas zat-zat yang terlarut dalam air namun tidak terurai menjadi ion (tidak terionisasi). Dalam larutan, zat not-elektrolit tetap seperti molekul yang tidak bermuatan listrik. Itulah mengapa larutan ini tidak dapat menghantarkan arus listrik.

Ciri-Ciri Larutan Non Elektrolit

  • Tidak dapat terionisasi
  • Tidak dapat menghantarkan arus listrik atau isolator
  • Tetapan atau derajat ionisasi (a) a = 0
  • Jika diuji, Larutan Non Elektrolit, tidak menyala dan tidak muncul gelembung gas.

Contoh Larutan Non Elektrolit

  • Urea = CO (NH2)2
  • Glukosa = C6H12O6
  • Sukrosa = C12H22O11
  • Etanol = C2H2OH

Contoh reaksi larutan non-elektrolit
C6H12O6 (s)   C6H12O6 (aq)

Itulah Ulasan tentang Larutan Elektrolit : Pengertian, Ciri, Dan Jenis Beserta Contohnya Secara Lengkap Semoga apa yang diulas diatas bermanfaat bagi pembaca. Sekian dan Terima Kasih.

Baca juga refrensi artikel terkait lainnya disini :

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA