Apa yang kalian ketahui isi kandungan QS Ar Rahman ayat 33?

Jakarta -

Tanda-tanda kebesaran Allah SWT telah dijelaskan dalam berbagai firman-Nya dalam Al Quran. Salah satunya terdapat pada surat Ar Rahman ayat 33.

Surat Ar Rahman merupakan salah satu surat yang berisikan nikmat dan kasih sayang yang tak terhingga dari Allah SWT. Ayat-ayat di dalamnya menjelaskan tentang besarnya nikmat yang telah diberikan-Nya. Membaca surat ini dapat mendorong seseorang untuk terus memuji Allah SWT.

Ar Rahman (Arab: الرحمن) adalah surat ke-55 dalam Al Quran yang terdiri dari 78 ayat. Surat Ar Rahman diturunkan di Kota Mekkah dan tergolong surat Makkiyah. Pada ayat 33, Allah SWT berfirman bahwa jin dan manusia tidak akan mampu melintasi penjuru langit dan bumi kecuali atas kekuatan dari-Nya.

Surat Ar-Rahman ayat 33 berbunyi:

يٰمَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِ اِنِ اسْتَطَعْتُمْ اَنْ تَنْفُذُوْا مِنْ اَقْطَارِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ فَانْفُذُوْاۗ لَا تَنْفُذُوْنَ اِلَّا بِسُلْطٰنٍۚ - ٣٣

Artinya: "Wahai golongan jin dan manusia! Jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah. Kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan (dari Allah)." (QS. Ar-Rahman: 33).

Menurut tafsir Kemenag, ayat tersebut menyeru jin dan manusia jika mereka sanggup menembus dan melintasi penjuru langit dan bumi karena takut akan siksaan dan hukuman Allah SWT, maka mereka boleh melakukannya.

Namun, pada kalimat selanjutnya dikatakan bahwa mereka (jin dan manusia) tidak akan mampu melintasi penjuru langit. Mereka tidak memiliki kekuatan sedikitpun untuk menghadapi kekuatan Allah SWT.

Ulama tafsir, Ibnu Katsir menjelaskan, jin dan manusia tidak akan dapat melarikan diri dari perintah Allah dan takdir-Nya. Bahkan, Dia meliputi mereka dan mereka tidak akan mampu melepaskan diri dari hukum-Nya serta tidak pula membatalkan hukum-Nya terhadap mereka. Ke manapun mereka pergi selalu diliput.

Lebih lanjut, Ibnu Katsir menerangkan bahwa tidak ada seorang pun yang dapat meloloskan diri kecuali dengan kekuasaan-Nya. Menurut para ahli tafsir, pengertian sulthan ( بِسُلْطٰنٍۚ) pada ayat ini adalah ilmu pengetahuan. Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan ilmu manusia dapat menembus ruang angkasa.

Sahabat hikmah, melihat makna dari surat Ar Rahman ayat 33 tersebut semakin menggambarkan dengan jelas bahwa jin dan manusia lemah tanpa kekuatan dari-Nya.

(nwy/nwy)



BAB I

PENDAHULUAN

Memperhatikan ralita keterpurukan  kaum muslimin dewasa ini, kami mencoba mengupas ayat ilmu pengetahuan, dengan harapan makalah ini sedikit banyak dapat menyadarkan kelengahan kita selama ini, mengangkat harkat dan martabat di sisi Allah dan makluk lain dan mengembalikan kita ke posisi semula sebagai “khalifah allah” di muka bumi.

1.      Apa teks dan terjemah Qs. Ar-Rahman ayat 33?

2.      Bagaimana asbabun nuzul dan tafsir Qs. Ar-Rahman ayat 33?

3.      Apa kandungan pendidikan Qs. Ar-Rahman ayat 33?

1.      Mengetahui teks dan terjemah Qs. Ar-Rahman ayat 33.

2.      Mengetahui bagaimana asbabun nuzul dan tafsir Qs. Ar-Rahman ayat 33.

3.      Untuk mengetahui kandungan pendidikan Qs. Ar-Rahman ayat 33.

BAB II

PEMBAHASAN

  1. Teks dan terjemah Quran surat Ar Rahman ayat 33

Apa yang kalian ketahui isi kandungan QS Ar Rahman ayat 33?

“Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.”

Arti

Lafadz

Arti

Lafadz

penjuru

أقطار

Golongan

معشر

Dengan kekuatan

بسلطان

Kamu sekalian mampu

استطعتم

Kamu sekalian menembus

تنفذوا

فَانْفُذُوا

:

(maka lintasilah) Tembuslah ke penjuru langit dan bumi dan lepaskan dirimu, dikatakan tembusnya sesuatu  dari sesuatu yang lain, ketika sesuatu itu dilepaskan seperti melepaskan anak panah.

لَا تَنْفُذُونَ إِلَّا بِسُلْطَانٍ

:

(Dan kamu tidak mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan) mereka tidak mampu untuk menembusnya kecuali dengan kekuatan dan mereka tidak kuasa.

Menurut Jumhur Sahabat dan Tabiin bahwa surat Ar-Rahman diturunkan di Makkah tetapi terdapat Jamaah (yang mengambil periwayatan) dari Ibnu Abbas bahwa surat Ar-Rahman diturunkan di Madinah. Sebab-sebab diturunkannya atau Asbab Nuzul Surat Ar-Rahman yaitu ketika orang-orang kafir bertanya siapakah Ar-Rahman itu? Yang terdapat dalam surat Al-Furqan: 60: Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Sujudlah kamu sekalian kepada yang Maha Penyayang", mereka menjawab:"Siapakah yang Maha Penyayang itu? apakah kami akan sujud kepada Tuhan yang kamu perintahkan kami(bersujud kepada-Nya)?", dan (perintah sujud itu) menambah mereka jauh (dari iman). (QS: Al-Furqan: 60)

(Hai semua jin dan manusia, jika kalian sanggup menembus) melintasi (penjuru) atau kawasan-kawasan (langit dan bumi, maka lintasilah) perintah di sini mengandung makna yang menunjukkan ketidakmampuan mereka untuk melakukan hal tersebut (kalian tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan) dan kalian tidak akan mempunyai kekuatan untuk itu.

Ayat yang lalu mengancam manusia dan jin bahwa Allah akan berkonsentrasi untuk melakukan perhitungan terhadap amal-amal mereka. Ayat ini menegaskan bahwa mereka tidak dapat menghindari dari pertanggungjawaban serta akibat-akibatnya. Allah menantang mereka dengan menyatakan : Hai kelompok jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus keluar menuju penjuru-penjuru langit dan bumi guna menghindari pertanggungjawaban atau siksa yang menimpa kamu itu maka tembuslah keluar. Tetapi sekali-kali kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan, sedangkan kamu tidak memiliki kekuatan.  Maka nikmat Tuhan kamu berdua yang manakah yang kamu berdua ingkari?

Thahir ibn Asyur menegaskan bahwa ayat ini bukanlah merupakan ucapan yang diucapkan kepada mereka dalam kehidupan dunia ini. Maksudnya ayat ini akan diucapkan kelak di hari Kemudian sebagaimana dipahami dari konteks ayat-ayat sebelum dan sesudahnya. Penulis  menambahkan bahwa memang sementara ulama terdahulu menyatakan itu diucapkan kepada mereka dalam kehidupan dunia ini, tetapi maksudnya dalam arti perintah untuk menghindar dari maut-kalau mereka mampu.

Ayat ini dijadikan oleh sementara orang sebagai bukti isyarat ilmiah Al-Qur’an tentang kemampuan manusia keluar angkasa. Pendapat ini kurang di setujui oleh penulis . Karena kalaupun kini manusia telah dapat sampai ke bulan atau planet yang lain, maka itu bukan berrarti bahwa manusia telah sanggup keluar menembus penjuru-penjuru angkasa langit dan bumi. Walau tanpa memperhatikan konteks ayat sebelum dan sesudah ayat di atas kita dapat menyatakan bahwa ayat ini tidak berbicara tentang kehidupan sebelum Kiamat, karena yang ditekankan di sini adalah ketidakmampuan menembus penjuru-penjuru langit serta bumi, dan hingga kini belum lagi bahkan tidak ada yang berhasil melakukannya. Hal ini membuktikan dengan jelas bahwa upaya menembus langit dan bumi yang berjarak jutaan tahun cahaya yang mustahil dapat diulakukan oleh jin dan manusia.

Tim penulis  menyatakan bahwa pendapat yang memahami ayat di atas berkaitan dengan kemampuan manusia menjelajah ruang angkasa tidak sejalan dengan konteks kemampuan manusia dean seudahnya. kesimpulannya, ayat 33 ini merupakan peringatan dan tantangan bagi mereka yang bermaksud menghindar dari tanggung jawabnya di hari Kemudian itu. Jika demikian, ayat ini tidak berbicara dalam konteks kehidupan duniawi-apalagi menyangkut kemampuan manusia menembus angkasa-luar tetapi semacam sebagai ancaman bagi yang hendak menghindar. Karena itu perintah di atas tembuslah bukan perintah untuk dilaksanakan, tetapi perintah menunjukkan ketidakmampuan memenuhinya.

Allah memerintahkan kepada golongan jin dan manusia untuk menembus (melintasi) ke penjuru langit dan bumi, arti perintah Allah ini hanya sekedar tantangan Allah untuk menguji dan melemahkan jin dan manusia. Jika mereka kuasan untuk keluar penjuru langit dan bumi dan semacamnya itu hanya ketentuan dan kekuasaan dari Allah S.W.T.

Mereka pun tidak mampu menembus (melintasi) kecuali dengan kekuatan, dan mereka tidak mempunyai kekuatan untuk menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi dan juga mereka tidak kuasa. Dan yang dimaksud سلطان di sini adalah Dzat yang mempunyai kekuatan dan menguasai untuk memerintah.

Ayat di atas pada masa empat belas abad yang silam telah memberikan isyarat secara ilmiyah kepada bangsa Jin dan Manusia, bahwasanya mereka telah di persilakan oleh Allah untuk mejelajah di angkasa luar asalkan saja mereka punya kemampuan dan kekuatan; kekuatan yang dimaksud di sisni sebagaimana di tafsirkan para ulama adalah ilmu pengetahuan atau sains dan teknologi, dan hal ini telah terbukti di era modern sekarang ini, dengan di temukannya alat transportasi yang mampu menembus angkasa luar, bangsa-bangsa yang telah mencapai kemajuan dalam bidang sains dan teknologi telah berulang kali melakukan pendaratan di Bulan, dan dapat kembali lagi ke bumi.

Kemajuan yang telah diperoleh oleh bangsa-bangsa yang maju (bangsa barat) dalam bidang ilmu pengetahuan, sains dan teknologi di abad modern ini, sebenarnya merupakan kelanjutan dari tradisi ilmiah yang telah dikembangkan oleh ilmuan-ilmuan muslim pada abad pertengahan.

Isi kandungan surah ar-Rahman/55: 33 sangat cocok untuk kalian pelajari karena ayat ini menjelaskan pentingnya ilmu pengetahuan bagi kehidupan umat manusia. Dengan ilmu pengetahuan, manusia dapat mengetahui benda-benda langit. Dengan ilmu pengetahuan, manusia dapat menjelajahi angkasa raya. Dengan ilmu pengetahuan, manusia mampu menembus sekat-sekat yang selama ini belum terkuak. Hebat, bukan?

Manusia diberi potensi oleh Allah Swt. berupa akal. Akal ini harus terus diasah, diberdayakan dengan cara belajar dan berkarya. Dengan belajar, manusia bisa mendapatkan ilmu dan wawasan yang baru. Dengan ilmu, manusia dapat berkarya untuk kehidupan yang lebih baik. Nabi Muhammad saw. bersabda: “Dari Anas ibn Malik r.a. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Menuntut ilmu itu adalah kewajiban bagi setiap orang Islam”. (H.R. Ibn Majah)

Tentang pentingnya menuntut ilmu, Imam Syafi‘i dalam kitab Diwan juga menegaskan: “Barang siapa yang menghendaki dunia, maka harus dengan ilmu. Barang siapa yang menghendaki akhirat maka harus dengan ilmu”. Nasihat Imam Syafi‘i tersebut mengisyaratkan bahwa kemudahan dan kesuksesan hidup baik di dunia maupun di akhirat dapat dicapai oleh manusia melalui ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan tidak akan mudah diperoleh, kecuali dengan beberapa cara dan strategi yang harus dilalui. Dalam hal ini Imam Syafi‘i dalam kitab Diwan menegaskan:

“Saudaraku, engkau tidak akan mendapatkan ilmu kecuali setelah memenuhi enam syarat, yaitu: kecerdasan, kemauan yang kuat, kesungguhan, perbekalan yang cukup, dan kedekatan dengan guru dalam waktu yang lama.”

Ungkapan Imam Syafi‘i di atas penting diketahui oleh orang-orang yang sedang asyik menuntut ilmu. Cara ini perlu dilakukan agar berhasil. Perlu adanya semangat juang, harus dekat, akrab, dan hormat kepada guru agar ilmunya berkah. Mencari ilmu juga perlu waktu yang lama.

BAB III

PENUTUP

Allah memerintahkan kepada golongan jin dan manusia untuk menembus (melintasi) langit dan bumi tetapi mereka tidak mampu kecuali dengan kekuatan. Dalam ayat diatas Allah menantang golongan manusia dan jin, jika memang mampu menembus langit. Yang mana manusia dan jin tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan (ilmu pengetahuan).

                                               DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Agama RI. 2011. Al-Quran dan Tafsirnya. Jakarta:Ikrar Mandiriabadi

http://blitarq-doel.blogspot.com/2013/03/ayat-ayat-tentang-ilmu-pengetahuan.html

http://anandaheristina.blogspot.com/2014/11/makalah-tafsir.html

https://fathurrohmanpaif.wordpress.com/2014/11/16/iptekwarisan-dan-kebutuhan-yang-tergadaikan/




Kementrian Agama RI. 2011. Al-Quran dan Tafsirnya. Jakarta:Ikrar Mandiriabadi