Apa yang kalian lakukan jika mengucapkan salam ketika bertemu tetapi tidak dijawab

Jum'at, 05 Maret 2021 - 15:01 WIB

Ucapan salam adalah doa dan termasuk bagian dari aqidah dan ibadah. Maka cara menjawab salam non muslim pun berbeda dengan menjawab salam sesama muslim. Foto/Ist

Cara menjawab Salam dari non muslim telah diajarkan Rasulullah صلى الله عليه وسلم dengan kalimat yang sangat bijak. Sebagaimana diketahui ucapan Salam (Assalamu'alaikum) adalah doa dan harapan agar Allah memberikan keselamatan, rahmat dan keberkahan kepada orang yang kita maksud.

Baca Juga: Assalamu'alaikum! Inilah Keutamaan Memberi Salam dan Menjawabnya

Rasulullah sendiri menganjurkan umatnya agar menebar salam dan saling mencintai antarsesama. Lalu bagaimana jika yang mengucapkan salam adalah non muslim?

Berikut keterangan dari Hadis Nabi:

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ اسْتَأْذَنَ رَهْطٌ مِنْ الْيَهُودِ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا السَّامُ عَلَيْكُم،ْ فَقَالَتْ عَائِشَةُ بَلْ عَلَيْكُمْ السَّامُ وَاللَّعْنَة،ُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا عَائِشَةُ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِي الْأَمْرِ كُلِّه،ِ قَالَتْ أَلَمْ تَسْمَعْ مَا قَالُوا؟ قَالَ قَدْ قُلْتُ وَعَلَيْكُمْ (رواه مسلم)

Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anhu berkata, "Sekelompok orang-orang Yahudi minta izin untuk bertemu Nabi صلى الله عليه وسلم, lalu mereka mengucapkan: Assaamu 'alaikum (kematian bagimu)." Sayyidah 'Aisyah menjawab: 'Bal 'alaikumus saam wal la'nah.' (Justru bagi kalian kematian dan laknat)". Maka Rasulullah bersabda: Wahai 'Aisyah, sesungguhnya Allah mencintai, kelemahlembutan dalam segala urusan.' Lalu 'Aisyah berkata, 'Tidakkah Anda mendengar ucapan mereka? ' Jawab beliau: 'Ya, aku mendengarnya, dan aku telah menjawab; wa'alaikum.' (HR. Muslim, Hadis No 4027)

Dai lulusan Al-Azhar Mesir Ustaz Rikza Maulan menjelaskan makna hadis di atas. Kata Ustaz Rikza, kedengkian orang-orang kafir, khususnya orang-orang Yahudi terhadap Nabi sehingga dalam mengucapkan salam kepada beliau pun mereka "memplesetkannya" dari ucapan "Assalamualaikum" (semoga Allah memberikan keselamatan bagimu) menjadi "assaamualaikum" (kematian bagimu).

Bahwa tidak selalu setiap keburukan harus dibalas dengan keburukan juga. Terbukti bahwa Nabi 'menegur' sayyidah Aisyah yang marah dengan ucapan salam orang Yahudi kepada beliau. Kemudian Nabi menasehatinya. Artinya seyogianya kita juga tetap berusaha berlaku baik dan bijak, meskipun terhadap orang yang berlaku buruk sekalipun terhadap kita.

Ketika ada orang kafir yang mengucapkan salam kepada kita, maka anjurannya adalah tetap dijawab salamnya, namun dengan jawaban "wa 'alaikum" (saja).

Hal ini sebagaimana hadit di atas dan juga hadis lainnya sebagai berikut, dari Anas bahwa para sahabat Nabi bertanya kepada beliau, 'Sesungguhnya oranf-orang Ahli Kitab memberi salam kepada kami, bagaimana kami menjawabnya? ' Jawab beliau, jawablah dengan Wa'alaikum' (saja).' (HR Muslim, Hadits No 4025)

Bahkan dalam riwayat lainnya, salam merupakan jalan untuk mempererat ukhuwah, memperkokoh iman dan mengantarkan menuju jannah. Nabi bersabda: "Kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman. Dan tidaklah kalian beriman hingga kalian saling menyayangi. Maukan kalian aku tunjukkan atas sesuatu yang mana apabila kalian mengerjakannya niscaya kalian akan saling menyayangi? (Yaitu) Sebarkanlah salam di antara kalian." (HR. Muslim)

Baca Juga: Pahala Salam dari 10 Sampai 30, Makin Lengkap Makin Afdol

Wallahu A'lam

Apa yang kalian lakukan jika mengucapkan salam ketika bertemu tetapi tidak dijawab
Ilustrasi Mengucapkan Salam

Sebagai seorang muslim, mengucapkan salam adalah hal yang sunnah dilakukan setiap hari dalam berbagai aktifitas, seperti bertemu dengan sesama muslim, masuk dalam suatu ruangan/rumah, meninggalkan ruangan/ rumah dan berbagai aktifitas lainnya. Dalam istilah, salam sebagai penghormatan (tahiyyat) yang berbunyi as-salam ‘alaikum wa rahmat Allah wa barakatuh (Semoga keselamatan dan kesejahteraan selalu menyertaimu, begitu pun rahmat Allah dan  berkah-Nya). Dan yang mendapati salam pun menjawab dengan kalimat Wa’alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh yang artinya selamat sejahtera atas kamu juga.

Memberikan salam kepada saudara Muslim sangat dianjurkan, lalu bagaimanakah hukum menjawab salam dari seorang Muslim ?

Adapun  hukum menjawab salam adalah  WAJIB.  Hal ini dipertegas dalam surat An-Nisa ayat 86, dimana Allah swt berfirman:

وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ حَسِيبًا

Artinya: “Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu”.

Selain itu menjawab salam kepada sesama muslim adalah hak bagi orang yang mengucapkan salam tersebut untuk dijawab atau dibalas. Hal ini dijelaskan dalam hgadist yang diriwayatkan oleh Muslim, yang artinya “Dari Abu Hurairah r a. berkata Bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada enam perkara: Apabila engkau berjumpa dengannya, sampaikanlah salam; apabila ia mengundangmu, maka penuhilah undangannya; apabila ia minta nasihat, berilah ia nasihat; apabila ia bersin dan mengucapkan “al-Hamdulillah”, ‘ maka jawablah dengan “Yarhamukallah”, apabila ia sakit, maka jenguklah; dan apabila ia mati, antarkanjenazahnya.” (HR. Muslim).”

Dalam Hadist lain, Abu Hurairah berkata, bahwa Rasululah saw bersabda:

حقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ خَمْسٌ رَدُّ السَّلَامِ وَعِيَادَةُ الْمَرِيضِ وَاتِّبَاعُ الْجَنَائِزِ وَإِجَابَةُ الدَّعْوَةِ وَتَشْمِيتُ الْعَاطِسِ

“Hak sesama Muslim ada lima: membalas salamnya, menjenguknya ketika ia sakit, mengikuti jenazahnya yang dibawa ke kuburan, memenuhi undangannya dan ber-tasymit ketika ia bersin” (HR. Bukhari no.1164, Muslim no.4022). 

Ucapan salam disebut juga tahiyyatul Islam dan sesungguhnya ucapan salam ini jauh lebih baik dari pada sapaan-sapaan gaul seperti yang saat ini umum digunakan oleh generasi muda yang telah dirasuki oleh tradisi dan budaya barat, naudzubillah.

Dengan terbiasa mengucapkan salam kepada sesama muslim maka akan mampu menumbuhkan rasa kecintaan terhadap hati sesama muslim, saling meghormati dan membangun suasana Islami terhadap sesama muslim dan orang yang diberikan salam tersebut.

Lalu, Bagaimana jika salam yang tidak dijawab ?

Apabila kita mengucapkan salam berarti kita mendoakan keselamatan kepada orang yang kita berikan salam. Adapun doa ini akan dibalas oleh doa Malaikat untuk orang yang mengucapkan salam, walaupun orang yang tidak memberi salam tidak membalas.

Sebagaimana dalam hadits dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu, dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, beliau bersabda: “Ucapan salammu kepada orang-orang jika bertemu mereka, jika mereka membalasnya, maka Malaikat pun membalas salam untukmu dan untuk mereka, namun jika mereka tidak membalasnya, maka Malaikat akan membalas salam untukmu, lalu malah melaknat mereka atau mendiamkan mereka”.

Dapat disimpulkan bahwa begitu mulianya mengucapkan salam dapat berbagai keadaan kepasa sesame muslim, sehingga megingatkan kita untuk selalu dan terus membiasakan diri megucapkan salam tersebut sebagai suatu doa kepada sesama muslim.

Semoga kita selalu istiqomah untuk dapat mengucapkan  As-salam ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Tim Review Artikel:Dr. H. Imam Kamaluddin, Lc, M.HumAndini Rachmawati, M.CL

Achmad Arif, B. Sh, M.A

Islam merupakan agama yang ajarannya bersifat menyeluruh. Bukan hanya tentang ritual ibadah saja, tapi juga bagaimana berinteraksi kepada sesama manusia. Termasuk juga dalam bertamu. Bertamu adalah suatu hal yang umum ada di masyarakat. Dengan bertamu, maka seseorang akan lebih mengenal saudara atau tetangganya. Namun, ada beberapa adab yang harus diperhatikan pada saat bertamu. Berikut ini adalah beberapa di antaranya.

1. Datang bertamu sesuai dengan waktu yang ditentukan

Ketika diundang untuk datang ke suatu acara atau ke rumah seseorang, sebaiknya datang sesuai dengan waktu yang ditentukan. Datang terlalu cepat akan membuat tuan rumah merasa aibnya terlihat, dan datang terlalu lama juga akan membuatnya menunggu. Dan hal tersebut merupakan adab yang tidak baik.

2. Tidak membeda-bedakan orang yang mengundang

Seseorang hendaknya tidak membeda-bedakan orang yang mengundang. Misalnya dengan datang ke undangan orang terpandang saja atau membanding-bandingkan orang yang mengundang dengan orang lain yang pernah mengundangnya. Jika seseorang mengundang Anda, maka datanglah sebagai bentuk penghormatan kepada orang yang mengundang tersebut.

3. Pulang jika tiga kali salam tidak dijawab

Salah satu sunnah Rasulullah adalah mengucapkan salam 3 kali saat bertamu. Jika setelah itu pemilik rumah tidak menjawab salam, sebaiknya niat bertamu diurungkan. Saat ini, hal tersebut juga bisa dilakukan dengan membuat janji terlebih dahulu. Pemilik rumah juga berhak menolak atau meminta Anda menunda kedatangan ke rumahnya. Dan hal ini dibolehkan secara agama.

4. Mengetuk pintu pemilik rumah dengan baik

Termasuk adab bertamu adalah mengetuk pintu dengan baik. Yaitu dengan tidak berlebihan atau mengagetkan. Bahkan para sahabat mengetuk rumah dengan menggunakan kuku. Dianjurkan juga untuk tidak berdiri menghadap pintu. Karena dikhawatirkan melihat aib pemilik rumah tanpa sengaja. Senada dengan hal tersebut, tidak dibolehkan juga untuk mengintip ke dalam rumah dengan alasan apapun.

5. Menjawab dengan jelas jika ditanya “Siapa?”

Dalam sebuah hadits disebutkan,

Aku mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka aku mengetuk pintu, lalu beliau bertanya, ‘Siapa?’ Maka Aku menjawab, ‘Saya.’ Lalu beliau bertanya, ‘Saya, saya?’ Sepertinya beliau tidak suka.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

6. Tidak bertamu dalam waktu yang panjang

Saat Anda bertamu, pemilik rumah bisa saja mengalahkan kepentingannya untuk Anda. Karena itu, sebaiknya Anda tidak bertamu dalam waktu yang panjang. Begitu urusan Anda selesai, dianjurkan untuk segera menyelesaikan kunjungan. Dengan begitu, pemilik rumah tidak sampai merasa terganggu.

7. Menghadiri undangan meskipun sedang berpuasa

Hal ini merupakan bentuk penghormatan pada pemilik rumah, Rasulullah pernah bersabda,

Jika salah seorang di antara kalian di undang, hadirilah! Apabila ia puasa, doakanlah! Dan apabila tidak berpuasa, makanlah!
(HR. Muslim)

8. Bertamu dengan membawa buah tangan dan meminta izin jika membawa orang lain

Dianjurkan juga untuk membawa buah tangan saat berkunjung. Hal ini termasuk dalam saling memberi hadiah yang dianjurkan dalam Islam. Jika pemilik rumah yang mengundang dan Anda berniat datang bersama orang lain, ada baiknya Anda meminta izin pemilik rumah terlebih dahulu mengenai hal tersebut.

9. Mendoakan pemilik rumah

Jangan lupa untuk mendoakan pemilik rumah yang telah menyambut Anda dengan baik serta memberikan jamuannya pada Anda. Misalnya dengan mengucapkan doa:

Orang-orang yang puasa telah berbuka di samping kalian. Orang-orang yang baik telah memakan makanan kalian. semoga malaikat mendoakan kalian semuanya.
(HR Abu Daud, dishahihkan oleh Al Albani)

10. Menjaga pandangan dan pamit ketika akan pulang

Selama bertamu, seseorang harus menjaga pandangannya dan tidak melihat kesana kemari. Karena dikhawatirkan ada aib yang terlihat. Selain itu, jangan lupa pula untuk berpamitan dengan mengucapkan terima kasih dan meminta maaf barangkali kedatangan tersebut merepotkan pemilik rumah.

Selain adab tersebut, ada banyak adab lain yang diatur dalam Islam. Dengan adanya aturan ini, maka seorang manusia memiliki pedoman yang lebih pasti sehingga bisa menjalani hidup dengan lebih baik dan teratur.