Apa yang terjadi ketika hembuskan nafas melalui sedotan

Halodoc, Jakarta – Menjaga kesehatan paru-paru sangat penting agar organ tersebut bisa berfungsi dengan baik, terutama dalam menampung udara ketika bernapas. Kemampuan paru-paru dalam menampung udara disebut juga kapasitas paru-paru. Semakin baik kapasitas paru-paru, tubuh juga akan semakin bugar, dan tidak mudah lelah atau ngos-ngosan.

Tapi sayangnya, seiring bertambahnya usia, kapasitas paru-paru akan menurun. Maka dari itu, kamu perlu melakukan latihan pernapasan berikut yang bisa mempertahankan dan meningkatkan kapasitas paru-paru. Latihan pernapasan paru-paru juga bisa membantu agar kebutuhan oksigen di dalam tubuh pun bisa terpenuhi dengan baik.

1. Latihan Pursed-Lips Breathing

Latihan ini membuat kamu mengurangi jumlah napas yang diambil dan saluran udara di dalam tubuh terbuka lebih lama. Cara melakukannya cukup sederhana, kamu cukup bernapas melalui hidung dan menghembuskannya melalui mulut selama mungkin dengan bibir mengerucut. Berikut langkah-langkah melakukan latihan pursed-lips breathing:

Baca juga: 4 Manfaat Tai Chi untuk Pernapasan

2. Latihan Pernapasan Diafragma

Latihan pernapasan ini melibatkan diafragma dan bagian perut. Saat kamu melakukan latihan pernapasan diafragma, udara akan masuk dan mengisi bagian perut sampai penuh, hingga perut mengembang. Sedangkan dada, tidak banyak bergerak. Lakukan latihan ini setidaknya 5 menit setiap hari untuk meningkatkan fungsi paru. Cara melakukan latihan pernapasan diafragma, antara lain:

3. Latihan Numbered Breathing

Latihan pernapasan ini cocok bagi siapa saja yang ingin meningkatkan kapasitas dan fungsi paru-paru.  Ketika melakukan teknik latihan pernapasan ini, kamu perlu berhitung delapan hitungan tanpa henti. Cara melakukannya:

4. Latihan Rib Stretch

Latihan pernapasan ini juga cukup mudah dilakukan. Kuncinya adalah hiruplah udara sebanyak mungkin dan tahan napas dalam waktu 10–25 detik. Teknik pernapasan ini efektif untuk meningkatkan kapasitas paru-paru kamu bila dilakukan setidaknya sekali sehari. Bila ingin meningkatkan fungsi paru-paru lebih baik lagi, lakukan latihan rib stretch tiga kali dalam sehari, selama 2–5 menit setiap kali latihan.

Baca juga: Hidup Lebih Sehat dengan Menjaga Kesehatan Paru-paru

5. Latihan Kekuatan Paru Pranayama

Latihan ini dilakukan dalam posisi duduk dan menggunakan lubang hidung kanan dan kiri secara bergantian. Caranya:

Baca juga: 3 Jenis Latihan Pernapasan untuk Hilangkan Stres

Itulah lima latihan pernapasan yang bisa kamu lakukan untuk meningkatkan fungsi paru-paru. Bila kamu mengalami gejala penyakit paru-paru, gunakan saja aplikasi Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter untuk membicarakan masalah kesehatan yang kamu alami melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Jadi, tunggu apa lagi? Download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Napas buatan adalah metode pemberian oksigen kepada seseorang yang mengalami kesulitan bernapas atau henti napas. Napas buatan dapat diberikan secara manual atau menggunakan alat bantu pernapasan.

Napas buatan merupakan bagian dari resusitasi jantung paru (RJP) atau cardiopulmonary resuscitation (CPR), yaitu teknik pertolongan pertama pada kondisi henti napas atau henti jantung. Kedua kondisi tersebut bisa disebabkan oleh banyak hal, seperti serangan jantung, cedera berat, atau tenggelam.

Apa yang terjadi ketika hembuskan nafas melalui sedotan

Saat napas terhenti, suplai oksigen dalam darah juga terhenti. Kurangnya suplai oksigen dapat menyebabkan kerusakan otak hingga kematian hanya dalam waktu 8–10 menit, sehingga pertolongan pertama harus segera dilakukan.

Tahapan resusitasi jantung paru adalah compression, airways, dan breathing (C-A-B). Compression atau kompresi adalah tahap menekan dada untuk membantu jantung memompa darah, dilanjutkan dengan airways sebagai upaya membuka jalur pernapasan, dan breathing guna memberi napas buatan.

Berbagai Teknik Napas Buatan yang Perlu Anda Ketahui

Pemberian napas buatan bisa dilakukan secara manual maupun menggunakan alat bantu pernapasan. Namun, penggunaan alat harus dilakukan oleh tenaga medis. Berikut ini adalah beberapa teknik napas buatan yang perlu Anda ketahui:

1. Mouth to mouth

Mouth to mouth atau memberikan napas dari mulut ke mulut adalah teknik napas buatan yang umum dilakukan, tetapi sudah tidak direkomendasikan.

Teknik mouth to mouth dapat dilakukan siapa saja ketika hendak memberikan pertolongan pertama pada orang yang mengalami henti napas sambil menunggu datangnya bantuan.

Jika mulut orang yang hendak ditolong terluka, pemberian napas buatan bisa dilakukan dari mulut penolong ke hidung orang yang hendak ditolong. Berikut ini adalah urutan langkah pemberian napas buatan dari mulut ke mulut atau hidung:

  • Pindahkan orang yang mengalami henti napas ke tempat yang aman.
  • Periksa tingkat kesadaran orang yang hendak ditolong dengan cara memanggilnya atau menepuk dada atau bahu.
  • Jika korban tidak sadar, tidak bernapas, dan tidak terdengar detak jantung atau tidak teraba denyut nadinya, segera minta pertolongan orang lain untuk memanggil ambulans.
  • Sambil menunggu, lakukan pertolongan dengan menekan dada korban (kompresi) sebanyak 30 kali dan pemberian napas buatan sebanyak 2 kali.
  • Untuk membuka saluran napas, angkat dagu korban dengan hati-hati hingga posisi kepalanya mendongak.
  • Cubit lubang hidung korban, tarik napas dalam, dan letakkan mulut Anda hingga menutupi mulut korban. Jika terdapat luka pada mulut korban, tutup mulutnya, letakkan mulut Anda menutupi hidung korban. Tiupkan napas, lalu perhatikan apakah dada korban naik. Jika dada tidak naik, ulangi dengan membuka saluran napas dan berikan napas kedua.
  • Lakukan pertolongan ini hingga bantuan medis datang.

Sebelum memberikan napas buatan mouth to mouth, Anda harus paham bahwa metode ini berisiko menularkan penyakit yang dapat menyebar melalui droplet atau ludah, misalnya hepatitis A dan COVID-19. Bila ada luka di mulut, bisa juga terjadi penularan penyakit lewat darah, misalnya hepatitis B atau HIV.

Untuk menghindari hal tersebut, diciptakan mouth to mouth resuscitation device. Alat yang umumnya terbuat dari silikon atau PVC ini berfungsi mencegah terjadinya kontak langsung dengan ludah korban.

2. Ambu bag atau bag valve mask

Ambu bag merupakan pompa udara yang dioperasikan dengan cara menekan kantong berisi udara. Alat ini memungkinkan pasien mendapat pasokan oksigen ketika mengalami henti napas. Penggunaan ambu bag harus dilakukan oleh petugas medis.

Agar alat ini bisa bekerja maksimal, masker ambu bag harus diletakkan secara tepat pada mulut dan hidung pasien, sehingga tidak ada celah bagi udara untuk keluar. Selain itu, posisi berbaring pasien juga harus benar agar saluran udaranya benar-benar terbuka.

3. Nasal canulla dan masker oksigen

Nasal canulla atau nasal kanul adalah selang oksigen yang ditempatkan di hidung. Selang ini memiliki dua cabang yang dimasukkan ke dalam dua lubang hidung untuk mengalirkan oksigen.

Sementara itu, masker oksigen adalah masker khusus yang ditempatkan di wajah serta menutup hidung dan mulut pasien. Masker ini tersambung dengan selang oksigen guna menyalurkan oksigen ke pasien.

Berbeda dengan teknik mouth to mouth dan pemakaian ambu bag yang digunakan saat kondisi pasien tidak mampu bernapas secara spontan, nasal canulla atau masker oksigen digunakan saat pasien masih dapat bernapas sendiri.

Penggunaan nasal canulla atau masker oksigen berfungsi untuk memudahkan pasien bernapas, tanpa menimbulkan gangguan saat menelan atau berbicara.

Alat tersebut sering digunakan pada penderita pneumonia, asma, penyakit paru obstruktif kronis, sleep apnea, atau gangguan pernapasan pada anak-anak dan bayi baru lahir.

4. Intubasi

Intubasi merupakan teknik pemberian napas buatan yang dilakukan oleh dokter untuk membuka jalan napas dan memberikan oksigen. Langkah ini dilakukan dengan cara memasukkan tabung khusus yang disebut endotracheal tube (ETT) pada batang tenggorokan pasien melalui mulutnya.

Intubasi dilakukan sebagai prosedur darurat untuk pasien yang tidak sadar dan tidak dapat bernapas, agar saluran napas tetap terbuka dan mencegah pasien kehilangan nyawanya akibat sulit bernapas. Prosedur ini umumnya dilakukan di instalasi gawat darurat (IGD) dan ICU.

Meski teknik napas buatan di atas banyak melibatkan alat bantu pernapasan dan umumnya dilakukan oleh tenaga medis, bukan berarti Anda sebagai orang awam tidak perlu mengetahuinya.

Anda pun tetap dapat mempelajari cara memberikan napas buatan dengan metode mouth to mouth sebagai bagian dari resusitasi jantung paru (RJP).

Keterampilan ini bisa bermanfaat jika suatu saat ada orang di sekitar Anda pingsan disertai henti napas atau henti jantung, sehingga tindakan RJP dapat Anda lakukan untuk menyelamatkan nyawa orang tersebut.

Sambil melakukan napas buatan dan kompresi dada, jangan lupa untuk tetap menghubungi ambulans di nomor 118 dan polisi di nomor 112 untuk meminta pertolongan.

Lakukanlah pemberian napas buatan sampai orang yang ditolong menunjukkan respons berupa munculnya denyut nadi dan bisa bernapas sendiri atau sampai bantuan medis datang.