Apa yang tertulis di lauhul mahfudz

ISLAMADANIA.COM - Banyak orang merisaukan soal jodoh dalam kehidupannya. Di luar sana ada banyak orang yang merasa kesulitan bertemu jodohnya, padahal usia semakin bertambah.

Dalam ajaran Islam, jodoh merupakan suatu perkara yang dirahasiakan Allah SWT. Namun, sebenarnya jodoh sudah ditetapkan oleh Allah SWT sejak sebelum manusia dilahirkan, termasuk rizki dan kematian.

Jadi, sebagai orang Islam sebaiknya tak perlu khawatir memikirkan soal jodoh, sebab Allah SWT telah menjamin menciptakan segala sesuatu yang berada di alam semesta ini berpasang-pasangan. Hal ini berdasarkan firman Allah SWT dalam Al Quran Surat Yasin ayat 36:

سُبْحٰنَ الَّذِيْ خَلَقَ الْاَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْۢبِتُ الْاَرْضُ وَمِنْ اَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُوْنَ.
Artinya: "Maha Suci (Allah) yang telah menciptakan semuanya berpasang-pasangan, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka sendiri, maupun dari apa yang tidak mereka ketahui." (QS. Yasin: 36).

Baca Juga: 3 Hal Yang Mesti Diperhatikan Pria Sebelum Melamar Wanita Pujaan

Buya Yahya, dalam salah satu pengajiannya juga pernah menjelaskan bahwa yang pertama kali diciptakan oleh Allah SWT adalah Qalam (pena).

Dengan Qalam atau pena tersebut, Allah SWT telah menuliskan semua takdir di alam semesta ini termasuk takdir manusia di Lauhul Mahfudz.

"Yang akan terjadi di menit ke depan, Allah sudah tahu. Jangan kan menit ke depan, dua ratus tahun yang akan datang tentang anak cucu anda, sudah tahu Allah dan sudah ditulis di lauh mahfudz. Itu urusan Allah, bukan urusanmu," kata Buya Yahya dalam video dikutip islamadania.com dari kanal YouTube Al Bahjah TV yang diunggah pada 23 Maret 2019.

Buya Yahya menjelaskan, seluruh takdir manusia seperti dalam hal rizki, maut, dan jodoh telah tertulis di Lauhul Mahfudz dan yang mengetahui hanyalah Allah SWT.

إنَّ أَحَدَكُم يُجْمَعُ خلقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ، وَأَجَلِهِ، وَعَمَلِهِ، وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ

“Sesungguhnya janin yang ada dalam kandungan ibunya ketika telah melewati umur empat bulan, maka Allah mengutus Malaikat kepadanya yang meniupkan roh dan menulis rizqi, ajal, amal dan apakah dia celaka atau bahagia”.

Rezqi juga telah tertulis dan ditakdirkan beserta sebab-sebabnya, tidak bertambah dan tidak berkurang. Sebagian dari sebab-sebab (rezqi) adalah pekerjaan manusia untuk mencari rezqi, sebagaimana firman Allah :

هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ ۖ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ

“Dia (Allah) adalah Tuhan yang telah menjadikan bumi tunduk (kepadamu), maka berjalanlah dia atas pundaknya dan makanlah sebagian rezqi-Nya dan kepada-nyalah tempat kembali” [Al-Mulk/65 : 15]

Sebagian dari sebab-sebab rezqi lagi adalah menyambung persaudaraan (sillaturrahim), termasuk berbuat baik kepada kedua orang tua dan menyambung hubungan keluarga, karena Nabi telah bersabda.

Baca Juga  Buah Keimanan Kepada Qadha' Dan Qadar : Terbebas Dari Syirik, Ikhlas, Tawakkal, Takut Kepada Allah

مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

“Barangsiapa ingin dilapangkan rezqinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah dia menyambung persaudaraan (sillaturrahim).

Sebagian sebab-sebab rezqi lagi adalah bertaqwa kepada Allah, sebagaimana firman Allah.

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجً ﴿٢﴾ وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

“Barangsiapa bertaqwa, maka Dia akan menjadikan baginya jalan keluar dan memberinya rezqi dengan tanpa disangka-sangka” [Ath-Thalaq/65 : 2-3]

Janganlah anda mengatakan : “rezqi telah tertulis dan terbatasi dan aku tidak akan melakukan sebab-sebab untuk mencapainya”. Karena pernyataan tersebut adalah suatu kelemahan. Sedangkan yang disebut kepandaian adalah kamu tetap berupaya mencari rezqi dan sesuatu yang bermanfaat bagimu, baik untuk agamamu maupun untuk duniamu. Nabi bersabda.

الكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ المَوْتِ، وَالعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ

“Seorang yang pandai adalah orang yang mengoreksi dirinya dan beramal untuk bekal setelah mati, sedangkan orang yang lemah adalah orang hanya mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan terhadap Allah Ta’ala”

Sebagaiamana rezqi telah tertulis dan ditaqdirkan bersama sebab-sebabnya, maka jodoh juga telah tertulis (beserta sebab-sebabnya). Masing-masing dari suami istri telah tertulis untuk menjadi jodoh bagi yang lain. Bagi Allah tidak rahasia lagi segala sesuatu, baik yang ada di bumi maupun di langit.

[Disalin kitab Al-Qadha’ wal Qadar edisi Indonesia Tanya Jawab Tentang Qadha dan Qadar, Penulis Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin’, terbitan Pustaka At-Tibyan, penerjemah Abu Idris]

Apakah jodoh sudah tertulis di Lauh Mahfuz?

Sebagai takdir dari Allah SWT, seorang jodoh pada dasarnya sudah tertulis sejak 50.000 tahun yang lalu. Hal itu berarti sebelum manusia dilahirkan di bumi, takdir terkait jodoh sudah ditulis lebih dahulu. Meskipun jodoh sudah ditetapkan di Lauhul Mahfudz, seorang muslim yang taat tetap harus memperjuangkan jodohnya.

Apakah yang tertulis di Lauh Mahfudz bisa berubah?

Takdir memang tidak bisa berubah tanpa takdir baru yang datangnya dari Allah SWT. Dengan demikian, catatan di dalam Lauh al-Mahfuzh pun bisa berubah.

Jodoh sudah tertulis dimana?

Jodoh bagian dari takdir, jodoh, rezeki, ajal sudah ditentukan dalam lauhul mahfudz, dan bisa jadi Allah bisa mengubah sesuai kehendak.

Dimana letak Lauh Mahfuzh?

Lauhul Mahfudz yang dijelaskan dalam ayat 21-22 surat Al Buruj berada di kening Malaikat Israfil.”