Apakah boleh memaksakan agama kepada orang lain?

Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menegaskan bahwa agama tak boleh dipaksakan kepada yang lain. Hal itu tak lepas dari esensi utama bahwa Tuhan Yang Maha Esa telah menciptakan agama secara beragam di muka bumi ini.

"Jika Tuhan menginginkan agama satu, maka mudah bagi Tuhan jadi semua agama satu. Tuhan menginginkan kita berbeda agar kita bisa bersilaturahim, berhubungan, mengoreksi satu sama lain, saling berfikir kritis satu sama lain," kata Yaqut dalam acara Peluncuran Aksi Moderasi Beragama yang disiarkan di kanal YouTube Pendis Channel, Rabu (22/9) malam.

"Karena itu agama kemudian tidak boleh dipaksakan," tambahnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Yaqut menyatakan bahwa ajaran Islam juga telah memerintahkan umatnya agar tak memaksakan agama kepada yang lain. Tak hanya itu, ia juga menyinggung ayat ke-6 surat Al-kafirun telah memerintahkan untuk tak memaksa orang lain dalam meyakini kebenaran suatu agama.

"Bagimu agamamu, bagiku agamaku. Tak ada paksakan dan tidak ada intimidasi dalam meyakini kebenaran agama," kata dia.

Lebih lanjut, Yaqut menilai bahwa keberagaman telah menjadikan Indonesia tegak, kuat dan jaya sampai hari ini. Ia menilai Indonesia tak akan bisa berdiri bila tak ada agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Konghucu dan agama lokal lainnya.

Keberagaman, kata dia, menjadi sesuatu yang indah di Indonesia saat ini. Karena itu, ia tak ingin anak-cucu masyarakat Indonesia ke depannya justru diwarisi oleh kehancuran, bukan kejayaan dan keindahan.

"Agar warisan yang indah ini juga kita bisa warisan ke anak cucu kita dengan keindahan yang sama," kata dia.

Selain itu, Yaqut juga menegaskan bahwa orang Islam belum memahami ajaran agamanya dengan baik apabila masih paling mengaku paling benar di antara yang lain. Sebab, dalam Islam telah ditekankan bahwa agama adalah menyempurnakan akhlak, bukan membuat akhlak baru.

"Saya yakini ajaran agama saya yang benar. Tapi itu tak berarti agama yang tak sama dengan saya yang diyakini itu salah. Kita punya keyakinan sendiri-sendiri dan kita punya keyakinan masing-masing. Dan kita pegang keyakinan kita tanpa harus mempersalahkan yang lain," kata dia.

(rzr/DAL)

[Gambas:Video CNN]

Apakah boleh memaksakan agama kepada orang lain?

Karena orang lain memiliki hak untuk memilih,termask hak memilih agama dan kita tidak bisa memaksakan kehendak

  • Apakah boleh memaksakan agama kepada orang lain?

  • Apakah boleh memaksakan agama kepada orang lain?

  • Apakah boleh memaksakan agama kepada orang lain?

  • Apakah boleh memaksakan agama kepada orang lain?

  • Apakah boleh memaksakan agama kepada orang lain?

Karena kalau kita memaksakan agama kapada orang lain berarti kita merampas hak asasi orang tersebut untuk memeluk agama sesuai dengan peraturan tentang HAM yang berlaku.menurutku begitu...

  • Apakah boleh memaksakan agama kepada orang lain?

  • Apakah boleh memaksakan agama kepada orang lain?

    maacih jawabannya bambank

  • Apakah boleh memaksakan agama kepada orang lain?

    Anjir lgi plajaran agama lu malah desah:v

  • Apakah boleh memaksakan agama kepada orang lain?

  • Apakah boleh memaksakan agama kepada orang lain?

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Allah SWT telah menegaskan dalam Alquran bahwa manusia dalam beragama atau menganut kepercayaan, tak boleh memaksa manusia lainnya agar sama seperti dirinya. Tidak ada paksaan dalam menganut agama.

Allah berfirman dalam Alquran Surah Al-Baqarah ayat 256 berbunyi: “La ikraha fii diini, qad tabayyana ar-rusydu minal-ghayyi faman yakfar bithoguti wa yu’min billahi faqadis-tamsaka bil-urwatil-wusqa la-nfishama laha wallahu sami’un alim”. Artinya: "Tidak ada paksaan untuk menganut agama. Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat. Karena itu, barangsiapa yang ingkar kepada thagut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang teguh kepada gantungan tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Prof Quraish Shihab dalam kitabnya Tafsir Al-Mishbah mengemukakan, kalimat tidak ada paksaan dalam menganut agama dalam ayat tersebut bermakna, mengapa ada paksaan padahal Dia tidak membutuhkan sesuatu? Mengapa ada paksaan? Sekiranya Allah menghendaki, niscaya manusia dijadikanNya satu umat saja.

Beliau menegaskan, dalam tafsirnya, yang dimaksud dengan kalimat tidak ada paksaan dalam menganut agama adalah menganut akidahnya. Hal ini berarti jika seseorang telah memilih satu akidah, maka yang bersangkutan terikat dengan tuntutan-tuntutan di dalamnya.

Allah menghendaki agar setiap orang merasakan kedamaian. Beliau menjelaskan, agama Islam dinamai Islam yang berarti damai.

Kedamaian tidak dapat diraih jika jiwa tidak damai. Paksaan menyebabkan jiwa tidak damai karena itu tidak boleh ada paksaan dalam menganut keyakinan agama Islam.

Telah jelas jalan yang lurus dan batil. Itu sebabnya, kata beliau, orang gila dan yang belum dewasa atau yang tidak mengetahui tuntunan agama, tidak berdosa jika melanggar atau tidak menganutnya. Sebab, bagi mereka-mereka itu belum jelas jalan kebenarannya.

Namun demikian di sisi lain, Prof Quraish juga menjabarkan, manusia tidak boleh berlindung dalam jubah ketidaktahuan secara sengaja. Sebab, setiap manusia memiliki potensi untuk mengetahui, namun terkadang potensi tersebut tidak digunakan. Apabila manusia tidak menggunakan potensi itu, maka yang bersangkutan akan dituntut dengan alasan menyia-nyiakan potensi yang dimiliki.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis Isu-Isu Terkini Persepektif Republika.co.id

Tag :

Apakah boleh memaksakan agama kepada orang lain?
9 jam yang lalu

Apakah boleh memaksakan agama kepada orang lain?
6 jam yang lalu

Apakah boleh memaksakan agama kepada orang lain?
5 jam yang lalu

Apakah boleh memaksakan agama kepada orang lain?
27 November 2022, 05:30

Apakah boleh memaksakan agama kepada orang lain?
11 menit yang lalu