Apakah dampak bermain hp bagi anak jelaskan brainly

Halodoc, Jakarta – Anak-anak cenderung menyukai hal yang menyenangkan, termauk main video game. Hal itu membuat anak-anak sering kali menghabiskan banyak waktu untuk bermain game, bahkan sampai kecanduan. Sebenarnya, boleh saja jika membiarkan Si Kecil sesekali bermain game untuk mengisi waktu. Namun, hal ini bisa memicu dampak yang tidak baik jika dilakukan terlalu sering.

Nyatanya, ada beberapa dampak yang bisa muncul akibat anak-anak sering main game, termasuk dampak kesehatan fisik dan kesehatan mental. Kebiasaan menghabiskan waktu bermain game bisa membuat Si Kecil mengalami kecanduan yang ditandai dengan merasa gelisah dan mudah marah apabila tidak diijinkan bermain, susah berhenti main game, tidak peduli dengan orang sekitar, hingga muncul gejala penyakit, seperti migraine atau mata lelah.

Baca juga: Kapan Kecanduan Game Online Jadi Masalah Kesehatan Mental?

Dampak Keseringan Main Game

Terlalu sering main game, apalagi sampai membuat anak tidak melakukan aktivitas lain bisa memicu beragam dampak buruk, di antaranya:

1.      Kesehatan Mata Terganggu

Menatap layar komputer atau gadget terlalu lama saat bermain game otomatis akan membuat kesehatan mata anak jadi menurun, mulai dari mata lelah, minus bertambah, sampai kerusakan saraf mata.  

2.      Gangguan Motorik

Hanya duduk bermain game saja seharian juga membuat anak jadi kurang banyak bergerak. Akibatnya, lama kelamaan kemampuan motorik Si Kecil akan menurun, sehingga pertumbuhan badannya jadi tidak maksimal dan anak berisiko mengalami obesitas.

3.      Nyeri Sendi

Saat bermain game, anak tanpa sadar duduk membungkuk atau tiduran. Posisi duduk ini bukanlah posisi duduk yang sehat. Jika anak duduk dalam posisi yang salah terlalu lama, itu bisa membuat ototnya terasa kaku dan nyeri sendi.

4.      Menurunkan Tingkat Konsentrasi Anak

Menurut penelitian, kecanduan bermain game bisa membuat anak mengalami gangguan konsentrasi. Ketika anak senang bermain game, akan terjadi perubahan pada struktur dendrit sel-sel di dalam otaknya. Hal ini mengakibatkan konsentrasi anak menurun, sehingga ia mudah lupa dan gagal fokus. Paparan radiasi dari perangkat elektronik juga bisa melemahkan konsentrasi anak.

Baca juga: WHO: Kecanduan Game Merupakan Gangguan Mental

5.      Anak Kurang Bersosialisasi

Si praremaja yang kecanduan bermain game biasanya akan lebih memilih bermain komputer di rumah daripada bermain di luar bersama teman-temannya. Akibatnya, anak akan jadi canggung atau kurang cakap jika harus bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.

6.      Masalah Komunikasi

Tidak hanya kemampuan bersosialisasi saja yang bermasalah, anak yang kecanduan game juga akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi. Kegiatan berkomunikasi bukan hanya sekadar mendengarkan dan memberi respons perkataan orang lain, tapi juga termasuk membaca ekspresi lawan bicara. Anak yang kurang bersosialisasi biasanya kesulitan melakukan hal ini.

7.       Anak Jadi Lebih Agresif

Anak yang kecanduan bermain game yang mengandung unsur kekerasan, seperti perang-perangan, pertarungan, dan lain sebagainya, biasanya akan lebih agresif dan memiliki emosi yang tinggi. Meski begitu, sebenarnya bermain game juga bisa memberi manfaat untuk anak, termasuk membantu mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan meningkatkan kreativitas. Maka dari itu, penting bagi ayah dan ibu untuk lebih bijak dalam memberikan izin anak bermain game, bukan malah melarangnya sama sekali.

Baca juga: 6 Tips Hindarkan Anak Kecanduan Game Online

Jika anak menunjukkan gejala kecanduan main game dan mulai mengganggu, mintalah Si Kecil untuk membatasi atau mengurangi waktu main game. Jika butuh saran ahli untuk mengatasi kecanduan game pada anak, coba pakai aplikasi Halodoc. Lebih mudah menghubungi psikolog atau psikiater melalui Video/Voice Call atau Chat. Ayo, download aplikasinya sekarang di App Store atau Google Play!


Referensi:
Mom Junction. Diakses pada 2021. Positive And Negative Effects Of Video Games On Children.
Kids Health. Diakses pada 2021. Are Video Games Bad for Me?
Very Well Health. Diakses pada 2021. Video Games and Eyestrain.

Pada jaman sekarang yang modern dan teknologi canggih,sering kita lihat anak-anak di usia ramaja seperti anak sekolah bahkan sekolah dasar misalnya TK sekalipun banyak yang sudah menggunakan perangkat gadget contohnya HP,Tablet.

Sampai ada sebagian orang tua yang dengan bangga memperlihatkan dan memproklamirkan bahwa anaknya sudah menggunakan dan menenteng HP android generasi terbaru kesana kemari. Sebenarnya seberapa besarkah manfaat HP terhadap anak-anak diusia seperti ini ? Apakah sudah ada penelitian mengenai hal ini ? Wallahu alam, saya juga tidak tahu.

Tetapi paling tidak beberapa catatan berikut dapat menjadi acuan bagi kita untuk menjawab apakah benar HP memberi manfaat yang besar bagi anak-anak kita atau bahkan sebaliknya. Berikut dampak positif dan negatif yang saya sarikan dari berbagai sumber :

Dampak Positif
1.Mempermudah komunikasi. Misalnya saja ketika orang tua atau pihak keluarga akan menjemput anak ketika pulang sekolah/selesai melakukan kegiatan diluar rumah.

2.Menambah pengetahuan tentang perkembangan teknologi. Karena bagaimanapun teknologi ini hari ini sudah merambah hingga kepelososk-pelosok desa.

3.Memperluas jaringan persahabatan.

Dampak Negatif
1.Mengganggu Perkembangan Anak. Dengan canggihnya fitur-fitur yang tersedia di hand phone (HP) seperti : kamera, permainan (games) akan mengganggu siswa dalam menerima pelajaran di sekolah. Tidak jarang mereka disibukkan dengan menerima panggilan, sms, miscall dari teman mereka bahkan dari keluarga mereka sendiri. Lebih parah lagi ada yang menggunakan HP untuk mencontek (curang) dalam ulangan/ujian. Bermain HP saat guru menjelaskan pelajaran dan sebagainya. Kalau hal tersebut dibiarkan, maka generasi yang kita harapkan akan menjadi budak teknologi.

2.Efek radiasi. Selain berbagai kontroversi di seputar dampak negatif penggunaannya,. penggunaan HP juga berakibat buruk terhadap kesehatan, ada baiknya siswa lebih berhati-hati dan bijaksana dalam menggunakan atau memilih HP, khususnya bagi pelajar anak-anak. Jika memang tidak terlalu diperlukan, sebaiknya anak-anak jangan dulu diberi kesempatan menggunakan HP secara permanen.

3.Rawan terhadap tindak kejahatan. Ingat, pelajar merupakan salah satu target utama dari pada penjahat. Apalagi HP merupakan perangkat yang mudah dijual, sehingga, anak-anak yang menenteng HP high end bisa-bisa dikuntit maling yang mengincar HPnya.

4.Sangat berpotensi mempengaruhi sikap dan perilaku siswa. Jika tidak ada kontrol dari guru dan orang tua. HP bisa digunakan untuk menyebarkan gambar-gambar yang mengandung unsur pornografi.

5.Pemborosan. Dengan mempunyai HP, maka pengeluaran kita akan bertambah, apalagi kalau HP hanya digunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat maka hanya akan menjadi pemborosan yang saja.

6.Menciptakan lingkungan pergaulan sosial yang tidak sehat. Ada keluarga yang tidak mampu, tetapi karena pergaulan dimana teman-temannya sudah dibelikan HP sehingga mereka merengek-rengek kepada orang tuanya padahal orang tuanya tidak mampu, atau bahkan menimbulkan gap antara gank HP keren dan gank HP jadul atau yang belum memiliki.

7.Membentuk sifat hedonisme pada anak. Ketika keluar gadget terbaru yang lebih canggih, mereka pun merengek-rengek meminta kepada orang tua, padahal mereka sebenarnya belum memahami benar manfaat setiap fitur-fitur baru secara menyeluruh.

8.Anak kita akan sulit diawasi, khususnya ketika masa-masa pubertas, disaat sudah muncul rasa ketertarikan dengan teman cowok/ceweknya, maka HP menjadi sarana ampuh bagi mereka untuk komunikasi, tetapi komunikasi yang tidak baik, hal ini akan mengganggu aktifitas yang seharusnya mereka lakukan, shalat, makan, belajar bahkan tidur !! Karena mereka asyik sms-smsan dengan teman lawan jenisnya.

9.Nah, yang terakhir ini rasanya dulu ada penelitian yang pernah saya baca, efek sampingan jari yang kebanyakan memencet tombol ketika sms-an, bukankah ujung jari memiliki jutaan syaraf ? apalagi disaat anak-anak pada usia pertumbuhan, tentu kita tidak ingin pertumbuhannya terganggu gara-gara fungsi syaraf yang terhambat pertumbuhannya karena keseringan dipencet ?

Sumber berita : //guraru.org/guru-berbagi/dampak-positif-dan-negatif-hp-bagi-pelajar/

Video

Tak hanya menonton program televisi, orang tua juga harus membatasi anak main gadget. Hal ini penting agar anak tidak mengalami kecanduan yang berdampak buruk bagi tumbuh kembangnya. Untuk mengetahui berapa jam waktu ideal anak menggunakan gadget, simak penjelasan di bawah ini.

Penggunaan gadget memang dapat memberi banyak manfaat dalam hal kemudahan mengakses beragam informasi atau pelayanan. Namun, di balik manfaat tersebut ada juga risiko buruk yang harus diwaspadai, terutama pada anak. Oleh karena itu, waktu anak main gadget perlu dibatasi.

Apakah dampak bermain hp bagi anak jelaskan brainly

Durasi yang Disarankan untuk Anak Main Gadget

Para ahli menyarankan waktu maksimal anak mengakses gadget adalah 1–2 jam per hari. Berikut ini adalah durasi anak main gadget yang disarankan berdasarkan usianya:

  • Anak usia di bawah 2 tahun disarankan sama sekali tidak diberi akses pada gadget. Jika benar-benar diperlukan, anak usia di atas 1,5 tahun dapat mengakses gadget dengan didampingi orang tua dan tidak lebih dari 1 jam per hari.
  • Anak usia 2–5 tahun disarankan mengakses gadget hanya 1 jam per hari, itu pun sebaiknya program yang berkualitas.
  • Anak usia 6 tahun ke atas boleh bermain gadget, tapi dengan waktu yang sudah disepakati bersama orang tua, misalnya hanya pada akhir pekan atau maksimal 2 jam per hari.

Hal yang perlu Anda pahami adalah durasi yang disarankan di atas tidak berlaku pada penggunaan gadget seperti ponsel atau tablet saja, tapi juga termasuk waktu untuk menonton TV atau menggunakan komputer/laptop.

Mengapa Gadget Perlu Dibatasi?

Menurut studi, penggunaan gadget yang tidak dibatasi bisa berkembang menjadi kecanduan gadget. Beberapa dampak buruk akibat kecanduan gadget pada anak adalah:

1. Gangguan perkembangan kognitif

Khususnya di usia 1–3 tahun ketika otak anak sangat sensitif terhadap lingkungan sekitar, semua hal yang terjadi pada anak di awal kehidupannya akan menjadi fondasi permanen bagi perkembangan fungsi otak selanjutnya.

Penelitian menemukan bahwa perkembangan kognitif anak akan terhambat tertunda apabila dia terlalu lama mengakses media elektronik. Ini akan berpengaruh pada kemampuan anak untuk fokus, membangun kosakata, bahkan untuk memahami tingkah laku, serta kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.

2. Tidak bisa berempati

Kemampuan untuk berempati sangat tergantung pada perkembangan suatu bagian otak yang dibentuk dengan interaksi sosial antar manusia. Hal ini tidak bisa didapatkan melalui permainan dari gadget.

Oleh karena itu, jika anak lebih sering bermain dengan tablet daripada dengan teman-temannya, ada kemungkinan ia akan mengalami masalah dalam memahami situasi maupun perasaan teman-temannya.

3. Malas berpikir

Gadget sangat kaya akan stimulus bagi anak. Apa yang disentuh pada layar bisa menghasilkan sesuatu untuknya, baik itu gerakan atau perubahan warna. Ini tentunya cukup berbeda dengan buku cerita yang gambarnya itu-itu saja dan tidak bisa bergerak.

Meski terkesan lebih praktis dan interaktif, hal ini sebenarnya tidak baik untuk otak anak, karena berisiko membuatnya malas berimajinasi atau berpikir sehingga akan berpengaruh pada kemampuannya belajar saat masuk sekolah.

4. Kelebihan berat badan karena kurang bergerak

Terlalu banyak duduk dan jarang bergerak karena menggunakan gadget terlalu lama berisiko memicu kenaikan berat badan atau obesitas pada anak. Kurangnya aktivitas fisik juga bisa melemahkan daya tahan tubuh dan membuat anak mudah sakit, apalagi bila anak sampai begadang untuk bermain gadget.

5. Gangguan perilaku

Penelitian menunjukkan bahwa anak yang banyak menghabiskan waktu dengan bermain gadget dapat mengalami kesulitan dalam mengontrol emosi, tidak mau mendengarkan orang tua, dan menenangkan diri mereka. Selain itu, penggunaan gadget atau media yang terlalu tinggi juga dikaitkan dengan kejadian ADHD.

6. Anggota badan tertentu terasa sakit

Terlalu sering bermain gadget, terutama untuk bermain game, juga dapat membuat tangan anak sakit. Ini karena saat bermain game, anak berkali-kali memencet tombol yang sama dan sering kali dengan posisi yang tidak berubah-ubah. Lama-kelamaan hal ini dapat gangguan, misalnya carpal tunnel syndrome.

Tak cuma di tangan, gangguan kesehatan lain yang dapat muncul akibat keseringan main gadget adalah sakit leher, sakit kepala, dan mata kering. Keluhan ini bahkan bisa terjadi secara terus-menerus.

Tips Membatasi Penggunaan Gadget pada Anak

Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa Anda coba untuk membatasi penggunaan gadget pada anak di rumah:

  • Tetapkan aturan durasi main gadget sesuai klasifikasi usia seperti yang telah dijelaskan di atas
  • Buat peraturan mengenai jadwal yang mengharuskan Anda sekeluarga lepas dari gadget, misalnya saat makan malam bersama, menjelang tidur, atau saat bepergian sekeluarga
  • Seleksi beberapa aplikasi yang bermanfaat untuk anak, misalnya, aplikasi belajar membaca, berhitung, atau hal lain yang bermanfaat
  • Letakkan semua perangkat gadget di ruang bersama agar Anda bisa memantau apa yang sedang dilihat atau dimainkan oleh anak
  • Luangkan waktu Anda untuk melakukan aktivitas lain bersama anak sebagai pengganti bermain gadget, seperti menggambar, bermain sepeda, atau berenang
  • Jangan memberikan anak gadget dengan tujuan untuk menenangkannya ketika ia rewel. Hal ini bisa membuat anak menjadi sulit ditenangkan tanpa gadget

Hal yang perlu dilakukan selain membatasi anak main gadget adalah mendisiplinkan diri untuk melakukan hal yang sama. Jadi, Anda juga harus berusaha untuk tidak sering mengakses gadget saat bersama keluarga serta meletakkan handphone dan mematikan TV di saat-saat tertentu yang sudah disepakati bersama.

Dengan bersama-sama membatasi gadget di lingkungan keluarga, anak pun akan membiasakan diri untuk tidak menggantungkan kesenangannya terhadap alat elektronik ini.

Namun, bila hal tersebut malah membuatnya merasa diperlakukan tidak adil dan marah, mungkin anak sudah mengalami kecanduan gadget. Jika sudah seperti ini, konsultasikan dengan psikolog atau psikiater untuk mendapat penanganan yang tepat.