Apakah pembangunan sosial budaya dapat menghilangkan jati diri bangsa

1. apa sè èmaksod kalabân 5w 1h? terrangngaghi! 2.jhâjhâl tolès lalampan sè bisa maghâmpang nyarèta'aghi polèteks informasi. 3. apa sè èmaksod kalabân … paragraf deduktif ?terrangngaghi! 4.jhâjhâl tolès contona paragraf induktif ! 5.jhâjhâl sebbhuttaghi macemma sangghemman! c. jâwâb pètanya è bâbâ rèya noro' parèntana! 1. rahmanè asakola è sampang. tolèsan latèn è attas járèya obâ ka tolèsan carakanna! 2. nom santoso ngastanè ghuru è bâluto. tolèsan latèn è attas járèya obâ ka tolèsan carakanna! 3. jhâjhâl terrangngaghi carana nolès aksara rajâna ca bân pasanganna! 4. tolèsan carakan è bâbâ rèya obâ ka tolèsan latènna! ll namnáguinzquzquzgriaukerumunan ch 5. tolèsan carakan è bâbâ rèya obâ ka tolèsan latènna! el matíny, my nangan2 mm218 2112 mjamningu​

(mateus 28:19-20) 19 karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-ku dan baptislah mereka dalam nama bapa dan anak dan roh kudus, 20 dan ajarlah … mereka melakukan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu. dan ketahuilah, aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." • setelah menyimak teks kitab suci tersebut, jawablah pertanyaan-pertanyaan beri- kut ini: 1. apa isi pesan teks kitab suci tersebut? 2. apa yang dimaksudkan dengan keapostolikan gereja dalam teks kitab suci itu? 3. cari dan temukan teks-teks lainnya dari kitab suci perjanjian baru yang menjelas- kan tentang keapostolikan gereja!

1.di kamar edo , benda-benda apa saja yang menggunakan listrik? 2.apa manfaat listrik untuk edo? 3.sekarang, amatilah sekitarmu! coba tuliskan manfaat … listrik yang kamu temukan! 4. diskusikan jawabanmu dengan seorang teman.apakah manfaat listrik yang kalian rasakan sama?mengapa?​

Bagaimana aturan dalam permainan estafet bola secara singkat ?​

Bagaimana cara menafsirkan sifat allah wahdaniyah berdasarkan dalil naqli dan dalil aqli!

1.lalap nu Rek di jieun lotek...heula sakeudeung2.hayam meunang meresihan teh...,terus dibeuleum3.cabe pikeun samara balado endog...dina coet4.lain ge … ...ari kudu haneut imah, bajigur meureun5.mani kabita nempa...gurame,jaba keur lapar 6.ditukang bajigur biasana sok Aya...jeung seupan cau7.najan dahar jeung....tapi dia ari keur lapar mah ngeunah jawaban untuk diatas! a. kecapb. katimusc. acard. disangrayg. diseupanh. direndosi. es krimtolong ka di Bantu​

Tutuwuhan nu ngahambat nuwuh na na pakan badaka nyaeta.

tolong bantuin kak yang ini. terimakasih​

Pert interpace dapat ditemui pada. Yang terdapat di bagian belakang. Komputer.

A. Susun Kecap Kecap ieu di Handap Dina Wangun kalimah Umpama TeuApal Hartina,ilikan Dina kandaga kecap! Kalimah,Sumeber,Ngadedeul,Ngelingan,Maneuh,Ma … yeng,Matuh,manten,medal.

Ditulis oleh : Katrin M Restiana (002136855217347)

Pembangunan sosial dan budaya bukanlah sebuah jalan alternatif, dimana hanya dijadikan sebagai pilihan. Pembangunan sosial merupakan respon dari pembangunan ekonomi yang telah lama mendominasi model-model pembangunan  dan pada pembangunan terakhir paradigma pembangunan ekonomi ternyata perlu diimbangi dengan paradigma pembangunan sosial, sebagai suatu dikotomi yang saling integrasi dan saling komplementer (Iskandar, 2005). Pembangunan sosial dan budaya harusnya dapat berjalan beriringan dengan pembangunan dalam bidang lainnya. Pada kenyataanya, saat ini, pembangunan sosial hanya sebagai solusi atas terjadinya distorsi akibat pembangunan ekonomi. Pemerintah lebih menekankan kepada angka-angka pertumbuhan ekonomi dimana pertumbuhan tersebut justru mendatangkan masalah baru, yaitu kesenjangan sosial akibat tidak meratanya pembangunan. Pembangunan sosial dan budaya seharusnya juga dipertimbangkan diawal ketika memutuskan untuk melakukan pembangunan ekonomi maupun di bidang lainnya, sehingga semua dapat berjalan secara seimbang. Unsur budaya juga sangat penting dalam pembangunan, dimana suatu negara dapat memajukan perekonomiannya tanpa harus menghilangkan budaya maupun nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, sehingga jati diri bangsa tetap terjaga.

Tujuan pembangunan di bidang sosial dan budaya, yaitu untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang ditandai dengan adanya peningkatan kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat serta tercukupinya kebutuhan dasar. Namun, di negara-negar berkembang khususnya, banyak masalah-masalah mendasar yang masih terjadi dan Indonesia adalah salah satunya. Betapa sangat disayangkan apabila kita sebagai sesama manusia bersikap acuh tentang masalah yang seharusnya menjadi tanggung jawab semua masyarakat dan bukan hanya pemerintah. Jika kita mengaku sebagai satu bangsa, yaitu bangsa Indonesia maka segala yang menjadi masalah satu orang dengan begitu akan menjadi tanggung jawab semua orang.

Masalah yang masih banyak terjadi di Indonesia antara lain banyaknya pengangguran yang berakibat pada kemiskinan, perdagangan manusia, perbudakan, prostitusi serta hak anak-anak dan wanita tidak terpenuhi. Masyarakat dengan pendidikan rendah dari zaman ke zaman akan semakin tersingkir dan tidak memiliki kesempatan untuk meningkatkan taraf hidupnya. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, pengangguran di Indonesia tahun 2013 pada bulan Agustus mencapai 6,25%. Anak-anak yang putus sekolah pada akhirnya menggantungkan hidup mereka di jalanan bahkan mereka menjadi salah satu objek perdagangan serta perbudakan manusia. Hingga tahun 2010 sudah terdapat 3.735 kasus perdagangan dan perbudakan manusia (BBC, 2010). Para wanita yang terpaksa melakukan praktik prostitusi hanya demi bertahan hidup karena tidak memiliki pilihan lain dengan kondisi mereka yang terbatas. Dario Agnote (1998) menyebutkan bahwa di Indonesia uang yang beredar di dunia prostitusi ini mencapai 1,2 hingga 3,3 milyar dollar AS pertahun, atau mencapai 0,8 hingga 2,4 persen dari GDP Indonesia. Di Jakarta saja, uang yang dihasilkan dari industri ini mencapai angka 191 juta dollar AS pertahun. Masalah-masalah mendasar tersebut dapat terjadi akibat masyarakat yang tidak peduli terhadap kondisi sekitar, dan bagi mereka yang tidak punya pilihan lain untuk bertahan hidup akan membiarkan dirinya menerima ketidakadilan sebagai manusia. Sikap individualis inilah yang diadopsi dari dampak penerapan sistem ekonomi negara-negara maju. Padahal sikap seperti inilah, sikap yang tidak pernah sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak akan berarti banyak apabila hak-hak dasar masyarakatnya tidak dapat terpenuhi secara menyeluruh. Tidak banyak yang diharapkan oleh mereka yang kurang beruntung. Bagi mereka yang kurang beruntung hanya berharap dapat keadilan dari perjuangan mereka bertahan hidup. Betapa ironisnya jika kita melihat kondisi bangsa yang begitu terpuruk.

Pemerintah sudah berusaha untuk mengatasi masalah-masalah mendasar tersebut salah satunya membuat regulasi untuk melindungi masyarakat yang kurang beruntung, selain itu terdapat upaya lainnya untuk mengurangi pengangguran. Namun sayangnya tidak berjalan dengan baik karena rendahnya kesadaran dari masyarakat. Disini diperlukan sinergi antara pemerintah yang memiliki kewenanangan untuk mengatur dan masyarakat yang mendukung usaha pemerintah dengan menjadi partisipan yang bertanggung jawab dari setiap kebijakan pemerintah. Hanya dengan begitu pembangunan akan berjalan secara seimbang.

Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Kemenko PMK, I Nyoman Shuida :

"Upaya pelindungan, pemanfaatan, pengembangan, dan pembinaan terkait Objek Pemajuan Kebudayaan, termasuk Seni, merupakan tugas dan tanggung jawab bersama, baik pemerintah maupun non-pemerintah. Diperlukan adanya peran dan sinergi seluruh pengambil kebijakan dan pemangku kepentingan di bidang kebudayaan, salah satunya adalah Pelaku Seni," katanya lagi.

Penyebaran arus globalisasi menjadi suatu hal yang tak terelakkan dewasa ini. Perkembangan globalisasi memiliki dampak positif dan juga negatif. Terkait dengan hal tersebut, Kebudayaan harus menjadi fondasi dari setiap kebijakan pembangunan yang dilakukan di Indonesia. Kebudayaan memiliki peran strategis bagi sebuah bangsa.

Hal tersebut disampaikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Kementerian Koordinator Bidang Kebudayaan  Kemenko PMK, I Nyoman Shuida membuka Lokakarya Peningkatan Peran Pelaku Seni dalam Pemajuan Kebudayaan di Jakarta pada medio Oktober lalu. Shuida menegaskan, penyebaran arus globalisasi menjadi suatu hal yang tak terelakkan dewasa ini. Perkembangan globalisasi memiliki dampak positif dan juga negatif. "Arus budaya asing yang masuk dan menyebar, turut mengikis nasionalisme terhadap budaya sendiri," katanya. Terkait dengan hal tersebut, Kebudayaan harus menjadi fondasi dari setiap kebijakan pembangunan yang dilakukan di Inonesia. Kebudayaan memiliki peran strategis bagi sebuah bangsa.

Seperti diketahui Pemerintah telah menerbitkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan untuk mempertahankan budaya nasional sebagai jati diri bangsa Indonesia. Unsur kebudayaan yang menjadi sasaran utama pemajuan kebudayaan disebut sebagai objek pemajuan kebudayaan. Undang-Undang No. 5/2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, Pasal 5 menyebutkan 10 Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK), dimana salah satunya adalah Seni. "Upaya pelindungan, pemanfaatan, pengembangan, dan pembinaan terkait Objek Pemajuan Kebudayaan, termasuk Seni, merupakan tugas dan tanggung jawab bersama, baik pemerintah maupun non-pemerintah. Diperlukan adanya peran dan sinergi seluruh pengambil kebijakan dan pemangku kepentingan di bidang kebudayaan, salah satunya adalah Pelaku Seni," katanya lagi.

Pada tahun lalu, tepatnya dalam Rakornas Pemajuan kebudayaan nasional yang berlangsung akhir Juli, dihadapan para kepala daerah yang hadir, Shuida menegaskan, semua yang hadir memandang Indonesia sebagai negara multi-etnik dengan keragaman budayanya. “Sudah saatnya mendapat perhatian dan komitmen kita bersama guna terwujudnya Indonesia yang berkepribadian dalam kebudayaan,” ujarnya.

Penegasan kembali disampaikannya pada penghujung 2018, khususunya terkait potensi Indonesia. Shuida meyakini potensi negeri ini tidak diragukan lagi. Karena kekayaan kebudayaannya, negeri ini pula pantas dinobatkan sebagai laboratorium antropologi terbesar di dunia. “Dengan status sebagai negara kepulauan terluas di dunia, dihuni lebih dari 300 suku bangsa dan sekitar 64 ribuan lebih peninggalan purbakala di Indonesia. Jadi, apa lagi yang kurang dari negeri ini?” pungkasnya. dbs

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA