Apakah PENELITIAN kualitatif menggunakan populasi dan sampel

Populasi dan sampel merupakan salah satu jargon penelitian. Pada penelitian kualitatif konsep populasi dan sampel disebut sebagai subjek penelitian atau unit analisis.

Gregory (Djailani, 1998: 107) secara lebih tajam mengartikan populasi sebagai keseluruhan objek yang relevan dengan masalah yang diteliti.

Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen dimana penyelidik tertarik (Kenneth D. Bailey, 1985).

Berdasarkan pada beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah topik penelitian dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada wilayah topik penelitian dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah.

Konsep sampel dalam penelitian adalah bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya secara representatif, agar apa yang akan dipelajari dari sampel tersebut kesimpulannya dapat diberlakukan untuk populasi.

Jadi, hasil kesimpulan dari penelitian di sampel dapat digeneralisasikan terhadap populasi. 

Secara umum, sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya mewakili karakteristik populasinya. Satuan-satuan yang akan diteliti di dalam sampel dari dinamakan unit sampel.

Sampling adalah proses seleksi dalam kegiatan observasi. Proses seleksi yang dimaksud ini adalah proses untuk mendapatkan orang, situasi, kegiatan/aktivitas, dokumen yang diperoleh dari sejumlah orang yang dapat mengungkapkannya atau dokumen yang banyak lalu dipilih berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dan untuk memilih orang bergulir sesuai permasalahan.

Sampel dalam penelitian kualitatif adalah semua orang, dokumen dan peristiwa-peristiwa (yang ditetapkan oleh peneliti) untuk diamati, diobservasi atau diwawancarai sebagai sumber informasi yang dianggap ada hubungannya dengan permasalahan penelitian.

1. Tidak ditetapkan dengan rumus, seperti kuantitatif.

2. Lebih banyak ditentukan saat peneliti mulai memasuki lapangan dan selama penelitian berlangsung.

3. Caranya: peneliti memilih orang tertentu yang dipertimbangkan akan memberikan data yang diperlukan, selanjutnya berdasarkan data atau informasi yang diperoleh dari sampel sebelumnya itu, peneliti dapat menetapkan sampel lainnya yang dipertimbangkan akan memberikan lebih lengkap.

4. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden tetapi nara sumber, atau partisipan, informan, teman, guru atau konsultan dalam penelitian. Karena mereka tidak hanya menjawab pertanyaan-pertanyaan secara pasif tetapi secara aktif berinteraksi secara interaktif dengan penelitian seperti yang peneliti ciptakan.

Miles dan Huberman menyatakan, sampel-sampel kualitatif cenderung:

1. Menggunakan orang yang lebih kecil jumlahnya.

2. Bersifat purposive, karena proses sosial memiliki suatu logika dan perpaduan, sehingga suatu penarikan sampel secara acak pada peristiwa biasanya mengurangi jumlah hal kecil yang tidak dapat ditafsirkan.

3. Dapat berubah; pilihan awal seorang informan dapat berubah pada informan baru sebagai perbandingan untuk menemukan hubungan.

4. Merupakan usaha menemukan keseragaman dan sifat umum dunia sosial yang dilakukan secara terus menerus dan berulang.

5. Penarikan sampel (pada kasus berganda) terkait dengan kehandalan menggeneralisasi dalam hubungannya dengan kelompok orang yang lebih luas, peristiwa-peristiwa, latar-latar atau proses yang berhubungan dengan masalah penelitian.

Faisal (1990) mengatakan bahwa, sampel sebagai sumber data atau sebagai informan sebaliknya yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui tetapi juga dihayati.

2. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti.

3. Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi.

4. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil kemasannya sendiri.

5. Mereka yang pada mulanya tergolong cukup asing dengan peneliti sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau narasumber.

Ukuran sampel kualitatif relatif kecil dibandingkan ukuran sampel untuk penelitian menggunakan perwakilan untuk meningkatkan populasi sampel. Logika ukuran sampel dihubungkan dengan tujuan penelitian, masalah penelitian, teknik pengumpulan data, dan keberadaan kasus yang kaya akan informasi. Pengetahuan dari penelitian kualitatif tergantung pada kekayaan informasi dari kasus dan kemampuan analitis peneliti dibandingkan ukuran sampel.

- Pada Penelitian Kuantitatif, ukuran sampel atau jumlah sampel sangat penting.

- Pada Penelitian Kualitatif, ukuran sampel bukan menjadi nomor satu, karena yang dipentingkan adalah kekayaan informasi.

Walau jumlah sampel kualitatif sedikit tetapi jika kaya akan informasi maka sampelnya lebih bermanfaat.

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang dapat digunakan. Pada dasarnya, teknik sampling digolongkan menjadi dua, yaitu probability sampling dan snowball sampling.

 

Apakah PENELITIAN kualitatif menggunakan populasi dan sampel
 

Non-Probability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

a. Sampling Sistematis

Teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.

b. Sampling Kuota

Teknik menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah yang diinginkan.

c. Sampling Insidental

Teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel.

d. Sampling Purposive

Teknik penentuan sampel dengan mempertimbangkan tertentu, penelitian tentang kualitas makanan maka sampelnya orang ahli makanan.

e. Sampling Jenuh

Teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

f. Snowball Sampling

Teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. 

Purposive sampling menentukan subjek/objek sesuai tujuan. Meneliti dengan pendekatan kualitatif biasanya sudah ditetapkan tempat yang dituju dengan menggunakan pertimbangan pribadi yang sesuai dengan topik penelitian.

Tipe-tipe penentu sampel yang termasuk dalam purposive sampling di antaranya:

1. Pemilihan lokasi (Site Selection)

2. Penarikan sampel komprehensif (Comprehensive Sampling)

3. Penarikan sampel variasi maksimum (Maximum Variation Sampling)

4. Penarikan sampel jaringan (Network Sampling)

5. Penarikan sampel dengan jenis kasus (Sampling by Case Type)

 Snowball sampling merupakan salah satu bentuk judgement sampling. Cara pengambilan sampling dengan teknik ini dilakukan secara berantau, teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar.

Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang lengkap, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data diberikan oleh orang banyak.



Page 2