Apakah tbc bisa sembuh dengan sendirinya

Halodoc, Jakarta – Tuberkulosis atau TBC adalah infeksi paru-paru yang disebabkan oleh bakteri atau kuman. Penyakit ini bisa dikenali dari salah satu gejalanya yang khas, yaitu batuk-batuk. Tapi, batuk TBC sering dikira banyak orang sebagai batuk biasa yang bisa sembuh dengan sendirinya tanpa perlu perawatan intensif.

Akibatnya, TBC seringkali terlambat disadari dan diobati. Karena itu, penting untuk mengetahui bedanya batuk biasa dan batuk TBC agar kamu bisa segera menyadari penyakit paru-paru ini.

Baca juga: Batuk Terus? Waspada Kanker Paru-paru

Penyakit yang memiliki gejala khas berupa batuk kronis adalah TBC paru. Agar kamu bisa membedakan batuk biasa dengan batuk TBC, kuncinya adalah dengan mengamati jangka waktu batuk. Bila batuk yang kamu alami sudah lebih dari tiga minggu, sudah  sepatutnya kamu mencurigai adanya kemungkinan TBC. Berikut perbedaan batuk biasa dengan batuk TBC:

1. Penyebabnya Beda

Umumnya, batuk biasa disebabkan oleh virus, polusi, asma, dan penyakit-penyakit lainnya. Sebagian orang yang memiliki saluran pernapasan yang sensitif akan mengalami batuk bila terpapar udara kotor.

Sementara penyebab TBC adalah bakteri bernama Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini bisa menyebar dengan mudah melalui udara. Bila kamu berada terlalu dekat dengan pengidap TBC saat ia batuk atau bersin dan menghirup udara yang telah terkontaminasi bakteri TBC, maka kamu berisiko tinggi tertular TBC.

2. Batuk TBC Biasanya Disertai Gejala Lain

Batuk akibat TBC paru selain bisa berlangsung lebih dari tiga minggu, di mana batuk biasanya juga disertai dahak kental dan kadang-kadang bercak darah. Selain batuk, pengidap juga bisa merasakan nyeri dada, sesak napas, demam menggigil, berkeringat secara berlebihan di malam hari, nafsu makan menurun yang mengakibatkan penurunan berat badan secara drastis.

Sedangkan batuk biasa, pada umumnya bisa sembuh dalam beberapa hari tanpa harus melakukan perawatan khusus.

Baca juga: Batuk Berdarah Bisa Jadi Tanda Penyakit Kronis?

3. Batuk TBC Muncul Secara Bertahap

Tidak seperti batuk biasa yang tiba-tiba saja muncul dan bisa sembuh dalam beberapa hari, gejala TBC, seperti batuk parah baru akan muncul ketika kuman TBC yang ada di dalam tubuh sudah aktif.

Dilansir dari Mayo Clinic, seseorang yang terinfeksi bakteri TBC akan melewati dua tahap, yaitu tahap laten dan tahap aktif. Pada tahap laten, bakteri TBC sudah masuk ke dalam paru-paru, namun belum aktif, sehingga belum menimbulkan gejala dan tidak menular. Sedangkan pada tahap aktif, gejala baru akan muncul dan penyakit ini bisa menular. Waktu yang dibutuhkan bagi bakteri untuk berkembang dari tahap laten ke tahap aktif bisa berbeda-beda ke setiap orang, mulai dari beberapa minggu sampai beberapa tahun.

4. TBC Bisa memengaruhi Organ Tubuh Lain

Bila TBC tidak segera diobati dengan baik, penyakit ini bisa berkembang dan memengaruhi organ tubuh lainnya, seperti ginjal, tulang belakang, dan otak. Gejala yang muncul pun akan makin bertambah kompleks. Misalnya, bila bakteri menginfeksi tulang belakang, maka bisa menimbulkan rasa nyeri di punggung. Sedangkan bila bakteri TBC menginfeksi ginjal, maka akan timbul gejala berupa urine berdarah.

Baca juga: Bukan Cuma Paru-Paru, Tuberkulosis Juga Serang Organ Tubuh Lain

Meskipun batuk kronis (batuk dalam waktu yang lama) tidak selalu menandakan TBC paru, namun kamu tetap perlu waspada bila mengalaminya dan segera memeriksakan diri ke dokter. Dokter biasanya akan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan dahak dan rontgen paru untuk memastikan diagnosis TBC. Semakin cepat TBC terdeteksi, maka pengobatan yang diberikan akan semakin efektif.

Kamu juga bisa membicarakan masalah kesehatan yang kamu alami ke dokter melalui aplikasi Halodoc. Hubungi dokter untuk menyampaikan keluhanmu dan minta rekomendasi obat melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Hari Tuberkulosis (TB) sedunia diperingati setiap tanggal tanggal 24 Maret, menurut sejarah pada tanggal 24 Maret 1882 Robert Koch pertama kali menemukan kuman TB yaitu Mycobacterium Tuberkulosis. Tuberkulosis (TBC) atau TB merupakan penyakit menular akibat dan umumnya menyerang paru-paru, tetapi juga dapat menyerang organ tubuh lain.

“Gejala TBC ada yang khas dan tidak khas, yang khas seringnya batuk darah, sedangkan yang tidak khas seperti batuk berdahak biasa, penurunan berat badan, dan meriang. Tidak ada salahnya untuk screening ke fasilitas kesehatan untuk mengetahui kondisi jenis batuk. TBC bukan karena genetik melainkan karena kontak erat, artinya dengan satu rumah kontak dekat dalam waktu yang cukup lama bisa menularkan. Kuman TB ini memang sudah terbukti tidak tahan terhadap sinar matahari, apabila terkena sinar matahari dalam waktu setengah jam, kumannya yang ada di udara akan mati” tutur dr. Dinda Saraswati R., Sp.PD., Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Nasional Diponegoro Universitas Diponegoro.

Ia menyampaikan penyembuhan TBC, tetap menggunakan obat anti TB yang telah diterapkan oleh Kementerian Kesehatan dimana pengobatannya mengkonsumsi obat setiap hari selama 6 bulan untuk kasus yang tidak resistensi obat. Tetapi apabila pasien tersebut terkena TB yang jenis resistensi obat makan pengobatannya akan lebih panjang dan dengan kombinasi obat yang lebih kompleks.

“Kuman TB saat menginfeksi paru-paru seperti membangun rumah, batuk berdarah atau tidak tergantung seberapa luas kerusakan yang diakibatkannya, apakah ia mengenai pembuluh darah atau tidak. Semua batuk darah belum tentu TB sehingga harus memeriksakan diri untuk memastikannya dan kita juga selalu mengedukasi masyarakat jika batuk darah segera periksa” lanjutnya.

“Kalau sudah mengetahui ada yang terdiagnosis TB, otomatis Puskesmas atau RT atau RW menyarankan untuk screening satu rumah yang kontak dekat. Meskipun terdeteksi TB, pasien tersebut jika di rumah masih bisa bersosialisasi tentu saja dengan menjaga jarak dan menggunakan masker. Pengobatan TB ini memerlukan waktu lama sehingga dukungan terhadap pasien terutama keluarga sangat penting, misalnya dengan mengingatkan mengkonsumsi obat, menjaga gizi dan tidak dikucilkan dari lingkungan” terang dr. Dinda.

“Kita mesti meningkatkan pengetahuan dan kesadaran bagaimana upaya untuk memutus mata rantai TB, menemukan orang yang terkena TB sekaligus mengawal dan melanjutkan pengobatan sampai tuntas sehingga TB tidak akan menular pada orang lain. TB ini tidak hanya di paru, kuman TB bisa menginfeksi semua organ di seluruh tubuh. Alangkah baiknya jika ada gejala segera di bawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk dipastikan apakah sakit TB atau bukan, apabila memang TB harus diobati hingga tuntas. TB bisa sembuh dengan pengobatan yang tepat dan support dari keluarga serta lingkungan juga menjadi point penting” pesannya. (Lin-Humas)

Berapa lama orang bisa sembuh dari penyakit TBC?

Kebanyakan kasus TBC bisa disembuhkan dengan pengobatan teratur minimal selama 6 bulan. Selain dengan pemberian obat, beberapa kasus TBC bisa juga memerlukan modalitas terapi lain, seperti operasi.

Apa mungkin orang yang terkena TBC bisa sembuh sendiri?

(Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSND UNDIP): Penyakit Tuberkulosis Bisa Sembuh dengan Pengobatan yang Tepat.

Apa yang terjadi jika penderita TBC tidak diobati?

Apabila tidak diobati, bakteri TB dapat menyebar ke bagian tubuh lain dan berpotensi mengancam jiwa pengidap. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi adalah nyeri tulang punggung, meningitis, kerusakan sendi, gangguan hati, ginjal, atau jantung.

Apakah tanda2 TBC kambuh lagi?

Ciri-ciri penyakit TBC kambuh Batuk kronis selama beberapa minggu. Batuk disertai darah. Sesak napas dan nyeri dada. Keringat di malam hari.