Apakah teknologi mempengaruhi gaya hidup atau gaya hidup yang mempengaruhi teknologi berika alasan

PRESIDEN Joko Widodo mengatakan perkembangan teknologi digital telah mempengaruhi gaya hidup masyarakat yang ingin mendapatkan layanan serba cepat.

Show

"Landscape ekonomi juga berubah, interaksi sosial juga akan berubah. Nasional juga akan berubah. Ekonomi juga perubahan banyak, yang saya sampaikan daya beli turun dan setelah dicek detail, ada pergeseran dari offline ke online," kata Presiden di Surabaya, Jawa Timur pada Minggu malam.

Menurut Presiden, jumlah penjualan di gerai-gerai swalayan dan mall banyak yang menurun. Hal itu dikarenakan perpindahan cara belanja masyarakat menggunakan sistem "online" serta media sosial.

Selain penjualan barang, Presiden juga mengingatkan perubahan gaya hidup akan berdampak kepada media dimana masyarakat akan memanfaatkan gawai miliknya untuk melihat berita maupun acara hiburan.

Kepala Negara menambahkan masyarakat yang melakukan inovasi untuk mendorong kemajuan teknologi perlu dimudahkan dengan regulasi yang tidak menghambat.

"Ini problem di depan mata kita hadapi. Saya juga sampaikan ke DPR/DPRD enggak usah banyak bikin undang-undang dan perda. Lakukan pemangkasan atau revisi tapi yang mempercepat kita memutuskan, berinovasi," jelas Presiden.

Jokowi juga mengatakan warga Indonesia memiliki kecerdasan dan kecepatan yang kompetitif dengan bangsa lain.

Kendati demikian, regulasi yang begitu banyak menghambat inovasi-inovasi tersebut. "Kita ini tercerai berai karena kesempatan di dalam negeri ini tidak kita lakukan (manfaatkan) peluang yang ada. Saya kira ini jadi pemikiran kita bersama agar hambatan kendala yang ada bisa kita kerjakan dan saya ingin kita ini berlomba lomba berinovasi," ujar Presiden.

Kemudian Presiden kembali mengingatkan agar perguruan tinggi dapat mendukung kesiapan SDM Indonesia pada era kemajuan digital saat ini dengan menyediakan jurusan kuliah yang berkaitan langsung dengan pengembangan teknologi dan ekonomi digital.

Presiden mengakhiri kunjungan kerja di Provinsi Jawa Timur pada Minggu malam dan melanjutkan kunjungan kerjanya ke Semarang, Jawa Tengah, pada Senin.

Selama berkunjung di Jawa Timur, Presiden membagikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan kartu Program Keluarga Harapan (PKH) dan sertifikat tanah di Sumenep, Pulau Madura, serta berkunjung ke Kota Surabaya. (OL-7)

Oleh Liputan6 pada 05 Apr 2013, 12:58 WIB

Diperbarui 05 Apr 2013, 12:58 WIB

Apakah teknologi mempengaruhi gaya hidup atau gaya hidup yang mempengaruhi teknologi berika alasan

Perbesar

Citizen6, Semarang: Perkembangan teknologi yang semakin pesat mempengaruhi gaya kehidupan yang semakin mencolok. Itu dikarenakan perkembangan teknologi mempengaruhi model berkomunikasi massa untuk melakukan kegiatan hidup sehari-hari. Dulu, internet mungkin dianggap sebagai sesuatu yang "wah" dan rumit bagi orang awam, namun sekarang bisa Anda lihat sendiri , internet telah menjadi sesuatu yang umum bagi banyak orang. Atau mungkin Anda termasuk salah satu diantaranya yang mempunyai hampir semua akun di jejaring sosial, dan berinteraksi secara intensif dengan individu lain secara maya.

Di zaman sekarang ini beberapa individu mungkin terlalu over dalam memandang atau menggunakan gadget miliknya. Dimana pun dan kemana pun individu tersebut berada, dia tidak akan lepas dengan handphonenya. Ditambah lagi sekarang ini sudah memasuki era smartphone, sehingga banyak yang bisa dilakukan dalam satu genggaman saja.

Di samping itu makin kecanduannya anak-anak sekarang dengan beberapa video game dikarenakan hardware pemutar game seperti laptop dan desktop yang sudah semakin canggih. Seperti kemunculan alat-alat konsol game yang semakin atraktif, tablet, dan smartphone yang sudah dapat memainkan game high end misalnya.

Apakah ini normal? Coba kita bandingkan dengan menengok 12 tahun kebelakang, masih banyak anak yang lebih melibatkan dirinya dengan aktivitas di luar ruangan, seperti olah raga dan bermain di taman. Selain itu banyak juga orang tua yang mengajak anaknya beraktivitas outdoor bersama, serta kebutuhan orang akan handphone yang belum terasa. Semua hal tersebut membuat orang lebih fokus melakukan kegiatannya dan tidak sambil menyambi melihat status update terkini di smartphone miliknya.  

Jika melihat perbandingan di atas dengan perkembangan teknologi sekarang yang semakin canggih, dapat dikatakan memberikan dampak buruk bagi informasi yang tidak benar dan tidak jelas sumbernya. Seperti penyebaran informasi yang mengecoh serta teralu banyak informasi yang dibahas, padahal belum tentu berguna bagi yang membacanya. Hal inimenyebabkan penerimain formasi menjadi "overloaded information" atau kelebihan informasi, karena kita dipaksa untuk menerima hal tersebut dari setiap informasi yang kita proses.

Alangkah baiknya bila di zaman era globalisasi dan teknologi yang semakin canggih ini, kita sebagai penikmat teknologi sekaligus pengguna, lebih bijak dalam menggunakan dan mengaplikasikan kebutuhan teknologi dalam kehidupan kita.

Untuk para orangtua, boleh saja Anda memberikan konsol maupun hardware video game kepada anak Anda, namun perbanyaklah dalam meluangkan waktu bersamanya, misalnya dengan melakukan aktivitas di luar rumah untuk sekedar bermain atau berolahraga. Sehingga akan terjalin hubungan yang harmonis antara orangtua dan anak, dan anak akan lebih mengekspresikan dirinya ketimbang ia seharian di depan konsol video game.

Semua itu sekarang tergantung individu masing-masing, karena hanya Anda yang bisa mengendalikan diri Anda dari teknologi yang semakin menjamur. (Lovegi David/Mar)Lovegi David adalah pewarta warga.

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke

TOPIK POPULER

POPULER

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
  • 6
  • 7
  • 8
  • 9
  • 10

Berita Terbaru

Berita Terkini Selengkapnya

Dunia saat ini tengah menghadapi maraknya perkembangan kemajuan teknologi informasi. Di mana kemajuan ini mendukung arus globalisasi yang semakin mencuat. Informasi dari berbagai belahan dunia mampu kita terima bahkan seolah tanpa batas. Perkembangan teknologi terus berlangsung hampir di semua lini kehidupan. Dan salah satu area yang kini sedang dijamah secara gigih oleh teknologi adalah cross culture.

Bukan suatu kesalahan jika kemudian kita mengenal kebudayaan negara lain. Bahkan ini seharusnya menjadi wadah kita untuk bercermin, mencoba mengisi kekurangan yang ada pada budaya kita dengan apa yang mereka miliki. Kebudayaan sejatinya sebuah warisan yang wajib dan harus kita lestarikan. Mengenali kebudayaan bangsa dan memperkenalkan pada dunia dirasa lebih bijaksana, dibanding mempelajari kebudayaan negara lain apalagi lebih mencintainya.

Teknologi informasi hadir untuk sarana kita belajar. Belajar melihat dunia dari dua sisi yang berbeda. Tidak bisa jika hanya menuruti nafsu karena alasan keren dan kita suka. Tapi perlu memahami apakah informasi itu berguna dan perlu untuk kita bina. Filterisasi penting dilakukan untuk kemudian bisa menciptakan pemikiran yang cerdas. Tidak semua hal, dalam hal ini ilmu-ilmu budaya yang masuk dapat kita serap seutuhnya. Ada kalanya kita perlu kembali, kembali pada jati diri dan budaya yang kita miliki.

Indonesia dengan segudang budaya dan warisan yang dimiliki mengapa tak lebih gencar kita pamerkan pada dunia? Mengapa kita seolah hanya fokus menjadi penikmat dan pemuja budaya luar yang seolah telah luar biasa. Salah satu virus yang saat ini mungkin sudah merajalela di sekitar kita adalah budaya K-Pop. Sama seperti halnya Korea Selatan yang mampu membawa budaya musik K-Pop dan drama mereka ke dunia internasional, mengapa Indonesia tidak mampu menunjukkan keunikan tari dan seni wayangnya?

Pemuda bahkan banyak dewasa yang saat ini berkeinginan untuk pergi melancong ke luar negeri hanya untuk menikmati culture yang mereka rasa tidak didapatkan di Indonesia. Padahal kehidupan dan jiwa kebudayaan yang kita miliki lah yang membangun kita menjadi Indonesia saat ini. Jika bukan kita yang mempelajari dan melestarikan kebudayaan, haruskah kebudayaan itu kita serahkan pada orang luar yang justru lebih berminat?

Dengan teknologi informasi yang saat ini kita kuasai, ayo, gunakan itu untuk mengembangkan kebudayaan yang kita miliki. Mari kita bangun jiwa cinta tanah air yang kuat. Jangan biarkan teknologi informasi menenggelamkan kita pada riuhnya candu yang hanya akan membelenggu. Kita tidak ingin generasi penerus bangsa menjadi lupa akan siapa jati diri kita sebenarnya. Wayang, batik, tari-tarian, dan masih banyak kebudayaan lainnya yang bisa kita kelola untuk kita bawa ke muka dunia. Dimulai dari kita, manfaatkan teknologi dengan bijaksana.

Penulis: Laila Kusuma Wardani
Mahasiswi Prodi Informatika – Program Sarjana Angkatan 2018