Arti ketindihan saat tidur Menurut Islam

Ilustrasi anak yang ketindihan saat tidur. Sumber: https://www.freepik.com/

Setelah melaksanakan aktivitas selama satu hari, malam adalah waktu mengistirahatkan tubuh dengan cara tidur. Namun terkadang saat tidur mengalami kondisi sulit gerak dan bernafas. Kondisi tersebut dinamakan ketindihan.

Ketindihan atau menurut medis disebut sleep paralysis yaitu kondisi di mana ketika tidur secara tidak sadar tubuh mengalami keadaan sulit bergerak, bernafas, dan berbicara. Bahkan sampai melihat bayangan hitam di depannya. Sehingga ketindihan sering kali dikaitkan dengan ditindihi makhluk gaib.

Mengutip buku berjudul The Art of Medicine karya dr. Dito Anurogo (2016: 360) ketindihan dalam sisi medis adalah kondisi tidak mampu menggerakkan tubuh dan anggota bandan saat tidur disebabkan kelumpuhan otot rangka sebagian atau seluruhnya yang berhubungan dengan halusinasi. Tindihan mempresentasikan kondisi lebih kompleks yang mencakup kondisi pikiran yang terdisolasi bersamaan dengan komponen motorik. Sehingga terdapat bayangan hitam di depan.

Dalam agama Islam, ketindihan berhubungan dengan mimpi seseorang. Mimpi dapat mempengaruhi keadaan tubuh, sehingga tubuh dapat bereaksi seperti mengigau sampai ketindihan. Sebagaimana dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda,

Mimpi itu ada tiga macam: (1) Mimpi yang baik sebagai kabar gembira dari Allah. (2) mimpi yang menakutkan atau menyedihkan, datangnya dari syetan. (3) dan mimpi yang timbul karena ilusi angan-angan, atau khayal seseorang. Karena itu, jika kamu bermimpi yang tidak kamu senangi, bangunlah, kemudian Shalatlah, dan jangan menceritakannya kepada orang lain." (HR. Muslim no. 4200)

Sehingga mimpi terjadi karena tiga sebab:

  1. Mimpi yang baik dari Allah SWT.

  2. Mimpi yang buruk dari setan.

  3. Mimpi “bunga tidur” yaitu mimpi karena terbawa pikiran atau terkejut dengan suatu peristiwa atau ada sesutau yang terus menerus sedang dipikirkan.

Ilustrasi aka terkena tindihan. Sumber: https://www.freepik.com/

Apabila saat tidur sudah mengalami ketindihan, maka hal yang perlakukan diantaranya:

  1. Jangan panik. Ketika panik maka akan semakin sulit berrnafas dan bergerak. Sebisa mungkin menarik nafas sepanjang yang bisa.

  2. Ketika ketindihan, biasanya terdapat bagian tubuh yang bisa digerakan, yaitu jempol kaki. Gerakan jempol kaki secara perlahan sampai seluruh tubuh bisa digerakan.

  3. Sebisa mungkin untuk tidak tidur terlentang dan juga tidur dalam keadaan terlalu lelah. Sebab keadaan tersebut persentasi dari terjadinya ketindihan semakin tinggi.

عُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ

A’ûdzu bikalimâtillâhit tâmmâti min syarri ma khalaqa

Artinya, “Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan yang ada pada makhluk-Nya.” (HR Muslim no. 2708)

Itulah penjelasan tentang ketindihan dalam Islam. Semoga informasi di atas bermanfaat. (MZM)

Ilustrasi ketindihan. Foto: Unsplash

Ketika sedang tidur, sebagian orang mungkin pernah mengalami fenomena ketindihan. Ini adalah kondisi saat diri dalam keadaan sadar, tetapi tidak mampu bergerak dan berbicara dalam beberapa detik atau menit.

Ketindihan tidak mengenal waktu-waktu tertentu dan bisa terjadi pada pagi, siang, maupun malam hari. Saat sedang terlelap, seseorang yang mengalami ketindihan akan menyadari bahwa dirinya tidak mampu menggerakkan tubuh secara tiba-tiba.

Ketindihan sering kali dikaitkan dengan hal-hal mistis. Tak sedikit yang beranggapan bahwa saat ketindihan, orang yang mengalaminya sedang ditindih sehingga tidak dapat mengendalikan tubuhnya sendiri. Terlebih, beberapa orang mengaku pernah melihat bayangan hitam di depannya saat ketindihan.

Lantas, apa itu ketindihan sebenarnya? Untuk mengetahuinya lebih jauh, simak penjelasan selengkapnya dalam artikel berikut ini.

Apa Itu Ketindihan?

Ilustrasi ketindihan saat tidur. Foto: Unsplash

Fenomena ketindihan dapat dijelaskan secara medis maupun menurut agama Islam. Kebenarannya bisa dipercaya sesuai keyakinan masing-masing individu. Ada yang lebih percaya dari sisi agama, ada pula yang meyakini bahwa ketindihan lebih logis jika dijelaskan secara medis.

Mengutip jurnal Fenomena Ketindihan Perspektif Medis dan Agama Islam karya Azka Diania, dalam Islam, ketindihan bisa terjadi karena adanya gangguan makhluk halus seperti jin dan setan. Dampak yang ditimbulkan dari gangguan makhluk halus tersebut mirip dengan gejala ketindihan, seperti kesulitan bernapas, panik, dan berhalusinasi

Ketindihan dalam kacamata Islam juga bisa dikaitkan dengan mimpi buruk yang dialami seseorang. Islam percaya bahwa setiap mimpi buruk yang terjadi pada manusia saat tidur merupakan salah satu rencana setan dan jin untuk mengganggu manusia.

Manusia mungkin tidak mampu melihat kehadiran makhluk ghaib tersebut karena berada di dunia yang berbeda. Namun, setan dan jin bisa saja mengganggu melalui alam mimpi.

Hal itu pernah dijelaskan dalam salah satu hadits Rasulullah SAW. Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah SAW bersabda:

Mimpi itu ada tiga macam, yaitu mimpi yang baik sebagai kabar gembira dari Allah, mimpi yang menakutkan atau menyedihkan, datangnya dari setan, dan mimpi yang timbul karena ilusi, angan-angan, atau khayalan seseorang. Karena itu, jika kamu bermimpi yang tidak kamu senangi, bangunlah, kemudian shalatlah, dan jangan menceritakannya kepada orang lain.” (HR. Muslim)

Dijelaskan dalam buku Bunga Rampai Kelisaman Masyarakat Santri oleh Siti Rohmah dkk., ketindihan menurut Islam bisa dicegah dengan cara membaca doa setiap sebelum tidur.

Seseorang yang mengalami ketindihan sebaiknya disadarkan dengan menggoyang-goyangkan tubuhnya hingga sadar atau dibacakan doa-doa tertentu.

Ilustrasi ketindihan. Foto: Unsplash

Dalam dunia medis, ketindihan lebih dikenal dengan istilah sleep paralysis. Ini adalah perasaan sadar tetapi tidak bisa bergerak yang terjadi ketika seseorang sedang berada di antara fase terjaga dan tidur.

Saat tidur, tubuh akan masuk ke fase peralihan antara tidur NREM (non-rapid eye movement) dan REM (rapid eye movement). Mengutip laman WebMD, pada fase NREM, seseorang akan tidur secara perlahan. Detak jantung yang melambat dan suhu tubuh yang menurun jadi pertanda bahwa tubuh sedang bersiap untuk tidur nyenyak.

Setelah fase NREM berakhir, proses tidur akan berganti ke fase REM. Di fase tidur REM inilah mimpi dapat terjadi dan otot-otot tubuh dinonaktifkan secara keseluruhan.

Sleep paralysis terjadi jika Anda sadar sebelum fase tidur REM selesai. Saat itu terjadi, otak belum siap untuk mengirimkan sinyal bangun. Akibatnya, tubuh masih berada dalam keadaan antara sadar dan tidak, sehingga sulit digerakkan dan menimbulkan efek lain seperti sulit bernapas dan berbicara.

Ada banyak faktor yang menyebabkan sleep paralysis terjadi, mulai dari kurang tidur, jadwal tidur yang berubah, kondisi mental yang sedang terganggu, ataupun penggunaan obat-obatan tertentu. Sleep paralysis juga bisa mengindikasikan bahwa orang yang mengalaminya punya penyakit tertentu seperti narkolepsi.

Apa itu ketindihan saat tidur menurut Islam?

Ini adalah kondisi saat diri dalam keadaan sadar, tetapi tidak mampu bergerak dan berbicara dalam beberapa detik atau menit.

Apakah ketindihan merupakan gangguan jin?

Secara medis, fenomena ketindihan saat tidur disebut sleep paralysis atau kelumpuhan tidur. Namun secara luas yang berkembang di masyarakat, fenomena tersebut akibat gangguan jin. Pada saat itu bisanya manusia sedang bermimpi namun ototnya nyaris alami kelumpuhan agar tak bergerak ekstrim.

Kenapa seseorang bisa mengalami ketindihan?

Penyebab Utama Ketindihan Saat Tidur Istilah ketindihan dalam medis disebut kelumpuhan tidur (sleep paralysis). Penyebab utama ketindihan pada dasarnya disebabkan karena proses sinkronisasi otak dan tubuh yang sempat terganggu sewaktu tidur.

Apa yang harus dilakukan saat ketindihan?

Cara Mengatasi Ketindihan saat Tidur.
Memperbaiki pola tidur..
Selalu tidur dan bangun dengan jadwal yang sama..
Mengubah posisi tidur..
Membuat suasana ruang tidur yang nyaman..