Aspek yang tidak ditulis dalam kurasi pameran

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Kurasi yaitu penulisan informasi baik berupa fisik maupun makna yang ada pada suatu karya dan identitas diri seniman. Orang yang melakukan kurasi disebut kurator.

Seorang ahli bernama Janet Wolff mengatakan bahwa kurator adalah seseorang yang melengkapi kajian museum, kurator seperti pemilik galeri, penerbit, distributor, kritikus, dan lain-lain dalam menentukan karya mana yang akan hadir dan dengan cara bagaimana menghadirkannya kepada publik. Sehingga hal tersebut mampu mempengaruhi kerja kurasi dalam penyajian pameran yang mengajak publik memasuki makna wacana yang dihadirkan. 

Sementara Pak Mikke Susanto, seorang dosen di ISI Yogyakarya mengatakan bahwa kurator merupakan pembangun dialog yang menyenyawakan berbagai faktor dalam pameran. Kuratorial sendiri bekerja dengan segala pertimbangan “ruang”, dalam artian menyatukan karya-seniman dengan pasar-media-publik dalam suatu wacana-suasana-tempat pameran. 

Lebih lanjut Pak Mikke mengatakan komponen yang harus ada dalam kurasi meliputi:

  • Konteks budaya, yaitu suatu objek dengan latar belakangnya (sebelum dikurasi)
  • Proses kurasi, ialah suatu keadaan dimana objek mengalami dekontekstualisasi 
  • Analisis perbandingan 
  • Penafsiran atau interpretasi, dimana objek dikontekstualisasikan kembali dalam kaitannya dengan maksud dan tujuan kuratorial. 


Aspek yang tidak ditulis dalam kurasi pameran
gambar disalin dari Amazon

Ilustrasi (EBC/Freepik)

EDUKASIBORNEO, PONTIANAK - Materi seni budaya kelas 11 semester genap dalam buku seni budaya bab 1 Pameran Seni Rupa sub materi kurasi, aktivitas diskusi dan nilai pameran.

1. Kurasi Pameran

Kurasi pameran biasanya ditulis kurator seni rupa, guru seni budaya (seni rupa), dan dapat pula ditulis oleh siswa yang berbakat menulis kritik seni. Penulisan informatif tentang koleksi materi pameran (seni lukis, seni grafis, desain, kria, dan lain-lain) agar mudah dipahami oleh pengunjung pameran.

Baik dari aspek konseptual, aspek visual, aspek teknik artistik, aspek estetik, aspek fungsional, maupun aspek nilai seni, desain, atau karya yang dipamerkan.

Baca Juga : Materi Seni Budaya Kelas 11 Semester Genap Panitia, Proposal dan Materi Pameran

Ketika menyaksikan dan mengamati karya seni di ruang pameran, adakalanya para pengunjung tidak mengerti atau bingung melihat objek seni tertentu. Nah, pada saat yang demikian dia dapat membuka katalog pameran, untuk mendapatkan informasi tentang karya seni tertentu (seperti yang dijelaskan oleh seorang kurator pameran).

Fungsi seorang kurator antara lain menganalisis berbagai faktor keunggulan seni yang dipamerkan, di samping menunjukkan pola kecenderungan kreatif peserta pameran, baik untuk bidang seni lukis, desain, atau kriya.

Sehingga pengunjung mendapatkan bahan banding untuk mengapresiasi karya yang diamatinya. Artikel kurasi pameran dimuat dalam katalog pameran, sehingga isinya menjadi topik bahasan yang menarik dalam aktivitas diskusi yang bakal dilaksanakan.

2. Aktivitas Diskusi

Kegiatan diskusi diselenggarakan sebagai rangkaian kegiatan pameran. Tujuannya adalah pengembangan wawasan dan sikap apresiatif. Bagi penyelenggara adalah ajang evaluatif (mendapatkan masukan dari peserta diskusi) dan sekaligus sebagai peluang menjelaskan gagasan dan tujuan seni yang diciptakannya, alias pertanggungjawaban karya.

Sebagai pembicara utama, biasanya dipilih pengkritik seni rupa, atau tokoh lain yang dipandang layak karena keahliannya telah diakui di tengah masyarakat. Pembicara menyampaikan makalah sebagai topik kajian diskusi (makalah dibagikan kepada semua peserta).

Diskusi dipandu oleh moderator (yang berwawasan seni baik), bisa oleh siswa, perupa, atau guru seni budaya. Kegiatan diskusi dikelola oleh panitia pameran, dan didokumentasikan dalam bentuk catatan tertulis, audio, foto, video, atau film, sesuai kemampuan panitia pameran.

Baca Juga : Materi Seni Budaya Kelas 10 Semester Genap Menulis Kritik

3. Nilai Pameran

Aktivitas pameran seni rupa murni, desain, dan kriya adalah bagian akhir dari suatu kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan pameran terdeteksi potensi kesenirupaan setiap sekolah.

Mungkin sekolah tertentu kuat dalam hal seni lukis, sementara sekolah lain menonjol dalam aktivitas desain, dan yang lain lagi menghasilkan karya-karya kriya yang mengagumkan. Atau prestasi bisa jadi variasi dari ketiga bidang seni rupa itu.

Namun yang lebih penting dipahami dalam arti pembelajaran seni budaya, pameran adalah melatih kemampuan siswa bekerja sama, berorganisasi, berpikir logis, bekerja efisien dan efektif dalam penyelenggaraan pameran seni rupa.

Sehingga nilai pameran, tujuan, sasaran, dan tema pameran tercapai dengan baik. Bila hal ini terjadi, guru seni budaya dengan sendirinya memberikan nilai “sangat memuaskan” atau nilai A.

Sumber : Edukasi Borneo

SENI BUDAYA 3 Sumber: Art 12 Jog, 2012 Gambar 1.2 Krisna Murti feat, Katerina Valdivia Bruch, Lotus Story, 2012, video 00:03’: 12”.

D. Kurasi Pameran

Kurasi pameran biasanya ditulis kurator seni rupa, guru seni budaya seni rupa, dan dapat pula ditulis oleh siswa yang berbakat menulis kritik seni. Penulisan informatif tentang koleksi materi pameran seni lukis, seni grais, desain, kria, dan lain-lain agar mudah dipahami oleh pengunjung pameran. Baik dari aspek konseptual, aspek visual, aspek teknik artistik, aspek estetik, aspek fungsional, maupun aspek nilai seni, desain, atau kria yang dipamerkan. Ketika menyaksikan dan mengamati karya seni di ruang pameran, adakalanya para pengunjung tidak mengerti atau bingung melihat objek seni tertentu. Nah, pada saat yang demikian dia dapat membuka katalog pameran, untuk mendapatkan informasi tentang karya seni tertentu seperti yang dijelaskan oleh seorang kurator pameran. Sumber: Venice Art Biennalle 2015 Gambar 1.3 Perupa Heri Dono berdiri kiri dengan pengunjung pamerannya di depan “Voyage” globalisasi- kuda trojan di Venice Biennale, Itali. Pameran Seni Internasional yang diselenggarakan setiap dua tahunan. KELAS XI SMAMASMKMAK 4 SEMESTER 2 Sumber: http:m.kaskus. co.id Gambar 1.4 Eko Nugroho, Multicrisis-is-Delicious. Visualisasi gaya komik yang kreatif, unik, kritis, artistik dan fantastik. Karya seperti ini, juga karya Heri Dono di atas, perlu dijelaskan oleh seorang kurator, sehingga para pengunjung pameran dapat mengapresiasinya dengan baik Fungsi seorang kurator antara lain menganalisis berbagai faktor keunggulan seni yang dipamerkan, di samping menunjukkan pula kecenderungan kreatif peserta pameran, baik untuk bidang seni lukis, desain, atau kria. Sehingga pengunjung mendapatkan bahan banding untuk mengapresiasi karya yang diamatinya. Artikel kurasi pameran dimuat dalam katalog pameran, sehingga isinya menjadi topik bahasan yang menarik dalam aktivitas diskusi yang bakal dilaksanakan.

E. Aktivitas Diskusi

Kegiatan diskusi diselenggarakan sebagai rangkaian kegiatan pameran. Tujuannya adalah pengembangan wawasan dan sikap apresiatif. Bagi penyelenggara adalah ajang evaluatif mendapatkan masukan dari peserta diskusi dan sekaligus sebagai peluang menjelaskan gagasan dan tujuan seni yang diciptakannya, alias pertanggunggjawaban karya. Sebagai pembicara utama, biasanya dipilih pengkritik seni rupa, atau tokoh lain yang dipandang layak karena keahliannya telah diakui di tengah masyarakat. Pembicara menyampaikan makalah sebagai topik kajian diskusi makalah dibagikan kepada semua peserta. Diskusi dipandu oleh moderator yang berwawasan seni baik, bisa oleh siswa, perupa, atau guru seni budaya. Kegiatan diskusi dikelola oleh panitia pameran, dan didokumentasikan dalam bentuk cacatan tertulis, audio, foto, video, atau ilm, sesuai kemampuan panitia pameran.

F. Nilai Pameran