Bagaimana bunyi ayat yang menjelaskan kita harus beribadah sesuai agama masing masing?

Allah SWT memberikan anugerah dan nikmat kepada hamba-Nya

Sabtu , 31 Jul 2021, 04:20 WIB

ANTARA FOTO/Umarul Faruq

Allah SWT memberikan anugerah dan nikmat kepada hamba-Nya Ilustrasi ibadah

Rep: Muhyiddin Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Seluruh makhluk yang berkehendak dan beperasaan adalah hamba-hamba Allah SWT, termasuk manusia.

Baca Juga

Pemilikan Allah atas hamba-Nya adalah kepemilikan mutlak dan sempurna. Karena itu, makhluk tidak dapat berdiri sendiri dalam kehidupan dan aktivitasnya.

Atas dasar kepemilikan mutlak Allah itu lahir kewajiban menerima semua ketetapan-Nya, serta menaati seluruh perintah dan larangan-Nya. Atas dasar itu pula manusia tidak dibenarkan memilah-milah aktivitasnya, sebagian karena Allah dan sebagian untuk yang lain. 

قُلْ اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ “Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam.” (QS Al Anam 162)

Dalam buku berjudul “M Quraish Shihab Menjawab” dijelaskan bahwa dari sini dapat dipahami mengapa perintah beribadah dalam Alquran dikaitkan antara lain dengan sifat rububiyah (pemeliharaan) Allah, misalnya:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ “Wahai seluruh manusia, beirbadahlah kepada (Tuhanmu) yang memelihara kamu dan menciptakan kamu dan orang-orang sebelum kamu.” (QS Al Baqarah 21), atau “Sesungguhnya umat ini adalah umat yang satu dan Aku adalah Tuhan Pemeliharamu maka beribadahlah kepada-Ku.”

Perintah beribadah juga dikaitkan dengan perintah berserah diri setelah upaya yang maksimal (tawakkal), seperti firman Allah berikut: 

وَلِلَّهِ غَيْبُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَإِلَيْهِ يُرْجَعُ الْأَمْرُ كُلُّهُ فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِ ۚ “Milik Allah rahasia langit dan bumi dan kepada-Nya lah dikembalikan seluruh persoalan, karena itu beribadahlah kepada-Nya dan berserah dirilah.” ( QS Hud 123 ).

Lebih lanjut, M Quraish Shihab menjelaskan bahwa Allah SWT adalah wujud yang Maha-Agung, Mahakuat, dan sangat dibutuhkan semua makhluk. Oleh karena itu, menurut dia, puncak dari ketundukan harus diarahkan kepada-Nya semata.

“Benar bahwa Allah membenarkan seseorang tunduk dan taat kepada manusia, namun ketundukan dan ketaatan ini tidak boleh bertentangan dengan ketetapan-Nya,” jelas Prof Quraish.  

Rep: Rahmat Fajar Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Ustaz Miftahudin dalam kajian Islam Masjid Agung al-Azhar yang bertema "Ibadah Cuma Ada Maunya Saja" di Ruang Utama Masjid, belum lama ini menjelaskan ada paradigma salah tentang ibadah seseorang kepada Allah karena hanya ingin mendapatkan kesuksesan materi.

Menurut dia, beribadah dengan alasan itu bertentangan dengan syariat. Berdasarkan surah al-Hajj dan hadis Rasululah di Shahih Muslim 5318, juz XIV/280, Ustaz Miftahudin dapat menyimpulkan bah wa ibadah seseorang bermasa lah jika hanya bertujuan mendapatkan kesuksesan materi.

Orang-orang seperti ini, lanjut Ustaz Miftahudin, juga diterangkan dalam surah an-Najm ayat 29. Karena itu, Ustaz Miftahudin mengajak agar mengerti alasan mengapa seseorang harus beribadah.

Menurutnya, karena manusia diciptakan oleh Allah hanya sebagai hamba. Seperti yang difirmankan Allah dalam surah az-Zariyat ayat 56 yang berbunyi, "Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku."

"Jadi, desain manusia adalah makhluk pengabdi. Kita disiapkan Allah menjadi hamba," Ustaz Miftahudin menegaskan. Adanya agama atau tidak, kata dia, manusia akan selalu mempunyai potensi untuk mengabdi kepada Pencipta. Itu sebabnya, dalam Islam, seseorang yang beragama tidak ada kaitannya de ngan kewajiban, tapi lebih kepa da kebutuhan. Kisah perjalanan Nabi Ibrahim dapat diajadikan rujukan tentang kebutuhan me ng ab di kepada Pencipta. Dalam pencariannya, kata Ustaz Miftahudin, Nabi Ibrahim pernah memercayai Tuhan selain Allah hingga akhirnya ia pun meyakini tentang keberadaan Allah. "Bicara ketuhanan, kita bicara fitrah kebutuhan. Maka, tanpa ada harta atau tidak ada, sejatinya disiapkan Allah sebagai makhluk kehausan mengabdi," kata Ustaz Miftahudin. Alasan lainnya mengapa umat Islam harus beribadah kepada Allah, yaitu untuk mendapatkan kesuksesan, yaitu ketakwaan. Tak wa, kata Ustaz Miftahudin merupakan sebuah proses yang harus dijalani oleh seseorang. Itu sebabnya, takwa tidak akan pernah ada akhirnya, sehingga menuntut manusia selalu beribadah kepada Allah. Bertakwa agar manusia mendapatkan keun tungan hingga akhirat nanti. "Jadi, ibadah proses panjang yang menjadikan kita mampu memahami dalam kehidupan kita, sehingga menjadi modal, memiliki kemampuan, disukseskan Allah, tapi bukan semata ada tidaknya materi," tuturnya.

Ustaz Miftahudin mengatakan, ibadah harus dibarengi oleh kemauan yang kuat, yaitu dengan mengikhlaskan diri sepenuhnya kepada Allah. Kemudian, melaksanakan ibadah juga harus memiliki tujuan sukses dunia dan akhirat. Sukses di dunia yang dimaksud adalah segala amal perbuatannya baik dan bermanfaat untuk orang lain. "Beruntunglah ka lau ibadah Anda melahirkan kebaikan. Itu ibadah luar biasa. Ibadah memang harus ada maunya," kata dia.

Jelaskan cara yang dapat dilakukan untuk mensyukuri nikmat Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang berupa makanan​

apa bedanyaتريد & يريد؟​

apakah bahasa Arab untuk ayah perempuan ابيك؟​

kunci diterimanya sebuah amal adalah​

Seseorang mendapat rukhsah (boleh meninggalkan) salat jum'at asalkan ada sebab yang dibenarkan syara’. Sebab yang tidak dibenarkan adalah . . . . a. s … akit parah b. sedang dalam perjalanan jauh c. mufassird. sedang dilanda bencana alam​

wahyu kedua yang diterima oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dari Allah subhanahu wa ta'ala melalui perantara malaikat jibril adalah surat?​

tolong dijawabbesok dikumpul ​

tolong di jawabbesok dikumpul ​

tolong di jawabbesok udah dikumpul ​

apakah boleh memotong kuku kucing dalam islam?​

Brilio.net - Ibadah merupakan salah satu kegiatan keagamaan untuk menyembah Tuhan. Ibadah secara bahasa berarti perendahan diri, ketundukan dan kepatuhan.

BACA JUGA :
Kerap ngantuk dan lemas saat puasa? Ini 8 cara mengatasinya

Bentuk-bentuk ibadah dalam ajaran agama Islam pun banyak sekali bentuknya, seperti sholat, zakat, puasa, haji, membaca Alquran, berbicara jujur, menunaikan amanah, berbakti kepada kedua orang tua, menyambung tali kekerabatan, menepati janji, memerintahkan yang ma'ruf, dan melarang dari yang munkar, dan lainnya.

Apapun kegiatan kita yang didasari dengan niat lillahi ta'ala, maka dapat menjadi ibadah dan ladang pahala bagi umat Islam.

BACA JUGA :
Tata cara puasa Nabi Daud, hukum serta ketentuannya

2. Ibadah lisan
Dalam ibadah lisan juga demikian, ada yang wajib, sunah, mubah, makruh dan haram. Ibadah lisan merupakan ibadah yang menggunakan lisan kita untuk mencari pahala, seperti berceramah dan membaca Alquran.

3. Ibadah badan

Begitu pula dalam ibadah anggota badan. Ada yang yang wajib, sunah, mubah, makruh dan haram. Ibadah anggota badan ini merupakan ibadah yang dapat kita lakukan dengan menggunakan anggota badan seperti sholat dan bekerja.

Ayat perintah ibadah

1. Al Baqarah ayat 43 berisi perintah mendirikan sholat

Wa aqiimus-salaata wa aatuz-zakaata warka'u ma'ar-raaki'iin

Artinya:
"Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk."

Menurut tafsir al-Muyassar, dalam ayat tersebut Allah memperintahkan umatnya untuk menunaikan sholat secara sempurna dengan melaksanakan rukun-rukunnya, wajib-wajibnya dan sunah-sunahnya.

Bayarkanlah zakat harta yang telah Allah berikan kepada kalian. Dan tunduklah kalian kepada Allah bersama umat Muhammad SAW yang tunduk kepada-Nya.

2. Al Baqarah ayat 183 berisi tentang ibadah puasa

Yaa ayyuhallaziina aamanu kutiba 'alaikumus-siyaamu kamaa kutiba 'alallaziina ming qablikum la'allakum tattaqun

Artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

3. At Taubah ayat 103 berisi tentang zakat

Khuz min amwaalihim sadaqatan tutahhiruhum wa tuzakkiihim bihaa wa salli 'alaihim, inna salaataka sakanul lahum, wallaahu samii'un 'aliim

Artinya:
"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

4. Al Baqarah ayat 196 berisi tentang perintah ibadah haji dan umroh

Wa atimmul-hajja wal-'umrata lillaah, fa in uhsirtum fa mastaisara minal-hady, wa laa tahliqu ru'usakum hattaa yablugal-hadyu mahillah, fa mang kaana mingkum mariidan au bihii azam mir ra'sihii fa fidyatum min siyaamin au sadaqatin au nusuk, fa izaa amintum, fa man tamatta'a bil-'umrati ilal-hajji fa mastaisara minal-hady, fa mal lam yajid fa siyaamu salaasati ayyaamin fil-hajji wa sab'atin izaa raja'tum, tilka 'asyaratung kaamilah, zaalika limal lam yakun ahluhu haadiril-masjidil-haraam, wattaqullaaha wa'lamuu annallaaha syadiidul-'iqaab

Artinya:
"Dan sempurnakanlah ibadah haji dan 'umrah karena Allah. Jika kamu terkepung (terhalang oleh musuh atau karena sakit), maka (sembelihlah) korban yang mudah didapat, dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum korban sampai di tempat penyembelihannya. Jika ada di antaramu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur), maka wajiblah atasnya berfid-yah, yaitu: berpuasa atau bersedekah atau berkorban. Apabila kamu telah (merasa) aman, maka bagi siapa yang ingin mengerjakan 'umrah sebelum haji (di dalam bulan haji), (wajiblah ia menyembelih) korban yang mudah didapat. Tetapi jika ia tidak menemukan (binatang korban atau tidak mampu), maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu telah pulang kembali. Itulah sepuluh (hari) yang sempurna. Demikian itu (kewajiban membayar fidyah) bagi orang-orang yang keluarganya tidak berada (di sekitar) Masjidil Haram (orang-orang yang bukan penduduk kota Mekah). Dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya."

5. Surat Ad Dzaariyaat ayat 56 perintah Allah kepada jin dan manusia agar beribadah pada-Nya

Wa maa khalaqtul-jinna wal-insa illaa liya'budun

Artinya:
"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku."

Dalam ayat ini, Allah tak hanya memperintahkan manusia saja untuk beribadah, namun juga jin. Allah memberitahukan bahwa hikmah penciptaan jin dan manusia adalah agar mereka melaksanakan ibadah hanya kepada Allah Azza wa Jalla.

Dan Allah Mahakaya, tidak membutuhkan ibadah mereka, akan tetapi merekalah yang membutuhkan-Nya. Karena ketergantungan mereka kepada Allah, maka barangsiapa yang menolak beribadah kepada Allah, ia adalah sombong.

Siapa yang beribadah kepada-Nya tetapi dengan selain apa yang disyari'atkan-Nya, maka ia adalah mubtadi' (pelaku bid'ah). Dan barangsiapa yang beribadah kepada-Nya hanya dengan apa yang disyari'atkan-Nya, maka ia adalah mukmin muwahhid (yang mengesakan Allah).

Syarat diterimanya ibadah

Agar dapat diterima, ibadah disyaratkan harus benar. Dan ibadah itu tidak bisa dikatakan benar kecuali dengan adanya dua syarat:

1. Ikhlas karena Allah semata, bebas dari syirik besar dan kecil.
Syarat yang pertama merupakan konsekuensi dari rukun Islam yang pertama yaitu syahadat "laa ilaaha illallaah", karena ia mengharuskan ikhlas beribadah hanya kepada Allah dan jauh dari syirik kepada-Nya.

2. Ittiba', sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Sedangkan syarat kedua adalah konsekuensi dari syahadat Muhammad Rasulullah, karena ia menuntut wajibnya taat kepada Rasul, mengikuti syariatnya dan meninggal-kan bid'ah atau ibadah-ibadah yang diada-adakan.

Keutamaan ibadah

Ibadah di dalam agama Islam merupakan tujuan akhir yang dicintai dan diridhai-Nya. Karenanyalah Allah menciptakan manusia, mengutus para Rasul dan menurunkan kitab-Kitab suci-Nya.

Orang yang melaksanakannya dipuji dan yang enggan melaksanakannya dicela, seperti firman Allah dalam surat Al-Mu'min ayat 60;

Wa qaala rabbukumud'unii astajib lakum, innallaziina yastakbiruna 'an 'ibaadatii sayadkhuluna jahannama daakhiriin

Artinya:
Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina."

1. Ibadah menyucikan jiwa

Keutamaan ibadah yaitu dapat menyucikan jiwa dan mengangkat seseorang ke derajat tertinggi menuju kesempurnaan manusiawi.

2. Merasa bahagia dan takut kepada Allah

Dengan beribadah maka seseorang akan mendapatkan kebahagiaan yang tidak akan terhenti dan tidak hilang, dan itulah kesempurnaan dan keindahan serta kebahagiaan yang hakiki. Maka, barangsiapa yang menghendaki kebahagiaan abadi hendaklah ia menekuni ibadah kepada Allah semata.

3. Meringankan seseorang untuk berbuat kebaikan

Ibadah dapat menghibur seseorang ketika dilanda musibah dan meringankan beban penderitaan saat susah dan mengalami rasa sakit, semua itu ia terima dengan lapang dada dan jiwa yang tenang.

4. Terbebas dari segala macam belanggu dunia

Seorang hamba dengan ibadahnya kepada Rabb-nya dapat membebaskan dirinya dari belenggu penghambaan kepada makhluk, ketergantungan, harap dan rasa cemas kepada mereka. Maka dari itu, ia merasa percaya diri dan berjiwa besar karena ia berharap dan takut hanya kepada Allah saja.

5. Mendapat ridha Allah

Keutamaan ibadah yang paling besar yaitu untuk meraih keridhaan Allah, masuk surga dan selamat dari siksa Neraka.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA