Bagaimana cara guru mengembangkan moral anak agar sesuai dengan pola perilaku masyarakat

Pendidikan moral sangat penting diajarkan kepada anak sejak usia dini. Terutama di masa sekarang dimana pengaruh teman atau media sosial sangat besar. Sehingga anak menjadi lupa sopan santun dan memiliki moral yang kurang baik. Padahal memiliki anak yang sopan dan santun serta memiliki moral yang baik tentu menjadi idaman bagi setiap orang tua.

Namun, tidak selalu hal tersebut dapat terjadi. Belum lama ini kita mendengar kabar tentang seorang siswa yang memukul gurunya hingga meninggal. Tentu kita tidak ingin anak-anak kita mengalami krisis moral seperti murid tersebut bukan?

Penulis sendiri memiliki 4 anak dengan 4 karakter yang berbeda. Penulis merasa lebih mudah mengajarkan materi pelajaran di sekolah daripada mengajarkan nilai-nilai moral pada masing-masing anak.

Pendidikan moral merupakan salah satu pendidikan yang berhubungan dengan perilaku seseorang baik itu perkataan ataupun perbuatan. Mengajarkan nilai-nilai moral lebih sulit karena tidak hanya teori tetapi justru lebih menekankan pada praktek di kehidupan sehari-hari. Selain itu juga dibutuhkan kesabaran dan kehati-hatian dalam mengajarkannya.

Menanamkan nilai moral pada anak harus dilakukan sejak dini karena pada usia dini, anak-anak masih mudah diarahkan dibanding ketika mereka sudah remaja. Nilai-nilai moral yang orang tua ajarkan sejak dini akan membekas sampai anak tumbuh dewasa.

Akan tetapi, jika caranya tidak tepat maka anak-anak tidak bisa menerimanya. Hal ini karena anak-anak belum bisa sepenuhnya menerima dan mencerna semua hal yang diajarkan kepada mereka apalagi terkait hal-hal yang bersifat abstrak.

Oleh karena itu, sebagai orang tua yang baik sangat perlu untuk memahami cara menanamkan nilai moral pada anak dengan cara yang paling efektif. Kita tidak mungkin menyerahkan sepenuhnya masalah pendidikan moral kepada sekolah. Karena pondasi pendidikan moral sebaiknya muncul pertama kali dari lingkungan keluarga.

Nah berikut ini ada 5 cara dahsyat yang bisa dilakukan orang tua untuk menanamkan nilai moral pada anak:

1. Ajarkan Kejujuran

Hal mendasar yang menyebabkan seseorang berbohong adalah kebiasaan di waktu kecil sehingga terbawa sampai dewasa.. Oleh karena itu penting sekali mengajarkan kebiasaan bersikap jujur pada anak-anak sejak usia dini.

Orang tua perlu memberikan penjelasan bahwa kejujuran akan membawa kepada kebahagiaan dan kebohongan hanya akan indah di awal tetapi membawa penderitaan sepanjang hidup. Sekecil apapun kebohongan tetap saja akan membawa dampak yang besar bagi kehidupan.

Pernah salah satu dari anak kami melakukan kebohongan. Saya terpukul sekali waktu itu. Rasanya pengin marah. Setelah berdiskusi dengan suami kami memanggil anak tersebut dan mencari tahu alasan kenapa ia berbohong. Setelah berbagai pertanyaan terjawab, lalu kami jelaskan akibat dari perbuatannya itu. Kami sangat bersyukur ia mau mengakui kesalahannya dan berjanji tidak akan mengulangi kembali. Hal yang kami tekankan adalah sekali saja berbohong sulit bagi orang lain untuk percaya kembali. Jadi usahakan untuk bersikap jujur dimanapun dan kapanpun.

2. Latihlah Tanggung Jawab

Tanggung jawab penting sekali diajarkan kepada anak sejak dini. Orang tua bisa mengajarkan pada anak untuk senantiasa meminta maaf apabila melakukan kesalahan terhadap orang lain. Sebaiknya orang tua memberikan penjelasan kepada anak-anak bahwa meminta maaf adalah bentuk dari tanggung jawab atas kesalahan yang telah diperbuat.

Di keluarga kami budaya meminta maaf setiap berbuat salah sudah mulai terbangun. Bahkan ketika saya sebagai orang tua salah tidak perlu malu untuk meminta maaf kepada anak. Budaya meminta maaf ini tidak serta merta terbangun tetapi butuh waktu yang panjang dan diulang-ulang sampai menjadi kebiasaan. Kami berharap kebiasaan meminta maaf setiap berbuat salah ini akan membentuk pribadi anak yang memiliki sifat rendah hati dan mau mengakui kesalahan sendiri.

3. Mengajarkan Sikap Menyayangi

Jarak usia anak kami memang sangat dekat. Anak pertama dan kedua terpaut 14 bulan, anak kedua dan ketiga terpaut 3 tahun sedangkan anak ketiga dan keempat terpaut 5 tahun. Jadi setiap hari rumah sangat ramai dan sering sekali terjadi pertengkaran. Pertengkaran biasanya muncul karena saling iri, berebut mainan, secara tidak sengaja menyenggol hingga jatuh, saling mengejek dan lain sebagainya. Walaupun demikian tidak berapa lama mereka akan rukun kembali dengan cara bersalaman.

Nah, di sinilah perlunya orang tua mengajarkan sikap saling menyayangi di antara anggota keluarga. Saling menyayangi merupakan salah satu sikap untuk menciptakan persaudaraan antar sesama manusia.

Sebagai orang tua, kita juga harus mengajarkan kepada anak bahwa menyakiti orang lain adalah sikap yang tidak benar dan akan berdampak buruk. Ajarkan bahwa menyakiti itu bentuknya tidak hanya perbuatan tetapi juga perkataan misalnya mengejek. Akhirnya, anak akan menghargai dengan orang yang usianya lebih tua dan menyayangi dengan yang usianya lebih muda.

4. Tanamkan Disiplin

Dengan mengajarkan anak disiplin maka pola hidup anak lebih teratur. Sehingga moralitas anak akan terbiasa disiplin berkelakuan yang baik dan benar. Sepertinya hal ini sepele namun sikap disiplin ini merupakan kunci anak patuh pada orang tua.

Sebagai orang tua jangan bosan untuk mengajak anak bangun di awal pagi, jangan lelah untuk mengajak anak sholat 5 waktu setiap hari, jangan letih untuk mengajarkan anak disiplin dalam belajar, mengaji, makan, tidur dan aktivitas harian lainnya.

Apa jadinya jika orang tua menyerah dan putus asa untuk mengajak anak dalam kebaikan? Bisa jadi hari ini anak tidak menuruti ajakan kita tetapi bisa jadi esok atau lusa ia patuh dengan perintah kita. Jadi jangan pernah berhenti untuk mengajak anak menjadi lebih disiplin.

5. Ajaklah Bergaul

Cara lain untuk menanamkan nilai moral yaitu dengan mengajarkan anak bergaul dengan orang lain. Orang tua yang sering mengajak anak bergaul membiasakan anak berkomunikasi dengan orang lain dan memahami cara menghargai sesamanya. Ajarkan anak berteman dengan baik tanpa memilih status sosial teman mainnya. Supaya anak bersikap baik terhadap sesama orang.

Salah satu dari anak kami sedikit mengalami gangguan sosialisasi dengan teman sekampung. Ia lebih asyik membaca buku di rumah berjam-jam. Setiap kami minta untuk bermain dengan teman sebayanya di luar rumah paling hanya tahan beberapa menit lalu pulang dan baca buku lagi. Akhirnya kami sebagai orang tua sering mengajak anak tersebut untuk berkunjung ke rumah saudara, menjenguk bayi teman, takziah orang meninggal, pergi ke pesta pernikahan, menjenguk orang sakit dan acara kunjungan lainnya.

Kami berharap nantinya ia berani sendiri untuk bergaul dengan tetangga sekitar. Selain itu anak juga akan memiliki empati terhadap keadaan orang lain. Kami tidak ingin anak-anak kami tidak peduli dengan kondisi sekitar. Karena hal ini bisa terbawa sampai ia dewasa nanti. Dengan rajin bergaul anak akan mempunyai empati sehingga ia dapat menempatkan diri pada posisi orang lain.

Selain empati dampak dari rajin bergaul adalah mempunyai sikap ramah. Ketika berkomunikasi dengan orang lain ajarkan pada anak agar bersikap santun dan terbiasa menyapa lebih dahulu. Dengan demikian anak akan terbiasa ramah pada semua orang dan memiliki moral yang baik. Jangan sampai anak memicu pertengkaran dengan tetangga di sekitarnya karena sikap kurang ramahnya.

.

Setelah 5 cara tersebut diterapkan, orang tua juga harus memberikan contoh perbuatan baik pada anak sehingga anak mudah menerima apa yang diajarkan orang tua. Teladan jauh lebih efektif daripada ribuan nasehat dan teori tentang nilai moral. Selain itu dalam mengajarkan nilai moral pada anak harus dilakukan secara perlahan dan bertahap supaya anak bisa mengerti setiap pengajaran yang diterapkan.

Demikian beberapa cara menanamkan nilai moral pada anak. Semoga anak-anak kita tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual tetapi juga kecerdasan emosional yaitu memiliki moral yang baik.

Susanti, Susi (2017) UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN MORAL ANAK USIA DINI 5-6 TAHUN MELALUI METODE BERCERITA DI RA AR-RASYID KECAMATAN SUKABUMI KOTA BANDAR LAMPUNG. Undergraduate thesis, UIN Raden Intan Lampung.

Bagaimana cara guru mengembangkan moral anak agar sesuai dengan pola perilaku masyarakat

Bagaimana cara guru mengembangkan moral anak agar sesuai dengan pola perilaku masyarakat

PDF
Download (67MB) | Preview

Abstract

Moral adalah suatu kapasitas yang dimiliki individu untuk membedakan yang benar dan salah. Metode bercerita merupakan penyampaian suatu pesan secara lisan dan merupakan upaya pemberian pengalaman belajar dalam mengembangkan moral anak. Berdasarkan hasil survey diketahui perkembangan moral anak di kelompok B1 RA Ar-Rasyid Sukabumi Bandar Lampung belum berkembang sesuai harapan, diantaranya masih dijumpai anak yang berbicara kurang sopan, tidak mendengarkan orang yang berbicara, suka memaksakan kehendak, bercanda ketika berdoa. Rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimana upaya guru dalam mengembangkan moral anak melalui metode bercerita di RA Ar-Rasyid Kecamatan Sukabumi Kota Bandar Lampung”. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan gambaran tentang penggunaan metode bercerita dalam upaya untuk mengembangkan aspek perkembangan moral anak usia 5-6 tahun di RA Ar-Rasyid Kecamatan Sukabumi Kota Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, dengan subjek penelitian adalah peserta didik sebanyak 15 anak dan 1 orang guru di kelompok B1 RA Ar-Rasyid Kecamatan Sukabumi Kota Bandar Lampung. Objek penelitian ini adalah upaya guru dalam mengembangkan moral anak usia 5-6 tahun melalui metode bercerita di RA Ar-Rasyid Kecamatan Sukabumi Kota Bandar Lampung. Alat pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah observasi, wawancara dan dokumentasi, sedangkan untuk menganalisa hasil penelitian peneliti melakukan penarikan kesimpulan dengan cara induktif. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa upaya guru dapat mengembangkan moral anak usia 5-6 tahun melalui metode bercerita di kelompok B1 RA Ar-Rasyid Sukabumi Bandar Lampung, yaitu: (1) Guru membuat kesepakatan dengan anak tentang aturan yang harus dipatuhi sebelum dan selama kegiatan bercerita berlangsung (2) Guru menyampaikan cerita yang berkaitan dengan penanaman nilai-nilai moral yang dekat dengan anak (3) Guru mengajak anak untuk berinteraksi dalam cerita (4) Guru meminta anak untuk menceritakan kembali kisah yang telah disampaikan.

Actions (login required)

Bagaimana cara guru mengembangkan moral anak agar sesuai dengan pola perilaku masyarakat
View Item