Bagaimana cara seorang pemimpin menjadikan konflik sebagai nilai-nilai positif

Konflik dalam sebuah organisasi sangat rawan terjadi, proses organisasi yang ketatmenjadikan konflik tak dapat dihindari.

Tapi, konflik dapat diatasi dengan baik jika ada yang mengelola. Dalam dunia bisnis, proses ini sering disebut manajemen konflik.

Manajemen adalah pengelolaan sebuah organisasi atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan konflik adalah proses yang terjadi antara dua orang atau lebih dengan tujuan menyingkirkan orang lain.  Jadi, manajemen konflik adalah sebuah pendekatan yang dilakukan untuk mengelola konflik, berkomunikasi dengan pelaku konflik, dan menjaga kepentingan bersama dalam suatu organisasi.

Menurut Howard Ross, seorang pakar, manajemen konflik adalah langkah yang diambil pihak ketiga dengan tujuan mengarahkan konflik ke hasil tertentu yang mungkin menghasilkan hasil akhir berupa penyelesaian konflik atau menghasilkan ketenangan atau hasil mufakat. Jadi, konflik bisa jadi tidak hilang dalam proses organisasi, namun tetap bisa dikelola agar proses organisasi tetap mengarah ke hasil positif.

Manajemen konflik dilakukan dengan beberapa tujuan, yaitu:

·         MENCEGAH kemungkinan terjadinya konflik.

·         MENGHINDARI dari adanya konflik yang terjadi.

·         MENGURANGI DAMPAK risiko yang diakibatkan oleh adanya konflik.

·         MENYELESAIKAN konflik dalam waktu sesingkat mungkin.

Untuk mengelolanya, hal pertama yang dilakukan adalah memahami permasalahan. Mendeteksi masalah sangat penting. Saat kita salah mendeteksi masalah, bisa jadi proses pengelolaan konflik yang dilakukan akan gagal total.

Selanjutnya, seperti seorang dokter, kita harus mendiagnosa dari mana konflik ini timbul. Siapa saja yang terlibat, dimana konflik ini terjadi, dan bagaimana cara yang terbaik untuk mengatasinya.

Saat dua hal di atas sudah dijalankan, yang terpenting adalah menyepakati solusi yang tepat bagi konflik tersebut antara pihak yang berkonflik, serta komitmen dalam melaksanakan solusi yang disepakati.

Selanjutnya, jangan lupakan untuk mengevaluasi berjalannya solusi. Saat semua berkomitmen, konflik bisa dikelola dengan baik untuk kepentingan bersama.

Proses mengelola konflik, adalah salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang manajer. Selain itu, ada beberapa kompetensi lain yang berkaitan dengan organisasi yang juga harus dimiliki.

PPSDM Aparatur telah menyiapkan beberapa modul yang daoat mendukung kompetensi pengelolaan tim dalam pelatihan Managing People. Pelatihan ini sudah digelar dua kali sepanjang 2021, dan Batch II tengah berlangsung tanggal 6-10 September 2021 ini.

Untuk tahu lebih banyak soal pelatihan-pelatihan yang digelar oleh PPSDM Aparatur, terus update informasi tentang kami di web ini.


Agita Sinulingga13 Apr
Assalamualaikum pak, saya Agita K Sinulingga (1902040031). Saya ingin bertanya pak. Apakah suatu konflik itu perlu dimanage dan jika dalam suatu organisasi terjadi konflik yang begitu besar apa yang akan terjadi dalam suatu organisasi tersebut?

Jawab Jika kita melihat buku saya di 265 sebagaimana dikutip dari buku Husaini Usman. Bahwa dalam perspektif lama konflik itu harus dihindari, tetapi dalam perspektif baru (dampak positif) konflik itu harus dikelola. Artinya, organisasi terdiri dari orang-orang. Orang-orang membentuk kelompok atau tim. Orang-orang dalam suatu kelompok misalnya dalam lingkungan sekolah pasti saling berkomunikasi atau bergaul. Maka, ketika bergaul tersebut sebagaimana kodrat alam dimana setiap pergaulangan pasti terjadi kesalahan dan kekhilafan. Apalagi, manusia juga tempat salah dan khilaf, maka konflik adalah proses ilmiah dan pasti terjadi di mana saja. Dalam hal ini konflik terjadi diri sendiri dengan seseorang seperti di sekolah. Misalnya, saya konflik diri sendiri dengan seeorang dapat terjadi karena perbedaan peranan (atasan dengan bawahan), kepribadian dan kebutuhan. Ketika kita memiliki perbedaan peran tersebut maka bagaimana atasan (kepala sekolah) dalam memberikan tugas harus bersikap adil. Seperti mempercayaka seseorang dalam menangani suatu kegiatan jangan itu-itu saja orangnya. Beri kepercayaan orang lain, sehingga tidak menimbulkan iri yang menjadi penyebab konflik.

Jika suatu organisasi terjadi konflik begitu besar, maka yang terjadi dalam organisasi tersebut ada organisasi tersebut akan menjadi lebih kuat ketika mampu menyelesaikan konflik. Salah satu tujuan konflik adalah untuk memperkuat kekuasaan atau keuntungan. Bisa meningkatkan kemersaan kelompok jika melalui solusi terbaik dan menimbulkan dinamina pencapaian yang lebih baik. Kalau kita melihat hasil konflik, ada Kalah-kalah. Artinya, kedua kelompok mengalami kerukian. Berarti organisasi tersebut akan hancur.

Saya fauziyah amalia (1902040039)

  1. Apakah dalam setiap bentuk konflik itu selalu negatif? adakah konflik bersifat positif ?
  2. Bagaimana negosisasi yang baik dilakukan dalam hubungan kerja tetapi, masih menyebabkan konflik ?
  3. Strategi konflik mnakan yang paling bagus?
  4. Bagaimana dengan penyelesaian konflik yang makin lama bukannya makin selesai malah makin berat? Apakah dengan cara menghindar itu baik?

Jawab

  1. Coba lihat buku saya di tabel persepsi manusia terhadap konflik. Cara lama (negative) konflik dianggap negative dan harus dihindari Tetapi, dalam perspektif baru (positif), konflik berdampak positif bagi organisasi. Jadi, ada konflik bersifat positif tentunya. Dari konflik tersebut bisa dilakukan revisi terhadap norma yang suda mapan, bahkan mampu menyesuaikan diri dan meningkatkan kepuasaan serta bisa mengambil langka solusi yang tepat.
  2. Negoisasi itu salah satu defenisinya dalah proses tawar menawar melalui perundingan untuk mencapai kesepakatan bersama. Negoisasi yang baik adalah semua pihak menang (saling menguntungkan). Kalau masih ada menyebabkan konflik, berarti negoisasi tersebut disebut negoisasi kompetitif atau distributive yaitusatu negoisasi yang menghasilkan ada pihak yang kalah da nada pihak yang menang. Masih terjadi pemaksaan di antara salah satu pihak.
  3. Strategi konflik yang bagus menurut saya yakni menghindar (avoidance), Menghindar artinya, menjauhkan diri agar tidak terjadi konflik. Dalam buku saya yang diambil dari Dunnete (1976) dari Husaini Usman (2013), yakni Jika kerja sama rendah dan kepuasan diri sendiri rendah maka gunakan penghindaran. Berarti menjauhkan dari lawan konflik. Penghindaran hanya cocok bagi individu atau kelompok yang tidak tergantung pada lawan individu atau kelompok konflik, dan tidak mempunyai kebutuhan lanjut untuk hubungan lanjut dengan lawan konflik.
  4. Avoidance (menghindar) itu baik jika kita memang tidak ada hubungan lanjutan dengan lawan konflik tersebut. Jika ada hubungan lanjutan bisa gunakan compromising, tawar menawar untuk mencapai kesepakatan.
  5. Hasil konflik itu kan ada 1. Kalah-kalah. 2. Kalah-Menang, 3. Menang-Kalah dan 4. Menang-Menang. Jika kita ambil dari itu, maka kita memilih yang mana. Karena memang setiap konflik itu, harus ada hasilnya. Kalau makin berarti berarti ada pihak yang kalah dalam konflik tersebut. Atau makalah keduanya mengalami kerugian karena hasil konflik Kalah-Kalah.

Pertanyaan
Assalamualaikum wr.wb. Pak. Saya Yayang Anggraini (1902040051) Pada halaman 257 disebutkan Memilih Strategi Mengatasi Konflik. Jadi pertanyaan saya. Apa saja strategi yang tepat dalam mengatasi Konflik dalam bab XIII ini pak? Baik sebelumnya terima kasih Pak. Assalamualaikum wr.wb.

Jawab
Pertanyaan Anda hamper mirip dari salah satu pertanyaan Fauziah Amaliyah. Ini pendapat saya; Strategi konflik yang bagus yakni menghindar (avoidance), Menghindar artinya, menjauhkan diri agar tidak terjadi konflik. Dalam buku saya yang diambil dari Dunnete (1976) dari Husaini Usman (2013), yakni Jika kerja sama rendah dan kepuasan diri sendiri rendah maka gunakan penghindaran. Berarti menjauhkan dari lawan konflik. Penghindaran hanya cocok bagi individu atau kelompok yang tidak tergantung pada lawan individu atau kelompok konflik, dan tidak mempunyai kebutuhan lanjut untuk hubungan lanjut dengan lawan konflik.

Pertanyaan
Assalamu’alaikum pak, saya Widya Salza Putri (1902040002). Saya mau bertanya pada bagian strategi mengatasi konflik yaitu smoothing atau conciliation. Pada bagian tersebut tertulis “conciliation berbentuk mengambil muka (menjilat) dan pengakuan”. Pertanyaan saya adalah bukankah mengambil muka (menjilat) itu perbuatan yang buruk pak? Bahkan bisa jadi konflik tersebut makin besar karena seperti ada hal yang ditutupi sebab menjilat itu pak?

Jawab
Conciliation atau juga smoothing (penghalusan) artinya dalah tindakan mendamaikan yang berusaha untuk memperbaiki hubungan dan menghindarkan rasa permusuhan terbuka tanpa memecahkan dsar ketidakpastian. Di sini memang dijelaskan, conciliation adalah berbentuk mengambil muka (menjilat) dan pengakuan. Tapi, perlu diingatkan conciliation ini cocok digunakan apabila kesepakatan itu sudah tidak relevan lagi dalam hubungan kerja sama. Artinya, apa yang dilakukan tersebut adalah sebagai bentuk tindakan mendamaikan yang tentunya untuk memperbaiki hubungan dan menghindarkan rasa permusuhan terbuka. Kalau kita melihat di sini, smooting itu dilakukan karena jika kerjasama tinggi dan kepuasaan diri sendiri rendah. Artinya, kita mengakui atas yang dilakukan oranglain tersebut karena memang semua itu tidak relevan lagi. Persoalan konflik itu makin besar atau tidak, lihat saja hasilnya? Mungkin saja ada pihak yang kalah dan menang dalam konflik tersebut?

Pertanyaan :
Assalamualaikum pak. saya Dea humaira ginting (1902040022) saya ingin bertanya kepada bapak di dalam manajemen konflik dan negosiasi itu ada strategi mengatasi konflik point yang ke 4 itu maksud nya bagaimana nya pak? Terimakasih
Jawab
Strategi mengatasi konflik menurut Dunnete dalam Husaini Usman (2013). Point 4 yakni jika kerja sam tinggi dan kepuasan diri tinggi maka gunakan kolaboratif. Kedua bela pihak yang berkonflik masih mempertahankan keuntungan terbesar bagi dirinya atau kelompoknya saja. Artinya, konflik yang harus diselesaikan harus memuaskan kedua belah pihak. Istilah hasil konflik harus Menang-Menang.

Pertanyaan
Pak saya ingin bertanya, bagaimana cara meminimalisir konflik?

Jawab ;
Ada banyak strateginya, tapi sebaiknya menghindar (avoidance), Menghindar artinya, menjauhkan diri agar tidak terjadi konflik.

Pertanyaan ; Sri Rahayu13 Apr Assallamualaikum pak,Saya Sri rahayu ingin bertanya kepada bapak,pada bab ini kan sudah membahas tentang manajemen konflik dan negoisasi, pertanyaan saya konflik apa yang sering terjadi di lingkungan pendidikan seperti sekolah khususnya buat para tenaga pendidik pak?

 Jawab


Konflik yang sering terjadi di sekolah dapat kita lihat ari penyebab konlik itu sendiri. Misalnya, konflik dengan diri sendiri yang terrjadi karena adanya tindakan yang bertentangan dengan hati nurani. Seperti konflik diri sendiri dengan seseorang yang terjadi karena perbedaaan peranan (atasan dengan bawahan). Misalnya, ada kebijakan kepala sekolah yang bertentangan dengan diri seorang guru. Seperti ada guru yang tidak disiplin, tetapi tidak dilakukan tindakan apa-apa oleh kepala sekolah. Ada kepala sekolah yang hanya mengajak guru itu-itu saya dalam menyelesaikan tugas-tugas berbasis proyek. Hal ini tentunya menyebabkan iri. Ini biasanya yang sering terjadi di sekolah.

Pertanyaan Diah Riska sepvani13 Apr

Maaf sebelumnya pak, saya izin bertanya. Dari pembahasan yang sudah saya baca. Disitu banyak sekali konflik-konflik yang terjadi. Jadi pertanyaan saya, konflik apa yang paling sering terjadi? Dan mengapa konflik itu bisa terjadi?


Jawab Dari beberapa penyebab konflik, di Indonesia khususnya konflik yang sering terjadi adalah konflik kelompok dengan kelompok dalam sebuah organisasi karena ambisi salah satu atau kedua kelompok untuk lebih berkuasa ada kelompok yang menindas, ada kelompok yang melanggar norma-norma buda kelompok lainnya, ketidak adilah kelompok lain, dan keserakan kelompok lainnya (konflik primordial). Ini tentunya sering terjadi apalagi saat pemilu kemarin. Sangat jelas kelompok mana yang berambisi dan selalu menyerang dan melakukan penindasan. Konflik akibat SARA (suku, agama, ras dan antargolongan) juga kerap terjadi di Indonesia, bahkan konflik antara penduduk pendatang dan penduduk asli kerap terjadi.

Konflik ini terjadi karena ada pemaksaan atau penindasan dari suatu kelompok ke kelompok lain atau ada kelompok yang serakah. Sedangkan konflik SARA lebih kepada adanya ancaman status, iri atas keberhasilan penduduk pendatang terhadap penduduk asli, dan ketidakadilan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Adanya persaingan tidak sehat dan kepriadian yang tidak cocok terhadap norma-norma.

Pertanyaan :
Eka Nur khasanah13 Apr
Assalamualaikum pak, saya Eka Nur Kasanah (1902040047) ingin bertanya. Ada statement yang mengemukakan bahwa “di dalam diri manusia itupun ada konflik”. Bagaimana cara seorang pemimpin menjadikan konflik sebagai nilai-nilai positif yang akan membangun sebuah kekuatan kerja? Terimakasih pak

Jawaban;
Konflik itu adalah proses alamiah, yang terjadi dalam setiap organisasi sekaligus merupakan dinamuka organisasi dan kehidupan pribadi anggota organisasi. Jadi, jika kita melihat persepsi manusia terhadap konflik dalam buku saya sebagaimana dikutip dari Husaini Usman. Bahwa konflik ternyata memiliki dampak postiif, pemimpin bisa menjadikan konflik sebagai sesuatu yang harus dikelola karena dari konflik tersebut bisa dilakukan revisi atas kebijakan atau memperbaiki norma yang sudah mapan. Misalnya, ada kebijakan yang ternyata menimbulkan konflik, dari konflik tersebut bisa dilakukan sehingga tidak terjadi konflik atau setidaknya berkurang. Konflik juga mampu menyesuaikan drii dan meningkatkan kepuasaan. Serta mengambil tindakan. Jadi, seorang pemimpin bisa mengambil konflik menjadi kekuatan besar. Misalnya konflik pribadi antar diri sendiri dengan seseorang. Atas dengan bawahan. Ketika atasan menilai bawhannya tidak bisa bekerja, atau tidak patuh terhadap perintah, maka atas akan melakukan tindakan forcing (pemaksaaan) dengan memutasi anggotanya. Atau malah memecat anggota.

Pertanyaan:
Febby Indriani
Assalamualaikum pak, maaf saya mengumpul tugas terlalu sore karena banyaknya tugas dari dosen lain pak. Setelah saya membaca buku manajemen pendidikan mengenai materi bab 13 ini pak. Saya kurang paham mengenai bentuk konflik dan macam negoisasi yang dipoint b pak, bisa tolong dijelaskan pak?
Nama saya Rika Trisna Manik (1902040048)pak pertanyaan saya adalah apa yang dimaksud konflik vertikal merupakan konflik antar komponen masyarakat di dalam suatu struktur yang memiliki hierarki. Terimakasih pak

Jawab untuk pertanyaan Febby Indriani dan Rika Trisna Manik
Pada point b dijelaskan berdasarkan posisi dan pelaku yang berkonflik

  1. Konflik vertical merupakan konflik antarkomponen masyarakat di dalam satu struktur yang memiliki hirarki.
  2. Konflik horizontal merupakan konflik yang terjadi antarinvidu dan masyarakat yang memiliki kedudukan sama.
  3. Konflik diagonal merupakan konflik yang terjadi karena ketidakadilan alokasi sumberdaya ke seluruh organisasi sehingga menimbulkan pertentangan ekstrem.

Penjelasan; Pada konflik vertical maksunya bahwa konflik itu terjadi dalam sebuah struktur hirari di sini adalah ada tingkatan atau jenjang jabatan atau tingkat kewenangan dari paling bawah sampai paling atas. Misalnya, kepala sekolah dengan wakil terjadi konflik itu ada hubungan hirarkinya. Kepal sekolah dan wakil. Antara kepala daerah (walikota) dengan Gubernur. Jadi sangat jelas disitu adalah di mana posisi dan pelaku yang berkonflik tetapi tentunya yang memiliki hirari untuk point 1. Sedangkan konflik horizoantal antarindividu dan masyarakat yang memiliki kedudukan sama. Artinya, konflik antaragama dan antaretnis. Dalam posisinya sama-sama di tengah-tengah masyarakat tetapi terjadi benturan budaya dan kecemburuan sosial.

Konflik diagonal maksudnya, karena adanya ketidakadilan dalam mengalokasikan sumber daya ke seluruh organisasi. Misalnya, menempkan orang-orang untuk kedudukan suatua organisasi, tidak tepat orangnya, akibatnya bisa menimbulkan konflik.  Itu penjelasan saya.

Feny Rizka13 Apr
Saya Feny Rizka Antami (1902040044) ingin bertanya pak. Saya masih belum paham dengan bagian strategi mengatasi konflik dengan cara Forcing, apakah cara ini bisa digunakan dalam pendidikan pak? Terima kasih pak

Jawab
Strategi mengatasi konflik dengan cara forcing (pemaksaan) adalah menyangkut menggunakan kekerasan, ancaman dan taktik-taktik penekanan yang membuat lawan melakukan seperti yang dikehendaki. Misalnya, ketika ada seseorang antara atasan dan bawahan berkonflik, atasan bisa saja mengancam dengan akan memindah ke daerah tertentu atau kebagian unit tertentu. Karena takut akan ancaman tersebut biasanya orang-orang yang diancam akan melakukan apa yang diperintahkan.

Pertanyaan
Indah Damayanti13 Apr
Assalamu’alaikum pak, nama saya Indah Damayanti (1902040005). Saya ingin bertanya pak mengenai bentuk konflik, di buku yang saya baca di bagian point D berdasarkan konsentrasi aktifitas manusia dalam masyarakat itu yang pertama ada konflik sosial dan dalam konflik sosial itu terdapat dua point lagi yaitu konflik sosial vertikal dan konflik sosial horizontal, coba bapak jelaskan dengan bahasa yang sederhana maksud dari konflik sosial vertikal dan horizontal ? Terimakasih pak
Nabila Hasanah13 Apr
Saya ingin bertanya pak, di buku halaman 251 ada d situ tertulis konflik sosial dibedakan menjadi konflik sosial vertikal dan Horizontal, nah jadi saya mau bertanya pak apa itu konflik sosial vertikal dan konflik sosial Horizontal. Terima kasih Pak

Jawab: Dari pertanyaah Indah Darmayanti dan Nabilah Hasanah. Ini jawaban saya; Konflik sosial vertical adalah konflik antara individu, kelompok, status sosial yang berbeda. Misalnya, konflik antara atasan dan bawahan, antara kepala desa dengan camat atau antara pemerintah daerah (walikota) dengan gubernur.

Konflik sosial horizontal adalah konflik antara memiliki status sosial yang sama. Seperti konflik antaragama, antaretnis, antarpenduduk asli dengan pendatang atau antarpribudi dan nonpribumi.

Pertanyaan
Jihan Nabila
Konflik terbuka konflik yang ditemui semua pihak, berikan contohnya.

Jawaban:
Contoh konflik sosial horizontal. Misalnya, konflik antaragama. Jelas diketahui semua pihak. Konfli antarpendatang dan penduduk pribumi yang terjadi di Papua belum lama ini. Semua tahu terjadi konflik disana. Itu konflik terbuka.

Pertanyaan
Maulina 201813 Apr
Pak saya ingin bertanya apakah konflik didalam organisasi sangat menguntungkan pak???
Maysuri Samosir13 Apr
Pak saya ingin bertanya, Apa keuntungan terjadinya konflik dalam sebuah organisasi?

 Jawab;
Dari dua pertanyaan di atas,  tentunya harus tergantung persepsi kita memandang. Di buku saya jelas ada tabel persepsi lama dan baru terhadap konflik. Kalau persepsi baru dia memandang konflik itu menguntungkan. Dari konfliks tersebut bisa berdampak positif terhadap organisasinya, seperti adanya perbaikan terhadap kesalahan, ada penyesuaian diri dan peningkatan kepuasan bahkan sampai ada tindakan yang tepat dalam menyelesaikan masalah.

Pertanyaan
Nurhaliza Chaniago13 Apr
Saya Siti Nurhaliza Chaniago (1902040035) ingin bertanya mengenai materi pembelajaran pada BAB XIII. Pertanyaan saya, Mengapa dalam suatu organisasi konflik seringkali terjadi? dan apakah ada dampak positif ataupun negatif dari adanya konflik tersebut?

Jawaban;
Konflik dalam suatu organisasi seringkali terjadi karena ada beberapa penyebab. Di buku saya jelas sebagaimana dikutip dari Husaini Usman

  1. Terjadi karena adanya tindakan yang bertentangan dengan hati nurani, ketidakpastian mengenai kebutuhan yang harus dipenuhi, konflik peranan, konflik kepribadian dan konflik tugas di laur kemampuannya. Misalnya, ada seseorang dalam suatu organisasi bisa saja tempat kerja diberi tugas diluar kemampuan oleh atas, maka akan timbul pertentangan dalam hati. Ini disebut konflik diri sendiri dengan seoerang karena perbedaan peranan (atasan dengan bawahan). Selalu ada forcing (pemaksaan) dari atasan. Dampaknya apa, dampanya tentunya akan mengganggu norma yang sudah ada, menganggu hubungan kerja sama dan menyebabkan stress, frustasi dan lainnya (sisi negative), tetapi di sisi positif, ada perbaikan misalnya bawahan tersebut bisa bekerja lebih giat, bahkan malah terjadi peningkatan efektif kerja. Biasanya bawahannya kerjanya malas-malas bisa lebih giat, dan akhirnya menghewat waktu dan tenaga. Pekerjaan yang biasa dilakukan 2-3 hari ternyata bisa satu hari.

Pertanyaan
Nurul Hasanah.Kenapa harus ada dalam hasil konflik ada empat macam :1. saya kalah,anda kalah 2. saya menang,anda kalah 3. saya kalah,anda menang 4.saya menang,anda menang. coba jelaskan pak maksudnya! terimakasih pak.

 Jawaban;
Maksudnya ketika ada orang berkonflik tentunya ada hasilnya;

  1. Kalah-kalah. Artinya, kedua kelompok mengalami kerugian. Saya tidak oke, Anda tidak oke.
  2. Kalah – Menang. Artinya, kelompok yang kalah merugi dan yang menang untung. Saya tidak oke, Anda oke.
  3. Menang- Kalah. Artinya, kelompok yang menang untung, kelompok yang kalah rugi. Saya oke, Anda tidak oke.
  4. Menang-Menang. Artinya, kedua kelompok diuntungkan, biasanya melalui kompromi atau kolaborasi. Saya oke, Anda oke. Kedua belah pihak senang atas hasil yang dicapai.

Pertanyaan
Nurul Latifah
Dari Tabel 13.3 Strategi mengatasi konflik, mengapa bisa dikatakan tidak asertif?

Jawaban :
Sebelumnya kita harus membahas, apa itu asertif. Kata arsertif diserap dari bahasa Inggris yakni assertive. Yang diartikan tegas dan assertiveness dimanai ketegasan. Dalam berkonflik sikap asertif sangat dibutuhkan, bagaiman seseorang itu harus berbicara tegas dan terbuka terkait dengan sesuatu apalagi menyangkut hak-hak. Jadi ketika saya tidak oke, Anda tidak oke pada posisinya, dan stretegi penghindaran maka perilaku yang muncul tidak asertif, berarti ada tidak ketegasan.